bentuk.sed.obat.pdf
TRANSCRIPT
-
Bentuk Sediaan Obat, Aturan Pakai dan
Rute Pemakaian Obat
Hananditia R.P., M.Farm.Klin.,Apt
Program Studi Farmasi
Universitas Brawijaya
-
2
Taukah anda bentuk-bentuk sediaan obat
-
3
-
4
Sebagai calon
apoteker, bentuk
sediaan obat apakah yg akan anda
pilihkan
Ny A datang ke apotek membeli obat
panas utk anaknya yg berusia 3 tahun
Tn B datang ke apotek, beliau ingin membeli obat utk
menghilangkan nyeri di punggungnya
Ny D datang ke apotek ingin membeli
obat pilek untuk anaknya yg berusia 5
bulan
-
5
Bentuk formulasi obat yang ditujukan untuk dapat mencapai tempat aksinya di
dalam tubuh
Pemilihan bentuk sediaan obat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pengobatan
Bentuk sediaan
obat
Efek farmakologi obat berkaitan dgn konsentrasi obat pada tempat aksi (site
of action)
Efek toksik
Efek terapetik
-
6
Tujuan bentuk sediaan obat perlu diketahui
1. Keadaan klinik penderita berpengaruh dalam pemilihan bentuk obat ( peroral, injeksi ,supp)
2. Bentuk obat mempengaruhi kecepatan kerja obat (peroral, per injeksi, inhalasi, per anus, topikal)
3. Jenis obat yang sama , bentuk obat berbeda digunakan untuk tujuan terapi yang berbeda: - Metronidazol ( tablet, sirup, suppositoria,
ovula,injeksi) - Magnesium sulfat ( pulvers, injeksi ) - Anti Inflamasi Non Steroid ( tablet, injeksi,
suppositoria )
-
7
Tujuan bentuk sediaan obat perlu diketahui (lanjutan)
4. Bentuk obat sama, efek terapi berbeda (sistemik,lokal )
5. Bentuk obat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menggunakan obat :
- Anak-anak : pulvers, sirup - Dewasa : tablet, kapsul - Lansia : sirup, kapsul, pulvers, tablet 6. Jenis obat yang sama pada penyakit yang sama;
dapat diberikan bentuk obat berbeda (Trikomoniasis-Candidiasis dg terapi metronidazol & ketokonazol/nistattin )
7. Bentuk obat tergantung sifat fisiko kimia bahan obat
-
8
Faktor penentu pemilihan bentuk sediaan obat
1. Sifat fisiko-kimia bahan obat Higroskopis sediaan cair Tidak larut air sediaan padat: tab, kap, pulveres,
atau suspensi Tidak tahan asam lambung injeksi (penicillin G)
2. Hubungan struktur kimia dan aktivitas obat, misalnya: Derivat barbiturat ultra short acting (tiopental)
injeksi Derivat barbiturat long acting (fenobarbital) tab,
kap, puyer 3. Sifat farmakokinetik bahan obat Menghindari first-pass effect pada hati tab. sub-
lingual (nitrogliserin, ISDN) 4. Kestabilan obat, misalnya vitamin C tidak stabil dalam
larutan tab
A. Faktor bahan obat
-
9
ABSORBSI
DISTRIBUSI
METABOLISME
EKSKRESI
obat Pecah dlm
tubuh
Terlarut (disolusi) dlm lambung
Obat menembus pori2 masuk dlm
usus
Berubah mjd molekul terserap
ikut aliran darah
Obat diterima oleh rec yg ada di seluruh tubuh
Obat menuju hepar
Merubah bhn aktif mjd tdk aktif
First pass effect
Obat tdk mengalami absorbsi tetapi langsung msk hepar, sisanya baru menuju reseptor efek
-
10
1. Umur penderita balita, dewasa, lansia 2. Lokasi/bagian tubuh di mana obat harus
bekerja lokal, sistemik 3. Kecepatan dan lama kerja obat yang
dikehendaki efek segera, modified release ( lepas
lambat ) 4. Keadaan umum penderita tidak sadar, MRS/ rawat jalan 5. Bentuk terapeutik obat yang optimal dan
efek samping yang minimal 6. Bentuk sediaan yang paling diterima
penderita rasa obat, cara penggunaan
B. Faktor penderita
-
11
Macam-macam Bentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan Obat
Padat
Bentuk Sediaan Obat
Cair
Bentuk Sediaan Obat
Padat Lain-lain
-
12
Pulvis (serbuk tidak terbagi) Merupakan campuran kering BO atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar
Pulveres (serbuk terbagi) Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum
Sachet Kemasan terkecil yg ditujukan utk 1 kali pemakaian, umumnya berisi serbuk dengan bobot 2 gram
Kapsul Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Tipe kapsul hard & soft gelatin kapsul
-
13
Tablet Sediaan padat yg mrpkn kompresi dari BO dgn berbagai pembawa. Macam-macam tablet : Tablet salut : melindungi zat aktif dari udara, kelembapan/cahaya,
menutupi rasa & bau yg tdk enak, membuat penampilan lbh baik & mengatur tmpt pelepasan obat dlm sal cerna
Tablet lepas lambat : obat dilepas perlahan-lahan shg zat aktif akan tersedia dlm jangka wkt stlh obat diberikan
Tablet Sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati) diletakkan di bawah lidah.
Tablet Bukal : digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi. Tablet Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah
tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis tidak untuk langsung ditelan.
Tablet Kunyah : cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.
Tablet vaginal : diletakan di dlm vaginal dgn alat penyisip khusus, di dlm vagina obat dilepaskan & mempunyai efek lokal
Tablet hisap (lozenges) : dpt melarut atau hancur perlahan dlm mulut
-
14
Pil Sediaan oral padat berbentuk bulat, mengandung 1 atau lebih BO yg terdispersi dlm pembawa
Dusting powder Serbuk halus untuk pemakaian eksternal tetapi tdk digunakan utk luka terbuka kecuali serbuk yg sudah disterilkan
Powder untuk injeksi Sediaan padat steril yg dilarutkan atau disuspensikan sblm diinjeksikan dgn penambahan cairan steril
Suppositoria Sediaan padat dlm berbagai bobot & bentuk, yg diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh , melunak atau melarut pd suhu tubuh
-
15
Solutio Sediaan BO yg berbentuk cair, mengandung satu atau lebih bahan obat atau bahan kimia yg terlarut
Suspensi sediaan cair yg mengandung partikel padat tidak larut yg terdispersi dlm fasa cair
Elixir Sediaan cair yg mengandung pelarut campuran alkohol gliserin
Emulsi Sedian cair yg terdiri dari 2 cairan yg tdk saling bercampur & distabilkan dgn penambahan emulgator, air-minyak
Sirup Larutan yg mengandung kadar gula tinggi, umumnya sukrosa
-
16
Collodions Bentuk cairan yg ditujukan utk pemakaian pd kulit. Setelah digunakan pelarutnya menguap & segera membentuk lapisan pelindung.
Eye drops Sediaan steril larutan atau suspensi yg mengandung 1 atau lbh BO, digunakan pd mata. Pengemasan single dose atau pemakaian berulang
Enema Larutan, suspensi, atau emulsi yg digunakan secara rectal
Ear drops Sediaan larutan, emulsi atau suspensi yg digunakan melalui telinga dgn cara tetesan
-
17
Liniments Cairan kental yg digunakan pd kulit, sering kali mengandung minyak/bentuk emulsi
Mouthwashes Seperti gargles tetepi digunakan utk kesehatan mulut & mencegah infeksi mulut
Lotion Sediaan cair utk pemakaian eksternal, bekerja melapisi kulit & mengurangi penguapan
Gargles Cairan yg digunakan utk melindungi atau mengobati infeksi tenggorokan. Biasanya dibuat dlm konst tinggi & diencerkan sblm digunakan
-
18
Vaginal douches Larutan utk disemprotkan pada vagina
Inhalasi Sediaan obat/larutan/suspensi terdiri atas 1/lebih BO yg diberikan melalui saluran nafas hidung/mulut utk memperoleh efek lokal/sistemik
Larutan dialisis Larutan dialisis peritoneal, diberikan mengalir ke dlm ruang peritoneal,digunakan utk menghilangkan senyawa2 toksik yg scr normal disekresikan oleh ginjal
Infus intravena Larutan/emulsi steril yg bebas pirogen, isotonis dgn cairan darah
-
19
Cream Sediaan setengah padat mengandung satu/ lebih B.O terlarut atau terdispersi dlm bahan dasar yg sesuai
Ointment Sediaan padat, berlemak, basis tdk campur air, tdk tercuci dgn air
Pasta Sediaan semisolid yg ditujukan utk penakaian eksternal, mengandung bhn padat dlm jumlah besar
Eye ointment Sedian padat yg digunakan pd mata.
Gel Sediaan semi solid transparan yg digunakan utk pemakaian luar
-
20
Aerosol Bentuk sediaan spray yg digunakan dgn cara disemprotkan atau di hirup, umumnya utk pengobatan sesak/asma
Implants Silinder steril yg dimasukan dlm jaringan tubuh, diharapkan dpt melepaskan obat pd periode waktu tertentu
Nasal drop & spray Cairan obat yg disemprotkan ke hidung.
Plester Bahan yg digunakan utk pemakaian luar terbuat dr bahan yg dpt melekat pd kulit
-
21
Rute Pemberian Obat
Rute Pemberian Obat dgn
Efek Sistemik
Rute Pemberian Obat dgn Efek Lokal
-
22
EFEK SISTEMIK
1 Oral Pemberian obat melalui GIT
2 Buccal Pemberian obat melalui bagian dlm pipi Digunakan jika pemakaian obat scr per oral
mengalami masalah Aliran darah melalui mukosa buccal ckp &
obat di absorbsi lbh cepat dr sirkulasi hepar mencegah first past efect
3 Rectal Pemberian obat melalui rectum Diabsorbsi melalui sirkulasi sistemik Digunakan utk obat yg mengiritasi
lambung/pasien mual muntah
4 Inhalasi Aliran darah melalui paru-paru & permukaan membran alveoli menyebabkan absorbsi cepat
5 Transdermal Digunakan melalui permukaan kulit Diabsorbsi perlahan kedalam sirkulasi sistemik
6 Parenteral Digunakan langsung ke dlm sirkulasi & melalui intravena
-
23
EFEK LOKAL
1 Oral Bentuk sediaan sbg adsorben, antimikroba
& antasida yg dirancang memberikan
efek lokal dalam GI tract
2 Topikal Pemakaian bentuk sediaan pd
permukaan kulit & memberikan efek lokal
pd tempat pemakaian
-
24
Aturan Pakai Obat
Cara pemakaian obat Sehari tiga kali satu tablet Oleskan pada tempat yang sakit Bila perlu satu bungkus Diminum satu jam sesudah makan Untuk pemakaian luar
Aturan pemakaian obat dinyatakan dalam biji, kapsul, butir, sendok teh, sendok makan
-
25
Kapankah obat
diminum....
Sebelum makan
Bersamaan makanan
Sesudah makan
-
26
Sebelum Makan
1. Ditujukan utk obat-obatan yg terganggu serapannya dgn adanya makanan dlm lambung ex : kaptopril
2. Obat-obatan utk mengurangi motilitas usus ex : anti emetik (domperidon, metoklopramid HCl)
3. Ditujukan utk menetralkan asam lambung ex : antasida
4. Menjaga kadar gula dalam tubuh ex : glimepirid
-
27
Bersamaan Makanan
1. Obat2 yg tdk terganggu absorbsinya dgn adanya makanan ex : hormon
2. Obat2 yg mengandung enzim saluran cerna utk memperbaiki sistem pencernaan dlm tubuh ex : enzim saluran cerna
3. Menjaga kadar gula dlm tubuh ex : acarbose
Sesudah Makan
1. Untuk obat2 yg mengiritasi lambung ex : analgesik, antiinflamasi
2. Menjaga kadar gula dlm tubuh ex : metformin
Pengukuran waktu sblm/ssdh makan berdasarkan lama pengosongan lambung 4 jam
-
28
Tanda peringatan pada label obat
Obat dapat menyebabkan rasa ngantuk, jangan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin setelah minum obat ini Terdapat pada obat batuk, pilek yg mengandung
antihistamin
Jangan dipecah, ditumbuk atau dikunyah, obat ini harus ditekan utuh Tablet atau kapsul yg dibuat khusus agar zat
berkhasiat dilepaskan perlahan dlm usus penumbukan akan merusak daya pengeluaran
obat scr perlahan serta khasiat jangka panjang Bahan aktif tdk stabil bila bentuk sediaan tsb
dipecah
-
29
Simpan ditempat dingin. Jangan terkena sinar matahari Sinar matahari langsung dpt merusak stabilitas
obat
Jangan meminum obat ini bersamaan susu, antasida atau obat-obatan yg mengadung besi Kalsium yg terkandung dlm susu dpt
mempengaruhi daya serap obat2 spt tertrasiklin, digoksin. Susu dapat diminum 2 jam sblm/ssdh meminum obat
Minumlah obat sampai habis. Buanglah obat jika telah lewat tanggal yang telah ditentukan (kadaluarsanya) Antibiotika hrs diminum sebanyak 1 periode
pengobatan, agar kuman dpt terbunuh tuntas
-
30
Diminum jika perlu obat2 penghilang sakit
Kocok dahulu sebelum minum Utk sediaan obat cair Utk mendapatkan dosis yg seragam setiap kali
minum, obat harus dikocok sampai homogen sebelum diminum
Tidak boleh diulang tanpa resep dokter Obat2 tertentu hanya bs digunakan/dibeli atas
permintaan dokter Jika obat habis, tdk dpt diulang tanpa resep baru
dr dokter Jika obat sisa, obat dpt ditebus di apotek tetapi
tdk blh diminumkan kpn pasien lain meskipun jenis penyakitnya sama
-
31
Salep Kulit 1. Cucilah tangan anda 2. Bersihkan tempat yg
sakit dengan kapas bersih yg dibasahi dgn alkohol 70%
3. Setelah bersih & kering, oleskan obat pd tempat yg sakit scr merata
4. Cuci kembali tangan anda
Cara Penggunaan Obat Non Oral
-
32
TUGAS
1. Jelaskan cara penggunaan obat berikut ini a. Suppositoria rektal b. Salep mata c. Inhaler d. Tetes telinga e. Tetes mata f. Enema Jelaskan dgn jelas dengan media leaflet & ppt
2. Tugas dikerjakan secara kelompok 3. Leaflet & ppt dikumpulkan hari rabu, 12
Oktober 2011 sebelum jam 08.30
-
33
Kelompok A1 SUPPO REKTAL
Ervina W
Dimas A.D Asri R
Irma M Trisca H
Hervinda D.K
Kelompok A2 SALEP MATA
Putri K.S
Ervina S.R Anis K
Nindy D.P Raden J.S.P
Kelompok A3 INHALER
Ketut Ayu M Khoirun N Eka R.M
Hervinda D.K Shella F.U
Ningrum K.D
Kelompok A1 TETES TELINGA
Riyandini F.N Fradita N.U
Baity F Vanny L
Fahmi Z.A Juliana P
Kelompok A1 TETES MATA
Intan F
Maydia P Alify Y.P
Muhammad I Indah P.O
Kelompok A1 ENEMA
Vita D.W
Agustin I.W Nur A.A
Lathifah H Fahmi Z.A
Elina W
-
34
Kelompok B1 SUPPO REKTAL
Asrafina H Faridatul A Dibadari C Itamah Y Gracia P.S
Kelompok B2 SALEP MATA
Nina A Kahfi K
Zuhriyah Esther M Octa R
Kelompok B3 INHALER
Rizta W.P Pratiwi O Fauza T
Agustinus A.K Avelia D
Siti K
Kelompok B4 TETES TELINGA
Angi N
Liziyyannida Gabriel A Ratna K
Himmah A.F
Kelompok B5 TETES MATA
Elkani V
Gisselia E.W Dike I.M Nony S.A Lathifa K
Kelompok B6 ENEMA
Nathasya A.R
Istiana H Jingga R.N
Dwi F.R Nurintan S
Dinda P
-
35