dewan perwakilan rakyat republik indonesia...

52
I BELUM DIKOREKSI I DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PAN SUS Tahun Sidang Masa Persidangan ke Rapat ke 1..lenis Rapat S i f a t Hari, tanggal Dimulai Pukul T e m p a t K e t u a Sekretaris A c a r a RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT RUU TENTANG KEPARIWISATAAN 1989/1990 IV Rapat Dengar Pendapat dengan DPP. ASITA T e r b u k a Senin, 16 Juli 1990 09.00 WIB. Etadartha Samiti I IR. H. ANWAR DATUK DRS. AGEM GINTING Pendapat dan saran dari Ketua Umum DPP. ASITA. DPP. ASITA yang hadir: 1. SUJUD ADIWIKARTA - Wakil Ketua Umum OPP. ASITA 2. INDRA K. MAHYUDIN - Ketua Bidang Dana dan Keuangan 3. DRS. YUSUF ABDULLAH - Sekretaris Jenderal OPP. ASITA Anggota yang hadir 25 dari 37 Anggota Pansus. l. DR. IR. G.M. TAMPUBOLON, 2. IGN. ISTIANTO SUWARGONO, 3. DRS. H. ZARKA.SIH NUR, 4. IR. H. ANWAR DATU.K, 5. IBNU SALEH, 6. DRS. SOEHARDI, 7. IR. LUKAS NANLOHY, 8. ABDUL LATIEF, SH., 9. DRS. H. MANSJOER SJAH ARKIANG, 10. OBOS SYAHBANDI PURWANA, 11. SOE- MARNO, 12. JOEPITO, 14. SURAS'rADI, 15. SAHUNTUNG SASTROHAMIDJO- JO, 16. MUHAMMAD BUANG, SH., 17. NY. DJAILINAR OETOMO, BA. 17. I GUSTI NGURAH YUDHA, 18. DJUPRI, SH., 19. DRS. I WAYAN DHANA, 20. DRS. SOEJOED BINKAHJOE, 21. HERMAN MOTE, SH., 22. DR. AISJAH R. PANANRANG, SKM, 23. SOEARDI, 24. ABDUR RAUF LUBIS, 25. H. FACHRURRAZY A.H. KETUA .......... . I

Upload: others

Post on 02-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

I BELUM DIKOREKSI I

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PAN SUS

Tahun Sidang

Masa Persidangan ke

Rapat ke

1..lenis Rapat

S i f a t

Hari, tanggal

Dimulai Pukul

T e m p a t

K e t u a

Sekretaris

A c a r a

RISALAH

RAPAT DENGAR PENDAPAT

RUU TENTANG KEPARIWISATAAN

1989/1990

IV

Rapat Dengar Pendapat dengan

DPP. ASITA

T e r b u k a

Senin, 16 Juli 1990

09.00 WIB.

Etadartha Samiti I

IR. H. ANWAR DATUK

DRS. AGEM GINTING

Pendapat dan saran dari Ketua Umum

DPP. ASITA.

DPP. ASITA yang hadir:

1. SUJUD ADIWIKARTA - Wakil Ketua Umum OPP. ASITA

2. INDRA K. MAHYUDIN - Ketua Bidang Dana dan Keuangan

3. DRS. YUSUF ABDULLAH - Sekretaris Jenderal OPP. ASITA

Anggota yang hadir 25 dari 37 Anggota Pansus.

l. DR. IR. G.M. TAMPUBOLON, 2. IGN. ISTIANTO SUWARGONO, 3. DRS.

H. ZARKA.SIH NUR, 4. IR. H. ANWAR DATU.K, 5. IBNU SALEH, 6. DRS.

SOEHARDI, 7. IR. LUKAS NANLOHY, 8. ABDUL LATIEF, SH., 9. DRS.

H. MANSJOER SJAH ARKIANG, 10. OBOS SYAHBANDI PURWANA, 11. SOE­

MARNO, 12. JOEPITO, 14. SURAS'rADI, 15. SAHUNTUNG SASTROHAMIDJO­

JO, 16. MUHAMMAD BUANG, SH., 17. NY. DJAILINAR OETOMO, BA. 17.

I GUSTI NGURAH YUDHA, 18. DJUPRI, SH., 19. DRS. I WAYAN DHANA,

20. DRS. SOEJOED BINKAHJOE, 21. HERMAN MOTE, SH., 22. DR. AISJAH

R. PANANRANG, SKM, 23. SOEARDI, 24. ABDUR RAUF LUBIS, 25. H.

FACHRURRAZY A.H.

KETUA .......... .

I

- 2 -

KETUA RAPAT (IR. ANWAR DATUK) :

DPP. ASITA telah memberikan kepada ki ta beberapa masalah ~

yang perlu diperhatikan dalam konsep Rancangan Unaang-Undang Kepariwisataan yang telah disampaikan secara tertulis dihada~ pan masing-masing.

Didalam Rapat Dengar Pendapat ini kami meng. harapkan dari DPP. ASITA untuk dapat memberikan masukan-masukan hal-hal yang diperlukan bagi kita, dalam rangka pembahasan RUU Kepariwisata­an ini. Seperti Saudara-Saudara ketahui bahwa dalam pembahasan ini kita memakai Panitya Khusus (Pansus) yang tentunya dari 33 orang dari setiap Fraksi dan berarti seperti.a)>a yang biasa ki­ta lakukan di Komisi V DPR-RI tentunya sanga"~ berbeda, disini

kita ingin mendapatkan banyak data-data atau·. i.n.formasi dari Sa­udara-Saudara Pimpinan DPP. ASITA. Dan juga didalam Rapat ~i kami fira kita .tidak akan mengambil suatu kesimpulan, karena kalau•kesimpuian berarti ada kesepaka­tan bersama dari seluruh F.raksi. Dan kalau kesepakatan sebab seluruh pandangan kami. da.lam Rapat ini kita mendapat masukan­masikan yang sesuai dengan penerimaan dan pandangan masing-ma~ . sing, sehingga kesimpulan ataupun hasil daripada Sidang ini kami serahkan kep9da masing-masing Fraksi untuk bisa menangkapnya dan

menyampaikan nanti didalam DIM ataupun dalam pandangan-pandangan yang akan datang, apakah ini·dapat diterima? Terima kasih.

Selanjutnya kita meningkat kepada acara ketiga yaitu penda­pat dan saran DPP. ASITA terhadap RUU tentang Kepariwisataan. Untuk ini kami persilahkan kepada P impinan DPP. ASITA untuk roe.­

nyampaikan, kami persila.hkan.

PIMFINAN DPP. ASITA (SUYUD HADIWIKARTl) :

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang terhormat Bapak Pimpinan Panitya.Khusus RUU tentang Kepariwisataan.

Yang terhormat Bapak dan libu anggota Panitya Khusus RUU ten­tang Kepariwisataan.

Bapak Pimpinan yang terhormat perkenankanlah kami untuk mem­perkenalkan diri terlebih dahulu sebagai berikut : Berhubung Ke­tua Umurn ASITA Bapak Srimulyono Herlambang sedang tidak berada di­J akarta, jadi kami dalam hal ini Tim yang ditugaskan. Wltuk hadir disini.

Ketua Urnum ••••••••

·. :·· ... :. · ....

J

- 3 -

Ketua Umum didalam hal ini d-iwakili oleh Wakil Ketua Umum DPP. ASITA yai tu Suyud Hadiwikarta, saya di Perusahaan yang kami .· .: kelola adalah Trisapta Tour and Travel. Disebelah kanan kami yaitu Sdr. Indra Mahyudin Ketua Bidang Dana dan Keuangan DPP. ASITA yang juga Anggota Dewan Pengurus Harian DPP. ASITA dan Direktur Utama PT. Facto. Diseblah kiri kami rekan kami Saudara Drs. Yusuf Abdullah, Sek­retaris Jenderal Dewan.Pimpinan Pusat ASITA, yang juga sebagai Direktur Exekutif Dewan.Pimpinan Pusat ASITA. Sesuai dengan acara Rapat hari ini, bersama ini kami ingin me­nyampaikan pendapat dan saran-saran mengenai Rancangan Undang­Undang tentang Kepariwisataan. Hal-hal yang akan kami sampa~~~a ~isini : Pertama, kami garis bawahi juga.disini mengenai istilah Pariwi­sata yang menurut pendapat kami ada keracuan pengertian. Kedua, mengenai obyek wisata 41mana terdapat perbedaan konsep

• pendekatan. Ke~iga, landasan idiel usaha kepariwisataan untuk menghindarkan. adanya kekaburan didalam beberapa pengertian. Hal ini sangat men­dasar yang nantinya akan mewarnai tata niaga usaha kepariwisataan itu sendiri. Keempat, masalah-masalah yang menyangkut daerah tujuan wisata yang erat hubungannya dengan pembangunan kawasan pariwisata yang banyak terkait didalamnya meliputi lembaga adat, lembaga ke~gama­an, seni budaya dan· kehidupan maly~rakat. Kelima, hal-hal yang perlu diungkap secara nyata didalam Rancang-. an Undang-Undang tentang Kepariwisataan. Mohon ijin agar kami bacakan secara rinci pendapat dan putusan kami. Untuk itu Bapak Yusuf Abdullah silakan membacakan.

SEKJEN A.SITA (DRS. YUSUF ABDULLAH) :

Terima kasih Pak Suyud. Assalamu'alaikum Warijhmatullahi Wabarakatuh. Bismillahirrahmanirrahim. Saya akan mulai membacakan saran-saran ASITA.

Dalam bentuk beberapa masalah yang perlu diperhatikan dalam konsep Rancangan RUU Kepariwisataan. 1. Kerar1cuan pengertian istilah Pariwisata itu terdapat pada pasal

1 Bab I• Pertama-tama izinkan kami dengan rendah hati menguraikan apa sebenarnya akar kata Pariwisata itu sendiri •

Perkataan •••••••••

. J

-4-

Perkataan pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang ter­diri dari 2 (dua) suku kata : pari dan Wisata. Pari : berasal dari akar kata PR yang berarti lengkap selanjut

nya dapat juga berarti bundar. bulat atau berkeliling. · Didalam kos·a kata

kata yang mempunyai bahasa Indonesia terdapat beberapa

akar kata pr yang memiliki penger-tian-pengertian tersebut diatas seperti misalnya kata­kata : pagar : pada umumnya pagar mengelilingi sebuah obyek. parit : pada umumnya parit mengelilingi sebuah obyek

tempat. puma.: lengkap. bulat. ·'

· pasar : ingat pasar senin dan seterusnya. •

Wisata : berasal dari akar wish yang berarti berjalan(merupa­kata kerja) meniperoleh imbuhan ata yang· ber.fungsi mengu­bah kata kerja menjadi kata benda wishata • wisata yai-tu perjalanan.

Dengan demikian perkataan pariwisata berarti suatu perjalanan yang lengkap (dalam hal ini m~nikmati jasa-jasa yang disedia­kan didalam perjalanan), berkeliling. (selalu kembali ketem­pat dimulainya perjalanan. Kalau kita dapat menerima pengertian-pengertian tersebut diacc tas ada beberapa hal yang perlu disempurnakan didalam.pasal 1 Bab I tersebut sebagai berikut :

Secara konsekwen perkataan p~riwisata, tidak lagi dising­katkan hanya dengan kata wisata saja, sehingga dengan demiki­an perkataan-perkataan obyek Wisata menjadi obyek Pariwisata, angkutan wisata seharusnya menjadi angkutan Pariwisata. Kawasan Wisata seharusnya menjadi kawasan Pariwisata dst. Jasa \'Jisata seharusnya menjadi jasa Pariwisata dan seterusnya.

Kalau secara konsekwen kita menerima, m~ka saya kira kita akan dengan suatu pembahasan yang mendalam kita akan dapat suatu kesimpulan bahwa Undang-Undang ini tidak pe:rnah meng-Undang­Undang Kepariwisataan, tetapi Undang-Undang Pariwisata. Karena dalam dirinya sudah menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan dirinya sendi~1. Fungsi adalah seben~rnya lebih berfungsi memberi warna yang bersangkut paut dengan pariwisata. Pariwisata itu sendiri sudah sebenarnya sama dengan kepariwisataan itu sendiri.

2. Ada ketentuan •••••

- 5 -

2. Ada ketentuan meneenai Definisi. Terdapat dua sumber rujukan untuk dapat menggali definisi ma­nusia yang melakukan perjalanan yang lengkap teFsebut (pariwi­sata kemudian dipermanis menjadi wisatawan).yaitu:

a. Inpres No. 9 tahun 1969, yang menyatakan bahwa : wisatawan adalah setiap orang bepergian dari tempat ting­galnya untuk berkunjung ketempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungan tersebut.

b. Kemudian ada lagi suatu rujukan International Union of Official Travel and Tourism Organization (IUOTO) ~enyata­kan bahwa : w~satawan adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ketempat lain dan berdiam ditempat itu lebih dari 24 jam dengan maksud apa­pun kecuali dengan meksud melakukan pekerjaan untuk me­nerima upah dan dengan maksud menetap.

Penjelasan : definisi. tersebut diatas diterima dalam Konprensi PBB tahun 1963 di Roma· yang kemudian pada tahun 1968 diterima oleh United Nation Statistical Commission dengan cajatan mere­ka yang waktu kunjungannya•kurang dari 24 jam digolongkan se­bagai pelancong (excursionist).

Kalau ki ta bandingkan dua definisi terse but d·iatas • maka de­finisi yang pertama penulis dalam hal ini ASITA nampaknya de­finisi inilah yang menjiwai rancangan UU Kepariwisataan ter­sebut karena terdapat beberapa kelemahan antara lain : - bahwa unsur waktu tidak tercermin didalamnya; - Dilihat dari sudut motivasi, kunjungan, pengertian tersebut

sangat terbatas;

Oleh karena itu ASITA berpendapat bahwa definisi yang terakhir yang kiranya dijadikan pegangan karena selain secara internati~ onal telah diterima juga mempunyai beberapa aspek mengenai wisatawan yang belum terdapat didalam definisi pertama terse­but antara lain : a. Orang yang bepergian untuk bersehang-senang; b. Orang-orang yang beper,gian untuk menghadiri pertemuan atau

dalam kedudukan sebagai wakil-wakil badan-badan ilmiah, Pemerintah, diplomatik, keagamaan, keolahragaan dan seba­gainya.

c. Orang-orang bepergian dengan.urusan usaha; d. Orang-orang yang datang dalam rangka pelayaran wisata (sea

cruise) walaupun mereka singgah kurang dari 24 jam;

II. Sangat •••••••••••

- 6 -

II. Sangat prinsipil menurut kami perbedaan konsep pendekatan.

1~ Pasal 1 Bab I yang kemudian dipertegas lagi dalam pasal 4 dan pasal-pasal selanjutnya jelas menggdanakan pendekatan kawasan artinya bahwa titik sentral pengembangan pariwi­sata Indonesia adalah Obyek Pariwisata. Jasa-jasa pelaya­nan lainnya seperti penginapan,,restoran, usaha perjala­nan, cenderamata dan sebagainya harus disesuaikan dengan kondisi obyek pariwisata yang akan dibangun. Konsep ini nampak dalam perwujudan sebagai BTDC (Bali), BRTDC {Batu­raden), MTDC (M~do), sebentar lagi di Biak akan ada

MTDC yang sama.

2. Definisi pariwisata. yang terakhir tersebut t~daklah ber-, tolak dari konsep meljetapkan satu kawasan sebagai suatu titik sentral , tetapi menempatkan seluruh sarana jasa­jasa pariwisata tersebut sebagai suatu jaringan yang

saling berkaitan scttu dengan lainnya dan merupakan ba­gian yang tidak terpisahkan, memp\.U'lyai kedudukan, fungsi dan peranan yang sama dalam rangkaian jaringan tersebut.

3. Dilihat dari sudut pengembangan produk maka dengan konsep pertama (RUU Par) cendrung untuk lebih berorientasi pada produsen tidak pada kon~umen karena pada dasarnya produk­produk tersebut sangat ditentukan oleh kecenderungan pa­sar (konsumen).

III. Landasan idiil.usaha kepariwisataan dan kekaburan beberapa pengertian, saya kira ini sangat_penting dalan RUU ini.

1. Pasal 10 ayat (1) berbunyi bahwa penyelenggara wisata di­laksanakan oleh ~adan usaha yang berbentuk Perseroan Ter­batas. Menurut hemat kami pasal 33 UUD 45 menyatakan de­nean jelas bahwa bentuk p~rekonomian Indonesia adalah usa­ha swasta dan Koperasi. Ini berarti bahwa dengan dua pilar pelaku ekonomi tersebut usaha-uas~ha apapun yang dilaku­kan seyogyanya ditujukan sebesar-besarnya untuk kemakmu­ran rakyat banyak.

2. Pasal 9 dengan istilah penyelenggara wisata tidaklah jelas 'badan usaha mana yang dimaksud. Menurut hemat kami istilah penyelenggara wisata adalah Perusahaan PerjaL~r..21n yang ada sekarang ini. Kalau dapat kami usulkar:, maka bunyi pasal 9 t.erst='c-ut akan kurang lebih sebagai berikut : ·• penyenggara pariwisata adalah badan usaha penyedia jasa

perencanaan, pengaturan p~n penyelenggaraan perjalanan wisatawan.

Cata tan : •••••••

Cata tan

- 7 -

Istilah pengatur wisata identik tour leader (pra­

muwisata senior) yang sudah dibakukan1~emakaian­nya dalam sayu keputusan Menparpostel.

3. Pasal 11 dihapuskan saja karena didalam tata niaga penye-. lenggaraan pariwisata Mancanegara tenaga pemand~ at.au lazim disebut pramuwisata sudah merupakan kelengkapan suatu paket.

4. Pasal 14, kembali lagi masalah landasan idiil pembangunan ekonomi nasional yang luput dari perhatian penyusunan RUU Pa­riwisata yaitu tidak dimasukka.nnya Koperasi dalam usaha pe-. .. nyelenggara pariwisata~

5. Pasal 16, Peroerintah_ telah mengumandangkan apa yang disebu\: Kampanye Nasional Sadar Wisata / Sapta Pesona. Justru pesona. yang terakhir yaitu kenangan, tidak tercermin didalamnya ya­itu penyediaan barang-barang cendramata (souvenir)

6. Pasal 19; perlu ditambah dengan 1 (satu) ayat yaitu adanra kewenangan untuk penyelenggara pariwisata untuk mengelola. perusahaan perjalanan, BPU dan pengoperas.ian kegiatan angku-

tan pariwisata. • Perlu penjelasan pada saat ini ada dua bentuk usaha dilapa­ngan angkutan pariw:lsata ya~g dikelola oleh usaha perjal~an dan angkutan pariwisata yang dikelola oleh angkutan pariwi-, sata murni yaitu perusahaan.angkutan non perusahaan perjala-nan.

7. Pasal 20, pada.ayat (2) ditambahkan dengan kalimat setelah kalimat yang panjang "kebutuhan dan standar pendidikan In-ternasional dalam bidang pariwisata'! ··

8. Pasal 27, a. ayat (1) ditambahkan setelah kalimat yang pan-jang "Indonesia oleh Pemerintah"

b. ayat ( 3). ditambahkan setelah kalimat yang pan-jang "kepariwisataan dan Pem.~·rintah".

IV. Masalah-masalah psychologi yang perlu dlperhatikan hubungarmya pernbangunan obyek pariwisata didaerah-da.erah.

1. Peranan daerah dalam pengaturan DTW dengan Undang-Undang Pa­riwisata diharapkan dapa:t menghilangkan kesan seakan-akan peranan daerah hanya sebagai obyek tidak sebagai subyek di­dalam pembangunan daerah tersebut.

2. D.idalam pernbangunan sebuah kawasan pariwisata seyogyanya Pemerintah memperhatikan dan melindWlgi lembaga-lembaga." atau pranata-pranata sosial seperti lembaga adat, lembaga

keagamaan untuk menjaga kelestariannya.

Misalnya ••••••••••

- 8 -

Misalnya a) seni budaya daerah b) terjaminnya kehidupan yang harmonis antara .

sesama manusia, alam dan dalam hubun&an manu-sia dengan pencipta Nya.

V. Masalah-masalah yang perlu diu~gkapkan se~ara nyata .dalam RUU'· .

Pariwisata tersebut.

1. Perana Asosiasi Industri Pariwisata, perlu diangkat didalam salah satu pasal, mengingat kelahiran RUV Pariwisata ini justru didalam alam deregulasi dan debirok~atisasi.

2. Peranan Asuransi Wisatawan perlu pula diangkat dalam satu pasal mengingat per'lunya diberikan rasa aman· kepada para wisatawan.

VI. Penutup. •

Demikian tanggapan ASITA mengenai Rancangan Undang-Undang •

Kepariwisataan yang khusus dibuat sebagai bahan Bengar Pen-dapat Umum dengan .Pansus RUU Kepariwisataan.

Jakarta, 12 Juli 1990 Dewan Pengurus Pusat ASITA,

S.M. HERLAMBANG Ketua Umum

PIMPINAN DPP. ASITA (SUYUD HADIWIKARTA) :

Demikian Bapak Pimpinan pendapat dan saran-saran yang mung­kin bersifat pokok dan saya kira perlu untuk dikembangkan lagi.

KETUA RAPAT (IR. ANWAR DATUK) :

Terima kasih kami sampaikan kepada DPP. ASITA yang telah . menyampaikan pandangan maupun pendapat mengenai RUU tentang Ke­par i wisa taan ini. Sekaligus juga menyampaikan "beberapa hal yang

pokok, baik yang menyangkut masalah pengertian d.aripada kepariwi-• sataan itu sendiri maupun hal-hal lain yang dianggap perlu.

Untuk acara selanjutnya yaitu tanya jawab, ada 6-penanya pada termin pertama ini, yaitu :

"' 1. Saudara Drs. I Wayan Dhana 2. Saudara Abdul latie£, SH 3. Saudara Joepito 4. Saudara Drs. Soehardi 5. Saudara Djupri. SH 6. Saudara Fachrurazy. A.H.

Kami persilphkan •••••

- 9 -

Kami persilahkan penanya yang pertain~ yaitu Saudara Drs. I W ayan Dhana.

ANGGOTA PANSUS (DRS. I WAYAN DHANA) :

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam Sejahtera.

• Saudara Pimpinan, demikian juga khusus Saudara-saudara dA.ri DPP. ASITA dan tentunya kami sangat mengucapkan terima kasih

• • atas bahan-bahan ataupun masukan yang diberikan pada ke&e)npatan ini dalam hubungan dengan pembahasan Rancangan Undang-Und~ng ten­tang Kepariwisataan yang sedang dibahas oleh Dewan seka~&r'l:8 1n1.

Dalam pada itu ingin kami mendapatkan bahan-bahan lebih lanjut sehingga masukan-masukan yang diberikan oleh ASITA pada waktunya nanti akan memperluas cakrawala berpikir ataupun meng­intensifkan pembicaraan tingkat III seaarang ini. Yang kami,maksudkan yang pertama adalah yang menyangkut kesamaan persepsi kita, ini ingin kami pertanyakan kepada p~a Pimpina:n . ASITA. Persepsi yang kami maksud.kan yaitu menyangkut ~ama dari-

• .. pada Rncangan Undang-Undang ini. Sebab disini tidak·~~singgung olel1 pihak ASITA berkenaan dengan judul dari RUU ini.

Dan selanjutnya disingkat dengan RUU Pariwisata, ~adi ten­tunya kita maksudkan adalah Rancangan Undang-Und.ang Pariwisata. Yang ingin kami pertanyakan yang pertama adalah menyangkut judul ini tentang arti kata, ak~r kata dan sebagainya kita tidak sing­gung lagi. Menurut pihak ~SITA berkenaan dengan judul ini yang mungkln tepat itu yang mana, Rancan:gan Undarlg-Undang Pariwisata kah atau Rancangan Undang~Undang tentang Kepariwisataan. Memang tentang Pariwisata sudah dijelaskan cukup panjang lebar, Kepar:Lwisataan memang k·~an·- in1 menunjukkan kalau dari segi eti­mologi tentunya ini adalah ''kean" itu menunjukkan hal-hal yang berhubungan dengan, kesegala hal yang berhubungan dengan pariwi­sata, ini yang ingin kami pertanyakan yang pertama sehingga per sepsi kita itu ada kesamaan persepsi mengenai ini. Sehingga de­ngan demikian dalam pemsahasan lebih lanjut akan mengalir penger­tian itu, itu yang pertama.

Yang kedua, yang langsung sekarang dalam hubungan dengan pasal-pasal tentunya dalam hal ini pasal 9 sampai pasal 27. ~alau kita perhatikan ini menyangkut status ataupun kedudukan dari Travel Agen, katakanlah ASITA dalam hal ini. Dikemukakan perlu diadakan perubahan tentang pasal-pasal yang

menyangkut khususnya berkenaan dengan Travel Agen ataupun ASITA.

Dalam hubungan ••••••

- 10 -

Dalam hubW'lgan ini didalam RUU disebutkan bahwa penyeleng­gara wisata dan kemudian ada juga antara lain disebutkan kedudu­ka.nnya sebagai usaha penunjang. Kemudian yang kami ingin pertanyakan pada pihak ASITA yaitu ba­gaimar1a halanya dengan status yang memang diusulkan disini bukan sebagai penunjang bahkan sebagai penyelenggara, kalau tfdak sa­lah tangkap hal ini demikian. Lalu sekarang berlmaan dengan sta·· · tus ini apakah kedudukan sebagai status penunjang itu atauka.h menurut tanggapan pihak ASITA ? Apakah sebagai penyelenggara ataukah yang lain barangkali? Katakanlah perhotelan, PHRI, ho­tel, demikian pula guide, apakah ini sebagai penunjang ataukah penyelenggara atau)tah yang lain. Ini ingin kami pertanyakan ber­kenaan dikaitkan dengan I)_aneangan Undang-Undang yang-diajukan oleh pihak Pemerintah, itu fang kedua.

Yang ketiga, berkai~an dengan usaha. Kalau kita perhatikan· Rancangan Undang-Undang ini tidak ada disinggung sama sekali is­tilah industri pariwisata atau industri,kepariwisataan. Bagaimana pendapat dari pihak ASITA istilah atau pengiunaan isti­lah industri, apakah ASITA juga setuju memakai istilah'usaha ataukah konkrit saja industri pariwisata. Ini pertanyaan kami berkenaan dengan masalah status ataupun kedudukan dikaitkan de­ngan industri. Sebab didalam RUU tidak ada disinggung-singgung kata industri pariwisata.

Kemudian yang sekarang yang keempat berkenaan dengan peran serta. Apakah itu peranserta dari masyarakat, pakah peran serta dari swasta, apakah peran serta perorangan ?

Nah sekarang tentunya yang kami ingin pertanyakan yang relevan dengan kedudukan ataupun status ataupun peran serta Travel Agen dalam hal ini ASITA pada khususnya, ingin kami menanyakan berke­naan dengan adanya sekarang Badan Promos~ Pariwisata Indonesia (BPPI) yang sudah dilantik ataupun yang sudah dibentuk oleh pi­hak Pemerintah. Sejauhmana peranan dari ASITA ataukah unsur-unsur ASITA, fjero­rangan ASITA berperan didalam BPPI 1ni, sampai sekarang ini. Dan tentunya efektivitas daripada BPPI ini menurut ASITA, apakah sudah cukup dalam rangka peran serta partisipasi aktif dari pi­hak ASITA dalam kaitan dengan pengembangan dan peningkatan kepa­riwisataan di tanah air sekarang ini.

Kemudian menyangkut peran serta dan kerja sama juga ingin kami pertanyakan kepada ASITA yaitu berkena~ denganbentuk kerja-8ama antara industri ataupun antar asos~asi-asosiasi.

Bagaimana ••••••••••

- 11 -

Bagaimana sekarang wujudnya, katakanlah antara ASITAldengan

PHRI, PHRI dengan guide dan lain sebagainya. Bagaimana bentuknya, apakah tetap masing-masing berdiri sendiri

dan koordinasinya dimana letak titik koordinasinya itu • ..

sehingga ••••

- 12 -

sehingga nanti asosiasi-asosiasi itu satu sama lainnya tidak bertentangait

dan bahkan terjadi persaingan bahkan mungkin terjadi disana-sin.i• keserasi· · ) -

an keharmonisan keselarasan !tu tentunya kita harapkan dalam i)engembangan

peningkatan kepariwisataan di tanah air.

Kemudian selanjutnya yang ketiga yang ingin kami pertanyakan yaitu

perkenaan dengan penyerahan urusan clan kewenangan katakanlah ini RUU itu

' berkait dengan pasal 35, yaitu penyerahan urusan kepada daerah. Selama ini

pengalaman kita apakah dengan PP 24 katakanlah begitu, ad.a kesul.itan· d.alam

hubungan dengan penyerahan urusan itu yang dirasakan oleh pihak ASrrA d1ma ~ ·•. ...

na letak kemungkinan ada kekurang aerasian atau menurut pendapat ASITA ba-~

gaimana mengenai masalah penyerahan urusan ini dan tentu penyerahan urusan

disertai d.engan kewenangan apakah itu kepada daerah- otonom apakah itu ke~

da itu ••• dalam melaksanakan d.ekonsentrasi kepada Kaltanwil-kakanwil atau dalam arti otonom.i dinas, dimana letak kemWlgkinan kesul.itan yang dialami , pihak ASrI'A. Sehingga dengan RUU yang nanticy'a akan menjadi Undang-und.ang

keadaan akan menjadi lebih baik.

Yang terakhir kami mintakan pendapat pihak ASrrA adalah masalah wnum

tetapi ini juga menyangkut kelancaran pengembangan dan peningkatan kepariwi , -

sataan di tanah air, peranan dari sektor ataupun dari unsur perbank-kan, 82. jauh mana peranan dari perbankan dalam hubungan dengan ••••• s~mpai seka -

rang ini dalam ioomajukan ••• lebih-lebih kalau kite lihat dimasa mendatang

ini dengan kegiatan-kegiatan y~g begitu ban.yak dilaksanakan oleh pihak pe­

marintah.

Sekian dari kami, mudah-mud.ahan mend.spat tanggapan dan masukan yang

bai.k bag! kita dalam pembahasan Tingkat III yang akan datang.

Sekian, Assalamu'alaikum Wr. Wb.

KETUA : m. H. ANWAR DATUK.

Terima kasih.

Yang selanjutnya kami persilahkan Saudara Abdul Latief, SH.

ANGGOTA a ABDUL LATlEF, SH.

Saud.era Pimpinan, Saudara-Saudara dari ASrl'A yang kami hormati, re -

kan-rekan dari PANSUS Undang-Undang Kepariwisataan.

Assalamu'alaikum wr. Wb.

Pertama-tama kami juga ingin IOOnyampaikan ucapan terima kasih kepada

ASrI'A yang telah memberikan masukan yang sungguh sangat berharga di dalarn

kita nanti membahas RUU Kepariwisataan ini, dimana pernyataan dan masukan

yang telah disampaikan tad! sebagian besar benar-benar telah dapat kami h.fl yati dan kira-kira memang juga persepsinya ad.alah sama.

Namun ad.a beberapa hal yang tadi juga sud.ah disinggung oleh rekan terdahu­

lu

Yaitu menyangkut. •••••••

- 13 -

yaitu menyangkut masalah usaha kepariwis•taan ini. Apabila kita perhatikan

di dalam RUU Kepariwisataan di situ ada tiga usaha yaitu pertama usaha pe­

nyelenggara wisata, yang kedua pengusahaan wisata yang ketiga usaha penun­

jang.

Di dalam rencana RUU ini kedudukan dari ASrrA,(asosiasi ini kami lihat ad.!

lah digolongkan di usaha penunjang. Itu bisa kita lihat fi di pasal 16 11 usaha pemmjang kepariwisataan meliputi penyediaan akomodasi, penyediaan

makanan dan mim.unan, penyediaan angkutan wisata dan pendidikan tenaga kep_!

riwisataan.uini kami ingin mend.apat suatu koioontar dari asosiasi soal pe -·f

ngele!inpokkan ini, terma~uk masalah pendidikan, apakah masalah pendidikan.

ini juga audah tepat. apa bila kal.au 1 tu d:ikatakan usaha pemmjang dibi~g

kepariwisataan.

Se lanjutnya psmbahagian tiga usaha se suai tiga jenis usaha ae baga~

na didalam konsep RUU yaitu psal 7, itu yang kami ka.t~an pen,elenggara

wisata, pengusaha obyek wisata, dan uaaha penunjang. Ini tadi kami uraikan

usaha penunjang itu termasuk asosiasi, ini pembagian j6}nis usaha menurut

asosiasi (ASTI'A) ini apakah sudah te~at, apa arti penyelenggara wisata, d.an . apa arti pengusaha obyek wisata. Apakah ASrl'A itu sebagai penyelenggara ?

Apakah sebagai pengusaha. "Irti! kami ingin komentar dari asosiasi sehublUlgan . . dencan bidang tugas yang nantinya. bara.ngka.11 k(l.lau in1 sud.ah di .. ' . . syahknn merupakan suo.tu wadnh yang sangat pentifig ba.gi o.sosiasi.

Kami rasa. inilD.h sebagai to.mbahon, tadi sud.ah diurn.iko.n oleh Snudara. Drs. I-Wayan Dhnno. secnra panj~ lebar, sayo. raso. cukup sekian Saudara Ketua dan terirna kasih.

Assalrunu•alaikum Wr. Wb. m9.'~- ,;_Lll_t.Jit....ANHAB DATYK·

Terima kasih. Selanjutnya kami parsilahkan Yth. Saud.ara Joepito.

AN.Q.YOTA I JQEPITO.

Terima kasih Saudara Pimpinon.

Yang sayf" hormati Anggoto. Po.nsus RUU Kepariwisato.nn d.an

khususnya Bapak-Bapak dari ASITA.

Say a juga ikut mene1tloapkan terima kasih: atas bahan masukan secara

tertulls yang telah dff. sampaikan, yang kiranya ini semua sudHh menjadi ba­

han bagi kita khususnya Fraksi ABRI dalam rangka membahas RUU Kepariwisataan

Ada beberapa hal yang kami ingin mintakan penjelasan dari ASrl'A yaitu,

nampaknya disini ASrrA lebih cenderung bahwasanya perlu penegasan mengenai

definisi wisatawan, dan ini memang sudah tercermin pada halaman 2 khusuanya

demean menggunakan ajuan dari IOOEO.

• Namun disini. •••••••

- 14 -

Narnun disini kalau ki ta lihat narnpaknya ASITA cenderurg l:e.hwasanya · untuk wisa- ·

tawan sebaiknya direrikan suatu ketenhlan rnengenai waktu, disini dikatakan w.!_ satawcm i tu .irelakukan perjalanan apabila lebih clari 24 jam, kanudian dibawah -

nya disana dikatakan mereka yang kunjungannya kurang clari. 24 jam itu digolong­kan sebagai pelancong atau ••

Kalau kita lihat dari perkenbangan telmolcqi dimasa datang masalah waktu ini

rranang mutlak harus kita canb..Im.kan kita tahu dengan perjalanan Yat"B.sanakin cs:

pat ct.cm senakin canggih itu· bisa saja clalam waktu 24 jam seseorang bisa melaku

kan perjalanan keseluruh obyek-obyek wisata tanpa harus mengingat • • • katakan­

lah den:Jan adanya kecepatan pesawat udara sana.kin lama sanakin tirqgi, maka -

tentu masalah ini menjadi pennasalahan kalau in.i berikan suatu penbatasan.

Barangkali dalam kesanpatan ini minta.kepada ASITA yang banyak berkecim -

pung didalam manberikan pelayanan jasa bagi wisatawan terutama didalam rangka

pelayanan jasa perjalanannya, ini tentu lebih mengerti karena sehari-hari b~

kecimpung dalam masalah ini. Kalau tadi dikatakan bepergian tentu ada penge!:_ ..

tian disana, orang ini akan kanbali ketanpatnya. Cuna disini yang ingin kami• • • pertanyakan tentang waktunya, RUD atau Undang-ilndang yang akan kita bentuk nai.! • ti ki ta ir¥Jin rnenjangkau jangka waktu yang l~ih panjang tidak pada saat ini·· ·

. . ' tetapi lebih ke:lepan.

Kalau dengan perOOdaan ini tadi dengan penjelasan tertulis dari ASITA ·~~

lah-olah pelancang ini Wk.an wisataWa.n, jadi ·tidak perlu didalam katagori ini

dia tennasuk clalan kegiatan pariwisata atau begitu maksudnya ? . .

Yang selanjutnya 1:ada halaman 3, pada perbedaan kalau saya boleh katakan

pada_ titik dua nainpaknya disini ASITA lebih cenderung bahwasanya sanua usaha

yang ter~t dalam pariwisata .. itu ticlak perlu diadakan suatu penggolongan pe -

ranarmya, ini dikatakan semuanya manpunyai peranan yang sarna, kedudukannya sama.

dalam rangkaian jaringan :rua!XJ lingkup pariwisata. .. Saya melihat ad.a usaha-usaha yang lain yang sebenarnya juga saya belum tahu pe:E_

cis apakah ini te:r:ma.suk dalam lingkup pariwisata seperti halnya biro kansultap,

tentang pariwisata yang didalam RIJO ini tidak pernah disebut-sebut. Dan itu sa­ya kira ad.a, apakah :ini manang perlu dimasuk.kan sebagai suatu usaha tersendiri

dalan pariwisata ? Katakanlah seragai usaha lain atau usaha penunjang. Ta.pi me- ·

mang saya lihat disana tidak langsung kaitannya .didalam melayanik.ebuhlhan wisa­

tawan, tapi dia berkaitan dengan manberikan jasa kepada usaha p:triwisata atau

kepariwisataan itu memberikan nasehat-nasehat atau manberikan kansultasi kepada

usaha pariwisata, dernikian juga yang rerkaitan dengan usaha managanent pariwis~

ta.

Itu wanerlukan pemikiran kita, apakah ini juga te:cnasuk dalan lirqkilp pariwisata

atau ini usaha-usaha Yan:J sifatnya umum hanya ini kegiatannya pada sµatu saat

ada yang khusus mengenai pariwisata. Apakah ini danikian ? Se.bah kah}u ini ma­

suk khusus kepa.da i;:ariwisata tentunya harus kita tampung didalam RJU ini.

Saya tidak bec1a pendapat •••••

- 15 -

Sa.ya tidak berbeda pendapat dengan ASITA, narnpaknya mana.ng yang dinama­

kan penyelenggaraan wisata itu tidak lain adalah Biro-biro perjalanan yang se­

lama. ini ada, kira-kira begitu pendapat saya sanentara selama ini dari hasil

pengarratan kita. Seperti apa yang sudah dicantumkan didalam penjelasan ini,

nampaknya itu kira-kira tapi sebegi tu jauh J:ellln kita dalami masalah ini.

Tetapi disana dikatakan perlunya juga didalam hal ini clicantumkan pera­

nan asosiasi industri :pctriwisata, saya ingin minta penjelasan apakah ini supa .. . -ya usaha perjalanan atau penyelenggara pariwisata itu didalam1RUU ini ditam-

purq atau ditegaskan atau diamanatkan agar mereka itu bergabun<~! dalam satu

asosiasi apakah dan.ikian·ini maksudnya? ·

Itu tercenn.in pada halaman 5 yaitu masalah-rnasalah disitu diung~apkan secara

nyata dalam RUU Pariwisa~.

Mengenai pendidikan, saran dari ASITA disana dikatakan pada pasal 20 di

taml:ahkan dengan kebut:uhan dan standar pendidikan internasional dalam bidang

pariwisata, ini saya minta i)enjelasan apa yang d.imaksudkan dengan standa.r pen

didikan internasiona.l. Sebab rre1urut apa yang ada, pendidikan kita tentunya

berdasarkan sist.im pendidikan yang sudah ada. Jadi ini yang dimaksudkan derqan

standar ini apa ?

Sementara saya kira demik0

ian Saudara P~pinan, saya ucapkan teriroa kasih.

KE""IUA : IR. H. ANW\R DA'IUK.

Turirna kasih Saudara Joepito, sebelun kita meningkat kepada acara penanya

berikutnya, perlu kami sawpaikan l:::>ahva juga telah hadir disini dari F KP yaitu

Sdr. Yth. Ir. Lucas Nanlohi, dari dari F ·PP Yth. Sdr. Muharrmad Buang, SH.

Baiklah selanjutnya kit.a lanjutkan Kepada acara tanya jawab ini yaitu Yth. Sdr.

Ors. Suha.rdi kami persilahkan.

ANGGarA : DRS. SUHARDI.

Assalamu • alaikum Wr. Wb. Sdr. Pimpinan Yth. Sdr. Sdr. Pimpinan dari ASI'lA . . .

yang kami honnati. Rekan-rekan dari PANSUS Kepariwisataan yang bertahagia, su-

dah banyak yang dikanukanan oJ.eh rekan-rekan dalam hal ini narnun masih ada be

berapa yang ingin kami mohonl<an pendapat atau penjelasan dari pihak ASI'm.

Yang pert:ana yaitu yarq berkaitan dengan segi keamaran ini kami inJin n~ dapatkan pendapa.t dari ASITA mengenai keamanan ini, ini keamanan terhadap keda­

tangan atau kunjun:ran wisata terutama dari luar: terhadap nilai-nilai yang ada

di masyarakat kita, tennasuk juga terhadap.·keamanan wisatawan itu sendiri, set.e

lah ada di wilayah kita, apakah ini sudah termasuk dalam RUU ini kalau manang

belum l:a.gaimana pendapat dari ASITA.

Kemudian yang kedua yang berkaitan dengan pranosi dan badan panasaran se­

kaligus, di dalam RUU ini belum ada pasal-pasal yang mengatur jelas tentang

pranosi dan penasaran pariWiSata ini I diSana reru ada pasal ten tang· inp:>rrnaSi

padahal menurut hemat kami apakah ini didalam prospek yang akan dat:anJ pada peE. kenrengan yang akan datang, prarosi atau peinasaran ini akan manegang peranan

Ya.TB sangat penting.

Sekarangpun sudah. • •••••• ·

- 16 - •

Sekarangpun sudah terasa sehingga perlu mendapatkan penanganan yang slll1gguh­

stmgguh, disini bagaimana pendapat ASrl'A dan bagaimana ~nfPl;olaa.nnya kalau

itu memang itu panting di!Xlrlukan. Apakah ditangan pemerihtah sebaiknya atau

tercantl.Uil pada bad.an tertentu termasuk pand.anaannya. Bagaimana ?

Kemudian mengenai card kepariwisataan in!, ini meeyangkut aspek-aspek ·

yang sangat luas ternyata, in! dicerm.:l.nkan dd.i~alam PANSUS :f.ni sendiri, selu'

ruh Komisi di DPR ini dilibatkan, ini pancerminan bahwa memang kepariwisata'an

ini rnengandung aspek-aspek yang sangat luas. Tad.i disinggung sedikit oleh Ba­

pak Wayan, kaitannya dengan p?ran serta masyarakat disamping P9ran serta ma -

syarakat juga tent\UlYa sektor-sektor lain yang terkai t didalamnya peninggalan ·

kepariwisataan ini tentu:nya juga perlu d.iakomodir, oleh karena !tu apakah atau

bagaimana J>3ndapat ASITA apakah di dalam RUU ini diperlukan suatu badan pert!J!l

bangan misalnya seperti halnya di d.alam Undang-undang tentang Sistim Pendidik­

an Nasional, disana ad.a yang namanya E\iadan Pertimbangan.

Di dalam Undang-undans tentang Telekom'Wlikasi disana juga ad.a Badan Pertimban.s.

an bagaimana di dalam RUU Kepariwisataan .ini.

Yang terakhir, titipan dari Bapak Wayan, bagaimana mengenai travel-tra -

vel asing yang beroperasi di _Indomsia ini pangaturannya Jiidalam atai.i kaitan -

nya dengan sebetulnya Undang-l.Uldang ini, apa perlu diatur·([ari dalam Undang -

undang ini atau diatur secara tersendiri tetapi setidak-tidaknya saya kira ju­

ga parlu ad.a satu oanel ilsini yang.mengatur tentang.tra"?l asing yang beroP,!!

rasi di Indonesia ini.

Demikian beberapa yang ingin kami sampaikan terutama kepada A.SITA, teri­

ma kasih.

Wassalamu1 alaikum Wr. Wb.

KETUA a IR.H. ANWAR DATUK.

Terilna kasih, oolanjutnya kami persilahkan Saud.ara Dju.fri, SI-J.

ANGCOTA l DJUFRI1 SH.

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Saudara Pimpinan Sidang yang terhormat. Saudara P:impinan ASrrA yang·kami

honnati, dan rekan-rekan Anggota rANsUS yang terhonnat.

Helengkapi apa yang disampaikan oleh rekan-rekan sebelumnya pertama-tama

saya ingin menyampaikan bahwa RUU itu akan kita aempt.µ."1'lakan d.an nantinya akan

menjadi Undang-undang yang menampung aspirasi yang seluas-luasnya, termasuk k.!

ta menLrundang dari ASrl'A. Oleh karena itu setelah apa yang telah disanpaikan -tadi memang sangat bermanfaat bag! PANSUS in! nanti sebagai kelengkapan apa y

yang telah diajukan oleh rekan-rekan, saya .:f.ngin mengajukan beberapa pertanya­

an dan juga tanggapan d.ari ~rrA.

Yang pertama yang menyangkut peranan pariwisata, kalau kita membaca di

koran dalam RUU ini, disini sudah dirumuskan baik tetapi perlu disempurnakan,

saya bacakan. •••••••••••

- 17 - •

• saya l:r.Lcakan saja dulu rahwd "kepa.riwisataan manpunyai peranan yang ?=nting

Lu1tuk menupuk cinta tanah air menirigkatkan persahabatan antar bangsa serta - · • .. p -

mcmperluas kesanpatan berusaha clan kesanpatan kerja serta rneningkatkan:pen~·

patan nasional dalam rangka fr1eningkatkan kesejahteraan dan kanakmuran rakyat~'

Dalcun · ·hubungan ini karn.i ingin menanyakan rnelihat skupnya dan rnelihat kurun

waktu yang akan datang seba.b kita tentu kita rnengharapkan bukan untuk saat -

jangka pE!l1dek tetapi ke jangka panjang. Apakah tidak pula tennasuk di da~

nya bahwa peranan pariwisata i tu tennasuk untuk. • • b..lkan hanya memperkenal -

kan tetapi juga meningkatkan kebudayaan nasional, juga antara lain rnanperko­

koh kesa tuan dan persatuan . bangsa dalam rangka mengemtangkan a tau menunbuh;· ·.­

kan Wawasan t-.i"'usantara.

Yang ketiga disini skup rnemperluas kesempatan kerja dan be:rusaha, timbu1 . pertanyaan dari usulan ini tentu il}i :tangat penting untuk kita renungkan ber-

• sama dengan denikian menyambung peftanyaan rekan sebelunnya kalau berbicara . soal mE:!llpE'!rluas kesempatan kerja tentu terutama apa yang menjadi usaha-usaha . . kepariwisataan itu te:rmasuk pengusaha-pengusaha pariwisata tennasuk ASITA itu

sendiri, ini merupakan tugas yang penting sehingga dengan danikian tidak per­

lu ada senacam klasif ikasi perbedaan diantara usaha-usaha kepariwisataan itu

ini juga . kami minta pendapat dari pihak ASITA.

Lalu yang kedua saya sarnbut baik apa yang menjadi pola pikir daripada

ASITA yang menyangkut mengenai pasal 33 yang manpunyai ••• sebagai landasan

idiel, tetapi saya juga ingin menanyakan secara lengkap bukan hanya swasta

clan kor~rasi tetapi juga BJMN • dan secara khusus swasta itu sendiri ten tu ada

yang ~rsifat dan l::>erbentuk badan huh'Ull dan juga perorangan mengingat

pilosof i peranan daripada kepariwisataan tadi menyangkut masalah tenaga ker­

ja oleh karena itu apakah tidak lebih baik peranan untuk mendapat kesanpa~

an pekerjaan itu atau usaha itu juga diberikan kepada perorangan, saya juga

mint.a pendapat dari pihak ASITA.

Ialu yang berikutnya yang menyangkut urusan kepada daerah tadi

sudah disinggung oleh rekan saya, saya hanya ingin menggaris bawahi sebagairr~

na kita bisa' melihat didalam RUU itu disebut didalam pasal 35, 47, jadi k~

lau RUU yang aslinya halaman 11, ini secara tegasdisebutkah penyerahan urus­

an daerah dan ini merup:ikan p?.ncerminan a tau pelaksanaan daripada ten tu lan -

dasan hukum daripada Undang-tmdang YanJ RUU ini .·:Dan i tu rerarti yang menyans_

kut masalah-rrasalah yang ada hub.mgannya dengan perusahaan daerah tentu akan terkait denga.n masalah-masalah yang diatur didalarn Undang-~dang N:>.5 tahun -

1974 tentang Pokok-pakok panerintahan di daerah. Ini juga kami mintakan tans.. 9apa.n da.ri l\SITA. Ker~1udian tadi saya amati tadi disinggung manang itu perlu di

sisipkan apa.kah perlu diatur waktunya ini :rrengi.ngat wisatawan ini melakukan

pariwisata itu juga waktunya ada yang singkat ada yang panjang tetapi jt:ga ka­

lau ini dibatasi misalnya 24 jam, apakah yang lebih dari itu tidak tennasuk ka

tagori ini

mungkin.

- 18 -

mungkin kalau dibatasi 24 jam.misalnya atau satu rninggu, tentu ada satu pen­jelasan yang jelas sehingga tidak rnengaburkan usaha-usaha atau kunjungan da

ripada wisatawan itu untuk manenuhi kebutuhan - kebutuhannya.

r::>enikian Saudara Ketua s~nehtara yang kami ajukan.

'I'er:ima kasih atas perhatiannya. Assalarnu'alaikum Wr. W::>.

~IUA : IR.H. ANWAR DATUK · ..

Ter.ima kasih, yang selaqjutnya kami persilahkan penanya yang terakhir

Saudara Fachrurazi.

ANGGarA : H •. FACHRURA.ZI, AH.

Assalanu'alaikum Wr. VJb.

Terina kasih kep;tda Saudara P:impinan.

Saudara Pirnpinan PANSUS yang kami henna.ti, Saudara Pimpinan dari DPP

ASI'I7\ yang karni honnati, dan rekan-rekan Anggota PANSUS yang kami hormati. ·

Saudara • ••

..

- 19 -

Saudara Pimpinan dari DPP. ASITA yang kami hormati. Saudara rekan-rekan anggota Pansus yang kami hormati. Terlebih dahulu kami mohon maaf suara kami agak serak, kare-

na baru kerobali kemarin hari Minggu jadi masih agak lelah. f

Bapak-Bapak dan Ibu-Ib~·:y.ang kami hormati. Kami sependapat dengan teman-teman terdahulu telah menyam­

paikan pertanyaan kep~da ASITA·· dan hanya ada beberapa yang ingin . .

kami mendapatkan kejelasan kembal1. dari ASITA. Kairena setelah . mengikuti penjelasan daripada ASITA banyak hal-h~1 yang boleh dikatakan merupakan perseps·i yang sam:i dengan d~~'i F?P juga se­perti kata wisata agar d~ngan kata pariwisata .. d.c!n sebagainya,

• ini hampir bersamaan dengan kita. Kemudian dengan masalah Judul apa yang dikemukakan oleh Bapak Wayan Dhana didalam ~~njelasan dari ASITA ini bel.um jelas. Yang dimaksud ini atau perubdhan ini apakah RUU Pariwisata atau­kah RUU Kepariwisataan ini oeium jelas, ini kami mendapat pen:iit jelasan. Kemudian lagi yang kam;l inginkan juga mengenai masalah peranan asosiasi industri pariwisata ini perlu 'd1masukkan dalam

satu pasal RUU ini. Kami ingin tanyakan ini untung ruginya di­masukkan didalam suatu pasal ini. Apakah kala~t d.imasukkan tidak akan mengikat akan mempersempit daripada dengan asosi~si itu sendiri, sebab tentunya RUU ini nanti akan diikuti juga dengan peraturan pelaksanaan daripada RUU itu.

Kemudian lagi mengenai masalah peranan asuransi wisatawan, kami rasa barangkali setiap para turis yang akan melaaukan per­j alanan itu sudah termasuk juga terutama yang menggunakan perja­lanan laut maupun perjalanan udara itu termasuk. juga adalah asu­ransi perjalanan daripada mereka. Dalam hubungan ini perlu adanya pasal didalam RUU ini, ini yang kami mendapat ketegasan daripada ASITA pengertian daripada asu­

ransi ini. Apakah juga selama mereka tinggal disuatu daerah sam­pai kembali atau seperti yang kami alami sekarang ini. Seperti umpamanya kejadian di Mina, jamaah ini tidak ada asuransi kecu­ali perjalannya yang ada asuransi. Tapi peristiwanya itu sendiri tidak ada asuransi, apakah semacam begini ini yang ingin kami tanyakan mengenai masalah usul dari­pada ASITA ini. Saya rasa beberapa pasal dari yang disampaikan oleh ASITA memang hampir bersamaan seperti apa yang kami sudah

siapkan didalam DIM daripada Fraksi Persatuan Pembangunan.

Saya .rasa ••••••••••••

- 20 -

Saya rasa inilah Bapak Ketua, sebagai tambahan daripada per­

tanyaan ·rekan-rekan terdahulu dan kurang lebihnya kami ucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf.

~a~~alamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RA.PAT (IR. ANWAR DATUK) :

J'adi ki ta juga bersyukur kehadirat Tuhan bahwa H. Fachrura­zy telah Pr.to~or sampai disini.

Sebelum kita rneningkat kepada acara lebih lanjut, ini ada data dari Sekretariat mengatakan Ada tambahan yang hadir ya~tu : - Dr. Ir. G.M. Tampubolon - FKP • - Istianto Suwargono - Herman Mote, SH

- FABRI • .• - FKP

Saufara-Saudara sekqllan DPP. ASITA, rekan-rekan dari Anggo­ta Pansus, demikianlah pertanyaan yang telah disampaikan oleh Anggota-anggota.Pansus kepada Saudara DPP. ASITA. Jadi kalau kita lihat dari pertanyaan-pertanyaan ini ada beberapa hal yang sangat menonjol yaitu yang menyangkut istilah, yang me­nyangkut judul, tapi juga yang menyangkut masalah yang penting yaitu apa arti daripada wisatawan itu sendiri kalau dibatasi de­ngan 24 jam. Sebab menurut pengalaman kami waktu kita meninjau Batam yang lalu, itu juga yang kurang dari 24 jam dihitung Wisa­tawan. Mereka yang dari Singapura ke ~atam hanya urr:tuk makan si­ang dan kembali lagi, ini dalam statistik dimasukkan wisatawan. Jadi dengan adanya· usul dari ASITA ini, ini mungkin dapat mengu­rangi 1,2 juta tadi mungkin berkurang. Jadi kami kira perlu men­dapatkan tanggapan dari DPP. ASITA.

Selanjutnya kami persilahkan dari DPP. ASITA unu.ik memberi tanggapan, tetapi sebelum kita mulai apakah ini perlu.membutuh­kan waktu untuk persiapan ataukah langsung ? ( langsung)_

Baik, kami persilahkan.

PIMPINAN DPP~ ASITA (SUYUD HADIWIKARTA) :.

Terima kasih. Yang terhormat Pimpinan. Tad! pertanyaan dari yang terhormat Bapak I Wayan Dhana,

yang pertama ini ada beberapa pertanyaan disini mengen&i judulnya sendiri tadi dimasalahkan, kemudian pasal-pasal didalam status kedudukan, pasal 16 mengenai travel agen itu sendiri bagaimana statusnya, kemudian mengenai istilah industri pariwisata, kemu• dian peran serta BPPI, kemudian bagaimana peranan ASITA didalam hal ini, kemudian pertanyaan selanjutnya adalah kerjasama,

juga disinggung •••••••

- 21 -

juga disinggung mengenai penyerahan urusan pasal 35 dan bagai­mana peranan perbankkan.

Yang ·jelas disini judul itu kami sepakat, itu memang pariwi­sata seperti apa yang kami sampaikan. Jadi inti dari~da keingi-

• I

nan kami adalah pariwisata. ·· .. :.

Kemudian hal-hal lain barangkali rekan kami Bapak Indra akan mem-· beri tanggapan.

DPP. ASITA (INDRA K. MAHYUDDIN) :

Terima kasih Anggota Dewan yang terhormat. Dari beberapa pertanyaan dari Bapak I Wayan Dhana mungkin

nanti juga bisa didalam penjelasan ini akan menjawab beberapa pertanyaan yang hampir sama jawabannya dan kami harapkan bisa diterima secara menyeluruh.

Disini mengenai status dan kedudukan yang dipertanyakan pa­sal 9 .sampai dengan pasal 27 satu persatu sudah kami ungkapkan

rnasalah-masalah kenapa kami menghendaki ada beberapa perubahan •.

Tapi. yang pasti disitu ada suatu pertanyaan siapah sebetulnya penyelenggara usaha wisata. Karena sebetulnya penyelenggara usa­ha wisata itu adalah Biro Perjalanan Umum, dimana l';}~jatan Pari­wisata Indonesia Travel Age~ itu berfWlgsi sebagai ujung tombak kepariwisataan Indonesia dida+am mencapai pasar yang berada di luar Indonesia. Perbedaan antara Biro Perjalanan dengan Hotel walaupun kami sama-sama berjalan. keluar negeri untuk pergi ka~­

takanlah salah satu pasar adalah untuk mempromosikan Indonesia, maka hanya mempromosikan kedudukan dia atas area yang dim111k1. Tetapi kami Biro Perjalanan ini mempromosikan total Indonesia

secara keseluruhan, apakah itu Hotel , apakah itu atraksi, apa­hak itu cendramaja, apakah itu alam, apakah itu budaya. Sebabnya kalau kita baca kembali didalam RUU ini pada pasal 9 disitu disebutkan penyelenggara wisata adalah usaha penyediaan jasa, perencanaan atau pengatur wisata dap penyelenggara wisata yang seharusnya berdasarkan kami itu tertulisnya adalah penye­lenggara wisata adalah badan usaha yang menyiapkan dan menyeleng­garakan jasa pelayanan dan penyelenggaraan wisata. Tadi juga ada pertanyaan dari Bapak Soehardi kalau tidak sala.h juga mengenai hal yang sama, siapakah sebetulnya mengenai penye­lenggara wisata, yang .. juga pertanyaan itu muncul dari Bapak Abdul Latief. Penyelenggara wisata disini adalah badan usaha yang sela-w ma ini kita kenal dengan biro perjalanan umum.

Sedangkan •••••••••••

- 22 -

Sedangkan apakah disini tidak disebutkan usaha itu adalah industri, kami memang lebih setuju sebab pekerjaan itu adalah ·

industri &edangkan perusahaannya itu adalah badan usaha. Dimana badan usaha ini seperti tadi kami dikatakan bahwa menyang­kut pasal 33 bahwa bukan hanya perseroan terbatas tetapi terma- · suk koperasi.

Pertanyaan dari Bapak Djupri kalau tidak salah bagaimana •

kedudukan perorangan, apakah perorangan itu juga ~oleh berp~ran . ..t ..... serta didalam penyelengg_a-raan wisata atau lainny~.• Karena kita di Indonesia menganut bahwa siapapun·yang mendapat­kan bagian pendapatari har~s dikenakan pajak. Untuk bisa mengena­kan pajak kalau dia;., berusaha harus badan usaha apakah badan usa­ha perorangan atau secara bersama-sama atau koperasi. Tidak di­tolak perorangan te1~ap1 selama bentuknya adalah Badan Usaha.

Karena juga kita mengenal bad.an usaha peror!lll~an, bukan hanya.PT, CV, Firma tapi ada badan usaha perorangan.~· Ini untuk menjaga bahwa setiap porsi harus·dikenakan peraturan yang berlaku di Indonesia bahwa telah menjUfJ.l dikenakan pajak penjualan, kalau menghasilkan dikenakan pajak penghasilan.

Sedangkan yang mengen&i siapakah·yang·berperanserta ASITA kah atau BPPI dari pertanyaan Bapak I Wayan Dhana.

. . .

Begini, Lembaga Promosi Pariwiiata Indonesla ini dibentuk atas prakarsa bersama-sama antara Pemerintah dan Swasta di Indonesia yang melibatkan seluruh unsur antara penyelenggara, obyek dan penunjang. Dimana disini dicoba mei:igusahakan bagaimana adanya suatu keterpaduan karena adanya keterbatasan dana pada Pemerin­tah Indonesia dalam mempromosikan Indonesia secara utuh. Dimana selama ini Pemerintah mengatakan bahwa setiap badan usaha yang bergerak dalam bidang pariwisata memiliki dana. Apakah tidak selebih baik dana itu dikumpulkan lantas bersama-sama diadakan promosi. Dalam hal ini ada dua masalah satu hal memang bisa ber­sama-sama tapi hal lain tidak bisa bersama-sama. Karena apapun masing-masing usaha memilik~ asset-asset tersendiri didalam men­jangkau pasar. . Waktu itu hanya kita sepakati adalah mempromosi­kan Indonesia dalam bentuk brosur-brosur, vidio-vidio dan atrak­si-atraksi, seperti KIAS salah satu contoh yang akan dilakukan di Amerika kalau tidak salah ikut terlibat akhirnya BPPI,

tetapi kita_badan usaha tidak· langsung ikut terlibat. Karena Badan Usaha biasanya mencapai pasar dengan tiga jalan : yang satu berkomunikasi langsung dari Indonesia keluar,

. , . yang kedua •••••••••••

- 23 -

yang kedua mendatangi ivent-ivent yang ada diluar negeri yang setiap tahun jadwalnya jelas dimana disitu diketemukan antara Buying dan Sales.

Yang ketiga, adalah melalui sendiri-sendiri mendatangi pasa dengan tidak secara teratur, jadi ada tiga cara tugas kami men­datangi pasar. Sedangkan bentuk krjasama antara industri di Indonesia antara PHRI, ASITA, Garuda maupun Merpati dan lainnya itu diikat de­ngan suatu perjanjian anderstanding letter. !tu ada kita mengi kat satu sama lain yang apapun kita memang memulai sesuatu da­ri nol. Itu saling pengertian lama-lama akan menjadi sesuatu yang bisa sal!ng mengikat sat~ sama lain.

4l •• • .

Mengenai pasal. 35 , ... pe~y~eraban sebagian urusan kepada Peme:. rintah Daerah didalam rangka•.penyelenggaraan kepariwisataan. Secara prinsip_ASITA dapat menerima karena kalau semuanya harus diatur di Kantor Pusat, itu birokrasinya jauh lebih susah ketim­bang sebagian diserahkan kepada daerah dimana Kantor Pusat hanya tinggal mentravel akhir, rekomendasi harus diserahkan kepada da­erah. Hanya dalam hal ini mWlgkin yang harus dipertanyakan dan sama-sama kamipun masih bingung antara kedudukan-, dimanakah ke­

dudukan Kanwil dan kedudukan Dinas Pariwisata Daerah sebagai badan otonom. Pemerintah Daerah karena ·berdasarkan kami Diparda adalah pemilik obyek, sedqngkan Kanwil itu adalah satu badan yang mempunyai kewajiban memasarkan obyek tersebut. Sekarang ini masih terlihar adanya kerancuan, dimana kadang-ka­dang kalDu dibadannya kuat Kanwilnya dibawah, kalau Kanwilnya kuat dibadannya tidak berfungsi. Kami anggap ini jadi salah satu yang harus ditegaskan dalam membuat Undang-Undang Kepariwisataan

ini, kalau tidak nanti yan~ menjadi beban adalah kami-kami ini • ..

Yang terakhir adalah~~ertanyaan dari Bapak I Wayan Dhana mengenai sejauhmanakah peranan perbankkan. didalam menunjang ke­pari wisataan Indonesia. Terus terang kehadiran perbankkan didalam bidang kepariwisataan cukup, tetapi yang dianak emaskan itu adalah bidang perhotelan dan restoran yang dianggap~memiliki asset. Sedangkan kita dalam biro perjalanan umum yang dianggap sebagai ujung tombak keparivisataan Indonesia oleh Pemerintah samp~i de­ngan detik ini dianggap anak bawang yang~ t.ida~ puµya apa-apa untuk boleh disuport dengan perbankkan.

Disini ••••••••••••••

...

Disini izinkanlah kami memberikan sedikit keterangan,. . .',di­manakah sebetulnya fungsi Biro Perjalanan Umum di Indonesi~··. Biro Pe~jalanan Umum itu adalah suatu badan usaha yang kasarnya adalah para komisioner yang mencoba menggabungkan produk-produk dari usaha penunjang kepariwisataan Indonesia menjadi suatu ben­tuk paket hotel, atraksi, cenderamata, restoran, budaya dan pe­mandu wisata digabungkan transportasi digabungkan didalam ben-tuk jualan baru boleh dikatakan paket. Dimana atas Ja .. · sing-masing produsen tadi. kami mendapatkan bahagian dari kom~~i untuk menjualkan produk mereka. Ketajaman kami dalam hal in~ adalah bagaimana kami mencoba meng-· komplen pruduk orang lain dinaikkan nilainya menjadi suatu ben­tuk produk baru. Asset yang kami miliki sebetulnya adalah bagai­mana bagaimana cara kami mengko~p?ir produk orang lain menjadi

~ . .

satu bentuk produk baru. Inilah yang kami miliki yang kami coba tawarkan kepada perbank­kan, tetapi selalu perbankkan ketawa melihat kamu punya apa un­tuk dijaminkan. Inilah salah satu yang kami merasa didalam Ran­cangan Undang-Undang ini yang belum termasukkan adalah dimana­kah kedudukan industri pariwisata yang bergerak mendatangkan tamu dari luar ke Indonesia yang oleh Pemerintah dan didalam GBHN pun ditunjukkan sebagai pemasok devisa nonmigas yang ke­dua, tetapi tanpa ada ketetapan apakah ini industri komoditi eksport atau import. Kenapa selama itu tidak ada ketetapannya maka perbankkan tidak akan bisa memberikan kelonggaran kepada kami karena tidak ada dasar industri apakah kalian ini seb&i)l~-. ..... . . nya ? Hal ini dikatakan industri. pariwisata nonmigas dan d{.:.~~-:. · harapkan dalam tempo 1 O tahun. ~kan bisa menggeser ketempat yari~. '.

kedua pendapatan Pemeeintah. Tetapi tidak dikatakan bahwa ini komoditi eksport nonmigas, selalu kami coba terbenturnya adalah . kalian tidak ada ketetapan sebagai·apakah industri kalian. Jadi kita mintakan kepada Dewan bagaimana caranya bisa memasuk­kan bahwa sehubungan dengan pemasukkan turis asing kedalam da­erah wilayah Indonesia itu dapat dikatagorikan sebagai komoditi eksport non migas.

Sekian, terima kasih.

PIMPINAN DPP.ASITA (SUYUD HADIWIKARTA) :

Terima kasih Saudara Indra. Jadi tmtuk pertanyaan Bapak I Wayan Dhana tadi saya kira

mudah-mudahan bisa menjawab.

Perlu saya ••••••••

- 25 -

Perlu saya tambahkan lagi bahwa yang tadi disampaikan oleh Bapak Indra bahwa pengusaha-pengusaha atau biro-biro perjalanan · ini, itu membuat terlebih dahulu semua paket-paket atau mencetak ter.lebih dahulu dengan harga yang mahal untuk dipasarkan diluar negeri •. Jadi mongeluarkan uang dulu, itu rata-rata 1 kilo per­jalanan bisa mencapai US $· 10.000 untuk membuat satu paket-peket wisata atau tarif-tarifnya yang akan dipasarkan.

Jadi baru ini saya kira bisa dinikmati atau ada basil barangkali

dua atau tiga tahun kemudian. Inilah kira-kira usaha-usaha yang mungkin perbankkan juga tidak melihat atau belum. •

Sekian, yang terhorrJiat Bapak I Wayan Dhana.

Kemudian kami mencoba untuk menjawab pertanyaan yang terhor-. 7

mat Bapak Abdul Latief penanya yang kedua. Disini pertanyaannya adalah usaha kepariwisataan ada 3 disini, , termasu.k yang mana ? Saya kira tadi sudah dijel~skan juga bahwa

~,

sebagai biro perjalanan atau Anggota ASITA adalah yang menyeleng-garakan, jadi mulai wisatawan itu menginjakkan-.kaki ditanah. air

sampai dia keluar dari tanah air disitulah peran biro perjalanan. Juga untuk wisatawan dalam negeri dari mulai· keluar rumah samapi kembali kerumah, apakah itu transportasinya, apakah itu hotelnya, asuransinya dan sebagainya. Nah disi.nilah peranan apa yang dike-

(

mukakan oleh Bapak Indra bahwa paket-pak~t baru in~lah yang di-kreasi atau dicoba dihuat oleh para biro-biro perjalanan. Ini untuk menarik para wisatawan asing yang bersaing dengan ••• j

negara-negara tetangga, karena produk dari negara-negara tetangga ini juga sangat kompetitif, mempunyai laut yang sama, mempunyai pantai yang bagus, mempunyai kebudayaan yang bersama, tapi kit.a harus berusaha sedapat mungkin untuk lebih bisa kompetitif.

Jadi itu tadi jelas disini bahwa adalah penyelenggara pariwisata • •

Kemudian lebih lanjut kepada pertanyaan yang ketiga yang ter-horma t Bapak Joepito mengenai definisi saya kira disini masalah waktu, definisi wisatawan.

( intrupsi) •

ANGGOTA PANSUS (ABDUL LATI~P, SH) :

Bisa intrupsi sedikit, sehubungan dengan jawaban dari Bapak Pimpinan ASITA tadi. Jadi pasa1·9 ini kami hubungkan dengan pasal 16. Jadi pasal 16 di lain disebut bahwa ASITA ini adalah merupakan usaha penunjang, karena disini disebut angkutan wisata

dan sebagainya. Nah ini·tolong dijelaskan disatu pihak memang ka­

mi dapat memahami sebagai suatu penyelenggara, tapi dipihak lain

didalam • • • • • • • • • " .. . .

- 26 -

didalam usaha ini juga disebut sebagai suatu usaha penunjang. 'ferima kasih.

PIMPINAN ASITA (SUYUD HADIWIKARTA) :

Baik Bapak Latief. Jadi sebetulnya p~aal 9· bahwa nanti dikaitkan dengan pasal

16. Terus disini sebetulnya pasal 9 itu menetapkan hanya siapa yang menyelenggarakan wisata, sedangkan pasal 12 itu adalah pe­ngusahaan atas obyek wisata, sedangkan pasal 16 itu hanya mengi-kat usaha penunjang kepariwisataan saja. · ". · ~: · .· . Disini ada 3 katagori : penyelenggara, usaha obyek dan penunjang. Pekerjaan kami disini sebetulnya adalah yang ·9 ini meng~~mplen

' yang 12 dan yang 16. . •

Jadi paket itu adalah gabungan antara 12 ditambfih yang 16t itu pekerjaan kami, kami tidak dikatagorikan kedala~·pasal 16. Jadi penunjang disini adalah hotel, perusahaan re$toran, perusa­haan transportasi udara, laut dan darat, sedangkan pendidikan· ketenagaan kepariwisataan itu adalah seperti Akademi Pariwisata . Trisak±i dan lain-lain, BPLP-BPLP. Yang kami beranggapan dipa-sal 16 ini adalah dimana kedudukan cendramata, yang dida:-. ·!

lam sadar wisata dan sapta pesona ini termasuk. Malah justru. disini tidak termasuk sama sekal.i kedudukan dari art shop -art shop atau souvenir shop. Nah kalau tidak masuk siapa·yang membina. bisa dicer:na pak? Belum bisa ya pak I Jadi begini, satu paket wisata yang kita cintakan katakanlah saya kasih cont~h disini thereday two· night atau tiga hari dua malam. Didalam paket itu brosur kami sudah menerangkan adalah mode dasi anda Sarf Pasifik, anda datang di­Cengkareng akan di transfer dengan mobil AC atau Non AC akan di­jemput oleh guide atau pemandu wisata di check in! di hotel, se-telah sampai di hotel dizinkan untuk makan siang yang ka kami tidak campur tetapi sudah masuk· didalam paketnya.

Setelah itu sore hari nanti jam 5 kami aKan menje~put anda dengan guide dengan kenda~aan akan dibawa city tour di Jakarta, jam 8 malam akan dikembalikan untuk makan malam di hotel masing-masing. Besok pagi anda akan dijemput jam 8 pagi akan dibawa ke Taman Mini Indonesia Indah, selesai kembali malam tidak ada pekerjaan. Besok pagi hari ketiga kami akan jemput untuk di transfer ke Yog­yakarta, terus disitu ada termasuk unsur al;omodasi. transfer de­ngan transporte;.si, ad~ pemandu wisata, ada makan.

Se lama • • • • • • • • • • • • •

- 27 -

Selama perjalanan didalam tour tadi kami membawa mereka sing­gah ke souveuir-souv~nir shop, disitulah m~reka,bisa berbelan­Ja untuk membeli cendramata di Indonesia yang di pasal 16 ti­dak kelihatan

Hp ••••

- 28 -

Rp.5.000,- tetapi kami mungkin kepada Bapak biaa meaberikan Rp. 20.000,- didalam itupun kami sudah meailiki keuntungan. Dan kallli selalu membaoakan k1ta ini Biro Perjalanan tukang oatut, ouaan t! da.k pakai sendal j epi t, berdasi, cuma tanda tanya, uanpya banyak:

~ . apa tidak: ? Di kantong, nggak, bahkan •ampai bintang 5. · ·

Jadi nanti kalau Bap~ .. ~~ensiun boleh kita jalan sama-sama.· Terima ka.sih. . .

. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . • Terima kasih, bagaimana ? Saya k1ra sudah dapat diteriaa.

Silahkan.

.. • • .. • • • • • • ......... ' !

Ibu dan Bapak-Bapak ada beberapa hal yang·dari Bapak Drs. -.. I Wayan Dhana yang perlu saya tambahkan mengenai keanehan di da -

lam •enyerahk:an urusan yan~ 12 itu, saya member1 oontoh misalnya istilah ..•• tetapi k1tl:'·~~1'mua mengetahui bahwa .. urusan perama wi­

sata itu diserahkan dari pemerintab pusat dari.DI~EN dan Guber -

nur, tetapi d1situ kemudian d1o1ptak:an juga istilab obyeknya sama . . . lain istilab, pertam& kalau praau wisata itu daerah tetapi dalam

pengatur wisata 1tu pusat, ~adabal sebenarnya sa11a, oby,knya aama Keruud1an sa.ya tidak lanoanc bahkan untuk 11enyebutkan soal .,

hotel, mengapa ·1 uua-duanya kan lloiel, i,etap1 aua .botel y~g d1-

s erahkan ke daerah ada hotel yang di tar1k ke puaat. ttal-hal beglni saya Kira aioalaw UU ini nant1 sudah harus

kekal; supaya t1dak: ada dua lisme didalam. ••..• kita dibingungkan

oleh penyerahan itu sendtri dalam pembinaannya terutama. Kalau pramu wtsata itu diserahkan ke t-&IDA, serahkan seluruhnya, apakah dia pramu wisatanya. Dus 1tu yang pada k8Dl1 yang kami ra -

sakan, kadang-kadang tumpukkan d1 lapangan, kami mau ikut mana ?

Mau ikut yang daerah atau kamu •••• yaa kami mana yang aenguntun_g kan itu yang kam1 1ngtn1 tetapi sebetulnya itu kan tidak baik. Lalu kemudian saya kira mengenai Judul kami mengusulkan Pariwisata 1tu sendiri sudah mencakup selurub obyek yang di •.• usaha yang di

tuangkan Bapak Indra tadi itu sebenarny~ •1dak perlu lag1 ada

"ke - an" didalam, karena par1w1sata sudah menyangkut masalah­masalah yang menyangkut dirinya. Menyangkut soal-soal pariwisata

itu sendiri. Jadi ada dua keadaan yang sebenarnya terlalu ber­leb1han. Sebaga1 contoh misalnya ada Direktorat bina Perjalanan wisata, wisata 1tu perJalanan 1tulah kerancuan-kerancuan yang k! ta saksikan sekarang ini. Itu yang pertama.

~ang kedua soal 2~ jam, ini sebenarnya kalau kita bicara d~ r1 persepsi kami yang langsung ..•. yaa mungkin agak lain,

tetapi tarolah. . . . . .

- 29 -

tetap1 tarolah data-data yang ada sekarang aaalah data-data yang

keluar adalah data-data komprom1 sebelum a.ngka sa~u keluar, te -rus terang ada ~omproa1-komprom1 dillaD& tidak ada satu oranepun 1nean pariwisata di Republik 1n1 yang akan berkata la1n selain dar1pada apa yang sudah d1waWIJCan.

Oleh karena 1tu saya kira khusus aengenai Bataa, kalau darl

sudut yang kita jelaskan ~adi mereka bukan sasarannya, mereka da­tang malab dengan 14 dollar mereka bisa makan, mereka D1sa trans­

portasi disana, 1tu diserahkpn kepada tour operator untuk itu

14 dollar Singapura untuk sa~u orang, apa yang bisa dapa&.•den.gan . ,. 1tu ·/ mungkin kita hanya· dapat dart kom1s1 oendra mata itu tadi. . .

~embilan ka.11 kami ke .• Batam mengaaati masalah 1tu, masalah . . nya memang sekarang, apak.ah mereka pariwisata atau bukan, mereka bel1 Batam sebaga4 duty buy shop ....• semua i~u kembal1, k! ta kebag1an apa itu ? Tetap1 sudahlah untulc kepentingan statis-

• • tik barangkali kita ter1ma, ma\&¥ Bata.m sekarang menempat1 ur~t~

. .. . an ke-2 setelah Hali, Jaka.r~.~, Bali dia sudah melampoi Polonia.

Jadi ini yang pert.a.ma lalu·· yang kedua 1n1 kan long ot ste){' kan harus diperpanJang, kalau kita harus mentolelir orang yang

datang untu.Jt ma .•. maaf, •.. untuk makan atau kemudl.an buang -

air disitu, mereka. wisaiawan ·? kapan kita bisa memakea··mereka l •

untulc t1.dur dJ.sini, togas lea.mi adalab memaksa un1.ult bitta.'tidur di satu obyek.

J'akarta memburu hanya ~engan 1, 5 hari, kan harus oerusaba •

wenciptakan pruduct-produot·baru supaya uisa 3 hari. Jad~ waktu bag£ Kito·aaalah autlak karena ha mereka harus

• tidur, dengan tidur aereka oisa makan di note! mereka Dl.sa mac8!! macaa.

Komposisi dart share .... itu memang kami miskin, ka11.1 hanya

' .u:oma sekian persen, hotel 35 ~ belanJa 18 '%, re~toran J.5 'J' .. te­tapi pada ~lta ditekankan bagaimana memperpan3ang J.ong of sty dari mereka d1ain1, Jadi barang~al1 1n1 terlaiu emos£onal tet~

pi ini prins1p. Apa yang Kita dapai dengan hanya orang datang -

beberapa nari? Apakan al~a kemudian •..••. ,aa sudah ••••.••• Saya Klra ada!ah pertama Ai~a harus memaksa mereka untuK Di­

sa, dengan daya tarik apapun ~ita narus mengusanakan supa3 a mere­ka narua ui sa ·u.du.1.· b:a.aa maoaa-maoana karer.aa denaan dem.a.Kian ••­

reKa uisa memuelanjaKau uang leo.Lh uan,aa. •

.1 tu mengeua.a. soaJ. waktu, kemudian wengena.1 soal asu1:-ansi. sa~d~ra-saudara seKaliau. kami <J.pngan Ja.sa lndouesia suaah ada

suatu l>lawc asu1·ansi 1ang denKan .acal.a J.8.1D bahwa selurun pake'

yang dibeli •••••

- 30 -

yang dibeli d1 Luar Neger1 mulai tabun 1990 itu sudah masUk d1

dalam asuransi, hanya 8 sen dollar yang d1tambahkan dldalam sa­tu paket dtmana seseorang apab1la mendapat oaoat total la akan memperoleh :t 50 us Dollar. Dengan itu untuk mereka yang masuk·, untulc mereka yang ~eluar tenaa.suk urusan Haji mere~a hanya ba­yar 3 llollar, mereka akan memperoleh 70.000 Dollar b1la mereka

karena sesuatu hal menin~g~t atau cacat total.

Jadi saya kira di dalam UU yang perlu sekali d1 soroti

karena orang ... pada saat orang itu datang sampa1 dia keluar

itu banyak seKali bahaya 1 yang d1peroleh, justru buk.an dar1 kita. liampir 90 '10 itu di luar kit.a. Jadi eaya kira aasa.Lah asurans1 . " 1n1 tidak sedenbana, tadl dar~ yanc terhormat Bapak Anggota De-wan ....... bukan mereka ·yang d'ari luar saJa tetapi juga mereka warga negara Indonesia'yang keluar negeri dan Warga negara !Dd~

' . nesia yang bercanang ke dalam neger1. AS!TA su~ah menciptaka.n

blank-balnk asuransi. -Saya k1ra yang sangat menarik dart Bapak ~uh~rd1 bahwa

. .. perlunya suatu Badan antar Departemental. Apaaab,BAPARNAS yang

seKarang itu setelah Undang-dndailg 1n1 masih relevane, saya t1-da~ tahu, karena 1tulah badan satu-satunya badan sekarang 1tu yang d1c1ptakan untulc sec·ara pe_r1oa.t.k setahun kt ta bertemu, walauptm MENPAUPOSTEL sekarang 1n1 dalam kedudukan beliau seba­gai pengemban !npres ~o.3 Tahun .19~9 1tu sewa&tu-waktu b1sa me­ngunda.ng 1ns..,ans1-1nstans1 yang ter.K.ait, tekbnis untulc 11e11eca.!!

kan Kasus-kasus yang terjaa1. ·1·etap1 sa1a .1e1ra oe.tWll, ow...up a.alau memang perlu ada badan -ger-

tentu yang mungkln dalam ben~ukn1a ~APARNA~ yang sekarang 1n1 ~

suatu pertanyaan kepada ~ewan, apakah badan 1tu masih re1evans karena memang t-laak tampak didal.amnya. Kemud1Ml asos.a.asi, sebe­narnya oegini UU No.I tadi itu saya klra mengharuskan setiap u­saha-usaha untuk oergabung didalam usaha swasta, ~enyataannya t1dak ada dibawah ini semua usaha~usaha 1n1 mas~ didalam. asos! ast.

Dengan dem1kian saya kira ada tetap kaitannya antara UU -No.l dengan yang 1n1. Jadi bukannya kemudian kami alcan dilantik dso. saya klra tidak. Sebab saya kira Juga tidak menghendaki Jc! ta di SK kan segala macam, t1dak, oleh pemerintah. Kita hanya ingin agar uu No.l itu benar-benar dltegaskan d1da1am UU yang

lain barangka11, apakah itu memungk1nkan saya tidak tahu._Kare­

na memang kenyataan sekarang baik PHRI baik PUTRI baik AS.1TA m~ sih ada mereka yang enggan masuk dala.m ASiTA atau PHRI atau da­lam asosiasi 1a1nnya.

~ Dan yang kedua. • • .

.... )l ~

uan yang ~edua saya kira masalah pe~~1naan, pemerintah tidak akan mengetok pintu terlalu banyak, jadi oukup hanya meqgetok aa­tu pintu asosiasi eaya kira sudah bunyi semua di bawah.

Itulah saya kira yang mungkin saya b1sa •...... Biro Kons.ul­tan dan la1n-la1h, saya kebetulan pernah bergerak dibidang konsul -tan .... tapi ad1knya masih.

Pertama bidang lain berkembang konsultasl, konsultan disitu tetapi bidang pariwisata justru •• justru t1dak berjalan seperti

apa yang diharapkan. Ada disana sekarang 101 ~eoenderungan untuJt

lebih mencintal menggunakan asuransi, biro, biro ko~sultas1 -luar negeri barangkali kalau orang luar negeri mengatakan mungkin dJ.dengarJ.n oleh kita d1 .tuar neger1. Int persoalan yapg d1hadap1 oleh asosiasi konsul tas1 pada umuinnya, saya klra bukall orang pa­

rl wisata saja tetapi juga pa~ bidang-bidang yang lain.

sa~a kira •emang 1tu penjelasan kaml, men5enai &liandar pen­aidikau nasionai 101 eaya ki&a memang pe~iu sebab sitd• usaha ka

mi manuas negara aa·tinya a<la tttantlar ! t.eri.entu yang fla.t"U8 M.aai penuhi yang 1tu meman& seoara· 1uternasiona! harus kaml penuhl s~ pert1 guide beuss dsb.nya.

utoara soal angkutan pariwtsata kita barus cepa~-cepa~ ber­lomba dengan bunyi beua dengan aua.1.·a .if.ita, saya kira tiapa&. .!':, J"&DK terhormat begi~u d1 luar n,g&r1 itu perois beraoa disuatu iempa• di.raana bunyl x:enda£aan diluarb tict&M. keaengaran. \Joba anda punya, YAC'ro punya atau vaya Tour :punya atau :sama111ng 'l'our punya atau

s1apapw1 disini yang memang st~ndar menurut internas1onal tetapi . guide ~i~a 1tu mas1h berlomba-lomba dengan bunyi, ouny1 aeeln sa-

" . makeud, dan itu menurut kita t1dak bisa kita pertahankan dan 1tu t1dak standar kam1 pernah m~ngusulkan bahwa kalau itu perlu kum­

ponen-komponennya bisa dl~mpor svpert1 mlsalnya ~1iitina, dan ke-

11ud1an teu1an ki ta yang di .Ha tam, bisa mengimpor langsung dar.1. Si­ngapur dari Jepang via Singapur. Jadi ini masaian-masalab. interll!! sional tadl oukan nanya pendidlkan tetapi masalan sarananya Juga

Saya kira itu yang bisa kami jelas~an, kalau belum ada ,ang

nelwn jelas, aaya kira kdmi bisa menjelasxan.

Terima kasih. . . . . ' . . ...

Terima kasib ~apak Yusuf, tad1 menjawab ueberapa pertanyaan dari llapak Untung saya xira audan ~ereaJtup semua, tlnggal sexa-4·ang men1ngkat kepada 11ertanyaan nomor 4 dari J::Japak SUKardi ju­ga mengenai keamanan, sa1 a kira ~adi audah dis&-ggung yaitu mas~

.1.ah asuransl. K.emudian •••..••

• • - 32 - . -

• Kanudian ini Badan Perti.mb:lngan juga sudah dijawab tadi,•mengenai travel

asing ini barangkali nasili ingat •

. . . . . . . . . . . . Bapak-Ba.pak dan Ibu yang terhormat, manang kalau kita liha~ didalam RUU

yang banyak terlihat hanya kwajiban saja tetapi haknya dari peI¥JUsaha Indon~

sia tidak terlihat ada jami.nan, seperti yang tadi Bapak singgling. ~g~ ~ . kedudukan ba.hwa travel asing yang berq:>erasi di Indonesia. Terus teritng sam -

pai saat.ini tidak ada satu anjuranpun yang mengatur bahwa mereka tidak boleh

beroperasi di Indonesia. Yang ada diatur ialah adanya IMA dan FMDN, sebetulnya

berkali-kali kami sudah mertinta kepada DIPARDA dan KANWIL-KANWIL di seluruh l!.1_

donesia unb.lk mengadakan penelitian terhadap ini, tetapi sampai saat ini belun

ada jalan keluarnya. Kami tida.k':llt:ahu bagai.rrana caranya l:ahv.a sanua orang yang

datang di Indonesia, itu hanya l:oleh beroperasi dan dioperasikan.oleh tour op­

reter Indonesia. Yang sulitnya sampai dengan saat ini ialah para travel

asing itu selalu rerselub..mg didalam perusahaan 3_ Indonesia yang susah sekali

dibuktikan yang istila!mya kita ada negara-negara terutana pasti YCIDJ pernah • menjajah Indonesia adalah Belan~, Jtpang dimana Belanda dan Jepang tahu percis

karakter dan kebutuhan, mereka. liha:t~;~ Indonesia biasanya yang beroperasi i tu

adalah mereka, karena merek.a tahu pereis kesulitan dan k.arakter OOngsa Indone­

sia yang kalau tidak salah 350 tahuri.yang satu menjajah yang satu hanya 3,5 ~

hun, tapi tingkat pengetahuanmereka mengenai karakter OOngsa Indonesia jauh

diatas orang Indonesia sendiri. Sampai saat ini kami belum tahu persis cara a

apa yzmg lebih baik untuk menstop travel asing bisa ••••••••••• beroperasi di

IndonE:sia. Tetapi mernang ada, tet.api itu buat kami sulit sekali, karena itu

kami juga pemah menghi.rnbau kepada DIRJEN Pariwisata bahwa tour leader asing

itu b:~rkedudukan sebagai duta perusahaan ~ing diluar kepada karni yan:r ditunjuk

Indonesia sebagai handling agent.

Yang saya rasa tidak per1w. duduk di mobil melakukan tour bersama-sama

karena sudah ada panandu wisata Indonesia. Ba.pak bisa bayangkan kalau Yan:J di •

katakan tour leader asing itu OO~Perasi sendiri diatas bus, itu0

kanisi-ktmisi

yang cla.ri art shop dia yang mener.irna karena dia yang akan membagi be.rapa hak

guide Indonesia berapa hak supir.Indonesia. Yang lainnya dibawa kan.b3.li ke lu­

ar neqeri. Dus sebagian devisa yang sudah masuk. itu balik lagi ke luar, ini m~

salah yan:J kita hadapi pada saat'ini. Sedan:jkan. t.adi ada perti\hyaan .dari Bap3.k

Joepito mengenai wisatawan, sebenarnya wisatawan itu bagi kanti curna ada kata

yang jelas wisatawan adalah orarg ya.rq mengunjungi suatu tanpat dengan suatu

tujuan tertentu dus mengenai waktu clan lainnya itu sebetulnya tidak ada YanJ

palin9 penting dia ber~alan kesesuatu tanpat dengan tujuan tertentu. Conteh

yang paling cepatkita rasakan disini waktu kalau kita mau bepergia.J?. ke 'lbkyo,

atau ke Bangkok at.au ke Eropah, Eapak pasti'akan disirggahi clan menyinggahi

pelahlhan udara Singapura Changi.

Disitu.

- 33 -

Disitu Bapak hanya mampir 45 menit tetapi Bapak telah manbelanjakan sesua

tu untuk manasok devisanya Singapur tidak ada ba.tasan waktu·45 menit saj~ Bapak

sudah bisa diangqap wisatawan disana .. Hanya sekarfilB bagaimana kita melihat b.r­

kan wakumya tetapi berapa yang bisa kita dapat dari kedatangan wisataw-d.O itu ..

Itu kalau kita lihat dari sudut in caning tour kalau dilihat dari cinta

tanah air, karena disini juga disebutkan cinta tanah air, habis kita miting

ini rapat ini kita pergi ke Puncak kita pergi rnakan sate di Puncak strlah ada

yang bisa menikmati hasil, tentu itu jL"qa sudah bisa dianggap wisata hanya disi

ni tadi ada dipertanyakan k~napa def inisinya ASITA seperti ini 24 jam dan lain

lain itu sebetulnya bukan defini~i dari ASITA, PBB dan • • • • • • • rnengataka.n se-.1/I

perti ini~ ·.

Sedangkan kami mengatakan seharusnya wisatawan itu yang melakukan beper -

gian dari satu ternpa.rt ke tanpat lain·dengan suatu tujuan titik cuma itu YCU"B di

katakan wisatawan.

Dus selama. ini kit.a di Indonesia dibatasi orang yang tinggal di Indonesia

lebih da.ri 24 jam dianggap wisatawan kurang daripada 24 jam tidak tahu, karena

belum ada ketetapan khusus di Indonesia.·

Karena 'furki itu datang kadang-kadang tidak sampai 24 jam, ••••••••• ke

Australi juga tidak sarnpai 24 jam.

Sedangkan dalarn hal lain mengenai Bapak SUhardi soal keamanan padahal disi

ni masalah keamanan yang tidak hisa kit.a atasi adalah rnasalah kebudayaan, kalau

rnasalah rnanusianya sendiri keamanannya bisa kita jamin melalui aS'uransi, tetapi

mengenai kebudayaannya itu tidak bisa karena kebldayaan itu adalah terjadi dan

ter:tentuk oleh karena bertemunya satu bentuk kebudayaan dengan budaya yang lain.

yang p:isti otanatis secara perlahan-lahan akan tercipta bentuk kebudayaan yang

ba.ru dalarn hal ini kewajiban kita di Ind6nesia adalah rnelalui DEPDIKBUD, pendi­

dikan kebudayaan dan agama, yang sekarang ini kami rasakan kurang sekali, kalau

tidak salah hanya dua jam dalarn satu minggu itu hanya bisa dilebihkan kenapa ? . ·' kita tidak tahu persis kebudayaari apa _yang· datang ke Indonesia, apakah melalui

pariwisat.a tok kebudayaan Indonesia ini akan rusak, tidak. Ka.iena se.belum pa­

riwisata ini di Indonesia ini sud.ab rnaju sudah banyak orang asin9 ~ ke Indo-. . nesia, apakah melalui usaha, apakati melalui pisi agama apakah rnelalui olah ra­

ga ya.a rnenang terjadi kontek antara rranusia Indonesia dengan manus'ia •••••••••

sehingga Yan:J terjadinya pada suatu cul tur terbentuknya yang · baru ini yang

men yeba.r:_ pelahan-pelahan.

sedangkan rrengenai panasaran ~idalam UU ini tidak terlihat, siapakah yang

marasarkan dan sejauh rnarakah pemerintah menanggung jawab didalam manasarkan

pariwisata Indonesia, karena kami lihat disini baru informasi, apakah ~nfonnasi

ini oleh pemerintah dianggap adalah prarosi itu adalah bagian dari infonnasi b.=. lan jelas karena didalam penjelasarmya pun tidak terlihat. Sedangkan yanj lain

Yan:J saya imin jelaskan kembali mengenai asu:ransi wisata Indonesia menarnbah

apa yat'B disampai.kan oleh Bapak Yusuf Abdullah, sesuai dengan Sapta Pesona Indo-

nesia

itu ada dikatakan •••••••••

- 34 -

i tu ada dikatakan rasa aman, berdasarkan rasa aman i tu kami dari ASIJJ'\rnenCC?­

ba mengadakan diel dengan Jasa Asuransi Indonesia juga merupakan BUviN. di.lil·. ~ wah Departanen Keuangan, mencoba menciptakan satu l:entuk asuransi pertanggung . -an dima.na pertanggungan itu bukan hanya l:agi mengurangi jumlah bepergian ata~

pun kecelak.aan ataupun tanggung jawab kepada pihak ketiga dimana bisa saja

suatu saat si wisatawan tadi menba.wa kendaraan menabrak orang di Indonesia,

tentu akan ada tuntutan dari pihak ketiga hal itupun dicaper didalam asuransi

.i.ni atau kalau sampai menyuruh salah satu orang Indonesia katakanlah manbeli

rokok, pada waktu orang it1:1 manbeli rokok rnenabrak orang lain itupun dijamin

didalam asuransi yan;r dibikin oleh ASITA.

Tujuannya adalah manberikan rasa ama.n bu.at mereka sebelum mereka datang di -

Indonesia, selanjutnya didalam ajuan kami ini agak melihat l:ahwa namun pak, . . di dalam RUU ini upaya masalah as1:Xansi itu diangkat lebih jelas, kalau sa-

ya ti.dak salah pada halaman 5, pada. halaman 6 No. 2 peranan asuransi wisata

van perlu·pula diangkat dalam satu pasal mengingat perlunya diberikan rasa

aman kepada para wisatawan. Sedangkan untuk ban"jsa Indonesia sendiri kita me­

ngaturrtya bahv.a siapapun yang manbeli ticket i tu bisa menghul:ungi perusahaan

perjalanan atau travel agencynya untuk menbeli polis disitu. Itu dil:edakan ..

siapapun l:oleh membeli polis dengan catatan -waktu perjalanannya adalah 30 ha-

ri, kalau lebih daripada 30 hari maka p::>lisnya harus dibeli di luar, dengan

catatan retwa saya 40 atau 50 hari. Dan dalam macam aturan-aturarmya itu cukup

plan bisa melalui perusahaan perjalanan tersebut atau bisa langsung kepada JA­

SINOO. Kenapa kami mariilih JASINDO karena JASINDO itu maniliki cabctng hampir

di seluruh Propinsi yang ada di Indonesia dan milik Dep. Keuangan. Dus kalau

ki ta • • • • • • • • • akan kanbali kepada Departanen Keuan;Jan. •

Terirna kasih. • ................

Ted.ma kasih Bapak Indra. Jadi tadi jawaban untuk Bapak sukc\rdi: saya kira

muda.h-mudahan bisa terjawab. Kami meningkat kepada pertanyaan yang kel.ima, Ba­

pak Djupri •

. . . . . . . . . . . . . . . . • Saya kira ini raik, banyak sekali yang sudGili terjawab jug~iBebenarnya j~

waban-j awaban dari Pak Indra, dan Pak Yusuf Abdul)ah tadi mengel].a._~ perorangan

swasta koperasi dsb. saya kira sudah terjawab:.. Ini sudah cukup Bap:lk DjUf ri.

. . . . . . . . . . . . . . . . ., . At.au kami lanjutkan kepada pertanyaan nanor: ·6, pertanyaan dari yth. Bapak.

Fachru.razy, mengenai persepsi dan judul saya kira juga sudah terjawab tadi ke­

mudian untung ruginya dimasukkan mengenai industri pariwisata ini. Ini saya ki

ra juga sudah terjawab tadi, sehingga adanya pembinaan dari pemerfntah manudah

kannya tadi dan sebagainya dan satu sama lain bisa kerja sama dengan l::aik.

Misalnya.

- 35 -

Misalnya pibak ASITA dengan PHRI dan sebagainya. Kenudian mengenai asuran­

si, saya kira sudah terjawab tadi. Dan mudah-mudahan sanua apa yarg t~lah dita­

nyakan dapat diterima ja\\Clban kami, narmm sekiranya ada hal yang belum jelas,

kami siap untuk menjawabnya.

Sekian Bapak Pimpinan.

KE'IUA RAPAT ; IR. H. ANWAR OATUK

Ter.ima kasih kami sampaikan kepada OPP ASI'D\ yang telah menjawab pertanya­an-pertanyaan dari rekan-rekan Anggota PANSUS.

Sebelum kita lanjutkan kepada acara berikutnya, perlu kami sampaikan bahwa

ada tarnba.han anggota juga yai tu Sdr. Yth. Ibnu Saleh dari F KP. Dan kedua juga

ada .Pengumuman dari Sekretariat bahwa untuk makan siang nanti akan disediakan ..

Danikianlah rekan -rekan Anggota PANSUS ·jawaban Yat¥J telah disampaikan

oleh DPP ASITA, sebelun kita meningkat lebih lanjut, apakah jawaban-jawaban tsb.

sudah mernenuhi keinginan dari pada rekan-rekan, apakah masih ada yang belun.

Saudara Ibnu, karaj. persilahkan.

~OI'A PANSUS: IENU ••••••••••••

Kaui hanya sekedar pertanyaan tambahan yang menyangkut

pertanyaan saya sampai sejauh mana sepengetahuan dari A.SI'TI\ tentang pelaksana­

an travel asing yang rerada di negeri lain maksud saya umpamanya Ya!XJ dari Tha!_

land atau di Singapur begitu, jadi murgkin untuk perbandingan kita.

Terima kasih.

DPP ASI'JA : ••••••••••

Baik Pak terima kasih, jadi yang mengenai travel asing itu yang menjadi

rnasalah buat kita adalah sebetulnya hanya satu kita mau irencoba. dengan mulai ber

kurangnya jumlah minyak di Indonesia rraka kita harus menggali satu sektor baru

untuk bisa rranba.ntu arggaran :p=merintah di Indonesia. Salah satu yang dilihat dan

yang paling mudah tani;a manbutuhkan kapital yang besar ibl adalah dibidang pari­

wisata, karena manang bidang pariwisata di Indonesia ini tendensinya lebih menga

rah kepada kebudayaan historikel •••••••• yang sebetulnya ya.rg satu ciptaan

Tuhan dan yang satu ciptaan manusia clan tidak perlu digali lebih jauh kecuali

manbina sur.eya meningkatkan manfaat untuk dap:tt dinikmati. Sedangkan hal lain

adalah penl:anguna.n sarana atau prasarana, kalau manang harus dil::.angun jalan un­

tuk suatu obyek itu l:::ukan hanya kepe.ntingan kepada pariwisata saja tetapi secara

ekonanis menyeluruh manbuka terisolasinya suatu rakyat kita dari tanpat ketanpat

lain. Sebetulnya manang kelihatannya itu dibuka untuk pariwisata padahal se.betu.!_ nya itu ha.nya salah satu segi manfaatnya bisa dinikmati oleh seluruh rakyat da­

ri keterisolasian, kalau sean:lainya "travel asing itu dibiarkan beroperasi di

imonesia(satu-tial·yang kita pertanyakan apakahdevisa itu tetap ada ili. Iiilorlesia

Karena dalam hal ini tour opreter Irrlonesia panl::ayaran dari tour opreter asing

ke Indonesia itu melalui p:::ngirirnan Bank.......... yang kami bisa terima kZllau

dikiriITlkan melalui DHL hanya dua hari setelah pengiriman dari luar.

satu h3l. ••••

• I,

- 36 - •

Satu hnl yang kita pertoGyakan, opakah devisn itu tetap

3dn di Indonesia, k3rena kolC1u melalui to operator Indo­nesia, pembnynron dnri to operator nsing ke Indonesia itu

mel3lui pengiriman blank/draft yang knmi bisn terimo ka­l;')U rncL~1lui DHL h::my~1 2 h~·iri sE~tel;ih pcngirir:nn Lbri lu-.1.r 11: ... u b1:·1rii< tr:in~-~.:cr, di.Ji:--m:J ""L;:·,lu l~nt:.: .. : t!cv~~:'l itu

ny:i r:J',m. i·11u lintos devisanya ('.i_~:i:ur o~~·-~h ~~r., knrenn

sudnh di~tur dengan LC don segnln mncam, lamu lintasnya

diotur melDlui BI don binsnnyo lolu lintas deviso seper­ti itu hnnyo hitung-hitungan, sednngknn ini bukon hitung­hitungan betul-betul kami menerima eek ntnu blank draft

itu di Indonesia, diuangkan di Indonesia. Dus deviso Ltu . . betul mnsuk di Indonesia. Kalnu melnlui to oper1tor nsi~g

din tidak perlu membaynr ke Indonesia, kecuetli hn.nya h::ll.:­h~l katnkanlah hotel dibnynr di Indonesia, kita l~pn bah-.

w.':1 hotel itu bonyak PMA dcm PflIDL, u::mgnyn jugn bi·sa di­tCthon di lu~r, hanyn hitung-hitungan kembali Delton, B::lli

Nus~·1 Indnh nnnti, i tu juga snhom terbesnrnyn 605.~ jugo dnri

Jepruig, kitn honyn mencobn, menjolin mengnmetnkan bagnima­no devisa betul-betul biso masuk ke Indonesia. Yang knmi µertnnynk:'.1n sebetulnyn ndnlnh ndonyn ·suatu kebijnksnnnon -.. . .. Perref·intnh, mengijinknn PMA dnlcirn bid:'.1ng perusnhnan perjn-

lan:'.1n di Indonesia, opakah memang sud:'.1h hnrus dimnnn per­

tnmn koli diny :'.1takcm bnhwn untuk PMA dolom bi dong biro per-·

jCtl.:-irwn umum h:Jrus menyetorkr.m uang :'1 _.juta dollnr. Tetnpi

belakangant ini komi ~endengn~ dori BPKM dengnn 250 US-pun itu sudcih biso beroperasi di Indonesia. Dengrm 250 ribu US itu boru persi:'.1pan marketing sajo sudhh kitn j:Jlnnkan se­

l::irnet ini, l cmtns bunt cipn logi mere kn diundnng knlou 250

ribu US sojn kita S:'.1nggup, yang kitn butuhknn sebetulmya

adnl:Jh alih teroloei sudeth. Yang belum itu ad::1l;:ih sarona­

nya y:1ng belum didukung oleh Pemerintah, scitu mel:ilui Per­

bnnkan. Yong kedu:'.1, perolntan-per~lntnn yang dipergunaknn

untuk transportasi seporti yang tndi disnmpaiknn oleh Pnk .'.:::uyud d::m P::il< Yusuf, kennpa ki ta tidnk diberik.~n ltkelong­

g~r~n oleh Pemerintnh Indonesin untuk mengikuti st~ndnr Intc,rn:-i::.;ionnl boleh mengimport kuis lnngsung d0ri lu:'.1r, kn: renci ::-.ipcipun y ,~mg di bu.:Jt di Indonesin i tu su::1rn m£~sinnyn dnn

su~r~ g8itny::1 snma intinya. Pndnhal kalnu dibunt d~ luar

i tu sud:1h disign sedemikirm rupn dnn tidetk mnsuk sunrcmyn

ke dolam. Itu ynng kitn pertanyoknn dolam rangka meningknt-

kon stand~r •••..•••.••••••

- 37 -

knn st::-md.':'lr Intern.-:-1.~"lionolnyC1. Hotel, pendidik:.m sudnh. Te­

t8pi 1:i ta dnLn:i bidnng Pnriwisnta ini sayn :ensn belum kn­ren~ memang biro perjnlannn ini bnru dikennl di Indonesia sekitnr tahun 50-nn m0lalui Nitur- Nitur itupun nmbil alih d::iri pPrusnha~m l3eL:md::i, setclnh i tu bnru muncul t8hun 60-:tn P:1kto, ynng pPrtnma knli i tu honyn ber jnlcm d:ilnm bidnng Ticket. Dalnm t[.1hun 70-nn b::iru mulni ndn terjadi peningkat­nn untuk menghnndel turis, dnn tnhun 80 bnru P0merintnh me­

lek, nkhir 88 knlnu tidak snlah bnru dimnsukknn di dnlam

GBHN m(mgen~li K~pnriwisntnnn. Dus memnng mnsih mudci seknli ini k8lnu tidnk dintur bnik-baik di dnlnm fttlU ini, bogai­mnn8 nnntiny8 Pnriwisnta Indonesia ini ke depnn, apakah ini 8kan diserahkan kepada orang asing kembnli, ntnu te­tap untuk menyimpan oleh rakyat Indonesia.

Terim:t knsih.

KETUA PAKSUS ( 'dARNOH!J(DJO, SE )

Terirnn knsih. Jndi kitn sudnh menyelesaiknh termijn

pertnnyaan-pertnnyann sert~ jawaban yang telah disompai­

k:in oleh rek::m-rek::m maupun j::Mnban dDri Ketun ASITA. Apa­

kJh ini sudnh dinnggop cukup oleh rekan-rekan dnlam Rnpnt Dt?nt;::1r Pendnpnt ini, atou masih odn pertnnynan-pertrtnyann lain, cukup ? _Mnsih ada ? Jodi kitn bukn termijn kedun.

Sebelum kito meningkat termijn kedun, sny:..1 kirr.l kitn

istirnhot dulu seperempnt jam, apnkah dapnt diterima ?

IN'l'EH.UPSI . • Bnrnngkali adn baiknya pertnnynnn ini, bnru kitn

skors untuk istirnhat.

KETU/\ PANSUS Bniklnh kClmi persilakon untuk mendaftarknn dulu Nnmn­

nom~ yang itlgin bertanyn, Kami persilnknn Pak Lukc.s Nn~lohy.

F-KP ( IR. 1.UKAS f.!ANLOHY )

Pertnmn-t8mn komi tertorik dengnn tenago nsing ini, t3pi kita mengetnhu juga bohwn kita aknn coba supnya UU

yang nknn kitn hnsilkan ini mempunyni doyn Ctmbisibnsi yang tinggi. Mnsnlnhnyn kitn melihot bohwa bidang Pnriwisata ini merupnkm suntu bid:1ng yang boleh diknt:.1kon tid.-:tk adn bntas­

ny:i. Kt~mudi:'.m b.:lik dari nspek lingkungcmnyn, keseluruhnnnya

mciupun ••••••••.••••••••••••

= 38.

m3upun d~ri ospek disiplinnya, inter disiplin sehinggn

pemb3urnn otou integrnsi dnri usnha dengnn mengikutsertn­

kon osing ini mem8ng nnnti aknn merupnkan mnsnloh ynng cu­kup besar dalnm pengemb3ngon Pariwisata diwaktu-waktu yang okon dotnng. Kita menag berusnhn nkhir Pelit1 ini ~encapni

suntu tingkcitnn y~ng cukup tinggi dnn kitn setel3h itu ti­

dok tinggal dinm topi nknn terus.

Di 1::-iin pihnk, masnlah tenngci kerjn yang profesionnl

ini sukn untuk bisn terjnwab. Oleh knrenn itu tidnk'luput d~ri masolnh pernnon tenagn nsing dnlnm pengembnngnn Par£

wisotn di Indonesia. Kita lihnt umpnmnnyn sek~rnng ini

y~nt, s7:"mgr.it menyolok cidolnh mnsnlnh tenngn m::mr.iger, mdsn­loh tenngn cook, tenngn leaders. Tnci juga disebutknn me­

ngcnoi mnsnlnh DMA di dolnm scktor perjnlannn, don kitn

ketohui bohwn kalnu mem:mg posnrnyn mnkin hnri mokin me­

ningknt, otomntis pt:?rsoing makin hari mokin toj.:im, ukurnn Indon~sio mengenni mnkin tnjnm ndnlnh profesionnlnyn mnkin

ditingkntkon, nkibnt kcirenn itu tenogn osing ini mendnpat

pas8ron yang tinggi.

Di loin pihak mas3lnh pendidiknn tidak aknn menjnwnb.

Oleh korenn itu ingin knmi mendnpnt tnnggnpnn dnri ASITA

y::1ng lebih kongkrit. Jodi sudnh dikemuknknn m:isnlah hnnyn

tid~k ::tdo usul-usul kongkrit, bagnim~na pembntasnn hnl ini

yang lebih kongkrit. Tolernnsinyn sampoi dimnnn, knmi nm­

bil contoh umpo@onyn Hotel Presiden, itu kitn punyn s9hnm

Pemerintnh Indonesin punyn s::-ihnm .5.5%, Jepang 30% dnn lnin-

1.:tin. T:tpi di dnlnm perj::mjinn i tu mnnogernyn, Gener:Jl Mn­nager~my:'l i tu h:Jrus orang Jepang, hnl ini y::mg membun"t ki-

. . t.:i, .'.1p::1kcih mem::mg ki t;,1 tidetk s::mggup don ini menimbulknn

kegelisnhnn jugn di::mtaru nntarn unit kerjnnyn, tenagn nsing dengan pendnpntnn gnji ynng bebernpn knli lipnt, lnlu ten::tg0 kitn ini sudnh mendapnt trnde mark, tenaga

murah. Oleh kcirenn itu bagnimann ASITA melihnt mnsnlnh ini, yang lebib teg:rn cipnknh mem::ing bisn. ditnmpung, sebnb dari

RUU Pernerint::-1h tidnk kelihatan ini:, dan snyn kirn itu di

dnlnm wnktu-w~ktu ynng nknn dntang pernnnn asing dnlnm Pn­

riwis~tJ Indonesin itu makin besor, ini sektor y~ng p~ling

empuk b~gi mereko.

Kedu::1, m.::is.:ilah polygopoli. Ini kes:m-kes::m rek::in dnri P::-iriwisnta di dciPreth-duerah terutnmn daernh yan8 ~khirnya

P~riwis3ta ke sana bahwa Biro-biro Perj~lanan ot3u operator di lunr, i ttl :1mbil porsinyn terl~lu besnr. Kemudic.m porsi

1 tu •••••••••••••••••••

. I

- 39 -

i tu porsi diombil bes.:ir, turun di nosionnl tingknt Pusat,

jugn kep8da Biro Perjolanan yang mereka pegnng itu soja,

s::ty'I mis:1lny::1 seb~g~i operator di lu~r sciyn sernhknn ke­

pad~ s~yn punyo tour dan travel biro sendiri, ke daeroh

jugn din serahkon kepnda dia sendiri, kemudinn dio jugo

punyc1 hotel khusus jugci, jaringnn objek wisatCl jug::t meru­

p'.llcm jaring:m Polygopoli, ini jugCt sukar untuk menciptoknn

kesempntJn-kesempatan baru, kesempntan bnru itu tidok adn

pnd:) i.>engurus, kit:J k.'ln mou meleborkon kesemp:Jtr.m kerja, l:nri..:·n S\.ld'"!h muloi dengan sistem ynng Polygopoli yang non-

ti menuju kepa~a suatu ~onopoli, ini yang celnka kito ti­dnk m~u membuot UU yang seperti itu, sebab memnng kelihnt­annya di d~lnm sistem perdagangnn kitn, kita jugn kurnng

hati-hati akhirnyn terlalu bonyak sekarnng ini kekuatnn raks.".:ls:i yang betr:'lngkoli juga d::.lom wnktunyn ki ta butuhkan

diet sekorang, tapi dalnm waktu yang akan dntang timbul per­

t~nyaan, apnkah kitn bisn mengend~iik:'ln rnksosa-r3ksosn itu,

snyn lihnt ge~oln polygopoli ini mcikin ter::tsn di.sektor Pn­riwisnta ini don ini bisa berkembnng menuju kepado hal-hal

ynng tidnk diharnpknn, terutama knlou kitn knitkan dengon

Pasnl 33 UUD kita. Oleh karena itu snyn ingin bngn~mona

./\SITA i tu melihat ASITA didiriknn dengnn scitu tuj'ur.m utamo

ialnh melindungi anggota, snmpni berapn jnuh ASITA melihnt

hnl ini lnlu apnkrlh RJU ini sud~1h menjnwab ini, d~m bngni­

mann bisci menjnwnb ini.

Ketign, kitn lihot bnhwn mnsnlnh promosi, ~ita ribut

knrenn tidnk oda dona. Topi snyn lihnt memang promosi s~­

dcih ditangcmi oleh PemerintClh melalt:i berpernnnya perusa­

hC\an-perusahaon swnstn.

Saya lihnt jugn pendidikon. Pendidikon di snna yang

suknr, sebnb kitn mau meningkatknn pertumbuhan ynng besnr, pendidiknn itu tidok mungkin, din membutuhknn waktu •. Oleh

knrcnn itu memnng, :'1P8lagi kalau dilih::tt dengnn donnynng

tersedi~ Pemerintah, don dnna itu kitn tidak bisa dikon­

·si trip honyo untuk bidong Pnriwi?nto yang hnrus kitn kem-

bnngknn, semua bidnng membutuhkan pendidiknn. Jodi mnsnlnh­

nyo ndoloh pendnnnnn. Kd..~u kitn lihnt umpnm~nyo Singnpura

kok begitd bis3 moju mengenai promosinyn, mengenni pencip­t8Dn tenago profesionnl di bidong Poriwis~ta, itu menurut

k8w~n-kownn mengennmui mosnlnh Singnpuro, di snnn itu ndn

eks khusus ~tau UU khusus ynng mengntur mengenni.pendn­

p3tnn P~riwisntn itu sebaginn dikembnliknn kep~do Pnriwi­S8t8. K81Du kit~ itu di Indonesio barangkoli kitn bnru

lnksannknn ••••••••••••••

- 40 -

l~ks~n~k~n itu di bidang Kehutnnnn. Soya kirn knlau Pnri­

wis:it, k~lnu mau kemb:'"lngknn harus memilih masnlnh itu, Si­

ng~nurn bis:i kenop.1 ki to tid:'"lk bi so, bogaimcm:.1 pendcipat da­ri ASITJ\ untuk hnl ini biso terlihnt di dalr1m UU, paling sedikit di dolom UU itu ado sesuntu yang memberikon kepo­d8 dunin Poriwisoto itu mengenni masnlnh pendanaon ynng dibutuhk::m lll1tuk pengeinbangnn P.':"lriwisoto, darip:.1dn Pnri­

wis~tn itu menjodi bumernng sendiri buat kitn, sebob te­

n~£8 nsing yang ok:in merojolela di sini kitn punyn mutu

P~riwis:'1to itu turun, citra kitn yang menjndi korban. Itu

mengen~i mosoloh pendonoon, pendonnnn knmi lihnt di sini .

k0pentingnn ppomosi dan kepentingan man power planning k~~

renn meknnisme pendidikan tidnk bisn mennmpungnyo. Kemudi::m jugn snyn tidnk Sf?pend:ipat seknrnng i tu umpo­

ma.n:·n ~ld~l Bndcin UsnhaT Seperti Hilton mel:iks:inciknn pendi­dik;:-m, dim:Jno i tu ::-idn. Sny:'.l jugn kurang sependClpot, mungkin di0 jugn bisci melnksnnokon pendidikon untuk kepentingnn

dio. T'.'.lpi k81:1u sekcirnnt:: itu kelih:1t;innyn, mem:ing kecida:in

demiki8n, Hilton melnksonnkan pendidikan khusus untuk be­

ber8p~.1 tugC\s-tug::1s dnlcirn Pnriwiscitn, lalu semuci ikut. Ini

kelihnt'.'.lnnyo nanti tidok adn koordinnsi, kelihatnnnyn se­

p(=:rti ki tn ini akhirnya. nanti y~mg konglomercit ynng nmbil over semun tr.mggungjnw:"'lb Pemerintah, i tu bUknn mt:'lksudnyn. Oleb lrnren~' i tu ini oerlu pemikirnn ki t:.:l bersnmn untuk hol ini biso mendnpnt j~wobnn.

Terokhir, ASITA soyn kirn senang ndn RUU ini. Tnpi ynng menjcidi pcrt~rnyn::m bagi komi, opa sebenornyn perr.mon ·I

ASITA di dolam pengembnngon P~riwisnta ini yang bisn ter-lihnt di dnlom RUU, dan nnntinyn nsosiosi-ososiasi yang se­

perti ini timbul bnnynk, jndinyo rnmai. Ini horus diatur rnekcmismenya. Pokoknya ynng knmi ingin tekonkon di sini nct.~11oh suntu systemable to renson development, jnng:m din

- menj:.v.H pengum·:;ul:m turis ycing ~onti menjndi mtllopetokn untuk kito sendiri, suatu yang memnng berjalnn.sesuni de­ngnn dnsnr-dasar yang telnh kita letokon dalnm UUD kitn

don juga menjnmin npo yang kita, jangan kitn lih~t dori

pendnpoton devisa sebob knlau tadi soya lihot ASITA lebih bony~k melih~t dori deviso, dnri tenagn asing tidak· dipikir· devisQ. SayJ tid~k mikir devisa. SnyQ mikir kesempaton ker­

ja ¥Ong baik bagi bangsa Indonesia, sebob kalau devisa sa.­

j::1 ki t::1 tid.'lk perlu pengembangnn P~ri\:isntG, i::li dnri te.qi­

oat l~in jugn boleh, lebih bonyak ycing kito hornpkan dari

Pariwisata. Oemikian dan terima kasih.

KETUA PANSUS ............ .

. . - 41 -

.· Terima kasih, kemudian komi persilokon Yth~ .Saudara

Drs. I. Wayon Dhona.

F-KP ( DHS. I. \iAY/d-.: DH,'.\.NA ) . •

'rerimo kasih, soy a singknt-singkat saja. Pert~ma-tama, soya meminta ketegoson, pendopat berkenoan deng~n ~pa yang dis~mpaikon jawabon todi, ynitu tadi dika­tak.'ln :xi.'1 1.:-tter of understanding. J::idi di dolcir:1 hubungcin

den[.:-tr. PHRI otau.IHRA dengan PUTRI don lain sebaginya de­ngon ASITA opnpun namanya yang lain. J.:1di kerjns.::imany[l itu sel<...:::1rcing dnlam bentuk later of understanding, npciknh i tu di.:rnt;6DP sudnh cukup. Kalau nonti adci persilihan atnu dalam rangka memberikon pendopnt atnupun mengotnsi perselisihan

don loin sebagoinya ini l~emann snlurnnnyn, ini knrni ingin mendapnt ketegasan. Jodi dolnm rangkn keselnrasan, kesero­sian don se£aln mocom itu.

Kedua, ASITA kalou tadi dnlo~ hubungan Keporiwisataan cii tanah air, memosukkan Income, itu diatur. Topi di snm­-)inc; itu, tentu adr:i ycmt; keluor. Kemudian ini yong penting

rJemosukkan. Dnlam hJbungan memasukkan andaikatn ASITA.tjn-1~~ hubuncan dengan status nt~upun keduduknn ASITA sebngai Assosinsi, melindungi nnggotn. And.'dkatn ado di luor negeri p3ra wis:Jtawan atau yang mengirim turis lewot ASITA naknl­nakalcin di luar negeri. Jndi mereka itu naknl, lnlu bagai­m.:ma bock up dnri pihak Perbnnkan. Ini yang snyCl ingin pertanyakan sej::rnh mann masnlah. r:erbankan, apoknh di dolom ot::iupun di luor ne£eri rnengenai bock up apa ynng dilnku­kon oleh su:Jtu nssosiasi ntau orgciriisosi yang adCl di to­nah ~ir ini mengklrlirn mosolah ini. Ini di dnlam hubung::m den~an Perb.:-tnkan, soya hanyo mempertojam saja.

Ketign, ini ado solah kaprah barnngknli, istilnh Man­ccmeg.:irn, ini betgciim.:inn rnenutut nendopat ASITA. Y.a.1.nu dise­

butkan turis Mnnccmegnro, i tu 5 neg:lrn. Apn tidak seboJ.k­nyci Manco Benuo. Joc..ii apr.1 cukup bngnim.:mn pendnp:-it ASITA, npn ben:Jr i tu, \·tcilnupun snlnh ko1)rah ini ki ta jalnn terus.

JnJi sckinn dari soya, terimn kasih.

KETUA PANSU3

Tt:'.:rirn.:-i knsih, dengon demikian selesai pertnnyonn ini

d:-iri rekan-rek~n Pansus. Topi ada sntu pertanyaan dnri kami,

yaitu bQg3imnnnkira-kiro menurut ASITA cnr3 yang tep~t

un tuk ••••••••.•••••••••••••••••

- 42 -

untuk memperhitungkcm jumlnh nng£otn ntnu juml3h wisnt3w::m

bnik M.:mc G NegClrci nwupun Whisnu ycmi; seknrnng ini dikataknn

seki8n juta apakah ini sudah tepnt, korena todi komi lihat .'.1d[1 beber:Jpet p.cmd:-mgnn mengenni ini.

Keclu[1 rnengenai .. iumlcih dolletr yang dipergunakan di In­donesi.'.1 ini dari life of state mnupun jumlah dollar perhnri, karen~ kita kerja di awang-awong. Knlau ini kita tidak per­kir.'.1an itu honytl awnng-nwnng soja untuk mencgnrnbnrkon besar­

ny.:::1 P0riwisata ycing seprti sebenarnya tidnk terkenn dnri

kitn sendiri. K::rni kira ini pertanynnn knmi dan dengnn de-• mikion kitn selesClikan acnra tnnya jnwab ini dnn selnnjut-

ny ::1 j.:nva ban setelah nnnti istirahat dan makon siong. Untuk ini kami pertanynkan berapn wnktu kira-kirn yang butuh kitn p.'.1kni untuk ini, setengah jam ? Bniklah untuk ini Sidang

ini k8mi tunda selnmn setengnh jam.

KETUA PANSUS

==j;:= Sidong ditundo selam::J 1/2 Jam ====

. •

Rapat kami buka kembali seb8gai lonjutan dari Rapat

Deng.'.lr Pend::tpat dengan ASITA seperti kesnpakntnn yang te-

l ::-ih ki t.:-i srw1pClikr.m tndi bahwa daiom ncnro sid:ing i tu, lnn­jut::in ini :::1doloh Jnwabnn dnri DPP ASITA terhndnp pertanyonn­

p0rt:1nyn::m ynng tel.oh dLsc1t1paikon oleh 3 orang dnri Pnnsus,

untu!::- ini kcimi persilakan dori DPT ASITJ\ untuk memberikan

j nw a b::mny a.

DPT ASITA .. . Dnl.'.lm h.'.11 ini kiti aknn ~encoba menjawob beberaoa per-

• tnnyaan tadi, snyn kira Pok Indra dolam hnl ini nkan menja-wab. Kami persilakan. . .. -

'··• ~ DPT ;\~:IT./\ ( INDRA ) . •

Anggot::i Dewan y::mg kami hormati, dnri be be rap a pertn­

nya.:m P::ik LukC1s d~m Pak \.Yaynn. Per:.tomn ~nli pert::myann Pnk

Lukas mengenni pernn.'Jn tenng:J nsing di Indonesia dalnm bi­

d8ng Kcp.'.lriwisotnan. Ada beber0pn masaloh yang mnu tak m~u terp~kso kit~ pisahkan, dimanakedudukan ASITA dengan

PHRI Jcnsan PUTRI memang agnk berbeda. Di ASITA itu memang

pcr::in.-:tn tennL,;Cl cising boleh dikataknn tidnk odn sama sekoli,

kcilou~rnn cid:-i diijinkan oleh Pemerint:1h hnnyn dip8kni seba­

gai Advicer,- y::mg di ternpntknn di perusahoon di dCilom rongka

mencoba ••••••••••••••••••

·-,,_ : . .

- 43 -

mencob::l meninglrntk:.:m olih teknologi. Tetripi berbedn de­

ne;:.m PHRI, dim::ma pad::i hotel-hotel berbintnng 3 ke ::itns

i tu minimum rnerekn sud::1h membutuhkan cipn yong dik:ltnkan ten~get fair, itu harus orang osing. H::il ini sebetulnyn di­lih.-Jt d.·)ri sudut kepentingcm rlciri turisnyci sendiri, kalnu or:'lng I-adang disuruh masnk gudeg, enetk lebih ped[)s. K::ilau or~ng Jawn disuruh masak rendnng enak tapi mnnis. Ini ma­s::alah yang tid.'lk biso memang diambil olih teknologinyn

oleh ornnt;; Indonesia. Tetopi yang untuk ke bawah itu bo­leh dik8takan sudnh rota-rota orang Indonesia.

?nda PUTRI, ai sini ynng paling susah untuk restorant­nya. Restornnt, kalau khusus misalnyo Restorant Jepong mau tid::lk mau mereko terpaksci mengatakon save-nyn orang Jepang t:Jpi pekerjanya orang Indonesia. Yong menjadi masalah bunt ki to s ekcirang, ::ipnk::ih S8mpai petda pengelol::lan i tu. har.us orang asing ntau tidok.

Untuk hotel berbint~ng 3 di Indonesia ratn-rota knmi

melih:it bnhwn m::rnogement rnto-rntn ornng Indonesia. Hnnyn

ynng berbint::mg .5 mnnogementnyci ornng nsing. Di sini se­

betulny8 bukannyn dilihnt bahwet orang Indonesia belum mnm­

pu me-m~nag hotel, tetnpi kembnli logi mns~lnh kepercoyonn

p~sar, itu sclnlu condong kenadd orang yang berbnhosn ntnu a·s:.11 muln snma, mnksudnya odolnh memudohknn merekn ke pa­

s~r. Itu yang komi perhlltikon dori PHRI, buknnnyci tidnk mnmpu tetapi rnencobn mentleknti posnr lebih cepat, knreno be!"'.bohas:3 som~ don kulit snmo. Biasonyo kulit kitn dionggao ini kulit ynng belum profesionnl, sebetulnyn hnnya rnsn keyokinnn soj::i yr.mg rnemnng pelnn-pelon mnu tnk mnu hnrus bisn bergeser di Indonesia dnlnm tempo 10 tahun, soynng­nyn sebetulnya bonynk orang-orang Indonesia yang pintor d.:.llnm bidong perhotelnn tetopi tidok berani k~ifiu::ir dori Indonesia, sehingga mnnager-monoger Indonesia tidak diyo­kini profesionnl oleh mereka. Itu mnsolohnyo. S'qyo kolou misnlnyn ornng Indonesia ini berani pergi ke Thciliand, ke Singapura, ke Eropah menjadi mnnnger di situ, sayri yakin

pel::in-pelan dio akan beruboh pondongonnyo, orang_orong lu8r terhndcip orang Indonesia.

Sedcmgk::m Polygopoli, sebetulnyn karni belum melihnt

adony et Poly gopoli di Indonesia terutmna onda to operator

di Indonesia. -¥-ang ndo ••••••••••••••••••••••••••••••••••

... \

j~_~a J •••

VI - 44 -

terutama pada tour operator di Indonesia. Yang ada adalah bahwa

tia~u kantor·Pu~at memillki bebe;rapd Kantor Cabang didalarn rangka

memberikan jaminan pelayanan yang sama diterima dari mulai dia

menginjakan kaki sampai dia keluar dari Indonesia. Salah satu con::

toh misalnya atau tidak akan saya ceritakan walaupun pribadi say!

kenalli fuaik dengan Bapak Soejoed tapi saya tidak mengenal pribadi

dari karyawan-karyawan Bapak Soejoed yang harus saya serahkan mi­

salnya bekerja di Jakarta.

Dalam rangka memberikan jaminan itu yang paling sulit adalah ke

salahan itu ditanggung oleh Biro Perjalanan yang mengadakan kontrak

dengan ~·. i perusahaaff-, asing. Jadi ki ta menghindari jangan sampai

kesalahan dibuat oleh perusahaan lain tapi kita yang menanggung.

Jadi kalau seandainya kesalahan itu dibuat oleh kita sendiri kita

lebih gampang mengatasi masalah.

Sebagai contoh bahwa sekarangdada:r:kelihatan mungkin Bapak melihat

para konglomerat-konglomerat mulai mulai membidangi Pariwisata ka­

lau woringted kita woringted tetapi kalau seandainya ini memang

lebih rnudah sudah dari dahulu terjun kedalam wisata~ karena bidang . ini bukan bidang fasility tidak bisa perusahaan ini dengan fasili~

tas saya anak si A saya bikin perusahaan ini maka sernua tamu ·akan

masukan, beda dengan kalau kita menjual tiket. Kala~ ay~h saya

kebetulan pejabat di MPR sini, saya bisa bilang MPR ambi~ tiket

sama say a, Ra:Jiall :.tidak ·ewas ka u, i tu bi sa ta pi un tuk to qr tidak

bisa sama sekali. Untuk tour itu dibutuhkan adalah pelayanannya.

Mengenai kenapa Singapore bisa begitu majunya dalam Bidang

Kepariwisataan sedangkan Indonesia cukup jauh tertinggal kal'e-u di-

lihat kornperatif dari kenyataan yang ada. ~ .

DiiSingapore Badan Pariwisata i~u adalah swasta, sedangkan kit~ di

Indonesia Badan Swasta ini tidak berperan kecuali Pemerintah.

Campur tangan Pernerintah berbeda dengan ~ang ada di Singapore. Di

Singapore Pemerintahnya tidak campur tangan sama sekali, swastanya

yang bekerja.

Kita di Indonesia memang belum bisa seperti itu.karena memang ke -

biasaan kita di Indonesia dan Undang Undarlg bEi!lum pernah mengatur

masalah itu. Ada lagi disana yang satu Swasta, yang satu lagi Swast~

dan Pemerintah, dan kalau Pemerintah biasanya harus ki~a bentuk de­

ngan apa yang dikatakan birokrasi karena memang segala sesu~tunya

diatur dengan birokrasi.

Kita tertinggal jauh sebetulnya hanya bahwa kita lebih muda dari dia

mengenal pariwisata, kita dalam rangka belajar mencari satti bentuk

oleh sebab itu •.....•

- 45 -

oleh sebab itu kemarin ini dibentuk apa yang dikatakan Badan Pro­

mosi Pariwisata Indonesia dalam rangka mencoba mengejar ketinggal­

an i tu.

Badan Pendidikan oleh Hotel, apakah yang dimaksud Bapak bukan Sa­

hid? karena Sahid memiliki satu Lembaga Pendidikan Perhotelan,ta­

pi dalam rangka mengadakan pendidikan yang dikerjakan hotel ter -

tentu hanya untuk kebutuhan mereka sendiri. $emetulnya Hotel ini

terpaksa mereka lakukan karena jumlah tenagaterdidik untuk bisa

langsung dipakai di Indonesia dimana perkembangan tamu yanq masuk

ke Indonesia tahun 1988/1989.:.itu hampir 50% dari s .. ebelumnya ;:?e -

hingga untuk menampung itu terpaksa didirikan/fi~~~!~R8@~1 ~am~, yang hotel-hotel baru itu tenaganya diminta disiapkan melalui BP­

LP Bali dan BPLP Bandung tapi tidak bisa mencukupi, maka mereka terpaksa mengambil jalan pintas mendidik sendiri ·sesuai dengan ke-

bu tuhan yang lama kelamaan terjadinya tidaka ada suatu standar di

Indonesia mengenai bentuk kerja. Mudah-mudahan karena sebagian s~

betulnya ada melakukan kegiatan-kegiatan tersebut didalam rangka

mencoba meningkatkan propesional sistim dalam bidang menejemennya

pertarna sekali setelah itu baru menejemen itu merangkak ke bawah.

Tapi yang di bawah itu kalau tamatan Akademi masuk di Perusahaan­

Perusahaan Perjalanan itu membutuhkan waktu 3 tahun baru bisa __

dia'.diangkat jadi Staf. Jadi tamatan Akadema di Indonesia itu be-

1 · k · 1 h . k . b 1 oendi'dikqn um s1ap pa a1 ma a yang s1ap pa a1 yang enam u an-enam- nu an /

mereka begitu tamat bisa langsung pakai tetapi tidak memenuhi ta­

ta c~ra :pe~didikan di Indonesia yang diatur. Jadi kita harus tau

kemana kita harus jalan tapi yang paling penting saya harus jalan

terlebih dahulu baru pinter, be·sak mereka melanjutkan- ke /l..kademi

itu lebih gampang. Jadi mereka sudah Pisa dimanfaatkan.dari lulu­

san SMA pendidikan enam bulan.

Sedangkan apa peranan kita dalam pengembangan didalam me -

ngerjakan Undang Undanq ini memang belum terlihat. K.am~ rnernang

meminta di dalam Pemandangan yang kami bawaadalah halaman 5 yang

pertama jelas kami mengatakan peranan Asosiasi diikut sertakan

perlu diangkat di dalam salah satu pasal yang yang memang belum

ada pasalnya disini. Maksudnya dengan adanya Asosiasi ini diatur

oleh Pemerintah di dalam Undan·g Undang lebih mudah Pernerintah d~

ngan Asosiasi tadi sebagai mitra unbuk mencoba bersarna-sama men­

cari jalan keluar problema yang dihadapi di Indonesia.

Sedangkan mengenai letet of ariderstanding dari Bapak Wayan.

Sebetulnya ini adalah awal dari suatu ikatan antara Asosiasi de-

ngan Ado~IasI karena memang antara Asosiasi dengan Asosiasi.ti­

dak bisa terjadi suatu ikatan mutlak karena itu membawahi anggo-.·

ta dan anggota. Yang bisa diatur disini adalah aturan mainnya m!

salnya ASITA dengan PHRI piatur berapa lama yanq dianggap kredit

of tile ...•.....•..

- 46 -

of the rient (pe :~beriun wak.tu kredit dari Hotel kepada Perusaha.~ PerjaJ.an)

misalnya 30 hari, 45 hari, 60 hari.

Lantas bagaimana kalau terjadi ada anggota yang na.kal?

.Sebetulny~ nak.al. tidak Pak, tapi tidak aanggup membayar pad.a waktunya. Ini

biasanya Asosiasi dengan Asosia.si berimisioner. PHRI mengirim aurat kepada.

ki ta, ki ta mema.nggil Asosiasi ki ta, anggota ki ta dinegosiasi lantas ki ta

menelpon kembali kepad.a anggota PERI.

Kalau nanti terjadi berulang k1li tidak dipenuhi kewajibannya oleh anggota,

maka kita sebagai Asosiasi memberikan surat aelebaran kepada sesama, jadi

ada word dari kita.

Setela.b kita melakukan bahwa ad.a terjadi :tidak membayar sa.ma sekali lantas

bagaimanakah penyelesa.iaa.nnya, apakah ad.a Bad.an Arbit:r:asi •.

Disini Bada.n Arpitr~i sudah dal.am Pengadilan, kenapa? Antara ang-gota Arbitra.ai dengan Anggota PH.RI itu adala.h Persekutuan Perjanjian Perdata,

tidal< ada bedanya s3.ma sekali dalam Huk:um Perdata dimana si A bersedia mem -

berikan Utang kepada si B, dan si B menerima atau piuta.ng kepada yang lain,

sebab itu diatur dida.lliDl Perdata. Dadan Arbit~a.sinya itu adalah antara Aso­

sia.si denga.n Asosiasi saja. Hal itu kalau tidak bisa diselesaikan, maki me­

reka dipersilahkan untuk diajukan kepada Penga.dila.n.

s.~da.ngkan penggwiaan Kata Dasa.r Mancanega.ra, kita memang t.tda.k: bisa mem­

berikan kepastian apakah mancanegara, apakah benua negara atau apa namanya,ta.­

pi sampai sekara.ng sud.ah. dibah.'Uka.n yaitu WISMAN dan WISNU. Jadi kita mener.ima

itu dinamaka.n manca.negara ya mancanegara, tapi tujua.n ada waktu

itu. Manca itu maksudnya banyak: bukan Panga., karena kalau tadi Panca Benua ha

nya 5 benua, tapi kalau mancanegar~ semua negara maksud.nya.

La.ntas ka.lau saya tidak salah dengar tadi hubungan dengan Tour Operator

a.sing. Bisa aqa •inta diulang kembali.

J'J~GGO'I'A PANSUS (DRS. I WAYAN DHANA) : Sebagai contoh. Andaikata Operator Asing

mengirim ke Indonesia dan kemudian di Indonesia mereka audah kirim,: sud.ah

selamat da.n kemudia.n tidak dibayar (naka.l, bangkrutkah atau tidak mau bayar

sama sekal i) bagaimana usaha ASITA ini.

SEKJSN DPP ASITA (YUSUF ABDULLAH) : Terima kasih • .Disinilah salah satu Perusaha­

an Jasa yang kadang-kadang tidak masuk diakal, Usaha Jasa Pariwisata khusus un­

tuk Usaha Perjalanan itu yang ad.a adaJ.ah gentelement equiment, sampai dengan sa­

at ini tidak a.da kontrak antara operator Indonesia denga.n 0 perator asili.g, yang

ada itu adalah sa.ma-sama saling mengerti hanya melalui teleks sepotong saja ki­

ta sudah bisa mengat.ur. Jadi resiko terjadinya peruaahaan luar ikut andil biaa

dan cukup .besar. Pacto pernah kena dulu tahun 1978 melalui King Committee da.­

ri Australia dan perna.h kena satu kali lagi yaitu sebesar US S 120.000.

Perusaha.annya •••••••••••••

- 47 -

Perusahaannya pailit, pailitnya itu karena LLC bukan tetapi terjadi k.asus •

tiap elemen pad.aha1 untuk masu.k ke LLC m•~eka harus bayar dimuka, setelah . ,......,,

mereka bayar dimuka setiap elemen terjadi tamunya tidak bisa masuk, dia ~

rus kembal ikan lagi uangnya kepada kliemnya sedangkan uang yang sudah masuk

tidak bisa ditarik akhirnya kita korban, dao itu terj&4i. Olah k&raila itu

kenapa disini meminta penegasan karena tidak kelihatan disini bahwa imbalan

itu termasuk komoditi ek.spor komoditi non migas. Kalau itu dimasukan ma.ka

ka.mi bisa menuntut kepada Departemen Pe~&gangan dan Keuangan bahwa setiap

tour yang masuk ke Indonesia harus melalui leter of LC (Lebel Credit). Ja­

minan itu sebetulnya salah ~atu jalan didalam Development of Aquiment 1ni

dan sud.ah karni aju.ka.n kliemnya 3 atau 4 tahun yang lalu, tidak ad.a tanggapa.n.

Dus ad.a tidak Ba.dan·Arbitraai ? Tidak. Yang terjadi adala.h dimana per­

usahaa.n itu bGrdomisili aia akan dinyataka.n diliquidil oleh Pemerintah me­

lalui Pengadila.n selain melalui satu proses kala.u tidak salah sa.king solidnya

sampai 7 tahun baru bisa aelesai per US $ 1 kita. dib~g1.rrhanya -~ % US dollar.

Bagaimanakah cara perhitungan wisatawan ? Sebetulnya cara p~rhitungan

wisatawan itu sudah diatur di Indonesia bahwa setiap orang yang mas~ ke In-• donesia harus mengisi emeniquition cart, terus melalui imigrasi emeµ~~uition

: ... ca.rt ikan diserahkan kepada Imigrasi, Imigraai meneruskan kepa.da. Sta.tisti}t. . . Itu jwnlah orang yang ma.auk '1i Indonesia, apalagi yang melalui laut, udcha

karena darat bdum pernah ada di Indonesia, ka.rena kapalpun yang di Ba.tam ju­

ga. melal ui iaut se b·atulnya dimana ka.pal ha.rus membuat dokumen, meeye:ra.hkali • .

dokwnen siapa-siapa saja yang masuk me1a.lui kapal itu yang mendarat, yang tl­dak mendarat tidak dilaporka.n begitu jUga ekalu.sif.

Perhitw1ga.n yang lain yang juga. dipakai adalah apa. yang dikata.ka.n LKU {La.-. poran Kegiatan Usaha) dimana ma.sing-masing Peru8 ahaan Perjalana.n melaporkan . kepada Kanwil-Kanwil jumlah turis yang diha.ndel oleh mereka di masing-maaing

daerahnya. Ini adalah Wl.tuk kegiata.n daerah itu ma.sing-ma.sing. Sehin.gga f>ua~

kita di ASITA itu ada du.a nama perhitungan :

1. Perhitungan traikening itu yang masuk dengan embaquetion cart

2. Perhitungan traik of forment

Total dari seluruh cabang kita itu menjadi misalnya tzaikening faktur hanya

jadi 50.000, tapi taik of forment setiap faktur ~tu bisa 72,000 misalny~.

Itu pengerti~l1Ya bahwa setiap 0 rang yang mema.auki daerah itu 1, sekian.Itu

sabetulnya ca.ra perhitWlgan yang dipakai.

'l ang lain ada.lah laporan yang diberikan qleh Hotel setiap bulan kepada Poli­

si, dimana setiap hotel harus mengirimkan d.4tar tamu yang mengina.p 1 kapfl.ll

masuk dan kapan keluarnya. !tu setiap bulan ad.a laporannya.

Sedangkan WISNU sampai saat ini kita juga belum tau persis bagaimana c.a.ta per­

hi tungarmya, ka.rena perpi.ndaha.n satu tempat k.etempat lain itu juga dia.nisga.p

sebagai ••••••• , ••••

' -

- 48 -

sebagai wisatawan. Misalnya saya di Jakarta berasal dari Yogya lebaran pulang

itu juga. sua.ah wisatawa.n.

Lalu bagaimana menghitungnya, sampai saat ini jug::i. ASITA belum tau, tapi Pe -

merintn.h pasti punya tata.oal!anya.

Khusus untuk Bapak Anwar Datuk., untuk. menghadiri aida.ng disini saja. Bapak Anwar

Datuk hi3XUS data.n.g da.ri Medan kesini, Bapak Anwar sud.ah wisatawan, ·karena yang

dianggap wisataw~"1 itu bukan ha.nya turis yang pergi melancong, te.rnias~ para

pengusaha yang datang da.ri Si.nb-rapore, termasuk para misi-misi roha.ni yang ju­

ga dibatasi dengan siaa kunjungan yang hailYa di!jinka.n bisa setahun bisa enam

bulan, bisa tiga bulan, bisa misi olah raga, bisa misi pertemuan antara Peme -

rintah dengan Pemerintah, seperti kemarin ini ad.a Wakil PM B~ij !.-rig disini sa­

tu pesawat RHC itu jUga dianggap sebagai wisatawa.n karena embication cart-nya

pun dia mengisi hanya disitu diploma~iktetapi dia kategorinya adalah wis~tawan.

wisatawan yang diplomatik. Belum lagi kalau ada pertemuan_pertemuan misalnya

Konprensi mengena1 guJ.a. Tujua.nnya mengenai keadaa.n inkam bagaimana menghitung

standar US $ 75 pengeluaran oleh masing-masing wisatawan. Sekarang sebetulnya

dasar awal ada.lah wisatawan yang datang ke satu tempat ~embutuhkan-akomodasi.

Biaya akomodasi itu kalau dikatakan rata_rata di Indonesia ini ad.a.lab US $ 50 perkamar, maka setiap orang itu ak.a.n biaa makan US $ 25 perhari ditambah de­

nga.n selama di Indonesia dia maka.n dan minum itu 3 kali aatu hari. Kalau itu

diangga:p US S 25 maka alia.n menjadi 1JD $ 50. Ini cu.ma cara, b~ begitu meng-

hitungnya Pemerintah tapi caranya.

Lantas pembelian cindera.mata, pemakaian transportasi termasuk denga.n paket tour­

nya membawa tamu ke obyek·termasuk pembelian cinderamata dan pemakaian pasilita.a

transportasi udara atau laut. Dari situlah ditetapkan yang lalu bahwa nilai kon­

sumsi sekian tamu asing itu adalah US $ 75 walaupun untuk tamu-tamu konprenai

biasanya perhittmgannya ld.ra-kira US $ 400 perhari, tapi karena ini nyata ad.a

yang cuma data.ng pakai sendal jepit. Yang dimumkan 01eh Pemerintah sekarang bi­

sa tidak dari US $ 75 ini kepada. ·akhir Pelita V menjadi US $ 105. Sepurtinya

bisa karena kccondongan hotel kenaikan tarif hotel seka.rang i.Ili hampir 40J~ di­

banding dengan '2 t.cllun yang lalu(40J~ kena.ika.nnya dibanding denga.n 2 tahun yang

la.lu) dimana untuk tahWl. yang a.kan datang kenaik:an ini aka.n menjadi lebih ta,,.

jam lagi.

Salah satu contoh saja saya perlihatk.an kepada. Bapak Hiyat pad.a tahun yang

lalu di Bali tarifnya baru kira.-kira US $ 95 seka.rang sudah dua publ!c shit­

nya sudah US $ 155 tahun 1991.

Jadi angka 105 a.ayD,, pikir maaih relevan untuk dapat diterima. karena disini

yang naik bilk.an h..'l.11ya ini komponen transportasi udara ki ta sudah naik kira-ki­

ra 15%, transportaai darat di terima olehnMenteri Perhubungan 25% ( kalau saya

tidak sa.lah rata-rata), ja.di 0 tomatis nanti akan naik ma.kanan d8n cinderamata.

juga diusanaka.n kenaikan yang wajar nanti akhir Pelita v. Ha.nya itulah yang bisa dijawab untuk sementara. mua.a.h-mudahan dapat menjadi

baha.n masuka.n.

Terirna k..1.sih. PIMPINAN DPP ASITA ••••••••••••••••

- 49 -

PIMPINAN IlPP MUTA (SUJUD ADIWIKARTA) : Demikia.n1ah Bapak Pimpinan telah di -

sampaikan jawaba.n-jawaban tersebut.

KSTUA R!~P.AT (m. AN'WA..tf DATUK) ; Mungkin masih ada lagi pertanyaan.

ANGGO'rA P/~NSUS (IR. L UKA.S NANLOIIY) : J awaban mengenai Singapore sebenarnya ·bu­

kan maksudnya kami mau membandingkan dengan Singapore. Masalahnya yang kami k!

mukakan bagaim.3.Ua dapat kita menampung pembentukan dana untuk masalah promosi

dan masr-J.ah pendidikan, karena urnpama.nya di Singapore i tu ad.a peratura.n yang

memungkinkan dana yang diterima ·oleb. Pa.riwisata itu dikembalikan, ditanam di

Pariwisata diiarik sekian persen. K1ta lihat di Indonesia itu baru bisa terlak­

sana seperti di Kehutanan. Kehutanan itu ad.a aturan sehingga pengu.saha itu me~

bccya.r untuk reboisasi yang ditangani oleh Pemerintah atau Menteri Kehutana.n

langsung ,jadi itu diltemba.lika.n. langsung kepada huta.n it't dan ad.a pemikiran

sementara pihak mungkin di dalam RUU ini bisa dipikirkan hal itu khususnya Pa.­

riwisata sebab kaluu itu dikembalika.n seoara :mekanisme itu bara.ngkali aukar

untuk bisa menjawab kebutuha.n dn.na 'Wltuk promosi da.n Pendidikan Pariwisata.Itu

pertama.

Lalu kedua mengenai oligopoli itu yang mema.ng keliha.tannya sek~ang belum a.n­• ..__. dal tapi masih marupakan suatu apakah itu oligopol~ apakah konlo-· .. merat. Saya pernah mengadakan survey atau meninjau ke Pulau J!az;ttata. Distu yang . . . minich adalah Jepang. Dia itu numpang diatur oleh JAP sa.mpai di·Soekarno-Hatta.

dijemput oleh mobil JAL atau perusahaa.n itu diba.wa ke Ancel, di .. ~col dibawa

ke Pulau Pantara juga mereka, nginap di hotel, hotel mereka, reste:>ran dia sa.m­

pai cinderaaiatapun dia, kembali ke Soekarno-Hatta-pun juga bis dia, cuma .ha.nya

disitu saja dan itu pu.lau kelihatan:nya seperti terpenoil tidak ad.a masyarakat -suatu

yang ad.a di situ. Disini tidak ada/intera.k.si yang bisa mengembangkan ha.l-hal

yang begini. Na11un hal-hal begini yang terja.di. akhirnya mereka yang mena.rik

keuntunga.n daripada Pariwisata. !tu yang ka.mL.:pertanya.kan.

SEKJEN DPI> ASJ'l'A (YUSUF ABDULLAH) : Terima kasi Bapa.k Nanlohy.

J adi mengenai pembentukan dana sebetulnya pernah kami mengajukan mela.l ui Din.as

Pariwisata, kenapa? Karena Di0 as Pariwisata itu adalah dinas yang pertama seka.li

menikllk1.ti pajak PP No. 1. Dulu pernah kita mengajukan bagaima.na 25% da..ri PP 1

dikembalikan kepada. Badan Pariwisata didalam rangka:. untuk menunjaJ1g promosi Pa-·

riwisata, tapi sampai saat inipun belum ad.a keputusan yang langsung mengenai itu

keouali ada s.:itu dana yang dikeluarkan hanya untuk membantu pengamanan obyek ta­

pi jum.lahnya kecil sekali yang dikeluarkan me1alui MENDAGRI •

.Sebetulnya. &&ya sa.ngat setuju sekali kalau mema.ng ad.a suatu Undang Undang yang

mengatur seperti Kehutanaaan dengan restribusi dan reboisasi.

IJinini sebahtlnya ha.nya kalau kruni mengajukan kembali lagi beban itu akan mwioul

seh.m'-i. i.ni kopada. Perusahaan Perjala.nan karena selama ini Peruaahaan Perj a.la.nan

dia.nggap •••••••••••

50 -

diangg--dp y"J.ng paling berlaku dia.ntara segalanya padahal prospek keuntungan,

t erang-terangan. k.a11i mengatakan kepada Bapak hanya 2, 5% dari biaya total se-

b etulnya, tetapi menghidupka.n dan arbitra.si sedemikian jauh s~.ai kepada ha­

layak kecil, sebetulnya saya tidak tau persis apakah itu bis~ .srimasukan da.­

lam Undang Unda.ng Kepariwisata.an atau tidak, yang paling mu.a.ah.··dik.enakan itu

adalah hotel karena hotel itu lllltuk da~rah 0ost-nya hail.ya paling ting-

gi 1 O)~ hanya dia ttmjuk kepada penunjangnya pad.a listrik d.an· air~· sebab nya.

selalu kalau listrik dan air naik hotel yang pertamakali teriak:-teriak dan

bunga invrestasinya cukup tinggi tetapi tentunya antara hotel dengan Perusahaan

Perjalanan adalah berapapun i:iarga hotel itu naik 0 rang ak:a.n tetap bayar tapi

kami tida.k. Ka.12.u ada kenaikan 1056 saja untuk tahun depan itu

kecuali kalau kami bisa. membuktikan bahwa bii komponen hotelnya yang naik. Tentunya dengllil kenaikan Hotel di Hiyat aeperti itu untuk tahun 1991

Sedangk.a.n icasusnya Pantara tadi suaah kita menemui cara karena dia tidak ber-

diri sendiri di Indonesia. Kalau tidak aalah . dia itu bekerjasama de -

ngan salah .seorang mantan pejabat tinggi Indonesia. Ta.dinya perkiraan bahwa

itu hanya dibuat hotelnya saja tapi yang lainnya memaka.i fasilitas yang ad.a

di Indonesia. Kita juga au.a.ah pernah menyampaikan itu kepada tapi sampai

saat ini bel um ada ta.ngga.pan mengenai bagaima.na status Pulau Pantara karena dia

begitu data.ng di:l ditransfer la.ngsung. Padahal. ada suatu ketetapan bahwa di In-.

donesia ini yang bOleh mentra.nafer itu hanya Perusaha.an Perjala.nan, hotelpun

tida.k boleh tapi sampai saat inipun transfer bisa dila.kuka.n oleh hotel yang menikmati itu kemba.li iagi orang asing karena harga yang dia bayar sudah

termasuk transfer free pa.dahal ada kesempatan untuk orang Indonesia yang lain

menilr.mati transfer tad.i, dan sarnpai saat inipun peraturan itupµn tidak dipatuhi

oleh hotel apalagi Pantara itu sudah lebih dariPada Hotel II.I., Sari Pasifik

yang mema.ng mcnyatakan tra.nser dengan • Kami juga tidak tau per-

sis apakah memang masala.h itu bisa ditetapkan dalam Undang Undang atau diatur

didalam bentuk penjelasan berikutnya.

rrerima bsih.

PINPINA.N D:?P ASITA ( SU1:o-1t.TD J\.DIWIKAH.TA) : Mema.ng inim perta.nya.an yang menarik

sekali mengenai dana ini. Selama. ini yang terjadi adalah kalau kita mengha.diri

8 idang di luar negeri kita berkwnpul disatu ruang~ ceramah kemudian duduk

Facto 5 meja, ASITA 2 meja. Itulah yang berlaku dan itu membuatkita tak:ut untuk

men~hadiri sidn.ng luar negeri bersama-sama. dengan counterpart kita. Kita lebih

suk.a pere~i sendiri-sendiri ka..t'en.a. kita merasa lebih bebas. Inilah sebabnya de­

nga.n dibEintuknya Bada.n Promosi Pariwiaata Indonesia diha:rapkan pra.ktek-prak:tek

demikia.n itu hila.ng. Sebab pernah seka.li satu meja itu yang dudu.k 8 orang bisa

mencapai USS 1.000 satu perusa.haa.n dan itu tidak cukup kalau hanya satu karena

ditentuka.n untuk pertemua.n itu sekian ribu US $. -ASITA··Aua; tahun yang lalu"-1>6r

n::l.h Dlefib"'1.1Su.l~1Jl _kept:\da BA.PAR.NAB -· 1 CPI.>. da.ri-- yang 250-· viscal

~ • ' - 1 "'•

ASITA/ •••••

- 51 -

Asita du~ tah\.Ul yang lulu pernah mengusulkan kepada Baparnas,

10% dari yang 250 Fiscal Exit Tax itu untuk dana pariwisata.

Pada ·waktu itu Menteri mengatakan menarik sekali, dan beliau

catat. Tetnpi sampai dimana perkembangannya, karena ini perta­

nyaan menyangkut soal keputusan menyangkut diri.

Nah, alangkah baiknya k~lau dalam rangka pendanaan ini

masalah-masalah itu saya kira belum ada, ada sumber-sumber

yang sebenarnya itu bisa dimanfaatkan untuk pengembangan pa­

riwisata, dua ratus·lima puluh ribu itu sebenarnya kemana~ka­

lau kita ingin pertanyakan, tidak pernah dari kita mem.:j.nta pe­

ngembalian.

Karena itu sebenarnya merupakan suatu tax:te~lebih dahu­

lu, tetapi prakteknya tidak pernah i tu kembali!.

Ini saya kira menarik sekali, karena dengan demikian bi~a me­

nyelamatkan kami, yang memang setiap tahun paling sedikit se­

puluh even yang kami harus haqiri ke luar negeri. Kami harus •

kontinue menghadiri itu, karena kalau tidak, bisa disabot sa­

ma negara~negara lain yang mempunyai potensi sama dengan ~ita~

Yang kedua, saya kira tadi hanya ada pertanyaan mengenai .. perhitungan wisatawan itu, apakah yang akan kita kejar sela~u

pada kwantitas atau pada kwalitas wisatawan ini. Itu saya kira

pertanyuannya, sebab belum tcntu kwantit:ls itu bisa menolong

kita semua, malah kita mungkin akan terjebak pada hal-hal yang.·

kita sendiri tidak mengerti juntrungannya.

Itulah sebenarnya yang lea.mi perlu, apakah selalu harus

kwantitas atau pada sewaktu-waktu kita sudah harus berfikir

mengenai kwali tas sehingga wq.J.aupun mline:~kin tidak terlalu ba­

nyak, tetapi kwalitas daripada touris itu akan jauh lebih ba-

1k dan mungkin pcndapatan akan lebih, kita bisa lihat.

Terima kasih.

K E T U A : .

Terimn knsih,

r~mi uc~pknn kep~d~ DPT Asito ynng teloh menjowob pertn­

nyo::m-nert:my:wn, d~:m ini merupnknn nertnnynnn sertn jnwnbnn

yang/ •••••

- 52 -

yang ter[lkhir dari Rekan-reknn Anggotn. Ponsus.

Sebelum kita akhiri pertemuan kita ini, apakah dari pihak

Asi t3. ada mempunyai suatu harapan-harapan, ataukah tanggapan .

dalam pertemuan ini untuk kita sampaikan.

Sebagai kata akhir, dalam pertemuan kita ini kami persila-

kan.

A S I T A :

·Terima kasih Bapak Pimpinan.

K~ni tenttmya berharap sekali, apa yang kami ajukan dcw:i .... kami sampaikan sebagai in put pada hari ini, mudah-mudahan da .... . : .

pat torjelma nanti dalam rangkuman. ...

K E T U A :

Terima kasih.

Jadi dengan demikian, selesailah sudah pertemuan kita an• . t::=irG. Pnnsus DPR.-RI dengan DPr Asi ta dalam rangka pembielaraan

mcngenai RUU Kepariwisataan ini, kami mengucapkan terima kasih

karena informasi yang telah saudara-saudara berikan kepada ka­

mi, merup8kan masukan-masukan yang penting bagi kita semuanya

seluruh Fraksi-frak$i yang ada dalam Pansus ini dan mudah­

mudahan harapan yang Saudara-saudara sampaikan dapat tercermin·

nantinya dalam RUU ini dan nantinya. sangat berguna dalam pelak-

sanaannya dalam meningkatkan pembangunan ini.

Dan atas perkenan rekan-rekan, dengan ini karni tutup Rapat

Dengar Pendapat antara Pansus DPR-RI dengan DPr Asita dengan

mengucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikwn Warrahmatullahi Vabarakatuh.

KETOK 3 KALI

Jakarta, 16 Juli 1990.

Sekretaris Pansus,

Drs. Agem Ginting