bblr 1

4

Click here to load reader

Upload: asri-parantri

Post on 08-Aug-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BBLR 1

88

Sari Pediatri, Vol. 3, No. 2, September 2001

Angka Kejadian Bayi Berat Badan Lahir RendahAngka Kejadian Bayi Berat Badan Lahir RendahAngka Kejadian Bayi Berat Badan Lahir RendahAngka Kejadian Bayi Berat Badan Lahir RendahAngka Kejadian Bayi Berat Badan Lahir RendahSebelum dan Semasa Krisis Ekonomi; suatu PenelitianSebelum dan Semasa Krisis Ekonomi; suatu PenelitianSebelum dan Semasa Krisis Ekonomi; suatu PenelitianSebelum dan Semasa Krisis Ekonomi; suatu PenelitianSebelum dan Semasa Krisis Ekonomi; suatu Penelitiandi Rumah Sakitdi Rumah Sakitdi Rumah Sakitdi Rumah Sakitdi Rumah Sakit

Sjarif Hidayat, Kiki Madiapermana K Samsi, Mia Milanti Dewi*

Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 memberikan dampak yang luas danmeresahkan masyarakat. Masyarakat menduga krisis ekonomi mengakibatkan gizi burukpada bayi baru lahir dengan indikator bayi berat lahir rendah (BLBR). Ilmu KesehatanAnak menggunakan kelahiran bayi kecil masa kehamilan (KMK) sebagai indikator giziburuk pada bayi baru lahir. Kondisi lain yang mengakibatkan kelahiran BBLR adalahprematuritas. Penulis merasa perlu meneliti sejauh mana pengaruh krisis ekonomiterhadap kelahiran BBLR, baik dalam bentuk KMK ataupun prematuritas. Penelitianini bersifat retrospektif. Subjek penelitian adalah semua BBLR lahir hidup di RumahSakit Hasan Sadikin Bandung sebelum krisis ekonomi antara Oktober sampai Desember1998 (kelompok II). Data didapat dari rekam medik. Dari 83 bayi dalam kelompok Ididapatkan bayi KMK sebanyak 50 bayi (60%), 28 bayi (55%) tipe simetris; bayi prematur25 bayi (30%); bayi prematur-KMK 6 bayi (22%). Sedangkan dari 86 bayi dalamkelompok II didapatkan bayi KMK sebanyak 34 bayi (39,5%), 19 (56%) tipe simetris;bayi prematur 45 bayi (52%); bayi prematur-KMK 7 (16%). Berdasarkan uji X_didapatkan penurunan bermakna dari jumlah bayi KMK pada BBLR semasa krisisekonomi (p=0,007). Namun di lain pihak terdapat peningkatan bermakna dari jumlahbayi prematur pada BBLR semasa krisis ekonomi (p=0,007). Sedangkan jumlah bayiprematur-KMK pada bayi BBLR sebelum dibandingkan dengan semasa krisis ekonomitidak didapatkan perbedaan (p=0.384). Dapat disimpulkan bahwa jumlah kelahiran bayiKMK justru mengalami penurunan semasa krisis ekonomi. Sedangkan krisis ekonomiternyata lebih berdampak pada peningkatan kelahiran bayi prematur yang jugamerupakan permasalahan di bidang kesehatan anak.

Kata Kunci: BBLR (berat badan lahir rendah), KMK (kecil masa kehamilan), prematur

Sari Pediatri, Vol. 3, No. 2, September 2001: 88 - 91

risis ekonomi yang melanda Indonesiasejak pertengahan tahun 1997 telahmemberi dampak yang luas di berbagai

sektor baik sektor industri, pertanian dan sosial-ekonomi, termasuk dampak pada dunia kesehatan.1

Pemberitaan di berbagai media massa mengenai adanyakecenderungan peningkatan bayi bergizi buruk,

K

Alamat korespondensi:Dr. Sjarif Hidayat, Sp.A.Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-UNPAD/ Rumah Sakit Dr. HasanSadikin Bandung. Jl. Pasteur no.38, Bandung.Telepon: 022-2034426 Fax: 022-2035957.

khususnya di Sumatera Barat, cukup meresahkan duniakesehatan. Selain itu masyarakat menduga krisisekonomi mengakibatkan gizi buruk pada bayi barulahir, sedangkan indikator di bidang Ilmu KesehatanAnak adalah bayi kecil masa kehamilan (KMK).2-6

Selain KMK kondisi lain yang berperan dalamkelahiran BBLR prematuritas. Apapun jenisnya (KMKatau prematuritas), kelahiran bayi BBLR akanmeningkatkan morbiditas dan mortalitas bayi, sertamenyebabkan penurunan kualitas sumber daya optimalgenerasi mendatang. 2-11 Bayi berat lahir rendah baikdalam bentuk KMK atau prematuritas sangatdipengaruhi oleh kondisi ibu hamil seperti status gizi,

Page 2: BBLR 1

89

Sari Pediatri, Vol. 3, No. 2, September 2001

anemia, kelelahan dan infeksi. 4-9 Secara logika adanyakrisis ekonomi (seperti perubahan status sosial-ekonomi, kelelahan ibu akibat harus bekerja) dapatmempengaruhi kondisi ibu hamil. Namun sejauh manakeadaan ini mempengaruhi kelahiran BBLR (KMKatau prematuritas) masih memerlukan penelitian lebihlanjut. Dari latar belakang kondisional, situasional sertatuntutan dan tantangan seperti yang telah diuraikandi atas, maka krisis ekonomi dan kejadian BBLRmenjadi tema sentral masalah pada penelitian ini, yangdapat dirumuskan sebagai berikut :

Bayi yang sehat menjadi idaman setiap keluarga,terhindar dari morbiditas, mortalitas, dan gejalasisa dikemudian hari. Kelahiran bayi BBLR dapatmengganggu pencapaian harapan tersebut.Gangguan status sosial ekonomi merupakan salahsatu faktor predisposisi BBLR. Krisis ekonomisecara langsung berdampak terhadap semua sistemkemasyarakatan di Indonesia. Data mengenaihubungan antara krisis ekonomi dengan kelahiranbayi BBLR perlu dikaji.

Ketidaklengkapan informasi tentang hubungankrisis ekonomi dengan kejadian BBLR menggugahkami melakukan penelitian untuk mendapat gambaransejauh mana krisis ekonomi mempengaruhi kelahiranBBLR baik dalam bentuk KMK ataupun prematuritas.

Subyek dan Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat retrospektif – cross sectional.Subjek penelitian adalah semua bayi lahir hidup denganberat lahir rendah (BBLR) di RSHS-Bandung sebelumkrisis ekonomi yaitu periode Oktober sampaiDesember 1996 (kelompok I) dan semasa krisis

ekonomi yaitu periode Oktober sampai denganDesember 1998 (kelompok II). Data diambil darirekam medik RS Hasan Sadikin Bandung. Usiakehamilan ditentukan berdasarkan nilai Dubowitz,simplified Dubowitz, atau Ballard. Sedangkanpenentuan bayi kecil/sesuai/besar masa kehamilanditentukan berdasarkan kurva Lubchenco. 3 Analisastatistik dilakukan dengan komputer dan piranti lunakSPSS 9.0 for Window. Tingkat kemaknaan yangdiharapkan p < 0,001.

Hasil Penelitian

Jumlah kelahiran pada bulan Oktober-Desember 1996sebanyak 678 bayi, 105 bayi lahir dengan berat badankurang dari 2500 g (BBLR). Sedangkan jumlahkelahiran pada bulan Oktober-Desember 1998sebanyak 576 bayi, 104 bayi lahir dengan berat badankurang dari 2500 g (BBLR). Penelitian dilakukanterhadap 169 bayi BBLR yang lahir hidup dengankarakteristik seperti yang tertulis dalam Tabel 1.

Pada karakteristik subyek penelitian, tidak terdapatperbedaan bermakna dari jumlah subyek penelitian,rerata usia ibu, rerata usia ayah, jumlah ibu bekerja,jenis kelamin subjek, dan jumlah ibu anemia, baiksebelum ataupun selama krisis ekonomi (Tabel 2).

Pada kelompok I terdapat 83 subyek penelitiansedangkan pada kelompok II terdapat 86 subyekpenelitian. Perbandingan jumlah kelahiran bayi KMKpada bayi BBLR sebelum dan semasa krisis ekonomimemberi hasil sebagai berikut (Tabel 3).

Terdapat penurunan bermakna dari jumlahkelahiran bayi KMK sebelum dan semasa krisisekonomi. Pada kedua kelompok tidak terdapatperbedaan karakteristik tipe bayi KMK, sepertitercantum dalam Tabel 4.

Karakteristik Sebelum krisis ekonomi Selama krisis ekonomi ρSubyek penelitian 83 86 0,503Rerata usia ibu (tahun) 26,47 27,51 0,366Rerata usia ayah (tahun) 29,34 32,51 0,065Jumlah ibu bekerja 14 26 0,550Jenis kelamin perempuan 41 43 0,938Jenis kelamin laki-laki 42 43 0,938Ibu anemia 17 12 0,260

ρ = tingkat kemaknaan

Tabel 1. Karakteristik subyek penelitian

Page 3: BBLR 1

90

Sari Pediatri, Vol. 3, No. 2, September 2001

Perbandingan jumlah kelahiran bayi prematursebelum dan semasa krisis ekonomi memberi hasilsebagai berikut:• Terdapat peningkatan bermakna dari jumlah

kelahiran bayi prematur sebelum dan semasa krisisekonomi.

• Perbandingan jumlah kelahiran bayi KMK padakelahiran prematur sebelum dan semasa krisisekonomi memberi hasil sebagai berikut.

• Tidak terdapat perbedaan bermakna dari kelahiranbayi prematur-KMK sebelum dan semasa krisisekonomi.

Diskusi

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data BBLRlahir hidup di RSHS pada bulan Oktober-Desember1998. Populasi penelitian ini adalah bayi BBLR.Masyarakat pada umumnya, baik masyarakat awamataupun di bidang kesehatan lebih mengenal kelahiranBBLR sebagai bentuk akibat adanya gangguanpertumbuhan intra uterin.1 Sedangkan BBLR sendiriterdiri dari berbagai macam bentuk dengan etiologi yangberbeda. Bidang Ilmu Kesehatan Anak saat inimenggunakan kelahiran bayi KMK sebagai indikator

adanya gizi buruk pada bayi baru lahir sebagai akibatdari pertumbuhan janin terhambat. Keadaan yang dapatmenimbulkan BBLR adalah bayi matur sesuai masakehamilan ( matur-SMK), bayi matur-KMK, bayiprematur SMK, bayi prematur KMK, bayi prematurbesar masa kehamilan (BMK), dan bayi post matur-SMK. 2,3,4,9,10 Dalam penelitian ini observasi dilakukanterhadap kemungkinan adanya pengaruh krisis ekonomiterhadap gambaran kelahiran BBLR, khususnya KMKatau prematur. Subjek yang dipilih adalah bayi lahirhidup, karena unutk menentukan usia gestasi denganmenggunakan nilai Dubowitz, simplified Dubowitz danBallard, tidak dapat dilakukan pada bayi lahir mati.3

Pada observasi terhadap karakteristik subjek tidakterdapat perbedaan bermakna baik dari jumlahkelahiran BBLR, jumlah subyek penelitian, rerata usiaibu, rerata usia ayah, jumlah ibu bekerja, jenis kelaminsubjek, dan jumlah ibu anemia. Kelemahan dalampenelitian ini adalah tidak terdapatnya data yanglengkap dan terperinci peyesuaian karakteristikpenelitian yang merupakan faktor risiko terjadinyakelahiran bayi BBLR, baik akibat prematuritas ataupunakibat bayi KMK, seperti kenaikan berat badan ibuselama hamil, penyakit pada ibu saat hamil (hipertensi,infeksi, pendarahan, gangguan sistem pernafasan, gagaljantung), kebiasaan buruk ibu (merokok, penyalah-

Tabel 3. Tipe KMK sebelum dan selama krisis ekonomi.

Jumlah Kelahiran Bayi Simetris Asimetris

Sebelum krisis ekonomi 28 33 (kelompok 1) (54,9%) (45,1%)Semasa krisis ekonomi 19 15 (kelompok II) (55,9%) (44,1%)

Jumlah 47 48

ρ = 0,27

Tabel 4. Perbandingan jumlah kelahiran bayi prematurpada bayi BBLR

Jumlah Kelahiran Bayi Prematur Matur Postmatur

Sebelum krisis ekonomi 25 56 2 (kelompok 1)Semasa krisis ekonomi 45 41 0 (kelompok II)

Jumlah 70 97 2

ρ = 0,007

Tabel 5. Perbandingan bayi prematur dengan KMK padaBBLR

Jumlah Kelahiran Bayi SMK KMK

Sebelum krisis ekonomi 19 6 (kelompok I)Semasa krisis ekonomi 38 7 (kelompok II)

Jumlah 57 13

ρ = 0,384

Tabel 2. Perbandingan jumlah kelahiran bayi KMK padabayi BBLR

Jumlah Kelahiran Bayi SMK KMK

Sebelum krisis ekonomi 33 50 (kelompok I)Semasa krisis (kelompok II) 52 34

Jumlah 85 84

ρ = 0,007SMK = sesuai masa kehamilanKMK = kecil masa kehamilan

Page 4: BBLR 1

91

Sari Pediatri, Vol. 3, No. 2, September 2001

gunaan obat), jenis pekerjaan ibu, lama waktupekerjaan ibu per hari/minggu/bulan. Sehinggadiperlukan suatu pendataan yang lengkap danpenelitian prospektif untuk mengamati adanyaperubahan karakteristik populasi sebelum dan selamakrisis ekonomi. 2,4,10,11

Jumlah kelahiran BBLR sebelum dan selama krisisekonomi tidak menunjukkan perbedaan bermakna.Bila tidak dianalisa lebih mendalam maka terkesanbahwa tidak ada dampak krisis ekonomi terhadapkualitas bayi baru lahir . Terlebih bila ditambah denganhasil analisa terhadap kelahiran KMK yang justru secarabermakna mengalami penurunan semasa krisisekonomi. Kedua hal ini dapat mengurangi kewas-padaan kita akan dampak krisis ekonomi. Pada analisaselanjutnya ternyata terdapat peningkatan bermaknadari kelahiran bayi prematur semasa krisis ekonomi.Peningkatan kelahiran bayi prematur ini akanmenimbulkan peningkatan morbiditas dan mortalitasyang pada akhirnya akan menurunkan kualitas generasimendatang. Morbiditas dan mortalitas dapat diper-buruk lagi bila jumlah bayi prematur-KMK mening-kat.12 Namun demikian pada penelitian ini tidakterdapat perbedaan bermakna dari jumlah kelahiranbayi prematur-KMK.

Beberapa hal yang masih menjadi pertanyaan danperlu dilakukan penelitian lebih lanjut adalah faktorpenyebab penurunan kelahiran bayi KMK selama krisisekonomi, faktor risiko yang menyebabkan peningkatankelahiran bayi prematur, apakah penurunan kelahiranbayi KMK berhubungan dengan peningkatan kelahiranbayi prematur, mungkinkah bayi yang lahir prematurdalam penelitian ini bila dapat dipertahankankehamilannya sampai matur akan menghasilkan bayimatur-KMK, bagaimana morbiditas dan mortalitas bayipada penelitian ini dalam beberapa tahun mendatang.

Kesimpulan

Krisis ekonomi tidak berdampak terhadap peningkatankelahiran bagi KMK, namun berdampak terhadappeningkatan kelahiran prematur. Hal ini memerlukankewaspadaan dan penatalaksanaan optimal yangmelibatkan orang tua, masyarakat umum, pemerintah,serta petugas kesehatan terutama yang terkait di bidang

perinatologi. Penelitian lanjutan diperlukan untukidentifikasi permasalahan yang dapat menimbulkanpeningkatan kelahiran prematur dalam upayamencegah peningkatan kelahiran bayi prematurmengingat krisis ekonomi masih terus berlangsung.

Daftar Pustaka

1. Hadi U, Soemitro S. Permasalahan serta implikasikebijakan dalam bidang ekonomi kesehatan di propinsiJawa Barat. Disampaikan pada Semiloka Kajian MasalahKesehatan di Jawa Barat, 19 Juni 1999.

2. Adeniyi SC. Intrauterine growth retardatio. Dalam :Spitzer AR, penyunting Intensive care of the fetus andneonate. St. Louis : Mosby-Year Book, 1996. h. 137-48.

3. Lubchenco LO, Hansman C, Dresser M, Boyd E.Intrauterine growth as estimated from live born birth –weight data at 42 week of gestation. Pediatrics 1963;32:793-800.

4. Pursley DM, Cloherty JP, Identifying the highrisknewborn age evaluating gestational age, prematurity,posmaturity, large-for-gestational-age, small-for-gestational-age infants. Dalam Cloherty JP, Stark AR,penyunting. Manual of neonatal care, edisi ke 4.Philadelphia: Lippincot-Raven, 1998. h. 37-51

5. Sohl B, Moore TR. Abnormalities of fetal growth:intrauterine growth restriction. Dalam : Taeusch HW,Ballard RA, penyunting. Avery’s disease of the newborn,edisi ke-7. Philadelphia : WB Saunders CO,1998. h. 90-101.

6. Creasy RK, Resnick R. Intrauterine growth restriction.Dalam: Creasy RK, Resnick, penyunting. Maternal-fetalmedicine : principles and practice. Philadelphia:WBSaunders, 1994. h. 558-74.

7. Warshaw JB. Intrauterine growth retardation. PediatrRev, 1986; 8:107-14.

8. Chamberlain G. Small for gestational age. Br Med J,1991; 302: 1592-6.

9. Crouse DT, Cassady G. The Small-for-gestational age infant.Dalam: Avery GB, Flecther MA, Mac Donald MG,penyunting. Neonatology: Pathofisiology and managementof the newborn. JB Lippincott, Philadelphia,1994. h. 125-31

10. Vik T, Vatten L, Markestad T, Ahisten G, Jackobsen G,Bakketeig LS. Morbidity during the first year of life insmall for gestational age infant. Arch Dis Child, 1996;75:133-7.

11. Jhonston PGB. Vulliamy”s the newborn child, edisi ke-7. Edinburg : Churchill Livingstone, 1994. h. 69-82.

12. Barros FC, Hutty SRA, Victoria CG, Kirikwood BR,Vaughan JP. Comparison of the causes and consequensesof prematurity and IUGR: a longitudinal study inSouthern Brazil. Pediatrics, 1992; 90:233-44.