I BELUM ·DIKOREKSI I
HISALAH
PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN
'l'ahun Sidang
Masa Persidangan ke
Jenis Rapat
RapCt:t ke
Hari I tanggal ·
p u k u 1
Tempat
K e t u a
Sekretaris
A c a r a
H a d i r
Pemerintah hadir :
SOESILO SOEDARMAN
Anggota Te tar~ :
1990 I 1991
I
; RAPAT KERJA PEMBICARAAN 'l'INGKAT III
RUU TEN'l1ANG KEPARIWISATAAN
5
SENIN,
09.00
27 AGUSTUS 1990
s/d. 15.00 WIB. \'JACANASABHA II
WARNOHARDJ.O, SE
DRS. AGEM GINTING
Pembahasan DIM RUU tentang Kepari
wisataan
35 dari 37 Anggota Pansus
-. MENTERI PARIWISATA, POS DAN TELEKOMU
NIKASI.
1. JOOP AVE, 2. PROF. DR. M. DIMYATI HARTONO, SH., 3. DRH. JULCHAM
MUSLIHUN, 4. DRS. ANDI APPISAMMENG, 5. DRS. BUDIHARTO 6. DRS. SOE'l'JI PTO, SH 1 MH. / 7. P. C. HARIJAWAN 8. CHR. TITA-
LEY, SH., 9. DRS. I.G. ARDHIKA, 10. DRS. R. SARWONO.
Anggota Penggant!
1. DRS. H.S.A. BERMANI 3. M. MASJKUR, SH.
Pimpinan PANSUS
2. RUSLI YAHYA:, SH
1. WAHNOHAHDJO, SE., 2. DR.: IR. G.M. 'l'AMPUBOLON, 3. lGN. ISTIANTO
eUWl\HGONO, 4 ~ · DHS. H. ZAHKASHI NUR, 5, IR. H. ANWAR DA'l'UK.
1. NY. ENDA NG K. Hn1EN SOE1-JENO, 2. IBNU SALEH, 3. DRS. SOEHARDI,
4. IH. LUl\AS NANLOHY, 5. J .G. WOWOR, SlL, 6 •. ABDUL LATIEF, SH. 1
., • DRS .. H. MANSJOER SJAH ARK I ANG I a·~- NY. IR. ·~rATI SUNARTI . SOEMIAR-
NO, 9. OBOS SYABBANDI PURWANA, 10. DRS. BAMBANG WAHYUDI, 11. SOE
MARNO, 12. JOEPITO, 13. SUHAS'l'ADI, 14. SAHUW!'UNG SASTHOHAMIDJOJO /
15 • • ••••••••••••
- 2 -
15. SUBAGYO, SH., 16. MUHAMMAD BUANG, SH., 17. DRS. MOH. HUSNIE
THAMRIN, 18. NY. DJ/\ILINAR OErroMO, BA., 19. I GUSTI NGURAH YUDBA.
-An9gota -Pengq.9-nti
L H. ESMAIL HOH. MAHMUD 2. DRS. SOEJOED BINWAHJOE,· SH
3 . HERMAN MOTE I 'SH
L1-. Dr. AISJAH R. PANANRANG 1 • SKM 5. KI SURATMAN
t, 6. H. SUNDORO 'SYAMSURI 7. S 0 EAR DI 8. ABDUR RAUF LUBIS 9. H. FACHRURAZY, A.H.
10. DRS. H. BUNYAMIN MATALITTI
11. DJENNY SUHARSO, SH
KETUA RAPAT
- 3 -
KETUA .RAPAT. (WARNOHARDJO,· SE) :
Catatan yang disampaikan oleh Sekretaris quorum sudah tercapai dan se
mua Fraksi sudah terwakili, izinkanlah saya trembuka Rapar Paripuma Pansus
RUU Kepariwisataan yang ke 5 dan dinyatakan sebagai rapat terbuka.
Saudara Menteri Bapak Susilo Soedannan yang saya honnati, Sekjen be
serta staf Departemen yang saya honnati, rekan-rekan Anggota Pansus yang
terhormat. Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah lMr, karena
berkat ridho serta rachrnat yang dililnpahkarmya kita dapat rrenghadiri Rapat
Paripuma yang ke 5 ini dalam keadaan sehat walafiat
Selanjutnya atas nama. Pansus RIJU Kepariwisataan kami juga ingin menyampaikan
ucapan selamat kepada Bapak Menteri yang kemarin bersama-sama Bapak Kepala
Negara telah neresntikan salah satu proyek Telkom, yang sekali lagi merupakan
la:qgkah kemajuan di Departemen yang dipimpin Bapak Menteri clan lID.ldah-nn.idahan
dapat narberikan satu sarana pemmjang kepadi kepariwisataan dimasa yang
akan datang yang Rl.JU-nya kita bahas sekarang ini.
Acara sebagai.nana telah kita sepakati pada·hari Sabtu bahwa hari ini kita
akan melanjutkan pernbicaraan Bab IV clan selanjutnya dengan satu catatan ki
ta akan mendengar dari pihak Penerintah, hasil rumusan setelah keempat Frak
si menyampaikan butir-butir penyempurnaan yang diseleksi ataupun dipilili pa
da Bab-Bab IV, V, VI, VII sampai IX.
Dari catatan yang dapat kami himptm berdasarkan infentarisasi masalah-m:lsa
lah, butir-butir masalah, perubahan yang di.sampaikan clan yang diarrhil dari DIM sebagai kerangka acuhan kita, temyata masih cukup banyak perubahan
yang diusulkan, .ada 22 butir masalah yang meliputi Bab IV, V, VI, VII.
Izinkan saya secara singkat rrenginfentarisasikan butir-butir masalah yang
dimaksudkan, 'sehingga dengan demikian kita bisa nanti mengarrbil langkah
langkah untuk kita bisa nenyelesaikan sesuai dengan jadwal acara.
Bab IV, FKP rrengusulkan 12 butir perubahan, FABRI 6 butir, FPP 8 butir dan
FPDI 3 butir.
Bab V : FKP 1 butir, FABRI 1 butir, FPP tidak acla clan FPDI 2 butir.
Bab VI : FKP 1 pasal, FABRI 1 pasal, FPP 1 pasal dan FPDI 1 pasal.
Bab VII : FKP 1 pasal, FABRI 1 pasal, FPP ti~ ada dan FPDI tidak ada·.
Bab VII dengan Bab IX keempat Fraksi temyata tidak ada korrentar.
Oleh karena itu saya ingin tawarkan sebelun kita trenberikan kesempatan kepa
da Fraksi ABRI dan juga tmtuk ioomanfaatkan waktu seefisien nn.mgkin, apakah
tidak bisa Bab yang sudah kita sepakati dan temyata tidak dikomentari yak
ni Bab VIII clan Bab IX kita ketok dulu untuk nanti kita lanjutkan ke Panja.
Apakah dapat disetujui ? (Sidang setuju) Terima kasih.
Disamping kedua Bab FPDI mengusulkan Bab barn mengenai.Kelembagaan clan
Bab tentang Ketentuan Peralihan, saya kira nanti kita akan bahas berikutnya
dan sesuai dengan acara yang telah kita sepakati bersarria.. Saya kira keempat
Fraksi dapat rrenyetujui untuk rrerberikan keseropatan pertama-tama kepada
::! pihal<. ................ .
- 4 -
pihak Pemrrintah naril:>acakan hasil rumusan penyempurna:m daripada Bab IV khu
susnya, kita batasi Bab IV dulu setelah mendengar dan rrencatat perubahan-peru
bahan yang disampaikan olehkeempat Fraksi. Dapat disetujui? (Sidang Setuju). Demikian kami serahkan kepada pihak Penerintah
'MENPARPOSTEL · (SUSIID 'SOEDARMAN) :
Assalanru.'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ..
Salam sejahtera dan selamat pagi.
Kita wajib bersyukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, oleh karana rachrnat dan ridhonya jualah kita bertemu kenbali dalam sehat walafiat untuk melanjutkan Pansus hari ini.
Izinkalah saya atas nama. Perrerintah khususnya jajaran Parpostel menyampaikan
uacapan terima. kasih atas do' a restunya sehingga acara di Wonosari berjalan
lancar, sukses rralahan menipis sekali, jadi kita mulai jam 10 .00 WIB tepat jam 10. 00 WIB dan selesainya jam 11. 45 WIB, itu Kepela Negara meninggalkan
Wonosari persis seperti acara. Dan m:i.lahan kalau dilihat uda.ranya Tuhan nern
beri ridho kepada kita sekalian. Kalau tanggal 24 hujan deras, 25 terang ben
derang, baru sesudah jam 02 .15 masuk kekendara.an di Halim Kepala Negara dan
kita itu, rnaka gerimis baru turun tanggal 25. Kami ingin nanbawa salam daripada rakyat Wonosari, Guntmg Kidul terutam:i. ke
pada Anggota Pansus khususnya dan Dewan Perwakilan Rakyat pada umunnya neskipun tidak terkatakan sampai tersirat dari muka rrereka bahwa yang dulu selalu nenjadi berita da.ri Wonosari. Seka.rang dari Wonosari kita bisa dengan uenghubungi Duta Besar kita di Singapura, suatu kemajuan yang sungguh rreru
pakan loncatan. Tapi lebih daripada itu kami ingin ITEnyampaikan infonnasi bahwa jajaran Telkan Indonesia marasa bahwa kegiatan di Wonosari rrereka aadar bahwa temyata semangat UEreka apa yang rrereka kerjakan itu bila dimm
faatkan sebaik-baiknya itu juga nemberikan imtek kepada Nation Charakter
Building. Karena dipilihnya Wonosari oleh karena Wonosari rrempunyai peran
pen ting pada j aman perjuangan kernerdekaan nerebut kerrbali Ibukota Negara. Dari sanalah oleh Sersan Udara Basuki Hardjo yang kemudian. Kapten Saudara Anunerta dibawah Pimpinan Kapten Budihardjo Mantan Menteri Penerangan disiarkanlah serangan tmm Yogyakarta keseluruh dunia :· sehingga Belanda ma.rah, se
hingga tanggal 9 nereka nenyerang Wonosari itu lebih besar daripada serangan ke Yogyakarta sendiri waktu 1~ Desenber. Jadi born dijatuhkan sampai 28 buah, kemudian juga terjun paytmg di Gading, lalu didaratkan yang pihak darat mak
sudnya hanyalah untuk rrerebut pesawat i tu.
AThamdulillah pesawat itu tidak bisa dicuri dan cliketemukan dan s~rang ada
di llisiem Perjuangan Angkatan ·udara di Yogyakarta. Disinilah sekilas sehingga ivent paratokoh-tokoh Angkatan Bersenjata yang di
sana Pangdam, Kapolda, udaranya juga belum tahu itu setelah diungkap lalu ~
reka .baru tahu bahwa peranan Wonosari adalah demikian rrenentukan dalam keber
hasilan perjuangan keni>alinya Republik nantinya." M..idall-Dll.ldal1cn1 •••......
/
- 5· -
Mudah-mudahan tahlll1 ini Ac~ mendapat giliran yaitu tanggal 20 Oktober sebagai
Propinsi Daerah Istimewa yang kedua, jadi kedua propiru3i sesudah Jakarta.
Oleh karena kita anggap Aceh juga nempt.n1yai peranan yang amat penting <la.lam
perjuangan dahulu, sehingga dibelinya pesawat Seulawah yang kerwdian rrenjadi
Garuda dirnana Parpostel sangat·ditun~ang oleh Garuda dalam peningkatan kepari-
wisataan ini. Insya Allah berturut
akhir tahlll1 1993 itu semua 301Daer
t propins i lain sehingga ins ya allah.
Tingkat II cliseluruh Indonesia itu Kabu-
paten Tingkat II nya selesai diotoma isasikan.
Ini sebentar ulangan da.n izinkalah s ya menyampaikan ucapan terirna kasih oleh
karena telah menerima daftar dengan · antar oleh surat dari DPR tanggal 25
Agustus 1990 Norror : PW.00/3246/DPR- /1990. Jadi ini dalah daftar daripada
pennasalahan tidak keseluruhan yangf dalam DIM, tetapi terbatas yang ter
dapat pada surat yang diantar oleh D -RI tadi.
Jadi··saya ingin nenyampaikan bahwa j aban Perrerintah yang akan segera mulai
ini clisamping didasarkan pada DIM b yang saya sebutkan juga berdasarkan
kesepakatan tentang pengertian wisata sebagai titik tolak perrbahasan lebih
lanjut dan prinsip-prins ip mengenai penbahasan pas al 7. Sedangkan untuk Ba
dan clan Dewan Pertmbangan yang diusulkan oleh fraksi setelah lobby tanggal 24
Agustus 1990 jam 13.00 sampai jam 14.00 pada prinsipnya semua pihak dapat rre
.ngerti sebagai sesuatu yang kurang efektif. Namm clemild.an tidak tertutup ke
m.mgkinan dapat tetap diajukan. Prinsip Perrerintah dalam hal ini. adalah tetap
pada konsep RIJU mengenai hal itu. Oleh karena itu izinkanlah sayarranulai Bab
IV, oleh karena kelompokkan tidak berdasarkan fraksi tetapi tiap-tiap pasal
dalam RIJU nenjawab langsung semua fraksi yang nengajukan. Ini kita pilih ka
rena lebih sesuai dengan sistimatika RlJU sekaligus untuk menghindarkan pengu
langan.
Demikianlah sebagai pengantar, maka izinkanlah saya mulai dengan Bab IV.
Dalam judul RUU Kepariwisataan pasal 7 berbunyi : Usaha kepariwisataan dapat
berupa : Penyenggaraan wisata, pengusahaan obyek wisata clan usaha penunjang.
Fraksi Karya Pembangunan usul penyernpumaan pasal 7 rrenjadi pasal 8 baru, de
ngan rumusan : Usaha kepariwisataan dapat berupa : Usaha jasa kepariwisataan,
usaha pendukung j asa kepariwisataan.
Jawaban Pemerintahadalah sebagai berikut : Pa~ dasarnya PerrErintah dapat rre
nyetujui usul perubahan yang diajukan FKP dengan penarrbahan kata j asa yang
penggi.m.aan:nya sudah barang tentu dengan ,,immpertirrbangkan kesepakatan yang
te;ah dicapai atas pengertian tentang wisata, pariwisata clan kepariwisataan.
Oleh ka.rena itu Penerintah berpendapat butir a) tetap rrencakup penyelenggara
an wisata yang dengan kesepakatan dapat dirubah nenjadi "penyelenggara jasa
wisata" bukan usaha jasa kepariwisataan, demikian tmtuk FKP.
Sek.arang izinkanlah kami FABRI yang nengusulkan kata ''Kepariwisataan'' diganti
nenjadi "Pariwisata" dan kata "dapat" dihapuskan.
Pas al 7 berubah menj adi pas al 8 baru dengan rtmJSan : Us aha pariwisata berupa
a) Penyelenggara wisata, p) Penyelenggara obyek wisata clan c) Usaha penunjang.
J awaban Pemerintah ....... .
/
- 6 -
Jawaban Penerintah sebagai berikut : tentang usul penghapusan kata " dapat".
Peirerintah kurang sependapat, seba:b kata "dapat" ini perlu untuk nenggarrbar
kan bahwa penggolongan-penggolongan ini masih berkembang. Jadi rrenggarrbarkan
bahwa penggolongan-penggolongan ini masih berkenbang.
Mengenai pengusahaan obyek wisata diganti rrenj adi pengusahaan wisata, Pemerin
tah berpebdapat bahwa pengusahaan adalah aktifitas atau kegiatan, sedangkan
pengusaha adalah orangnya atau pelaku kegiatan. Narmm hal itu rrenyangkut pasal
7, Pemerintah berpendapat sebaiknya kita pegang kesepakatan yang telah ada me
ngenai pasal tersebut, ini Fraksi ABRI. Sekarang kami rrohon izin untuk Fraksi PDI rrengus\11.kan pasal 7 menjadi pasal 8
dengCln rumusan sebagai berikut : usaha kpariwisataan dapat berupa : a) Penye
lenggara wisata, b) Pengusaha obyek wisata, c) Pengusahaan sarana, pasilitas
dart. usaha penunj ang kepariwi.sataan lainnya.
Jawaban Pemerintah pada dasarnya dapat rrenyetujui usul perubahan atas pasal 7
tersebut. Usulan perubahan ·yang diajukan oleh FPDI khususnya butir c) nengenai
kata ''sarana'' tampaknya mendekati arah perubahan yang terj adi atas pengertian
wisata sebagaimana telah disepakati dalam Pansus. Mungkin pendapat ini dapat
dikaji khususnya rrengenai pengusahaan sarana, sedangkan perurnusan selanjutnya
disesuaikan dengan kesepakatan tentang kata wisata, pariwisata, dan kepariwi
sataan serta implikasinya terhadap pasal ini.
Pas al 8 · ayat ( 1) berbunyi :
termasuk ...... .
- 7 -
termasuk dalam lingkup pengaturan mengenai kepariwisataan berdasar
kan Undang-undang ini adalah usaha impresariat dan usaha lainnya
yang berupa penyelenggaraan program wisata pada kegiatan tertentu
ini adalah usul Pasal baru daripada Fraksi PDI.
Sedangkan Fraksi Karya Pembangunan mengusulkan Pasal 8 ayat (1)
menjadi Pasal 9 ayat (2) baru, dengan rumusan sebagai berikut :
Pasal 9 ayat (2) baru :
Usaha jasa kepariwisataan meliputi antara lain : usaha kawasan wi
sata, usaha perjalanan, usaha angkutan wisata, usaha akomodasi,.
usaha rekreasi qan hiburan, usaha konferensi dan pameran, usaha
pernandu wisata dan usaha impresariat.
Jawaban Pemerintah mengenai usul FKP terhadap Pasal 8 ayat (1) men
jadi Pasal 9 ayat (2) baru : jenis-jenis usaha lebih tepat ditem
patk~n pada Pasal 16, namun demikian karena hal ini·terkait dengan
kesepakatan yang lalu yang telah dicapai tentang kemungkinan peru
bahan Pasal 7, nah oleh karena itu hal lni akan lebih tepat dibahas
setelah Pasal 7 mendapat.kesepakatan secara pasti.
Sekarang dari Fraksi ABRI mengusulkan sebagai berikut
Pasal 8 ayat (1) disempurnakan, sedangkan ayat {2) nya diti~dakan.
Dengan rumusan Pasal 9 baru sesuai Fraksi ABRI sebagai berikut :
Termasuk dalam lingkup pengaturan mengenai kepariwisataan berdasar
kan Undang-undang ini adalah usaha impresariat, penyediaan informa
si, promosi, pemasaran dan usaha lain.
Jawaban Pemerintah aaaiah sebagai berikut :
Seperti halnya pad~ FKP Pemerintah berpendapat usul Fraksi ABRI me
ngenai Pasal 9 yang baru ini lebih tepat ditempatkan pada Pasal 16
dan 23 yang isinya dapat dibahas lebih lanjut dalam kaitan dengan
kesepakatan tentang perubahan Pasal 7.
Pasal 8 ayat (2) berbunyi kegiatan tertentu sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dapat berupa program wisata sebagai bagian dari pe
nyelenggara konvensi, .konferensii p~kan seni dan.olah raga
Kemudian FKP mengusulkan penyempurnaan sebagai berikut :
a. Pasal 8 ayat (2) berubah menjadi Pasal. 9 ayat (2) baru, rumus
annya menjadi sebagai berikut : Pasal 9 ayat (2) baru usaha pen
dukung jasa kepariwisataan itu meliputi antara lain usaha mana
gement kepariwisataan, usaha konsultan kepariwisataan, usaha
cindera mata.
Jawaban Pemerintah : Jenis-jenis usaha yang diusulkan tentang ·mana
gement kepariwisataan, usaha konsultan kepariwisataan yang diusul
kan pada Pasal 8 ayat (2), pada prinsipnya perlu rnendapat perhatian
akan tetapi penggolong an sebagaf usaha pendukung perlu disesuaikan dengan
pengerti an ....
_, 8 -
pengertian wisata yang telah disepakati, mungkin dapat ditampung
pada Pasal 16.
b. Pasal 8 ayat (3) perumusan baru sebagai berikut :
Selain sebagaimana qimaksud dalam ayat (1) dan (2) diats, maka
Pemerintah dapat menetapkan jenis usaha kepariwisataan lainnya.
Ternadap usulan ini jawaban Pemerintah adalah sebagai berikut :
mengenai usulan FKP penambahan ayat (3) bg,ru pada Pasal 8, Pemerin
tah pada dasarnya dapat menerima tetapi perlu dibahas lebih lanjut
mengenai materi dan penempatannya didalam Panja.
Fraksi ABRI tidak ada.
Kemudian usul Fraksi POI Pasal 8 ayat (2) ~enjadi Pasal 9 ayat (2)
baru mengenai ketentuan lebih lanjut tentang kepelaksanaan sebagai
mana dimaksud dalam ayat (1) diatas diatur dengan Peraturan Peme
rintah.
Jawaban Pemerintah sebagai berikut : terhadap usulan Fraksi POI
kurang sependapat dengan Fraksi PDI mengenai Pasal 8 RUU menjadi
Pasal 9 ayat (1) untuk diatur dalam bentuk Peraturan Pemerintah
karena yang diatur dengan Peraturan Pemerintah, seharusnya keten
tuan lebih lanjut yang substansinya sudah tercan.tum dalam Undang
undang.
Pasal 9 Penyelenggara wisata adalah usaha penyediaan jasa atau
pengatur wisata dan penyelenggara wisata. Ini adalah Bab IV RUU.
Sekarang bagaimana usul FKP terhadap usul ini, Pasal 9 menjadi Pa
sal 10 baru. Rumusannya menjadi sebagai berikut :
Pasal,,10 baru. Usaha jasa kepariwisataan dapat diselenggarakan oleh
badan usaha yang berbentuk badan hukum atau perorangan.
Jawaban Pemerintah : Usul Pasal 9 menjadi Pasal 10 baru, Pemerintah
kurang sependapat. Oleh karena yang diatur dalam Pasal 9 adalah
substansi kegiatan. Sedangkan usul FKP pada Pasal 10 baru adalah
mengenai pelaku kegiatan, _dimana masalah pelaku ini dalam RUU te
lah diatur dalam Pasal 10. Namun rnengenai usul tentang pelaku ke
giatan yang berbentuk badan hukum perorangan pada dasarnya Pernerin
tah dapat rnenghargai aspirasi yang timbul dan untuk tepatnya ini
diusulkan dibahas dalam Panja.
Sekarang kita berlanjut ke Pasal 10 RUU ayat (1) dari Bab IV yang
berbunyi dalam RUU.
(1) Penyelenggara wisata dilaksanakan oleh badan usaha yang ber-
bentuk Perseroan Terbatas.
Usul FKP Pasal 10 ayat (1), pertanyaan kepada Pemerintah atas Pa
sal 10 RUU, alasan Pernerintah mengapa penyelenggaraan wisata hanya
oleh badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas.
Untuk .....
- 9 -
Untuk rnenjawab pertanyaan itu, Pemerintah menjawab seba~ai berikut :
Alasan Pemerintah bahwa ba~i penyelenggaran wisata hanya oleh badan
usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas, oleh karena bentuk badan
usaha tersebut memiliki kekuatan hukum yang lebih kuat dan bertang
gung jawab. Atau mempunyai kekuatan hukum yang lebih kuat dan per
tanggung-jawaban yang jelas.
Usul Fraksi ABRI terhadap Pasal 10 ayat (1) RUU. Kata Perseroan Ter
batas diganti dengan Badan Hukum.
Sehingga hasil penyempurnaannya menjadi berbunyi
(1) Penyelenggara wisata dilaksanakan oleh badan usaha yang berben-
tuk Badan Hukum.
Untuk itu jawaban. Pemerintah adalah : Dalam hal ini Pemerintah sa
ngat menghargai aspirasi yang berkembang, namun demikian kiranya
perlu dibahas lebih lanjut dalam Panja.
Sekarang usul FPP mengenai Pasal 10 ayat· (1) RUU. Kata Perseroan
Terbatas diganti dengan Badan Hukum Indonesia. Jadi bunyinya setelah
disempurnakan atas usul FPP adalah : Penyelenggaraan pariwisata di
laksanakan oleh badan usaha yang berbentuk Badan Hukum Indonesia.
Jawaban Pemerintah, sama dengan jawaban pada Fraksi ABRI. Dan sa
ngat menghargai ~spirasi yang berkembang yang melandasi usul dari
pada FPP.
Sekarang ijinkanlah saya pada usul Fraksi POI terhadap Pasal 10
ayat (1). Usul penyempurnaan berbunyi (1) Usaha penyelenggarart wi
sata dilaksanakan oleh BUMN, Koperasi, Swasta dan Perorangan yang
berbentuk Badan Hukum. Ini lebih jelas sekali, artinya memperinci
Cini kome~tar saya).
Jawaban Pemerintah adalah : Dalam hal ini sama dengan yang telah
disampaikan kepada Fraksi ABRI dan Fraksi PP, akan tetapi Fraksi
POI mengusulkan perorangan yang berbentuk badan hukum.
Pemerintah kurang faham dalam hal ini, mohon difahamkan.
Dernikian, tanggapan jawaban Pemerintah terhadap.Pasal 10 ayat (1)
dari pada RUU.
Maka kami .berlanjut ke ,Bab·JIV,,:Pasal 11 :.yang. buqyinya dalam RULJ : ·
Penyelenggara wisata dalam kegiatannya wajib menyediakan dan meng
gunakan tenaga pemandu wisata.
Ada usul dari FKP.pada Pasal itu, usulnya adalah menjadi Pasal 12
baru, dengan usul rumusan sebagai berikut :
Pasal 12 baru : Syarat-syarat dan ketentuan lainnya,mengenai pe
nyelenggaraan jasa kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
11 di atas, diatur lebih lanjut oleh Peraturan Pemerintah.
Ijinkanlah saya memberikan jawaban Pemerintah mengenai usul FKP
Pasal ...... .
- 10 -
Pasal 11 baru, Pemerintah berpendapat bahwa hal ini terkait dengan
kesepakatan yang telah dicapai tentang pengertian wisata, yang di
usulkan adalah penyelenggaraan jasa kepariwisataan. Hal itu berbe
da substansial dengan RUU karena yang dimaksud RUU adalah penye
lenggara wisata saja. Jasa kepariwisataan lebih luas daripada ha
nya wisata.
Sekarang usu~ FPP. Kata pemandu wisata diubah menjadi pramuwisata
Indonesia dan penyelenggaraan wisata menjadi penyelenggaraan wisa
ta. Sehingga hasil penyempurnaan PPP terhadap Pasal 11 sebagai ber
ikut : Penyelengga~aan pariwisata dalam kegiatannya wajib menyedia
kan dan menggunakan tenaga pramuwisata ·Indonesia.
Jawaban Pemerintah adalah : Perlu dipegang kesepakatan tentang ka
ta wisata oleh karena itu penggunaanny~ harus tepat, dalam hal ini
bukan penyelenggara pariwisata tetapi penyelenggara wisata atau
jasa wisata.
Kita berlanjut ke Pasal 12 RUU yang bunyinja sebagai berikut :
Pengusahaan obyek wisata meliputi kegiatan pembangunan obyek wisa
ta beserta prasarana dan sarana wisata yang diperlukan termasuk
atraksi wisata beserta pengelolaannya, atau kegiatan pengelolaan
obyek wisata yang telah ada.
Us ul F. KP I ........... · ·
- 11 -
Usul F.KP Pasal 12 RUU menjadi Pasal 13, dengan usul penyempurnaan sebagai be
rikut . Ini usul FKP Pasal 13 baru, menjadi 2 ayat.
Ayat (1), "Usaha Kawa.san wisata meliputi kegiatan pembangunan prasarana dan sa
rana.kepariwisataan disuatu areal dengan batas tertentu serta pengelolaan dan
promosi sebagai obyek dan daya tarik wisata".
Sedangkan ayat (2), "Usaha Kawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), wajib di
rancang dan dikelola sedemikian rupa agar. 'dapat menampung semua tingkatan usaha
kepariwisataan secara seimb.ang dan merata".
Ini adalah usulan F.KP • Jawaban Pemerintah adalah, Pemerintah berpendapat
bahwa usul FKP untuk me~empatkan kawasan wisata pada Pas.al 13 baru, seyogyanya di
tangguhkan, pada saatnya nanti kita membahas Pasal 32 RUU Kepaniwisataan, karena
didalam Pas.al 32 telah diatur tentang kawasan wisata dan syarat-syarat pengelo -
laannya.
Sekarang ingin saya berlanjut ke Pasal 13 RUU Ayat (1) berbunyi sebagai berikut:
"Termasuk dalam pengusahaan obyek wisata adalah wisata buru, wisa.ta petoalangan,
yang tentunya istilahnya ini nanti disepakati. wisata budaya yang menjadikan
aspek budaya dalam kehidupan masyarakat sebagai obyek wisata dan wisata agr6
dan lain-lain yang sejenis. Ada usul FKP Pasal 13 ayat (1), ini tentu akibat
dari tambahnya pasal menjadi Pasal 14 baru usulan FKP dengan rumusan usulan
FKP sebagai berikut, Pasal 14 baru "Usaha perjalanan meliputi kegiatan mengatur
mengurus dan melayani perjalanan wisatawan ", jawaban Pemerintah mengei.lai usaha
perjalanan telah tertampunghdidalam bagian 2, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, di -
bawah judul penyelenggaraan wisata yang akan disesuaikan dengan kesepakatan ten
tang usul penyempurnaan Pasal 7 RUU.
Izinkanlah saya berlanjut ke Fraksi Persatuan Pembangunan, sebagai berikut
usul penyempurnaan Pasal 13 Ayat (1), wisata buru menjadi "Perburuan", "Wisata
Petualangan" menjadi "Pengembaraan", "budaya" menjadi "kebudayaan" dan pada ak
hir kalimat Pasal 13 ayat (1), ditambah dengan anak kalmmat baru dengan tetap
memperhatikan keyakinan agama.
Isi Pasal 13 ayat (1), diusulkan menjadi sebagai berikut
Ini setelah atau menda~atkan usul dari FPP.
1. "Termasuk dalam pengusahaan daya tarik pariwisata adalah
a. Perburuan, b. Pengembaraan, c. kebudayaan, yang menjadi aspek budaya da~
lam kehidupan masyarakat sebagai daya tarik pariwisata7 ... dengan tetap memper -
hatikan ke!fmkinan agama dan d. agro dan lain-lain yang sejenis.
Terhadap usulan FPP Pemerintah memberikan jawaban sebagai berikut
Ayat (1) , mengenai wisata petualangan menjadi pengembaraan sebaiknya dikon
sultasikan dengan ahli bahasa Indonesia, memang petualangan sama pengembaraan
mana yang lebih positif, mengembara apa petualang. Petualang itu t±d~~ pakai
dasar, kalau mengembara seolah-olah tidak ada tujuan, ini hanya komsntar sedi
ki t. Tapi itu semua selera dari pembaca dalam hal ini, tapi baik sekali bahwa
jawaban kita adalah sebaiknya dikonsultasikan dengan ahli bahasa.Intlonesia.
Mengenai/ .........•...•.......
- 12 -
Mengenai masalah "budaya" diganti dengan "kebud.q1.yaan",
itupun perlu dikonsultasikan dengan ahli bahasa Indonesia.
Penambahan anak kalimat, dengan tetap memperhatikan keyakinan
agama, Pemerintah berpendapat bahwa masalah agama penting bagi
pembinaan pariwisata nasional. Osul menghilangkan kata "wisata"
didepan kata "wisata Agro" :1 Pemerint.Rh kurang sependapat, oleh
karena kata wisata menunjuk jenis obyek yang dimaksud, meskipun
sekali lagi, pemasangan kata majemuknya ini dikonsultasikan
dengan ahli bahasa Indonesia, saya kira ini penting, ada agro
wisata, ada wisata agro, yang mana ini yang didepan apa yang
dibelakang ini perlu dikonsultasikan oleh ahli bahasa Indonesia.
- Kita berlanjut ke Pasal 14 RUU] yang bunyinya sebagai
berikut: " Pengusahaan obyek wisata dapat dilaksanakan oleh badan
usaha atau Perorangan, pengusahaan.
Usul FKP telah diajukan pada Pasal 8 dan Pasal 9, usul FABRI, PAsl 14 ini menjadi Pasal 15 baru dengan rumusan Pengusahaan
obyek wisata dapat dilaksanakan oleh badan usaha berbentuk badan
hukum atau perorangan.
Jawaban Pemerintah> Pemerintah kurang sependapat karena badan
usaha pengertiannya lebih luas daripada yang berbentuk bad an
hukum ini dapat mencakup yayasan atau kelompok sosial tertentu
dalam masyarakat. I11i mestinya ada perundang-undangan
mengistilahkan d~ruikian. Demikian ini mengenai, jadi ternyata
ini hanya dari Bab F. ABRI, satu yang ada usul terhadap Pa;.~al 14
RUU. Mohon izin untuk terus ke Pasal lfi HUU yang bunyi.nya sebagai
berikut: "Usaha pe.nunjang kepariwisataan meliputi "
a) penyediaan akomodasi;
b) penyediaan makan minum;
c) penyediaan angkutan wisata;
d) pendidikan te.naga kepariwisataan .-·
Usul F. KP tetap> F.ABRI, terhadap Pasal 16 RUU diminta
penyerr1purnaan.
1. Kata "meliput.i" diganti dua kata " dapat. berupa" 2 butir d.
menjadi butir g. 3. ditambah butir-butir baru> d. konsultan
pariwisata, e. manajemen pariwisata, f. penyediaan cideramata.
Jadi ini Pasal 16 RUU. Ini tanpa mengurangi usul-usul dan tanpa
mengurangi/ ....... .
- 13 -
mengurangi RUU hadirin sekalian yang kami hormati. Ada satu ini
masuk mana?> ini pribadi. Sudah ada pamer rinduJ sudah ada yang
mengatur tour, tapi yang mengatur tour, tapi yang mengatur
konvensi itu belum ada. Sehingga sekarang ini, ranking Indonesia
didalam wisata konvenei tinggi sampai 94 sudah dibock wisata
konvensi, pandu dunia akan kesini, arkeolog dunia akan kemari,
kemudian Pilatteli dunia juga akan kemari dan lain sebagainya.
Jadi pokoknya semua asosiasi yang datang kepada saya mau
mengadakan work convention, minta izin, bolehkah kami mengadakan
work konvention, wisata konvensi, itu di boyong ke Indonesia,
saya katakan setuju, nanti akan diatur misalnya, kalau konvensi
itu hanya 400, Solo 750, Yogya 1000, Medan 2000 keatas, Bali di
Denpasar. thtdi dengan demikian ada andispotion, ini hanya
memberikan tambahan> karena saya belum melihat adanya konvensi
dicantumkan. Jawaban Pemerintah mengenai usul F.ABRI adalah 1 usul
kata "meliputi" diganti dengan kata "db.pat berupa", pad-::s. dfas.!;!.rnya
dapat diterima, semoga melegakan F.ABRI. Sedangkan penambahan
butir-butir baru, mengenai konsultan pariwisata, manajemen usaha
pariwista dan penyediaan cinderamatal bentuk permasalahannya
terkait erat dengan kesepakatan yang ak~n diambil terhadap
perubahan Pasal 7.
Usul F.PP, Penyempurnaan kata "kepariwisataan" menjadi
kegiatan pariwisat.a", kata "Wisata" menjadi "Pariwis.ata, butir d
pasal 16 RUU dihilangkan dan materinya dipindahkan dalam Bab
tersendiri "Bab Pendidikan". ~Jawaban Pemr.::rintah, usul ten tang
penggatian kata "kepari~·dsataan" dengan " Kegiatan Pariwisata",
ini perlu dipegang kesepakatan tentang Pasal 7, sedangkan usul
mengenai "Pendidikan tenaga kepriwisataan" dijadikan "Bab
sendir.i". Pemerintah berpe.ndapat> bahwa pendidikan tena.ga
kepariwisataan memang penting, tetapi perlu dilihat secara
proporsional dalam konteks keseluruhan proses kepariwistaan,
sedangkan masalah pendidikan telah ada Undang-undang yang
mengatur masalah itu sebagai Undang-undang pokoknya. Karena itu
dalam "pendidikan tenaga kepariwisat.aan", Pemerintah berpendapat,
hal itu merupakan bagian daripada sistem pendidikan nasional.
Sebagai Penjelasan tambahan dari ini kami, memang pendidikan atau
SDM (Sumber Daya Manusia) menjadi salah satu fokus sapta
kebijakan kepariwistaan atau sapta kebijakan pariwisata.
~Jadi/ ......... .
- 14 -
Jadi nomor 6 adalah Sumber Daya Manusia, tetapi mengenai
izin itu dari P dan K, ini kami laporkan.
Dalam Pelita V ini akan tambah dua BPLP kecuali Bandung dan Bali/
Ujung Pandang akan segera ada BPLP, dan satu di Sumateral saya
persilahkan Mendagri mengetok apakah di Sumut ataukah di Sumatra
Baratl jadi ini untuk diketahui. Di Riau sudah punya Akademi
Swasta.
Didalam me.nentukan bagaiaruana bentuk rupa BPLPnya dengan
kurikulumnyaJ dan 4 Akaderui bagaimana disahkan apa tidak, itu
disahkan oleh P dan K, slipnya 28, 4 akademi swasta sudah
selesai, 28 SMIP (Sekolah Menengah Industri Pariwisata), itu
tujuannya 28, baru 19. Jadi dimohon swata ikut serta mendirikan
SMIP. Jawaban kami demikian untuk F. PP. Sekarang izi.nkanlah terus dengan Pasal 17 ayat 1 RUU yang
berbunyi satu penyediaan akomodasi kepariwisataan dapat berupa
hotel pondok wisata penginapan remaja atau penyediaan bumi
perkemahan. Ini F PP diminta disempurnakan pasa1 17 ayat l
yaitu kata kepariwisataan dirubah menjadi kegiatan pariwisata
sehingga pasal 17 ayat 1 berbunyi satu penyediaan akoruodaai
kegiatan pariwisata dapoat berupa pondok wisata, penginapan
remaja atau penyiapan bumi perkemahan jawaban pemerintah usulan '
perubahan istilah kepariwisataan ruenjadi kegiatan periwisata
pemerintah berpendapat agar kita berpegang pada basil kesepakatan
mengenai ketentuan umum tentang wisata.
Sekarang kita ke Ayat (2) dari Pasal 7 RUU yang bunyinya
·· Osaha penyediaan setiap j en is akomodasi sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), dibedakan berdasarkan kriteria yang disusun
menurut jenis dan tingkat fasilitas yang disediakan".
Usulan F.PP pada Pasal 17 ayat (2), pada akhir kalimat
ditambah anak kalimat baru "yang ditetapkan oleh Ment.eri".
Jawaban Pemerintah, pada dasa1~ya Pemerintah tidak keberatan atas
usul F.PP.
Usulan. •••••••••
- 15 -
U sulan . F .PP . Paaal 17 ayat ( 2) pada akhir kalimat di tam ball anak
kalimat baru, yang ditetapkan oleh Menterio Jadi · ini barangkali kata Menteri yang nongol. Jawaban Pemerintah pada dasarnya Pemerintah tidak keberatan atas usul F.PP. Mudah-mudahan lega inio Namun Pemerintah lba ini, jadi ini kita belajar dari DPR yang k_! mi horaat1 ini selalu pada dasarnya tidak keberat~ namun lha 1-ni, kita lalu mendengar kata nannm lalu kuda-kuda)dipasang apa ini dari pihak Fraksi. Namun Pemerintah juga teta~ berpegang kepada penjelaaan Pemerintah apa yang dimaksud Peme~intah dalam hal ini. l'ah oleh karena itu Pemerintah beBPendap'l-t hal tersebut dibicarakan lebih lanjut dalam Panja untuk-dikajilseberapa jauh terkait dengan lintas sektoral. Sekarang F.KP Pasal 20 RUU menj.! di _Pasal 28 baru. Jadi usul F .KP adalahi Pasal 20 aenjadi PaaalL 28 baru. Berhenti: sebentar memberi keaempatan membuka pasa1 1 tu
lalu kita lanjutkan ayat (1) perubahau rumusan, ayat (2) rwausan baru, ayat (3) perubahan rumusan dan ayat (4) rumusan baru. Sehingga setelah dirumus dan disempumakan, usulan FeKP Pasal 20 menjadi 28 berbunyi sebagai berikut, jadi Paaal 28 baru atas usul F.KP ·: l. Pend.idikan tenaga kepariwisataan diselenggarakan dengan tujuan.~emenuhi kebutuhan tenaga ahl.1 dan terampil di b! dang kepariwisataan. Yang ke 2 : Pendidikan tenaga kepariwisata -an sebagaimana d.iiaksud dalam ayat ( 1) merupakan bagian dari
sistim pendidikan nasional. Ke 3 Kurikulan pend.idikan tenaga ke -pariwisataan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1) dan ( 2) disu -
S\Dl berdasarkan tujuan pendidikan tenaga kepariwisataan yang d.! perlukan. 4. Pendidikan tenaga kepariwisataan sebagaimana dima,! sud dalam. ayat ( 1), ayat ( 2) dan ayat ( 3) diselenggarakan oleh Pemer~tah dan masyarakat. Tenaga ini, jawaban Pemerintah berb,!! nyi sebagai berikut : mengena1 uaul R.KP yang menyatakan bahwa pendidikan kepariwisataan diselenggarakan oleh Peaerintah dan masyarakat pada das<Arnya PemerintCAb dcapat menyetujui. Ini lega lag1. Oleh karena pada kenyataannya saa~ ini pendidikan kepariwisataan diselenggarakan oleh Pemerintah dan masyarakate Tadi saya·audah barikan tambahan penjelasan kit& Pemerintab hanya mend.irikan DPil' lagi untuk menampung melahirkan ll3a000 tenaga terampil dan terd1dik di bid.an& kepariwisa:taan. Kita perlu 113. 000, kemampuan kita baru 50.000, &ehingga Tuh&D. baik sekali k,.i pada kita den&an APBN de.sentralisa.si oleh Mendagri kita akan memaka.i gedung mantan APDN da.lam hal in1 bekas wong ini barang itu wituk menjad.1 DPLP di UJlJD&Pandang atau disa1ah satu di
Sumbar atau di Sumatera Utara Mad.an. Sebagai in.tormasi kalau men -dirik.an loamen tergantung berapa ribu ~amar yang acla dis~tar
wilayah. •••••
- 16 -
wilayah itu karena; audah ada rayonisasi. Juga akademi, supaya apa. Jangan aamapai te1ab dididik nganggur. Ini perlu diketahui semua diperb.itW'l&kan• Seterusnya penjelasan in1 aecara t.idak resJai, ta-· pi saat yang baJ.k 1ni kita saapaikan. Ini resmi 1ni, namun saat penempatan Paaal 26 d.alam pemeeahan empat ayat. Pemerintah berpen ..,.. dapat dibicarakan .saJa di dalaa Panja. Demikian a~ baiknya di -
bahas dalam P~a. 1'.ita ten.is dengan RlJU Paaal 20 : l. Pendidik• an tenaga kepar:Lwisataan diaelenagarakan untuk meaenuhi tenaga ahli dan terampil di bidang kepa.riw1sataan yang merupakan bagian dari sistim pendidikan nasional. 2. Kuriku.lum tonaga kepariwisataan seb.i&aimana yang dimaksud dalaa ayat (1) diawsun berdasar -ken kebu.tuhan. ~ernyata 1ni espress 1ni terus ke Paaal 2l RUU a penyeltnggaraaQ l.lSalla penunjang dilakukan berdasarkan isin usaha k.ecuali beberapa Jenis u.saha yang merupakan usaha ru.mah tangga. Ternyata F.PP menan&&api den&an usul terhad.a.p Paaa.J. 21, pada akhir ·kallmat ditambab anak kalimat baru de?lian tetap meaperhatikan ketentuao. Paaal 4 hur\lf b.
( interupai : Anggota Pansua) .ANGGOTA F.PP (MUHAMMAD WANG, SH)
Karena ada perubahan pasal yang di depan, maka disitu bukan Pasal 4 melainkan Pasal 6 baik dengan perubahan YaDi sud.ah kita setujui.
MENPARPOSTEi- ( SOESILO SOEDARMAN)
Jadi 'bukan Paaal 4 teta.pi Paaal 6 1ntinya, baik aeka.11, buruf b•Hasil penyempurnaan ini menjadi sebagai berikut: peny~ lenggaraan usaha penunjang dilakuk.an berdasar iain usaha kecuali beberapa jenis usa.ha yang merupakan usaha ru.mab. tang&a dengan te.tap meaperhatikan ketentwm Paaal 6 huru.t b. Jawaban ldta dari pi -hak Peme•intah ada.lah aebagai berikuti atas usul teraebut PemerJ.n tab. kurana aependa.pat oleh karena sesuai dengan keaapakatan men.(! nai Pa.aal 7 yang termasuk dalq jenis u.saha ini, tidak termasuk usaha obyek wisata. Jadi t1d.ak terma.suk. usaha obyek wisata saja. Sekarang Bab IV maa1h RUU usaha kepariwisataan bagian kelima yai't\1. impree&r'iat. Paaal 24 : Penyelengaraan impresariat cUlakukan dengan meaperhatikaA nilai-nilai budaya bangsa, ke•usi1aan dan .· k£ tertiban umW'I. F.PP menguaulkan. • penyelenggaraan iapresariat ·ci.1-J.ak.ukan dengan meaperhatikan den&an iat.mgguh-.sungguh ad.at istiadat, nilai-nilai &&araa. pandangan dan nilai-nilai yang hidup di maaya -rakat, kesuailaan da.n ketertiban umum. Jawaban Pemerint.ab .sesuai dengan penJelasan RUU, maka Pemex-intab sependapat kalau faktor agama mempunyai peranan yang penting dalam pembinaan.kepariwisataan.
Mengenai. •••••••
- 17 -
Mengenai penoantuman ad.at istiadat dalam pasal tersebut sesuai densan penJelasao Pemerintah terdahulu. pengertian adat istia~t sudah tercakup dalam pengertian n1la1-nila1 budaya cangsa. Ini mengenai Paaa.l 2.4 RlJU.
RJJU Paaal 25 : Usaha impresariat hanya dapat dilakukan oleh bad.an usaha berbentuk Perseroan ~erbataa. F.PP mengusulkau. Uaaha impresariat d.llakukan bad.an usaba berbentuk badau hukum Indoneaiae Jawaban Pemerintah berdaaarkan pengalaman prak.tek selama 1ni yang ternyata kurang aehat Pemerintah berpendapat bahwa usaha impresariat lebih tepat d.ilakukan hallya oleh Perseroan ?erbatas mengingat bahwa bentuk tersebut lebih men;)amin adanya kepastian hukwn dan pertanggungan jawab yang jelas. Haaun pada daaarnya Pemerintah alum menampung aapirasi yan.s berkem'bang. Jadi ak.omodatif ini. Usulan Fraksi PDI ' l. Usaha im.presariat dapat dilak.ukan oleh BUMN, swasta yang berdasarkan hukwn dan perorangano 2. Ketentuan lebih lar1jut mengenai impr_! sariat sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1) , diatur dengan Per! turan Pemerintah. Ini usulan Fraksi PDI. Jadi jawabannya adalah untuk ayat ( 1) sama seperti jawaban Pemerintah kepada F .PP. Sedangkan mengenai usulan ayat (2) sudah ditampung dalam Pasal 26 RUU. Silabkan membacanya Pasal 26 RUU. Baiklah sekarang mari kita bersama-sama membahas RUU Pasal 270 Ayat ( 1) : Dalam rangka pengembangan dan peningkatan kepariw,! sataan dilakukan penyediaan informasi yang seluaa-luasnya mengenai kepariwisataan Indonesia. (2) : Informasi kepariwisataan disusun selengkap mungkin dan secara terpadu sehingga mampu memberikan daya tarilt untuk be!: wisata dan kejelasan mengenai obyek wisata, kalender acara, kemudaban transportasi yang tersedia, adat istiadat setempat, :taailitas-fasilitas kesehatan, pengamanan, penukaran uang, ak._2
modasi• gastronomi, harga dan tarif. (3) : Penyediaan informasi kepariwisataar{· sejauh mungkin diup~ yakan sehingga dapat dilakukan oleh masyarakat yang berusaha di bidang kepariwisataan. Ini juga tambahan di luar RUU saya ingin menyampaikan informasi '8ngditerima dari Irjen Deplu waktu mengeeek perwakilan kita di luar, dulu tidak pernab ada jawaban bagaiaana ly:tt cukup apa tidak, selalu tidak. Sekarang ini jawabannya lebih baik d.ari pada waktu-waktu yang sudah karena memang belum pernah Departemen Parpostel khususnya Direktorat Jenderal Par mencetalt liftluk terutama oleh swasta itu hampir 2 juta liftluk dan setengah juta poster yang tersebar keseluruh perwakilan kitao Jadi ternyata ini memang sangat penting. Sekarang ini dengan Indoterisme insya Allah 25 September sampai 1 Oktober
diharapkan. o•o•o
- 18 -
diharapkan daerah itu menyampaikan:informasi mengenai daerahnya. Jadi secara nasional kita sudah melaksanakan dengan kemampuan. yang ada dan nanti didorong, ini bukan dirangsang untuk daerah menampilkan apa liftluk dan poster mereka, ini nanti dapat dilihat saat bapak .. bapak dan ibu-ibu, kami mohon melihat waktu kita mengadakan pameran akbar kepariwisataan di Jakarta ibu kota ini. Sekarang bagaimana usul F.KP terhadap RUU Pasal 27 ini. Usul F.KP, 1. Agar dimasukkan informasi promosi dan pemasaran untuk tujuan terutama mengembangkan dan meningkatkan kepariwisataan dan arus kunjungan wisata. 2. Inf'ormasi promosi dalam pemasaran dilaksanakan secara terkoordiner terpadu antara Pelllerintah, badan usaha, masyarakat. J·adi sudah berjalan. 3. Pelaksanaan ayat ( 1) dan ( 2) diatur dalam Peraturan Pemerintah. Ini adalah usulan F.KP terhadap ayat dari Pasal 27 RUU. Jawaban Pemerintah, Pemerintah sependapat bahwa inf ormasi yang di. dalamnya telab mencakup promos! dan pemasaran pada akld.rnya bertujuan untuk penigkatan kepariwisataan dan arus kunjungan wisata koma oleh karena itu di dalam memberikan informasi, Pemerintah telah memerinci sebagaimana ada dalam Pasal 27 ayat (2) dalam RUU. Namun bahwa kegiatan informasi perlu dilakukan terkoordinasi dan terpadu anatar Pemerintah, badan. usaha dan masyarakat terhadap ini Pemerintah memang sependapat dan apakah tidak lebih lanjut pelaksananya ini perlu diatur dalam Peraturan PemerintahQ Oleh karena itu sebaiknya dikaji bersama~ dalam Panja, dikajio Sekarang baimana usul Fraksi ABRI terhadap pasal inio Mengenai materi tidak ada perubahano Terima kasih kepada Fraksi ABRI. Hanya mengenai kejelasan informasi yang dirinci dalam Pasal 27 ayat (2) RUU diusulkan untuk ditamplUlg dalam Penjelasano Ini usulnya Fraksi ABRI. Jawaban Pemerintah : Pemerintah berpendapat bahwa rincian kejelasan informasi tetap dalam batang tubuh sebagaimana dimaksud Pasal 27 ayat (2) RUU. Disamping dirasakan lebth tegas dimasukkan pula materi muatannya dalam pelaksanaan diatur dalam Peraturan Pemerintah. Namun demikian apabila dianggap perlu dapat dibahas lebih lanjut dalam Panjaw Ini untuk Fraksi ABRI. Apakah kita dengan Bah· IV dulu, apakah kita teruso
KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE)
Saya kira, tadi kami usulkan ki.ta batasi Bab IV dulu.
MENPARPOSTEL. o••uQ
19
MENPARPOSTEL (SOESILO SOEDARMAN)
Mohon maaf ini. yang telah disampaikan ini bukan rumusan tapi prinsip-perinsip yang perlu disepakati. Jadi ada hal-hal yang belum disepakati, kita sependapat usul-usul agar disepakati dibicarakan dalam Panja sttip miring Timus bergantung kwalitas perumusannya. Yang kedua ingin diingatkan bahwa perubahan yang terjadi pada Pasal 7 perlu dipertegas dalam Penjelasan bahwa kedudukan semua jenis usaha kepariwisataan adalah sama kedudukannya. Jadi tidak ada yang untergeordnet tapi_neben, tidak ada yang utama dari penunjang de· primus interparis:_:. Yang ketiga, waktu penyiapan jawaban sangat sempit lebih ku -rang 30 jam.
Ol~h karena itu apabila disana-sini kurang memenuhi Fraksi
Fraksi yqng kami hormati, saya mohon dimaafkan.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh .
. KETUA •••••••••••
- 20 -
KETUA PANSUS WARNOHARDJO SE
Kepndo Pe erintah kami ucopkan terim~ knsih, seandni-nyn sudah din noskah tertulis untuk dibagiknn, knmi roso nkan lebih\efektif untuk bisa para anggota mengikuti-nyn. \
Keputusnn rn\nt hnri Snbtu mengnmnnntknn kepndn kitn untuk membatnsi pembahasan pnsnl-posal, Bab-bob yang sudah kita sepakati itu dalnm bentuk prinsip-prinsipnyn sojo, ini ako.n memudnhknn kita bersamn. Dnri pihnk pemerintoh sudah menjawab usul snron perubnhan yang dicnntumkan dolam DIM ke-4 froksi khususnyo dolam Bab IV. Tidak kurang 31 butir todi yang disampoikon pihak pemerintoh, menanggapi berbagni mo-
--cam perubahnn penyempurnaan yong terdiri daripodn penyempurnaan redoksi, substansi, taksir don sistematika. Dari 31 yg diusulkon ke-4 fraksi menurut cataton komi, pihnk pemerintah telah sepakot prinsipnya untuk ditarik dan diangkat pembahsannyo ke tingkat Panja don kami mohon perhntian dori setiop froksi untuk tidok mengulangi lngi, yokni Pnsnl 9, 10, 16, 20 (usul F-KP dibuat posal boru/Pasal 28), 21, 24 oyat (1) dori F-PP don Pasal 27. Dengnn pengertinn lain pihok pemerintnh prinsipnya sudnh setuju, baik perubohan redaksi, tnksir, substansi mnupun sistematika untuk dibahas di dnlam Pnnja.
Jndi komentor pemerintah, sudah menyetujui usul perubahan yang diusulknn ke-4 .fraksi yang komi cotat persetujuon itu baik menyangkut redaksi, toksir, substnnsi maupun sistemotika, don selnnjutnya diusulkan pernerintah untuk dilnnjutkan pembahosannya di Panja. Oleh karena itu kami ingin mengusulkon untuk lebih memudahkan masolah apo yang sudah disetujui pemerintah ini, apakoh tici:Jk nanti ketok pa-1 u untuk di tingkat Panja, komi persilnkan F-KP untuk rnemberikan komentnr atas tnnggapan pemerintah atas perubnhnn Bab IV secora menyeluruh.
ANGGOTA PANSUS/F-KP ( J.G. WOWOR, SH ) . . · Berkenaan apa yang disampaikan pemerintoh, knmi dalnm
hal ini ingin menstress dulu don diperkennnkon untuk menyampaikan mengapa F-KP dolm hol ini berkennan dengan Bab IV khususnya Pnsal 7 untuk mengadakan pengelompokan menjodi 2, korena menurut hemat kami dengan kit8 bertolok pado Pnsnl 7
d cir· i p 8 d a • • • • GI • • • • • • .. • • • • •
- 21 -
daripada Pemerintoh, maka dengan sendirinya biln Pasal 7 ini telah disepokati, maka akanmengnlir kepada pasnl-posal yang berikutnya seperti hnlnya tndi yang telnh aisampaikan Sdr. Ketun berkenaan dengan Posal 9 yang akan diPanj:.lkon nantinyn, menurut hemot komi mnsih perlu kitn bicarokan dolam hal ini. Oleh sebab itulah dari pemerintah, kami juga ingin menyompaikan hal alosan komi khususnyo berkenaan dengm Pas al 7 nnskah pemerintnh ataupun Pnsnl 8 Boru F-KPe Dolam kesempatan inilah, maka knmi ingin menynmpaikon bahwa Posal 8 Boru F-KP berkenoan dengon Usaha Kepariwisat::tan dapat berupa : a. Usaho joso kepariwisataan, b. Usaha pendukung jasa kepariwisotaan. Untuk inilah, marilnh kita terlebih dnhulu, mengapo kami ha-
- nya dalam 2 kelompok jenis ini, yaitu melihat Pasnl 7 pemerintah yang mano terdiri hanya .3 jenis. Topi sebalik:nya bilama-. na kita melihat Penyelenggarn Wisoto yang tercnntum dolam Posal 9 naskah RUU, demikian pulo knlau kitn melihat kennda pengusahaan objek wisata yang tercontum dnlam Pasnl 19 oyot (2)
kemudian juga dalom hal usaha penunjnng yang termasuk dalam Dosal 16, 17, 18, 19. Maka baik penyelenggoraan wisata mnupun nengusahaan objek wisata, itu semuo merunakan usaho ja-sa kepariwisotaano
Demikion pula mengenai usoho penunjang Pasol 16, 17 dan
18, oleh sebab itulnh kita bersamo-soma mengetahui bahwn ndn
nya macam-macam usaha kepnriwisatann. Tetnpi tidak lo:ngsung, namun usoho-usahn tersebut berkaiton langsung dengon usnho jasa kepariwisataa. Oleh korena ituloh usoha-usaho tersebut kita golongknn sebagai usahn pendukung keporiwisataon ini, sehingga kami dalom hol ini dengan nlason tersebut komi honyo mengenal 2 jenis, yoitu usoho j8so kepnriwisotaon don usohn pendukung jnso kepariwisataan.
Dengan demikian, dnlam hal ini pula k1 ta ingin meny:-imprli
kan yang kito ketohui bersama bahwn ~da usaho atau perusnhoonperusahoan yang hidup don kehidupannya snngat terg3ntung pada nrus kedotongan orang atau kedntangan wisatnwnn. Tetopi ndnpulo usaho atau perusnhann yang membiorkon fasilitns untuk rekrensi. Demikian pula ndn perusnhnnn-perusnhoan ynng berfungsi agar wisatawan bnnynk mengeluarkon uongnya, sehingga selain sarana•sorana seperti halnyn dalam usaho jasci kepnriwisataan maupun yang mendukung, itu snling knit mengknit dnlam hal ini sehinggo suotu doerah tujunn wisnto menurut hemnt
knmi •••••••••••••••••
- 22 -
knmi haruslnh memenuhi 3 hal,seperti holnyo selain snrnnnsarona yang utama jugn harus memenuhi seperti teloh disam
pniknn pnda nwnl pembicaraan kita, ynitu :
- something to see. - something to do. - something to buy.
Oleh sebob itu kami masih tetop ingin dnlom hol ini memper
mosalahkan Pnsal 7 otaupun Posnl 8 Boru ini. Dan untuk lebih lengkopnya perkennnkonlnh knmi Sdr. Ketuo seloin kc.mi memberikan alosan-olasan ini jugo biso jugn disompaikan oleh Pnk Ibnu Saleh don kowon-knwan yang loin bilamana diperluknno
Terima kosih.
KETUA P.ANSUS ( WARNOHARDJO, SE ) . . Dengan persetujuon dari rekon-reknn fraksi dnn pemerin
tah bila dnri rekan F-KP ado yang menambohknne Kami persilnknn.
ANGGOTA PANSUS/F-KP ( IBNU SALEH ) . •
Menanggapi npa yang disnmpaikan oleh Bopok Menteri tadi, mako sebenarnya titik perbedpan pendnpot, itu terletak pnda
Pasal 7. Mengapn kito berbedo pendapat. Kita memang membnco adanya RUU ini, kita menganalisn RUU itu dnri segi pengerti
an yang berkembang dari anggota-anggota Pansus yang ditunjuk dari F-KP dalam RUU Pariwisata ini. Di sini disebut, usnha kepariwisataan dopat berupa a. Penyelenggara Wisata.
b. Pengusahaan Objek Wisata.
c. Usahn Penunjang.
. •
Lalu kolau ki to melihnt npokoh 3 sebutan t~ldi benor-bennr .su-doh merupakan usaha keporiwisataon ntau buknn atau sudnh tepat penyebutan 1 tu; sebnb di sini Pa~.r1l 7 ini termasuk Bab IV usaha kepariwisataan don bagian pePtama jenis usaha. Jodi penyelenggara wisata, apakoh satu jenis usaha kepariwisataan, disebut di sini penyelenggarn wisatn seperti tadi juga Bnpak Menteri menjelaskan antnra penyelenggara don pengusahaan, pe
ngusnhaan itu adalnh kegiatan. Pengusahaan itu adnloh ornng
~yn.
'Demikian juga penyelenggarn. Ada juga penyelenggaroan sebab ado penyelenggarn, nda perbedaan sebutan di dalnm membuat satu uraian sehinggn kita lalu confuse.
Ketiga ••••••••••••••
- 23 -
X:etiga, usoho penunjong. Di situ disebut usohn penunjang dori 3 jenis itu yang disebut oleh Pemerintoh sudoh berbedobedn dol~m pemyebutnnnya. Dari segi tntn bohnso penyusunon uroion, ketiga-tiganyo mempunyoi ciri-ciri tersendiri. Akibat doripoda itu, moko kito menjodi kurang mengerti ntou kurang
jelos. Kemudion ini kito telaoh lebih lonjut. yoitu mennmboh
urainn yang telnh disompoikon ole~ Sdr. Wowor todio Seknrong mengenoi penyelenggnro wisoto. Mengenai ini lonjutonnyo itu adolah Posol 9 RUU. Kolou kito melihot Pos~l 9 RUU mnka di sono disebut, penyelenggoro wisoto odaloh usoho penyedioon josa penyerta.
Perencanoan, atou pengatur wisnto don penyelenggonn wisato bukon penyelenggoro wisato. Topi disebut josa perenconaon, koreno itu ado kato-koto josa, maka penyelenggora wisoto yang dimoksud RUU itu jugo termosuk jnso kepariwisatoan. Ini
seperti yang pernah kmni utorokon pnda woktu membohns Ketentuon Umum, di dalam kita menentukon suntu defenisi usohn keporiwisotoon, kito harus menjeloskan usohonya ditinjau dari keporiwisotaan. Maka dori itu, moko dengon Pasol 9 ini kita dopnt mengklosifikosikan bahwo penyelenggnra wisato itu ndnlah usaho jnso keporiwisatoan. Demikion juga penyelenggoroon objek wisota, knlou kito melihot pengusahoon objek wisoto terkoit dengon Pnsol 13 ayot (2) RUU, menyebutkon bohwo Pnsol 13 oyot (.2), Pengusohoon objek-objek wisoto sebngnimnnet dimoksud dnlom oyot (1) dopot puia dignbung dolom kegioton penyelenggoroan wisotn sebogoimonn dimnksud dolnm Posal 9. Podnhol kitn meniloi Posol 9 itu ndaloh termnsuk josn kepnriwisotoan.
Seknrong penunjnng/usoho penunjong tentunyo di sini kareno honyo disebut usnhn penunjong, dengon sendiri itu penun~
jong keporiwisatoon. Mori kito lihot Posal 16, 17, 18 don 19 RUU sebob itu ado kelanjutan posol ituo Posnl 16 menyebutkon usoho penunjang keporiwisataon meliputi penyedioon nkomodosi, penyediaon mokan minum, penyediaan ongkutnn wisatn, pendidiknn tenoga keporiwisatnan.
Pasal 17. Penyediaon okomodasi kepnriwisatnon dopot beruP~ hotel, pondok wisoto, penginnpnn remaja ntau penyedinon bumi perkemahon don seterusnyo. Jodi kolau kito boco semuanyo
~nsol 16, 17, 18 don 19 lolu kito telnnh ini ter«opot y;:mg kito temukon satu kesimpulnn bohwo Pnsnl 16, 17, 18 don 19
itu ~ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
- 24 -
itu usaha josa kepariwisotaan. Mako dari itu sebenarnya hanya
satu jenis, seluruhnyo usaho itu hanya sotu jenis, yaitu jasa keporiwisataan. Keporiwisotaan jolan kareno odonyo usahn-usaho
joso tersebut, kalou usoho jaso tersebut berjalon ~ongat boik, mako kepariwisataan okan berjalon jugo mokin baik, okon berkembang rnakin baik pulao
Maka/ •••• ·
- 25 -
Maka dari itu kami fraksi Karya Pembangunan mengusulkan adanya 2 usaha
jenis usaha jasa kepariwisataan dan masih ada satu sebenarnya masih ada hubungannya
dengan jasa,tapi tidak langsung kepada kepariwisataan ansus, yaitu seperti konsultan
dan manajemen,usaha manajemen dan usaha konsultan itu tidak langsung kepada ltepari
wisataannya, tetapi pendukung dari pada jasa kepariwisataan\oleh karena itu kami men~
usulkan ada 2, dus ini yang prinsip sebenarnya akibat dari pada itu sistimatika ak
an berubah,bukan berarti RUU akan berubah,tidak. Itu hanya akan memindah-mindahkan
sistimatik akan berubah,tetapi mareri tidak ada perubahan. Kalau tidak salah ingat
pada kemarin waktu loby Pak Joop Ave juga melemparkan bahkan juga setengahnya mene
rima bahwa itu usaha jasa,sehingga penyelenggara wisata itu dirubah menjadi penye -
lenggara jasa wisata,kamipun berfikir seperti itu dus kalau usaha jasa wisata itu
adalah kusus mengenai perjalanannya ansich karena wisata adalah kegiatan ~,perjalan
an atau 1·_ bagial'lpdari.L:Lpada kegiata.n tersebut jadi penyelenggara jasa wisata itu sebe
narnya kita juga tidak mau menerima tapi yang pengusaha obyek wi.sata dan usaha pen~
jang itu adalah imfeck jasa kepariwisataan,memang timbul adanya pemikiran bahwa se
betulnya ada perbedaan a) dan b) penyelenggara jasa wisata itu juga· .•.•.•. jasa -
tapi tidakkepariwisataan~wisata saja kenaapa kok disendirikan karena wisata ini se
akan-akan seperti yang diterangkan oleh Pak Joop Ave seperti kemarin itu,itu yang -
prominen,dia yang prominen dari pada segala itusebab seakan-akan dia itu bisa meng
koordinir bidang yang lebih banyak itu yang kemarin dikatakan broker itu,jadi kita
bisa mempertimbanfjkan pula tapi yang lain-lainnya itu tetap usaha jasa kepariwisata
an sedangkan yang manajemen sama konsul tan yang juga oleh Pa.k Joop Ave yang oada
waktu loby itu juga banyak ditanggapi dan di:::;erap bAgitu,itu adalah usaha pendukung
sehingga tet~p mungkin kalau kita bisa berfikir ada tiga jenis ito ,sAbenarnya ada
dua jents tapi kalau mau dij arlikB.n tiga ki ta masih juga mempertimbangkan kena apa
kok disendirikan,ti-!iS8ta Hu adalah 5.ntinya perjalanan n~1a itu adalah tournya lah ke
pariwisataan ad?.lah hal ichwal mel!genai pari.wisata danlain-latnnya yring memmjang
sebenarnya tet.api ki ta tidak" menyebutnya sebagai penunjang dus hotel and soo fort
bukan,mereka adalah usaha jasa kepariwisataan denagan demit.:"ian dengan 1mraian ini -
Bapak MentPri ya mohon rnaaf tadi urairinnya i tu lsdu tJ.dak sambung karena prisal y~ng
dibahas ad~lah pasaJ RUU sed~ng kita be~fikir lalu menyesu~ikan d~n~an jalan fikir
an kita akibat dari pada anHllsa kita terhadap RUU yang diajukan haik 3ecara bahasa
maupun secara ya sedikit ada uraian ilmiahnya yang bersangkutan dengan kepariwisa -
tcan Pak,der.gan demikian mungkin aknn terang sebab uraian Bapak Mer.teri dsng3n ka~i
tidak: sambung, t.anggapan Pemerintah dengan hal ini. tidak sambung karena memang lalu
berubah sistimatiknya tetapi bukan berarti materinya berubahtidak sama sekali bisa
dilihat yang ga~pang pasal pasal itu sama pasal ini sama dengan pasal ini,pnsal ini
sama ctengan pascl inihanya perubahan redaksionis begitu saja dengan demikia.n sauda
ra Ketua dan Saudara Menteri yang terhormat mudah-mudahan .apa yang kami sampaikan
ini akan dapat memberikan informasi dan keterangan yang lebih jelas mengapa FKP me·
ngelompokkan menjadi 2 · (dua) ,demilcianlah Ba.pak Menteri apa yang bisa ka":li sampai "'"'.
kan terimakasih atas perhatiannya. kurang lebih dalam tutur kata mohon dimaancan,te
rima kasih.
KRTUA/ •••.•••.••••.
- :26 -
METUA RAPAT (WARNOHARDJO,SE):
Terima kasih kepada FKP, kami persilahkan dari FABRI.
ANGGOTA/F,ABRI(J 0 E PIT 0):
Terima kasih Saudara Ketua,Bap~k Menteri yang kami hormati, rekan-rekan anggota pnn; ..
sus RUU ten tang Kepariwisatan yang juga saya hormati ijink:an saya:: sebelum memberi -
kan tanggapan apa yang telah disampaikan oleh Bapak Menteri tadi kami mengajukar.
suatu masalah yang sebenarnya erat kaitannya dengan pembahasan kita dipansus ini y~
itu yang menger.ai masalah mekanisme. Tadi pada awal Saudara membicarakan masalah
yang ak~n kita bicarakan pada Bab-bab ini bahwa ada kesepakatan bnhwn Bab VIII dan
Bab IX iru akan dibahas untuk dibicarakan lebih lanjut di Panja,utnuk itu Bab IV,V
dan VI akar. dl Pansuokan sedangkan scdangkan yang tadi kita bahas baru Bab IV sehu
bungan dengan itu karena tiap-tiap frqksi sudah mengajukan tiap-tinp pasal didalam
Bab dalam bentul< usulan yang akan dibahas didalam Pansus·~maka ijinkan pada kesem-:-.· ..
patan ini::saya mengajuklan satu saran kepada forum ini untuk juga disepakati lebih
lanjut--s3bagai suatu keputusan sebingga nanti pembicaraan kita akan lebih effektif
artinya kita sudah akan meningkat kepada suatu kesepakatan~kesepokatan yang sudah
ada hasi!nya. Yang kami maksud adalah setelah kita ikuti adanya usul-usul oleh fra
ksi-fraksi maka dari Bab IV itu ad3 6 pasal yang ternyata tidak diajukan oleh frak
si-fraksi .·.untuk dibahas didalam Pansusi '. ,maksud kami 6 pasal fnit:kah yang perlu kita
tawarkan dulu kepada forum ini untuk diadakan kesepakatan untuk kita bahas langsung
kepada Panja,sehingga kita hari iOi sudah ada dari seluruh pasal Bab IV,Vdan VI itu
sementara ini dalam Bab IV ad~ 6 pasal yang bisa kesepakati untuk diajukan didalam
Panja,baru n~nti kita akan meningkat kepada yang sedang kita bahas ini.Tampaknya t~
di penjelasdan~ini dilakukan secara keseluruh3n sehingga nampaknya memang kita agak
sulit untuk bisa menanggapi dan untuk mendapatkan kesepakatan,seharusnya kalau bisa
tiap-tiap pasal kita bahas kemudian apa kesepakatan kita dengan demikian nanti akan
ada suatu peningkatan atau suatu kemajuan didalam pembahasan ini,oleh karena itu p~
da kesempatan ini setelatl saya mengikuti penjelasan dan beberapa· tanggapan dari FKP
tadinampaknya menurut F.ABRI masalah yang masih sangat esensial adalah pada pasal 7 saran kami untuk pasal (70 ini hendaknya kita tuntaskan didalam forum Pansus ini,uE_
tuk tidak dipanjakan karena kalau disini bisa dituntaskan tentunya nanti yang lain
lain di Panjakan itu tidak beg:itu suli t. Kami melihat bahwasanya pasal ( 7l ini ba·· -
rang kali ada semacam perbedaan persepsi,RUU atau kehendak Pemerintah dalam merumu~
kan pasal (7} disana sebenarnya menurut pendapat F~ABRI itu sekedar penjenisan,je -
nis usaha,bukan berarti kelassebenarnya kalau kita lihat hasil loby kemarin juga di
utarakan disitu penjenisan itu penjelasannay adalah semuanya itu setingkat,tidak
ada yang lebih tinggi tidak ada yang lebih rendah,apakah jenis ~itu langsung ada ka
itannya dengan kelasmenurut pendapat fraksi kami kok tidak,jenis tidak selalu ada
kaitannya dengan kla~,meskipun narnanya penunjang tetapi itu adalah sama,hanya jenis
nya dia itu penunjang,tetapi fungsinya dia tetap setingkat sama,nama bisa diganti :
menurut pendapat kami demikian tetapi peranannya sama itu nanti barahgkali didalarn
suatu penjelasan pasal ini mungkin untuk tidak kita terlalu jauh mempersoalkan pa·~
sal (7) ini karena mungkin ada perbedaan persepsi disini,lebih lanjut kami juga ber
pendapat bahwa sanya kenaapa F.ABRI tidak memberikan suatu tambahan ••.
ka ta/ •.••....
- 27 -
kata jasa didalam pasal ( 7 )· pada RUU ini, karena kami melihat kalau ki ta baca pada
pasal (9) sebenarnya saya cukup jelas memang kata "jasa" ada disana oleh karena ~
itu barang kali ini hanya sekedar istilah,peristilahan tetapi penjelasannya didalam
pasa1·(9) dan penjelasannya itundisana sudah ada,itu adalah jasa pemberian jasa,ka;..
ml hanya mempersoalkan didalam DIM kami yaitu istilah usaha Kepariwisataan diganti
Pariwisata karena menurut pendapat kami yang menimbulkan usaha disini adalah segi -
pariwisatanya i tubukan kepariwisataan::,ryang dibagi dalam 3 jenis sesuai dengan apa·
yang dicantumkan didalam RUU, itu saja yang kami persoalkan.itupun sama dengan apa
yang telah kami ajukan didalam DIM mengenai pengertian-pengertian.Kalau kita amati
lebih lanjut ada perbedaan juga yang prinsip antara penyelenggara pariwisata dan pe
ngusahaan obyek dan daya tarik wisata,kalau penyelenggara wisata disana memang pe:.
nyediaan jasa itu ada pada pasal (9) tadi tetapi kalau pengusahaan itu sifatnya pe~
bangunan itu juga apa namanya itu ada perbedaab yang agak prinsip menurut pendapat
kami oleh' ikarena i tu kami tidak menggunakan is tilah j asa tadi didalam merumuskan me
ngenai jenis-jenis ini. Bahwa sany.a nanti kalau berkembang sesuai dengan rumusan
ketentuan umum yaitu penunjang itu diganti dengan usaba:!sarana pariwisata saya kira
itu bisa saj•ttetapi disini F.ABRI tetap melihat ito hanya penjenisan bukan kelas,
jenis usaha tetapi tingkat atau peranannya sama sebenarnya hIDlYA jettishya Yahg di~ golongkan i tulah penjelasan kami jadi kembali kepada apa tadi yang kami sampaikan ::'.
disini bahwa disini memang pasal (7) ini mamang perlu kita tuntaskan didalam forum
Pansus,demikian saudara Ketua dan terima kasih atas penjelasannya.
KETUA RAPAT (WARNOHARDJO,SE):
Tebima kasih tlA~I F.ABRiuhtuk selanjutnya kami persilahkan dari FPP.
ANGGGTA /FPP (MUHAMMAD BUANG,SH):
Terima kasih Baudara Ketua,sebelum kami menyampaikan pendapat dari FPP tadi dari
F.ABRI disebutkan di Bab IV ada 6 pasal yahg,mohon kalau bisa disebutkan Pak,kami :·,
mohon dengan ijin Ketua dari F.ABRI dapat menyebutkan Bab IV yang 6 pasal tadi.
ANGGOTA /F.ABRI (JOEPITO):
Mohon ijin kami sebutkan disiniyang tidak dimasukkan oleh fraksi-fraksi disini,per:_
tama adalah pasal ( 15) , kedua pas al ( 18) , ketiga pasal ( 1 ~} , ke em pat pas.al ( 22) , ke -
lima pasaH23) dan ke enam pasal (26) menrut catatat F.ABRI sesuai dengan apa yang
diajukan oleh fraksi-fraksi
ANGGOTA/ •••••••••••
~ 28 -
ANGGOTA P1rnSUS/li'PP (HUHAMMAD BUAHG, SH) :
Baik, terima kasih atas penjelasan dari Fraksi ABRI. Sauda.ra Ketua
kalau kami melihat memang Pasal 7 ini perlu kita tuntaskan dalam PANSUS,
kami sendiri sebetulnya tidak keberatan dengan .usul perubahan yang di
aj ukan oleh Pemerintah sebagai konsekwensi logis!clai:i pengertian difinisi
umum yang kita telah sepakati. Atas dasar itu klasifikasi yang dibuat oleh
Pemerintah yang baru tadi disinggung,disini yaitu bahwa Pasal 7 ini ter -
diri dari 3 (tiga); yaitu :
a. Penyele~ggara Jasa Wisata·yang menurut Frakai ABRI kata ~ masih
diperdebatkan tetapi prinsipnya barangkali tidak terlalu keberatan.
b. Pengusahaa.n Obyek dan Daya Ta.'t'ik Wisata..
c. Usaha Sarana Pariwisata atau Usaha Sarana Wisata na.trti kita cari
yang tepat apakah Pariwisata atau Wisata.
Agaknya apa yang disampaikan Peme:tintah i.ni menurut pemahama.n kami
dari pengertian Pasai 1 BAB KETEJ.IJTUAN UNU1'1 ini sudah mencakup yang ketiga
masalah ini, karena itu kami tidak berbeda pendapat dengan apa yang diaju
kan oleh Pemerintah khusus Pasal 7. Tadi dari inventarisasi SaudaraKetua P3$al 10 ayat (1) kalau kB.mi me
neliti ke 4 (empat) F.Bfr~i setuju bahwa "Penyelengga.ra" itu apakah kita
ha.rus rumuskan BUMN,/Koperasi paling tidak ketiga-tiga pelaku ekonomi itu
tercantum. Itu untuk dasarnya keempat Fraksi. Ka.mi kira kalau sudah keem
pat Fraksi setuju biasanya Pemerintah nunut saja. Jadi Pasal 10 ayat (1) keempat Fraksi hampir sruna yang pada 1ntinYa menghendaki ketiga pelaku
ekonomi ini menjadi penyelenggara , rumu.sa.nnya apakah bad.an dan hu-
kwn atau kita rinci BUMN, BUMS, Kopera.al !tu bisa kita serahkan PANJA ta
pi intinya tiga pelaku ekonomi terlibat langsung di dalarn Pasal 10 ayat (1).
Kemudian kami mengomentari Pasal 11. Pasal 11 ini kebetulan intinya
antara Fraksi ABRI dan Fraksi Persatuan sama. Intinya Pemandu Wisata itu
orang Indonesia, jadi bukan masalah kriminologi atau istilah bahasa tetapi
intinya Tenaga Pemandu Wisata atau tenaga Peramu Wisata nanti istilahnya
kita cari, intinya harus Bangsa Indonesia atau Warga Negara Indonesia atau
orang Indonesia. Ini ad.a titik temu antara Fraksi ABRI dan Frakai Persatu
an Pemba.ngunan dan kalau kami boleh mengutip jawaban Pemerintah pada halaman
28 butir 32, Pemerintah mengataka.n bahwa pada daaarnya tenaga Pemandu Wisata
tertutup bagi tenaga kerja asing. Oleh karena itu apabila Biro Perjalana.n
Asing membawa oencliri tcm'ca pem;mdu wisata yang berasaJ. dari negara mereka
tanpa izin Pemerintah dengan tegas akan mengambil tindakan antara lain be
rupa pencabutan izin usaha. mitra usaha Indonesia. Ini jawaban Pemerintah,
jadi dasarnya memang haru.B tenaga pemandu Wisata Indonesia • Ini antara
Fraksi ABRI dan Fraksi Persatuan tentu .. k.ami liha.t kata Indonesia dibela -
kangnya.
Apakah kita akan •••••••••••
- 29 -
Apakah kita akan menggunakan Peramu Wisata, Pem811dU Wisata itu nanti bisn.
kita PANJA-kan, tetapi yang kita ing:inkan kesepakatan ada penambahan kata
"Indonesia" dibelakang kata-J<:ata Hu. Mudah-mudahan Pemerintah tidak ber
keberatan dan jawaba.n Pemerintah memang tidak keberatan Pak,
Kemudian mengenai mater! aiau DIM yang k.ami sampaikan mengenai Pasal
13 huruf c, tadi Pemerintah agak ngambang mcnjawabnya hanya mengatakan ma~
alah agama memang penting tetapi kesimpulannya apa, apa setuju atau tidak
setuju, jadi disini belum tergambar secara jelas • Kami sekali lagi ingin
menguti.p jawab_an Pemerintah pada halaman 25 butir 18 yang berbunyi sebagai
berikut :
"SehublUlgan dengan saran agar budaya lama yang sudah tua kita tinggal
kan dan bersifat syirik jangan dipak:ai kembali dalam memajukan pariwisata,
Pemerintah sangat setuju"
Itu dasar kami mencantumkan Pasal 13 huruf c sekarang kami memberikan
contoh konkrit di Kalimrurtan Selatan ada usaha dalam rangka menggalakan
kepariwisataan di Kalimantan Selatan menggali budaya tua, satu budeya yang
oleh masyarakat setempat disebut dengan nama budaya "manyanggar ballua".
Budaya ini sangat tua sekali dan sudah lama di tinggalkan lalu coba-coba
untuk dihidupkan kembali. Nenurut keyakinan agama budaya tersebut berbau
syirik sehingga agalmya tidak tepat untuk ki.ta gali kembali dan Pemerin
tah sendiri sangat setuju budeya syirik, budaya tua tida.k kita bangkitkan
kembali untu.k dijadikan salah satu obyek d:m daya tari wisata. Itulah se
babnya kami ingin mencantumkan pada huruf c bahwa buc.laya yang kita :' 'mau
jadikan 0 byek dan daya tarik wisa~a jangan ada budaya yang berbau syirik
terhadap kejakinan sesuatu agama karena tadi Pemerintah hanya mengatakan
menutut ca-tatan kami masalah agama pentfug tapi apakah Pemerintah me
nyetujui usul ka.mi bahwa rumusrumya nanti baeaimana · ltu bisa kita pertim
bangkan pada prinsipnya apakah Pemerintah setuju atau ·tidak dengan uaul
Pasal 13 huruf c masalah atau istilah pengembara, perburuan dan sebagalnya
kami sangat setuju apayg. diajukan Pemerintah supeya kita konsultasikan
dengan ahli bahasa.
Kerrru.dian Pasal 16 huruf g jo Pasal 20 ini kebetulan sama dengan .PraY-..si
Karya Pembangunan mengenai masalah Pendidikan. Fraksi Persatuan Pembangun
an menginginkan agar Pasal 16 huruf g jo Pasal 20 mengenai masalah Pendidik
an ditempatkan tersendiri. Jadi tidak disatukan, tidak merupakan usaha. pe
nunjang. Alasa.n kami karena dala.m Pasal 21 dengan ada perubahan tadi tentu
ki ta tidak ak.. .. -:in mengguna.kan kata "penunjang", barangkali nusaha Sarana Pa-
riwisata11 kalau mema.ng itu kita sepakati, maka coba kita lihat Pasal 21
RUU apabila pendidikan tersebut ti.dak kita pisahkan tempatnya ••••••••••••
sementara kami baca Pasal 21 RUU yang lama • • • • • • "Penyelengeara Usaha Pe
nunjang dilakukan berdasarkan izin usaha" ••••• Dengan demikia.n kalau masa
lah Pendidikan Pasal 16 huruf g da.n Pasal 20 tidak kita pisahkan tersendiri
maka pend.idikan ••••••••••••••
- 30 -
maka pendidikan harus memerlukan izin usaha, sehingga kesannya pendidikan
menja.di usaha komersial kalau tidak kita pisahka.n. Jadi kebetulan antara
Frakai Karya Pembangunan d:mgan Fraksi Persatuan Pembangunan sama.-sama
menghendaki perlu dipisahka.n, karena kalau tidak ter.aangk.ut~· pad.a -Pa.Sal
21 harus memiliki izin usaha, maka pendidikan menjadl usaha komersial.
Kami terima kasih bahwa Pasal 17 dari DIN kami ayat ( 2) Pemerintah
tidak keberatan dan akan diajukan di PANJA, sedangkan Pasal' 21 Tambahan,
kami men0 atat bahwa Pemerintah kurang sependapat mengenai masalah !tu, ini
masalah demikian Pak, karena disebutkan usaha rumah tangga lalu didalam
penjelasa.n dari Pa.saJ. 21 RUU disebutkan antara lain home stay, usaha home
stay. Di sini kami sudah banyak mendengar kel uhan masyarakat mengenai mas
alah home stay. Kami bisa memberikan contoh konkrit mengapa kepariwisataan
atau pariwisata di Sumatera Barat yang penuh dengan obyek dan daya tarik
pariwisata tetapi kurang atau sedikit Wisatawan Mancanegara khususnya ber
kunjung ke · Sumatera Barat dari monitoring Fraksi Persatuan Pembangunan me
mang ada tingkah laku Wisata Mancanegara yang nampaknya kurang berkenan
di hati masyarakat dalam kaitannya dengan atet di. Sumatera Barat itu sen
diri. Memonitor keadaan inilah maka Fraksi Persatuan Pembangunan mencan
tumkan dengan tetap memperhatikan ketentuan Pasal 6 huruf b karena home
stay ini Pak •••• kalau bebas begitu saja wisatawan tanpa memperhatikan di
situ ada tingkah laku budaya hangsa, tanpa memperhatikan nilai-nilai yang
duduk di rnasyaraka.t, lupa memperhatikan nilai-nilai agama kami khawatir a_: kali, oleh karena itu walaupun Pemerintah mengataka.n laurang sependapat teE
hadap usu1 kami Pasal 21 dengan anak kal imat "memperhatikan ketentuan Pa -
sal 611 kami- mohon untuk dipertimbangkan kembali. Kami tidak keberatan ji
ka masalah pembatasan home stay ini ki ta masukn.n dal.am Penjelasan .,.daxii
Pasal tersebut, namun ada pernbatasa.n secara tegas mereka harus menghonnati
bUdaya kita kalau mereka tinggal di rumah penduduk.
Contoh konkrit barangkali denga.n izin Saudara Ketua, kami mohon salah satu
anggota kami yang menjadi Wakil Ketua dapat memberikan contoh konkrit yang
te:cjadi di NTB. Mahon izin Saudara Ketua khusus mengenai contoh konkrit
yang ada di NTB. Dengan izin Saudara Ketua kami ucapkan terimakasih.
Kemudian mengenai Pasal 24, kami berterima kasih sekal i pada Pemerin
tah dan mudah-mudahan semua Fraksi dapat menyepa.kati bahwa usaha impresa
riat juga harus dibata.si oleh nilai-nilai agama, adat iatiadat sudah masu¥:,
nilai-nilai budaya krani tidak keberatan, tapi yang terpenting dalam melak
sanakan usaha impresa.riat nilai-nilai agruna harus kita jadika.n filter.
Sekali lagi pad.a Pemerintah kruni menyampaikan terima kasih atas pe
ngertian yang sangat mendalam dan mudah-muaaha.n dari fraksi yang lain juga
demikian.
Kernudian mengenai Pasal 25 ini concordan dengan Pasal 10, dan ini ke
betulan hanya dua Fraksi yang mengajukan yaitu Fraksi kami sendiri dan
Fraksi PD! ••••••••••••••••••••
- 31 -
Fraksi PDI agar penyelenggara usaha. impresariat juga melibatkan tiga pelaku
ekonomi, rumusannya nanti bagaimana kita bisa cari di PANJA tapi kami ingin
kesepa.katan dalam PANSUS ini agar penyelenggara imp~esariat juga melibatkan
ketiga pelaku ekonomi. Itu usul lea.mi Pak. Tadi Pemer.intah mengatakan le -
bih tepat BP, kami mohon ja.ngan disebut secara spesipik kata PP tetapi ke
tiga pelak.u ekonomi dilibatkan dtlam uaaha impresariat, bahwa dalam Peratur-. .
a.n Pemerintah dijabarkan Badan Usaha Stvasta itu adnlah BP, jadi kita letakan
di Peraturan Pemerintah, tetapi dala.m Undang Undang .ini jangan kita tegaskan
dengan menyebut BP saja posisi koperasi akan kehilanGan dan ini berlawanan
dengan Pasal 33 yang pc1.da prinsipnya sudah ki ta terirna.
Demikian Saudara Ketua, dan kami mohon iz i Dapak Ketua r.rn.lah satu ang
gota kami untuk memberikan contoh konkrit tentang home stay di Nusa Tenggara
Barat. Terima kasih.
Terima kasih. Memang dari rekan kruni akan memjntakan waktu untuk dua
hal : 1. Tambahan Penjelasan mengenai istilah syirik:
2. Mengenai masalah impresariat.
WAKIL KEW.A . .{pn_s. H. ZAHKJ\SIH NtJI!.l s
Terima kasih Pimpinan, Dapalc_bapak dan !bu yang saya hormati.
Sebenarnya apa yang disampaikan oleh Bapak Buang tadi sudah cukup jelas
ba.rangkali saya hanya ingin menambal1 pengomentaran terhadap syirik itu •
Majelis Ulama Indonesia baru-baru ini telah mengadak.:.1.n suatu pertemuan dan
saJ.ah satu pertemuannya ada.lah mem.inta kepada Pemerintah agar dalam penonjol
an atraksi-atraksi pariwisata ini hendalmya diperhatilr..an jangan sampai me
nempuh hal-hal yang bersifat syirik, barangkali kalau di Indonesiakr:m bahasa
nya begin! : bahwa budaya tua memang haru.s kita gali, itu prinsipnya, karena
bagaimanapun juga buda.ya ini tetap kita hormati. Tetapi dalam menggali bu
daya tua ini jangn.n srunpai menjurus kepada mas:tlah.Jnasalah yang bersifat
menggali hal-hal yang berkaitan den.ga.n a.nimisme dan dinamisme itu asalannya,
karena kalau ini ya.ng .kita gali animisme dan dinamisme, maka dengan kata lain
orang tidak mengenal agama jadi kita turun ke baw~, dari hal yang tidak me
ngenal agama, animisme ini yang seharusnYa sudah beraeama l}.adi tidak beragarna
atau dengan kata lain menonjolkan hal-hal yane berkaitan de0 gan tidak ber -
agama. Sebetulnya itu intinya, maka.nya nanti istilahnya mungkin syirik agak
menjurus kesalah satu agama, baiklah earl kata-kata yang lain yang sifat:nYa
jangan menjurus kepada yang sudah beragai.lla ini kepada ~idak beragama padahal
negara kita adalah negara Pancasila yang beragama. Tad.i diminta con-
toh mencsenai masaJ.ah animisme oleh Bapak Buang. Ini nanti bagaimana bahaoa
nya dan bagaimana peraturannya terserah saja, yang pada pokoknya bangsa yang
telah beragama ini (kita yang sudah beragama ini) jang~ menggali hal-hal
budaya yang tidak (yang menonjolkan hal-hal yang tidak beragama itu) sEbenar
nya kesana arahnya itu, nab bagaimana ini rengaturannya silahkan saja
oleh Majelis .•.•••.
- 32 -
oleh majelis ulama memang ada beberapa contohJ contohnya oleh
Ketua Majelis Ulama sendiri Bapak K.H.Hasan Basri itu di
Ka 1 i m~':.111 t .::~ n f.Hj bag .!ii contob
umpa.ml:ii'lYb. itu. Sebagai contoh umpamanya itu. Disana jelas
bahwasanya dalam budaya ini Justru terlihat ini tidak beragama
artinya menonjolkan masarakat budaya kita yang belum meningkat
keatas menjadi budaya yang beragama itu saja sebenarnya masalah
yang pokok. Y.ang kedu.a home fJtay ini jangan sarnpai menganggu
masy.S1.rak.~t. t:ieternp.'.:lt, memang kebetulan pada waktu kita ke
Lombok dengan Bapak Keua Bap&k Damse disana dia punya tersendiri
b8gairnan& supaya para turis itu tidak datang kerumah dia ke
restoran dia tidak buka-bukaan, karena memang dia di tepi pantai
yaa buka-bukabn 1 lalu dia buat gambar disana1 gambar yang begitu
dia buat tanda si1ang. Berarti tidak boleh buka-bukaan dan
dipatuhi oleh mereka. oleh para turis-turis asing itu. Ini
barar1gk.::ili y.::~ng dihar.::tpk.i:-tr1 dari kita bagaim.:tna h.~.l f..iemo.c.~m itu,
y aa buka-· huk..;~u:rn di. ·t,emp.:tt yang d :i kehendak i YlH:t fj i l.'.ihk.:i.n.. A rtinya
kalau di Hotel Yb.a eiL:thk::m f.J.~jfa uus.?.n mereka. di kam.:i.r masing
masing. Tapi kalau di home stay kita yaa janganlah. Kalau sudah
dirumah-rumah kita umpamanya hal-hal yang semacam itu Jangan
dilangsungkan ditempat itu. Ini bagaimana mencegah halnya yang
gemacarn i.tu. Ini b.:trangk.~li per lu jug.~ pengatur.:i.n diperhatikan
budaya yang hidup di masyarakat kita.
Rarangkali demikian saja·dan terima kasih.
KK.E.T fJ A BA P fll T __ HAE'.lKtlLAEllJ[LJiE_._;
Terima kasih dari F PP, kami pereilahkan dari F PDI.
Al:HlGDJ'._A_Lc' PD I l_.CLUE· T LJ:I.GJJRA.l:L Y n DH A ;
Terima kasih Bapak Ketua, Bapak Menteri beserta para Staf
beserta rekan-rekan anggota PANSUS yang saya hormati.
Terim.r::t !l
d ikemukaka~i-1 kfaf..i 1.h
oleh
&tae beberapa penjelasan yang telah
masing-masing fraksi yang telah d.is.9.mpaikan
oleh Bapak Menter i. N.~mun roendengar d.~ri penjel.2san i tu rnemang
kami dapat met<1aklumi a.pa yang dijel.:;i.sk.~n oleh pemerintah sebab
b:uni mr;nf!:t::tcn l:t:;:p.::uJ.'.:l faPf;1. yang kb.mi k.err1ukakan sej&k awal lobby hari
;:;r1bt1.l Yfai.'lf~: lulu ml":HJ.'..t.ftl~. br:-~tt~fflF.t euli.tnyl-1. utnuk mencari t<1~t"n.'.i yang
p.~.t 1 i.rtg e::;t':;tif.d ~:d. d.::1ripa.du HfJU ini. S1~bv.b i':r:tmi melUH:i.t selalu satu
RUU/ ......... .
- 33 -
RUU satu bagian yang utuh yang tidak bisa dicerai beaikan begitu
saJa. Kalau dari semula lalu deroikian belakangnya harus mengalir setrata pola pikir yang itu juga. Mengacu daripada ini walaupun
ada kesamaan tentang pasal 7 tentang ketentuan ini bukan berarti
juga kalau ada argumentasi yang baik, dan itu bisa kita terima
bersama tentunya itulah yang terbaik untuk kurun waktu kita yang
saat kita sekarang ini, yang kita pertanggung jawabkan untuk masa
depan. Ini persepsi karoi dulu, bukan· berarti lalu lancar
mengenakkan semua perroasalahan yang kitapun tidak ada satupun
tendennya kesana, justru kita serius membicarakan dan penuh
tanggung jawab.
Sedangkan kami apa yang dijelaekan oleh pemerintah tentang
pasal 7 yang menjadi pasal 18 ada persamaan. Namun
redaksional barangkali tidak begitu penting.
dari
Kedua dari norma suatu penulisan Undang-undang umpamanya apa
perlu menjejerkan paaal yang banyak tetapi pasal itu sebenarnya
pada yang berkutnya bisa menJadi ayat daripada asal diatas,
diatur oleh Peraturan Pemerintah. Ini kami juga tadi tidak
tadinya ini teknis, disamping esensi yang telah disampaikan oleh
rekan-rekan fraksi tadi ..
Ini sebenarnya apa kita bebankan dan jejalkan kepada PANJA nanti. Itu akan terjadi lagi diskusi yang berkepanjangan,
sedangkan kita mengejar epektipitas waktu. Memang kami belum
mampu kelihatannya ntuk ini, sehingga kita nanti tiba pada saat
lelah-lelahnya, mungkin betapapun ~asa tanggung Jawab kita yaa
sudah untuk tidak terlalu menjadi pusing eendiri eetuju, eetuju,
setuju. Dan inipun kami tak mau demikian walaupun kami kadang
kadang seperti kehadiran sekarang hanya dua orang, tanggung jawab
kita sama.
Disinilah barangkali kami sehingga tidak bisa mengomentari
apa yang disampaikan oleh poeruerintah tadi, namun kami bisa
memaklumi kalau strata berpikir pemerintah demikian. Sekarang
mari kita mengaaacu dulu kepada argumentasi yang lebih mantap
daan akurat dan lugas sesuai dengan prinsip kita tentang pasal 7
yang telah kita uraikan tadi sama-sama. Kalau sudah ini ketemu
dan menjadi permupakatan kita, kaipun untuk pasal ayat berikutnya
kai dengan terbuka menyampaikan rela untuk menghapus disesuaikan "\"'• , •r
dengan yang telah kita mupakati.
Kalau/ ........ .
- 34 -
Kalau ini masih mengganJal saya kira akan mengalir sekian pasal
yang akan dirumuskan oleh pengertian paaal 7 ini.
Ini barangkali yang bisa kami kemukakan pada saat sekarang
ini, walaupun kami ad.9. kes.~maan dengan yang diFJampaikan pikiran
dan strata pola pikir pemerintah.
Hanya sekian yang dapat kami kemukakan pada kesempatan ini
hanya tekhnis aeperti tadi yang tidak disinggung bukan berarti
lalu kami tesinggung, tidak, waaupun dibawahnya itu kami naikkan
ke atas, misalnya tentang per.:i.tur.9.n pemerintah k.ami baw.9. keatas,
sehingga menjadi yang pasal diatas menjadi satu ayat yag di bawah
menjadi satu ayat. Sehingga simpel undang-undang ini, tidak perlu
menjejerkan pasal-pasal, secara normal yang mohon maaf dengan
kerendahan hati kai bukanlah disiplin ilmu kami disini tetapi
kami hanya mengacu kepada komordan kepada yang sudah norma yang
kita pernah buat Belama ini hanya untuk tidak perlu untuk
mengatur lebih lanjut ini diatur oleh peraturan pemerintah. Tidak
perlu saya kira pasal cukup bagian daripada pasal itu yang
merupakan ayat sendiri, ini siropel sekali. Satu pasal namun
ayatnya lalu menjadi tambah, ini menurut logika kami dan tentunya
belum tentu benar, marilah kita sekarang .... disini letak apa
pengantar kami, kami mengundang datangnya pikiran baik dan benar
dari segala penjuru. Terima kasih.
KETfJA RAPAT WARNOHAED.JO. SE. ;
Terima kasih kami ingain mengomentari dari terakhir
kira memang dar1 F PDI itu benar, banyak benarnya. Saya
tidak ada yang tersinggung dan memang karena waktunya
sekarang mengu tarakan apa yang . terbaik karena 1ilemang maksud
untuk menampilkan yang terbaik.
say a
kira
kita
kita
Kemudian dari Fraksi PP dimohonkan untuk secara tuntas jug'a
sebelum dipanjakan beberapa pasal yalrni secara konkri t mohon
penjelasan lebih lanjut pasal 11, pasal 13 ayat c, pasal 16 ayat
d, pasal 21 dan 25. Saya kira oleh karena ini penjelasa
penjelasan yang pada dasarnya sudah ada materi substansi yang
disampaikan oleh pemerintah kiranya dari pihak pemerintah sebelum
kita nanti mengacu kepada yang lain-lain biaa dimasukkan
sebagai satu paket untuk dijawab didalam PANSUS sekarang ini.
Kemudian dari F ABRI tadi menyampaikan rnasalah-masalah yang
menyangkut/ ....... .
- 35 -
menyangk11t h8gaiman~ mekaniHme kita~ memang maksu~ kami nanti
didalam instansi kedua akan kita p~tuskan pasal-pasal yang sudah
disepakati oleh pihak pemerintah dan p~sal-pasal secara
prioristis oleh keempat fraksi tidak dicantumkan dan kit.a
beranggapan itu sudah distujuii itu akan secara langsung dibawa
. kepada PANJA. Namunsudah tentu kita sesuai dengan suatu proses
pembahasan yang demokratis itu kita mencoba mengetengahkan dulu
pikiran-pikiran yang berkembang dari keempat faksi ini. Sebelum
nanti kita menginjak kepada pasal yang berikutnya atau Bab
berikutnya sesuai dengan kesepakatan kita, kita memang akan kit.a
putuskan. Adapun kenapa kita tidak mengambil pasal ·demi pasal
oleh k.J";.rem.'1. kaita.n-kaitan p.:ts.:1.l dengan p.:t.sl:tl yang lo.in, ini
memang sangat interrelasinya, interbovennya itu sangat erat
sekali sehingga menimbulkan suatu sistimatika tersendiri.
Oleh karena itu saya kira kita sepakati juga namun mudah-mudahan
kel.~rncar.:ln bif_;.~ k i t.~1_ 1.~tkf.;bnfak.~:t1'1. Kepad.:.. F ABEU kami mengucapkan
terima kasih sehingga dengan demikian kita dan kepada fraksi
fraksi lain Juga djingatkan disamping pasal 6 pasal 9 pasal 10
ayat l, pasbl 16 pasal 20 pasal 21, pasal 24 ayat l, pasal 27
yang telah disepakati oleh pemerintah baik redaksi tafsir
substansi maupun sistimatikanya ditambahkan nantinya yang kami
akan usulkan untuk nanti dibaa ke PANJA adalah pasal 15 pasal 18
pasal 19 pasal 22 pasal 23 dan pasal 26.
Ijinkan kami untuk mengomentari apa yang disampaikan oleh
Fraksi Karya, kelihatannya F KP tidak mempermasalahkan masalah
fi u b c L .r::u: 1 t; .L y .1~t n g d i. p (; t' n-1 c .1:\ 1 b h k .rJ n F K P a <hl l.~;t h rn lt f:.i .') .1 .i:t h tie rtw. n t i k y .:,in g
ada ka itD.nnya de:rtgan logi.ka .1 logik.~i. s.:tya kil'".:t ki.t.:t sependapat
t;aJ ali
undangan. Ada satu Propesor yaitu Prof. Hayakawa daripada HAWAI
University yang mengatakan bahwa untuk membaca logika seseorang
i ta h.i:;i.rui-_; rne1 Hi.r:.tt b.S\gairn.cm.:i. e;em.B.ntik di.o. rnenul ifj dan bag.B.imana
dia berbicara. Kita tidak menginginkan sebagai pembentuk undang
undc.~ng in 1. t.:Jeand.~.l iny.'.i log ik~~ t,e ep ik i r k i t.~;t y.~ng terc.:tntum di
dalam urutan ayat-ayat ini roelihat seolah-olah tidak lois begitu.
Mungin ini buk.::,1n harry.:i, mer1_:rp:s·tl~.~1.n persepsi tetapi marilah ki ta
coba untuk bisa nanti kita mendiskusikan bahwa logika yang nanti
diharapkan oleh F KP ini mungkin bisa ada suatu jawaban dari
p ih.:1 k p.-:~.111erin t.sth.
Ini/ ......... .
- 36 -
Ini mungkin apa yang ka~i simak daripada keempat frakai. Kami
persilahkan dari pemerintah.
E.E11ElUNTAH $USILO SOEDARMAJi: Terima kasih kepada Ketua Sidang yang kai hormati, jadi
kit.a mendengar dari yang terhormat Saudara Wowor, dari F KP
menyatakan bahwa pasal 7 sebenarnya itu focus persoalan dan
mengelompokkan menjadi dua, yaitu penyelenggara wisata dan F
tadi
yang
KP
Jasa
lalu usaha penunJang ..... yaa usaha pendukung dan penunjang .....
kemudian diteruskan dan saya iugin memberikan penjelasan sekali
lagi bahwa masalah jasa masuk itu sudah kit.a terima dar F KP,
saya kira iya, diterima kata Jasa. Jadi kita kembalikan kepada
pasal 7, penyelenggara jasa wisata, ini kit.a bisa akomodit itu
lalu jawaban kit.a di.sin! mengenai Bapak Ibnu Saleh jug a
mengulangi lagi focusnya di pasal 7 malah d.iurai1rnn pewngusaha
itu orang, pengusahaan it.u kegiatan, dan lain Bebagainya dengan
uraian yang panjang. Lalu ini memang berkembang jadi jawaban kit.a
setelah dibahas memang berkembang dan sangat hants kita
perhatikan dengan seksama pengaruhnya, memang penyelenggara
wisata itu dapat berarti bentguk usaha plus kegiatannya k?rena
itu untuk mendapatkan kesepakatan kit.a ini nantinya dibawa ke
PAN~TA antara lain dengan prinsip .... primus
enterparus ............ ini salah satu tanggapan tapi nanti akan
ketemu setelah kita semua kemukakan karena terus terwang saja
kit.a tadi sangat senang ada jalan keluar yang diusulkan oleh F PP
ini untuk bisa sampai kepada usulan kit.a sebagai kesimpulan
nanti, kira -kira bagaimana mengakomodit t.adi it.u ke suatu
akomodasi yang barangkali akan bisa menjadi jalan keluar bersama.
Jadi
- 37 -
Jadi yang sudah kita sepakati baru wisata antara lain. Jadi 16, 17, 18, 19
mengenai jenis-jenis usaha tetap terkait dengan pengertian kepariwisataan
yang bell1rn kita sepakati bersama. Setuju perubahan penyelenggara wisata di
ganti dengan penyelenggara jasa wisata. Sedangl<c'ln tmnajerren clan konsultan
dapat ditambahkan dalam penyelenggara sarana kepariwisataan dan ini diba
has nantilah dalam Panja. Demikian.
Jadi memang sepot6ng-potong menjawabnya, tapi oleh karena yang satu dengan
yang lain itu hampir bersarrbung satU. sama lain.
FPP, konserpasi logis kesepekatan itu yang tadi disebutkan pasal 7 ini fokusnya, kalau itu sepakat sernua mengalir kesana. Usul Pemerintah telah men
cakup yang dicapai dalam ketentuan unrum. Masalah pernandu wisata orang Indo
nesia ini antara lain, budaya lama yang tua-tua janganlah sirik dll.
Sehingga usul FPP ini penggolongannnya ini rreti.jadi kini kira-kira saya rre
nangkap rumusan,::tetapi juga FKP m_1suk rresih jasa tadi. Jadi jasa masuk, FPP
ini baru dari dua terakhir rrenj adi tiga. Yang satu lebih tinggi dari yang
lain, tetapi adalah satu pertarnc-i penggolongannya ''us aha j asa wisata' ~, ini
usulan dari sana, kedua "pengusaha obyek wisata clan daya tarik", yang ketiga
"usaha sarana kepariwisataan''., nah bagaim:lna nanti pen.nnusannya kita cari.
Jadi mengenai soal perrundu wisata clan lain-lain kita tetap kepada keterangan
Pemerintah clan disetujui orang Indonesia.
Lalu mengenai pasal 3 huruf c) dibahas penerrrpatam1ya nanti dalam Panja.
Mengenai budaya lama prinsip ACC, nanti penempatannya rurrrusannya di Panja.
Kemudian mengenai tarnbahan yai tu rrengenai sarana pendidikan .1 supaya disendiri
kan, itu dari FKP dan FPP. Sebab kalau tidal< ini FPP izinnya rnenjadi izin
usaha begitu. Mengenai huruf c) hormatilah budaya kita itu, sampai tadi yang
minulan saya istilahnya kalau dimana-mana rninulan pak. Jadi kalau minulan
disetrip ini lalu mereka m=ngikuti. Pasal 21.1- dibatasi ni1ai-nilai agama,
impesariat ketiga pelaku ekonomi sehingga kita menyetujui bahwa pendidikan
itu adalah sebagai sarana. Izin penempatan dalam Panja norror 7 huruf c)
tadi bahwa hormati clan lain sebagainya prinsip acc.
Nah ID2ngenai pasal 24 nilai-nilai agarna itu meskiptm setuju dalam prinsip
mari kita cari rlm.lsannya lebih lanjut ke Panja misalnya) terma.suk juga
impesariat, juga ketiga pelaku ekonorni diberi kesempatan yang sarna..
Jadi kesimpulannya Saudara Ketua clan hadirin sekalian yang kami hormati.
Satu frakasi melibat semuanya bersama-sama bahwa pengertian wisata itu men
dasar clan dengan konsekwensinya itu nenpengaruhi terutama pasal 7. Sedangkan mengenai pasal 7 ada kesarrBan bah\.va penggolong-annya tidak ada
yang penting clan yang menduktm.g, ini satu lebellah.
Konsekwensinya·rrernang pasal 7 perlu rnengalarni perubahan, dari pihak Fraksi
Kary a Pembangtman telah menyebut adanya j asa ini.
Dari FPP telah mengusulkan adanya jasa clan sarana jasa kepariwisataan.
Tapi saya belt.JID menyebut FPDI, malah beltnn kes:impulan jadi kenbali kesana.
Nah ini maaf, ..... .
- 38 -
Nah ini maaf, saya kira tidak setuju sekali dengan pen.musan itu dan jangan
sampai tidak rrengalir, jadi ini demikian. Ini tadi tidak disebut tidak mengu
rangi Fraksi PDI tapi oleh karena sud.ah satu napas seperti yang saya sebut
kan. Oleh karena itu kita sepakat menyempumakan terutama. pasal 7 RUU itu
sebagai pegangan dengan m=ngakOITDdir usul Fraksi Karya Perrbangtma:n , Fraksi
Pcrsatuan Penhmgunan clan Fraksi POI yaitu pasal 7 yang ta<li mengcmukakan
bahwa adausaha, ada sarana dan tidal< ada pemmjang, ini prinsipnya.
J adi n:nnusan yang ki ta usull<an bar angkali ini :
1. Penyelenggara wisata rrenjadi Usaha jasa wisata
2. Pengusahaan obyek wisata dan daya tarik wisata yang telah disepakati
3. Usaha sarana kepariwisataan.
Itulah mengapa kita semua masih perlu Irem:mtapkan pengertian dari pariwisata,
kepariwisataan dan wisata.
Mengenai yang lain-lain kami kiratidak keberatan a.pa yang dikernukakan oleh
Ketua Pansus, jadi nanti ada diputuskan mana-mana yang sudah disepakati ber
sama oleh fraksi-fraksi tentu fralzsi Perrerintah dalam hal ini tidak kebera
tan lll1tuk lanjut ke Panja. Jadi saya gembira sekali bahwa fraksi-fraksi sa
ngat meneliti mana-mana pasal yang misalnya saja tidak diajukan oleh fraksi
tetapi diusulkan ini langsung kesana, dalam hal ini fraksi ABRI. Teri.ma kasih.
Jadi teliti sekal:L disini bahwa ada 6 pasal yaitu 15, 18, 19, 22, 23 dan 26
yang diajukan oleh fraksi dan tidak diajukan kedalam Pansus diusulkan Panja
saja, ini sangat setuju pihak P~rintah tentunya.
Dan juga tadi dari Ketua rrengusulkan ketingkat Panja beberapa yaitu 9, 16,
20, 21, 2L~, 27 sedangkan 10 tadi ada dikonstatier oleh Fraksi Persatuan Pem
bangunan adanya bahwa 4 fraksi sudah bis a dikatakan sudah dapat rrenerima.
Jadi saya kira inilah tanggapan Pernerintah rrn.Jdah-mudahan dapat diterima..
Terima kasih.
Teri TIU lc;1!; Lh.
Kami :ingin tawarkan apakah kita fraksi-fraksi akan memanfaatkan tennin
yang keclua dan karni ucapkan terim-1 kasih kepada Pernerintah yang sudah disam
ping nY:~njelaskan dan telah rnenanbahkan penjelasan ulang daripada pokok piki
r.::in yang d.i.~;c1mpaikan frnks:L-fraksi.
Kami persilahkan dari Fraksi Karya Pernbangtman.
SmKLn:a Ketua clan pi] ie:tl' Pemerintr1h khususnya Bapak Menteri kami ucapkan
ter:inl!.1 l<a~dh at:-is penjelascm L:1nbHhan khususnya yang berkaitan dengan pasal 7
i.ni. n':in cLi.d pihak Perne:rintah telnh rnenyarnpaikan yaitu berkenaan daripada
tLsul an Fraksi Karya Penbangunan yaitu dengan rnengelompokkan dengan sistima
tika y.::ing baru yaitu pasal l yang dLusulkan Pernerintah sekarang ini adalah
perUmH usal1a j asa wisata, kedua pengusahaan obyek dan day a tarik wisata,
ketiga ............ .
I
- 39 -
ketiga usaha sarana kepariwisataan. Untuk inilah Saudara Ketua kami masih
belurn bisa., oleh sebab itulah usul kami dalam hal ini berkenaan dengan
usulan Perrerintah yang baru ini kiranya adakan lobby dan terlebih dahulu
tentlll1ya harapan kami. diberikan kesempatan kepada Fraksi Karya l.ll1tuk IIE!Tbi
carakan intern dulu, tmtuk kemudian kita beranjak kepada lobby.
Demikian Saudara Ketua ..
KEWA RAPAT (WARNOHARJlJO ,· SE) _.....,..,.....,.....,.,.~ ............. ~ ................ _....._ ......... -~_ ........ ~~-~~~~--~-ti
o Terima kasih.
kami saran dari Fraks i ABRI . (Fraksi ABRI tidak ada saran)
Teriml kasih dari Fraksi ABRI yang tidak rrengornentari keterangan Pemerintah.
Kami silahkan dari Faraksi Persatuan Pembangunan.
ANGGffi'A PANSUS (MUAHAMMAD BUANG, SH) --....,._~.,...._.,.. ........ ,..._.,.~ ........... -~ ...... ....__,~ .......... .,._..,~ .. -""""""""----.._......,._
Terima kas ih Saudara Ke tua.
Kami sangat bergenibira bahwa usul fraksi karni yang dapat diterima oleh
Pernerintah dan seluruh fraksi karni akan infentasrisir kerrbali pasal 6 huruf
d) rrengenai nilai-nilai agarna disetujui dan disepakati, kenudian pasal 13
huruf c) dengan memperhatikan juga masalah agam.9. disepakati dan pasal 24
impesariat juga dibatasi oleh nilai-nilai agama.
Maka letiga pasal ini telah disepakati substansinya kami dengan senang hati
rrengumurnkan dan rrernproklamirkan bahwa usul kami pada konsideran menirribang
huruf d) tidak perlu dibicarakan lagi. Teri.ma kasih. f
~ RAPAT~ARNOHARnJO, SE) :
Teri.ma kasih dari Fl?P. Kami persilahkan dari Fraksi PDI.
Terima kas ih Bapdk Pimpirnm .
Jadi kami clapat apa yang ditawarkan tadi rrenerimanya. selanjutnya tmtuk
lebih fixed kami rrDhon j uga Sekretaris Pansus untuk m::nginfentarisir penm.
salahan-pennasalahan yang yang di Panja nanti, yang sudah setuju clan lain se
bagainya tmtuk kita terima. Kalau kita rrelihat catatan kita ma.sing-ma.sing
rnungkin ncln yang t:er1upakan. Hnnya sekian perroohonan kami rrelalui Bapak
Kettu.1. Teri.ma kasih.
KETUA RAPAT (WARNOHARilJO, SE)
TeriTm kas ih .
Dengan demikian saya kira sudah 2 kali menggunakan tennin tmtuk membahas
dan rnernbicarakan Bab IV. Dan sesuai dengan tawaran kami setelah 2 tenniyn Pe
merintah suadah menjawab. Kami ingin rrenawarkan untuk langslll1g dibicarakan
di Panja yang pertama pasal-pasal yang dianggap secara aprioristis sudah ki
ta setujui olehkarena tidak dirnajuk.an di. Panja sebagaimana diusulkan oleh
frtiksi ABRT, ynkni pn~;al 15, pr1s:1l 18, pasnl 19. pnsal 22, ptisnl 23, pnsal 26
ditarrbal1 ............. .
- 40 -
ditarrbah dengan pasal-pasal yang sudah dimajukan oleh keempat fraksi dan sudah dijawab oleh pihak PenErintah pada Sidang Paripurna pertma sekarang
ini. Dan dianggap oleh fraksi-fraksi yang bersangkutan sudc:ih rremuaskan dan
dapat ditarik ke perribicaraan beri.kutnya adalah pasal-pasal : 9, 10 ayat (1)~
16, 20 1 21, 24 ayat (1) , 27 itu nerupakan perrbicaraan yang tadi jawaban
nya telah dipersiapkan oleh Pemerintah kemarin.
Ditarribah lagi dengan pasal-pasal baru yang setelah ada klirifikasi penje
lasan dari pihak Perrerintah khususnya dari pihak fraksi Persatuan Perrbangunan
adanya persetujuan atauptm usul tmtuk langm.mg ditarik penibicaraannya ke
t.ingkat Panja .:1daL1h pasal 13 c), pasa 1 16 cl) 1 pasal 21 elm pasal 25 ternu
suk pasal 13 ayat (c).
Kami. ingin menawarkan apakah pasal-pasal baik yang secara aprioristis kita .
anggap sud.ah disetujui maupw. pasal-pasal yang memalui perrbahasan tingkat per
tama dan tingkat kedua ini sudah disepakati, prinsip-prinsipnya yang n~nyang
kut pen1bahan redaksional, perubahan tafsir, perubahan substansial maupun sis
timatika dapat dibicarakan ditingkat PANJA. Dan selanjutnya kita akan meng
konsentrasikan kepada pembahasan pasal 7. Dapat diterima?
Terima kasih. Khususnya yang berkenaan dengan pas al 9, bilamana pasal 9 ini
mengalir ke sistima.tika kita yaitu berkenan dengan pasal 7 yang kami usulkan
tadi clan diadakan lobbying pertama intern kita. kemudian dengan Perrerlntah nantinya bil.amana hal ini demikian, maka dalam hal ini kami. rrenunggu dulu
dcngan pasal 9 ini. Demikian terirna kasih.
~E~A .!~1
M:.-~~~~l~~9 '· ~~-: Terirna kasih Fraksi Karya. Silahkan Fraksi ABRT, apakah setuju dengan FKP
atau setu.iu dengan apa ynng saya bicarakan tadi ? (:F'ABRI setuju)
Fraksi PP ? (I1>P setuju)
Dari Frc:.iksi PDI ? (FPDI setuju)
Dari pihak Pemerintah kami mohon ada satu fraksi yang memang irengharapkan un
tttl<. bisa masih dibi.carcikan didalam Pansus
melalui lobby .......... .
- 41 -
melalui. lobby nantinya Pasal 7 dengan Pasal 9, sedangkan Pasal
Pasal 15, 18, 19, 22, 23, 26, Pasal 10, 16, 20, 21, 24, 27, 11,
13 c, 16 d, 21 dan 25 itu seluruhnya ke empat Fraksi dapat mene
rimanya untuk dibicarakan ditingkat Panja.
Kami mohon tanggapan dari pihak Pemerintah.
MENTER! PARPOSTEL (SOESILO SOEDARMAN)
Pemerintah sangat menghargai persetujuan Fraksi-fraksi untuk
yang sudah apriori setuju, yang sudah prinsip disetujui untuk ke
Panja langsung, tetapi dengan menghormati bahwa 7 harus di lobby,
dan karena. 7 masih di lobby maka 9 juga ada _pengaruhnya disini.
Oleh karena itu 9 keluar daripada jajaran itu semua. Ini kalau
boleh saya menafsir apa yang diusulkan oleh FKP.
Demikian.
KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE.)
Ter1ma kasih atas pengertian pihak Pemerintah dan saya kira
persetujuan kita bersama kita keluarkan Pasal 7 dan Pasal 9 dari
pada urutan yang·kami sebutkan diatas, untuk nanti kita lobby dan
kita bicarakan. secara tuntas di Pansus, sedangkan Pasal-pasal yang
tadinya kami sebutkan ba~k secara apriori maupun melalui pembahas
an sudah disepakati kita lanjutkan di pembicaraan Panja.
Dapat disetujui ?
(SIDANG PANSUS : SETUJU) .
Terima kasih, jadi kami akan lanjutkan pada sesion berikutnya.
Oleh karena waktu.sudah jam 12.00, kita akan bersantap siang dan
sekaligus nanti langsung kita mengadakan lobby. Oleh karena itu
nanti kita akan· lanjutkan jam 13.00.
Demikian kita skors untuk sampai nanti kita ketemu .jam 13.00.
RAPAT DISKORS JAM 12.00 WIB. )
SKORSING DICABUT JAM 14.25 WIB.
KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE.) :
Rekan-rekan Anggota Pansus yang kami hormati, pertama-tama
kami mohon maaf atas dilampauinya jadwal sebagaimana kita jadwal
kan 1 jam, akhirnya berkembang l~ jam.
Namun ....... .
- 42 -
Namun demikian kita menarik satu hikmah dan manfaat bahwa dengan
Pansus ini kita secara keseluruhannya mudah-mudahan dapat menggu
nakan waktu secara lebih efisien dan efektif dimasa-masa yang akan
datang.
Butir yang dijadikan topik dalam lobby· adalah menyangkut usul dari
Fraksi Karya sesuai dengan kesepakatan empat Fraksi dan Pemerintah
yakni Pasal 7.
Ijinkan saya untuk melaporkan hasil lobby yang sudah berkembang
hampir l~ jam tersebut.
Setelah mendengar argumentasi baik dari Fraksi Karya, Fraksi ABRI, . .
Fraksi POI dan Fraksi Persatuan Pembangunan dan P-emerintah, maka
telah dicapai satu kesepakatan mengenai baik judul maupun substan
si daripada Pasal 7 yang akan mengalir kepada Pasal-pasal berikut
nya d~dalam batang tubuh khususnya didalam Bab IV sebagai berikut:
Jadi Pasal 7 Bab IV berbunyi : _Usaha kepariwisataan dapat berupa,
jadi konsep RUU dapat diterima sebagai berikut
1. Usaha jasa wisata
2. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata
3. Us aha sarana pariwisata .. :. -
Saya kira perlu penjelasan, tadinya kita sudah anggap tuntas.
Saya kira perlu penjelasan dari pihak Pe~erlntah ada usaha sar~na
kepariwisataan atau.usaha sarana pariwisata.
MENTERI PARPOSTEL (SOESILO. SOEDARMAN)
Jadi demikian~ kalau boleh saya menjelaskan.
Usaha sarana pariwisata, kita tahu bahwa kepariwisataan itu ling
kupnya luas termasuk fasilitas-fasilitas yang menunjang didalamnya
itu, itu tidak bisa· diusahakan. Yang biasanya ini didirikan oleh
Pemerintah. Kalau Pariwisata memang bisa merupakan suatu usaha sa
rananya (sarana pariwisata) .
Jadi diatas juga sudah tercantum usaha kepariwisataan.
Dari Pemerintah demikian.
KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE.)
Silahkan dari Fraksi Karya.
ANGGQTA PANSUS/F. KP ( J. G. WOWOR, SH.-) :
Jadi untuk kita sepakati bahwa mengenai butir-butir tersebut
yaitu khususnya butit 3 usaha sarana pariwisata atau kepariwisataan
buat kami ini sekarang masih tetap kepariwisataan, tapi bisa nanti
di Panja-kan. Sedangkan nanti urutannya itupun di Panja-kan.
Ini kesepakatan kita.
Demikian Saudara Ketua.
KETUA
- 43 -
KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE.)
Terima kasih dari Fraksi Karya, kami persilahkan dari Fraksi
ABRI.
ANGGOTA PANSUS/F.ABRI (JOEPITO) :
Terima kasih Saudara Ketua.
Tadi hasil lobby memang apa yang tadi dipersoalkan rnernang su
dah disepakati rnenjadi usaha sarana pariwisata, saya kira kita se
rnua sudah sepakat tadi.
Untuk itu rnenurut saya kalau ini masih dibawa lagi ke Panja, rasa
nya kok rnasih agak ngambang lagi. Jadi apa yang sudah kita sepakati
dalarn lobby sebaiknya tidak perlu kita panjakan. Memang tadi kalau
Ull'Utan ini yang·masih perlu Panja-kan, namun Fraksi ABRI berprinsip
bahwasanya dalam .hal ini· usaha kepa~iwisataan itu tidak perlu ada
sernacarn klas, harus tidak ada klas. Ini prinsip·Fraksi ABRI.
Urutan itu sebenarnya hanya sekedar penulisan, untuk itulah di pen
jelasan supaya tidak rnenimbulkan nanti polernik dimasyarakat seolah
olah adanya perbedaan dan sebagainya diberi penjelasan kedudukannya
sama. Karena tiap or.ang akan mempunyai interpretasi berbeda-beda.
Kernudian yang rnasih. ·kami mintakan nanti juga dicatat, bahwasanya
Fraksi ABRI menginginkan kata "dapat"'itu tetap dihapus.
Karena karni ingin supaya RUU ini merupakan suatu RUU yang pas.
Tidak ada yang masih ngarnbang. Karena kalau dapat itu nanti ada
lagi yang tidak tercantum dalam Undang-undang ini.
'I'api ..•.••..•.
- 44 -
t .::::1. p :i. k -::':!. 1 -:"::i. t..l j ~:::~ n .i. ~:~ ...... j t::·:· n :i. ·::3 u ::::. d h -:::t n ya k .i:.'-\ Hi :i. l::i i ·~::. ,::i. :n i::::· n q F~ r- t i tap i k ·:::<. l .a. u 1. ·c. t.
ff1 i::t ~~-, i h d i::t p .-~, t b t:·:: l'" k t::: m b .::1 n (.I , t i::·1 p i. y {::·1 n GJ c:-1. k i:":\ n c:! i Et t u r·· .:\. n :i. pa:::~ t .i d <~t I< b c::i 1 c:· h
.i. t.u.
in i. n t i::1 k i::·t 1 i::\ L.l pc:· r· J. u i. n i cl :.i. c i::·t t. at u n tu k d .:\. ff1 ,:·:-t ::::. u. k i:':\ n d !::·1 1 2i. m P <?:\ n j ;.::·1 " I·- c·:' ;· .. .:t Hi.;,,·,
k ·:'::t ~:;; .i h "
t:~:E.I!.:1.0 ... _.f'.~tlE:.ftI. ...... L~:ffJ.[~;.N!J.!:::!f.::!.GihI.O ... ~.J.~;:E.1 : T i:-:· 1· ·· .i. in a k a~::. .i. h • i< <-~1. Hi .i.. pt:? r· s; i 1 a. h k .i:':\ n cl .:::t r .. .i.. i::: .. F· F' ..
oii::;.h F. cl d 1 am ~::.. .in .i.
ur·1 t.1 ... 1 k
k,::"t.1 i p,3_j··· :i. H .i. ·:sa ta, 11 ..
t:. i::·:: (" i. 1Ii d k d !::~ i. h "
1::.~: .. c .. :r..i,::!.6 ...... f.:;.f~.C~d . .I._. __ tHOJ.:;J:~.i]HbE.P.:,I!:2 .. ~ ... ~~;;.J.;; .. 2 ... : T1:.':1r· i~n-:::i. k asi h dar·· .:i. F. F'F'. k am.i per .. -::::.:i. J .::-.. hJ.::.:·:1n d;:.·'.i" . .i F .. F'D I ..
(j . .C:LP.!~?.LL.:1.~D./'. ....... f ... ~ .. r:.·.n .. L ...... .L ...... L ..... Q..U.fi~IJ ....... L! . .(}.~U3.hLL .. ~Y.!::J.PJ:ld .. )_ ~ Terima kasih Bapak Ketua dan Bapak Menteri
sekalian yang kami hormati.
k .::\ m i. t. i::\ d .i h .::\ 1 i n .i n 1 i n t E:\ p \:·:-:· n c:· q i:-:i. s::. E\ n u n t u k
tun td!::i,
kita mufakat bulat, bahwa itu adalah hal
~=3 1::~ q ,;;\ l i:~ :i..n.i.
kc:·inbd 1.i.
d.::1p:::\t t:i.c:l.::1k · .... 1i"'ICJ
d.i.~::~.:::-.tnpa.ik,::tn t'"E•kc·:ln kit.-::1 da.r··.i F .. ~<P.
'.3eli::injut.nya juqa inipun barangkali dalam Panja 'l::.,::1d:.\.
b .i. ~~; :i .. k ..... /] .i. ~i~ ,i k jdd.i p:L k .l. t'"Etf"I ya.nq bEt.1, .. u ff!;3.f''"i k.ita n.-:int.i.
ki:·:·:•tE\n tui::1n k.:i. ti::t
knk
Tapi yang disetujui tadi jelas Pariwisata itu. Ini c..::itdtE1n du1u ..
,.J -~·:i.d :i.
- 45 -
J c:icl i L.tn tuk tidi::lk int:.1mpt:::•1'··pi:\nj an9 ma~:~i:·:·1 l .::1 h y Ein<J s.~::.bt:::n a t· .. n y e:-1 ~::)ud i:-:-1 h
k.i.ta lobby·-·ki-:-tn SE?d(?.mikian pi:.1njan<.]" Y-.:..1nq pc:·r·tamE1 s~~1y'-:i. in(.J.i.n mi:::ol'ion
c d. t,::1 tan. F'.:?. r tam a, titipan daripada F.ABRI agar supaya kata 11 c:i.E1pat'' itu di.pt:?1·-timban1]kan untuk clapat dihdpu!::~.
d.i.bt=.·1,::\kang usahc:\ sa1--·ana par·iv.Jis-::ita ini l::>i~::.;::1 cl:i.b.icar.::iki:-:·1n c:I:.\. F'dnJi::\~
.J .:::.. d i d t-:~ n ~J ~:::•. n
demikian Bapak-bapak/Ibu sekalian, saya kira hampir keseluruhan
Bab ]. ~ I .~ yanq da.r--.i. / dt~ngan '..2G
keseluruhannya dengan mengingat tadi secara aprioritis kita sudah
tidak membicarakan dan dianggap kita sudah setuju semuanya. tujuh
pasal yang melalui diskusi dari jawaban Pemerintah Fraksi-fraksi
sudah dapat menyetujuinya dan yang tera~(hir yang memerlukan lobby
p .::1 n j .::-1 n lJ pa f.:> i:\ l '7 pd .::1 a k hi r· n y i::·t ~:~t:~' k i::·1 1 i pun b c:· l u Hl bu 1 at. !I tap 5. p 1" .. i n •::;. :.i.. p .....
pt- .i.n ::::, i. pn y;:\ ~:;ud ah cl .i. st::~ t.uj u k an d .i b.:1vJc-:-1. k .:1n k i·:-? F' i:':\n j d ..
dengdn persetujuan dari keempat Fraksi dan pihak Pemerintah Bab
I 1./ sudi::\h b.i ~.;i~-\ k i ta 1 a11lp.::1.u.i. d an <.::>E~ 1 ul'·uh pt:?mb.-:1h,:i.~::-;.:i.n ~:1.kan d :i.. 1 a ki...\k dn
di PANJA dengan segala catatan-catatan yang tadi kami sudah
~:)dffipa.ikan n
Waktu sudah menunjukkan pukul 14.40 WIB. Jadi masih ada Bab
k.::uni l .ihat d.is.ini u~:~ul ~>a1 .. ··.::-1nny.::·1 yr.:·1a t'-nqi::in· .... j·-·inq.:·:·1n di::in ddi:':i !:::.atu··· ..
satu bahkan dari F PP dari Bab V dan Bab VII t.id,-ak liif?nq1::\j ukan
pG.·t-L.lb<'i:\h,:~\nny~'ll j,'::ld.i ~5.c!\yc·:\ kirc-:1 hi::1nyG:\ ac:la t:::·nE:\m but.ir-· t~11nbE:1h c:IE~l;;:1pc:-1n
but .i. r- j ,:\ d is £1. y <:Z\ k i ,.~· .:-:\ b l7~ ~=~ o k H .. • .. aka n k i 'i::. d. 1 Et n j Lt t k an k •::?! ~~- i::? 1 u i"" u. h i:1 n n y i::t
atau kita dengar hasil rumusan pemerintah yang telah kita susun.
Kai pesilahkan dari pihak pemerintah kira-kira apa dilanjutkan
sampai jam 15.00.
1::£:J1E8.IJ~.I.ftl:i ...... ~?..Ufi..U:: . .Q..f:?.O..~.~~f!.{)Hf1 .. G.J::J.. ;; Saya setuju sampai jam 15.00 WIB
yang kami hormati. I j :i. n k ~:l n 1 ah k i::\ m .i. m E~ in u J i:':\ :i. d E·~ n q an El .:··1 b V p E· 1:·· i::1 n
serta masyarakat pasal 29 di::\lam r~~uu:. RUU Pasl 29 berbunyi
masyarakat memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan
serta dalam penyelengqaraan kepariwisat0ar1 kita terima usul • ...i ............ : Udr J..
F pr::· mt.::<muny.::1:i t-umu!::>an "/df'iiJ s.i::·lm .. ::1 c:IE·ni;;JE1n 1:::ic·:·mc-.'l'":i.ntah .. JE1d.:i. j.::\~·J,::"tb.::in
pemerintah singkat terima kasih. Kepada F KP yang mempunyai
pt.::~r-·~:-t:-:~p~::.i yano ~::l-2\iHd. d(:~:·!ngi::\n pt:::!ii'it::-:"r-in t.ah. Vitra juga terima usulan
d d r ... :i. F 1-::1BF\ I ~::>.a tu 1n.::1. ·:.=;.-::tr ,;:1 k at mE•fn :i. l .i k i
L\ ri t Lt k / .. a • • .. • a .. • •
- 46 -
untuk k c:1 p <::i. r·· i t.•J :i. -:::; P\ t ,::\ i::\ n hdik
pada proses pengambilan keputusan pelaksanaan maupun pengawasan.
I:) 1...1 d ~::~ y <::\ r- i::i t ..... s y i::\ r-.. 17:\ t. d i::\ n 't a t <·:, c <'::\ r· a p ,~.? r- ;;:i. n ~; P , .. t ,::i_ m ;:;,. ?.; ,7~ t"" ,::\ k 1::\ t. ::; 1~·:·! I::; <::\ q a. :L 1T1 ~·:in a.
di m,::1 k ::::.ucl cl i !:':\ tu1,.. dt:·~ng i::-1n pE~ r·c:\ tu t··e:in pPmE't·· in ti::\ h"
T f:? t'" hi::\ d i::\ p u ~:; u l <!:'\ r l d a ,,- .i. r..- A B 1::;: I ~ p Pm<:~ r- .i. n t c:\ h m E~ b (·? r· i k ;::1 n j E~ t.·,1 (::i. b E:\ n
bPI'" :i. ku t. : da 1 am pE?l"l~Jr.:1mbi 1 an kPpu tu~:::.a1·i pc~ r- .I. u cl .i. h F·1 cl 13. k ,::\ n
1n,·::\n ;::i. y .an q mr-:_i.n j ;::i.d i k~?.V-JE~n ;3nq 1-:i.n p(-::?mi:'?I'" int.ah d ,::tn man ,3 pu 1 i::\ k.;2 .i. ku t
(~cl d pun <.::>ya r a t -- s; y c:\ r· a t: d 17:\ n
~~;f:.•1, .. t'.i::\. mE1:::>"'/Ei.1"·E1ki::i,t n.i pc:-?r·lu d.ik<::'lji lPbih li:tnj·ut cli:~n dibi:1hD.-::; d<J.li:'.1.m
F'(.)l\!i:JP1. Ini mE~n~.:.ieni:·:\:.i. usu1<::\n dar·i F l~BnI.
U ·~3 u. l 1::1 n r·· F' D I ~ t-· <::\ k ya t s e t P rn pa t be~ r- h 13 k u n t. u k m f~ l i b 1::\ t k t':':\ n d .i. r- .i.
di::\ n mi::·:·: m q €:\ n ~:J pc·:~ r .. i::\ n c:\ k t i p cl<::\ 1 <3 m <.::. E: 1 u r· uh p 1- o ~::. E-~ ~:3 pc:· ny r:: l c: n q c_1.:·:1r .. 1:·,, 1::\ n
In .i. d Et v- F F'D 1 , j r-~~·J,::;. b,::,n pE-::m<-=' r· .in t.-:?1 h ,?.\d ,;., J. i:3. h p1:-:id <:\
d ,;:, !::i ,::1 E:i ,, .. n ya p F· m c0 I"" .i n t: c:\ h m E? n 9 o 1--· m 1::\ t i k t? k u t ~::; e ,, .. t a r.:\ n mt:\ i~> y ,::\ t·· t:\ k €:\ t , t. F~ t. i::i p :.i.
pf'!: , ... l u d .i. 1 .i h ,;;, t s (~;· c: a 1'- c:i. 1 u q ,':l ~:5 d a l a rn p r · ci ~;es y c·::1. n q man a r· i::i. k y ;::\ t. p €·? I'- l u
c:l i. :i. k u t ~;) t::~ r· t. ,:·:\ k 1::\ n c:I ,3 n d i m 1:,, n i:':\ pr::- m C! r- i n t. ,:;\ h h c\ r u ~::. d :i. l iJ. k ~:: . .::\ n ,::\ k c:-1 n o l E·! h
itu sc-::~ndir.i. DE' n q ~:t n d c~ m .i. k i an t.Ppat a.pE:ib.i. l .:~\
d \·:·? n q ,;1 n .i..ni
~::. c:· d El n q k <::1 n u. n t. u k F K F' ~:; €:\ rn a I'" um u ~::. 1::\ n n y c:;'I den q an p em c: t'" i n t t\ h •
.J;::i.d:i .. ad.:,:i. d;:1r·.i.. ·fl'"i::'lk~: . .i f.)BHI ddr1 F F'DI - F. PF' juqi:?I f::,1::1m.:·::~ tc~r .. .i.m.:J. k.::i.~:;.i.h
k 1::! p E1. d i:':i F F' F' .. D c· m :.i. k i i:-:1 n pr:::: n j t-: J. as r.·1 n c:I i:?l 1- i E: E\ b \.' ..
!< e1 m .i pc:· r· ~> i 1 E:\ h k an · ~ k C:\ mi in CJ i n m F:.' n F.\ ~AJ C:\ r .. k t'.:\ n E:\ pi.:\ k <::\ h · k :.i. ti:':\ b c: !'" :.i. k E1 n
int::· n y i::i ff1 p ,::\ .i k i:'i n hc:1~::.i 1 r· rn u ~::> C:\ n n y t::\ cl i:·:\ 1' .. i El .:~ b V I cl 1::1 n B <::\ b \) I J
k .i. t .:-::i. l:J f:: ~:; o k rn u 1 a i cl f:.~ n q an t i3 n q q a p B n 'f 1·- e1 k ~~ i -- ·f r- a k ~;; i .
L:L.u.E;B.I.!>!.J::.oJ:::! ....... t}.L:!.HJ.L.U ....... f }.P.~~:.P.o.Gt!(\l~:I. : BE1:l.k k«::\m.i 1~·:'lnjutk1~\n dPn<Jt:\rl Bab \,/J pc-::-mbinai:':\f"i~ yi:-:\:i.tu nuu p.::':\~:}E1l
~::; 1 pi::2mr:·r ... i. n t..::':i. h mE?m bE~I"- .i. k i:.1.n pi?mb in <3.an k f:? f.Ji::\ t' .. .i ~"' i ~:1a·t.i:~i::i.n cl 1::1 l ..:'.Im bE1n t.u k
pc:mbE·:·r-:i.<'::\n bi m b i·nq 2:\n dan
F'DI !l ~li::\ tu pcirni?.1-- .i. n t E:\h
k c::.·pi::\ 1·- i1;\1 i.-::;d tc1a.n d ,·0. l ~'.:\fn bc:n t. k p<~~nq r:.\ tu 1'·,:;~n pi::?m bc::-v· i i~-\n h j_ mh in(_] <":':\n d Dn
tE:r·h1:1d!:'.\. p d.ibidE1nq
I<(~~ du t::\ k ('.:? t. r-:0 r ·1 tu<':'. n l c-? IJ i h l B. n j u t t F:~ n t <:.:\ n \J pc~ m h .i. n ,::\ i:':i. n
p C" in E:~ r· :i. n l.. {·::\ ! 1 a. d ("3. l c'.I. h pc-:::- in E! , ..... i n t .::\ h ~:~. i:·? I:: u j c.1
t.i:::::1' .. hi:':\clE1p u~:::.1...1lE:\n Fr·c-:\k~:~.i. F'DI m•::~n<;1c:n1:::\i e:1yc:\t. 1 ~:;c-:·c:lt:\l'l(Jki·:\n u~:;ul.an E:\y,:·:\t
Ii c'::\fTIUn p(~ t··]. U cl i l:J;':;i. hE1 ~~
- 47 -
pt:-~r·· .i.nq k .-::.. t.
bt:i1'·bc::-da-.. ·bt:~da M FU.JU Pasal ··:!::'.'-" ...... i ••• !l
pengembangan kepariwisataan pemerintah dapat menetapkan
tertentu sebagai
tujuan wisata dan kE!mun<Jkind.nnyd untuk ni n :i. q n k .-~1 t k an
kehidupan ekonomi dikawasan yang
suatu kawasan sebagai kawasan wisata dilakukan sesuai dengan tata
dan berdasarkan rencana pengemb@1gan kepariwisataan.
Ti~Ja, pembangunan suatu kawasan d:::\n
pengelolaannya dapat dilakukan oleh Pemerintah atau masyarakat
usulan F. ~<P, Dalam rangka pembinaan
Peme~intah dapat menetapkan suatu kawasan
kawasan wisata, dengan memperhatikan potensinya sebagai obyek aan
daya tarik wisata.
Duc:i, pt~ne t:c::\ p1::1n k i:t~Jasan ~Ji. ~3i':\ t:..::\ st:.'b.::tqa .i. 1ri,:,1n c:t cl .i ina k ~::;ud dc.1 l diT1 d '/-:::1 t ( 1. )
dilakukan dengan memperhatikan k f::!·::;1-;;.~ .i in ban q an
ekosi~~-tf~m r-E~nc: ana pen9t:-.<mbanqan
Pemt::::it'· int.ah
pengertian dan pembinaan adalah sesuai yang tercantum dalam Pasal
:H RUU ini .. Mt.~nila.i. pad.-::1. i::-tyat
kawasan namun demikian kiranya syarat-syarat yang dimaksud memang
p0;.;n ting" .1.n.1
dibahas di dalam Panja.
Usul F.ABRI. Mengusulkan agar Pokok Pikiran dalam pasal ini
dialihkan ke obyek dan kawasan wisata.
Jawaban Pemerintah.
pasal ini dimaksudkan untuk mengatur ti:.:?n tang
kE·par .. i.vJi ~:i-a t.c:\an yang bt:;r·ada de!\ 1 am Bi:tb F'1:·:.in1h.:i. naan w
.usul
- 48 -
msul Fraksi PP; 1. Dalam rangka pengwmbangan kegiatan Pariwisata, Pemerintah dapat menetapkan kawasan tertentu sebagai knwasan Pari wisata deng.su.1 mer:i.ghormati dan mengindahkan hak-hak masyarakat yang berlaltu, sehingga masyara~".a t tidak di.:r11gikan serta memperha
tikan potensi sebagai tujuan pariwisata dan l~emungki.nannya untuk
rneningkatkan kehidupan ekonomi di kawasan yang bersang.kutan dnn
masyarakat setempat. Yang kedua, ayat ( 2) : P2netapan .suatu kawasan sebagai. kawasan P.srhrise. ta dilakukan sesuai dengG.n tata ruang l.:m·r:1san dan bcr12 sarkan rencana pengembangan kegiatan pariwisata sehingga terwujud pembangunan yang berwawasan lingkungan. Ketiga, Pemaangunan suatu kawasn sebagai ka:wasan pariwisata dan pengelolaannya dapat dilakukan oleh Pemerintah atau masyarakato Jawaban Pemerintah berbunyi· sebagai berikut : Pasal 32 harus dilihat seeara keseluruhan dan untuk mengenai hak-hak mas,arakat yang harus dihormati telah diatur oleh Pasal 32 ayat ( 2) RUU yaitu bahwa penetapan suatu kawasan wisata dilakukan berdasarkan dan sesuai dengan tata ruang kawasano Penetapan tata ruang kawa! an lindWlg telah mempertimbangkan pendapat masyarakate Demikian pula halnya dengan pembangunan yang berwawasan lingkup secara l,!;! gas telah tercakup di dalam rancangan atau rencana pengembangan kepariwisataan oleh karena dalam setiap kegiatan perencanaan yang mempunyai dampak yang luas wajib memperhitungkan analisis mengenai dampak lingkungan. Kita lanjutkan dengan RUU Pasal 33 : Pembinaan kepariwisataan d1 arahkan untuk mewujudkan dan memelihara kelestarian serta keut"U!! an obyek wisatae Usul Fraksi PP pembinaan kegiatan pariwisata d.! arahkan.untuk mewujudkan dan memelihara kelee•arian/seMHtaR9i tarik pariwisata dan terjaganya citra kepribadian bangsa serta mutu dan lingkungan bidup serta kwalitas sumber daya manusia. Mengenai uaul Fraksi P2-,- Pemerintah berp.endapat bahwa dalam pengertian oyek wisata tercakup da9a,tarik sedangkan citra kepri~ badian banjsa serta mutu dan lingkungan hidup serta kwalitas sumber daya manusia secara konkrit telah tercantum dalam Penjelasan Umum RUU o
Demikian mengenai Bab 'VI, maka sekarang adalah Bab VII Penyer&b an Urusan kita teruakan RUU Pasal 35 (1) Pemerintah dapat meny.! rahkan sebagian urusan di bidang penyelenggaraan kepariwisataan kepada Pemerintah Daeraho ( 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyerahan sebagian urusan di bidang penyelenggaraan kepariwis.! taan diatur dengan Peraturan Pemerintah~
Disinio o • • • • ~ •
- 49 -
Disini kita menerima usulan dari F.KP sebagai berikut : (1) Pemerintab dapat menyerahkan sebagian urusan dan kewenangsn
di bidang penyelenggaraan kepariwisataan kepada Pemerintah Daerah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyerahan sebagian urusan dan wewenang di bidang penyelenggaraan kepariwisataan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Jawaban Pemerintah adalah penyerahan urusan ini berdasar atas asa desentralisasi sebagaiamana tercantum dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1974. Menurut ketentuan Undang-undang tersebut, maka urusan-urusan Pemerinta)t yang telan diserabkan kepada Daerah dalam rangka pepaksanaan asas desenteralisasi pada dasarnya menl)adi wewenang dan tanggung jawab daerah sepenuhnya dalam hal ini prakarsa sepen~ya diserahkan kepad.a Daerah baik mengenai ketentuan kebijaksanaaan, perencanaan, pelaksanaan maupun menyangkut segi-segi pembiayaannyao Sehubungan dengan itu Pemerintah berpendapat bahwa rumusari Pasal 35 ini sudah mencakup wewenangnya. Meskipun berbagai urusan tidak diserahkan kepada Daerah sebagai pelaksanaan asas desentralisasi, tetapi tanggung jawab terakhir dari urusan-urusan tersebut tetap berada di tangan Pemerintah Pusato Disini ada koreksi di halaman 66 alinea terakhir : meskipun berbagai urusan telah, jadi bukan tidak. Saya ulangi : meskipun berbagai urusan telah d.iserahkan kepada Daerah sebagai pelaksanaan asas desentralisasi tapi tanggung jawab teraklh.ir terhadap urusan-urusan tersebut tetap berada di tangan Pemerintah Pusato Kita teruskan pada DIM F.KP Pasal 35 baru : ( 1) Dalam pelaksanaan Undang-undang ini sejalan dengan pengem
bangan dan peningkatan kepariwisataan serta dinamika masya• rakat dengan Keputusan Presiden dibentuk Badan Pertimbangan Kepar1wisataan.
(2) Badan Pertimbangan Kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 2) mera.pakan forum yang bertugas membahaa. masalah
kepariwisataan. •••
- 50 -
kepariwisataan yang sifatnya strategis dan memberikan pertimbangan saran pendapat untuk merumuskan kebijaksanaan di bidang kepar,! wisataan. Jawaban Pemerintah adalah bahwa dalam RUU Pemerintah sengaja tidak mencantumkan pasal- tentang itu yaitu tentang Badan Pertim -ban..;;an, dengan alasan : 1. Deparnas sampai saat ini secara juridis masih ada tetapi tidak berftmgsi. 2 o Untuk mengatasi masalahmasalah lintas sektoral di bidang pariwisata, praktek selama ini telah dapat ditangani oleh Menteri. 3. Di d.alam sistim pemerin -tab.an kita dianut prinsip membagi habis tugas. 4. Keikut-serta -an masyarakat, aspirasinya telah ditampung melalui DPRD yaitu misalnya dengan penentuan kawasan wisata melalui PERDA dimana wakil rakyat yang duduk di dalam DPR diikut-sertakan. Berdasarkan hal tersebut di atas Pemerintah tetap 1Derkeinginan untuk kembali kepada ketentuan yang diatur dalam RUU. &ekarang sampai kepada Ketentuan Peralihan, Bab Ketentuan Peralihan. Ini usul F.KP : Ketentuan Peralihan yang ditambahkan d~lam ·RUU ini yaitu Pasal 43 baruQ Jawaban Pemerintah terhadap
usul F.KP Pemerintah illgin menjelaskan bahwa fungsi ketentuan peralihan adalah untuk mengatur pemindahan keadaan yang diaki-batkan oleh Undang-Wldang yang sudah ada ke keadaan yang dikahendaki oleh Undang-undang yang baru., Sebagaimana dimaklumi Undang-undang Kepa;riwisataan adalah Undang-tmdang yang pertama kali dimiliki oleh Republik Indonesiao Oleh Karena itu di dalam RUU ini tidak terdapat Ietentuan Peralihan. Produk-produk hukum yang ada sebelumnya di Indonesia mempunyai peringkat di bawah Undang-undang. Oleh karena itu tanpa adanya Ketentuan Peralihan maka produk-produk tersebut otomatis menyesuaikan dengan Undangunadng yangbaru nantio Sebagai contoh : a. Undang-undang No~ 6 Tahun 1964 tentang Pos, sebelumnya telah ada Undang-und3Ilg No,,!.;. Tahun 1959 tentaug Pos; bab.kan sebeliunnya telah ada ordonan.si j·fJ,IDan Hindia Belanda. ·
bci Undang•undang Noo 3 Tahtm 1989 tentang Telekomunikasi sebelumnya trlah ada Undang-undang Noo 5 Tahun 1964 tentang Telekomunikasi bahkan sebelumnya telah ada ordonansi jaman Hindia Belanda. Usul Fraksi POI, Ketentuan Peralihan untuk dimasukkan dal~ RUU ini Pasal 42 dan Pasal 43 baruo Jawaban Pemerimtah terhadap usul Fraksi PDI, jawaban Pemerintah sama dengan jawaban terhadap usul Fraksi Karya Pembangunano Walaupun usul Pasal 1 ... 3 baru mengenai obyek wisata pada akl-drnya ditetapkan melalui suatu produk peraturan perundang-lUldangan.
- 51 -
Demikianlab Saudara Ketua Pansus dan An.ggota Pansus yang saya !
hormati. Ternyata jam telah menunjukkan jam 03, maka dengan I
ini saya kembalikan lagi.kepada Pimpinan Stdang4' Terima kasih.
KETUA RAPAT (WARNOHARDJO'w SE)
Terim.a kasih kepada pihak PemerintahQ 'Waktu sudah menunjukkan jam 15, ses~ai kesepakatan kita, kita akan akhiri masa persidangan atau waktu jadwal sidang Pansus untuk hari iniw Atau dapat saya inventarisnsikan dari Pasa1 yang dibacakan oleh Pemerinta.h sebagai tanggapan terhadap usul saran perubahan Fraksi-Fraksi telah sepenuhnya-dan seluruhnya diselesaikan pembacaannya yakni mengenai Bab V, Bab VI, Bab VII sedangkan Bab VIII,
Bab~IX sudah kita setujui bersama untuk langsung diselesaikan di Panja. Ada Bab X · mengenai Bab Perallhan yang diusulkan oleh Fraksi PDI dan F .KP e · J adi dari 7 pasal yang ada di Bab V, Bab VI terdiri dari 7 pasal, 5 pasal telah diutar~an pengajuan penyem~ PHmaannya, 2 pasal tambahan baru dan 1 DIM yang diusulkan oleh Fraksi Karya Pembangunan. Oleh karena itu besok dengan persetu-
r ' . juan kita bersama, kita akan mulai instansi! untuk memberikan kesempatan kepada para Anggota Pansus yang terhormat dari keempat Fraksi dam saya kira 2 instansi dan mudah-mudahan dengan waktumyan.g dijad'Wlll.kan itu bisa kita selesaikan. Dengan catatan masihmada satu catatan yang tadi juga disampaikan di lobby dari Fraksi ABRI sudah ada kesepakatan mengenai peneantuman Pasal 33 di dalam konsiderans dikaitkan dengan telah disampaika.nnya penarikan kembali usul saran dari Frfilrni Persatuan mengenai ayat d dalam konsiderans Men~mba~g.
Yang masih pending yang akan dikonsultasikan kepada P.impinan FreJtsi masfng-masing adalah butir Mengingat!~ Pasal 320 Jadi
kami mohonkan dari masing-masing Fraksi untuk bisa mengkonsultasikan kepada Pimpinan Fraksi masing-ma~ing sedini mungkin sekalipun kita masih ada wakatu sampai menunggu selesainya Panjao
Demikian ucapan terima kasih atas kesabaran 1 ketekunan dan partisipasi para Anggota yang terhormat termasuk Pemerintah, kami ucapkan sekali lagi·terima kasihg Kami skors rapat Pansus sampai besok jam 09. Ass. Wro Wb.
Rapat di.skor jrup 15.00 WIB JAKAP~TA, 27 AGUSTUS 1990
SET.PANSUS RUU KEPARIWISATAAN.-