berbahayakah
DESCRIPTION
vcghvhjTRANSCRIPT
Pemicu 2“Berbahayakah?”
UNFAMILIAR TERMS
• Hematoma (memar)pengumpulan darah yang terlokalisasi, umumnya menggumpal, pada organ, rongga, atau jaringan, akibat pecahnya dinding pembuluh darah.
• Frakturpemecahan suatu bagian, terutama tulang.
Learning Objectives
1. Menjelaskan definisi sinar X.2. Menjelaskan sifat-sifat sinar X.3. Menjelaskan manfaat sinar X.4. Menjelaskan syarat, tata cara, dan posisi
penggunaan sinar X.5. Menjelaskan proses terbentuknya gambar.6. Menjelaskan efek samping penggunaan sinar
X.
LO1. Menjelaskan definisi sinar X
• Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang sangat pendek (kira-kira 0,01 hingga 10 nm atau 1/10.000 panjang gelombang cahaya yang kelihatan).
• Karena panjang gelombangnya yang pendek itu, maka sinar X dapat menembus benda-benda.
• Panjang gelombang sinar elektromagnetik dinyatakan dalam satuan Angstrom.
1A = 10-8 cm
LO2. Menjelaskan sifat-sifat sinar X
• Daya tembusSinar X dapat menembus bahan, dengan daya tembus sangat besar dan digunakan dalam radiografi.Tegangan tabung yang digunakan↑, daya tembus↑.Berat atom atau kepadatan suatu benda↓, daya tembus sinar↑.
• PertebaranBerkas sinar X melalui bahan → berkas bertebaran ke segala jurusan → radiasi sekunder (radiasi hambur) → perlu grid di antara subjek dan film rontgen.
• PenyerapanKepadatan atau berat atom bahan↑, penyerapan sinar X ↑.
• Efek fotografikSinar X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak-bromida) setelah diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap.
• Pendar fluor (Fluoresensi)Sinar X menyebabkan bahan-bahan tertentu, eg. Na-tungstat memendarkan cahaya (luminisensi), bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar X.– Fluoresensi: memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar X saja.– Fosforisensi: pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat
walaupun radiasi sinar X sudah dimatikan.
• IonisasiEfek primer sinar X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan atau zat tersebut.
• Efek biologikSinar X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologik pada jaringan yang digunakan dalam pengobatan radioterapi.
LO3. Menjelaskan manfaat sinar X
• Dalam bidang kedokteran, digunakan dalam radiotherapy (upaya penyembuhan kanker, pembuatan radiovaksin), CT scan, MRI (Magnetic Resonance Imaging, USG.
LO4. Menjelaskan syarat, tata cara, dan posisi penggunaan sinar X
• Perlengkapan untuk membuat foto Roentgen (radiograf)
1. Film roentgen (film X-Ray)
2. Intensifying screen : alat yang terbuat dari kardus khusus yang
mengandung lapisan tipis emulsi fosfor dengan bahan pengikat yang
sesuai. Eg. Ca-tungstat.
3. Kaset : tabung tahan cahaya yang berisi 2 buah Intensifying screen
yang memungkinkan untuk dimasukkan film Roentgen di antara
keduanya dengan mudah.
4. Grid : untuk mengurangi radiasi hambur agar tidak sampai ke film
Roentgen.
5. Alat-alat fiksasi : agar objek yang difoto tidak bergerak.
6. Alat-alat pelindung : apron timbal, pelindung gonad, pelindung
ovarium, kaca timbal, etc.
7. Marker : untuk identifikasi pasien dan tanda letak anatomi. R= right,
L= left
Gambar Tabung Sinar-X
Gambar Pesawat Sinar-X Diagnostik
Proses Terjadinya Sinar X dari Tabung Roentgen
• Katoda dipanaskan →elektron lepas menuju ke anoda → melewati lintasan ruang hampa dengan kecepatan tinggi → menuju focusing cup → setelah di anoda target, pemberhentian secara mendadak → panas 99%, sinar X 1% → pelindung perisai timah mencegah sinar X keluar dari tabung → panas didinginkan radiator pendingin.
Posisi Pemotretan
• Antero Posterior (AP)– Sinar datang dari depan, film di belakang.
• Postero Anterior (PA)– Sinar datang dari belakang, film di depan.
• Lateral (LAT)– Lat. Kanan : Sinar datang dari kiri, film di kanan.– Lat. Kiri : Sinar datang dari kanan, film di kiri.
• Decubitus– D. Kiri : badan bagian kiri nempel di kasur.– D. Kanan : badan bagian kanan nempel di kasur.
LO5. Menjelaskan proses terbentuknya gambar
Film rö disinari
Bawa ke kamar gelap
Gantung pada film
hanger
Masukkan ke cairan
pembangkit (developer)
Masukkan ke cairan
penetap (fixer)
Cuci dalam bak air yang
mengalir (wash)
Pengeringan (bebas debu)
Gambar Radiografi
Proses Terjadinya Gambaran Radiografi
1. Gambaran latena. Kerapatan objek ↑, bila ditembus sinar X →
fluoresensi↓ → perak halogen tidak mengalami perubahan.
b. Kerapatan objek ↓ → fluoresensi ↑ → perubahan perak halogen
2. Gambaran tampakgambaran tamak terjadi stelah film sinar X dibangkitkan pada larutan pembangkit.Gambaran laten (1a) setelah developing → gambaran radioopak (objek padat).Gambaran laten (1b) setelah developing → gambaran radiolusen (objek tidak padat).
LO6. Menjelaskan efek samping penggunaan sinar X
Pengaruh radiasi pada organ tubuh manusia tergantung pada jumlah dosis dan luas lapangan radiasi yang diterima.1. Luka permukaan yang dangkal:
• Kerusakan kulit• Epilasi → pencabutan rambut dari akarnya.• Kuku rapuh
2. Kerusakan hemopoetik (kerusakan dalam pembentukan dan perkembangan sel darah) :• Limfopeni → ∑ limfosit di dalam darah ↓ • Leukopeni → ∑ leukosit di dalam darah ↓• Anemi → ∑ eritrosit atau hemoglobin dalam darah ↓• Leukemi• Kehilangan respons terhadap daya tahan spesifik.
3. Induksi keganasan:• Leukemi• Karsinoma kulit• Sarkoma
4. Berkurangnya “kemungkinan hidup”5. Aberasi genetik
• Mutasi gen langsung• Perubahan kromosom
6. Efek-efek lainnya• Katarak lentikuler• Obesitas• Sterilitas: ☺ sementara (temporary)
☺ tetap (permanent)
Proteksi Radiasi
Tujuan proteksi radiasi adalah :
• Pada pasien : dosis radiasi diberikan harus
sekecil mungkin sesuai keharusan klinis.
• Pada personil : dosis radiasi yang diterima
harus ditekan serendah mungkin dan dalam
keadaan bagaimanapun juga tidak boleh
melebihi dosis maksimum yang
diperkenankan.
Cara Pengendalian Paparan Radiasi
• Jarak• Waktu
– Membatasi waktu generator dihidupkan.– Pembatasan waktu berkas diarahkan ke ruang
tertentu.– Pembatasan waktu ruang dipakai.
• Perisai– Perisai primer: proteksi terhadap radiasi primer.– Perisai sekunder: proteksi terhadap radiasi
sekunder.
DAFTAR PUSTAKA
• http://www.batan.go.id/ptkmr/SNKKLVI/images/eRI_hISWARA.pdf
• http://www.radiologyinfo.org/en/pdf/sfty_xray.pdf&anno=2
• Sjahriar R, Radiologi Diagnostik, ed.2, 2008, p15-27