berpikir ilmiah

27
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berpikir merupakan ciri utama manusia yang membedakannya dengan makhluk lain. Dengan dasar berpikir manusia mengembangkan berbagai cara untuk dapat mengubah keadaan alam guna kepentingan hidupnya. Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan kegiatan ilmiah. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah. Secara garis besar berpikir dapat dibedakan menjadi berpikir alamiah dan berpikir ilmiah. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya, sedangkan berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan pola dan sarana tertentu secara teratur. Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah-langkah metode ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menguji hipotesis, menarik kesimpulan. Kesemua langkah-langkah berfikir dengan metode ilmiah tersebut harus didukung dengan alat/sarana yang baik sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukan mendapatkan hasil yang baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah 1

Upload: hiriza

Post on 24-Jun-2015

12.080 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Berpikir ilmiah

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berpikir merupakan ciri utama manusia yang membedakannya

dengan makhluk lain. Dengan dasar berpikir manusia mengembangkan

berbagai cara untuk dapat mengubah keadaan alam guna kepentingan

hidupnya. Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan kegiatan

ilmiah. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah.

Secara garis besar berpikir dapat dibedakan menjadi berpikir alamiah dan

berpikir ilmiah. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan

kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya, sedangkan berpikir

ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan pola dan sarana tertentu secara

teratur.

Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah-langkah metode

ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur,

menguji hipotesis, menarik kesimpulan. Kesemua langkah-langkah berfikir

dengan metode ilmiah tersebut harus didukung dengan alat/sarana yang baik

sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukan

mendapatkan hasil yang baik.

Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan

ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari

sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan

ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk

mendapatkan pengehahuan yang memungkinkan untuk bisa memecahkan

masalah sehari-hari.

Ditinjau dari pola berfikirnya, maka maka ilmu merupakan

gabungan antara pola berfikir deduktif dan berfikir induktif, untuk itu maka

penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika

induktif. Penalaran ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian

ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk

mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Kemampuan berfikir

ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan

1

Page 2: Berpikir ilmiah

baik pula. Salah satu langkah kearah penguasaan itu adalah mengetahui

dengan benar peranan masing-masing sarana berfikir tersebut dalam

keseluruhan berfikir ilmiah tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan

ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika,

matematika dan statistik.

1.2 Masalah

Masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut.

1. Apa pengertian berpikir ilmiah?

2. Apa ciri-ciri berpikir ilmiah?

3. Apa saja sarana berpikir ilmiah?

4. Apa peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah?

5. Apa hubungan antara sarana berpikir ilmiah bahasa, matematika dan

statistika?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembehasan berpikir ilmiah adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui pengertian berpikir ilmiah

2. Mengetahui ciri-ciri berpikir ilmiah

3. Mengetahui sarana berpikir ilmiah

4. Mengetahui peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah

5. Mengetahui hubungan antara sarana berpikir ilmiah bahasa, matematika

dan statistika

2

Page 3: Berpikir ilmiah

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berpikir Ilmiah

Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk

akal, empiris: Dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat

dipertanggung jawabkan (Hillway, 1956).

Menurut Salam (1997:139), pengertian berpikir ilmiah adalah

sebagai berikut:

a. Proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/ mendapatkan ilmu.

b. Proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa

pengetahuan.

Berpikir merupakan kegiatan (akal) untuk memperoleh pengetahuan

yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan (akal) yang menggabungkan

induksi dan deduksi (Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah

Pengantar Populer (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan).

Berpikir ilmiah yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan

pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian (Menurut

Kartono: 1996 dalam Khodijah, 2006:118).

Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/pengembangan pikiran

yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan

ilmiah,yang sudah ada (Eman Sulaeman).

Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir

secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan

kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah

manusia ada sejak lahir.(wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas).

Berpikir ilmiah adalah metode berpikir yang di dasarkan pada logika

deduktif dan induktif (Mumuh mulyana Mubarak, SE).

Berpikir Ilmiah merupakan suatu pemikiran atau tindakan seorang

manusia yang menggunakan dasar-dasar dan ilmu tertentu. Sehingga ide

tersebut dapat diterima orang lain. Berpikir ilmiah juga harus melalui proses

yang panjang dan benar karena akan menyangkut kebenaran. Dalam berpikir

3

Page 4: Berpikir ilmiah

ilmiah seseorang harus memperhatikan dasar-dasarnya yang didalamnya

menyangkut apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana. Biasanya hal itu

digunakan untuk mencari rumusan masalah dan mencari solusi atau

kesimpulan suatu masalah. Berpikir ilmiah sangat penting dalam melakukan

sesuatu, tidak hanya di lingkungan masyarakat tetapi juga di lingkungan

sekolah. Jika dalam suatu pekerjaan untuk menunjukkan hasil dari pekerjaan

kita. Kita pasti akan dituntut untuk menunjukkan apa saja hasil dari

pekerjaan kita dan semua itu pasti akan diuji kebenarannya sehingga orang

lain akan percaya dengan pekerjaan kita.

Berpikir ilmiah juga sangat penting dalam melakukan penelitian

sesuatu, baik tentang tanaman, hewan, manusia dan sebagainya. Pasti dalam

membuat dan mengumpulkan data itu sendiri harus sesuai dengan kebenaran

karena untuk menjelaskan hasil dari penelitian kita dibutuhkan suatu

pemikiran yang ilmiah. Selain itu berpikir ilmiah juga tanpa emosi dan

berpikir sesuai kebenaran yang ada. Untuk itu sebagai manusia yang ingin

selalu menjadi terbaik, kita harus selalu menggunakan pemikiran ilmiah

dalam setiap pendapat rasional orang–orang sekitar kita akan selalu

menganggap kita tidak berpendapat yang omong kosong. Setiap manusia

disamping berpikir ilmiah harus didukung dengan berpikir positif serta

pemikiran-pemikiran yang yang baik. Untuk menjadikan setiap pendapat

kita selalu dapat dipercaya dan diterima oleh semua orang.

Manfaat Berpikir ilmiah, yaitu sebagai berikut.

a. Seseorang yang selalu berpikir ilmiah tidak akan mudah percaya

terhadap sesuatu.

b. Pendapatnya akan dapat dipercaya dan diterima orang lain.

c. Dalam memecahkan masalah tidak dengan emosi.

2.2 Ciri-ciri Berpikir Ilmiah

Setidaknya ada empat ciri berpikir ilmiah, yaitu sebagai berikut.

1. Harus obyektif

Seorang ilmuwan dituntut mampu berpikir obyektif atau apa

adanya. Seorang yang berpikir obyektif selalu menggunakan data yang

4

Page 5: Berpikir ilmiah

benar. Disebut sebagai data yang benar, manakala data itu diperoleh

dari sumber dan cara yang benar. Sebaliknya, data yang tidak benar

oleh karena diperoleh dengan cara yang tidak benar. Data itu dibuat-

buat, misalnya; data yang benar adalah data yang benar-benar sesuai

dengan kenyataan yang ada, tidak kurang dan tidak lebih.

Ternyata untuk mendapatkan data yang benar juga tidak mudah.

Lebih mudah mendapatkan data palsu. Seorang ilmuwan harus mampu

membedakan antara data yang benar itu dari data yang palsu. Data yang

benar tidak selalu mudah mendapatkannya, dan hal itu sebaliknya adalah

data palsu. Banyak orang berpikir salah, oleh karena mendasarkan pada

data yang salah atau bahkan data palsu. Dari kenyataan seperti ini, maka

seorang yang berpikir ilmiah, harus hati-hati terhadap data yang

tersedia.

2. Rasional atau secara sederhana orang menyebut masuk akal

Seorang berpikir ilmiah harus mampu menggunakan logika yang

benar. Mereka bisa mengenali kejadian atau peristiwai mulai apa yang

menjadi sebab dan apa pula akibatnya. Segala sesuatu selalu

mengikuti hukum sebab dan akibat. Bahwa sesuatu ada, maka pasti ada

yang mengadakan. Sesuatu menjadi berkembang, oleh karena ada

kekuatan yang mengembangkan. Seseorang menjadi marah oleh karena

terdapat sebab-sebab yang menjadikannya marah. Manakala sebab itu

tidak ada, tetapi tetap marah, maka orang dimaksud dianggap di luar

kebiasaan, atau tidak masuk akal.

Orang berikir ilmiah tidak akan terjebak atau terpengaruh oleh

hal-hal yang tidak masuk akal. Informasi, pendapat atau pandangan baru

bagi seseorang yang selalu berikir ilmiah tidak segera diterimanya.

Mereka akan mencari tahu informasi itu tentang sumbernya, siapa yang

membawa, dan kalau perlu diuji terlebih dahulu atas kebenarannya.

Begitu pula tatkala menghadapi pandangan atau pendapat, maka seorang

yang berpikir ilmiah akan berusaha mendapatkan alasan atau dasar-dasar

yang digunakan hingga muncul pandangan atau pendapat itu. Atas

sikapnya seperti itu, maka seorang yang berpkir ilmiah dianggap kritis.

5

Page 6: Berpikir ilmiah

3. Terbuka

Ia selalu memposisikan diri bagaikan gelas yang terbuka dan

masih bisa diisi kembali. Seorang yang terbuka adalah selalu siap

mendapatkan masukan, baik berupa pikiran, pandangan, pendapat dan

bahkan juga data atau informasi baru dari manapun asal atau sumbernya.

Ia tidak segera menutup diri, bahwa hanya pendapatnya sendiri saja

yang benar dan selalu mengabaikan lainnya dari mana pun asalnya.

Seseorang yang berpikir ilmiah tidak akan tertutup dan apalagi menutup

diri.

4. Selalu berorientasi pada kebenaran, dan bukan pada kalah dan menang

Seorang yang berpikir ilmiah sanggup merasa kalah tatkala buah

pikirannya memang salah. Kekalahan itu tidak dirasakan sebagai sesuatu

yang mengecewakan dan menjadikan dirinya merasa rendah. Seorang

yang berpikir ilmiah lebih mengedepankan kebenaran daripada sekedar

kemenangan. Kebenaran menjadi tujuan utamanya. Oleh karena itu,

seseorang yang berpikir ilmiah, dalam suasana apapun harus mampu

mengendalikan diri, agar tidak bersikap emosional, subyektif, dan

tertutup.

Jadi, berpikir ilmiah memiliki ciri-ciri, diantaranya:

a. pendapat atau tindakannya melalui penelitian;

b. pendapatnya sesuai kebenaran;

c. terdapat data-data atau bukti dalam menunjukkan hasilnya;

d. tidak berdasarkan perkiraan atau hanya sekedar pendapat.

2.3 Sarana Berpikir Ilmiah

Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu

kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada

langkah tertentu biasanya diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab

itulah maka sebelum kita mempelajari sarana-sarana berpikir ilmiah ini

seyogyanya kita telah menguasai langkah-langkah dalam kegiatan langkah

tersebut.

6

Page 7: Berpikir ilmiah

Dengan jalan ini maka kita akan sampai pada hakekat sarana yang

sebenarnya sebab sarana merupakan alat yang membantu dalam mencapai

suatu tujuan tertentu. Dengan kata lain, sarana ilmiah mempunyai fungsi-

fungsi yang khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara menyeluruh.

Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah ini merupakan

bidang studi tersendiri. Dalam hal ini kita harus memperhatikan 2 hal, yaitu:

a. Sarana ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian

bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang

didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Seperti diketahui, salah satu

diantara ciri-ciri ilmu umpamanya adalah penggunaan induksi dan

deduksi dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana berpikir ilmiah tidak

mempergunakan cara ini dalam mendapatkan pengetahuannya. Secara

lebih jelas dapat dikatakan bahwa ilmu mempunyai metode tersendiri

dalam mendapatkan pengetahuaannya yang berbeda dengan sarana

berpikir ilmiah.

b. Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan

kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari

ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang

memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari.

Dalam hal ini maka sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-

cabang ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuaannya

berdasarkan metode ilmiah.

Jelaslah bahwa mengapa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode

tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan

pengetahuaannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu

proses metode ilmiah dan bahkan merupakan ilmu tersendiri.

Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka

diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika, dan statistika.

Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh

proses berpikir ilmiah dan untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut

kepada orang lain.

7

Page 8: Berpikir ilmiah

Dilihat dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara

berpikir deduktif dan induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah

menyandarkan diri pada proses logika deduktif dan induktif. Matematika

mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif ini sedangkan

statistik mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.

Proses pengujian dalam kegiatan ilmiah mengharuskan kita

menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakekatnya merupakan

pengumpulan fakta untuk menolak atau menerima hipotesis yang diajukan.

Kemampuan berpikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan

sarana berpikir ini dengan baik pula.

Salah satu langkah ke arah penguasaan itu adalah mengetahui

dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir tersebut dalam

keseluruhan proses berpikir ilmiah.

Sarana ilmiah mempunyai fungsi yang khas sebagai alat bantu untuk

mencapai tujuan dalam kaitan kegiatan ilmiah secara keseluruhan.

Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang

pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya pada dasarnya

ada tiga, yaitu sebagai berikut.

a. Bahasa ilmiah: Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk

menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah

Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang

merupakan sarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk

menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan, syarat-syarat:

1) Bebas dari unsur emotif

2) Reproduktif

3) Obyektif

4) Eksplisit

Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama, yakni:

pertama, sebagai sarana komunikasi antar manusia, dan kedua, sebagai

sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang

mempergunakan bahasa tersebut.

8

Page 9: Berpikir ilmiah

Bahasa adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di

dalam jaringan kebudayaan. Pada waktu yang sama bahasa merupakan

sarana pengungkapan nilai-nilai budaya, pikiran, dan nilai-nilai

kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu, kebijaksanaan nasional

yang tegas di dalam bidang kebahasaan harus merupakan bagian yang

integral dari kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang

kebudayaan. Perkembangan kebudayaan Indonesia ke arah peradaban

modern sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi menuntut adanya perkembangan cara berpikir yang

ditandai oleh kecermatan, ketepatan, dan kesanggupan menyatakan isi

pikiran secara eksplisit. Ciri-ciri cara berpikir dan mengungkapkan isi

pikiran ini harus dipenuhi oleh bahasa Indonesia sebagai sarana

komunikasi dan sebagai sarana berpikir ilmiah dalam hubungan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta modernisasi

masyarakat Indonesia. Selain itu, mutu dan kemampuan bahasa

Indonesia sebagai sarana komunikasi keagamaan perlu pula

ditingkatkan. Bahasa Indonesia harus dibina dan dikembangkan

sedemikian rupa sehingga ia memiliki kesanggupan menyatakan dengan

tegas, jelas, dan eksplisit konsep-konsep yang rumit dan abstrak serta

hubungan antara konsep-konsep itu satu sama lain. Untuk mencapai

tujuan ini harus dijaga agar senantiasa terdapat keseimbangan antara

kesanggupan bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana komunikasi

ilmiah dan identitasnya sebagai bahasa nasional Indonesia.

b. Matematika dan logika: Mempunyai peranan penting dalam berpikir

deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya

Matematika adalah pengetahuan sebagai sarana berpikir deduktif

sifat:

1) Jelas, spesifik dan informatif

2) Tidak menimbulkan konotasi emosional

3) Kuantitatif

Menurut Jujun, matematika adalah bahasa yang melambangkan

serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.

9

Page 10: Berpikir ilmiah

Lambang-lambang matematika bersifat ”artifisial" yang baru

mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya.

Kata Kant, pengetahuan yang sudah jelas ialah pengetahuan

matematika. Pengetahuan ini dapat diperoleh tidak melalui pengalaman,

bebas dari pengalaman. Pengetahuan matematika itu niscaya dan pasti.

Kebenaran matematika itu bersifat absolut dan niscaya, tidak dapat

dibayangkan suatu ketika tidak benar.

Matematika merupakan alat yang memungkinkan ditemukannya

serta dikomunikasikannya kebenaran ilmiah lewat berbagai disiplin

keilmuan. Matematika dan logika sebagai sarana berpikir deduktif

mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Logika lebih sederhana penalarannya,

sedang matematika sudah jauh lebih terperinci.

c. Statistika: mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk

mencari konsep-konsep yang berlaku umum.

Statistika ialah pengetahuan sebagai sarana berpikir induktif

sifat:

1. Dapat digunakan untuk menguji tingkat ketelitian

2. Untuk menentukan hubungan kausalitas antar faktor terkait

Statistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara

mendapatkan data, menganalisis dan menyajikan data serta mendapatkan

suatu kesimpulan yang sah secara ilmiah. Sedangkan Sumantri

berpendapat bahwa statistika digolongkan di luar ilmu tetapi merupakan

salah satu unsur dari empat sarana pengembangan ilmu, yaitu bahasa,

logika, matematika, serta statistika sendiri. Statistika merupakan sarana

berpikir yang didasari oleh logika berpikir induktif. Dalam

perkembangannya, statistika mulai berkembang pesat sejak tahun 1900-

an ditandai dengan ditemukannya dasar teori statistika secara matematis

oleh R.A. Fisher.

Statistika sangat berperan dalam perkembangan ilmu

pengetahuan terutama dalam penelitian. Dari penelitianlah ditemukan

teori-teori baru. Prof. A. A. Mattjik (2000) menegaskan bahwa sasaran

utama dari mempelajari statistika adalah menggugah untuk memikirkan

10

Page 11: Berpikir ilmiah

secara jelas prosedur pengumpulan data dan membuat interpretasi dari

data tersebut menggunakan teknik statistika yang banyak digunakan

dalam penelitian.

Sejalan dengan pentingnya statistika dalam penelitian, kedepan,

persaingan dunia modern ditentukan oleh Hak Patent dan Hak Kekayaan

Intelektual (HKI). Tak luput dalam persaingan itu, Universitas Jember

pun mempersiapkan diri menuju/menjadi Research University. Riset

telah menjadi (satu-satunya), kekuatan utama sebuah perguruan tinggi.

Ketajaman riset harus didukung oleh cara berpikir ilmiah metodologis,

data yang berkualitas dan ketajaman analisis kuantitatif-kualitatif, serta

penarikan kesimpulan yang sah (inferensia) yang hampir seluruhnya

terangkum dalam statistika.

Pada zaman sekarang ini patut dijadikan salah satu sarana berfikir

ilmiah adalah alat telekomunikasi seperti halnya komputer, karena didalam

komputer semua dapat diakses, dan semua dijawab dan semuanya ada,

sesuai dengan apa yang kita inginkan. Jadi jika komputer dimasukan

kedalam katregori ini maka wajar-wajar saja.

2.4 Peranan Matematika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah

Perkembangan IPTEK sekarang ini di satu sisi memungkinkan untuk

memperoleh banyak informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

tempat di dunia, di sisi lain tidak mungkin untuk mempelajari keseluruhan

informasi dan pengetahuan yang ada, karena sangat banyak dan tidak

semuanya diperlukan. Karena itu diperlukan kemampuan cara mendapatkan,

memilih, dan mengolah informasi.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, dituntut sumber daya yang

handal dan mampu berkompetisi secara global, sehingga diperlukan

ketrampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis,

kreatif dan kemauan bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini

dapat dikembangkan melalui matematika. Hal ini sangat dimungkinkan

karena matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas

satu dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten.

11

Page 12: Berpikir ilmiah

Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan

menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi,

atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah.

Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis

dimensi kehidupan. Misalnya banyak persoalan kehidupan yang

memerlukan kemampuan menghitung dan mengukur. Menghitung

mengarah pada aritmetika (studi tentang bilangan) dan mengukur mengarah

pada geometri (studi tentang bangun, ukuran dan posisi benda). Aritmetika

dan geometri merupakan fondasi atau dasar dari matematika.

Saat ini, banyak ditemukan kaidah atau aturan untuk memecahkan

masalah-masalah yang berhubungan dengan pengukuran, yang biasanya

ditulis dalam rumus atau formula matematika, dan ini dipelajari dalam

aljabar. Namun, perkembangan dalam navigasi, transportasi, dan

perdagangan, termasuk kemajuan teknologi sekarang ini membutuhkan

diagram dan peta serta melibatkan proses pengukuran yang dilakukan secara

tak langsung. Akibatnya, perlu studi tentang trigonometri.

Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, orang dapat

menyampaikan informasi dengan bahasa matematika, misalnya menyajikan

persoalan atau masalah ke dalam model matematika yang dapat berupa

diagram, persamaan matematika, grafik, ataupun tabel. Mengkomunikasikan

gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis, dan

efisien. Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa matematika

merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat.

Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran dan fungsi matematika,

terutama sebagai sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika

maupun dalam bidang lainnya. Peranan matematika tersebut, terutama

sebagai sarana berpikir ilmiah oleh Erman Suherman (1995: 56) disebutkan

dapat diperolehnya kemampuan-kemampuan sebagai berikut.

1. Menggunakan algoritma

Yang termasuk kedalam kemampuan ini antara lain adalah

melakukan operasi hitung, operasi himpunan, dan operasi lainya. Juga

12

Page 13: Berpikir ilmiah

menghitung ukuran tendensi sentral dari data yang banyak dengan cara

manual.

2. Melakukan manipulasi secara matematika

Yang termasuk kedalam kemampuan ini antara lain adalah

menggunakan sifat-sifat atau rumus-rumus atau prinsip-prinsip atau

teorema-teorema kedalam pernyataan matematika.

3. Mengorganisasikan data

Kemampuan ini antara lain meliputi: mengorganisasikan data

atau informasi, misalnya membedakan atau menyebutkan apa yang

diketahui dari suatu soal atau masalah dari apa yang ditanyakan.

4. Memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya

Kemampuan ini antara lain meliputi: menggunakan simbol,

tabel, grafik untuk menunjukan suatu perubahan atau kecenderungan

dan membuatnya.

5. Mengenal dan menemukan pola

Kemampuan ini antara lain meliputi: mengenal pola susunan

bilangan dan pola bangun geometri.

6. Menarik kesimpulan

Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan menarik

kesimpulan dari suatu hasil hitungan atau pembuktian suatu rumus.

7. Membuat kalimat atau model matematika

Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan secara

sederhana dari fonemena dalam kehidupan sehari-hari kedalam model

matematika atau sebaliknya dengan model ini diharapkan akan

mempermudah penyelesaianya.

8. Membuat interpretasi bangun geometri

Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan menyatakan

bagian-bagian dari bangun geometri dasar maupun ruang dan

memahami posisi dari bagian-bagian itu.

9. Memahami pengukuran dan satuanya

13

Page 14: Berpikir ilmiah

Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan memilih

satuan ukuran yang tepat, melakukan estimasi, mengubah satuan ukuran

ke satuan lainnya.

10. Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika,

seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer

Sementara itu dalam tujuan umum pendidikan matematika

(Depdiknas, 2002: 3) menyebutkan berbagai peranan matematika sebagai

sarana berpikir ilmiah ditekankan pada kemampuan untuk memiliki:

1. kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan

dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain, ataupun

masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata;

2. kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi;

3. kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat

dialih gunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis,

berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin

dalam memandang dan menyelesaikan suatu masalah.

Kemampuan-kemampuan di atas, berguna bagi seseorang untuk

berpikir ilmiah dalam pendidikan dan berguna untuk hidup dalam

masyarakat, termasuk bekal dalam dunia kerja.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan berkaitan

peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah adalah dapat diperoleh

kemampuan-kemampuan meliputi:

a. menggunakan algoritma;

b. melakukan manipulasi secara matematika;

c. mengorganisasikan data;

d. memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya;

e. mengenal dan menemukan pola;

f. menarik kesimpulan;

g. membuat kalimat atau model matematika;

h. membuat interpretasi bangun geometri;

i. memahami pengukuran dan satuannya;

14

Page 15: Berpikir ilmiah

j. menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika,

seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer.

2.5 Hubungan Antara Sarana Berpikir Ilmiah Bahasa, Matematika

dan Statistika

            Sebagaimana yang kita bahas sebelumnya, agar dapat melakukan

kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa, matematika

dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai

dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi

untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau

dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir

deduktif dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang

penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan

penting dalam berpikir induktif.

            Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-

pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk

menyusun argumentasi yang diakhiri pernyataan yang bersifat umum,

umpamanya kita mempunyai fakta bahwa kerbau mempunyai mata, lembu

mempunyai mata, harimau mempunyai mata, dan gajah mempunyai mata.

Dari pernyataan tersebut dapat ditarik bahwa semua binatang mempunyai

mata. Statistik mempunyai peranan yang penting dalam berpikir induktif.

            Sebaliknya deduktif, cara berpikir dimana dari pernyataan yang

bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, mengunakan pola

berpikir yang dinamakan silogismus. Contohnya semua mahluk mempunyai

mata (permis mayor), si bolan adalah seorang makluk (permis minor), jadi si

bolan mempunyai mata (kesimpulan). Matematika adalah pengetahuan yang

disusun secara deduktif. Matematika juga merupakan bahasa yang

melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan.

15

Page 16: Berpikir ilmiah

PENUTUP

Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia. Berfikir disebut juga

sebagai proses bekerjanya akal. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan

antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola

penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam

sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana

tertentu secara teratur dan cermat.

Bagi seorang ilmuan penguasaan sarana berfikir ilmiah merupakan

suatu keharusan, karena tanpa adanya penguasaan sarana ilmiah, maka tidak

akan dapat melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik. Sarana ilmiah pada

dasarnya merupakan alat untuk membantu kegiatan ilmiah dengan berbagai

langkah yang harus ditempuh.

Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu: Bahasa ilmiah,

Logika dan Matematika, Logika dan Statistika. Bahasa ilmiah berfungsi

sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran seluruh proses

berfikir ilmiah. Logika dan matematika mempunyai peranan penting dalam

berfikir deduktif sehingga mudah diikuti dan mudah dilacak kembali

kebenarannya. Sedang logika dan statistika mempunyai peranan penting

dalam berfikir induktif dan mencari konsep-konsep yang berlaku umum.

Namun dizaman sekarang komputer jaga bisa dimasukan sebagai sarana

berfikir ilmiah, karena dalam komputer semua ada, dan apa yang kita

inginkan hampir seluruhnya dapat dijawab oleh komputer.

16

Page 17: Berpikir ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Empat Cara Berpikir Ilmiah. (http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=3393:empat-ciri-berpikir-ilmiah&catid=25:artikel-rektor Diakses 3 November 2013 Pukul 10.25).

Bakhtiar, Amsal.2004.Filsafat Ilmu.Jakarta:P.T Rajagrafindo Persada

Ilmiah, Galeri. 2013. Definisi Berpikir Ilmiah. (http://galeriilmiah.wordpress.com/2012/03/27/definisi-berpikir-ilmiah/ Diakses 3 November 2013 Pukul 09.34).

Jujun.1993.Filsafat Ilmu.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Paktoyibin. 2009. Matematika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah. (http://paktoyibin.blogspot.com/2009/01/matematika-sebagai-sarana-berpikir.html Diakses 4 November 2013Pukul 15.09).

Ricky. 2010. Filsafat Ilmu Sarana Berpikir Ilmiah. (http://ricky-diah.blogspot.com/2011/04/filsafat-ilmu-sarana-berfikir-ilmiah.html Diakses 4 November 2013Pukul 09.37).

Suriasumantri, Jujun. S.2007.Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Wiramihardja, Sutardjo.A.2009.Pengantar Filsafat.Bandung: PT Refika Aditama

17