bena humaira 260110140020 tegangan permukaan
DESCRIPTION
FarfisTRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II
TEGANGAN PERMUKAAN
NAMA : BENA HUMAIRA
NPM : 260110140020
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : SENIN, 20 APRIL 2015
ASISTEN : 1. ANUGRAH RAHMAWAN
2. FERSTY ANDINI
LABORATORIUM FARMASI FISIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan mengenai tegangan permukaan dengan sampel
Oleum Ricini dengan Natrium Lauril Sulfat dari berbagai perbandingan.
Tujuannya adalah untuk menentukan tegangan permukaan serta pengaruh
surfaktan terhadap tegangan permukaan. Metode percobaan kali ini
menggunakan alat yang memakai pelat kaca. Hasil yang diperoleh dari berbagai
perbandingan sampel adalah 15,19 dyne/cm; 14,81 dyne/cm; 11,77 dyne/cm;
11,39 dyne/cm; 11,01 dyne/cm; 10,63 dyne/cm. Dapat disimpulkan bahwa
penambahan surfaktan akan mengurangi nilai dari tegangan permukaan.
Kata Kunci: Oleum Ricini, Natrium Lauril Sulfat, Tegangan
Permukaan
ABSTRACT
It has been done experiments on the surface tension of the sample Oleum
Ricini with sodium lauryl sulfate from various comparisons. The aim is to
determine the surface tension and the effect of surfactant on the surface tension.
This experiment method uses a tool that uses glass plates. Results obtained from
various comparison sample was 15.19 dyne / cm; 14.81 dyne / cm; 11.77 dyne /
cm; 11.39 dyne / cm; 11.01 dyne / cm; 10.63 dyne / cm. It can be concluded that
the addition of a surfactant will reduce the value of the surface tension.
Keywords: Oleum Ricini, sodium lauryl sulfate, Surface Tension
I. Tujuan
1. Mengkalibarasi alat penentu tegangan permukaan
2. Menentukan tegangan permukaan
3. Menghitung tegangan permukaan dengan menggunakan alat tegangan
permukaan
II. Prinsip
1. Tegangan permukaan
Tegangan permukaan adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk
menarik atau memperluas permukaan sebesar satu satuan luas (Chang,
2005)
Rumus Tegangan Permukaan:
γ = F/d
Ket:
γ = tegangan permukaan (N/m atay Dyne/cm)
d = panjag permukaan (m atau cm)
(Kamajaya ,2007)
2. Adhesi dan Kohesi
Adhesi didefinisikan sebagai gaya tarik menarik antar partikel yang
berbeda jenis. Kohesi didefinisikan sebagai gaya tarik menarik antar
partikel sejenis (Febriyani,2014)
3. Konsentrasi Misel Kritis
Misel adalah kumpulan molekul berukuran koloid, walaupun tidak ada
tetesan lemak. Misel hanya terbentuk di atas konsentrasi misel kritis
(CMC) dan di atas temperatur Kraft (Atkins,1997)
III. Reaksi
-
IV. Teori Dasar
Tegangan permukaan adalah gaya-gaya ke arah dalam yang menyebabkan
adanya kecendrungan untuk mengerut dan menyebabkan permukaan cairan
seakan-akan berada dalam keadaan tegang (Martin, 1990).
Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga
permukaannya seolah-olah ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini
disebabkan adanya gaya tarik menarik antar partikel sejenis di dalam zat cair
sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul yang
sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah. Akibatnya tidak
terdapat sisa (resultan) gaya yang bekerja pada masing-masing molekul. Adanya
gaya atau tarikan kebawah menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan
berada dalam keadaan tegang. Tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan
(Herinaldi, 2004).
Tegangan permukaan merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan gaya
antar molekul dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan peningkatan luas
permukaan cairan. Awalnya, tegangan permukaan didefinisikan pada antar muka
cairan dan gas. Namun, tegangan yang mirip juga ada pada antar muka cairan-
cairan atau padatan dan gas. Tegangan permukaan semacam ini, secara umum
disebut tegangan antar muka (Sukardjo, 2002).
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada
antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur dan seperti tegangan permukaan,
mempunyai satuan dyne/cm. Tegangan permukaan lebih kecil daripada tegangan
antarmuka karena gaya adhesif antara dua fase cair membentuk suatu fase gas
berada bersama-sama. Jadi, bila dua cairan bercampur dengan sempurna, tidak ada
tegangan muka yang terjadi. (Martin, 1990).
Dalam keadaan cair, gaya kohesif antar molekul-molekul berdekatan
dikembangkan dengan baik. Dalam suatu tetes cairan yang bersuspensi dalam
udara molekul-molekul dalam baik cairan dikelilingin molekul lain dari segala
arah mempunyai gaya tarik menarik sama. Molekul pada permukaan dapat
mengembangkan gaya tarik menarik sama. Molekul pada permukaan dapat
mengembangkan gaya tarik menarik adhesif.
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk
menegang sehingga permukaan tampak seperti selaput tipis, hal ini dipengaruhi
oleh gaya kohesi antar molekul. Molekul cairan besarnya saling tarik menarik satu
dengan lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang
berada di dalam cairan (Zulfikar, 2008)
Untuk zat cair tertentu, tegangan permukaan tergantung pada fluida lain yang
bersentuhan dan temperatur. Dimensi dari tegangan permukaan adalah FL dengan
satuan BG adalah lb/lf dan satuan S . w/m. Nilai dan tegangan permukaan
berkurang jika temperatur meningkat (Giancoli, 2001)
Permukaan atau antarmuka adalah lapisan batas antara fasa dapat terbentuk
antara fasa: padat-padat, padat-gas, padat-cair, cair-cair, dan cair-gas selalu dalam
keadaan tegang yang menyebabkan cairan memiliki bentuk dengan permukaan
terkecil (energy rendah). Tetesan air selalu berbentuk bola memiliki luas
permukaan minimum untuk volume tertentu. Untuk menambah luas permukaan
zat cair, dibutuhkan gaya dan kerja menarik molekul-molekul dari dalam ke
permukaan,makin besar luas permukaan. Sehingga dirumuskan
γ= W∆ A
(Martin,1990)
Tegangan semua zat cair turun bila temperature naik dan menjadi nol. Bila
temperature kritis, perubahan γ terhadap temperature dinyatakan dengan
persamaan Ramsay Sheld γ (md )
23=k (tc−t−6 ).
Tegangan permukaan dapat diukur dengan tensiometer, cara dropweight, cara
buble pressure dan cara capillary rice (Giancoli, 2001).
Ada beberapa metode dalam melakukan perhitungan tegangan permukaan:
1. Metode kenaikan kapiler
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/cairan yang
naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat
digunakan untuk mengukur tegangan permukaan, tidak bisa untuk
mengukur tegangan antar muka.
2. Metide tensiometer Du-Navy
Metode cincin Du-Navy bisa digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya
yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina indium yang
diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar
muka dan cairan tersebut (Atkins, 1994).
Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam
suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul
zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan monomolecular dengan
molekul surfaktan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu:
1. Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena
meningkatnya kinetic molekul
2. Zat terlarut
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan
permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas
larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi
apabila zat yang berada di permukaan cairan pembentuk lapisan
monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat
tersebut bisa disebut dengan surfaktan.
3. Surfaktan
Surfaktan, zat yang dapat mengaktifkan permukaan,karena cenderung
untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antarmuka. Surfaktan
mempunai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus.
(Giancoli, 2001)
V. Alat dan Bahan
V.1Alat
V.1.1 Alat pengukur tegangan permukaan
V.1.2 Batu timbangan
V.1.3 Cawan petri
V.1.4 Gelas beaker
V.2Bahan
V.2.1 Minyak jarak (oleum ricini)
V.2.2 Minyak wijen (oleum sesami)
V.2.3 Oleum olivarium
V.2.4 Tween-80
V.3Gambar
VI. Prosedur
Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan terlebih dahulu. Lalu
dilakukan pengkalibrasian pada alat penentuan tegangan permukaan hingga titik
nol. Selanjutnya zat cair uji yaitu Oleum Ricini dengan surfaktan Natrium Lauril
Sulfat yang telah ditentukan perbandingannya dituangkan ke dalam cawan petri.
Lalu pelat kaca dicelupkan ke permukaan cairan dan diberikan beban sehingga
pelat kaca lepas dari permukaan. Beban yang ditunjukkan dicatat dan digunakan
untuk perhitungan tegangan permukaan.
VII. Data pengamatan
NoBahan Uji
(ml)Surfaktan
(ml)
Bobot beban (mg)
Rata-rata (gr)
γ (dyne/cm)
1 20 0130
0,133 15,19140130
2 19 1120
0,130 14,81130140
3 18 2110
0,103 11,77100100
4 17 3100
0,1 11,3990110
5 16 490
0,096 11,05100100
6 15 5100
0,093 10,6359090
Perhitungan:
γ 1=m . g
2( p+t)=0,133 x980
2(4+0,3)=130,34
8,6=15,19
dynecm
γ 2=m. g
2( p+t)=0,130 x980
2(4+0,3)=127,4
8,6=14,81
dynecm
γ 3=m. g
2( p+t)=0,1 03 x980
2(4+0,3)=100,94
8,6=11,77
dynecm
γ 4=m . g
2( p+ t)=0,100 x 980
2(4+0,3)= 98
8,6=1 1,39
dynecm
γ 5=m. g
2( p+t)=0 , 096 x980
2(4+0,3)=94,08
8,6=11,01
dynecm
γ 6=m . g
2 ( p+ t )=0 , 093 x980
2 (4+0,3 )=91,14
8,6=1 0,63
dynecm
VIII. Pembahasan
Percobaan kali ini adalah tentang tegangan permukaan. Tegangan
permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang menyebabkan permukaan
cairan berkontraksi dengan benda dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan
oleh gaya-gaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini biasa
segera diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam pipa kapiler dalam bentuk
suatu tetesan kecil cairan. Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik
yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis).
Besarnya tegangan permukaan ditentukan oleh beberapa faktor seperti : jenis
cairan, suhu, tekanan, konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan.
Tujuan dari percobaan ini adalah mengkalibrasi alat penentu tegangan
permukaan, menentukan tegangan permukaan, dan menghitung tegangan
permukaan dengan menggunakan alat tegangan permukaan. Sedangkan prinsip
yang digunakan pada percobaan kali ini adalah Tegangan Permukaan, Adhesi
dan Kohesi serta Konsentrasi Misel Kritis.
Pertama sekali yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat yang
digunakan harus dalam keadaan bersih dan kering. Karena akan sangat
berpengaruh jika ada zat-zat pemgotor yang ada pada alat. Cara membersihkan
alat bisa dengan mencucinya dengan sabun lalu bilas hingga bersih dan lap
hinnga kering atau pengeringan alat dapat dilakukan dalam oven.
Alat utama yang digunakan pada percobaan ini adalah tensiometer
permukaan yang menggunakan pelat kaca. Alat ini harus dikalibrasi terlebih
dahulu hingga beban dan titik menunjukkan angka nol. Lalu menghitung
panjang, lebar dan tebal dari pelat kaca. Setelah dikalibrasi alat baru bisa dipakai
untuk menghitung tegangan permukaan.
Bahan yang akan diuji tegangan permukaannya adalah Oleum Ricini atau
yang disebut dengan minyak jarak. Minyak ini serba guna dan memiliki karakter
yang khas secara fisik. Pada suhu ruang minyak jarak berfasa cair dan tetap
stabil pada suhu rendah maupun suhu sangat tinggi. Minyak jarak diproduksi
secara alami dan merupakan trigliserida yang mengadung 90% asam ricinoleat.
Minyak jarak juga merupakan sumber utama asam sebasat, suatu asam
dikarboksilat. Sedangkan surfaktannya adalah Natrium Lauril Sulfat. Natrium
Lauril Sulfat dibuat dengan menimbang sebanyak 1 mg Natrium Lauril Sulfat di
neraca analitik dengan menggunakan kertas perkamen. Menggunakan kertas
perkamen sebagai alas timbangan agar timbangan tidak secara langsung
berhubungan dengan zat yang akan menyebabkan nercacanya akan rusak. Lalu
dilarutkan ke dalam 10 ml aquades di dalam labu erlenmeyer dan diaduk hingga
larut. Natrium Lauril Sulfat atau Sodium Laureth Sulfat merupakan surfaktan
yang biasa digunakan di produk-produk kosmetik dan karena memiliki sifat
pembersih dan pengemulsi. Sifat dari surfaktan ini mirip dengan sabun. Namun
surfaktan ini juga memiliki sifat pengiritasi.
Selanjutnya adalah membuat perbandingan antara bahan uji dengan
surfaktan.
No Bahan Uji
(ml)
Surfaktan
(ml)
1. 20 0
2. 19 1
3. 18 2
4. 17 3
5 16 4
6. 15 5
Tujuan untuk membuat perbandingan adalah melihat pengaruh surfaktan yang
diberikan terhadap tegangan permukaan. Selanjutnya adalah mengambil 20 ml
Oleum Ricini ke dalam gelas ukur lalu menuangkannya ke dalam cawan petri.
Setelah itu pelat kaca dimasukkan kedalam permukaan bahan uji dan dilihat
sampai angka berapa pelat kaca terlepas dari permukaan bahan. Hal itu
dilakukan secara triplo untuk menghitung keakuratan dari pengukurannya.
Untuk melakukan pengukuran tegangan permukaan yaitu dengan
menggunakan rumus: γ 1=m . g
2( p+t)dimana g=980, m=massa, p=panjang pelat
kaca,t=tebal pelat kaca.
Hasil yang didapatkan untuk bahan tanpa surfaktan adalah 15,19 dyne/cm.
Selanjutnya diambil 19 ml Oleum Ricini dan 1 ml Natrium Lauril Sulfat diaduk
menggunakan batang pengaduk. Lalu juga dimasukkan ke dalam cawan petri
dan hitung tegangan permukaannya. Hasil yang didapat yaitu 14,81 dyne/cm.
Selanjutnya 18 ml Oleum Ricini dan 2 ml Natrium Lauril Sulfat dicampurkan
tegangan permukaannya 11,77 dyne/cm. 17 ml Oleum Ricini dan 3 ml Natrium
Lauril Sulfat dicampurkan hasil tegangan permukaannya 11,39 dyne/cm. 16ml
Oleum Ricini dan 4 ml Natrium Lauril Sulfat dicampurkan tegangan
permukaannya 11,01 dyne/cm. Terakhir 15 ml Oleum Ricini dan 5 ml Natrium
Lauril Sulfat dicampurkan menghasilkan tegangan permukaan 10,63 dyne/cm.
Dari data tersebut terlihat bahwa semakin banyak surfaktan yang
ditambahkan maka tegangan permukaannya akan menurun hal ini disesuaikan
dengan literatur yang menyebutkan bahwa penambahan surfaktan akan
mengurangi tegangan permukaan. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan
air dengan mematahkan ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan. Hal ini
dilakukan dengan menaruh kepala-kepala hidrofiliknya pada permukaan air
dengan ekor-ekor hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air. Sabun dapat
membentuk misel (micelles), suatu molekul sabun mengandung suatu rantai
hidrokarbon panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul sabun
bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion
bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah
molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air, tetapi
dengan mudah akan tersuspensi di dalam air. Konsentrasi misel kritis adalah
perubahan yang mendadak pada daerah konsentrasi tertentu yang disebabkan
oleh pembentukan dari beberapa molekul surfaktan menjadi satu. Pada kondisi
CMC ini larutan atau zat cair akan menjadi jenuh dan tidak akan mempengaruhi
tegangan permukaan kembali.
Manfaat tegangan permukaan dalam bidang farmasi adalah dalam
mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat,
penetrasi molekul melalui membran biologis, pembentukan dan kestabilan
emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk membentuk
sediaan suspensi.
IX. Kesimpulan
1. Mampu mengkalibrasi alat penentu tegangan permukaan
2. Tegangan permukaan dapat ditentukan
3. Dapat diketahui pengaruh surfaktan terhadap tegangan permukaan yaitu
semakin banyak surfaktan yang ditambahkan maka tegangan permukaan
menurun.
Lampiran (Grafik)
0 1 2 3 4 50
2
4
6
8
10
12
14
16
γ terhadap Surfaktan
γ terhadap Surfaktan
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1997. Kimia Fisik 2. Jakarta : Erlangga
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Febriyani, Eva. 2014. Adhesi – Kohesi. Available online at
http://www.informasi-pendidikan.com/2014/2014/12/kohesi-dan-
adhesi.html?m=l [diakses pada tanggal 18 April 2015]
Giancoli. 2001. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga
Herinaldi. 2004. Mekanika Fluida. Jakarta: Erlangga
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika. Bandung : Grafindo Media Pratama
Martin, Alfred. 1990. Farmasi Fisik II. Jakarta: UI Press
Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Jakarta: PT Rineka Cipta
Zulfikar. 2008. Fluida Statis Tegangan Permukaan
http://www.gomuda.com/2013/01/Fluida-statis-tegangan-permukaan.html
(diakses tanggal 18 April 2015)