bhn anemia
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 Bhn Anemia
1/8
1. Proses pembentukan sel darah merah?
Eritrosit sebagai sel darah merah berumur rata-rata 120 hari, sel ini berbentuk cakram,
dengan jumlah rata- rata sekitar 5 juta / mm3 atau sekitar 25 Triliun dalam 5 liter darah, jika
dalam perhitungan detik maka didapatkan dalam 1 detik akan terbentuk 2. 400.000 sel baru
dan selama hidupnya eritrosit ini akan melewati aliran darah dengan menempuh lebih dari
1000 km dalam hidupnya.
Eritrosit yang tua akan mengalami kematian dan dihancurkan di limpa, limpa juga
tempat menyimpan trombosit dan limfosit serta menyimpan eritrosit yang sehat. Apabila
darah dilakukan sentrifugal maka akan didapatkan hematokrit yang merupakan bagian
terbesarnya berisi eritrosit, nilai hematokrit pada laki-laki berkisar 47 % dan pada perempuan42 %. Didalam eritrosit terdapat hemoglobin ( Hb ) yang berfungsi mengikat oksigen untuk
didistribusikan keseluruh jaringan tubuh, kadar Hb untuk laki- laki 16 gr/dl dan perempuan
14 gr/dl.
Eritopoisis atau pembentukan eritrosit pada anak - anak berlangsung di seluruh
sumsum tulang, sedangkan pada dewasa terjadi pada tulang- tulang pipih, eritopoisis terjadi
karena rangsangan hormon eritopoitin yang dihasilkan di ginjal. Apabila kadar O2 arteri
menurun maka produksi eritopoitin meningkat dan peningkatan ini akan merangsang
pembentukan eritrosit lebih banyak lagi sehingga kadar Hb sebagai pembawa oksigen juga
ikut meningkat. Kerusakan pada ginjal menyebabkan penurunan eritopoitin akibatnya
pembentukan eritrosit juga berkurang sehingga menyebabkan anemia1
Sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dibuat di dalam sumsum tulang. selain
itu, limfosit juga dibuat di dalam kelenjar getah bening dan limpa. Didalam sumsum tulang,
semua sel darah berasal dari satu jenis sel yang disebut sel stem. Jika sebuah sel stemmembelah, yang pertama kali terbentuk adalah sel darah merah yang belum matang (imatur),
sel darah putih atau sel yang membentuk trombosit (megakariosit). Kemudian jika sel imatur
membelah, akan menjadi matang dan pada akhirnya menjadi sel darah merah, sel darah putih
atau trombosit. Kecepatan pembentukan sel darah dikendalikan sesuai dengan kebutuhan
tubuh. jika kandungan oksigen dalam jaringan tubuh atau jumlah sel darah merah berkurang,
ginjal akan menghasilkan dan melepaskan eritropoietin (hormon yang merangsang sumsum
tulang untuk membentuk lebih banyak sel darah merah). Sumsum tulang membentuk dan
1 http://www.docstoc.com/docs/25739894/sel-darah-merah
-
8/3/2019 Bhn Anemia
2/8
-
8/3/2019 Bhn Anemia
3/8
Sel darah mengalami hemolisis yang lebih cepat dibanding dengan pembentukan atau
produksi sel darah yang baru. Proses penggantian sel darah merah dari atau oleh sel darah
yang baru terjadi setelah sirkulasi 3 hingga 4 bulan. Sel darah merah mengalami pemecahan
sehingga melepas haemoglobin kedalam sel darah merah dan pecah. Sel darah merah yang
mengalami degradasi ini kemudian disendirikan dari sirkulasi yang dilakukan oleh sistem
makrofag atau sistem reticuloendotelia. Sel-sel makrofag mencengkeram fragmen,
fragmennya dicerna dan dilepaskan dalam darah. Globin dari haemoglobin mengalami
degradasi kedalam tulang, disimpan sebagai sel-sel jaringan sebagai homosiderin.
Pengaruh haemoglobin didalam sel darah merah menyebabkan timbulnya warna
merah pada darah karena mempunyai kemampuan untuk mengangkut oksigen. Haemoglobin
adalah senyawa organik yang komplek dan terdiri dari empat pigmen forpirin merah (heme)
yang masing-masing mengandung iron dan globin yang merupakan protein globural dan
terdiri dari empat asam amino. Haemoglobin bergabung dengan oksigen didalam paru-paru
yang kemudian terbentuk oksihaemoglobin yang selanjutnya melepaskan oksigen ke sel-sel
jaringan didalam tubuh.
Susunan dari sel darah merah adalah air (62%-72%) dan kira-kira sisanya berupa solid
terkandung haemoglobin 95% dan sisanya berupa protein pada stroma dan membran sel,
lipid, enzim, vitamin dan glukosa serta urin. Umur sel darah merah pada manusia berkisar
antara 90 hingga 140 hari, rata-rata 120 hari dan pada hewan umurnya kira-kira 25 hingga
140 hari5.
5 .Guyton. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Prees. Yogyakarta
-
8/3/2019 Bhn Anemia
4/8
2. Apa saja yang meyebabkan sel darah merah tidak terbentuk secara normal?
Pada klasifikasi anemia menurut morfologi, mikro dan makro menunjukkan ukuran
sel darah merah sedangkan kromik menunjukkan warnanya. Sudah dikenal tiga klasifikasi
besar. Anemia normositik normokrom adalah dimana ukuran dan bentuk sel-sel darah merah
normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal tetapi individu menderita
anemia. Penyebab anemia jenis ini adalah kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronik
termasuk infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum, dan penyakit-
penyakit infiltratif metastatik pada sumsum tulang.
Kategori besar yang kedua adalah anemia makrositik normokrom. Makrositik berarti
ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal tetapi normokrom karena konsentrasi
hemoglobinnya normal. Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam
nukleat DNA seperti yang ditemukan pada defisiensi B12 dan atau asam folat. Ini dapat juga
terjadi pada kemoterapi kanker, sebab agen-agen yang digunakan mengganggu metabolisme
sel.
Kategori anemia ke tiga adalah anemia mikrositik hipokrom. Mikrositik berarti kecil,
hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal. Hal ini
umumnya menggambarkan insufisiensi sintesis hem (besi), seperti pada anemia defisiensi
besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan darah kronik, atau gangguan sintesis globin,
seperti pada talasemia (penyakit hemoglobin abnormal kongenital). Anemia dapat juga
diklasifikasikan menurut etiologinya. Penyebab utama yang dipikirkan adalah
(1) meningkatnya kehilangan sel darah merah dan
(2) penurunan atau gangguan pembentukan sel.
Meningkatnya kehilangan sel darah merah dapat disebabkan oleh perdarahan atau
oleh penghancuran sel. Perdarahan dapat disebabkan oleh trauma atau tukak, atau akibat
pardarahan kronik karena polip pada kolon, penyakit-penyakit keganasan, hemoriod ataumenstruasi. Penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi, dikenal dengan nama hemolisis,
terjadi bila gangguan pada sel darah merah itu sendiri yang memperpendek hidupnya atau
karena perubahan lingkungan yang mengakibatkan penghancuran sel darah merah. Keadaan
dimana sel darah merah itu sendiri terganggu adalah:
1. hemoglobinopati, yaitu hemoglobin abnormal yang diturunkan, misal nya anemia sel sabit
2. gangguan sintetis globin misalnya talasemia
3. gangguan membran sel darah merah misalnya sferositosis herediter
4.defisiensi enzim misalnya defisiensi G6PD (glukosa 6-fosfat dehidrogenase).
-
8/3/2019 Bhn Anemia
5/8
Yang disebut diatas adalah gangguan herediter. Namun, hemolisis dapat juga
disebabkan oleh gangguan lingkungan sel darah merah yang seringkali memerlukan respon
imun. Respon isoimun mengenai berbagai individu dalam spesies yang sama dan diakibatkan
oleh tranfusi darah yang tidak cocok. Respon otoimun terdiri dari pembentukan antibodi
terhadap sel-sel darah merah itu sendiri. Keadaan yang di namakan anemia hemolitik
otoimun dapat timbul tanpa sebab yang diketahui setelah pemberian suatu obat tertentu
seperti alfa-metildopa, kinin, sulfonamida, L-dopa atau pada penyakit-penyakit seperti
limfoma, leukemia limfositik kronik, lupus eritematosus, artritis reumatorid dan infeksi
virus. Anemia hemolitik otoimun selanjutnya diklasifikasikan menurut suhu dimana antibodi
bereaksi dengan sel-sel darah merah antibodi tipe panas atau antibodi tipe dingin.6
3. Apakah patofisiologis semua jenis anemia sama atau tidak?
Anemia aplastikadalah suatu sindroma kegagalan sumsum tulang yang ditandai
dengan pansitopenia perifer dan hipoplasia sumsum tulang. Pada anemia aplastik terjadi
penurunan produksi sel darah dari sumsum tulang sehingga menyebabkan retikulositopenia,
anemia, granulositopenia, monositopenia dan trombositopenia. Istilah anemia aplastik sering
juga digunakan untuk menjelaskan anemia refrakter atau bahkan pansitopenia oleh sebab
apapun. Sinonim lain yang sering digunakan antara lain hipositemia progressif, anemia
aregeneratif, aleukia hemoragika, panmyeloptisis, anemia hipoplastik dan anemia paralitik
toksik. Anemia aplastik didapat umumnya muncul pada usia 15-25 tahun; puncak insiden
kedua yang lebih kecil muncul setelah usia 60 tahun.
Patofisiologis
Defek yang mendasari pada semua kasus tampaknya ada pengurangan yang bermakna
dalam jumlah sel induk pluripotensial hemopoietik, dan kelainan pada sel induk yang ada
atau reaksi imun terhadap sel induk tersebut, yeng membuatnya tidak mampu membelah dan
berdiferensiasi secukupnya untuk mengisi sumsum tulang. Setidaknya ada tiga mekanisme
terjadinya anemia aplastik. Anemia aplastik yang diturunkan (inherited aplastic anemia),
6Sylvia A. Price Lorraine M. Wilson, 2002, Patofisiologi, Jilid1, EGC, Jakarta
-
8/3/2019 Bhn Anemia
6/8
terutama anemia Fanconi disebabkan oleh ketidakstabilan DNA. Beberapa bentuk anemia
aplastik yang didapatkan (acquired aplastic anemia) disebabkan kerusakan langsung stem sel
oleh agen toksik, misalnya radiasi. Patogenesis dari kebanyakan anemia aplastik yang
didapatkan melibatkan reaksi autoimun terhadap stem sel.
Anemia hemolitikadalah anemia yang disebabkan oleh peningkatan destruksi eritrosit.
Hyperplasia eritropoesis dan pelebaran anatomic sumsum tulang menyabkan meningkatnya
destruksi eritrosit beberapa kali lipat sebelum pasien menjadi anemis-penyakit hemolisis
terkompensasi.
Patofisologi
Hemolisis dapat terjadi intravaskuler dan ekstravakuler. Hal ini tergantung pada
patologi yang mendasari suatu penyakit. Pada hemolisis intravaskuler, destruksi eritrosit
terjadi langsung di sirkulasi darah. Misalnya pada trauma mekanik, fiksasi komplemen, dan
aktivasi sel permukaan atau infeksiyang langsung mendegradasi dan mendestruksi membrane
sel eritrosit. Hemolisis intravaskuler jarang terjadi. Destruksi eritrosit biasanya terjadi setelah
masa hidup rata-rata 120 hari, Destruksi eritrosit biasanya terjadi setelah masa hidup rata-rata
120 hari, yaitu pada saat dikeluarkan ke esktravaskular oleh makrofag system retikulosit
endothelial (RE) yang terutama terdapat pada di sumsum tulang, tetapi juga di hati dan limpa.
Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan
besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, yang
pada akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang. Diperkirakan 30% penduduk dunia
menderita anemia dan lebih dari 50% penderita ini adalah ADB terutama mengenai bayi,
anak sekolah, ibu hamil dan menyusui.
Patofisiologis
Zat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb).Kekurangan Fe
mengakibatkan kekurangan Hb.Walaupun pembuatan eritrosit juga menurun, tiap eritrosit
mengandung Hb lebih sedikit daripada biasa sehingga timbul anemia hipokromik mikrositik.
Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan zat besi sehingga cadangan zat besi makin
menurun. Jika cadangan kosong maka keadaan ini disebut iron depleted state. Apabila
kekurangan zat besi berlanjut terus maka penyediaan zat besi untuk eritropoesis berkurang
-
8/3/2019 Bhn Anemia
7/8
sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinis belum
terjadi, keadaan ini disebut iron deficient erythropoiesis. Selanjutnya timbul anemia
hipokromik mikrositer sehingga disebut iron deficiency anemia
(http://www.docstoc.com/docs/19836469/Modul-Anemia)
.
4. Pada saat cadangan besi menurun cara pemeriksaan biokimia bagaimana yang
menetukan?
Pemeriksaan zat besi antara lain: Hb (mengetahui status anemi yang merupakan
standar WHO), Hct (tahap awal), serum besi (defisiensi besi tahap awal, sebelum
menurunnya Hb), saturasi transferin (untuk transpor Fe), serum feritin (cadangan Fe tubuh),
TIBC (digunakan pada penelitian), indeks eritrosit dan morfologi darah (membedakan jenis
anemianya). Metode pemeriksaan Hb adalah Sahli dan cyanmetHb merupakan standar
penelitian. Simpanan besi terdapat di sumsum tulang, pada saat feritin menurun maka serum
besi menurun. (http://nuraini-gizi.blogspot.com/2010/12/pemeriksaan-biokimia-gizi.html)
5. Zat besi disimpan di dalam hati,apa pada level tertentu cadangan darah turun ?
6. Sebutkan jenis anemia yang berkaitan dengan maslah gizi masyarakat, maksudnya
kalau kelainan genetik masukan ke klinik jangan ke gizi kesehatan masyarakat?
7. Kaitan dengan imunitas apa aja?kenapa orang yang anemia imunitasnya menurun ?
8. Saat HB turun apakah cadangan fe turun ? kapan Hb turun apakah pada saat cadangan
habis atau saat keadaan tertentu?
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20491/3/Chapter%20II.pdf
http://www.docstoc.com/docs/19836469/Modul-Anemiahttp://www.docstoc.com/docs/19836469/Modul-Anemiahttp://www.docstoc.com/docs/19836469/Modul-Anemiahttp://nuraini-gizi.blogspot.com/2010/12/pemeriksaan-biokimia-gizi.htmlhttp://nuraini-gizi.blogspot.com/2010/12/pemeriksaan-biokimia-gizi.htmlhttp://nuraini-gizi.blogspot.com/2010/12/pemeriksaan-biokimia-gizi.htmlhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20491/3/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20491/3/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20491/3/Chapter%20II.pdfhttp://nuraini-gizi.blogspot.com/2010/12/pemeriksaan-biokimia-gizi.htmlhttp://www.docstoc.com/docs/19836469/Modul-Anemia -
8/3/2019 Bhn Anemia
8/8
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20491/3/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20491/3/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20491/3/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20491/3/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20491/3/Chapter%20II.pdf