simdos.unud.ac.id...penyusun hipotesis, melakukan percobaan, dan menarik simpulan. adapun...

68

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB I

    METODE ILMIAH

    Yudha Rahina, IB Made Suryawisesa, AAN Anantasika,

    I Ketut Surya Negara, Henti Widowati

    Pengertian Metode Ilmiah

    Definisi Metode Ilmiah

    Metode ilmiah (scientific method) berasal dari kata metode dan ilmiah.

    Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan

    untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol.

    Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami

    berdasarkan bukti fisis. Jadi metode ilmiah bisa diartikan sebagai suatu proses atau

    cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh

    pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Cara untuk memperoleh

    pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah harus berdasar pertimbangan-

    pertimbangan yang logis.

    Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya

    untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis

    tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-

    kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Metode ilmiah merupakan

    langkah langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

    atas masalah-masalah dan keingintahuannya terhadap fenomena yang terjadi sehingga

    dihasilkan jawaban yang akurat dan obyektif sehingga mampu diterima secara

    universal dan dianggap valid.

    Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki

    oleh setiap ilmuwan. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud adalah :

    1. Rasa ingin tahu.

    2. Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada.

  • 3. Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)

    4. Tekun (tidak putus asa)

    5. Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)

    6. Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)

    Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah.

    Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau

    pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari

    sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses

    berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk

    memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus

    dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya.

    Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.

    Kriteria Metode Ilmiah

    Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah,

    maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:

    1. Metode ilmiah didasarkan pada data empiris. Keterangan-keterangan yang

    akan dikumpulkan dan dianalisa dalam penelitian harus berdasarkan fakta-

    fakta yang nyata. Penemuan atau pembuktian tidak dibenarkan bila

    berdasarkan khayalan, kira-kira, legenda atau kegiatan sejenis.

    2. Bebas dari Prasangka. Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka,

    bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta harus

    dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.

    Apabila hasil dari suatu penelitian menunjukan ada ketidaksesuaian dengan

    hipotesis, maka kesimpulan yang diambil harus merujuk kepada hasil nyata.

    3. Menggunakan Prinsip Analisis. Analisis digunakan untuk memahami serta

    memberi arti terhadap fenomena yang kompleks. Semua masalah harus dicari

    penyebab dan pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta

  • yang mendukung tidak hanya dibuat sebagaimana adanya (secara deskriptif),

    namun juga harus dianalisis secara tajam.

    4. Menggunakan Hipotesis. Dalam metode ilmiah, peneliti dituntun untuk

    berpikir dengan menganalisis. Hipotesis harus ada untuk memadu jalan

    pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti sehingga hasil yang

    ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesis merupakan

    pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.

    5. Menggunakan Ukuran Obyektif. Seorang peneliti harus selalu bersikap

    objektif dalam mencari kebenaran. Semua data dan fakta yang tersaji harus

    disajikan dan dianalisis secara objektif. Pertimbangan dan penarikan

    kesimpulan harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan

    perasaan.

    6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi. Dalam memperlakukan data ukuran

    kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang

    tidak dapat dikuantifikasikan. Ukuran-ukuran seperti: inci, meter, per- detik,

    ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan. Hindari ukuran-

    ukuran seperti: segenggam , sehijau daun, sedekat hisapan satu batang rokok,

    dan sebagainya. Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan

    ukuran nominal, ranking dan rating.

    Metode ilmiah biasanya dimulai dengan melakukan pengamatan atau

    observasi dari sebuah kejadian yang terjadi secara berulang ulang. Pengamatan yang

    cermat sangat penting bagi para peneliti. Setiap metode ilmiah selalu disandarkan

    pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan

    pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil

    pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah

    satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu

    dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah. Petunjuk

    empiris dapat dikembangkan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan. Apabila

    ditemukan pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab, seorang peneliti akan

  • mencari sumber pengetahuan yang lain, baik dari literatur perpustakaan ataupun

    pendapat ilmuwan lain. Pada saat itu, peneliti mulai membuat dugaan jawaban yang

    memungkinkan atau membuat hipotesis. Untuk mengetahui apakah hipotesisnya

    benar atau salah, seorang peneliti akan melakukan percobaan atau eksperimen.

    Sebuah eksperimen dalam metode ilmiah valid jika dapat diuji ulang, baik

    oleh peneliti sendiri ataupun oleh peneliti lainnya. Apabila beberapa kali eksperimen

    tetap mendukung suatu hipotesis maka hipotesis tersebut akan menjadi sebuah teori

    yang ilmiah. Kebenaran suatu teori akan terus menjadi tantangan bagi para peneliti

    untuk melakukan eksperimen lanjutan. Teori yang telah diuji dan hasilnya konsisten

    serta tidak terbantahkan akan menjadi suatu hukum ilmiah.

    Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan

    bertahap, tidak zig-zag dan berurutan. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai

    dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah simpulan.

    Dalam metode ilmiah, proses berpikir juga harus terkontrol, yaitu dilakukan secara

    sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan

    kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah

    tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan

    secara sadar dan terkontrol.

  • Langkah-Langkah Metode Ilmiah.

    Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat

    langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap

    langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol. Metode ilmiah adalah cara para

    ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan melakukan pengamatan,

    penyusun hipotesis, melakukan percobaan, dan menarik simpulan. Adapun langkah-

    langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:

    1. Merumuskan Masalah. Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului

    dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus

    dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya

    diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk

    mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut,

    kemudian menyimpulkannya. Perumusan masalah adalah sebuah keharusan,

    karena tidak mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari

    jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan.

    2. Merumuskan Hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan

    masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah

    dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan

    hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu

    mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada

    saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting.

    Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan

    peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini

    dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang

    telah dirumuskan.

  • 3. Mengumpulkan Data. Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak

    berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah.

    Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang

    menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis

    yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam

    metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau

    ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.

    4. Menguji Hipotesis. Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah

    jawaban sementara dari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir

    ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam

    kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau

    menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut.

    Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih

    dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi

    yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap

    hasil suatu penelitian. Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi

    berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu

    sendiri.

    5. Merumuskan Simpulan. Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada

    sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan simpulan. Rumusan

    simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya.

    Simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas.

    Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan

    masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu

    ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya

    penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah

    yang diajukannya.

    Dengan adanya metode ilmiah, ilmu pengetahuan menjadi semakin berkembang.

    Rahasia alam yang sebelumnya menjadi teka teki dapat ditentukan ditemukan

  • jawabannya. Adanya metode ilmiah juga dapat memecahkan masalah dengan

    penalaran dan pembuktian yang memuaskan, serta memperoleh kebenaran yang

    objektif melalui pengujian ulang hasil penelitian.

    Jenis-jenis metode penelitian

    Jenis-jenis metode penelitian diklasifikasikan sangat beragam. Biasanya

    klasifikasi disesuaikan dengan kepentingan penelitian dengan tujuan untuk

    memudahkan peneliti. Klasifikasi bisa berdasar pada tujuan penelitian, pendekatan,

    tempat, fungsi dan metodenya. Berdasarkan tujuannya, penelitian dibagi menjadi:

    1. Penelitian Eksplorasi (explorative research). Penelitian ini dilakukan untuk

    menemukan ilmu dan masalah-masalah baru yang belum pernah diketahui

    atau dilakukan sebelumnya. Sehingga hasil penelitian bisa berupa temuan

    ilmu pengetahuann dan teknologi baru yang selama ini belum pernah ada.

    2. Penelitian Pengembangan (developmental research) Penelitian pengembangan

    adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk mengembangkan ilmu yang

    telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan, memperdalam atau

    memperluas ilmu yang telah ada.

    3. Penelitian Verifikasi (verification research). Penelitian ini yang dilaksanakan

    untuk menguji kebenaran teori yang telah ada, baik berupa konsep, prinsip,

    prosedur, dalil maupun aplikasi dari teori itu sendiri. Data penelitian yang

    diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan atau gap terhadap

    teori yang ada.

    Berdasarkan pendekatan, penelitian dibagi menjadi:

    1. Penelitian Kuantitatif (quantitative research). Penelitian kuantitatif adalah

    penelitian yang digunakan untuk membuktikan hipotesis melalui teknik

    pengukuran yang cermat terhadap varaiabel-variabelnya, sehingga

    mengasilkan simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu

    dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.

  • Penelitian ini banyak digunakan untuk mengembangkan teori dalam suatu

    disiplin ilmu. Penggunaan pengukuran disertai analisis secara variabel di

    dalam penellitian mengimplikasikan bahwa penelitian ini menggunakan

    metode kuantitatif.

    2. Penelitian Kualitatif (Qualitative Research). Penelitian kualitatif adalah

    penelitian untuk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman yang

    mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan

    secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif dilapangan tanpa

    adanya manipulasi. Jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif.

    Pada penelitian kualitatif peneliti biasanya terjun di lapangan dalam waktu

    yang cukup lama.

    3. Penelitian Perkembangan (Developmental Reseach). Penelitian perkembangan

    ini adalah suatu kajian tentang pola dan urutan pertumbuhan dan atau

    perubahan sebagai fungsi waktu. Objek penelitiannya adalah perubahan atau

    kemajuan yang dicapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

    perkembangan subjek yang diteliti dalam kurun waktu tertentu.

    Penelitian perkembangan terdiri dari tiga jenis.

    1. Studi alur panjang (longitudinal). Studi ini mempelajari pertumbuhan,

    perkembangan, dan perubahan subjek yang sama, perkembangan yang

    berbeda dalam waktu yang cukup lama (jangka panjang). Misalnya penelitian

    kohort dan case kontrol.

    2. Studi silang-sekat (cross-selectional). Studi ini mengkaji tentang

    pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan yang terjadi pada subjek

    penelitian dengan waktu yang cukup singkat (jangka pendek). Peneliti hanya

    melakukan pengukuran satu kali (point time approach).

    3. Studi kecenderungan (trend). Studi ini bertujuan untuk menentukan bentuk

    perubahan di masa lampau agar dapat memprediksi bentuk perubahan di masa

  • datang. Fungsi studi ini adalah memprediksi kecenderungan yang akan terjadi

    pada masa yang akan datang.

    Berdasarkan tempat, dibagi menjadi:

    1. Penelitian Kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilaksanakan

    di perpustakaan.

    2. Penelitian laboratrium (laboratory research), yaitu penelitian yang

    dilaksanakan di laboratorium. Penelitian ini sering digunakan dalam

    penelitian eksperimen.

    3. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilaksanakan di

    suatu tempat, dan tempat itu diluar perpustakaan dan laboratorium.

    Berdasarkan Fungsinya, penelitian dibagi menjadi:

    1. Penelitian Dasar (basic/fundamental research). Penelitian dasar adalah jenis

    penelitian yang digunakan untuk menemukan dan mengembangkan konsep-

    konsep, prinsip, generalisasi dan teori baru. Tujuan penelitian dasar adalah

    untuk menambah pengetahuan dengan prinsip dan hukum-hukum ilmiah,

    meningkatkan penyelidikan dan metodologi ilmiah. Penelitian ini tidak

    diarahkan untuk memecahkan masalah praktis, tetapi teori yang dihasilkan

    dapat mendasari pemecahan masalah praktis.

    2. Penelitian Terapan (applied research). Penelitian terapan dilakukan berkenaan

    dengan pemecahan masalah dan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan, dan

    pengembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam

    kehidupan nyata. Tujuan penelitian terapan tidak semata-mata untuk

    mengembangkan wawasan keilmuan, tetapi juga untuk pemecahan masalah

    praktis, sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan.

    3. Penelitian Tindakan (action research). Penelitian ini adalah suatu bentuk

    penelitian refleksi-diri melalui tindakan nyata dalam situasi yang sebenarnya.

    Penelitian ini biasanya dilakukan pada penelitian pendidikan.

  • 4. Penelitian Penilaian (assessment research). Penelitian penilaian adalah

    penelitian yang dilakukan untuk menentukan perubahan atau perbaikan

    perilaku individu setelah menjalani suatu perlakuan dengan waktu dan

    program tertentu.

    5. Penelitian Evaluasi (evaluation research). Penelitian evaluasi merupakan

    bagian dari penelitian terapan, tetapi tujuannya dapat dibedakan dengan

    penelitian terapan. Penelitian evaluatif adalah penelitian yang digunakan

    untuk penilaian keberhasilan, manfaat, kegunaan, sumbangan, dan kelayakan

    suatu program, produk, atau kegiatan berdasarkan kreteria tertentu.

    6. Penelitian Komparatif (comparative study). Studi komparatif disebut juga

    studi kausal komparatif (causal comparative study) merupakan jenis

    penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua variabel atau

    lebih. Analisis penelitian dilakukan terhadap persamaan dan perbedaan

    variabel. Hasil analisis perbandingan dapat menemukan unsur-unsur atau

    faktor-faktor penting yang melatarbelakangi persamaan dan perbedaan.

    7. Penelitian Korelasional (Correlation research). Penelitian ini mempelajari

    hubungan dua variabel atau lebih, yakni hubungan variasi dalam satu variabel

    dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel

    dinyatakan dalam satu indeks yang dinamai koefisien korelasi. Penelitian

    korelasional dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar

    variabel atau untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara dua variabel

    atau lebih. Kekuatan korelasi antara berbagai variabel penelitian ditunjukkan

    oleh koefisien korelasi yang angkanya bervariasi antara -1 sampai +1.

    Koefisien korelasi diperoleh melalui perhitungan statistik berdasarkan

    kumpulan data hasil pengukuran dari setiap variabel. Koefisien korelasi

    positif menunjukkan hubungan yang berbanding lurus atau kesejajaran,

    sedangkan koefisien korelasi negatif menunjukkan hubungan yang berbanding

    terbalik atau ketidaksejajaran. Angka 0 (nol) untuk koefisien korelasi

    menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel. Semakin besar koefisien

  • korelasi (positif ataupun negative), maka semakin besar kekuatan hubungan

    antar-variabel. Tiga makna penting dari suatu variabel, yaitu: kekuatan

    hubungan antar variabel, signifikansi statistic hubungan kedua variabel

    tersebut dan arah korelasi.

    8. Penelitian Studi Kasus (case study research). Studi kasus pada dasarnya

    mempelajari secara intensif kasus tertentu. Tujuan penelitian studi kasus

    adalah untuk mempelajari secara mendalam dan sistematis dalam kurun waktu

    cukup lama tentang sesuatu kasus sehingga dapat dicari alternatif

    pemecahannya

    Berdasarkan metode, dibagi menjadi:

    1. Penelitian sejarah (history research). Pada dasarnya, penelitian sejarah

    merupakan expost facto research di bawah payung qualitative research. Oleh

    karena itu, dalam penelitian ini tidak dapat dilakukan manipulasi atau kontrol

    terhadap variabel, sebagaimana jenis-jenis penelitian di bawah payung

    quantative research.

    2. Penelitian deskriptif (descriptive research). Penelitian deskriptif adalah

    penelitian yang digunakan untuk menggambarkan fenomena dan peristiwa

    yang terjadi. Pola-pola penelitian deskriptif ini antara lain : survei, studi

    kasus, causal-comparative, korelasional, dan pengembangan. Tujuannya

    adalah untuk (a) menjelaskan suatu fenomena, (b) mengumpulkan informasi

    yang bersifat aktual dan faktual berdasarkan fenomena yang ada, (c)

    mengidentifikasi masalah-masalah, (d) membuat perbandingan dan evaluasi,

    dan (e) mendeterminasi apa yang dikerjakan orang lain apabila memiliki

    masalah atau situasi yang sama.

    3. Penelitian eksperimen (experimental research). Penelitian ekperimen adalah

    penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap

    variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Bentuk penelitian

    eksperimen berdasarkan variasinya terdiri dari penelitian ekperimen murni

  • (true experimental), eksperimen kuasi (quasi experimental), eksperimen

    lemah (weak experimental) dan eksperimen subjek tunggal (single subject

    experimental).

    Eksperimen murni merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti

    prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Dalam eksperimen murni,

    kecuali variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel

    dependen, semua variabel dikontrol atau disamakan karakteristiknya.

    Sedangkan pada eksperimen semu (quasi experimental) pengontrolan variabel

    hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang

    paling dominan. Eksperimen lemah merupakan metode penelitian eksperimen

    yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen, tetapi tidak ada

    pengontrolan variabel sama sekali. Eksperimen ini sangat lemah kadar

    validitasnya. Eksperimen subjek tunggal merupakan eksperimen yang

    dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen subjek

    tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, kuasi dan lemah belaku.

    4. Penelitian survei (Survey). Penelitian ini adalah penelitian yang mengambil

    sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

    pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998). Survei merupakan studi

    yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu

    kelompok atau perilaku individu. Survei adalah suatu desain yang digunaan

    untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi

    dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi. Pada survei, informasi

    dikumpulkan dari tindakan seseorang, pengetahuan, kemauan, pendapat,

    perilaku, dan nilai serta tidak ada intervensi. Penggalian data dapat melalui

    kuesioner, wawancara, observasi maupun data dokumen.

    5. Penelitian ekspos fakto (expost facto research). Penelitian ini merupakan

    penelitian yang dilakukan terhadap suatu kejadian yang telah berlangsung

    (after the fact). Jenis penelitian ini disebut juga sebagai restropective study

    karena meneusuri kembali terhadap suatu peristiwa dan kemudian menelusuri

  • ke belakang untuk menyelidiki faktor-faktor yang dapat menimbulkan

    kejadian tersebut. Penelitian ini dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan

    dalam variabel bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara

    alami. Penelitian ini merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya

    telah terjadi perlakuan atau tidak dlakukan pada saat penelitian berlangsung.

    Dalam beberapa hal penelitian ekspos fakto dapat dianggap sebagai kebalikan

    dari penelitian eksperimen atau sebagai pengganti dari pengambilan dua

    kelompok yang sama, kemudian diberi perlakuan yang berbeda.

    Pengertian metode penelitian kuantitatif dan kualitatif.

    Pengertian penelitian kuantitatif

    Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang

    spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal

    hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian

    kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari

    pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.

    Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan

    gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.

    Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

    metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

    meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada

    umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen

    penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji

    hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7). Metode kuantitatif sering juga

    disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery.

    Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup

    lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode

    ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.

    Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah

  • memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan

    sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat

    ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode

    kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

    statistik.

    Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai

    (valuefree).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-

    prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan

    instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi

    kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya

    akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul

    adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah

    yang sesungguhnya (SudarwanDanim, 2002: 35).

    Pengertian penelitian kualitatif

    Penelitian kualitatif merupakan metode baru karena popularitasnya belum

    lama, metode ini juga dinamakan postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat

    postpositifisme, serta sebagai metode artistic karena proses penelitian lebih bersifat

    seni (kurang terpola), dan disebut metode interpretative karena data hasil penelitian

    lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang di temukan di lapangan,

    metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di

    gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,pengumpulan data

    menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

    dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan. Metode penelitian

    kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya di

    lakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), di sebut juga metode etnografi

    karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang

    antropologi budaya.

  • Beberapa metodologi seperti Kirk dan Miller (1986), mendefinisikan metode

    kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara

    fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya

    sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam

    peristilahannya. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam buku Moleong

    (2004:3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan

    perilaku yang dapat diamati. MilesandHuberman (1994) dalam Sukidin (2002:2)

    metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam

    individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari

    secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

    Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian yang lebih

    menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari

    pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih

    suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depthanalysis ), yaitu mengkaji

    masalah secara kasus perkasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu

    masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.

    Perbedaan Penelitian Kuntitatif dan Kualitatif

    1. Bedasarkan jenis data. Metode kulitatif jenis datanya adalah data kualitatif

    sedangkan metode kuantitatif jenis datanya adlah data kuantitatif. Data (yang

    bersifat) Kualitatif merupakan data yang dihasilkan dari cara pandang yang

    menekankan pada ciri-ciri, sifat dan ’mutu’ obyek (subyek) yang

    bersangkutan. Berbeda dari data kuantitatif yang bersifat numerik, data

    kualitatif bersifat non-numerik (kata-kata deskriptif), seperti cantik, tampan,

    gagap, tampak kurang berpendidikan, reponsif, bagus sekali, lincah, mewakili

    anak muda zaman sekarang, dan lain-lain.

    2. Berdasarkan Tujuan. Penelitian kualitatif bertujuan untuk melakukan

    penafsiran terhadap fenomena sosial. Metodologi penelitian yang dipakai

  • adalah multi metodologi, sehingga sebenarnya tidak ada metodologi yang

    khusus. Para periset kualitatif dapat menggunakan semiotika, narasi, isi,

    diskursus, arsip, analisis fonemik, bahkan statistik. Di sisi yang lain, para

    periset kualitatif juga menggunakan pendekatan, metode dan teknik-teknik

    etnometodologi, fenemologi, hermeneutic, feminisme, rhizomatik,

    dekonstruksionisme, etnografi, wawancara, psikoanalisis, studi budaya,

    penelitian survai, dan pengamatan melibat (participantobservation) (Agus

    Salim, 2006). Dengan demikian, tidak ada metode atau praktik tertentu yang

    dianggap unggul, dan tidak ada teknik yang serta merta dapat disingkirkan.

    Kalau dibandingkan dengan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh

    Feyerabend (dalam Chalmers, 1982) mungkin akan mendekati ketepatan,

    karena menurutnya metodologi apa saja boleh dipakai asal dapat mencapai

    tujuan yang dikehendaki. Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah

    mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan

    hipotesis yang dikaitkan denganfenomena alam. Penelitian kuantitatif banyak

    digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau

    mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antarvariabel, dan

    ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman

    atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun

    ilmu-ilmu sosial.

    3. Berdasarkan Obyek penelitian. Metode kualitatif leebih berfokus pada satu

    obyek penelitian saja sedangkan metode kuantitatif bisa lebih dari satu obyek

    penelitian.

    4. Berdasarkan Instrumen yang digunakan. Pada metode kuantitatif instrument

    penelitian yang biasa digunakan adalah angket, kuesioner, atau instrument

    yang lain. Namun pada metode kualitatif instrument yang digunakan adalah

    peneliti itu sendiri artinya peneliti sendiri lah yang harus terjun langsung

    kedalam penelitian agar bisa melihat dan merasakan fakta yang sebenarnya.

  • 5. Berdasarkan orientasi. Penelitian kualitatif lebih beroreintasi pada proses

    penelitian sedangkan penelitian kuantitatif lebih berorientasi pada hasil

    penelitian.

    6. Berdasarkan Proses. Metode kuantitatif mengunakan proses deduktif-induktif.

    Sedangkan metode kualitatif adalah induktif.

    7. Berdasarkan sifat realitas. Dalam metode kuantitatif yang berlandaskan pada

    filsafat positivism, realitas dipandang sebagai suatu yang kongkrit, dapat

    diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk,

    warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverivikasi. Dengan

    demikian dalam metode ini, peneliti dapat menentukan hanya beberapa

    variabel saja dari objek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat instrument

    untuk mengukurnya. Dalam penelitian kualitatif yang berlandaskan pada

    filsafat postpositivisme atau paradigma interpretive, suatu realitas atau objek

    tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam variabel. Penelitian ini

    memandang objek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran

    dan interprestasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh ( holistic) karena

    stiap aspek dari objek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat

    dipisahkan. Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak (

    teramati ), tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut.

    8. Berdasarkan hubungan Variabel Pada netode kualitatif hubungan antara

    variabel adalah timbal balik atau interaksi. Pada metode kauntitatif lebih

    kepada sebab akibat.

    9. Berdasarkan penggunaan. Metode kuantitatif digunakan apabila :

    a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah

    adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang

    terjadi, antara aturan dengan pelaksanaannya, antara teori dengan praktek,

    antara rencana dengan pelaksanaan. Dalam menyusun proposal

    penelitian, masalah ini harus ditunjukkan dengan data, baik data hasil

    penelitian sendiri maupun dokumentasi. Misalnya akan meneliti untuk

  • menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang miskin

    sebagai masalah yang harus ditunjukkan.

    b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.

    Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan

    informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas,

    amak penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

    tersebut.

    c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/ treatment tertentu terhadap yang

    lain. Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan.

    Misalnya pengaruh jamu tertentu terhadap derajat kesehatan

    d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian

    dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan assosiatif.

    e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena

    yang empiris dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ anak- anak

    dari masyarakat tertentu, maka dilakukan pengukuran dengan test IQ.

    f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu- raguan tentang validitas

    pengetahuan, teori dan produk tertentu.

    Metode Kualitatif digunakan apabila :

    a. Bila masalah penelitian belum jelas , masih remang- remang atau

    mungkin malah masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan

    metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke

    obyek, melakukan penjelajahan dengan granttourquestion, sehingga

    masalah akan dapat ditemukan dengan jelas. Melalui penelitian model ini,

    peneliti akan melakukan eksplorasi terhadap suatu obyek. Ibarat orang

    akan mencari sumber minyak, tambang emas, dan lain – lain.

    b. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala social sering

    tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan

    orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna

    tertentu. Sebagai contoh, orang yang menangis, tertawa, cemberut,

  • mengedipkan mata, memiliki makna tertentu. Sering terjadi, menurut

    penelitian kuantitatif benar tetapi menjadi tanda tanya bagi peneliti

    kualitatif. Sebagai contoh ada 99 orang yang mengatakan bahwa A adalah

    pencuri, sedangkan satu orang menyatakan tidak. Mungkin yang satu

    orang ini yang benar. Menurut penelitian kuantitatif, cinta suami kepada

    istri dapat diukur dari banyaknya sehari dicium. Menurut penelitian

    kualitatif, semakin banyak suami mencium istri, maka malah menjadi

    tanda tanya, jangan – jangan hanya pura- pura. Data untuk mencari

    makna dari stiap perbuatan tersebut hanya ocok diteliti dengan metode

    kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam dan observasi berperan

    serta, dan dokumentasi.

    c. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya

    dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif

    dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi

    sosial tersebut. Dengan demikian akan dapat ditemukan pola- pola

    hubungan yang jelas.

    d. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak

    diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data,

    wawancara mendalam dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan

    apa yang dirasakan orang tersebut.

    e. Untuk mengembangkan teori. Metode kualitatif paling cock digunakan

    untuk mengambangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh

    melalui lapangan. Teori yang demikian dibangun melalui

    groundedresearch. Dengan metode kualitatif peneliti pada tahap awalnya

    melakukan penjelajahan, selanjutnya melakukan pengumpulan data yang

    mendalam sehingga dapat ditemukan hipotesis yang berupa hubungan

    antar gejala. Hipotesis tersebut selanjutnya diverivikasi dengan

    pengumpulan data yang lebih mendalam. Bila hipotesis terbukti, maka

    akan menjadi tesis atau teori

  • Kapan penelitian kuantitatif dan kualitatif digunakan?

    Pemilihan untuk menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif dalam suatu

    penelitian tidak perlu dipertentangkan , karena kedua metode tersebut saling

    melengkapi dan masing masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut

    disampaikan kapan sebaiknya digunakan metode kuantitatif atau kualitatif.

    Metode kuantitatif digunakan apabila :

    a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah

    merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara

    aturan dengan pelaksanaan. antara teori dengan praktek, antara rencana dengan

    pelaksanaan. Dalam menyusun proposal penelitian , masalah ini harus ditunjukkan

    dengan data , baik data hasil penelitian sendiri, maupun dokumentasi. Misalnya

    akan meneliti untuk menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang

    miskin sebagai masalah harus ditunjukkan.

    b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode

    penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yanang luas

    tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat

    menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

    c. Bila ingin diketahui pengaruh dari perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain.

    Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya

    pengaruh jamu tertentu terhadap derajat kesehatan.

    d. Bila peneliti ingin menguji suatu hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat

    berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan assosiatif.

    e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat , berdasarkan fenomena yang

    empiris dan dapat diukur. Misaalnya ingin mengetahui IQ anak anak dari

    masyarakat tertentu , maka dilakukan pengukuran dengan test IQ.

    f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu raguan tentang validitas pengetahuan,

    teori dan produk tertentu.

  • Metode penelitian kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda

    dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Berikut ini dikemukakan kapan metode

    kualitatif digunakan.

    a. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang remang, atau mungkin masalah

    penelitian masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode

    kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke obyek, melakukan

    penjelajahan dengan grand tour question , sehingga masalah akan dapat ditemukan

    dengan jelas. Melalui penelitian model ini, peneliti akan melakukan eksplorasi

    terhadap suatu obyek. Ibarat orang akan mencari sumber minyak , tambang emas

    dan lain lain.

    b. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa

    dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan

    tindakan orang sering memiliki makna tertantu. Sebagai contoh orang yang

    menangis, tertawa, cemberut, mengedipkan mata, memiliki makna tertentu. Sering

    terjadi, menurut penelitian kuantitatif benar, tetapi justru menjadi tanda tanya

    menurut penelitian kualitatif. Sebagai contoh ada 99 orang yang menyatakan

    bahwa si A adalah pencuri, sedangkan satu orang menyatakan tidak. Mungkin

    yang satu orang ini benar. Menurut penelitian kuantitatif , cinta suami kepada istri

    bisa diukur dari banyaknya dicium dalam sehari. Menurut penelitian kualitatif ,

    semakin banyak suami mencium istri, malah akan menjadi tanda tanya, jangan

    jangan hanya pura pura. Data untuk mencari makna dari setiap perbuatan tersebut

    hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif, dengan tehnik wawancara

    mendalam, dan observasi berperan serta, dan dokumentasi.

    c. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat

    diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara

    ikut berperan serta , wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut.

    Dengan demikian akan dapat ditemukan pola pola hubungan yang jelas.

    d. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti

    dengan penelitian kualitatif, dengan tehnik pengumpulan data wawancara

  • mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirasakan

    orang tersebut.

    e. Untuk mengembangkan teori. Metode kualitatif paling cocok digunakan untuk

    mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui

    lapangan. Teori yang demikian dibangun melalui grounded research. Dengan

    metode kualitatif peneliti pada tahap awalnya melakukan penjelajahan ,

    selanjutnya melakukan pengumpulan data yang mendalam sehingga dapat

    ditemukan hipotesis yang berupa hubungan antar gejala. Hipotesis tersebut

    kemudian akan diverifikasi dengan pengumpulan data yang lebih mendalam . Bila

    hipotesis terbukti , maka akan menjadi tesis atau teori.

    f. Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan

    kebenarannya. Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara

    triangulasi/gabungan (karena dengan teknik pengumpulan data tertentu belum

    dapat menemukan apa yang dituju, maka ganti teknik lain), maka kepastian data

    akan lebih terjamin. Selain itu dengan metode kualitatif, data yang diperoleh diuji

    kredibilitasnya, dan penelitian berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data

    akan dapat diperoleh. Ibarat mencari siapa yang menjadi provokator, maka

    sebelum ditemukan siapa provokator yang dimaksud maka penelitian belum

    dinyatakan selesai.

    g. Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan seorang tokoh

    atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode kualitatif. Dengan

    menggunakan data dokumentasi, wawancara mendalam kepada pelaku, atau orang

    yang dipandang tahu dalam sejarah perkembangan kehidupan seseorang. Misalnya

    akan meneliti sejarah perkembangan kehidupan raja raja di Jawa, sejarah

    perkembangan masyarakat tertentu, sehingga masyarakat tersebut menjadi

    masyarakat yang etos kerjanya tinggi atau rendah. Penelitian perkembangan ini

    juga bisa dilakukan dibidang pertanian, bidang teknik seperti meneliti kinerja

    mobil dan sejenisnya, dengan melakukan pengamatan secara terus menerus yang

  • dibantu kamera terhadap proses tumbuh dan berkembangnya bunga tertentu, atau

    mesin mobil tertentu.

    Jangka Waktu Penelitian Kualitatif

    Berapa lama suatu penelitian kualitatif dilakukan merupakan salah satu

    faktor yang menentukan apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau

    dipercaya. Pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif berlangsung cukup

    lama, karena tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar

    pembuktian hipotesis seperti pada penelitian kuantitatif. Akan tetapi, mungkin juga

    penelitian kualitatif berlangsung dalam jangka waktu yang pendek , bila telah

    ditemukan sesuatu dan datanya sudah jenuh. Lamanya penelitian akan bergantung

    pada keberadaan sumber data , interest dan tujuan penelitian. Selain itu juga

    penelitian kualitatif akan bergantung kepada cakupan penelitian dan bagaimana

    peneliti mengatur waktu yang akan digunakan.

    Berapa lama penelitian kualitatif dikerjakan tergantung dari berapa hal .

    1. Apa pertanyaan penelitiannya. Pertanyaan penelitian akan mengarahkan ke

    metodologi yang dipilih ( yang juga diharapkan dapat menjawab semua

    pertanyaan yang muncul berikutnya). Metodologi yang dipilih akan memberitahu

    tentang berapa lama waktu yang diperlukan bagi pelaksaan penelitian. Sebagai

    contoh, jika digunakan studi kasus untuk mengetahui pengaruh perjalanan suatu

    penyakit , atau melibatkan sesuatu pada sistem yang diamati, seorang peneliti

    akan memerlukan waktu yang pendek untuk melakukan wawancara tunggal

    (beberapa jam) tapi memerlukan waktu yang jauh lebih banyak bila masuk ke

    populasi, pada setting atau fenomena yang diteliti (misalnya dengan

    mengkombinasi wawancara dengan observasi, data historis atau data data

    lainnya).

    2. Jumlah pertanyaan yang di tanyakan. suatu pertanyaan terstruktur lewat telepon

    tentang opini terhadap pernyataan politikus akan sangat berbeda dengan

  • pertanyaan ber jam jam tentang kebutuhan dan terapi bagi kesehatan mental

    seseorang.

    3. Bagaimana sampel penelitian. Bisa berupa satu orang atau satu grup. Semakin

    heterogen sampelnya semakin banyak pertimbangan pertimbangan individu yang

    harus dilakukan yang akan menambah lamanya penelitian.

    4. Pendekatan dengan multiple raters or stages (misalnya CQR; Consensual

    Qualitative Research) mendapatkan data yang lebih kaku dan kaya tetapi

    memerlukan waktu yang lebih lama.

    5. Seberapa jauh peneliti terlatih dalam metodologi. Pernahkah bekerja sebagai tim

    sebelumnya? Bagaimana pengalaman menggunakan software penelitian ?

    6. Kemudahan untuk mencapai responden juga mempengaruhi lama penelitian.

    Lamanya penelitian dapat dipengaruhi oleh keabsahan data. Banyak hasil

    penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas

    peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif. Alat penelitian

    yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan

    ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif

    yang kurang kredibel akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu,

    dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu:

    1. Kredibilitas

    Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa

    kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi,

    peer debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian

    lain, dan member check. Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian,

    yaitu:

    a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat

    kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan

    dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun

    kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri

    peneliti sendiri.

  • b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-

    unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang

    sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

    c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

    yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

    pembanding terhadap data tersebut.

    d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos

    hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi

    analitik dengan rekan-rekan sejawat.

    e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-

    dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk

    mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta

    denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.

    2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi

    yang lain.

    3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti

    dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika

    membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.

    4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya

    dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan

    dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian

    dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan

    tujuan agar hasil dapat lebih objektif.

    Apakah Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dapat digabungkan?

    Metode penelitian yang menggabungkan metode penelitian kualitatif dan

    kualitatif disebut dengan metode penelitian kombinasi(Mixed Methods). Metode

    penelitian kombinasi ini berlandaskan pada filsafat pragmatisme ( gabungan dari

  • filsafat positivisme dan pospositivisme). Dalam filsafat pragmatisme menurut

    Creswell dalam Sugiyono (2014) melihat bahwa:

    a. Filsafat prgamatisme tidak memandang bahwa dunia itu bukan suatu kesatuan

    yang absolut. Peneliti kombinasi melihat dunia atau realitas dari berbagai

    pendekatan dalam pengumpulan dan analisa data, tidak hanya dengan satu

    pendekatan saja.

    b. Filsafat prgmatisme tidak hanya berpedoman pada satu landasan filsafat dalam

    memandang realitas, tetapi menggunakan kombinasi landasan filsafat yaitu

    filsafat penelitian kuantitatif dan kualitatif.

    c. Pragmatisme terkait dengan suatu aplikasi bagaimana cara bekerja dan

    pemecahan masalah. Peneliti dapat menggunakan semua metode yang dapat

    digunakan untuk memahami masalah.

    d. Peneliti kombinasi memandang filsafat pragmatisme membuka peluang berbagai

    metode penelitian, berbagai perbedaan dalam memandang dunia atau realitas,

    dan berbagai asumsi, sehingga dapat terjadi perbedaan dalam pengumpulan dan

    analisis data.

    e. Peneliti secara individual mempunyai kebebasan untuk memilih metode yang

    digunakan untuk penelitian. Dengan demikian peneliti bebas memilih metode,

    teknik, dan prosedur yang terbaik untuk penelitian sehingga dapat mencapai

    maksud dan tujuan yang diharapkan.

    Berdasarkan filsafat pragmatisme ini peneliti kombinasi dapat melakukan

    penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama-

    sama. Oleh karena itu metode penelitian kombinasi merupakan metode penelitian

    yang berlandaskan pada filsafat pragmatisme (kombinasi positivisme dan

    postpositivisme). Metode ini dapat digunakan untuk meneliti untuk meneliti obyek

    yang alamiah maupun buatan, dimana peneliti sendiri bisa sebagai instrumen dan

    menggunakannya untuk pengukuran. Teknik pengumpulan data menggnakan tes,

    kuesioner dan triangulasi (gabungan). Analisis data dapat bersifat induktif

  • (kualitiatif), dan deduktif (kuantitatif). Hasil penelitian dengan metode kombinasi

    dapat dipakai untuk memahami dan membuat suatu generalisasi (Sugiyono, 2014).

    Menurut awalnya karena perbedaan filsafat antara penelitian kuantitatif dan

    kualitatif, maka secara teoritis kedua metode tersebut tidak dapat dikombinasikan

    untuk digunakan bersama-sama. Seperti yang dikemukakan oleh Thomas D Cook and

    Charles Reichard (1978) ; kesimpulannya metode kuantitatif dan kualitatif tidak akan

    pernah dipakai bersama-sama, karena kedua metode tersebut memiliki paradigma

    yang berbeda dan perbedaannya bersifat mutualty exclusive, sehingga dalam

    penelitian hanya dapat memilih salah satu metode.

    Pendapat Susan Stainback (1998) mengatakan bahwa setiap metode dapat

    dipakai untuk melengkapi metode yang lain pada penelitian yang dilakukan pada

    lokasi yang sama, tetapi dengan maksud dan tujuan yang berbeda.

    Menurut Sugiyono (2014) mengatakan bahwa kedua metode penelitian yaitu

    kuantitatif dan kualitatif dapat digabungkan dan digunakan secara bergantian. Tahap

    pertama menggunakan metode kualitatif dan menemukan hipotesis yang selanjutnya

    diuji dengan metode keuantitatif. Selajutnya dikatakan bahwa metode penelitian tidak

    dapat digabungkan dalam waktu bersamaan, tetapi hanya teknik pengumpulan data

    saja yang dapat digabungkan.

    Menurut Johson dan Cristensen dalam Sugiyono (2014) mengatakan bahwa

    dengan pemikiran yang pragmatis maka penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat

    dikombinasikan dalam satu kegiatan penelitian.

    Menurut Newman & Benz dalam Crasweel (2010) menyatakan bahwa metode

    penelitian kuantitatif dan kualitatif tidak bisa dipandang sebagai dua penelitian yang

    bersifat dikotomi dan saling bertentangan , tetapi merupakan suatu metode yang

    saling melengkapi. Melalui kajian kritis dan pengalaman penelitian lapangan, kedua

    metode penelitian tersebut dapat digabungkan atau dikombinasikan. Dengan metode

    kombinasi ini , maka metode penelitian kuantitatif dapat melengkapi kekurangan dari

    metode kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian kombinasi ini memerlukan waktu

  • penelitian yang lebih lama, dan peneliti harus memahami karakteristik masing-

    masing metode dan melakukan kombinasi dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2014)

    Menurut Creswell (2010) menyatakan bahwa metode kombinasi adalah

    merupakan pendekatan penelitian yang menggabungkan atau menghubungkan

    metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian ini mengkombinasikan

    atau menggabungkan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk

    digunakan secara bersamaan dalam suatu penelitian, sehingga diperoleh data yang

    lebih komprehensif, valid reliabel dan obyektif. Metode penelitian kombinasi akan

    berguna bila dengan metode kuantitatif atau metode kualitatif secara sendiri-sendiri

    tidak cukup akurat digunakan untuk memahami permasalahan penelitian, atau dengan

    menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara kombinasi akan dapat

    memperoleh pemahaman yang paling baik (Sugiyono, 2014)

    Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang

    mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif.

    Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan

    kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut

    dalam satu penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan

    dan menganalisis dua jenis data; tetapi juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan

    penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan

    lebih besar daripada penelitian kualitatif dan kuantitatif (Abbas, 2010; Emzir, 2010)

    Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis

    dua jenis data; tetapi juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut

    secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar

    daripada penelitian kualitatif dan kuantitatif. Menurut Creswell metode ini sering

    disebut juga sebagai metode multimethods,convergence (dua metode bermuara pada

    satu metode), integrated (integrasi dua metode), dan combine (kombinasi dua

    metode).

    Tujuan penelitian metode kombinasi atau campuran adalah penelitian secara

    keseluruhan, tentang informasi mengenai unsur-unsur penelitian kuantitatif dan

  • kualitatif, dan memiliki alasan yang rasional mengapa mencampur dua metode

    tersebut dalam satu penelitian (Sugiyono, 2014). Tujuan melakukan penelitian

    kombinasi atau campuran :

    1. Untuk lebih memahami masalah penelitian dengan mentriangulasi data

    kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang berupa perincian-

    perincian deskriptif.

    2. Untuk mengeksplorasi pandangan partisipan (kualitatif) untuk kemudian

    dianalisis berdasarkan sampel yang luas (kuantitatif).

    3. Untuk memperoleh hasil-hasil statistik kuantitatif dari suatu sampel, kemudian

    menindaklanjutinya dengan mewawancarai atau mengobservasi sejumlah

    individu untuk membantu menjelaskan lebih jauh hasil statistik yang sudah

    diperoleh,

    4. Untuk mengungkap kecenderungan-kecenderungan dan hak-hak dari kelompok

    atau individu-individu yang tertindas.

    Menurut John W Creswell (2010), ada beberapa aspek penting yang harus

    dipertimbangkan terlebih dahulu dalam merancang prosedur-prosedur mixed methods

    research, yaitu sebagai berikut:

    1. Timing (waktu)

    Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam mengumpulkan data kualitatif

    dan kuantitatif. Apakah data akan dikumpulkan secara bertahap (sekuensial)

    atau dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu (konkuren).

    2. Weigthing (bobot)

    Bobot dalam penelitian metode campuran ini perlu diprioritaskan, karena bobot

    itu bisa saja seimbang dan bisa juga lebih berat ke satu metode daripada metode

    lainnya.

    3. Mixing (pencampuran)

    Mencampurkan data, dalam pengertian lebih luas mencampur rumusan masalah,

    filosofi, dan interpretasi penelitian. Mencampurkannya bukanlah pekerjaan yang

  • mudah mengingat data kualitatif terdiri dari teks-teks dan gambar-gambar,

    sedangkan data kuantitatif terdiri dari angka-angka.

    4. Teorizing (teorisasi)

    Dalam prosedur metode campuran, perspektif teoretis yang akan menjadi

    landasan bagi keseluruhan proses atau tahap penelitian.

    Strategi yang sering digunakan dalam metode penelitian campuran atau

    kombinasi, yaitu:

    a. Konkuren atau satu waktu (concurent mixed methods)

    Dalam strategi ini peneliti mengumpulkan dua jenis data dalam satu waktu,

    kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi dalam interpretasi hasil

    keseluruhan. Atau dalam strategi ini peneliti dapat memasukkan satu jenis data

    yang lebih kecil ke dalam sekumpulan data yang lebih besar untuk menganalisis

    jenis-jenis pertanyaan yang berbeda, misalnya jika metode kualitatif diterapkan

    untuk melaksanakan penelitian, metode kuantitatif dapat diterapkan untuk

    mengetahui hasil akhir .

    b. Sekuensial atau bertahap (sequential mixed method)

    Dalam strategi ini peneliti mengumpulkan dua jenis data secara bertahap, dengan

    melakukan interview kualitatif terlebih dahulu untuk mendapatkan penjelasan-

    penjelasan yang memadai, lalu diikuti metode survei kuantitatif dengan sejumlah

    sampel untuk memperoleh hasil umum dari suatu populasi.

    c. Transformatif (transformatif mixed methods)

    Dalam strategi ini peneliti menggunakan kacamata teoretis sebagai perspektif

    overacting yang di dalamnya terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif.

    Kelebihan dari metode penelitian campuran atau kombinasi ini adalah :

    1. Lebih komprehensif: Kekuatan utama dari penelitian dengan metode campuran

    adalah mengurangi kelemahan baik pada metodologi penelitian yang sepenuhnya

    kuantitatif, maupun kualitatif sama sekali, sehingga penelitian dengan metode

    campuran lebih komprehensif.

  • 2. Lebih akurat: Penggunaan beberapa pendekatan dalam penelitian metode campuran

    membantu dalam memastikan hasil yang lebih akurat. Penelitian campuran

    bekerja melalui saling melengkapi hasil yang didapat dari satu jenis penelitian

    dengan metode penelitian lainnya. Akibatnya, metode penelitian campuran

    jarang melewatkan data yang diakses.

    3. Menghemat waktu: Baik data kualitatif, maupun kuantitatif dikumpulkan secara

    bersamaan dan ini sekaligus hemat waktu dan biaya. Ada berbagai desain dalam

    penelitian metode campuran ini sehingga kami dapat gunakan untuk

    menghemat waktu. Namun demikian, desain yang kami tawarkan untuk dipilih

    terutama tergantung pada tujuan penelitian. Selain itu, kami membutuhkan

    kejelasan dalam mengidentifikasi pendekatan dominan dalam penelitian metode

    campuran.

    4. Menyambut kemajuan teknologi: Kemajuan dalam bidang teknologi membuat

    penelitian dengan metode campuran lebih sederhana. Ada berbagai program

    komputer yang dapat dimanfaatkan untuk membantu menganalisis data

    kuantitatif dan juga data kualitatif. Hal ini memungkinkan penganalisis data

    kami melakukan analisis data yang benar-benar kohesif, sehingga mencapai

    akurasi data yang tinggi (Sarwono, 2006; Abbas,2010)

    Model metode penelitian kombinasi (Mixed Methods) (Sugiyono, 2014)

    1. Model Sequential

    Metode sekuensial adalah prosedu penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil

    penelitian dari satu metode dengan metode yang lain. Metode ini dikatakan

    sequensial karena penggunaan metode dikombinasikan secara berurutan.

    a. Sequential explanatory,bila pertama, menggunakan metode kuantitatif, dan

    kedua, penelitian kualitatif. Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data dan

    analisis data dengan Kuantitatif, selanjutnya tahap kedua dilakukan pengumpulan

    data dan analisis data secara kualitatif, ntuk memperkuat hasil penelitian

    kuantitaif yang dilakukan di tahap pertama(Creswell, 2010).

  • b. Sequential exploratory, pertama menggunakan metode kualitatif, dan kedua

    metode kuantitatif. Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data dan analisis data

    dengan Kualitatif, selanjutnya tahap kedua dilakukan pengumpulan data dan

    analisis data secara kuantitatif, ntuk memperkuat hasil penelitian kualitatif yang

    dilakukan di tahap pertama. Kelemahan metode ini yaitu memerlukan waktu,

    tenaga dan biaya yang besar.

    c. Sequential Transformative strategy. Metode ini dilakukan dalam dua tahap,

    pertama metode kuantitatif dan tahap kedua metode kualitatif, begitu juga

    sebaliknya.. Peranan perspektif teori dari peneliti akan menjadi landasan bagi

    keseluruhan proses /tahap penelitian. Perspektif teori ini bisa ditulis secara

    eksplisit atau implisit. Misalnya perspektif teori ilmu sosial ( teori adopsi, teori

    leadership) atau teori advokasi/partisipatoris (gender, ras, kelas)

    2. Model Concurrent

    Penggabungan penelititan kualitatif dan kuantitatif dilakukan secara bersamaan.

    a. Concurrent Triangulation Strategy.Model atau strategi ini merupakan model

    yang paling dikenal. Dalam model ini peneliti menggunakan metode kuantitatif

    dan kualitatif secara bersama-sama, baik dalam pengumpulan data maupun

    analisisnya, kemudian membandingkan data yang diperoleh. Sehingga dapat

    ditemukan mana data yang dapat digabungkan dan dibedakan. Dalam model ini,

    penelitian dilakukan dalam satu tahap. Bobot antara kedua metode ini seharusnya

    seimbang, namun pada pelaksanaannya bisa terjadi satu metode lebih tinggi

    disbanding metode lainnya.

    b. Concurrent Embedded Strategy. Merupakan metode penelitian yang

    mengkombinasikan penggunaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif

    secara simultan (bersama-sama) dengan bobot yang berbeda. Pada model ini ada

    metode primer, untuk memperoleh data yang utama dan metode sekunder, untuk

    memperoleh data pendukung metode primer. Dalam kasus ini, penelitian

    kualitatif lebih dipandu oleh fakta-fakta yang diperoleh dilapangan

    untukmembangun hipotesis atau teori baru.

  • c. Concurrent Transformative Strategy. Pada model ini peneliti dipandu dengan

    menggunakan teori perspektif baik teori kualitatif maupun kuantitatif. Teori

    perspektif ini misalnya teori kritis, advokasi, penelitian partisipatori, atau

    kerangka teoritis atau konseptual. Metode ini merupakan gabungan antara modul

    triangulation dan embedded. Dua metode pengumpulan data dilakukan pada satu

    tahap/fase penelitian dan pada waktu yang sama. Penggabungan data dapat

    dilakukan dengan merging,connecting atau embedding (mencampur dengan

    bobot sama, menyambung dan mencampur dengan bobot tidak sama).

    Kompetensi Peneliti Kuantitatif dan Kualitatif

    Kompetensi Peneliti Kuantitatif adalah:

    1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang pendidikan yang

    akan di teliti.

    2. Mampu melakukan analisis masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan

    masalah penelitian pendidikan yang betul-betul masalah.

    3. Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat digunakan

    untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis

    penelitian.

    4. Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif, seperti

    metode survey, eksperimen, action research, xpost facto, evaluasi dan

    R&D.

    5. Memahami teknik-teknik sampling, seperti probability sampling dan

    nonprobality sampling dan mampu menghitung dan memilih jumlah sampel

    yang representatif dengan sampling error tertentu .

    6. Mampu menyusun instrumen baik test maupun nontest untuk mengukur

    berbagai variabel yang diteliti, mampu menguji validitas dan

    reliabilitas instrumen.

    7. Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara

    observasi dan dokumentasi.

  • 8. Bila pengumpulan data dilakukan oleh tim, maka harus mampu

    mengorganisasikan tim peneliti dengan baik.

    9. Mampu menyajikan data, mengulas data secara kuantitatif untuk menjawab

    rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.

    10. Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil

    pengujian hipotesis.

    11. Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil

    penelitian kepihak-pihak terkait.

    12. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat

    kedalam jurnal ilmiah.

    13. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas.

    Kompetensi Peneliti Kualitatif adalah:

    1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang pendidikan yang

    akan di teliti.

    2. Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada situasi sosial

    yang akan di teliti. Menciptakan rapport berarti mampu membangun

    hubungan yang akrab dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial.

    3. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek

    penelitian (situasi sosial).

    4. Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan dan wawancara

    mendalam secara trianggulasi, serta sumber-sumber lain.

    5. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan mulai

    dari analisis deskriptif, domain, komponen sosial, dan tema kultural/budaya.

    6. Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas dan

    transferabilitas hasilpenelitian.

    7. Mampu menghasilkan temuan pengetahuan, mengkonstruksi fenomena,

    hipotesis atau ilmu baru.

    8. Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap dan rinci.

  • 9. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat

    kedalam jurnal ilmiah.

    10. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abbas Tashakkori dan Charles Teddlie,2010. Mixed Methodology;

    Mengkomombinasikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,

    Yogyakarta:Pustaka Pelajar,

    Anonim. Teknik analisis data penelitian kualitatif. URL:

    http://www.anneahira.com/teknik-analisis-data-penelitian-kualitatif.htm

    Diakses tanggal 12=12=2015

    Creswell, John W.. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

    Mixed.Yogyakarya: Pustaka Pelajar.

    Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti kualitatif. Bandung : PustakaSetia.

    Emzir. 2010. Penelitian kualitatif : analisis data. Jakarta : rajawali pers

    Geoge O. 2015. How can I estimate time required for a qualitative research project.

    URL: https://www.researchgate.net/post/How can I estimate time required

    for a qualitative research project . Diakses tanggal 12-12-2015.

    Iyan Afriani. Metode penelitian kualitatif. URL: http://penalaran-

    unm.org/artikel/penelitian/132 metode penelitiankualitatif.html Diakses

    tanggal 12-12-2015

    Matthew AM. In qualitative research how much research time should one budget per

    one-hour interview considering tasks such as interpreting the transcript .

    URL: https://www.researchgate.net/post/ In qualitative research how much

    research time should one budget per one-hour interview considering tasks

    such as interpreting the transcript. Diakses tanggal 12-12-2015.

  • Sarwono J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha

    Ilmu.

    Singarimbun M. 1998. Metode Penelitian Survei. Yogyakarta. Penerbit LP3S

    Sudigdo S. dan Sofyan I. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 4th ed.

    Jakarta. Sagung Seto

    Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung:Alfabeta

    Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

    Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

    Alfabeta.

    Sugiyono. 2014. Kapan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan kombinasi digunakan.

    Dalam : Metode Penelitian Kombinasi (mixed methods). Penerbit Alfabeta,

    Bandung. hal 45-48

    Sugiyono. 2014. Pengujian Validitas dan Reliabilitas penelitian kualitatif. Dalam :

    Metode Penelitian Kombinasi (mixed methods). Penerbit Alfabeta, Bandung.

    hal 364-374.

    Sutrisno H. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta. Penerbit Andi.

    Zainuddin M. 2014. Metodologi Penelitian Kefarmasian dan Kesehatan. 2nd ed.

    Surabaya. Airlangga University Press.

  • Macam Statistik

    untuk Analisis

    data

    Statistik

    Inferensial

    Statistik

    Deskriptif

    Statistik

    Nonparametrik

    Statistik

    Parametrik

    BAB VIII

    ANALISIS DATA

    Ni Wayan Mariati, I Made Krisna Dinata, I Made Gede Widyana,

    Sisilia Leny Cahyani

    Statistik Deskriptif dan Interferensial

    Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

    dengan cara mendekskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

    sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

    umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil

    sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila

    penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistik

    deskriptif maupun interferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti

    hanya ingin mendekskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan

    yang berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin

    membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang

    digunakan adalah statistik inferensial.

    Gambar 8.1 Statistik untuk analisis data

  • Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui

    tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean

    (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran

    data melalui perhitungan rata – rata dan standar deviasi, perhitungan persentase.

    Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara

    variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan

    membuat perbandingan dengan membandingkan rata – rata data sampel atau

    populasi. Hanya perlu diketahui bahwa dalam analisis korelasi, regresi, atau

    membandingkan dua rata-rata atau lebih tidak perlu diuji signifikansinya. Jadi secara

    tenis dapat diketahui bahwa, dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikasi, tidak

    ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga

    tidak ada kesalahan generalisasi.

    Statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif atau statistik

    probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel

    dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila

    sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari

    populasi itu dilakukan secara random.

    Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang

    diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat

    peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan

    untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang

    dinyatakan dalam bentuk persentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf

    kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%, maka taraf kepercayaannya 99%.

    Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi. Pengujian

    taraf signifikansi dari hasil suatu analisis akan lebih praktis bila didasarkan pada tabel

    sesuai teknik analisis yang digunakan. Misalnya uji t akan digunakan tabel t, uji F

    digunakan tabel F. Pada setiap tabel sudah disediakan untuk taraf signifikansi berapa

    persen suatu hasil analisis dapat digeneralisasikan. Dapat diberikan contoh misalnya

    dari hasil analisis korelasi ditemukan koefisien korelasi 0,54 dan untuk signifikansi

  • untuk 5%. Hal itu berarti hubungan variabel sebesar 0,54 itu dapat berlaku pada 95

    dari 100 sampel yang diambil dari suatu populasi. Contoh lain misalnya dalam

    analisis uji beda ditemukan signifikansi untuk 1%. Hal ini berarti perbedaan itu

    berlaku pada 99 dari 100 sampel yang diambil dari populasi. Jadi signifikansi

    adalah kemampuan untuk digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu. Ada

    hubungan signifikan berarti hubungan itu dapat digeneralisasikan. Ada

    perbedaan signifikan berarti perbedaan itu dapat digeneralisasikan. Yang belum

    paham tentang statistik, signifikan sering diartikan dengan bermakna, tidak dapat

    diabaikan, nyata, berarti. Pengertian tersebut tidak operasional dan malah

    membingungkan.

    Statistik Parametrik dan Nonparametrik

    Pada statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan nonparametrik.

    Statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik,

    atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. (pengertian statistik disini adalah

    data yang diperoleh dari sampel). Parameter populasi itu meliputi: rata-rata dengan

    notasi µ (mu), simpangan baku (sigma), dan varian 2. Sedangkan statistiknya

    adalah meliputi: rata-rata X (X bar), simpangan baku s, dan varians s2. Jadi parameter

    populasi yang berupa µ diuji melalui C garis, selanjutnya diuji melalui s, dan 2

    diuji melalui s2. Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data sampel)

    tersebut dinamakan uji hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena tidak

    dikehendaki adanya perbedaan antara parameter populasi dan statistik (data yang

    diperoleh dari sampel). Sebagai contoh nilai suatu pelajaran 1000 mahasiswa rata-

    ratanya 7,5. Selanjutnya misalnya, dari 1000 orang itu diambil sampel 50 orang, dan

    nilai rata-rata dari sampel 50 mahasiswa itu 7,5. Hal ini berarti tidak ada perbedaan

    antara parameter (data populasi) dan statistik (data sampel). Hanya dalam

    kenyataannya nilai parameter jarang diketahui. Statistik nonparametrik tidak menguji

    parameter populasi, tetapi menguji distribusi.

  • Penggunaan statistik parametrik dan nonparametrik tergantung pada asumsi

    dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametrik memerlukan terpenuhi

    banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus

    berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan

    data dua kelompok atau lebih yag diuji harus homogen, dalam regresi harus terpenuhi

    asumsi linieritas. Statistik nonparametrik tidak menuntut terpenuhi bayak asumsi,

    misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu

    statistik nonparametrik sering disebut “distribution free” (bebas distribusi). Statistik

    parametrik mempunyai kekuatan yang lebih daripada statistik nonparametrik, bila

    asumsi yang melandasi dapat terpenuhi. Seperti dinyatakan oleh Emory (1985) bahwa

    “The parametric are more powerful are generally the tesis of choice if their use

    assumptions are reasonably met”. Selanjutnya Phophan (1973) menyatakan “…

    parametric procedures are often markedly more powerful than their nonparametric

    counterparts”.

    Penggunaan kedua statistik tersebut juga tergantung pada jenis data yang

    dianalisis. Statistik parametrik kebanyakan digunakan untuk menganalisis data

    interval dan rasio, sedangkan statistik nonparametric kebanyakan digunakan untuk

    menganalisis data nominal dan ordinal. Pada tabel berikut ditunjukkan penggunaan

    statistik parametrik dan nonparametrik untuk analisis data khususnya untuk pengujian

    hipotesis. Dalam tabel terlihat bahwa statistik parametrik digunakan untuk

    menganalisis data interval dan rasio, dan nonparametrik untuk data nominal dan

    ordinal. Jadi untuk menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan

    statistik, ada dua hal utama yang harus diperhatikan, yaitu macam data dan bentuk

    hipotesis yang diajukan.

    1. Macam Data

    Macam – macam data penelitian, yaitu: data nominal, ordinal, interval atau

    ratio.

  • 2. Bentuk Hipotesis

    Bentuk hipotesis ada tiga yaitu: hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

    dalam hipotesis komparatif, dibedakan menjadi dua, yaitu komparatif untuk dua

    sampel dan lebih dari dua sampel.

    Hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik parametrik merupakan

    dugaan terhadap nilai dalam suatu sampel (unit sampel), dibandingkan dengan

    standar, sedangkan hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik

    nonparametrik merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai

    – nilai dua kelompok atau lebih. Hipotesis asosiatif, adalah dugaan terhadap ada

    tidaknya hubungan secara signifikan antara dua variabel atau lebih. Bentuk –

    bentuk hipotesis ini telah dijelaskan pada bab III.

    Berdasarkan tabel tersebut dapat dikemukakan disini bahwa:

    1. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel (unisampel) bila datanya

    berbentuk nominal,maka digunakan teknik statistik: (a) Binomial (b) Chi kuadrat

    satu sampel

    2. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel bila datanya berbentuk ordinal,

    maka digunakan teknik statistik: Run test

    3. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu variabel (univariabel) bila datanya

    berbentuk interval atau ratio, maka digunakan t-test satu sampel

    4. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berpasangan bila datanya

    berbentuk nominal digunakan teknik statistik: McNemar

    TABEL1.

    PENGGUNAAN STATISTIK PARAMETRIK DAN NONPARAMETRIK

    UNTUK MENGUJI HIPOTESIS

    MACAM

    DATA

    BENTUK HIPOTESIS

    Deskriptif

    (Satu Variabel

    atau satu

    sampel)**

    Komparatif

    (dua sampel)

    Komparatif

    (lebih dari dua sampel) Asosiatif

    (hubungan)

    Related Independen Related Independen

  • Nominal

    Binomial

    X2 satu sampel

    McNemar

    Fisher Exact

    Probability

    X2 dua sampel

    Cochran Q

    X2 untuk k

    sampel

    Contingency

    Coefficient C

    Ordinal

    Run test

    Sign test

    Wilcoxon

    matched

    pairs

    Median test

    Mann-Whitney

    Utest

    Kolomogorov

    Smirnov

    Wald

    Woldfowitz

    Friedman

    Two-Way

    Anova

    Median

    Extension

    Kruskal

    Wallis One

    Way Anova

    Spearman Rank

    Correlation

    Kendall Tau

    Interval

    Rasio

    t-test* t-test of

    Related

    t-test*

    Independent

    One – Way

    Annova*

    Two – Way

    Annova*

    One – Way

    Annova*

    Two – Way

    Annova*

    Korelasi

    Product

    Moment*

    Korelasi

    Parsial*

    Korelasi

    Ganda*

    Regresi,

    sederhana &

    Ganda*

    *statistik parametrik

    ** deskriptif untuk parametrik artinya satu variabel, dan untuk nonparametric artinya

    satu sampel

    5. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk

    ordinal digunakan teknik statistik: (a) Sign test (b) Wilcoxon matched pairs

  • 6. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan, bila datanya berbentuk

    interval atau ratio, digunakan t – test dua sampel

    7. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel indepeden bila datanya berbentuk

    nominal digunakan teknik statistik: (a) Fisher exact probability (b) Chi Kuadrat Dua

    sampel

    8. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel indepeden bila datanya berbentuk

    ordinal digunakan teknik statistik:

    a. Median Test

    b. Mann – Whitney U Test

    c. Kolmogorov Smirnov

    d. Wald – wolfowitz

    9. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk

    interval dan ratio, digunakan t-test sampel berpasangan (related)

    10. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan, bila datanya berbentuk

    nominal, digunakan teknik statistik: Chocran Q

    11. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan, bila datanya berbentuk

    ordinal, digunakan teknik statistik: Friedman Two – Way Anova

    12. Untuk menguji hipotesis komparatif sampel berpasangan bila datanya berbentuk

    interval atau ratio digunakan analisis varians satu jalan maupun dua jalan (One Way

    dan Two Way Anova)

    13. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen, bila datanya berbentuk

    nominal, digunakan teknik statistik: Chi Kuadrat k sampel

    14. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen, bila datanya berbentuk

    ordinal, digunakan teknik statistik: (a) Median extension (b) Kruskal – Wallis One

    Way Anova

    15. Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan (korelasi) bila datanya berbentuk

    nominal digunakan teknik statistik: Koefisien Kontingensi

    16. Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan (korelasi biila datanya berbentuk ordinal

    digunakan teknik statistik: (a) Korelasi Spearman Rank (b) Korelasi Kendal Tau

  • 17. Untuk menguji hipotesis asosiatif.hubungan bila datanya berbentuk interval atau

    ratio, digunakan:

    a. Korelasi Produk Moment: untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel

    independen dengan satu dependen

    b. Korelasi ganda, bila untuk menguji hipotesis tentang hubungan dua variabel

    indepeden atau lebih secara bersama-sama dengan satu variabel dependen

    c. Korelasi Parsial digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara dua variabel

    atau lebih, bila terdapat variabel yang dikendalikan

    d. Analisis regresi digunakan untuk melakukan predikasi, bagaimana perubahan

    nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan

    nilainya (dimanipulasi)

    Hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian berkaitan erat dengan

    rumusan masalah yang diajukan, tetapi perlu diketahui bahwa setiap penelitian

    tidak harus berhipotesis, namun harus merumuskan masalahnya. Penelitian yang

    harus berhipotesis adalah penelitian yang menggunakan metode eksperimen.

    Judul Penelitian dan Statistik yang Digunakan untuk Analisis

    Pengertian Pokok Judul

    Untuk menyelesaikan program studi yang dipilih dan mendapatkan gelar

    akademik atau sebutan professional, seorang kandidat diwajibkan untuk menyusun

    suatu karya tulis berdasarkan hasil penelitian atau pengembangannya. Pada langkah

    pertama dalam menyusun suatu karya ilmiah seringkali kandidat sibuk mencari “judul

    penelitian” padahal yang seharusnya dicari adalah masalah yang akan diteliti

    berdasarkan pencarian fakta – fakta empiris yang dijumpai melalui proses membaca

    dan observasi.

    Membuat judul penelitian merupakan suatu proses yang dinamis dan dapat saja

    judul penelitian baru dihasilkan setelah suatu penelitian selesai dilakukan.

    Memikirkan judul penelitian yang efektif, seperti juga sama dalam proses menulis

    memerlukan brainstorming dan revisi, tidak terjadi dalam satu malam. Pemilihan

  • judul penelitian serta sub judul untuk penyusunan proposal penelitian, tesis atau

    desertasi adalah perumusan suatu gagasan intelektual yang mencakup suatu

    fenomena, gejala, peristiwa atau kejadian di suatu lingkungan tertentu yang dijadikan

    obyek kajian, serta konsep gagasan terhadap fenomena, dan secara fungsional judul

    penelitian menunjukkan suatu konsep penelitian dan sekaligus merepresentasikan

    konsep penerapan fungsi disiplin ilmu tertentu.

    Judul penelitian, terletak paling depan dari suatu karya tulis ilmiah. Menurut

    Hairstone dan Keene, (2003) judul yang baik harus menggambarkan beberapa hal

    seperti menggambarkan isi karya tulis, memikat pembaca, menggambarkan variabel

    penelitian, menyangkut sampel penelitian serta metode penelitian yang dipergunakan.

    Secara garis besarnya, dengan membaca judul penelitian, pembaca akan tahu apa

    yang diteliti, bagaimana penelitian dilakukan dan untuk apa penelitian dilakukan.

    Lebih detail, hakikat membuat judul penelitian adalah merangkai suatu pernyataan

    yang menunjukkan konsep dan obyek penelitian. Judul penelitian yang jelas dan

    benar adalah judul penelitian yang menunjukkan secara jelas dan tegas satu atau

    beberapa variabel bebas (independent variabel) yang dipandang sebagai faktor

    antecedent (yang mendahului, sebab) dan satu variabel terikat (dependent variabel)

    yang dipandang sebagai konsekuensi (masalah, akibat) serta menunjukkan juga locus

    (lokasi/lingkungan) penelitian secara jelas dan nyata.

    Memahami konsep memilih judul penelitian

    Judul penelitian dari suatu proposal penelitian yang pertama dilihat dan dibaca,

    dan sudah sepantasnya seorang kandidat meluangkan waktu untuk membuat judul

    yang baik dan efektif. Sekali kita memutuskan untuk memulai menulis proposal

    penelitian, kandidat akan memulainya dari working title. Ini harus dapat

    dideskripsikan dan membuat seorang kandidat fokus kepada penelitian yang akan

    dilakukan. Working title merupakan batu loncatan untuk membuat judul akhir dari

    karya tulis kandidat.

    Cukup banyak Kandidat yang sulit menemukan suatu judul penelitian yang

  • original dan argumentatif untuk penyusunan proposal penelitian. Jika diajukan

    pertanyaan ”Dari mana anda dapat judul penelitian?”, maka sulit menemukan

    jawaban yang lugas dan