beberapa prinsip dari sistem pakan ternak berdasarkan tanaman kacang

7
BEBERAPA PRINSIP DARI SISTEM PAKAN TERNAK BERDASARKAN TANAMAN KACANG-KACANGAN (LEGUMINOSA) Oleh Iskandar Sembiring. 1. Pendahuluan Pada dekade belakangan ini timbul kesadaran dan perhatian yang lebih tinggi terhadap tanaman legum, sejak diketahui lebih banyak bahwa legum dapat berproduksi tinggi, beradaptasi dengan baik pada lingkungan di daerah tropis, serta kandungan gizinya yang tinggi seringkali menjadi kunci keberhasilan peningkatan produksi ternak dengan metode yang murah dan berhasil-guna. Karenanya meningkatkan perannya dalam rangka upaya swasembada produksi ternak dan meningkatkan pendapatan para petani sebagai produsen hasil ternak. Peningkatan kesadaran diatas sebagai pengaruh dari berbagai kegiatan penyuluhan dan pelatihan ketrampilan petani untuk meningkatkan palatabilitas melalui pelayuan serta gerakan pengembangan tanaman legum sesuai dengan lingkungan tertentu dengan tujuan lainnya seperti pelindung, pagar dan cover crop. Penilaian tersebut tercermin dari jenis hijauan sebagai pakan yang diberikan petani kepada ternak peliharaannya terutama para petani ternak Kambing terlihat bahwa dari sekian jenis tanaman dalam pakan hijauan yang diberikan kepada ternak ternyata porsi legum cukup besar. Pengembangan pakan bermutu tinggi yang didasarkan kepada tanaman legum dapat menjadi modal utama, sebagai lanjutan dari kemampuan tanaman legum mengikat nitrogen dari udara serta kemampuan adaptasi serta produksi tinggi. Disamping itu tanaman legum dapat berperan penting dalam padang penggembalaan sebagai sumber unsur hara, dimana pada waktu musim kemarau dan banyak nodula-nodula dari pembusukan akar menjadi sumber nitrogen bagi tanaman lainnya. Sedangkan urine ternak pada suhu tinggi seperti didaerah tropis maka 80 % hilang dengan cara adanya pemecahn urea menjadi amonia dan karbon dioksida oleh enzym urease. Dengan sistem pakan yang mengandalkan legum, tidak berarti akan selalu meningkatkan daya tampung ternak dan hasil ternak per unit luasan lahan. Sebaliknya di daerah-daerah curah hujan

Upload: anas-muhammad

Post on 15-Feb-2015

105 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Beberapa Prinsip Dari Sistem Pakan Ternak Berdasarkan Tanaman Kacang

BEBERAPA PRINSIP DARI SISTEM PAKAN TERNAK BERDASARKAN TANAMAN KACANG-KACANGAN (LEGUMINOSA)

Oleh Iskandar Sembiring.

1. Pendahuluan

Pada dekade belakangan ini timbul kesadaran dan perhatian yang lebih tinggi terhadap tanaman legum, sejak diketahui lebih banyak bahwa legum dapat berproduksi tinggi, beradaptasi dengan baik pada lingkungan di daerah tropis, serta kandungan gizinya yang tinggi seringkali menjadi kunci keberhasilan peningkatan produksi ternak dengan metode yang murah dan berhasil-guna. Karenanya meningkatkan perannya dalam rangka upaya swasembada produksi ternak dan meningkatkan pendapatan para petani sebagai produsen hasil ternak. Peningkatan kesadaran diatas sebagai pengaruh dari berbagai kegiatan penyuluhan dan pelatihan ketrampilan petani untuk meningkatkan palatabilitas melalui pelayuan serta gerakan pengembangan tanaman legum sesuai dengan lingkungan tertentu dengan tujuan lainnya seperti pelindung, pagar dan cover crop. Penilaian tersebut tercermin dari jenis hijauan sebagai pakan yang diberikan petani kepada ternak peliharaannya terutama para petani ternak Kambing terlihat bahwa dari sekian jenis tanaman dalam pakan hijauan yang diberikan kepada ternak ternyata porsi legum cukup besar.

Pengembangan pakan bermutu tinggi yang didasarkan kepada tanaman legum dapat menjadi modal utama, sebagai lanjutan dari kemampuan tanaman legum mengikat nitrogen dari udara serta kemampuan adaptasi serta produksi tinggi. Disamping itu tanaman legum dapat berperan penting dalam padang penggembalaan sebagai sumber unsur hara, dimana pada waktu musim kemarau dan banyak nodula-nodula dari pembusukan akar menjadi sumber nitrogen bagi tanaman lainnya. Sedangkan urine ternak pada suhu tinggi seperti didaerah tropis maka 80 % hilang dengan cara adanya pemecahn urea menjadi amonia dan karbon dioksida oleh enzym urease.

Dengan sistem pakan yang mengandalkan legum, tidak berarti akan selalu meningkatkan daya tampung ternak dan hasil ternak per unit luasan lahan. Sebaliknya di daerah-daerah curah hujan lebih dari 1200-1500mm atau didaerah yang yang permasalahan airnya dapat diatasi dengan irigasi, maka areal tersebut jika ditanami rumput sejenis dan terpilih akan memberikan hasil BK (bahan kering) yang lebih tinggi sehingga meningkatkan daya tampung ternak dan pertambahan hasil ternak. Namun pada daerah dengan curah hujan rendah (<1000 mm per tahun) dimana tanaman rumput tidak dapat berproduksi maksimal baik secara kuantitas dan kualitas, maka keberadaan tanaman legum sangat berarti dan dapat meningkatkan hasil ternak per unit area. Demikian juga pada usahatani yang membutuhkan pelindung dan pagar serta cover crop, maka kehadiran tanaman legum akan memberikan pengaruh atas daya tampung dan produksi hasil ternak serta pendapatan petani-peternak. Ada pendapat mengemukakan bahwa pertambahan berat badan ternak lebih tinggi pada pemberian pakan dengan hijauan legum yang lebih banyak dibandingkan yang hanya diberikan rumput saja.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pakan hijauan dan sistem-sistem pakan hijauan.

Faktor-faktor yang berpengaruh yang perlu mendapat perhatian dalam kaitannya dengan hijauan pakan baik dari produksi dan pertumbuhannya, sebagai berikut :

Page 2: Beberapa Prinsip Dari Sistem Pakan Ternak Berdasarkan Tanaman Kacang

2.1 Iklim.

Curah hujan, Radiasi sinar matahari, panjang hari, suhu, angin, kelembaban dan penguapan.

2.2 Tanah.

Keseburun kimiawi, Kandungan fisis, kelembaban tanah dan topografi.

2.3 Spesies hijauan.

Potensi genetik, adaptasi, persaingan antar tanaman, siklus hidup (ketahanan jangka panjang), rasa (palatabilitas) pada ternak.

2.4 Manajemen tanaman hijauan pakan.

Tinggi dan frekwensi pemotongan; sistm penggembalaan (kepadatan penggembalaan dan sistemnya, Jenis ternak yang merumput pada sistem tersebut); Pupuk yang diberikan (jumlah, jenis dan waktunya); Pengontrolan tanaman pengganggu (gulma).

3. Syarat-syarat yang dikehendaki pada Tanaman Makanan Ternak.

Beberapa persyaratan yang dikehendaki dimiliki oleh tanaman hijauan pakan adalah sebagai berikut :

3.1 Menghasilkan hijauan pakan yang berkualitas baik dan dalam jumlah tinggi.

3.2 Daya tahan- dalam hal ini tingkat kepermanan, kemampuan untuk bertahan pada berbagai tekanan seperti kekeringan, perengutan(defoliasi), hama dan penyakit. Tanaman setahunan (annual) dan tahunan (perennial) sangat tergantung pada benih/biji. sehinga benih/biji dalam tanah sangat penting artinya untuk kesinambungan hidup sesuatu jenis tanaman pakan.

3.3 Mudah diperbanyak- baik dengan benih maupun secara vegetatif.

3.4 Dalam sistem pertanaman seringkali diperlukan tanaman pakan yang serba guna dan bermanfaat untuk berbagai keperluan, baik pakan ternak, mulch, pupuk organis, tanaman pelindung, pagar hidup, pendukung dan pengawet tanah.

3.5 Di padang rumput diperlukan tanaman yang mampu untuk hidup berdampingan dengan tanaman lainnya.

4. Pengembangan tanaman legum

Untuk menentukan jenis tanaman hijauan pakan yang akan ditanam, kita perlu mengetahui jenis apa yang tersedia, lingkungan apa yang cocok dengan jenis tersebut serta bagaimana karateristik serta hal-hal yang membatasinya.

Petanyaan penting bagi kita adalah : apakah tanaman hijauan pakan harus ditanam oleh petani dan bagaimana mereka dapat memperoleh hasil yang terbaik dari tanamn -tanaman tersebut?

Page 3: Beberapa Prinsip Dari Sistem Pakan Ternak Berdasarkan Tanaman Kacang

Perlu diingat bahwa tidak ada resep tunggal untuk banyak masalah, tidak ada spesies yang cocok untuk semua lingkungan dan sistem apa saja - ada banyak pilihan tergantung untuk sistem dan lingkungan yang dimiliki.

Pengembangan tanaman hijauan makanan ternak dengan hanya menanam beberapa jenis tanaman pakan tanpa suatu evaluasi yang relevan sebelumnya, akan berhadapan dengan resiko yang tinggi, karena kemungkinan tanaman yang dipilih tidak cocok dengan lingkungan yang ada, kemungkinan manajemen dipaksakan atau tanaman tersebut harus berhadapan dengan hama dan penyakit yang kompleks sehingga tanaman tersebut berhadapan dengan terlalu banyak tekanan. Walaupun demikian resiko tersebut dapat diperkecil asal mempunyai pengetahuan tentang adaptasi, karateristik agronomis dan memakai cukup banyak jenis tanaman hijauan pakan yang dikembangkan.

Tanaman memberi respon terhadap iklim dan tanah untuk keberhasilannya bertahan dan berproduksi serta tergantung pada kemampuan berbiji dan berbenih, menyebar, menjalar, reaksinya terhadap perenggutan dan pemotongan serta pembakaran. Untuk memahami atas respon tersebut kita perlu mengetahui struktur (morphologi) yang dimiliki tanaman tersebut untuk mempertahankan diri terhadap pengaruh-pengaruh perlakuan diatas. Sebagian besar jenis legum tanaman pakan yang dikembangkan saat ini berasal dari Amerika tropis, terutama dari suku Aeschynomeneae, Desmodieae dan Phaseoleae yang umumnya tidak beracun, bebas dari senyawa aromatis yang kuat dan tidak berduri. Sedangkan dari Asia juga dapat ditemui legum tanaman pakan yang bernilai terutama dari Desmodieae seperti : Desmodium heterophyllum, D.heterocarpon, D.ovalifolium, D.ganjeticum, D.laxiflorum, D.repandum, D.sequax, D.strigillosum, D.styracifolium, D.triflorum. D.velutinum ; Codaryocalyx dan Peuraria yang termasuk suku Phaseoleae.

5. Klasifikasi Legum Berdasarkan Karateristik Tumbuh dan Adaptasinya.

Klasifikasi tanaman legum tersebut menjadi penting dikarenakan keragaman lingkungan dimasing-masing daerah pengembangan ternak, dimana jenis tanaman pada lingkngan yang sesuai akan memberi peluang lebih besar terhadap keberhasilan. Dibawah ini klasifikasi tanaman legum dan beberapa contoh janis tanamannya.

5.1 Berdasarkan morphologis, bentuk tumbuh tanaman legum.

(a) Type-type Berdaun/memanjat atau Menjalar.

Macroptilium atropurpureum ( siratro ); Neonotonia wightii ( tinarro & cooper ); Centrocema schiedeanum (belalto); C.macrecarpum; C.plumeiri; C.acutifolium; C.virginianum; C.schotii; C.pascourum; Pueraria phaseloides (kudzu); Calopogonium muconudes (calopo); Taramnus labialis (rabbit vine, winer); T.uncinatus; Lab-lab purpureus (sebagian memanjat dan sebagian tidak); Clitoria ternatea (blue pea) Desmodium intortums memanjat pada semak-semak disekitarnya.

(b) Berdaun / Tidak memanjat.

Stylosanthes hamata (caribbean stylo); S.humilis (townsville stylo); S.guyanensis (stylo);S.capitata; S.macrocephala; Desmodium intortum; D.unicatum; D.triflorum;

Page 4: Beberapa Prinsip Dari Sistem Pakan Ternak Berdasarkan Tanaman Kacang

D.procumbens; D.heterophyllum; D.heterocarpon; D.ovalifolium; D.canum; Zornia spp; Alysiacarpus vaginalis, Arachis spp (perennial peanut).

(c) Setengah Berkayu/ Tidak memanjat - Perdu atau Setengah Perdu untuk Potongan atau Perenggutan.

Stylosanthes scraba (shrubby stylo); S.viscosa; Desmodium distortum; D.groydes (codariocalyx); Desmanthus virgatus; D.strigillosum; D.rensonii; Flamengia congesta.

(d) Pohon atau Perdu - Berkayu / Tidak memanjat, untuk potongan dan kadang-kadang untuk Perenggutan.

Leucaena leucocephala (lamtoro), L.deversifolia; L.hybrid; Acasia spp; Pithecellobium spp. Calliandra spp; Sesbania spp(turi); Albizia spp; Gliricidia (gamal); Adenanthera (saga); Pterocarpus (angsana)

5.2. Berdasarkan Adapatasi terhadap tingkat kemasaman tanah.

(a) Dianjurkan untuk tanah-tanah yang Asam / tidak subur (dengan PH <5) dengan kadar aluminium larut yang sedang-tinggi (> 40 % alluminium jenuh).

Stylosanthes guyanensis; S.capitata; S.macrocephala; Zornia latifolia; Desmodium ovalifolium; D.heterocarpon; D.gyroides; Arachis pintoi (perennial peanut); Centrosema macrocarpum; Calliandra; Acasia villosa; Flemingia congesta; Abizia spp; Gliricidia; Pueraria phaseloides; Calopogonium; Desmanthus virgatus.

(b) Dianjurkan pada tanah agak asam (PH 5-6.5). kejenuhan Aluminium <40 %.

Macroptilium atropurpureum; Neonotonia wightii; Desmodium intortum; D.unicatum; D.triflorum; D.procumbens; D.heterophyllum; D.heterocarpon; D.ovalifolium; D.canum; Stylosanthes; Leucocephala (lamtoro). Sesbania (turi)

(c) Dianjurkan untuk Tanah berPH tinggi (7-8.5)

Desmanthus virgathus; Leucane leucocephala; Stylosanthes hamata; M.atropurpureum (siratro) dst.

5.3 Berdasarkan Adaptasi Klimat.

(a) Dianjurkan bagi daerah lembab : Curah hujan >1200 mm/th

Centrosema pubescens; C.macrocarpum. Pueraria phaseloides; Calopogonium muconoides; Desmodium unicatum; D.heterophylum; D.ovalifolium; Vigna pakeri (didaerah dingin misalnya >500 m diatas permukaan laut); Stylosanthes guyanensis; Codariocalyx.

(b) Dianjurkan bagi daerah Kering: Curah hujan <1200 mm/th.

Page 5: Beberapa Prinsip Dari Sistem Pakan Ternak Berdasarkan Tanaman Kacang

Stylosanthes hamata; S.humilis; S.viscosa; M.atropurpreum; N.Wightii; L.leucocephala; Desmanthus virgatus; Centrosema pascuorum; C.brasilianum; Cassia rotundifolia.

(c) Mempunyai Toleransi yang baik terhadap Genangan Air.

Desmodium heterophyllum; D.heterocarpon; Pueraria spp; Sesbania; Centrosema pubescens; Macroptilium lathyroides.

6. Penutup.

Pengembangan tanaman legum pakan didaerah-daerah sentra pengembangan ternak ruminansia kecil dan besar, perlu diupayakan keberhasilannya, untuk mendukung pengembangan peternakan dimasa mendatang. Semoga tulisan yang singkat ini memberikan manfaat bagi pembaca.