bensin

5
Berikut ini adalah versi HTML dari berkas http://www.kpbb.org/berita/menggantibensinbertimbel.pdf . G o o g l e membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web. Untuk menautkan atau menandai situs ini, gunakan URL berikut: http://www.google.com/search?q=cache:dILA7AtAO_EJ:www.kpbb.org/berita / menggantibensinbertimbel.pdf+uji+emisi+dengan+euro+2&hl=id&ct=clnk&cd =23&gl=id Google tak ada kaitannya dengan pemilik/pembuat laman ini, dan juga tak bertanggung jawab atas kandungan materi yang terdapat di dalamnya. Kata kunci yang dipakai untuk penelusuran sudah distabilo uj i emis i dengan euro2 Page 1 Pada ibu hamil, dampak serius terjadi baik pada sang ibu maupun janinnya mengingat timbel dapat menembus plasenta, sementara perkembangan otak janin sangat peka terhadap logam timbel dan terancam mengalami keguguran. Penelitian Universitas Pittsburgh menunjukkan korelasi positif antara agresivitas pada remaja dengan kadar timbel dalam darah mereka (35% remaja pelaku kriminal memiliki kadar timbel yang tinggi di dalam darahnya). Sementara itu, konsentrasi timbel di udara ambient di Jabotabek tahun 2000 (bensin masih 3 bertimbel) adalah 1,752 3,50 g/m . Angka ini turun drastis tiga bulan setelah dihapuskannya bensin bertimbel di Jabotabek (Juli 2001) menjadi 3 rata-rata 0, 2 g/m . Pada tahun 2004 kota Bandung 3 memiliki kadar timbel 2- 3.5 g/m , Yogyakarta 2 3 3 3 g/ m , Makasar 9 g/ m dan Semarang 9 g/ m . Pada tahun 2001, 35.4% anak-anak di Jakarta Mengganti Bensin Bertimbel Sebuah Resiko Politik atau Solusi atas Krisis BBM? Bahaya Bensin Bertimbel Seperti diketahui bahwa penggunaan bensin bertimbel untuk menggerakkan kendaraan bermotor memiliki implikasi negative terhadap kesehatan masyarakat khususnya anak-anak, karena sekitar 70% timbel yang terkandung dalam bensin akan diemisikan melalui knalpot. Tatkala timbel tersebut telah berada di udara maka konsentrasi 1 3 g/m berdampak pada peningkatan kadar timbel dalam darah antara 2,5-5,3 g/dl, dan apabila telah terakumulasi hingga 10 g/dl pada seorang anak

Upload: aiaikokanako

Post on 20-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ben

TRANSCRIPT

Page 1: bensin

Berikut ini adalah versi HTML dari berkas http://www.kpbb.org/berita/menggantibensinbertimbel.pdf.G o o g l e membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web.Untuk menautkan atau menandai situs ini, gunakan URL berikut: http://www.google.com/search?q=cache:dILA7AtAO_EJ:www.kpbb.org/berita/menggantibensinbertimbel.pdf+uji+emisi+dengan+euro+2&hl=id&ct=clnk&cd=23&gl=id

Google tak ada kaitannya dengan pemilik/pembuat laman ini, dan juga tak bertanggung jawab atas kandungan materi yang terdapat di dalamnya.

Kata kunci yang dipakai untuk penelusuran sudah distabilo uji emisi dengan euro 2 

Page 1Pada ibu hamil, dampak serius terjadi baik pada sang ibu maupun janinnya mengingat timbel dapat menembus plasenta, sementara perkembangan otak janin sangat peka terhadap logam timbel dan terancam mengalami keguguran. Penelitian Universitas Pittsburgh menunjukkan korelasi positifantara agresivitas pada remaja dengan kadar timbel dalam darah mereka (35% remaja pelaku kriminal memiliki kadar timbel yang tinggi di dalam darahnya).Sementara itu, konsentrasi timbel di udara ambient di Jabotabek tahun 2000 (bensin masih 3

bertimbel) adalah 1,752 3,50 g/m . Angka ini turun drastis tiga bulan setelah dihapuskannya bensin bertimbel di Jabotabek (Juli 2001) menjadi 3

rata-rata 0,2 g/m . Pada tahun 2004 kota Bandung 3

memiliki kadar timbel 2- 3.5 g/m , Yogyakarta 2 333

g/ m , Makasar 9 g/ m dan Semarang 9 g/ m . Pada tahun 2001, 35.4% anak-anak di Jakarta

Mengganti Bensin BertimbelSebuah Resiko Politik atau Solusi atas Krisis BBM?Bahaya Bensin BertimbelSeperti diketahui bahwa penggunaan bensin bertimbel untuk menggerakkan kendaraan bermotor memiliki implikasi negative terhadap kesehatan masyarakat khususnya anak-anak, karena sekitar 70% timbel yang terkandung dalam bensin akan diemisikan melalui knalpot. Tatkala timbel tersebut telah berada di udara maka konsentrasi 1 3

g/m berdampak pada peningkatan kadar timbel dalam darah antara 2,5-5,3 g/dl, dan apabila telah terakumulasi hingga 10 g/dl pada seorang anak misalnya, maka poin IQ nya cenderung menurun 2,5 point, mengalami gejal anemia, hambatan dalam pertumbuhan, perkembangan kognitif buruk, sistem kekebalan tubuh yang lemah dan gejala autis, bahkan hingga kematian dini. Pada darah pria berkadar timbel di atas 40 g/dl berdampak menurunnya jumlah sperma, volume sperma, kepekatan sperma dan gerakan sperma yang berarti pula gejala kemandulan.

Page 2: bensin

Page 2Perkembangan Penghapusan Bensin BertimbelUpaya penghapusan bensin bertimbel dimulai sejak 1992 sebagai implementasi World Summit on Sustainable Development di Rio De Janeiro dan puncaknya pada pahun 1996 ketika LSM melalui KLH mengusulkan kepada Presiden untuk mengumumkan bahwa per Desember 1999 Indonesia bebas bensin bertimbel. Namun demikian dengan dalih krisis ekonomi, Pertamina menunda jadwal penghapusan bensin bertimbel hingga kemudian terbit SK Mentamben No: 1585.K/MPE.32/1999 (tentang Persyaratan Pemasaran Bahan Bakar di Indonesia) di mana SK ini menetapkan pelarangan peredaran bensin bertimbel mulai 1 January 2003. Kemudian LSM didukung KLH melakukan advokasi penghapusan bensin bertimbel antara lain memberikan problem solving untuk penghapusan bensin bertimbel sehingga Pertamina mau menerapkan progam ini walaupun secara ala kadarnya misalnya dengan penurunan kadar timbel dari 1 g/l menjadi 0,5 g/l (2000) dan menerapkan bensin tanpa timbel bertahap berdasarkan area prioritas di 4 daerah/kota yang telah disebutkan di atas. LSM juga memberikan masukan berupa draft kebijakan terutama dalam konteks Pricing Policy untuk penerapan bensin tanpa timbel. Perkembangan menarik ketika Menteri Lingkungan Hidup meminta komitmen industri otomotif untuk memproduksi kendaraan rendah emisi dengan penerapan teknologi canggih dengan mengeluarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 141/2003 tentang Standar Emisi Kendaraan Tipe Baru yang akan berlaku terhitung 1 Januari 2005. Namun sayangnya SK ini tidak dapat diimplementasikan sesuai jadwal mengingat Pertamina sebagai pemegang monopoli produksi dan distribusi BBM saat ini, tidak memproduksi bahan bakar bersih secara memadai terutama bensin tanpa timbel yang merupakan prasarat penerapan SK yang merujuk pada Standar Emisi Euro 2 tersebut sebagaimana yang diinisiasi oleh UN-ECE dalam Global Harmonization on Vehicle Technology.Trade Off: Political Risk or Competitive AdvantagesSeperti disampaikan di atas, bahwa Kepmen LH 141/2003 mensyaratkan Industri Otomotifuntuk memproduksi kendaraan Standard Euro 2 pada 1 Januari 2005. Memiliki kadar timbel di atas 10 g/dl, di mana prosentase ini turun dramatis menjadi 1,3% setelah 3 tahun bensin bertimbel dihapuskan sejak 1 Juli 2001. 30% anak-anak di Bandung (2004) memiliki kadar timbel di atas 10 g/dl, wajar anak-anak di sana berkadar timbel tinggi mengingat Bandung merupakan salah satu dari sebagian besar kota di Indonesia yang masih dipasok dengan bensin bertimbel. WHO menyatakan tidak ada ambang batas paparan timbel di udara maupun di dalam darah mengingat sifatnya sebagai logam berat dan neuro-toksik (merusak jaringan syaraf dan organ lunak lainnya). Tidak berhenti di situ, tetapi dampak timbel juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi regional, misalnya beban yang ditanggung warga untuk DKI Jakarta akibat pencemaran timbel pada tahun 1999 mencapai Rp 850 miliar. Pun dengan penghapusan bensin bertimbel merupakan prasarat penurunan emisi kendaraan (parameter HC, CO, NOx) hingga 90%.Status Penghapusan Bensin BertimbelData tahun 2004 menunjukkan bahwa kebutuhan bensin nasional mencapai total konsumsi 12,338,513 KL dengan prosentase Bensin Premium

Page 3: bensin

RON 88 sebanyak 95,47%, Pertamax RON 92 sebanyak 3,18% dan Pertamax Plus RON 95 sebanyak 1,35%. Sementara daerah atau kota yang sudah bebas bensin bertimbel adalah:Jabotabek (1 Juli 2001) dengan total permintaan 26% (dari kebutuhan Nasional) Cirebon (1 Oktober 2001) dengan total permintaan 2,1%Bali (20 November 2002)d e n g a n t o t a lpermintaan 4,5%Batam (28 Juni 2003) dengan total permintaan 0,9%.

Page 3Trade off: Political Risk or Save Our ChildrenMemang diperlukan incremental cost untuk mengkonversi bensin bertimbel menjadi tidak bertimbel. Perhitungan yang kami lakukan bersama dengan Pertamina dan KLH menunjukkan perlu incremental costsebesar Rp 192 per liter. Sekilas mahal, tetapi apabila kita bandingkan dengan dampak kesehatan dan kerusakan lingkungan akibat mempertahankan bensin bertimbel, jelas bensin tanpa timbel jauh lebih murah di samping sekaligusinvestasi jangka panjang bagi keberadaan generasi competitive. Pengalaman DKI Jakarta menunjukkan bahwa pada tahun 1999 telah terjadi dampak kesehatan dan kerusakan lingkungan yang menyebabkan warga Jakarta harus membayar beban social sebesar Rp 850 milyar, padahal dampak tersebut dicegah dengan memasok bensin tanpa timbel yang hanya membutuhkan incremental cost saat itu sebesar Rp 120 per liter. Apabila incremental costini kita kalikan dengan total permintaan bensin di Jakarta yang mencapai 3 juta KL maka baru kita dapatkan angka Rp 360 milyar. Adalah Pemerintah yang bijak yang memilih berinvestasi Rp 360 milyar guna menyelamatkan beban social yang harus dibayarkan oleh masyarakat Jakarta yang mencapai Rp 850 milyar. Didasarkan perhitungan ekonomi, kita harus mengambil resiko yang lebih rendah yaitu berinvestasi Rp 360 milyar guna mencegah baban yang mencapai Rp 850 milyar, plus upaya penyelamatan generasi penerus yang mampu berkompetisi.Selain untuk tujuan memperbaiki kualitas udaradengan memperketat standar emisi kendaraan bermotor, sebenarnya SK ini juga memberikan peluang bagi industri otomotif untuk menselaraskan produknya agar tetap diminati oleh pasar terutama pasar regional Asia Tenggara. Namun kegagalan Pertamina dalam menyediakan bahan bakar bersih secara memadai, baik itu bensin tanpa timbel maupun solar berkadar belerang rendah, kiranya menyebabkan industri otomotif gagap menjadwalkan investasi untuk pengembangan teknologi advance sebagaimana dimandatkan oleh Kepmen LH di atas, sehingga industri otomotifmengutamakan berkutat pada produksi teknologi usang yang hanya laku dijual di pasar dalam negeri. Tentu hal ini mempersempit peluang pasar dan menciutkan pangsa pasar industri otomotifIndonesia di pasar Asia Tenggara, yang rata-rata telah demikian maju (periksa table 2). Kegagalan industri otomotif mengikuti Global Harmonization on Vehicle Technology karena tidak ditopang oleh pra-syarat penyediaan bahan bakar bersih menyebabkan penurunan Competitive Advantages yang sangat merugikan ekonomi makro nasional. Penutupan Pabrik Mitsubishi di Indonesia dan memilih memusatkan produksi di Thailand adalah bukti nyata atas penurunan kemampuan kompetisi industri

Page 4: bensin

otomotif Indonesia. Keengganan Pertamina dalam memproduksi bahan bakar bersih, yang mungkin sebagai interpretasi atas keengganan Pemerintah untuk me-manage resiko politik dalam berinvestasi untuk penyediaan bahan bakar bersih telah berdampak buruk berupa kehancuran industri otomotif nasional.

Page 4Peran Politis Presiden dan DPRBerdasarkan pengalaman, mustahil upaya di atas dapat berjalan apabila tanpa peran politis Presiden dan DPR untuk mendukung Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Energi dan Menteri Keuangan dalam memprioritaskan upaya penghapusan bensin bertimbel, dengan langkah kebijakan sebagaimana diusulkan di atas. Langkah konkrit dari peran politis apabila Presiden berkenan mengeluarkan Keputusan Presiden untuk ini sehingga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Keuangan dan Menteri Lingkungan Hidup dapat mengintegrasikan langkah-langkah teknis mereka sesuai dengan mandat dari Keputusan Presiden. Selanjutnya untuk implementasi, maka Dirjend MIGAS memperoleh acuan untuk pengembangan Spesifikasi Bahan Bakar yang tidak lagi mengakomodasikan keberadaan bensin bertimbel; dengan prioritas mengakomodasikan renewable octane booste, dus memberikan jawaban atas krisis BBM sebagai manivestasi ketergantungan kita terhadap bahan bakar fosil yang saat ini tengah mengalami keterbatasan pasokan dan ketidakterjangkauan harga.Balongan,28 Agustus 2005Disadari, ketakutan Pemerintah adalah semata kegamangan untuk membebankan kepada siapa atas expenditure untuk menghapuskan bensin bertimbel, padahal dengan sebuah penjelasan atas logika ekonomi seperti di atas, sudah tentu masyarakat akan menerima. Usulan KebijakanHendaknya segera direalisasikan jadwal penghapusan bensin bertimbel secara nasional pada tahun ini sebagaimana yang telah dicanangkan Pemerintah melalui Menteri Lingkungan Hidup pada 29 Mei 2005, dengan technical option untuk penetapan jenis octane booster dilakukan oleh Dirjend MIGAS berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan Pertamina sejak tahun 2000. Tentu upaya ini akan lebih ringan mengingat beban telah teratasi dengan selesainya modifikasi Kilang Balongan yang diresmikan oleh Presiden RI pada hari ini. Untuk jangka panjang (tahun 2007 dan seterusnya) sebaiknya ditempuh dengan:Pengembangan renewable octane booster seperti ethanol, misalnya Presiden membuat ketetapan penggunaan 10% octane booster jenis ini per 1 Januari 2008 dengan berlandaskan hasil kajian dan uji coba BPPT yang telah berjalan baik. Kebijakan ini harus diintegrasikan dengan kebijakan agro-industri untuk keberlanjutan bahan baku dan produksi ethanol: singkong, tebu, jagung, dll sehingga ini juga berjalan lenearbagi peningkatan kesejahteraan petani, termasuk perbaikan harga nilai produk akhir tebu. Di samping itu juga diintegrasikan dengan kebijakan industri otomotif sehingga pengembangan otomotif ke depan juga memberikan peluang berkembangnya industri bahan bakar berbasis renewable octane booster/energy ini sebagaimana yang telah berkembang pesat di Brazil, Amerika Serikat, Thailand dan India.Meneruskan modifikasi Kilang Cilacap yang

Page 5: bensin

dihentikan oleh Menneg BUMN pada Maret 2004 yang lalu, sehingga dapat menstabilkan kebutuhan bahan bakar bersih untuk skala nasional. Tentu tidak ada alasan untuk tidak melanjutkan modifikasi ini mengingat pembiayaan untuk itu telah di-support oleh Pemerintah Jepang melalui Mitsui Corporation dan JBIC.www.indonesian-lic.org