berpikir jernih di saat kritis menuju...
TRANSCRIPT
ISSN
021
5-2
916
EDISI 218 . DESEMBER 2017
KEHIDUPANNELAYAN TRADISIONAL
SETELAH TSUNAMI
KETERAMPILANBAHASA INGGRIS
BUKAN SEGALANYABERPIKIR JERNIHDI SAAT KRITIS
w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d
Menuju Pelayanan Berkualitas
EDISI 218 . DESEMBER 2017
EDISI 218 . DESEMBER 2017
3
PENGELOLAAN manajemen merupakan salah satu faktor
penting dalam mengukur baik tidaknya sebuah lembaga atau
organisasi. Pengelolaan manajemen yang baik, secara kasat
mata dapat dilihat dari beberapa kondisi, seperti terbentuknya
sistem koordinasi yang baik, pola kerja yang terstruktur,
pengawasan internal dan evaluasi organisasi secara berkala
dan berkesinambungan, serta memiliki dokumentasi yang
tertata rapi dalam mendukung jalannya fungsi organisasi.
Disisi lain, suatu organisasi yang sudah menjalankan
pengelolaan manajemennya dengan baik, senantiasa diiringi
dengan pemberian layanan yang baik kepada stakeholder. Hal
ini memberikan makna bahwa suatu organisasi yang dianggap
sehat dalam pengelolaan internal, akan mampu memberikan
layanan yang sehat pula kepada pelanggannya.
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) sebagai sebuah lembaga
pendidikan tinggi telah melaksanakan pengelolaan
manajemen yang sangat baik. Ini terbukti dengan
diperolehnya predikat akreditasi A dari Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada tahun 2015 lalu.
Upaya yang dilakukan untuk menjaga pencapaian tersebut
tidak berhenti di sini saja. Rektor Unsyiah menginstruksikan
kepada seluruh unit kerja agar dalam pengelolaan manajemen
dapat meraih sertifikasi internasional melalui International
Organization for Standardization (ISO 9001:2015) atau
sertifikasi internasional lainnya sesuai fungsi unit kerja masing-
masing.
Sertifikasi ISO 9001:2015 merupakan standar internasional
dalam bidang sistem manajemen mutu. Melalui sertifikasi
ini sebuah organisasi atau unit kerja diharapkan mampu
menetapkan persyaratan dan rekomendasi serta penilaian
mutu dari sebuah manajemen. Ini bertujuan untuk
memberikan jaminan pelayanan yang prima kepada para
stakeholder. Hasilnya dengan komitmen dan dukungan tinggi
dari jajaran pimpinan maupun pegawai, beberapa unit kerja
di Unsyiah telah tersertifikasi ISO 9001:2015. Keberhasilan
ini diawali dari UPT. Perpustakaan Unsyiah pada Juli 2015,
kemudian disusul Biro Akademik, Biro Perencanaan dan
Hubungan masyarakat, serta Lembaga Pengembangan
Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LPPPM) pada bulan
November 2017 lalu.
Disertifikasinya pengelolaan manajemen beberapa unit kerja di
atas, membuktikan semakin baiknya pengelolaan organisasi di
Unsyiah. Tentu keberhasilan ini harus dijalankan secara nyata.
Sehingga pencapaian ini bukan sekadar untuk memperoleh
pengakuan semata, tetapi benar-benar dimplementasikan
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sehari-hari. (Redaksi)
Menuju ManajemenBerstandar Internasional
HUSNI FRIADY, S.T., M.M.
IFTITAH
EDISI 207 . JANUARI 2017
IZIN TERBITDITERBITKAN OLEHPERINTIS
PEMBINA
PENASIHAT BIDANG REDAKSI
PENASIHAT BIDANG ADMINISTRASI & PENGEMBANGANKETUA PENGARAHPEMIMPIN REDAKSIWAKIL PEMIMPIN REDAKSIREDAKTUR PELAKSANASEKRETARIS REDAKSIEDITORPEWARTA
FOTOGRAFERLAYOUTERADMINISTRASI & KEUANGANLOGISTIKSIRKULASIWEB MASTER
STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987 Humas Universitas Syiah Kuala, Banda AcehProf. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.); T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah Kuala) Dr. Hizir (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC. (Wakil Rektor III); Dr. Nazamuddin, S.E., M.A. (Wakil Rektor IV)
Prof. Dr. Husni Jalil, S.H., M.Hum. (Wakil Rektor II)Drs. Zulkarnaini M. YasinHusni Friady, S.T., M.M.Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. Muarrief Rahmat, S.Pd.Ferhat, S.ECut Dini Syahrani, S.Si | Uswatun Nisa, S.I.Kom.,M.A | Muksalmina, S.Sos.ISyahri Afrizal, S.I.Kom.Sayed JamaluddinRika Marlia, S.E., M.M.Munawar, S.H.SaidiMuhammad Iqbal, S.I.Kom
WARTA UNSYIAHEDISI 218 . DESEMBER 2017
ISSN 0215-2916TEBAL ISI 48 HALAMAN
DITERBITKAN OLEHHUMAS UNIVERSITASSYIAH KUALA
REDAKSI WARTA UNSYIAH
[email protected] TVWEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.idFACEBOOK@univ.syiahkuala.idINSTAGRAM@[email protected]
Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email [email protected] (600-700 kata)
WARTAMenuju Pelayanan Berkualitas
POLEMISO Ka Bak Jaore, Pelayanan Prima Nyan Bek Tuwoe
SAG
OE
PO
LEM
4 REDAKSI
EDISI 218 . DESEMBER 2017
5
[email protected] TVWEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.idFACEBOOK@univ.syiahkuala.idINSTAGRAM@[email protected]
IFTITAH 3MENUJU MANAJEMEN BERSTANDAR INTERNASIONAL
EDUKASI 6-7MAHASISWA SADAR NARKOBA
MAHASISWA 8-9KETERAMPILAN BAHASA INGGRIS BUKAN SEGALANYA
FOKUS 10-15MENUJU PELAYANAN BERKUALITASMENGHADIRKAN MANAJEMEN YANG TERTIB
PROFIL 16-17BERPIKIR JERNIH DI SAAT KRITIS
PENGABDIAN 18-20KKN DI SARANG PENYAMUN
RELIGIA 26-27DALIL-DALIL SEDEKAH
PERSPEKTIF 28-29KEHIDUPAN NELAYAN TRADISIONAL SETELAH TSUNAMI
RISET 30-31PERANAN EKOLOGI TUMBUHAN DALAM HUTAN RAWA GAMBUT
KREATIF 32-33KERTAS KENANGAN
FAKULTAS 38-39BULAN KESEHATAN GIGI NASIONAL SADAR PERIKSA GIGI SEJAK DINI
ENGLISH 40-41REFLECTION FOR IDPD 2017
ASPIRASI 46-47BAGAIMANA LAYANAN PUBLIKASI MEDIA SOSIAL UNSYIAH SAAT INI
16
DAFTAR ISI
18 40
6
MahasiswaSadar Narkoba
memburuknya psikososial, daya pikir
dan keproduktifan dalam berkarya.
Gangguan ini sangat berpengaruh pada
derajat kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat suatu negara.
Hasil survei Badan Narkotika Nasional
(BNN) Republik Indonesia tahun
2014, menyebutkan angka prevalensi
penyalahgunaan narkoba secara umum
sebesar 2,18 persen. Berdasarkan hasil
survei tersebut telah dilakukan proyeksi
angka prevalensi untuk tahun 2016 yaitu
EDUKASI
Saat ini, hampir seluruh negara di
dunia mengalami sebuah masalah
besar yang berkaitan dengan
derajat kesehatan dan kesejahteraan
penduduknya. Masalah ini dipicu
oleh tajamnya peredaran narkoba di
lingkungan masyarakat. Terutama
remaja dan anak-anak. Zat ini di satu
sisi bermanfaat di bidang kesehatan dan
EDISI 218 . DESEMBER 2017
pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi
di sisi lain, zat ini dapat menimbulkan
ketergantungan yang sangat merugikan
apabila disalahgunakan atau digunakan
tanpa pengendalian dan pengawasan
yang ketat.
Penyalahgunaan narkoba dapat
memberikan dampak yang tidak baik
dan mengakibatkan ketergantungan
serta gangguan psikologis, seperti
gelisah, cemas, depresi dan halusinasi,
fungsional tubuh, gangguan mental,
NS. ELVA MUMTAZIYA, S.KEP
MAHASISWI MAGISTER KEPERAWATAN PEMINATAN KEPERAWATAN JIWA
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
7
MahasiswaSadar Narkoba
sebesar 2,21 persen atau setara dengan
4.173.633 orang telah melakukan
penyalahgunaan narkoba. Angka
prevalensi penyalahgunaan narkoba
ini terdapat pada tiga kelompok yaitu
pelajar/mahasiswa, pekerja, dan rumah
tangga.
Pada tahun 2016, BNN melakukan survei
kembali terhadap pelajar/mahasiswa di
18 provinsi di Indonesia. Ditemukan hasil
bahwa 1,9 persen pelajar/mahasiswa
melakukan penyalahgunaan narkoba.
Walau persentasi hasil yang didapat
mengalami penurunan 0,3 persen dari
tahun 2015, tetapi angka persentasi ini
masih tergolong sangat tinggi dan sangat
mengkhawatirkan.
Tingginya angka penyalahgunaan
narkoba tidak terlepas dari berbagai
faktor. Faktor eksternal meliputi
mudahnya mengakses narkoba,
usaha sindikat narkoba yang gencar
mendistribusikan ke seluruh lapisan
masyarakat, masalah keluarga, dan
pergaulan antar teman diyakini sangat
berpengaruh terhadap terjadinya
penyalahgunaan. Demikian halnya faktor
internal meliputi kurangnya pengetahuan
individu, pengalaman pahit di masa lalu,
dan mekanisme koping yang kurang
efektif.
Sorotan utama survei BNN adalah angka
penyalahgunaan narkoba lebih banyak
terjadi pada pelajar/mahasiswa. Mereka
adalah generasi muda yang sangat
diharapkan dapat melanjutkan cita-cita
pembangunan negara. Namun, jika hal
ini dinodai dengan penyalahgunaan
narkoba, bagaimana generasi
mendatang?
Institusi pendidikan sebagai wadah
melahirkan insan prestatif, berwawasan,
dan berkarakter diharapkan dapat
mengoptimalkan upaya protektif
dalam mencegah peningkatan angka
penyalahgunaan narkoba di kalangan
mahasiwa. Unsyiah salah satu institusi
pendidikan yang berpengaruh dan
telah mendapatkan kepercayaan
dari masyarakat, diharapkan menjadi
institusi pendidikan yang menyoroti hal
penyalahgunaan narkoba dalam upaya
pembinaan karakter mahasiswa. Walau
data penyalahgunaan narkoba tingkat
mahasiswa di Aceh belum dilaporkan
secara resmi. Tetapi, data secara nasional
dapat menjadi panduan untuk menyusun
strategi agar penyalahgunaan narkoba
tidak terjadi secara meluas di kalangan
mahasiswa. Tentu Unsyiah telah berbuat
banyak, salah satunya dengan diwajibkan
tes urin saat pendaftaran ulang
mahasiswa baru setiap tahunnya.
Memang tidak ada yang dapat menjamin
bahwa selama menjadi mahasiswa,
tingkat penyalahgunaan narkoba
tidak terjadi. Terlebih mahasiswa yang
menuntut ilmu di universitas ini berasal
dari berbagai daerah. Jauhnya jarak dari
orang tua, kurangnya kontrol orang
tua, pengaruh teman, dan mekanisme
koping masalah yang tidak teratasi bisa
saja menjadi pemicu penyalahgunaan
narkoba secara tersembunyi.
Universitas diharapkan dapat memikirkan
strategi pencegahan terkait lanjutan
dari hasil tes urin yang negatif. Salah
satunya adalah pembinaan tentang
pendidikan narkoba pada awal memasuki
perkuliahan. Mahasiswa baru dengan
semangat yang tinggi tentu akan peka
terhadap kegiatan positif ini.
Pembinaan ini dapat dilakukan
dalam bentuk kuliah umum dan
bekerjasama dengan BNN. Program
ini dapat dilakukan berkelanjutan
dalam masa waktu yang ditentukan
oleh universitas. Materi yang diajarkan
berupa dampak negatif dari narkoba,
keyakinan normatif, peningkatan percaya
diri, latihan keterampilan kognitif,
latihan keterampilan life-skill, berpikir
konsekuensial, pemecahan masalah,
keterampilan manajemen konflik,
pendidikan karakter, pembelajaran
partisipatif-interaktif, keterampilan
ketahanan sosial, pencegahan kekerasan
serta peran modeling.
Nantinya, mahasiswa yang telah mengikuti
pelatihan ini mendapatkan penghargaan
berupa sertifikat kelulusan yang menjadi
salah satu syarat pengajuan tugas akhir.
Setelah mengikuti program pembinaan
ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjadi role model dan berpartisipasi
aktif dalam upaya pencegahan narkoba
dalam masyarakat. Sehingga bibit unggul
dalam masyarakat dapat tercipta sejak
dini dan menjadi generasi sehat yang siap
melanjutkan estafet perjuangan bangsa.
Selain itu, reputasi universitas pun semakin
meningkat dengan melahirkan generasi
yang terdidik optimal, cerdas, dan berbudi
luhur untuk memajukan bangsa dan
negara. (mr)
EDUKASI
EDISI 218 . DESEMBER 2017
8
EDISI 218 . DESEMBER 2017
MAHASISWA
Keterampilan Bahasa Inggris Bukan Segalanya
Pernahkah kita merasa kaget saat
melihat permintaan nilai TOEFL
atau IELTS sebagai persyaratan
untuk kuliah ke luar negeri? Syarat
tersebut biasanya menjadi yang paling
awal kita lihat. Syarat bahasa Inggris
yang ditetapkan penyedia beasiswa
biasanya lebih tinggi daripada syarat
yang ditetapkan universitas-universitas
di luar negeri. Mari kita ingat kembali
persyaratan tersebut yang ditetapkan
oleh beberapa penyedia beasiswa untuk
calon mahasiswa Aceh.
Yakin ingin melanjutkan kuliah ke luar
negeri setelah melihat persyaratan bahasa
Inggris seperti di atas? Eits, kuliah ke luar
negeri bukan sekadar mempersiapkan
nilai TOEFL, IETLS, dan sejenisnya. Ada
beberapa hal yang sangat penting yang
harus kita persiapkan selain motivation
letter, proposal riset, surat rekomendasi
dari dosen, dan persyaratan lainnya.
Bahkan, beberapa kesiapan yang akan
kita bahas ini dapat mempertahankan
semangat juang untuk memburu
beasiswa dan membuat kita betah ketika
berhasil tinggal di negara tujuan.
Kesiapan Mental
Mulai sekarang bangunlah mental dan
jiwa petarung di dalam diri kita sendiri.
MUHAMMAD SYUKUR
ALUMNI FEB UNSYIAH LULUSAN 2015, KANDIDAT MBA DARI MAE FAH LUANG
UNIVERSITY, THAILAND DI BIDANG LOGISTICS AND SUPPLY CHAIN MANAGEMENT.
EDISI 218 . DESEMBER 2017
pendekatan agama yang membuat kita
bangun. Jangan pernah meremehkan
kesiapan agama saat menempuh
pendidikan ke luar negeri.
Kesiapan Kognitif
Hal lain yang tidak kalah penting
adalah kesiapan kognitif yang meliputi
pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan menganalisa. Ini penting
sebab di lingkungan baru yang suasana
dan atmosfernya berbeda, terkadang
membuat kita tidak percaya diri dan
akhirnya down. Di luar negeri, orang-
orang lebih banyak membaca dan
kita harus mengikuti kebiasaan baik
itu. Cobalah mulai dari sekarang,
sebelum mendaftar beasiswa, latihlah
kemampuan membaca dan pemahaman
kita. Bacalah buku yang sesuai minat dan
latar belakang pendidikan.
Kesiapan Emosional
Selain tiga hal utama di atas, kesiapan
emosional juga sangat dibutuhkan.
Yakin kuat hidup berpisah dan jauh dari
keluarga? Banyak resiko yang dapat
terjadi pada diri kita dan keluarga yang
ditinggalkan. Pikirkan dan yakinkan
diri lagi. Penyesalan di akhir tidak ada
gunanya. Kuatkan diri dan emosi.
Dari poin-poin di atas, tentu sudah
kelihatan bahwa bahasa Inggris bukanlah
segalanya. Bukan kesiapan bahasa
Inggris saja yang harus dimiliki, tetapi
beberapa faktor lainnya. Faktor-faktor
yang dijabarkan di atas membantu
membangun motivasi kita untuk
mewujudkan mimpi kuliah ke negeri
idaman. Jadi pastikan semua siap!
Mental, agama, kognitif, dan emosional
harus siap! (Un)
9MAHASISWA
Kesiapan mental ini sangat penting jika
berada di luar negeri. Jangan pernah
takut salah dan kembangkan relasi.
Tekadkan diri jika sudah di luar negeri
nanti, kita memiliki teman dekat dari
negara lain dan menjadi mahasiswa
kesayangan profesor. Mental kerupuk
jangek tidak cocok di luar sana.
Kesiapan Agama
Mengapa kesiapan agama harus
diperkuat? Sebab agama merupakan
pedoman hidup. Sebelum menguatkan
niat untuk melanjutkan pendidikan ke
luar negeri, kuatkan dulu iman kita.
Ada banyak cobaan dan tantangan di
luar sana yang mungkin belum pernah
kita rasakan. Dari pengalaman dan
pengamatan saya, banyak orang yang
terpengaruh lingkungan sekitar dengan
alasan berbeda-beda. Paling mudah
terlihat adalah mahasiswi yang awalnya
berhijab kemudian membuka hijab.
Begitu juga dengan mahasiswa yang
awalnya salat lima waktu kemudian
jarang salat. Agama itu sangat penting.
Sebab jika kita terpuruk dan jatuh di
titik terendah dalam hidup, maka hanya
Penyedia Beasiswa Tujuan Negara
Syarat Bahasa Inggris
S2 (Master) S3 (PhD/Doctoral)
TOEFL IELTS TOEIC TOEFL IELTS TOEIC
LPSDM Aceh Kemana saja ITP 550 N/A N/A ITP 550 N/A N/A
LPDP* Kemana sajaiBT® 75
iBT® 80
6,5
6,5
750
800
iBT® 75
iBT® 94
6,5
7,0
800
850
Fulbright Amerika Serikat ITP 550 Equivalent N/A ITP 575 Equivalent N/A
Australia Awards AustraliaITP 525, atau
iBT® 695.5 N/A
ITP 550, atau iBT®
796.0 N/A
*LPDP mensyaratkan bahasa Inggris yang lebih tinggi untuk aplikasi yang belum memilik LoA Unconditional. (sumber: rangkuman penulis dari situs resmi penyedia beasiswa)
Syarat bahasa Inggris yang ditetapkan penyedia beasiswa biasanya lebih tinggi daripada syarat yang ditetapkan universitas-universitas di luar negeri.
“
10
EDISI 218 . DESEMBER 2017
Menuju Pelayanan
Berkualitas
EDISI 218 . DESEMBER 2017
11
Menuju Pelayanan
Berkualitas
EDISI 218 . DESEMBER 2017
Setahun belakangan ini
merupakan hari-hari sibuk
bagi Biro Akademik, Biro
Perencanaan dan Hubungan
Masyarakat (BPHM) serta
Lembaga Pengembangan Pendidikan
dan Penjaminan Mutu (LP3M),
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).
Pasalnya, unit-unit kerja Unsyiah
tersebut harus menyiapkan serangkaian
dokumen untuk sertifikasi International
Organization for Standardization (ISO).
Para pegawainya pun rutin mengikuti
diskusi seputar ISO. Pemateri yang
berkompeten sengaja didatangkan
untuk memberikan arahan dan
pemahaman yang baik terkait sertifikasi
berstandar internasional ini.
“Sertifikasi ISO adalah tuntutan misi
Unsyiah untuk menjadi universitas
terkemuka di Asia Tenggara. Ini
merupakan program Rektor untuk
menaikkan peringkat Unsyiah baik di
tingkat nasional dan internasional,”
ujar Drs. Zulkarnaini M. Yasin, Kepala
BPHM Unsyiah.
Kerja keras ini akhirnya membuahkan
hasil. Dua Biro dan satu lembaga Unsyiah
tersebut berhasil meraih sertifikasi ISO
9001:2015 Quality Management System.
Ini adalah sertifikasi standar internasional
untuk manajemen mutu.
“Insya Allah bulan ini (Desember)
sertifikatnya akan diberikan. Namun,
nomornya sudah dikasih ke kita,”
ungkap Zulkarnaini.
Meski secara resmi sertikasi ISO
tersebut belum diterima, tetapi Rektor
12 FOKUS
EDISI 218 . DESEMBER 2017
13FOKUS
Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal
M.Eng sudah mengumumkan prestasi
ini saat apel Senin pagi. Secara khusus,
Rektor memberikan apresiasi kepada
unit kerja Unsyiah tersebut atas
kesungguhannya dalam meningkatkan
mutu layanan. Di sisi lain, Rektor
menegaskan bahwa prestasi ini juga
harus dipandang sebagai komitmen
untuk meningkatkan kinerja.
“Saya ucapkan selamat, tapi saya
ingatkan prestasi ini harus bisa
meningkatkan kualitas mutu pelayanan
kita. Inilah komitmen kita bersama,”
ucap Rektor.
Sebelumnya pada tahun 2015,
Perpustakaan Unsyiah sudah terlebih
dahulu sukses meraih sertikasi ISO
9001:2008. Tidak mudah untuk
mendapatkan sertifikasi ini. Butuh
waktu sekitar 1,5 tahun bagi Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Unsyiah ini
untuk meraihnya. Keberhasilan inilah
yang kemudian memotivasi dua biro
dan satu lembaga Unsyiah untuk
ikut serta meningkatkan kualitas
manajemen mutu.
Sertikasi ISO merupakan salah
upaya Unsyiah untuk meningkatkan
mutu layanannya. Zulkarnaini
mengungkapkan setelah berlakunya
sertifikasi ISO, maka pelayanan
di Unsyiah telah memiliki standar
tersendiri.
“Jadi pelayanan kita tidak boleh
melangkahi apa yang sudah
kita tetapkan. Kita sendiri yang
menetapkan standar dan harus dijalani
bersama-sama,” ujar Kepala Biro
Unsyiah tersebut.
Oleh sebab itu, tantangan selanjutnya
yang harus Unsyiah hadapi adalah
mempertahankan sertifikasi ISO ini.
Zulkarnaini pun mengakui jika ini
merupakan tantangan paling berat
baginya. Maka setiap enam bulan
sekali, khususnya di BPHM Unsyiah
akan dilakukan monitoring dan
evaluasi (monev) internal secara rutin.
Sebab menurut Zulkarnaini, standar
mutu yang telah diakui di tingkat
internasional harus diiringi dengan
komitmen kuat dan kinerja profesional.
“Kalau orang pertanian, satu hari
dapat menanam sekian batang, tetapi
merawatnya butuh waktu yang lama,
sama juga dengan ISO. Persiapan kita
sekitar satu tahun, tetapi butuh waktu
panjang untuk mempertahankannya,”
ujarnya.
Meski terasa berat, tetapi Unsyiah
tetap berkomitmen mempertahankan
standar mutu layanan. Sebab langkah
ini merupakan cara Unsyiah untuk
menuju world class university. Harus
diakui cita-cita besar memang tidak
mudah diraih. Namun, melihat
serangkaian prestasi yang sudah
Unsyiah raih selama ini, maka impian
menuju world class university bukanlah
hal yang mustahil. (ib)
Sertifikasi ISO adalah tuntutan misi Unsyiah untuk menjadi universitas terkemuka di Asia Tenggara.
“
MenghadirkanManajemen yang Tertib
Mutu pelayanan yang
baik adalah kunci
keberhasilan sebuah
perguruan tinggi
dalam menjalankan
proses pendidikannya. Ini syarat mutlak
jika sebuah perguruan tinggi ingin
menjadi universitas yang terkemuka.
Indikator penting untuk menuju world
class university.
Hal inilah yang menjadi perhatian
Universitas Syiah Kuala, sehingga
mendorong setiap unit kerjanya untuk
memiliki standar mutu pelayanan yang
baik. Apalagi Unsyiah memiliki jumlah
mahasiswa sebanyak 30.000 orang.
Tentu jumlah yang besar ini harus
diiringi dengan sistem pelayanan yang
efektif.
Oleh sebab itu, saat Biro Akademik, Biro
Perencanaan dan Hubungan Masyarakat
(BPHM) serta Lembaga Pengembangan
Pendidikan dan Penjaminan Mutu
(LP3M) berhasil meraih sertifikasi ISO.
Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal
M.Eng, meminta prestasi yang sama
juga dapat diraih oleh unit kerja Unsyiah
lainnya.
“Saya ingin prestasi ini juga diikuti
oleh unit kerja Unsyiah lainnya. Karena
kita ingin di Unsyiah, mahasiswanya
mendapatkan pelayanan yang baik,”
ungkap Rektor.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat
(Humas) Unsyiah, Husni Friady, S.T.,
EDISI 218 . DESEMBER 2017
14 FOKUS
15
“Sebenarnya kalau kita sudah
mendapatkan ISO, kita semestinya
kembali melanjutkan manajemen yang
disyaratkan dalam ISO itu,” ungkap
Husni.
Pesan inilah yang selalu ditegaskan
Rektor Unsyiah setiap kali melantik
pejabat baru di lingkungan Unsyiah.
Seperti saat melantik tujuh pejabat eselon
III dan IV di Lobi Gedung AAC Dayan
Dawood penghujung November lalu.
Rektor meminta kepada para pejabat
baru untuk dapat bekerja sungguh-
sungguh dan amanah agar setiap
pekerjaan bisa dituntaskan dengan
baik. Sebab Rektor tidak ingin proses
pendidikan di Unsyiah menjadi terhambat
karena Unsyiah tidak bekerja sesuai
prosedur. Belum lagi budaya KKN yang
merupakan musuh dalam tatanan
birokrasi.
“Maka saya ingin saudara bisa bekerja
secara profesional untuk membantu
kelancaran proses pendidikan yang ada di
Unsyiah,” ujar Rektor.
Rektor juga mengharapkan setiap
pegawai Unsyiah yang telah diberi
amanah harus dapat menuntaskan
pekerjaannya tepat waktu. Terlebih
Unsyiah akan menjadi Badan Layanan
Umum (BLU), maka sudah semestinya
Unsyiah meningkatkan kualitas
pelayanannya.
“Jangan suka menunda-nunda pekerjaan,
yang bisa anda selesaikan sekarang
segera tuntaskan. Apalagi setelah BLU
semua orang akan tahu berapa lama
sebuah surat itu selesai,” pesan Rektor.
Pengelolaan manajemen yang tertib
adalah indikator penting kesuksesan
sebuah universitas dalam merealisasikan
Tri Dharma perguruan tingginya. Maka
sertifikasi ISO yang berhasil diraih
sebagian unit kerja Unsyiah merupakan
upaya kampus ini memberikan layanan
bermutu. (ib)
FOKUS
EDISI 218 . DESEMBER 2017
M.M, mengungkapkan saat ini ada dua
unit kerja Unsyiah yang sedang berupaya
memperoleh sertifikasi ISO. Unit kerja
tersebut adalah Program Pasca Sarjana
dan Biro Kemahasiswaan dan Alumni.
Lantas apa yang berubah dari Unsyiah
setelah unit kerjanya mendapatkan
sertifikasi ISO?
Husni mengatakan bahwa secara teknis
tidak banyak yang berubah. Hanya
saja saat ini pengelolaan manajemen
di Unsyiah menjadi lebih tertib. Semua
unit kerja Unsyiah bekerja sesuai Standar
Operasi Prosedur (SOP) yang berlaku.
“Sebenarnya kalau dibilang berubah,
enggak berubah. Hanya saja pengelolaan
manajemen kita yang lebih tertib,” ujar
Husni.
Oleh sebab itu, menurut Husni hal
penting yang menjadi perhatian
selanjutnya adalah komitmen untuk
menjalankan standar mutu pelayanan
yang telah ditetapkan tersebut.
EDISI 218 . DESEMBER 2017
Gaya kepemimpinan Prof.
Dr. Ir. Abdi A Wahab, M.Sc
diungkapkan secara ringan
dalam buku Pemimpin di Dua Era terbitan
Syiah Kuala University Press. Begitulah
penilaian dari Rektor Unsyiah, Prof. Dr.
Ir. Samsul Rizal M.Eng, terhadap gaya
kepemimpinan Abdi yang dituangkan
di Kata Pengantar dalam buku yang
diluncurkan pada pertengahan November
lalu.
Ya, mantan Rektor Unsyiah ini adalah
sosok yang paling berjasa saat Unsyiah
mengalami masa-masa kritis saat
gempa dan tsunami tahun 2004 silam.
Kepemimpinannya telah berhasil
membawa Unsyiah keluar dari masa sulit
itu.
Abdi, demikian panggilannya, masih ingat
bagaimana beratnya ketika musibah itu
datang. Banda Aceh telah porak poranda,
ratusan ribu nyawa hilang termasuk
mahasiswa, pegawai serta dosen Unsyiah.
Terlebih lagi bencana besar tersebut
terjadi tepat di hari pernikahan anaknya
yaitu Sri Dianova dan Hendra Gunawan.
Pelaminan indah untuk pengantin pun
telah berdiri di gedung AAC Dayan
Dawood. Namun, semua cerita bahagia
itu seketika menjadi duka.
Di saat genting itu, Abdi sadar, bahwa ia
harus segera mengambil tindakan. Ada
banyak persoalan yang membutuhkan
dirinya sebagai pemimpin Unsyiah. Abdi
kemudian mengungsikan keluarganya ke
Medan, sementara ia bersama istrinya,
Suharni, tetap di Darussalam, Banda Aceh.
Beberapa hari setelah tsunami, Abdi
segera menggelar rapat terbatas bersama
Pembantu Rektor IV ketika itu, drg.
Saifuddin Ishak, M. Kes., PKK, dan para
pegawai Unsyiah. Di masa tanggap
darurat itu, Abdi mengambil beberapa
kebijakan, yaitu membayar gaji dosen
dan pegawai Unsyiah, membebaskan
Berpikir Jernih di Saat Kritis
Prof. Dr. Ir. Abdi Abdul Wahab, M.ScRektor Unsyiah periode 2001–2006
PROFIL16 PROFIL
17PROFIL
EDISI 218 . DESEMBER 2017
SPP mahasiswa selama satu semester,
meliburkan kegiatan perkuliahan, serta
membentuk empat task force pasca
bencana alam.
“Saya minta kepada bagian keuangan
untuk membayar gaji dosen dan
pegawai, saya gak mau tahu uangnya
dari mana,” kenang Abdi.
Naluri kepemimpinan Abdi benar-benar
teruji saat bencana besar di penghujung
tahun 2004. Di saat kritis itu, Abdi tidak
hanya memikirkan dirinya. Tetapi, juga
berpikir keras untuk masyarakat Aceh
dengan ide segarnya. Sifat kerja keras
ini pun diakui oleh mantan Rektor IAIN
Ar Raniry, Prof. Dr. Yusni Saby. Dalam
berbagai rapat kerja di Badan Rehabilitasi
dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias, Abdi
selalu hadir dengan ide-ide cemerlang
yang belum pernah dipikirkan orang lain.
“Beliau itu sangat disiplin, pekerja keras,
dan cerdas. Salah satu idenya adalah
mendirikan pusat studi tsunami (TDMRC)
yang berada di Ulee Lheue,” kenang
Yusni.
Abdi lahir di Desa Paya Tumpi,
Kecamatan Kebayakan, Kabupaten
Aceh Tengah pada 9 April 1944. Beliau
merupakan anak bungsu dari empat
bersaudara yang semuanya lelaki. Meski
lahir di desa terpencil, Abdi tumbuh
sebagai anak yang cerdas di sekolah.
Tinggal jauh di pedalaman tidak
menyurutkan semangatnya untuk belajar
seperti anak-anak lainnya yang tinggal di
kota besar.
Setiap harinya Abdi harus berjalan kaki
sejauh 1,2 Km ke sekolah. Memasuki
SMP, sekolah Abdi lebih jauh lagi.
Jaraknya sekitar 3,5 Km dari rumah.
Untungnya Abdi sudah punya sepeda
setelah merengek beberapa kali kepada
ibunya.
“Entah bagaimana komunikasi antara
ibu dan ayah yang waktu itu masih tugas
di Kuta Raja, rupanya waktu pulang
sekolah, sepeda baru sudah ada di
rumah,” kenang Abdi.
Kegigihan Abdi dalam menapaki
tangga kehidupannya sejak kecil telah
mengantarkan beliau menjadi sosok
yang berdedikasi tinggi dan dikenal
di Unsyiah. Siapa sangka anak desa
ini berhasil menginjakkan kakinya di
Amerika. Abdi adalah bukti nyata dari
keberhasilan menghadapi rintangan di
dalam kehidupan. Bermodal semangat
dan kesungguhan semua kemudahan
akan terbuka. Hal inilah yang ia tunjukkan
selama menjadi Rektor Unsyiah. Ada
banyak terobosan dan ide cemerlang yang
dikerjakan oleh doktor lulusan Univeristy
of Kentucky ini. Ia selalu berpikir jernih
meski dalam kondisi sulit. Maka tak salah
Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal
M.Eng, mengatakan, “Unsyiah bangga
memiliki sosok seperti Prof. Abdi”. (ib)
*Tulisan ini disadur dari Buku Profil
Abdi Abdul Wahab “Pemimpin di Dua
Era”
EDISI 218 . DESEMBER 2017
KKN Di SarangPenyamun
Menjelajahi tempat baru yang
letaknya jauh dari tanah
kelahiran adalah hal yang
sangat menarik dilakukan. Karena
hal tersebut tidak hanya memberikan
pengalaman, tetapi juga memberikan
pembelajaran yang sangat berharga.
Alhamdulillah, baru-baru ini saya
berkesempatan menjelajahi Bangka
Belitung, negeri yang mendadak dikenal
banyak orang karena novel Laskar Pelangi
karya Andrea Hirata.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Bersama
2017, demikian nama kegiatannya.
Kegiatan yang saya ikuti tersebut
merupakan kegiatan pengabdian (KKN)
yang diselenggarakan oleh Badan
Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri
(BKS PTN) Wilayah Barat. Universitas
18 PENGABDIAN
SRI ANDINI
MAHASISWI AKUNTANSI, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNSYIAH
19PENGABDIAN
EDISI 218 . DESEMBER 2017
menjadi posko KKN kami. Di sanalah
kami melakukan berbagai aktivitas,
seperti rapat koordinasi, bakti sosial, dan
berbagai sosialisasi kepada masyarakat
desa. Dengan moto ‘Asak Kawah Pasti
Pacak’ (asal ada kemauan pasti ada jalan)
kami siap membangun potensi Desa
Penyamun.
Hari pertama di Desa Penyamun
kami menjalankan dua program,
yaitu program mahasiswa bersama
masyarakat dan program penyamun
mengaji. Program mahasiswa bersama
masyarakat berbentuk silaturahmi ke
rumah warga dan ke kantor aparatur
desa. Ini bertujuan mempererat ikatan
kekeluargaan dan mensosialisasikan
kepada warga mengenai keberadaan
kami di desa mereka. Sedangkan untuk
program penyamun mengaji, kami
melibatkan diri dengan mengikuti
pengajian (yasinan) yang diadakan secara
rutin setiap malam Jumat oleh ibu-ibu
PKK Desa Penyamun.
Hari-hari berikutnya kami mulai
disibukkan dengan menjalani berbagai
program, seperti program mahasiswa
goes to school, penyuluhan kesehatan,
Jumat ceria, cek kesehatan gratis,
gerakan 50 tong sampah, gerakan
penyamun bersedekah, perayaan hari
besar nasional, tabligh akbar, penyuluhan
pengendalian penyakit pada lada,
sosialisasi dan pelatihan desa bebas
ODF (Open Defecation Free), gerakan
penyamun membaca, dan beragam
kegiatan lainnya. Di antara 20 program
pengabdian yang telah kami susun,
terdapat dua program unggulan kami,
yaitu sosialisasi pengendalian penyakit
tanaman lada dan pelatihan desa bebas
ODF.
Program sosialisasi pengendalian penyakit
tanaman lada kami lakukan karena
mayoritas masyarakat Desa Penyamun
berprofesi sebagai petani lada. Program
ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat
mengenai penyakit kuning pada lada
dan cara mencegah penyakit tersebut.
Program ini bekerja sama dengan Dinas
Pertanian, Kabupaten Bangka.
Program unggulan yang kami lakukan
lainnya adalah program sosialisasi dan
pelatihan desa bebas ODF. Program ini
dilakukan karena masih banyak warga
di Desa Penyamun yang membuang
hajat sembarangan. Budaya buang hajat
sembarangan sudah menjadi tradisi di
beberapa desa Pulau Bangka termasuk di
Desa Penyamun. Meski mayoritas warga
Desa Penyamun mempunyai rumah
Bangka Belitung ditunjuk sebagai tuan
rumah kegiatan KKN Bersama tahun
2017. Di tahun ini, kegiatan diikuti 150
mahasiswa/i yang berasal dari 23 PTN
Barat. Ada lima desa yang menjadi lokasi
kegiatan KKN, yaitu Desa Paya Benua,
Desa Cekong Abang, Desa Gunung
Muda, Desa Rukam, dan Desa Penyamun.
Desa Penyamun, begitu mereka
menyebutnya. Desa tersebut merupakan
salah satu desa yang berada di Kabupaten
Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Nama penyamun melekat
pada desa karena di masa Belanda desa
tersebut dijadikan tempat berkumpul para
perampok. Jadilah masyarakat sekitar
menyebut desa itu dengan sebutan sarang
penyamun hingga saat ini.
Di Desa Penyamun, saya dan 29 teman
lainnya menjalankan 20 program
pengabdian selama 35 hari. Balai Desa
Penyamun, Gedung BPD, Gedung
Posyandu, dan Gedung Perpustakaan
20 PENGABDIAN
EDISI 218 . DESEMBER 2017
layak, tetapi kebanyakan mereka tidak
membangun water closet (WC). Mereka
umumnya membuang air di dalam hutan
atau di perkebunan.
Program Desa Bebas ODF yang
kami lakukan sebagai wujud untuk
mendukung program pemerintah
Kabupaten Bangka dalam mewujudkan
desa bebas buang air sembarangan
(ODF). Melalui program ini kami
membangun pemahaman masyarakat
mengenai dampak dan penyakit
yang ditimbulkan dari kebiasaan
membuang air sembarangan. Selain
itu, kami memberikan pelatihan
kepada masyarakat tentang tata cara
membangun jamban sederhana dengan
biaya murah.
Jika kata orang KKN itu identik dengan
penderitaan, maka saya dan teman-
teman lainnya nyaris tidak merasakan
penderitaan itu. Meski banyak kendala
yang kami hadapi ketika menjalankan
program, tetapi bantuan selalu datang
baik itu dari warga Desa Penyamun
maupun dari pihak universitas sendiri.
Saya pribadi merasa sangat beruntung
bisa ditempatkan di Desa Penyamun.
Masyarakat desa juga memperlakukan
kami layaknya keluarga. (un)
21PENGABDIAN
EDISI 217 . NOVEMBER 2017
EDISI 218 . DESEMBER 2017
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menggelar haflah dan khataman Alquran dalam rangka memperingati milad ke-56 tahun. Kegiatan ini dipusatkan di Masjid Jamik Darussalam dan diikuti ratusan mahasiswa Unsyiah.
22 GALERI
EDISI 218 . DESEMBER 2017
Sebanyak 235 Pegawai Negeri Sipil (PNS) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menerima penganugerahan Satya Lencana Karya Satya di gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah.
Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), hadir di Universitas Syiah Kuala untuk memberikan kuliah umum, dengan tema Mempertegas Peran Mahasiswa dalam Pembangunan dan Kemajuan Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045 di gedung AAC Dayan Dawood.
23GALERI
EDISI 218 . DESEMBER 2017
Universitas Syiah Kuala menggelar bedah buku Abdi Abdul Wahab: Pemimpin Di Dua Era, di Gedung AAC Dayan Dawood. Buku ini menceritakan kisah Prof. Dr. Ir. Abdi Abdul Wahab, M.Sc yang pernah menjabat sebagai Rektor Unsyiah di era konflik dan tsunami Aceh.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, Ilham Saputra, S.IP. memberikan kuliah umum Membaca Bentuk Anomali Kepemiluan Aceh Terhadap Regulasi Nasional di Aula Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Unsyiah.
24 GALERI
EDISI 218 . DESEMBER 2017
Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas menyelenggarakan program SKK Migas Goes to Campus di Universitas Syiah Kuala. Program ini diisi dengan kuliah umum oleh Syukri Usman dari SKK Migas tentang pertambangan minyak dan gas di Fakultas Teknik Unsyiah.
Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang, Jawa Barat mengunjungi Unsyiah untuk belajar akreditasi. Kunjungan ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Unsyiah dan UBP di Balai Senat Unsyiah.
25GALERI
26 RELIGIA
EDISI 218 . DESEMBER 2017
Umumnya, sebuah pintu akan
dibuka apabila ada seseorang
yang mengetuknya. Sama
halnya dengan pintu rezeki, umumnya
akan terbuka bagi siapa saja yang
mengetuknya. Meski demikian,
seseorang akan lebih mudah membuka
pintu rezeki jika ia memiliki kunci pintu
tersebut.
Allah Swt melalui utusan-Nya, Nabi
Muhammad Saw, telah memberikan
banyak tips dan trik berupa amalan
yang akan memudahkan hamba-Nya
memperoleh rezeki. Salah satu amalan
hartanya di jalan Allah), maka Allah
akan melipatgandakan pembayaran
kepadanya dengan lipat ganda yang
banyak. Dan Allah menyempitkan dan
melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-
lah kamu dikembalikan.”
Sungguh banyak dalil yang
menyebutkan tentang keutamaan
bersedekah. Rasulullah Saw bersabda,
“Setiap awal pagi saat matahari terbit,
Allah menurunkan dua malaikat ke
bumi. Lalu salah satu berkata, ‘Ya
Allah, berilah karunia orang yang
menginfakkan hartanya. Ganti kepada
Dalil-Dalil Sedekah
yang perlu dilaksanakan umat Islam
untuk menambah pundi-pundi rezeki
adalah dengan bersedekah.
Bagi sebagian orang bersedekah
sudah menjadi rutinitas, namun tak
sedikit orang yang masih enggan
bersedekah karena takut berkurang
hartanya. Padahal banyak ayat
dan hadis yang menerangkan
kelebihan dari bersedekah. Allah
Swt dalam surat Albaqarah ayat
245 berfirman, “Siapakah yang mau
memberi pinjaman kepada Allah,
pinjaman yang baik (menafkahkan
orang yang membelanjakan hartanya
karena Allah’. Malaikat yang satu
berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-
orang yang bakhil.” (Muttafaq ‘Alaih
dari Abu Hurairah).
Selain itu, Allah Swt juga akan
menghapuskan dosa-dosa bagi mereka
yang rajin bersedekah. Sebagaimana
hadis Rasulullah Saw yang artinya,
“Sedekah dapat menghapuskan
dosa sebagaimana air yang dapat
memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)
Oleh karena itu, umat Islam seharusnya
semakin yakin dengan janji-janji Allah
Swt. Umat muslim harus yakin bahwa
sedekah tidak akan mengurangi
harta seseorang. Dalam hal ini, kita
tidak bisa memainkan logika berpikir
dengan menggunakan matematika
manusia. Matematika Allah Swt pasti
berbeda dengan matematika manusia.
Perhatikanlah arti dari surat Albaqarah
ayat 261 ini, “Perumpamaan orang-
orang yang menafkahkan hartanya
di jalan Allah adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus
biji. Allah melipat gandakan (ganjaran)
bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi
Maha Mengetahui.”
Namun, sedekah janganlah diartikan
secara sempit. Sedekah bukan hanya
dengan mengeluarkan sejumlah
harta benda atau uang. Sedekah
bisa berwujud dalam berbagai amal
kebaikan dalam kehidupan sehari-
hari. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata,
“Rasulullah Saw bersabda, setiap
persendian manusia wajib bersedekah
pada setiap hari di mana matahari
terbit di dalamnya, engkau berlaku
adil kepada dua orang (yang bertikai/
berselisih) adalah sedekah, engkau
membantu seseorang menaikannya ke
atasnya hewan tunggangannya atau
engkau menaikkan barang bawaannya
ke atas hewan tunggangannya adalah
sedekah, ucapan yang baik adalah
sedekah, setiap langkah yang engkau
jalankan menuju (ke masjid) untuk
shalat adalah sedekah, dan engkau
menyingkirkan gangguan dari jalan
adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Maka, belum sempurna iman
seseorang apabila masih takut
kekurangan harta melalui sedekah.
Seorang hamba seolah-olah tidak
27RELIGIA
EDISI 218 . DESEMBER 2017
percaya dengan pahala sedekah
apabila ia masih ragu untuk
bersedekah. Allah Swt dalam surat
Albaqarah ayat 177 menegaskan,
“Menghadapkan wajahmu ke arah
timur atau barat itu bukanlah suatu
kesempurnaan, tapi sesungguhnya
yang sempurna adalah orang yang
beriman kepada Allah dan kepada
nabi-Nya, serta memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya,
anak yatim, orang miskin, ibnu sabil,
orang yang meminta-minta dan
membebaskan hamba sahaya, dan
mendirikan shalat serta menunaikan
zakat.”
Dalam surat Almunafiqun ayat 10 Allah
Swt kembali mengingatkan hamba-
Nya tentang pentingnya berinfak atau
bersedekah. Allah Swt berfirman yang
artinya, Dan infakkanlah sebagian dari
apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum kematian datang kepada
salah seorang di antara kamu, lalu
dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku,
sekiranya Engkau berkenan menunda
(kematian) ku sedikit waktu lagi, maka
aku dapat bersedekah dan aku akan
termasuk orang-orang yang saleh.”
Dalil-dalil yang disebutkan di
atas sangat jelas bahwa sedekah
merupakan perintah Allah Swt yang
nantinya akan berguna bagi hamba
yang mengerjakannya. Dalil yang sudah
disebutkan masih segelintir dari dalil-
dalil yang menekankan pentingnya
bersedekah. (rz)
Sedekah dapat menghapuskan dosa sebagaimana air yang dapat memadamkan api.
“
28 PERSPEKTIF
EDISI 218 . DESEMBER 2017
Wilayah Kecamatan Mesjid
Raya yang terletak di Aceh
Besar merupakan salah satu
daerah paling parah terkena dampak
Tsunami tahun 2004 silam. Kecamatan
ini terdiri dari dua mukim, yaitu
pemukiman Lamnga yang memiliki lima
desa, yaitu Desa Lamnga, Desa Neuheun,
Desa Gampong Baro, Desa Durung, dan
Desa Ladong. Sedangkan pemukiman
Krueng Raya terdiri dari delapan desa,
yaitu Desa Ruyung, Desa Paya Kameng,
Desa Beurandeh, Desa Meunasah Mon,
Desa Meunasah Kulam, Desa Meunasah
Keude, Desa Lamreh, dan Desa Ie Seuum.
Krueng Raya yang sudah menggunakan
kapal boat untuk menangkap ikan ke
tengah laut. Pendapatan nelayan modern
ini lebih besar dibandingkan nelayan
tradisional yang relatif rendah.
Bekerja sebagai nelayan tradisional−seperti
menarik pukat di pinggir pantai−biasanya
dilakukan setelah subuh hingga pukul
10.00 WIB pagi. Masyarakat kemukiman
Lamnga mengaku pendapatan sebagai
nelayan tradisional tidak dapat mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Rata-rata mereka
memperoleh pendapatan bersih Rp.
50.000 per harinya.
Seluruh desa pada pemukiman Lamnga
terkena dampak tsunami. Sedangkan
desa di pemukiman Krueng Raya hanya
beberapa saja yang terkena dampak.
Mayoritas masyarakat Kecamatan
Mesjid Raya bekerja sebagai nelayan.
Ada yang menjadikannya sebagai
mata pencaharian tetap dan ada juga
sebagai pekerjaan sampingan. Nelayan
di pemukiman Lamnga tergolong
nelayan tradisional. Mereka menangkap
ikan masih menggunakan perahu,
memancing, dan menjaring di sungai.
Berbeda dengan nelayan pemukiman
Kehidupan Nelayan Tradisional
Setelah Tsunami
lagi karena telah menjadi bibir pantai.
Untuk lebih jelas dapat dilihat dari kedua
peta di bawah ini.
Dilihat dari peta A, pada sisi kiri terdapat
sebuah desa yang bernama Gampong
Baro. Pasca tsunami, desa tersebut
menjadi rawa kosong. Saat ini, Desa
Gampong Baro sudah dipindahkan ke
perbukitan Desa Neuheun, pemukiman
Lamnga, sebab letak desa sudah tidak
dapat ditempati lagi.
Pemukiman Lamnga memiliki potensi
yang strategis untuk mata pencaharian
para nelayan. Pemerintah perlu membuat
program khusus seperti pemberian
modal atau pinjaman kepada masyarakat
agar mereka dapat berkembang.
Selain itu, perlu ada pengembangan
akses pemasaran terhadap hasil
tangkapan nelayan tradisional. Selama
ini, masyarakat pemukiman Lamnga
menjual ikan segar hasil tangkapannya
kepada agen yang sudah menunggu di
lokasi dengan harga yang relatif murah.
Hal ini tentu berpengaruh terhadap
perekonomian masyarakat nelayan
tradisional itu sendiri.
Selama ini, nelayan tradisional sering
diidentikkan dengan kemiskinan. Hal ini
tidak terlepas dari tingkat pendidikan dan
pengetahuan tentang teknologi serta
modal yang mereka miliki. Dalam hal ini,
perlu ada program untuk mendorong
nelayan tradisional membentuk kelompok
penguatan kelembagaan di kalangan
mereka. Ini bertujuan membangun aksi
solidaritas untuk membantu kebutuhan
mereka.
Selanjutnya peran pemerintah bisa
diposisikan dalam kegiatan-kegiatan
memberikan wawasan, pengetahuan,
dan keterampilan dalam bentuk
sosialisasi dan beasiswa pendidikan
bagi anak nelayan tradisional yang
kurang mampu. Program sosialisasi ini
diperlukan sebagai wujud perhatian
pemerintah menciptakan masyarakat
nelayan tradisional Aceh (khususnya di
pemukiman Lamnga, Kecamatan Mesjid
Raya Aceh Besar) agar hidup mandiri.
(mks)
29PERSPEKTIF
EDISI 218 . DESEMBER 2017
Sebelum tsunami 2004, masyarakat di
pemukiman Lamnga ada yang bekerja
sebagai petani kebun, peternak, dan
mengelola tambak. Perkebunan yang
mereka garap menghasilkan kacang,
jagung, cabai, dan tomat. Di bidang
peternakan ada yang memelihara ayam,
kambing, dan juga sapi. Sedangkan
yang mengelola tambak rata-rata
membudidayakan udang, ikan nila serta
kepiting.
Sekarang ini lahan perkebunan dan
tambak pun sudah tidak bisa digunakan
M. RIZA PAHLEVI
ALUMNI MAHASISWA MAGISTER ILMU KEBENCANAAN/ STAF PADA PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU
KEBENCANAAN, UNSYIAH
Sebelum Bencana Tsunami Sebelum Bencana Tsunami
air. Tanah gambut mampu menyerap air
dalam jumlah yang besar. Kemampuan
ini dapat mencegah terjadinya banjir.
Sebaliknya pada musim kemarau, air
yang tersimpan pada tanah gambut akan
mengalir ke sungai-sungai yang relatif
rendah, sehingga aliran sungai dapat
dipertahankan.
Seiring waktu, pemanfaatan lahan
gambut terus mengalami peningkatan.
Pembukaan tambak udang di pesisir
Lampung, pemanfaatan lahan gambut
untuk perkebunan sawit di Provinsi Riau,
Jambi, dan Aceh. Semua itu merupakan
indikator adanya dorongan yang kuat
pemanfaatan lahan-lahan marjinal untuk
aktivitas ekonomi.
30 RISET
PROF. DR. DJUFRI, M.SI
GURU BESAR BIDANG EKOLOGI TUMBUHAN FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SYIAH KUALA.
EDISI 218 . DESEMBER 2017
Rangkuman Orasi ilmiah Prof. Dr. Djufri,
M.Si, saat Sidang Terbuka Pengukuhan
Guru Besar di Universitas Syiah Kuala,
Kamis (30/11/2017).
Beberapa pertanyaan mengenai
vegetasi dapat dijawab melalui
penyelidikan para ahli ekologi
tumbuhan, seperti bagaimana tumbuhan
memberikan indikasi habitat mereka
kepada kita dengan memperhatikan
kehadirannya, dikaitkan proses masa
lalu, sekarang dan yang akan datang.
Melalui penelitian, para ekologiawan juga
dapat menjawab bagaimana dampak
terhadap lingkungan, siklus hidrologi, dan
kehidupan masyarakat apabila hutan rawa
gambut diubah menjadi perkebunan. Hal
Peranan Ekologi TumbuhanDalam Hutan Rawa Gambut
ini penting dilakukan karena Indonesia
memiliki lahan gambut terluas keempat
di dunia setelah Kanada (170 juta ha), Uni
Soviet-Rusia (150 juta ha), dan Amerika
Serikat (40 juta ha). Luas lahan gambut di
Indonesia antara 17-20 juta ha.
Hutan rawa gambut merupakan
sumber daya lahan yang penting bagi
masyarakat. Dari lahan tersebut dapat
dihasilkan bahan papan (ramin, meranti,
bambu), bahan sandang (daun, kayu,
kulit kayu), bahan pangan (padi, jagung,
sagu), bahkan bahan obat-obatan
(kapayang, katalayu, lukut, rengas).
Selain itu, hutan rawa gambut berfungsi
sebagai pengatur aliran dan penyimpan
Di Aceh, secara ekologi, hutan rawa
gambut Tripa yang sebagian besar sudah
dikonversi menjadi kebun kelapa sawit
turut mengalami perubahan. Sebagai
contoh meningkatnya peristiwa banjir
dan kebakaran hutan selama beberapa
dekade belakangan ini. Selain itu, terjadi
perubahan komposisi spesies akibat
konversi lahan. Beberapa spesies di
antaranya tidak lazim hadir di kawasan
hutan rawa gambut yang kondisinya
masih alami, akibatnya tentu ada
perubahan fungsi ekologis.
Pembukaan lahan gambut membutuhkan
perencanaan yang sangat hati-hati,
menggunakan teknologi canggih dan
pemeliharaan yang terus menerus.
Kegiatan manusia seperti eksploitasi
kayu, perladangan berpindah, konversi
lahan untuk pemukiman, dan perburuan
merusak ekosistem hutan rawa
gambut. Perburuan dan eksploitasi
hasil hutan atau biota tertentu sering
31RISET
mengakibatkan hilangnya salah satu
komponen ekosistem, sehingga terjadi
ketidakseimbangan ekosistem tersebut.
Oleh karenanya, dalam rangka antisipasi
terhadap kerusakan hutan rawa gambut
yang semakin meluas dan masif, sudah
saatnya dosen, guru, mahasiswa, dan
siswa sebagai calon pemimpin masa
depan dibekali dengan pengetahuan
tentang biokonversi. Biokonversi adalah
ilmu multidisiplin yang dikembangkan
sebagai tanggapan untuk menghadapi
krisis keanekaragaman hayati saat ini.
Biologi konservasi mengisi
kekosongan ini dengan menyediakan
pendekatan teoritis terhadap
perlindungan keanekaragaman
hayati. Oleh karenanya, riset ekologi
tumbuhan sangat diperlukan untuk
mendokumentasikan keanekaragaman
hayati termasuk di kawasan konservasi,
seperti hutan rawa gambut. (cds)
EDISI 218 . DESEMBER 2017
Pembangunan dengan memanfaatkan
hutan rawa gambut bila tidak dilakukan
dengan perhitungan yang cermat,
akan membawa dampak besar bagi
lingkungan. Pembukaan lahan gambut
berbeda dengan kawasan tanah mineral.
Pembukaan kawasan tanah mineral
hanya berpengaruh on site, sedangkan
hutan gambut selain berpengaruh on
site (seperti vegetasi dan hidrologi) juga
berpengaruh off site, seperti kualitas
air di bagian hilir yang secara regional
mempengaruhi keseimbangan unsur
karbon di udara.
Pengalaman berharga tentang
pemanfaatan lahan hutan rawa gambut
yang dilakukan tanpa perencanaan yang
matang terjadi pada pembukaan lahan
gambut sejuta hektar di Kalimantan
Tengah pada tahun 1996. Pengembangan
lahan tersebut dapat melepaskan emisi
Gas Rumah Kaca (GRK) setara dengan
0,425 juta ton CH4 per tahun.
Kertas Kenangan32
EDISI 218 . DESEMBER 2017
KREATIF
Aku berdiri di depan bangunan yang sudah bertahun-tahun tak pernahku kunjungi. Bangunan
itu masih sama seperti yang ada di dalam ingatanku. Hanya saja banyak perubahan di sana-sini. Cat yang sudah berganti, bunga yang dulu tidak ada, dan pohon yang dulu hanya sebahu kini menjulang tinggi menaungi sepeda motor yang ada di bawahnya.
Aku melirik tulisan besar yang ada di sana. Sekolah Dasar Negeri Kampung Senja. Satu-satunya sekolah dasar yang ada di desaku. Aku berjalan pelan sambil mengedarkan pandangan memandangi bangunan tempatku dulu belajar dan bermain. Langkahku terhenti saat
bertatapan dengan seorang wanita paruh baya yang tampak bersahaja. Wajahnya tampak tak asing. Wanita paruh baya itu pun tampaknya mengenaliku.
“Bu Sari?”
“Bahtiar?”
Aku mendekat dan menyalami guru yang dulu sangat sabar menghadapi kenakalanku. Ingatanku melayang. Dulu, Bu Sari masih sangat muda, bersemangat, dan ramah. Kini ada keriput halus di wajahnya, menandakan umurnya yang tak lagi muda. Namun, mata itu masih sama. Mata yang memancarkan kecerdasan dan
DHEA AMELIANAMAHASISWI PROGRAM STUDI
STATISTIKA, FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNSYIAH.
33KREATIF
EDISI 218 . DESEMBER 2017
keramahan.
“Sudah hampir 15 tahun kita tidak berjumpa, Bu. Saya senang Ibu masih mengingat saya.” Aku tersenyum lebar, tak menyangka akan bertemu Bu Sari.
“Tidak mungkin Ibu melupakan anak paling bandel di sekolah,” jawabnya bergurau yang kemudian mendatangkan tawa.
Kami hanyut dalam percakapan hangat. Mengulang hari-hari yang sudah terlewat dan membicarakan masa depan.
“Apa kamu sudah mengunjungi Tiara?”
Saat nama itu tersebut, aku menegang. Punggungku terasa dingin. Senyum lenyap dari wajahku.
“Apa Ibu menyinggungmu? Maaf.”
Aku tersadar dari lamunan sesaat, lalu menggeleng. “Tidak, Bu. Hanya saja, saya terkejut mendengar namanya.” Aku memaksakan sebuah senyum. Bu Sari meraih tanganku, memberikan genggaman hangat seorang Ibu.
“Ingat, Tiar. Kejadian itu bukan salahmu. Jadi jangan lari lagi. Bukankah kamu datang ke sini tandanya kamu sudah memaafkan dirimu sendiri?”
Aku menelan ludah, bingung hendak menjawab apa. Bel sekolah berbunyi. “Ibu tinggal dulu ya? Ada beberapa hal yang harus Ibu urus.” Aku ikut berdiri saat Bu Sari berdiri. Raut wajahnya tampak bersalah karena telah menyinggung sesuatu yang telah lama aku simpan rapat-rapat.
“Iya, Bu, enggak apa-apa.”
“Silahkan berkeliling, Tiar.” Aku mengangguk kecil. Setelah Bu Sari tak tampak lagi, aku berjalan di sekitar bangunan tempatku dulu belajar.
“Tiar suka sama Tiara! Ciee!”
“Namanya aja mirip! Cocok!”
Suara teriakan nyaring itu tergiang di telingaku. Aku tersenyum. Tanpa sadar dadaku sesak, rindu akan semua kenangan yang terputar. Aku berjalan memutari bangunan dan tiba di bawah pohon besar belakang bangunan tua itu. Ada sesuatu yang kutanam di bawah sana. Kini aku kembali untuk mengambilnya.
Aku mengira-ngira letak harta karun itu dan mulai menggali dengan potongan besi yang kutemukan. Aku sangat yakin itu ada di sini. Tertimbun sebagai tanda persahabatan antara aku dan dia, Tiara.
Aku menemukannya! Botol obat milik kakakku yang tertutupi tanah. Aku bergegas membukanya. Mengeluarkan gulungan secarik kertas seukuran telapak tangan yang sudah menguning. Tulisan yang ada di kertas itu sudah mengabur, tapi aku tetap bisa membacanya.
Tiar dan Tiara best friend! Tiar cantik dan Tiara ganteng akan selalu saling melindungi!
Aku tertawa, sekaligus menangis membaca tulisan acak-acakan yang memberitahukan bahwa si penulis sangat bahagia.
“Aku cantik?” gumamku sambil menyeka sudut mata yang berair. Aku ini laki-laki, Tiara.
Aku menarik napas, memantapkan hati. Aku akan pergi mengunjunginya.
***
“Hai, Tiara. Maaf aku baru datang. Maaf karena aku membiarkanmu sendirian di sini. Maafkan aku.” Aku mengusap pipi yang basah, sekuat tenaga menahan air mata yang mendesak keluar. Aku tak mau terlihat lemah di depan Tiara, di tempat ia tertidur berselimutkan waktu.
“Aku sangat-sangat berterima kasih padamu, Tiara. Karena kamu mendorongku waktu itu, aku selamat. Aku sangat berterima kasih. Tapi, kenapa kamu membiarkan dirimu sendiri terlempar oleh mobil itu? Kenapa kamu harus mengorbankan dirimu untukku? Aku yang lemah ini seorang penakut. Aku takut kau mendendam kepadaku. Karena itulah aku melarikan diri dan tak pernah kembali ke tanah ini. Bertahun-tahun aku hidup dengan rasa bersalah yang membebani bahuku. Aku membawa beban itu kemana-mana. Bayang-bayang keadaanmu waktu itu menghantuiku, nyaris mengunci bibirku untuk bisa tersenyum.”
“Kamu sudah membuktikan bahwa kamu melindungiku, tapi aku malah tidak melakukan apa-apa untukmu. Aku sangat menyesal, Tiara. Andai saja waktu itu aku tak berlari mengejar layang, mungkin sekarang kita sudah saling menggenggam cita-cita. Maafkan aku, Tiara. Dan terima kasih. Aku menyayangimu, sahabatku.”
Kamu benar. Tiar dan Tiara best friend tanpa terikat apapun.(cds)
34
EDISI 218 . DESEMBER 2017
GALERI
Pada tahun 2017, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) memberikan Beasiswa Pendidikan untuk Mahasiswa Miskin (Bidikmisi) kepada 1.210 mahasiswa, pada saat Sosialisasi Hak dan Kewajiban Penerima Beasiswa Bidikmisi di Gedung AAC Dayan Dawood.
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kewirausahaan Universitas Syiah Kula melakukan seminar produk hasil kreativitas mahasiswa di Ruang Flamboyan, gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah.
EDISI 218 . DESEMBER 2017
35GALERI
Deputi Direktur Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Sumbagut, Umardin Lubis, memberikan kuliah umum terkait manfaat program BPJS ketenagakerjaan bagi para mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah. Kegiatan ini berlangsung di ruang flamboyan AAC Dayan Dawood.
Universitas Syiah Kuala kembali mengukuhkan dua Guru Besar melalui Rapat Senat Terbuka yang dipimpin oleh Rektor Unsyiah Prof.Dr.Ir. Samsul Rizal, M.Eng di Gedung AAC Dayan Dawood. Kedua Guru Besar itu adalah Prof. Dr. Djufri, M.Si dan Prof. Dr. Ir. Marwan.
36
EDISI 218 . DESEMBER 2017
GALERI
Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Hubungan Masyarakat Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Dr. Nazamuddin, SE., MA, menerima 15 delegasi dari Timor Leste di ruang Balai Senat Unsyiah.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Alfiansyah Yulianur, BC membuka acara Pekan Ilmiah MIPA (PILMIPA) yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).
EDISI 218 . DESEMBER 2017
37GALERI
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unsyiah, Dr. Ir. Alfiansyah Yuliannur BC, menutup Unsyiah Fair XII di Gedung AAC Dayan Dawood.
Civitas Akademika Unsyiah berdoa dalam upacara HUT Ke-46 Korpri di Lapangan Tugu Unsyiah.
Di depan pintu gerbang Rumah
Sakit Gigi dan Mulut (RSGM)
Unsyiah, Warta Unsyiah
menemukan papan pengumuman yang
bertuliskan, “Alhamdulillah, jumlah
pasien untuk BKGN telah mencapai
target. Sampai jumpa di BKGN tahun
depan.” Pesan tersebut menyiratkan
semangat dan keberhasilan RSGM
Unsyiah dalam memeriahkan Bulan
Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) yang
jatuh di penghujung November lalu.
Warta Unsyiah hadir di rumah sakit
yang berada di kawasan Blang Padang,
Banda Aceh, tersebut pada hari
terakhir BKGN. Kunjungan ini disambut
ramah oleh drg. Herwanda, M.Kes,
Direktur RSGM Unsyiah, dan drg.
Rafinus Arifin, Sp.Ort, Wakil Direktur
RSGM Unsyiah Bidang Pelayanan.
“RSGM Unsyiah sudah lima kali
mengadakan BKGN yang bekerjasama
dengan PT Unilever. Rutin digelar
setahun sekali,” ujar Herwanda
mengawali pembicaraan.
Kegiatan ini, menurut Herwanda,
sengaja dilakukan untuk
menumbuhkan perilaku hidup sehat
di dalam keluarga. Sebab menurutnya
peran orang tua sangat dibutuhkan
dalam mendidik anak-anak terutama
mengenai kesehatan gigi. Orang tua
harus mengingatkan anak-anaknya
agar rutin menyikat gigi saat pagi dan
malam hari.
Selama ini, RSGM yang berada di
bawah naungan Fakultas Kedokteran
Gigi (FKG), Unsyiah, berusaha menjadi
fasilitator dengan melakukan kegiatan
preventif (pencegahan) dan kuratif
(penyembuhan). Ini terbukti dengan
EDISI 218 . DESEMBER 2017
38 FAKULTAS
BULAN KESEHATAN GIGI NASIONAL Sadar Periksa Gigi Sejak Dini
EDISI 218 . DESEMBER 2017
digelarnya BKGN pada tanggal 27-29
November 2017. Tercatat sebanyak
1.900 pasien lintas umur mendaftar
untuk pemeriksaan gigi. Jumlah ini
meningkat dari target awal yang hanya
1.500 orang. Umumnya masyarakat
datang untuk memeriksa karang gigi.
“Setiap tahunnya kesadaran
masyarakat untuk memeriksa gigi
di RSGM semakin meningkat. Ini
menunjukkan jika masyarakat puas,
tetapi kita akan terus memperbaiki
pelayanan,” ujar Herwanda.
Sementara itu, menurut Wakil Direktur
RSGM Unsyiah Bidang Pelayanan,
drg. Rafinus Arifin, Sp.ort., perilaku
masyarakat Aceh dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut perlu diubah.
Pengetahuan dan kesadaran untuk
39FAKULTAS
menjaga gigi juga masih minim dimiliki
oleh masyarakat.
“Rata-rata masyarakat hanya
menggosok gigi sehari sekali,
seharusnya dua kali. Ditambah
konsumsi makanan yang tidak dijaga,”
katanya.
Rafinus juga menambahkan konsumsi
masyarakat yang cenderung tinggi gula
juga mempermudah gigi berlubang.
Sementara yang gemar menghisap
rokok berisiko mengalami kerusakan
gusi.
Kegiatan BKGN tahun ini melibatkan
115 dokter gigi, 30 perawat, dan 30
dokter muda. Hingga saat ini, RSGM
Unsyiah telah memiliki 52 dental unit.
Diharapkan ke depan ada penambahan
dental unit sehingga dapat melayani
lebih banyak lagi masyarakat. Selain
peningkatan fasilitas, RSGM juga rutin
melakukan dental health educational.
Kegiatan ini berupa sosialisasi teknik
pemeliharaan gigi. Para dokter muda
mengunjungi puskesmas dan sekolah-
sekolah untuk memberikan penyuluhan
kesehatan gigi.
Herwanda berharap Pemerintah Aceh
dapat mendukung RSGM Unsyiah agar
dapat berkembang lebih baik lagi.
Terlebih rumah sakit ini merupakan
RSGM satu-satunya di Provinsi Aceh.
“Kita berharap RSGM Unsyiah
menjadi rujukan masyarakat Aceh.
Kita butuh dukungan dan perhatian
dari Pemerintah Aceh,” pungkas
Herwanda. (mr)
EDISI 218 . DESEMBER 2017
40 ENGLISH
PERSONAL INFORMATION
Name : NURHASANAH
Date of Birth : November 27, 1991
Interest : Education, literacy, broadcasting, and art
EDUCATIONAL BACKGROUND
English Department, Teacher Training and Education
Faculty, University of Syiah Kuala
ORGANIZATION EXPERIENCE
• Member of FLP Aceh
ACHIEVEMENTS
• 2012 Runner-up II for English Debate Competition
of Unsyiah Fair VII held by University of Syiah
Kuala Banda Aceh
• 2014 The Winnner of Youth Competition for
Disaster Education in JENESYS.2.0 Program (Japan
East Network Exchange Student and Youths)
held by Japan Ministry and The Japan Foundation
Jakarta
• 2014 Selected Participant for BADYF program
(Banda Aceh Development Youth Forum) held by
IKAMBA (Ikatan Mahasiswa Kota Banda Aceh)
• 2014 Selected writer for anthology project of
Tsunami story in memoriam for one decade of
great earthquake and Tsunami disaster in Aceh,
held by Public Relation Division of Syiah Kuala
and TDMRC (Tsunami Disaster and Mitigation of
Research Centre) Banda Aceh
• 2015 Top Ten for IMYEP (Indonesia-Malaysia
Youth Exchange Program) held by Department of
Youth and Sport and PCMI (Purna Caraka Muda
Indonesia) Aceh
• 2015 Selected contributor for helloacehku.com
website held by Ezy Tavel jakarta
REFLECTION FORIDPD 2017
EDISI 218 . DESEMBER 2017
41ENGLISH
International Day of Persons with Disabilities (IDPD) has been proclamed by the United Nations General Assembly on 3
December 1992. It aims to campaign and persuade the members of government, society, and community around of the world, in order to be able to concern about disability issue. In this year, the theme for IDPD 2017 is “transformation towards sustainable and resilient society for all.” This theme comes due to the new Constitution of the Republic of Indonesia Number 8 in 2016. Based on the theme, we can see that people with disabilities are expected to be more independent, well-survived, and active to take a part in the society. The people with disabilities are also the agents of the change and they can not be underestimated. Hence, how is the currently condition of people with disabilities in Aceh?
In 2017, there were approximately 54.000 people with disabilities in Aceh based on the data adapted from Department of Social. According to Government Regulation Number 7 in 1991, at least there are six types of persons with disabilities. Those types are “difabel netra” (someone who disable to see), “difabel rungu” (someone who disable to hear), “difabel wicara” (someone who disable to talk), “difabel daksa” (someone who
has physical disabilities), “difabel grahita” (someone who has intellectual disabilities or lately mental development), and “difabel laras” (someone who has mental illness or feeling difficult to adjust). A lot of them are still not independent enough. Pertaining to this issue, the government, the members of the society and community, must work together to develop their skills so that they will be more independent in the future. In Constitution of the Republic of Indonesia Number 8 in 2016 Article 46 Clause 1 noted that the government and the regional government are responsible in providing the opportunities to persons with disabilities to participate in vocational training courses at government, local government or private job training institutions.
In order to adjust in the society, we totally must build up the their knowledge, physical, mental, and social abilities, by giving some training to improve their skills. The training implemented should about daily living skills, including disaster prevention, sport or physical education, writing, story telling, art and craft, painting, broadcasting, cooking or baking cake, technology, life motivation, health, safety, business, and other topics that are valuable to them. Last time, I have done art and craft projects to “tuna rungu” in SLB AB
Bukesra Ulee Kareng, Banda Aceh. They showed their enthusiasm and did the projects very well. Thus, I also have met people with disabilities can be a writer in another province. In addition, based on the information written in Serambi (30/11/2017), Muhammad Bejita, an Indonesian difabled athlete, succeed to achieve the gold medal in ASEAN Para Games. The point is we must believe that they can do the activities that normally people do, even though they do in another ways.
If the education for people with disabilities has impelemented well, the government will success to build the equitable prevailing education. Ir.Hartono Sangkanparan said that the educational institution who can take the big role in the future is the one that aware to give the basic knowdlege to educational participants (Mencetak Superman Masa Depan, page. 46). Based on the quote above, we can take the conclusion that all of educational partipants including the people with disabilities, must have a good basic knowedge. Thus, the government also have to persuade the all institutions in order to provide job vacancies to them, so that they will more independent and active to involve in the societies and communities. Let us give more contributions to them and show up their talent! (un)
KETIKA tahun baru dimulai, ramai-ramai orang menuliskan resolusi. Bukan saja ditulis, tapi dipublikasi, diumbar di media sosial, sehingga seluruh dunia menjadi saksi akan resolusinya di tahun ini. Sisi positifnya adalah, bahwa setiap individu yang melakukan itu, akan memiliki semangat ekstra untuk mewujudkan target-targetnya. Karena bagaimanapun, akan sangat tidak nyaman jika seluruh dunia kemudian menyadari bahwa resolusi yang tertulis di awal tahun tetap hanya sekedar ilusi.
Berbekal semangat dan keinginan yang sama, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) juga telah meramu jauh-jauh hari resolusinya, secara detil dan terpublikasi ke media. Bukan saja resolusi tahun per tahun, tapi juga dalam jangka yang jauh lebih panjang. Tujuan utamanya tentu saja mencapai visi Unsyiah, yaitu menjadi universitas yang inovatif, mandiri, dan terkemuka.
Di tahun 2018, Unsyiah merencanakan untuk lebih fokus pada penguatan daya saing regional, paling tidak lingkup ASEAN. Bagaimanapun, sejak diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAn (MEA) akhir tahun 2015, maka institusi pendidikan tinggi sebesar Unsyiah yang notabene merupakan penghasil utama tenaga kerja intelektual, mau tidak mau harus berorientasi pada skema itu. Apalagi, hal ini juga selaras dengan rencana yang terdokumentasi dalam Master Plan Unsyiah Periode ke-3 (2017-2021), bahwa Unsyiah memang dalam periode tersebut akan lebih fokus pada penguatan daya saing regional.
Beberapa capaian yang ditargetkan dalam periode ini berorientasi pada peningkatan kiprah Unsyiah di level regional atau internasional, seperti akreditasi internasional, program studi internasional, serta kerja sama riset internasional. Hal ini disampaikan oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M Eng, di ruang kerjanya, Selasa (2/1), ketika ditanya tentang proyeksi Unsyiah di masa depan. Menurut Samsul, daya saing tenaga kerja Indonesia di kancah internasional masih sangat rendah, bahkan di ASEAN. Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia umumnya masih kalah bersaing dibandingkan dari Singapura, Malaysia, Thailand, bahkan Filipina. Oleh karena itu, Unsyiah menetapkan target-target khusus yang berorientasi internasional.
Salah satu target besar yang dicanangkan Unsyiah di tahun 2018 adalah akreditasi
institusi tingkat ASEAN. Sebenarnya tak bisa dipungkiri hingga tahun 2017, banyak target yang telah dicapai oleh institusi jantung hati rakyat Aceh ini. Salah satu pencapaian yang sangat fenomenal adalah lompatan akreditasi institusi dari nilai C ke nilai A pada tahun 2015. Lompatan nilai Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) yang baru pertama terjadi di Indonesia ini sekarang dijadikan referensi oleh banyak perguruan tinggi di Indonesia. Hingga tahun 2017, tak kurang dari 18 perguruan tinggi telah datang ke Unsyiah untuk mempelajari metode dan skema kerja efektif yang membuat Unsyiah berhasil mencapai lompatan nilai tersebut.
Diakui atau tidak, nilai akreditasi Unsyiah merupakan cerminan dari sistem manajemen dan tata kelola yang berlangsung di Unsyiah. Pembuktian sehatnya sistem manajemen dan tata kelola di Unsyiah tidak hanya dibuktikan dengan nilai akreditasi dari BAN-PT, akan tetapi juga dibuktikan dengan perolehan sertifikat ISO 9001:2008 kepada UPT Perpustakaan Unsyiah, serta ISO 9001:2015 kepada Biro Akademik, Biro Perencanaan dan Humas, serta Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu Unsyiah. Semua sistem tata kelola yang berlangsung di Unsyiah tersebut dibuka untuk publik. Keterbukaan publik tersebut juga dibuktikan dengan keberhasilan Unsyiah merebut peringkat pertama untuk keterbukaan informasi publik kategori perguruan tinggi.
Bagaimanpun, sebagai salah satu institusi berbasis riset, maka salah satu sisi yang juga harus tersertifikasi adalah prosedur laboratoriumnya. Dominasi program studi berbasis sains dan teknologi di Unsyiah tentu harus didukung penuh oleh prosedur pengujian laboratorium yang memadai. Hal ini juga menjadi nyawa utama tumbuhkembangnya riset dan publikasi di perguruan tinggi. Oleh karena itu, target Unsyiah berikutnya yang mulai diperjuangkan saat ini adalah sertifikasi proses pengujian di laboratorium.
Salah satu indikator utama kemajuan perguruan tinggi adalah jumlah riset dan publikasi. Sejak tahun 2012, jumlah publikasi Unsyiah meningkat tajam, yaitu dari hanya 69 judul publikasi di jurnal berindeks Scopus menjadi 1.025 judul di akhir tahun 2017. Untuk masalah ini, Unsyiah bahkan dinobatkan sebagai perguruan tinggi terbaik ke-4 di Indonesia oleh The Schimago Institutions Rangkings.
Dalam periode ini, target awal Unsyiah adalah menelurkan 50 judul publikasi berindeks Scopus setiap tahun. Namun begitu, dalam beberapa tahun terakhir jumlah judul terindeks Scopus dari Unsyiah bahkan melebihi 100 judul per tahun. Prestasi ini juga membawa Unsyiah menempati peringkat pertama di Sumatera dalam SINTA (Science and Technology Index), yang dikeluarkan Direktorat Pendidikan Tinggi.
Seluruh pencapaian Unsyiah di atas karena didukung oleh sumber daya manusia yang juga membaik secara signifikan jika dibandingkan tahun 2012. Pada saat itu jumlah dosen bertitel profesor dan doktor masing-masing hanya 40 orang dan 301 orang yang berkiprah di 92 program studi. Hingga akhir 2017, jumlah profesor dan doktor di Unsyiah masing-masing menjadi 49 orang dan 498 orang. Sementara jumlah program studi juga meningkat tajam menjadi 132, yang terdiri dari level diploma hingga S3.
Mengingat tingginya harapan masyarakat kepada Unsyiah, maka berbagai upaya dilakukan oleh institusi ini untuk terus memperbaiki kinerjanya. Salah satunya adalah melalui peningkatan fasilitas fisik. Saat ini sedang berlangsung pembangunan besar-besaran tiga fakultas sekaligus di Unsyiah, yaitu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), serta Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP). Pembanguan yang didanai oleh Saudi Fund for Development ini juga membiayai pembelian peralatan laboratorium serta kebutuhan kelas. Proyek ini direncanakan akan rampung di akhir tahun 2018. Jika selesai nanti, dipastikan bahwa ketiga bangunan tersebut merupakan yang paling monumental di Unsyiah.
Samsul mengatakan bahwa semua capaian yang telah berhasil diraih tersebut bukan merupakan kinerja seorang rektor saja, tapi merupakan hasil nyata dari kesamaan visi, kerja keras, kebersamaan, kekompakan, serta doa kita semuanya. Samsul mengajak semua pihak untuk tetap kompak, bergandeng tangan, demi membawa Unsyiah menjadi salah satu institusi yang inovatif, mandiri, dan terkemuka di masa depan.
“Jika kita semua satu visi, dengan tetap menjaga semangat kejujuran, keikhlasan, dan kebersamaan, saya yakin, tak ada yang tidak mungkin untuk kita capai,” pungkas Samsul. (i’m)
Resolusi Unsyiah Tahun 2018Kuatkan Daya Saing Regional
44 GALERI
EDISI 216 . OKTOBER 2017EDISI 218 . DESEMBER 2017
45GALERI
EDISI 216 . OKTOBER 2017EDISI 218 . DESEMBER 2017
EDISI 218 . DESEMBER 2017
46 ASPIRASI
EDISI 218 . DESEMBER 2017
47ASPIRASI