bblr 1 soim

58
 Jumat, 02 Desember 2011 KTI BERAT BAYI LAHIR RENDAH ASUHAN KEBIDANAN BAYI “ R “ DENGAN BERAT BADAN  LAHIR RENDAH DI RSU HAJI MAKASSAR  TANGGAL 24 S.D 26 JUNI 2011 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai syarat Dalam Menyelesaikan  Pendidikan Program D III Kebidanan  STIKES Nani Hasanuddin Makassar  Oleh MUTAHRA NH. 04. 08. 102 PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NANI HASANUDDIN MAKASSAR 2011 BAB I PENDAHULAUAN A. Latar Belakang Bayi dengan berat lahir rendah merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebahagian masyarakat. Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR ) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. ( Yulianti L, 2010 ).  

Upload: shoeimz-midwife-imaechlaeviina

Post on 17-Jul-2015

397 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 1/58

Jumat, 02 Desember 2011

KTI BERAT BAYI LAHIR RENDAH 

ASUHAN KEBIDANAN BAYI “ R “ DENGAN BERAT BADAN 

LAHIR RENDAH DI RSU HAJI MAKASSAR 

TANGGAL 24 S.D 26 JUNI 2011

KARYA TULIS ILMIAH 

Diajukan Sebagai syarat Dalam Menyelesaikan 

Pendidikan Program D III Kebidanan 

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 

Oleh 

MUTAHRA 

NH. 04. 08. 102 

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN 

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN 

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR 2011 

BAB I 

PENDAHULAUAN 

A.  Latar Belakang 

Bayi dengan berat lahir rendah merupakan masalah kesehatan yang sering dialami

pada sebahagian masyarakat. Bayi Berat Lahir Rendah

( BBLR ) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. (

Yulianti L, 2010 ). 

Page 2: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 2/58

Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan

nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan

lebih utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan

komsumsi makanan pun kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi pada mereka

yang status perekonomiannya cukup, hal ini berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran,

kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal. BBLR termasuk faktor utama

dalam peningkatan mortalitas dan morbilitas neonatus, bayi dan anak serta

memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupan dimasa depan. ( bblr. co. id,

online diakses 04 Juni 2011 ) 

Menurut perkiraan World Health Organisation (WHO), pada tahun 1995 hampir

semua ( 98 % ) dari 5 juta kematian neonatal di Negara berkembang atau

berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematian adalah BBLR yaitu berat badan lahir

kurang dari 2500 gram. 

Prevalensi bayi berat lahir rendah ( BBLR ) diperkirakan 15 % dari seluruh

kelahiran didunia dengan batasan 33 %- 38 % dan lebih sering terjadi dinegara- Negara

berkembang atau sosial ekonomi rendah. Data statistik menunjukkan 90 % kejadian

BBLR didapatkan dinegara- Negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih

tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. ( depkes. go. Id,

online diakses 04 Juni 2011 ) 

Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi

dibanding Negara-negara ASEAN lainnya. Angka kematian bayi di Indonesia pada

tahun 2008 berkisar 248 per 100.000 kelahiran hidup. Kita bisa membandingkan

dengan Malaysia yang tercatat angka kematian 41 bayi per 100.000 kelahiran hidup,

Page 3: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 3/58

Thailand sebanyak 44 lahir mati per 100.000 kelahiran hidup dan Philiphina 170 per

100.000 kelahiran hidup.

( Diakses tanggal 4 juni 2011 ) 

Tingginya angka kurang gizi pada ibu hamil ini mempunyai kontribusi

terhadap tingginya angka BBLR di Indonesia yang diperkirakan mencapai 350.000 bayi

setiap tahunnya. Diperkirakan sekitar 17 juta bayi lahir BBLR setiap tahun. 

( Wordpress. Com, di akses tanggal 25.04.2007 ). 

Di Sulawesi Selatan pada tahun 2007, tercatat baahwa jumlah bayi dengan BBLR

sebanyak 2.416 ( 1,56% dari total bayi lahir ) dan yang tertangani sebanyak 2.405

orang, di kota Makassar jumlah kasus yang terjadi 295 kasus.

Pada tahun 2008 jumlah BBLR mengalami penurunaan menjadi 1.998 ( 1,36 %

dari total jumlah bayi lahir dan yang tertangani sebanyak 1.670 ( 83,56 % ) dan kasus

yang terjadi di Makassar sebanyak 251 kasus. 

Pada tahun 2009 jumlah bayi dengan BBLR meningkat menjadi 2.040 ( 1,36 %

dari total jumlah bayi lahir ) dan yang terjadi di Makassar sebanyak 251 kasus. (

Wordpress.com. di akses tanggal 03/07/2010). 

Dari bagian Rekam Medik RSU Haji Makassar dalam satu terakhir dari bulan

maret 2010 sampai maret 2011 jumlah bayi yang lahir 948 bayi dan yang mengalami

berat lahir rendah sebanyak 75

( 7,91% ). 

Sehubungan dengan masih tingginya kejadian bayi dengan berat lahir rendah di

RSU Haji Makassar maka penulis termotivasi untuk membahas lebih lanjut melalui

Page 4: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 4/58

Karya Tulis Ilmiah ini dengan   judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi “ R ” Dengan Berat

Lahir Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011. 

B.  Ruang Lingkup Pembahasan 

Berdasarkan latar belakang masalah, bahwa kematian bayi yang disebabkan oleh

Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR ) merupakan suatu masalah yang cukup kompleks

yang dapat disebabkan oleh gangguan pertumbuhan intra uterin sehingga berat badan

kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan. Oleh karena itu penulis

memberi batasan pada permasalahan tentang penerapan Asuhan Kebidanan pada bayi

“ R “ dengan Berat Lahir Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011  

C.  Tujuan Penulisan 

1.  Tujuan Umum 

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi “ R ” Dengan Berat Lahir Rendah

di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011 dengan menggunakan pendekatan

asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangan bidan. 

2.  Tujuan Khusus 

a.  Melaksanakan pengkajian data dan analisa data Pada Bayi “ R ” dengan Berat Lahir 

Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011. 

b.  Merumuskan diagnosa/masalah aktual pada Bayi “ R ” dengan Berat Lahir Rendah di

RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011. 

c.  Merumuskan diagnosa/masalah potensial pada Bayi “ R ” dengan Berat Lahir Rendah

di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011. 

Page 5: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 5/58

d.  Melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada Bayi “ R ” dengan Berat Lahir 

Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011. 

e.  Merencanakan asuhan kebidanan pada Bayi “ R ” dengan Berat Lahir Rendah di RSU

Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011. 

f.  Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan Bayi “ R ” dengan Berat Lahir Rendah di

RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011. 

g.  Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada Bayi “ R ” dengan Berat

Lahir Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni 2011. 

h.  Mendokumentasikan semua temuan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada

Bayi “R ” dengan Berat Lahir Rendah di RSU Haji Makassar tanggal 24 S.D 26 Juni

2011. 

D.  Manfaat Penulisan 

1.  Manfaat Praktis 

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan

kebidanan khususnya perawatan Bayi dengan Berat Lahir Rendah 

2. 

Manfaat Ilmiah 

Diharapkan hasil karya tulis ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta

sebagai bahan inspirasi peneliti selanjutnya. 

3.  Manfaat Akademik/ Institusi 

Page 6: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 6/58

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program D III Kebidanan dan sebagai

bahan bacaan bagi mahasiswa jurusan Kebidanan Stikes Nani Hasanuddin Makassar.  

E.  Metode Penulisan 

Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini secara sistematis

meliputi : 

1. Studi Kepustakaan 

Penulis mempelajari literature  – literature yang relevan dengan masalah yang

dibahas sebagai dasar teoritis yang digunakan dalam pembahasan karya tulis ilmiah

ini. 

2. Studi Kasus 

Dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam asuhan kebidanan

yang meliputi: pengkajian data, analisis, dan rumusan diagnosa/masalah aktual,

diagnosa/masalah potensial, perencanaan tindakan, implementasi dan evaluasi serta

dokumentasi asuhan kebidanan untuk menghimpun data dan informasi dalam

pengkajian dengan menggunakan tehnik: 

a.  Anamnesa 

Mengadakan Tanya jawab dengan ibu “R” di ruang perinatologi yang berhubung

dengan masalah bayi “R ” 

b.  Pemeriksaan Fisik 

Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari kepala sampai kaki

meliputi : pemeriksaan inspeksi, dan auskultasi. 

Page 7: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 7/58

3. Studi Dokumentasi 

Dengan membaca dan mempelajari status serta menginterpretasikan data yang

berhubungan dengan klien baik yang bersumber dari catatan dokter, bidan maupun

sumber lain yang menunjang. 

4. Diskusi 

Diskusi dengan tenaga kesehatan yakni dokter,bidan, maupun dengan pembimbing

Karya tulis ilmiah serta sumber lain yang menunjang. 

F.  Sistematika Penulisan 

Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penulisan karya imiah ini, maka penulis

menyusun secara sistematika yang terdiri dari : 

BAB I PENDAHULUAN : 

Pada BAB I ini membahas tentang latar belakang BBLR, dan jumlah kejadian BBLR,

  juga membahas tentang ruang lingkup penulisan, tujuan penulisan yang terdiri dari

tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika

penulisan. 

BAB II. TINJAUAN KASUS 

Pada bab ini membahas tentang Konsep Dasar Tentang Asuhan Bayi Baru Lahir yang

terdiri dari Pencegahan infeksi, penilaian, dan pencegahan kehilangan panas, dalam

bab ini juga membahas tentang Konsep Dasar Tentang Bayi Berat Lahir Rendah dan

proses manajemen asuhan kebidanan. 

BAB III. STUDI KASUS

Page 8: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 8/58

Pada bab ini membahas tentang pengkajian dan analisa data dasar, merumuskan

diagnose/ masalah actual, merumuskan diagnose/ masalah potensial, mengidentifikasi

tindakan segera dan kolaborasi, rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan tindakan

asuhan kebidanan, evaluasi asuhan kebidanan, dan pendokumentasian hasil

asuhan/SOAP 

BAB IV. PEMBAHASAN

Pada bagian ini membahas tentang kesenjangan antara teori dengan fakta yang

ada,dibahas secara sistematis mulai dari langkah 1 sampai langkah 7. 

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 

Pada bagian ini membahas tentang kesimpulan yang telah yang telah diperoleh dari

hasil pembahasan dan memberikan saran sesuai dengan apa yang telah diperoleh.

Daftar Pustaka 

Lampiran 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 

A.  Konsep Dasar Tentang Asuhan Bayi Baru Lahir 

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada

Page 9: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 9/58

bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru

lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau

gangguan. Aspek- aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir yaitu :  

1.  Pencegahan Infeksi 

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan

atau kontamiasi mikroorganisme selama proses persainan berlangsung maupun berapa

saat setelah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir pastikan penolong persalinan

telah melakukan upaya pencegahan infeksi yaitu : 

a.  Cuci tangan dengan seksama sebelum setelah bersentuhan dengan bayi. 

b.  Pakai sarung tangan bersih pada saat menagani bayi yang belum dimandikan. 

c.  Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting pengisap

lendir DeLee dan benang tali pusat telah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril, gunakan

bola karet yang baru dan bersih jika akan melakukan pengisapan lendir ( jangan

menggunakan bola karet pengisap yang sama untuk lebh dari satu bayi )  

d.  Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah

dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan, pita pengukur, thermometer,

stetoskop dan benda- benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi, juga bersih.

Dekontaminasi dan cuci setiap kali selesai digunakan. 

2.  Penilaian 

Segera setelah bayi lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang disiapkan

pada perut ibu. Bila hal tersebut tidak memungkinkan maka letakkan bayi dekat ibu

(diantara dua kaki atau disebelah ibu) tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut

Page 10: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 10/58

bersih dan kering. Segera pula lakukan penilaian awal dengan menjawab 2 pertanyaan

a.  Apakah bayi menangis kuat dan bernapas tanpa kesulitan 

b.  Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas 

Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap atau lemah maka segera

lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir. 

3.  Pencegahan Kehilangan Panas 

Mekanisme pengaturan tempratur tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi secara

sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan

panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia

sangat beresiko tinggi untuk mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian.

Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak

segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada didalam ruangan yang relatif

hangat. 

a.  Mekanisme kehilangan panas 

Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara- cara berikut : 

1) 

Evaporasi 

Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena

penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri

karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan dan diselimuti  

Page 11: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 11/58

2)  Konduksi 

Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan

permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang tempraturnya lebih

rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi

apabila bayi diletakkan diatas benda- benda tersebut.

3)  Konveksi 

Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih

dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan didalam ruangan yang dingin akan cepat

mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika konveksi aliran udara

dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.  

4)  Radiasi 

Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda- benda

yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan

panas dengan cara ini karena benda- benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh

bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung). 

b.  Mencegah kehilangan panas 

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut: 

1)  Keringkan bayi dengan seksama 

2)  Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat. 

3) 

Selimuti bagian kepala bayi 

4)  Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya 

5)  Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir 

6)  Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat 

Page 12: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 12/58

c.  Merawat tali pusat 

Setelah placenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan pengikatan

puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat. 

d.  Pemberian ASI 

Rangsangan isapan bayi pada puting susu itu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke

hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Prolaktin inilah yang memacu

payudara untuk menghasilkan ASI. Semakin sering bayi mengisap puting susu akan

semakin banyak prolaktin dan ASI dikeluarkan. Pada hari- hari pertama kelahiran bayi,

apabila pengisapan putting susu cukup adekuat maka akan dihasilkansecara bertahap

10 sampai 100 ml ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari ke 10-14 usia bayi. Bayi

sehat akan mengkomsumsi 700-800 ml ASI per hari (kisaran 600-1000 ml) untuk

tumbuh kembang bayi. 

e.  Pencegahan Infeki Pada Mata 

Tetes mata untuk pencegahan infeksi mata dapat diberikan setelah ibu atau keluarga

memomong bayi dan diberi ASI. Pencegahan infeksi tersebut menggunakan salep mata

Tetrasiklin 1%. Salep antibiotika tersebut harus diberikan dalam waktu satu jam setelah

kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam

setelah kelahiran. 

f.  Profilaksis perdarahan bayi baru lahir 

Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K 1 injeksi 1 mg intramuskular dipaha kiri

sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin

K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.  

g.  Pemberian imunisasi Hepatitis B 

Page 13: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 13/58

Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur

penularan ibu- bayi. Terdapat 2 jadwal pemberian imunisasi Hepatitis B. Jadwal

Pertama imunisasi Hepatitis B sebanyak 3 kali, yaitu pada usia 0 (segera setelah lahir

menggunakan uniject), 1 dan 6 bulan. Jadwal kedua, imunisasi Hepatitis B sebanyak 4

kali, yaitu pada usia 0 dan DPT + Hepatitis B pada 2,3 dan 4 bulan usia bayi.  

B.  Konsep Dasar Tentang Bayi Berat Lahir Rendah 

1.  Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah 

a.  Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Adalah semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2.500 gr

disebut Low Birth Weight Infant ( Bayi Berat Lahir RendahPra, Prawirohardjo. S.2007 :

771 ) 

b.  Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 

Adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.(dr.Arief ZR, 2009) 

2.  Klasifikasi Bayi Berat Lahir Rendah 

Bayi dengan berat lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: 

a.  Prematuritas Murni 

Neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan

sesuai dengan berat untuk masa kehamilan, atau disebut bayi kurang bulan sesuai

masa kehamilan (BKB/SMK) 

b.  Dismaturitas 

Page 14: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 14/58

Dismaturitas adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat badan

seharusnya untuk masa kehamilan atau bisa disebut bayi cukup bulan kecil masa

kehamilan (BCB/KMK) 

( Wiknjosastro, H. 2007 ) 

3.  Penyebab Bayi Berat Lahir Rendah 

BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor (dr. Arief ZR, dkk, 2009 :22-23), yaitu: 

a.  Faktor ibu 

1)  Penyakit 

a)  Toksemia gravidarum 

b)  Perdarahan antepartum 

c)  Trauma fisik dan psikologis 

d)  Nefritis akut 

e)  Diabetes mellitus 

2)  Usia ibu 

a)  Usia ibu < 16 tahun 

b)  Usia > 35 tahun 

c)  Multi gravid yang jarak kehamilannya terlalu dekat 

3)  Keadaan sosial 

a)  Golongan sosial ekonomi rendah 

b) 

Perkawinan yang tidak sah 

4)  Sebab lain 

a)  Ibu yang perokok 

b)  Ibu peminum alcohol 

Page 15: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 15/58

c)  Ibu pecandu narkotik 

b. Faktor janin 

1)  Hidramnion

2)  Kehamilan ganda 

3)  Kelainan kromosom 

4)  Cacat bawaan 

c. Faktor lingkungan 

1)  Tempat tinggal dataran tinggi 

2)  Radiasi

3)  Zat-zat beracun 

4.  Gambaran Klinik Bayi Berat Lahir Rendah 

a.  Karakteristik Prematuritas Murni 

1.  Berat badan kurang dari 2500 gram, PB : 45 cm, Lingkar Kepala kurang dari 33 cm,

Lingkar dada kurang dari 30 cm 

2.  Masa gestasi kurang dari 37 minggu 

3.  Kulit tipis dan transparan, tampak mengkilat dan licin.  

4.  Kepala lebih besar dari badan 

5. 

Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan. 

6.  Lemak subkutan kurang 

7.  Ubun- ubun dan sutura lebar 

8.  Ramut tipis, halus 

Page 16: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 16/58

9.  Tulang rawan dan daun telinga immature 

10. Puting susu belum terbentuk dengan baik. 

11. Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristatik usus dapat terlihat  

12.  Genetalia belum sempurna, labia, minora belum tertutup oleh labia mayora ( pada

wanita ), testis belum turun ( pada laki- laki ) 

13. Bayi masih posisi fetal 

14. Pergerakan kurang dan lemah 

15. Otot masih posisi fetal 

16. Banyak tidur, tangis lemah, pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan

apnu. 

17. Refleks tonic neck lemah 

18. Refleks menghisap dan menelan belum sempurna. 

b.  Adapun karasteristik bayi dismatur hampir sama dengan bayi prematur.  

Penampilan fisik yag khas dari dismatur adalah : 

1.  Kulit pucat, keriput, tipis 

2.  Verniks caeosa tipis/ tidak ada 

3.  Jaringan lemak dibawah kulit tipis 

4.  Tali pusat berwarna kuning kehijauan.

5.  Mekonium kering (dr.Arief ZR. 2009) 

5. 

Penilaian Maturitas Neonatus 

Mengetahui dengan tepat lamanya masa gestasi untuk tiap neonatus terutama

BBLR secara individu, faktor maturitas sangat berpengaruh pada morbiditas dan

Page 17: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 17/58

mortalitas perinatal, pengetahuan ini sangat penting untuk menilai tingkat

pengembangan bayi prematur. 

Tabel 1. Ciri Kematangan Fisik Bayi Lahir Normal (Menurut Ballard)  

0  1 

Kulit Merah seperti agaktransparan 

Merah muda/ licin, halus,tampak vena 

Permdengsedik

Lanugo Tidak ada  Banyak MeniLipatan plantar  Tidak ada  Tanda merah sangat sedikit  Hany

mengPayudara Hampir tidak ada  Areola datar, tidak ada

tonjolan 

Areol

sampDaun telinga  Datar, tetap terlipat  Sedikit melengkung, lunak

lembut membalik 

Bentulunak

Kelamin laki-laki  Skrotum kosong, tidakada rugae 

Testis

Kelamin perempuan  Klitoris dan labia minoramenonjol 

Labiasama

(Wiknjosastro, 2006, Hal : 772) 

Tabel. 2 kematangan Neuromuskular

(Menurut sarwono prawirohardjo, 2006 : hal 773) 

Cara menilai aktivitas Neuromuskular 

Page 18: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 18/58

a.  Sikap (Posture) 

Dinilai bila bayi dalam posisi terlentang dan tenang 

b.  Sudut pergelangan tangan (Square window) 

Tangan bayi difleksikan diantara ibu jari dan telunjuk pemeriksa lalu diukur sudut antara

hypothenar eminence dengan forearm. 

c.  Membaliknya lengan (Popliteal angle) 

Lakukan fleksi lengan bawah selama 5 detik, kemudian lengan tersebut diekstensikan

dan dilepas. Nilailah derajat kembalinya ke posisi fleksi. 

d.  Sudut popliteal (Scarf sign) 

Bayi tidur terlentang, paha dipegang sedemikian rupa sehingga terdapat posisi lutut-

dada (knee-chest position), setelah itu dilakukan ekstensi tungkai bawah, ukurlah sudut

dibawah lutut tersebut. 

e.  Tanda selempangan (Sraf sign) 

Posisi terlentang, peganglah salah satu lengan bayi dan usahakan tangan tersebut

mencapai leher posterior dari bahu sisi lainnya. Angkat dan geserlah siku bayi diatas

dadanya dan lihat sampai dimana siku tersebut dapat digeser. Makin mudah bayi makin

mudah sikunya melewati garis tengah kesisi lain. 

f.  Kepala ke telinga (Heel to ear) 

Poisisi terlentang, gerakkan kaki bayi ke telinga dari sisi yang sama. Perhatikan jarak

yang tidak mencapai telinga dan ekstensi lutut. 

Tabel 3. Penilaian Tingkat Kematangan 

SKOR 

10 

Page 19: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 19/58

15 

20 

25 

30 

35 

40 

45 

50 

(Wiknjosastro, 2006 Hal : 773) 

Tabel 4. Hubungan antara berat lahir dengan usia kehamilan 

( Menurut Surasmi A, 2003, Ha l: 5)) 

Kategori Singkatan 

Kecil untuk usia gestasi 

Sesuai untuk gestasi 

Besar untuk gestasi

SGA (small for gestati

AGA (appropriate for g

LGA (large for gestatio

6.  Masalah yang bisa timbul (penyuit) pada BBLR 

Alat tubuh bayi premature belum berfungsi seperti bayi matur, oleh sebab itu

mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus. Makin pendek masa

kehamilan makin kurang sempurna pertumbuhan alat- alat dalam tubuhnya. 

Karena kurang sempurnanya alat- alat dalam tubuh baik anatomik maupun fisiologik

maka mudah timbul beberapa kelainan sebagai berkut : 

a.  Gangguan pengaturan suhu tubuh 

Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang

disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak

Page 20: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 20/58

dibawah kulit,permukaan tubuh relatif lebih luas dibandingkan dengan berat badan,

otot yang tidak aktif, produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat yang

belum cukup serta pusat pengaturan yang belum berfungsi secara sempurna. 

b.  Gangguan saluran pernapasan 

Gangguan pernapasan sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini

disebabkan karena kurangnya surfaktan, pertumbuhan dan perkembangan paru yang

belum sempurna, otot pernapasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah

melengkung. Penyakit gangguan pernapasan yang sering diderita bayi prematur adalah

penyakit membran hialin dan aspirasi pneumonia. Disamping itu sering timbul

pernapasan periodik dan apnea yang disebabkan oleh pernapasan di medulla belum

matur 

c.  Gangguan alat pencernaan dan problem nutrisi 

Distensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume lambung bertambah,

daya untuk mencernakan dan mengabsorsi lemak laktosa dan vitamin yang larut dalam

lemak dan beberapa mineral tertentu berkurang, kerja dari spinter cardio oesofagus  

yang belum sempurna dan mudah terjadi aspirasi. 

d.  Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K. 

e.  Ginjal yang immatur baik secara anatonis maupun fungsinya 

Produksi urine yang sedikit, urea clearance yang rendah, tidak sanggup mengurangi

kelebihan air tubuh dan elektrolit dari badan dengan akibat mudahnya terjadi edema

dan asidosis metabolik. 

f.  Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh, kekurangan faktor

pembekuan seperti protrombin. 

Page 21: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 21/58

g.  Gangguan imunologik 

Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma

globulin. Bayi prematur relative belum sanggup membentuk anti bodi dan daya

fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik.  

h.  Perdarahan intraventrikuler 

Hal ini disebabkan oleh karena bayi prematur sering menderita apnea, asfiksia berat

dan syndrome gangguan pernapasan.Akibatnya bayi menjadi hipoksia, hipertensi dan

hiperkapnea. Keadaan ini menyebabkan aliran darah keotak bertambah. Penambahan

aliran darah keotak akan lebih banyak lagi karena tidak adanya otoregulasi serebral

pada bayi prematur, sehingga mudah terjadi perdarahan dari pembuluh darah kapiler

yang rapuh dan iskemia dilapisan germinal yang terletak didasar ventrikel lateralis

antara nukleus kaudatus dan ependim. Luasnya perdarahan intraventrikuler ini dapat di

diagnosis dengan ultrasonografi atau CT scan. 

i.  Retrolental fibroplasias 

Keadaan ini disebabkan oleh penggunaan oksigen dengan konsentrasi tinggi ( Pa O2

lebih dari 115 mmHg = 15 k Pa ). Untuk menghindari retrolental fibroplasias maka

oksigen yang diberikan pada bayi prematur tidak lebih dari 40% atau dengan kecepatan

2 liter/ menit. 

(Sarwono Prawirohardjo, 2007 ) 

7. 

Penatalaksanaan/ Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah 

a.  Pengaturan suhu badan bayi dengan berat lahir rendah 

1). Mempertahankan suhu dengan ketat 

Page 22: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 22/58

BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus

dipertahankan dengan ketat. (Sarwono, Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal

2006: 377) 

2). Menurut (Buku panduan manajemen masalah bayi baru lahir untuk Dokter,

Bidan, dan Perawat, di Rumah sakit)

Cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh ada lima cara yaitu: 

a). Kontak kulit dengan kulit 

Petunjuk penggunaan yakni 

(1). . Untuk semua bayi 

(2). Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat, atau menghangatkan bayi hipotermi

(32-36,4oC). 

b). Kangaroo Mother Care (KMC) atau perawatan bayi lekat (PBL) 

Kangaroo mother care (KMC) adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini,

terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannya agar bayi

kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau setelah bayi stabil. KMC

dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap bisa

dirawat dengan KMC meskipun belum bisa menyusu, berikan ASI peras dengan

menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum. 

c). Pemancar panas 

d). Inkubator. 

Menurut (Pengantar ilmu Keperawatan anak 1, Hidayat A, 2009: hal 191) 

Page 23: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 23/58

Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan dimasukkan kedalam alat

yang berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan yang cukup dengan suhu yang

normal. Dalam pelaksanaan perawatan didalam inkubator terdapat dua cara yaitu

dengan cara tertutup dan terbuka. 

a.  Inkubator tertutup 

1)  Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dapat dibuka apabila dalam keadaan tertentu

seperti apnea; dan apabila membuka inkubator usahakan suhu bayi tetap hangat dan

oksigen harus selalu disediakan. 

2)  Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung 

3)  Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk memudahkan observasi  

4)  Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh 

5)  Pengaturan oksigen selalu diobservasi 

6)  Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kira-kira dengan suhu 27ºC 

b.  Inkubator terbuka

1)  Pemberian inkubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian perawatan

pada bayi 

2)  Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu normal dan

kehangatan 

3)  Membungkus dengan selimut hangat 

4) 

Dinding keranjang ditutup dengan kain atau yang lain untuk mencegah aliran udara. 

5)  Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui kepala 

6)  Pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan berat badan sesuai dengan ketentuan

dibawah ini 

Page 24: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 24/58

Berat badan lahir (gram)  0 - 24 jam 

(oC) 

1500 

1501-2000 

2001-2500 

> 2500 

34 – 36 

33 – 34 

33 

32 – 34 

Catatan: apabila suhu kamar 28-29 derajat celcius hendaknya diturunkan 1 derajat

celcius setiap minggu dan apabila berta badan bayi sudah mencapai 2000 gram bayi

boleh dirawat diluar inkubator dengan suhu 27 derajat celcius. 

e). Ruangan yang hangat. 

Suhu kamar untuk bayi dengan pakaian 

BB 

1500-2000 gram 

>2000 gram 

Catatan : jangan digunakan untuk bayi < 1500 gram  

b.  Pemberian makanan bayi 

1.  Pada bayi prematur refleks isap, telan, dn batuk belum sempurna, kapasitas lambung

masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lifase masih kurang disamping itu

kebutuhan protein 3- 5 gram/ hari dan tinggi Kalori ( 110/kg/ hari ) agar berat badan

bertambah sebaik- baiknya. 

Page 25: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 25/58

2.  Pemberian minuman dimulai pada waktu berumur 3 jam agar bayi tidak menderita

hipoglikemia dan hiperbilirubinemia 

3.  Sebelum pemberian minuman pertama harus dilakukan pengisapan cairan lambung hal

ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya atresia esophagus dan mencegah muntah.

Pengisapan cairan lambung juga dilakukan pada setiap pemberian minum selanjutnya.  

4.  Pada umumnya bayi dengan berat lahir 2000 gram atau lebih dapat menyusu dengan

ibunya, bayi degan kurang 1500 gram diberikan minum melalui sonde lambung.

Sesudah 5 hari bayi dicoba menyusu pada ibunya, bila daya isap bayi kecil ini lebih baik

dengan dot dibandingkan dengan putting susu ibu pada keadaan ASI dipompa dan

diberikan melalui botol. 

5.  Cara pemberian ASI melalui susu botol adalah dengan frekuensi pemberian yang lebih

sering dalam jumlah susu yang sedikit, frekuensi pemberian minum makin berkurang

dengan bertambahnya berat bayi. 

6.  Jumlah cairan yang diberika pertama kali adalah 1- 5 ml/ jam dan jumlahnya dapat

ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam. Penambahan susu tersebut tergantung dari

  jumlah susu yang tertinggal pada pemberian minum sebelumnya, untuk mencegah

regurgitasi/ muntah atau distensi abdomen. 

7.  Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60 ml/ kg/ hari, setiap hari dinaikkan 20

sampai 200 ml/kg/hari 

8. 

Air susu yang paling baik adalah ASI, bila bayi belum dapat menyusu, ASI dipompa dan

dimasukkan kebotol steril. Bila ASI tidak ada susunya dapat diganti dengan susu

buatan yang rendah lemak yang mudah dicerna bayi dan mengandung 20 kalori/ 30 ml

air atau sekurang- kurangnya bayi mendapat 110 kalori/ kg BB/ hari. 

Page 26: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 26/58

oleh karena itu mudahnya terjadi regurgitasi dan pneumonia aspirasi pada bayi BBLR,

maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan pada

bayi dengan berat lahir rendah, yaitu : 

a). Bayi diletakkan pada sisi kanan untuk membantu mengosongkan lambung, atau dalam

posisi setengah duduk dipangkuan perawat atau dengan meninggikan kepala dan suhu

± 30ºC ditempat tidur bayi 

b). Sebelum susu diberikan diteteskan dahulu dipunggung tangan untuk merasakan apakah

susu cukup hangat dan apakah keluarnya satu tetes tiap detik. 

c). Pada waktu bayi minum harus diperhatikan apakah ia menjadi biru, ada gangguan

pernapasan atau perut gembung. Pengamatan dilakukan terus sampai kira- kira

setengah jam sesudah minum. Gumpalan susu dimulut harus dibersihkan dengan

memberikan 3- 4 sendok teh air putih yang sudah dimasak. 

d). Untuk mencegah perut kembung, bayi diberi minum sedikit demi sedikit dengan

perlahan- perlahan dan hati- hati. Penambahan susu setiap kali minum tidak boleh lebih

dari 5 ml setiap kali minum. 

d). Sesudah minum, bayi didudukkan atau diletakan diatas pundak selama 10-15 menit

untuk mengeluarkan udara dilambung dan kemudian ditidurkan pada posisi kanan atau

tidur dalam posisi tengkurap, hal ini dilakukan agar tidak terjadi regurgitasi atau muntah.

e). Bila biru dan mengalami gangguan pernapasan pada waktu minum, kepala bayi harus

direndahkan 30º cairan dimulut dan faring disuction, bila masih biru dan tidak bernapas

harus segera diberi oksigen dn pernapasan buatan. (Winkjosastro, H.2007)  

c.  Pencegahan terjadinya infeksi 

Page 27: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 27/58

1.  Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi di bawah air yang mengalir

dengan menggunakan sabun cair. 

2.  Memakai masker dan gaun khusus dalam ruangan . 

3.  Pisahkan bayi infeksi dengan bayi yang bayi yang sehat.  

4.  Setiap bayi mempunyai perlengkapan sendiri, bila memungkinkan bayi di mandikan

ditempat tidurnya masing – masing . 

5.  Perawatan kulit dan tali pusat di lakukan dengan teknik aseptic dan antiseptic. 

6.  Para pengujung orang sakit hanya dapat melihat dari balik kaca. 

7.  Petugas kesehatan yang menderita penyakit menular , (ISPA, Konjungtivitis, dll) tidak

boleh merawat bayi. 

8.  Membersihkan ruang perinatal dan tempat tidur bayi paling sedikit seminggu sekali

dengan cairan antiseptic (winkjosastro, H. 2007) 

Bagan Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)  

Kriteria Berat Badan bayi <2500 gram 

Kategori Bayi berat lahir sangatrendah 

( BBLSR ) 

Bayi berat lahir rendah 

( BBLR ) 

Penilaian Berat lahir < 1500gram 

Berat lahir 1500 – 2500 gram 

Penanganan 

Keringkan secepatnya dengan handuk hangat Kain yang basah secepatnya diganti dengan yangkering dan hangat. 

Pertahankan tetap hangat Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit kekulit dan bungkus BBLSR dengan kain hangat Beri lampu 50 watt dengan jarak minimal 60 cm daribayi Kepala bayi ditutupi topi Beri oksigenTali pusat dalam keadaan bersih

Page 28: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 28/58

Puskesmas 

Teteki ASI bila dapatmenelan . Bila tidakdapat menelan, langsungrujuk 

Rujuk ke rumah sakit 

Beri ASIBila tidak dapat menghisap,bisa menelan langsungtetesi langsung dari putting 

Bila tidak dapat menelan

langsung dirujuk

Rumah Sakit 

Sama dengan diatas 

Beri minum dengan sonde/ tetesi ASI ( lihat tabel IBBLR ) Bila tidak mungkin, infus dekstrose 10% + BicarbonasNatricus 1,5%= 4:1 

Hari I : 60 cc/kg/hari Hari II : 70 cc/kg/hari AntibiotikaBila tidak dapat menghisap putting susu / tidak dapatmenelan langsung/sesak/biru/tanda-tanda hipotermiberat, terangkan kemungkinan akan meninggal. 

Sumber : Saifuddin AB, 2006

C.  Proses Manajemen Kebidanan 

1.  Pengertian Manajemen Kebidanan 

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan

sebagai metode untuk mengorganisasikan fikiran dan tindakan berdasarkan teori

ilmiah,penemuan- penemuan, keterampilan dalam rangkaian/ tahapan yang logis untuk

pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien. ( Salma, 2007 ) 

Manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, yang dimulai

dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah

tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang biasa diaplikasikan dalam suatu

situasi. 

2.  Tahapan Manajemen Kebidanan 

Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yaitu: 

a.  Langkah I : Melaksanakan pengkajian data dan analisa data 

Page 29: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 29/58

b.  Langkah II : Merumuskan diagnosa atau masalah aktual 

c.  Langkah III : Merumuskan diagnosa atau masalah potensial 

d.  Langkah IV : Melaksanakan tindakan segera dan Kolaborasi 

e.  Langkah V : Merencanakan asuhan kebidanan 

f.  Langkah VI : Melaksanakan tindakan asuhan 

g.  Langkah VII : Mengevaluasi asuhan kebidanan 

3.  Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP) 

Menurut Helen Varney, alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi tujuh

langkah, agar diketahui orang lain apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui

proses berpikir sistematis, maka dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP

yaitu : 

a.  Subjektif ( S ) 

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien dan keluarga melalui

anamnese sebagai langkah I Varney. 

b.  Objektif ( O ) 

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium

dan diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan

sebagai langkah I Varney. 

c.  Assesment ( A ) 

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan

objektif dalam suatu identifikasi : diagnosa /masalah, antisipasi diagnosa/masalah

Page 30: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 30/58

potensial, perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi dan

atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.

d.  Planning ( P ) 

Mengambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan implementasi (I) dan

evaluasi (E) berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6 dan 7 langkah Varney 

BAB III 

STUDI KASUS 

No. Register : 11.29.52 

Tanggal Masuk Rg Perinatologi : 24 Juni 2011, jam 11. 25 wita 

Tanggal pengkajian : 24 Juni 2011, jam 12. 30 wita 

A.  Pengkajian dan analisa data dasar 

a.  Identitas Klien 

1) 

Data Bayi 

Nama Bayi : Bayi “ R “ 

Tanggal Lahir/ jam : 24 Juni 2011 jam 11.20 wita 

Anak : Kedua 

Page 31: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 31/58

Jenis kelamin : Perempuan 

BB Lahir : 1700 gram ( G.II) 

2)  Identitas Orang Tua 

Nama Ibu/ Ayah : Ny “ R “ / Tn “ R “ 

Umur Ibu / Ayah : 23 tahun/ 27 tahun 

Nikah/ Lamanya : 1x / ± 3 tahun 

Suku : Makassar / Makassar 

Agama : Islam / Islam 

Pendidikan : SMP / SMA 

Pekerjaan : IRT / Pelayaran 

Alamat : Permandian Barombong 

b.  Data Dasar 

1)  Riwayat kehamilan atau selama dihamilkan 

a)  G II P I A 0 

b)  HPHT tgl 29 september 2010, HTP 06 Juni 2011 

c)  Tempat pemeriksaan kehamilan di RSU Haji Makassar 

d)  Total ANC 

1)  Trimester I : 1 X di RSU Haji Makassar 

2)  Trimester II : 2 X di RSU Haji Makassar 

3) 

Trimester III : 2 X di RSU Haji Makassar 

e)  Penyakit yang diderita selama hamil tidak ada 

f)  Ibu merasakan pergerakan janin bulan Februari 2011 

Page 32: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 32/58

g)  Obat- obatan yang diminum selama hamil adalah : sulfa ferosus 90 tablet 1x1/ hari,

vitamin B6 10 tab 2x1/ hari 

h)  Imunisasi TT : TT I tanggal 13 Februari 2011 

TT II tanggal 16 Maret 2011 

2)  Riwayat kelahiran 

a)  Tempat persalinan : RSU Haji Makassar 

b)  Penolong Persalinan : Bidan 

c)  Jenis Persalinan : Spontan, PBK, gamelly 

d)  Tanggal/ jam lahir : 24 - 6 – 2011/ jam 11.20 wita 

e)  A / S : 8/10 

f)  BBL / PBL : 1700 gram / 44 cm 

TANDA-TANDA  0  1 

Frekuensi jantung  Tidak ada  < 100 

Usaha bernafas  Tidak ada  Lambat 

Tonus otot  Lumpuh  Ekstremitas fleksi sed

Reflex  Tidak bereaksi  Gerakan sedikit 

Warna kulit  Biru pucat  Tubuh kemerahan, ek

TOTAL 

3)  Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar bayi 

a)  Nutrisi / cairan 

1)  Bayi belum disusui oleh ibunya

Page 33: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 33/58

b)  Eliminasi 

1)  Eliminasi BAK : Belum BAK setelah lahir 

2)  Eliminasi BAB : Belum BAB setelah Lahir 

c)  Tidur/ istirahat : bayi tertidur saat dikaji 

d)  Personal Hygiene terpelihara oleh petugas 

2.  Pemeriksaan Umum 

a.  Pemeriksaan fisik 

1.  Jenis kelamin : Perempuan 

2.  BBL/ PBL : 1700 Gram / 44 cm 

3.  Keadaan umum : baik / tidak ada cacat bawaan 

b.  Pemeriksaan Tanda- tanda vital 

1.  Suhu badan : 36,9 ˚C 

2.  Pernapasan : 44x/ menit 

3.  Denyut jantung : 134x/ menit 

c.  Pemeriksaan Fisik 

1.  Kepala dan Wajah 

a)  Rambut hitam, tipis, dan halus 

b)  Ubun- ubun dan sutura lebar dan belum menutup 

c) Tidak ada tanda caput succedaneum 

d) 

Tidak ada tanda cephal hematom

e)  Mata Simetris, Sklera berwarna putih, Congjungtiva merah muda, Mata bersih tidak ada

secret 

f) Hidung Simetris dan tampak bersih 

Page 34: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 34/58

g)  Telinga Simetris, tampak bersih, tidak ada secret 

2.  Leher 

a)  Tidak ada trauma 

3.  Dada dan perut 

a)  Dada simetris

b)  Gerakan dada sesuai irama pernapasan bayi 

c) Tidak ada tonjolan tulang dada 

d)  Putting susu ada, tampak jelas 

e)  Keadaan tali pusat tampak basah danterbungkus dengan kain khas 

f) Kulit tipis, terlihat vena dan cabang-cabangnya di dinding abdomen 

4.  Punggung dan bokong 

a)  Tonjolan bokong tidak ada 

b)  Lipatan kulit bokong ada 

5.  Genetalia luar dan Anus 

a)  Labia mayora belum menutupi labia minora 

b)  Teraba lubang anus 

6.  Ekstremitas 

a)  Atas 

1)  Pergerakan baik/ aktif 

2) 

Jari tangan lengkap kiri dan kanan 

3)  Refleks moro baik 

4)  Refleks hisap ( + ) positif 

5)  Refleks mencari ( + ) positif 

Page 35: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 35/58

6)  Refleks swallowing ( + ) positif 

b)  Bawah 

1)  Pergerakan baik 

2)  Jari kaki lengkap kiri dan kanan 

3)  Refleks babynsky positif 

4)  Refleks moro positif 

3.  Pemeriksaan Pengukuran 

a.  Ukuran Lingkaran 

1)  Lingkar kepala : 28 cm 

2)  Lingkar dada : 25 cm 

3)  Lingkar perut : 23 cm 

4)  Lila : 8 cm 

b.  Diameter 

1)  Bitemporal : 6 cm 

2)  Biparetal : 8 cm 

c.  Ukuran Panjang 

1)  Kepala sympisis : 24 cm 

2)  Sympisis kaki : 22 cm 

3)  Panjang lengan : 12 cm 

4) 

Panjang kaki ; 15 cm 

d.  Pola emosional bayi, bayi tenang/ tidur saat dikaji 

e.  Persepsi orang tua terhadap anaknya, orang tua sabar dan mempercayakan

sepenuhnya perawatan anaknya pada bidan dan dokter 

Page 36: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 36/58

f.  Orang tua tampak tenang dan menerima keadaan bayinya serta mau bekerjasama

dengan petugas kesehatan untuk perawatan bayinya terutama pemberian ASI 

g.  Harapan orang tua anaknya mendapatkan perawatan yang baik dan dapat sehat serta

bisa dibawa pulang kerumah 

h.  Ibu tinggal serumah dengan orang tua 

i.  Orang tua rajin shalat dan selalu berdoa agar anaknya segera sehat dan dapat

berkumpul dengan keluarga 

 j.  Biaya hidup dan biaya perawatan ditanggung oleh bapak 

4.  Data Tambahan 

Pemberian vitamin K 1 mg secara intramuskular diruang perinatologi tanggal 24 juni

2011, jam 12. 25 wita. 

B.  Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual 

1.  Bayi Berat Lahir Rendah, BCB / KMK / Persalinan Normal 

Data Subjektif ( DS ) : 

a.  HPHT tgl 29 – 09- 2011 

b.  Ibu melahirkan cukup bulan ( 9 bulan ) tanggal 24 juni 2011 jam 11.20 wita  

c.  Bayinya dirawat dalam incubator sejak tanggal 24 juni 2011 jam 11.25 wita dengan suhu

34°C 

Data Objektif ( DO ) : 

a.  Masa gestasi 38 minggu 2 hari

b.  BBL 1700 gram, PBL 44 cm 

c.  Ubun- ubun besar belum menutup 

Page 37: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 37/58

d.  Ukuran lingkaran : 

Lingkar kepala : 28 cm 

Lingkar dada : 25 cm 

Lingkar perut : 23 cm 

Lila : 8 cm 

e.  Gerakan bayi terbatas 

f.  Refleks mengisap dan menelan lemah 

g.  Kulit tipis, lemak bawah kulit sedikit, dan lanugo banyak. 

h.  Verniks caseosa sedikit 

Analisa dan Interpretasi Data 

Dihitung dari HPHT tanggal 29  – 09  – 2011 dan tanggal persalinan 24  – 06  – 2011

maka masa gestasi 38 minggu 2 hari dengan berat badan lahir 1700 gram, menurut

kurva Lubencho ( 1967 ) berada diantara percintile ke 10 dan 90 yang berarti KMK (

Kecil masa Kehamilan ) dan berdasarkan penilaian Ballar score 24 sesuai dengan

kehamilan 38 – 40 minggu, berat bayi yang tidak sesuai. 

2.  Gangguan pemenuhan nutrisi 

Data Subjektif ( DS ) : 

Bayi belum dapat mengisap dengan baik 

Data Objektif ( DO ) : 

a.  Refleks mengisap dan menelan lemah 

b.  Asi masih sedikit 

c.  BBL : 1700 gram 

Page 38: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 38/58

Analisa dan Interpretasi Data 

Bayi berat lahir rendah dengan kehamilan cukup bulan ( BCB/ KMK) mempunyai organ

dan fungsi dari alat tubuh belum matur sehingga kemampuan mengisap dan menelan

lemah. Karena lemahnya daya isap dan menelan sehingga bayi malas menyusu yang

dapat menyebabkan gangguan pemenuhan nutrisi. 

C.  Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial 

1.  Antisipasi terjadinya hipotermi 

Data Subjektif ( DS ) : - 

Data Objektif ( DO ) : 

a.  Kulit bayi tipis 

b.  Berat badan 1700 gram, SB : 35,9 C 

c.  Lemak subkutan kurang 

d.  Verniks caseosa kurang

e.  Kulit sangat keriput, mudah diangkat 

Analisa dan Interpretasi 

Pada bayi baru lahir mudah terjadi hipotermi karena kesulitan mempertahankan suhu

tubuh yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat dari kurangnya jaringan

lemak dibawah kulit, permukaan tubuh yang relatif lebih luas dibandingkan dengan

berat badan, otot yang tidak aktif, produksi panas yang berkurang oleh karena lemak

coklat ( brown fat ) yang belum cukup serat pusat pengaturan suhu yang belum

berfungsi sebagaimana mestinya. ( Prawirahardjo, S. 2007 : 776 ) 

2.  antisipasi terjadi infeksi tali pusat

a.  Data subjektif : -

Page 39: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 39/58

b.  Data objektif :

1)  Keadaan tali pusat masih basah

2)  Berat badan lahir : 1700 gram (Normal 2500 - 4000 gram 

c.  Analisa dan interpretasi data

Bayi BBLR sangat mudah diserang infeksi. Hal ini disebabkan oleh karena daya tahan

tubuh terhadap infeksi masih kurang sehingga relatif belum sanggup membentuk

antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik

(Wiknjosastro H, 2007, hal. 780).

D.  Tindakan Segera dan kolaborasi 

Tidak ada data yang mendukung 

E.  Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan 

Tujuan : 

1.  Berat badan bayi bertambah 

2.  Kebutuhan bayi akan nutrisi terpenuhi 

3.  Tidak terjadi hipotermi, dan hipoglikemia 

Kriteria : 

1.  Berat badan bayi tidak turun lebih dari 10 % pada 10 hari pertama  

2.  Kebutuhan nutrisi terpenuhi, yaitu asupan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan.  

3. 

Tonus otot baik 

4.  Tanda- tanda vital dalam batas normal 

a.  Suhu : 36,5˚ C - 37,5˚ C 

b.  Denyutjantung : 100 – 140 x/ menit 

Page 40: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 40/58

c.  Pernapasan : 30 – 60x/ menit 

5.  Bayi tidak menggigil dan kulit teraba hangat 

6.  Suhu incubator 33-34°C 

7.  Bayi tidak pucat, tidak biru/ sianosis, lemas dan apatis 

8.  Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi 60 ml/kg/ hari, setiap hari dinaikkan 20 sampai 200

ml/kg/hari 

9.  Bayi dapat menyusu pada ibunya dengan baik, ASI ibu banyak  

10.  Tidak ada tanda- tanda infeksi ( merah, panas, bengkak bau dan pengeluaran cairan

pada tali pusat ) 

11. Tali pusat kering dan puput dalam waktu 7 hari  

Rencana Tindakan 

1.  Beri penjelasan kepada ibu dan keluarganya tentang keadaan dan perawatan bayinya 

Rasional : 

Penyampaian dan penjelasan tentang keadaan bayi dan proses perawatannya agar ibu

dan keluarga dapat mengetahui keadaan dan perkembangan bayinya sehingga dapat

bekerja sama dengan petugas kesehatan dalam proses perawatan serta dapat

meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga. 

2.  Anjurkan ibu memberikan ASI sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi 

Rasional : 

Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sehingga berat badan dapat bertambah dan

hubungan psikologis ibu dan anak dapat terjalin. 

3.  Rawat bayi dalam inkubator pada hari pertama dengan suhu 33 - 34˚C

Rasional : 

Page 41: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 41/58

Dengan perawatan bayi dalam inkubator, diharapkan bayi dapat mendapat lingkungan

yang hangat karena suhu inkubator dapat disesuaikan dengan kebutuhan suhu bayi,

sehingga dapat mencegah terjadinya hipotermi. 

4.  Berikan intake yang adekuat sesuai kebutuhan bayi 

Rasional : 

Intake yang adekuat akan memenuhi kebutuhan nutrisi bayi khususnya glukosa

sehingga tidak terjadi hipoglikemia 

5.  Observasi tanda- tanda vital tiap 8 jam 

Rasional :

Untuk mengetahui keadaan umum bayi dan menentukan tindakan yang akan

dilaksanakan 

6.  Timbang berat badan bayi setiap hari 

Rasional :

Merupakan indikator perkembangan fisik bayi serta kemajuan dalam perawatan BBLR  

7.  Beri HE pada ibu tentang : 

a.  Gizi ibu menyusui 

b.  Manfaat ASI 

c.  Perawatan bayi sehari – hari 

d. 

Ganti pakaian setiap kali basah 

Rasional : 

Personal hygiene yang baik serta lingkungan yang bersih akan mencegah infeksi dan

meningkatkan rasa nyaman pada bayi. Pemberian ASI sedini mungkin dapat

Page 42: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 42/58

meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian ASI ekskusif sehingga

kebutuhan bayi akan nutrisi dapat terpenuhi. 

8.  Gunakan tekhnik aseptik dan antiseptik dalam merawat bayi 

Rasional : 

Mengurangi resiko infeksi dalam mencegah terjadinya infeksi silang 

9.  Beri minum sesuai dengan kebutuhan yaiu : 

= berat badan X jumlah kebutuhan cairan / hari  

10 

= Rasional : 

Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi yang adekuat setiap hari yang akan menjamin

tumbuh kembang bayi yang baik dan optimal, khususnya glukosa sehingga tidak terjadi

hipoglikemia 

F. 

Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan 

Tercatat dalam Soap 

G.  Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan 

Page 43: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 43/58

Tercatat dalam Soap 

H.  Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada By “ R “ Dengan berat lahir rendah

Hari Pertama Di RSU Haji Makassar 

No. Register : 11.29.52 

Tanggal Masuk Rg Perinatologi : 24 Juni 2011, jam 11. 25 wita 

Tanggal pengkajian : 24 Juni 2011, jam 12. 30 wita 

Identitas Klien 

1)  Data Bayi 

Nama Bayi : Bayi “ R “ 

Tanggal Lahir/ jam : 24 Juni 2011 jam 11.20 wita 

Anak : kedua 

Jenis kelamin : Perempuan 

2)  Identitas Orang Tua 

Nama Ibu/ Ayah : Ny “ R “ / Tn “ R “ 

Umur Ibu / Ayah : 23 tahun/ 27 tahun 

Nikah : ± 3 tahun 

Suku : Makassar / Makassar 

Agama : Islam / Islam 

Pendidikan : SMP / SMA 

Pekerjaan : IRT / Pelayaran 

Alamat : Permandian Barombong 

Data Subjektif ( S ) 

1.  Ibu melahirkan cukup bulan ( 9 bulan ) tanggal 24 juni 2011, jam 11.20 wita  

Page 44: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 44/58

2.  HPHT tanggal 29 – 09 – 2010 

3.  Bayinya dirawat dalam inkubator dengan suhu incubator 33-34°C sejak tanggal 24 juni

2011, jam 11.25 wita 

4.  Menurut bidan bayi mengisap lemah 

Data Objektof ( O ) 

1.  Masa gestasi 38 minggu 2 hari 

2.  BBL 1700 gram, PBL 44 cm 

3.  Jenis Kelamin perempuan 

4.  Bayi dirawat dalam inkubator sejak tanggal 24 juni 2011 jam 11.25 wita 

5.  Tanda – tanda vital : 

a.  Suhu : 35,9˚ C 

b.  Denyut Jantung : 134x/ menit 

c.  Pernapasan : 44 x/ menit 

6.  Ubun- ubun belum nenutup 

7.  Refleks mengisap dan menelan lemah 

8.  Refleks moro dan babynsky positif ( + ) 

9.  Tonus otot baik 

10. Tali pusat masih basah, terbungkus dengan khas teril 

11. Labia mayor belum menutupi labia minor 

ASSESMENT ( A ) 

Page 45: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 45/58

Bayi dengan berat lahir rendah ( BBLR ), Bayi cukup bulan, kecil masa kehamilan,

dengan masalah gangguan pemenuhan nutrisi, potensial hipotermi, dan infeksi tali

pusat. 

PLANNING ( P ) 

Tanggal 24 juni 2011 

1.  Menjelaskan pada ibu serta keluarga tentang keadaan dan proses perawatan bayinya,

ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan 

2.  Menganjurkan Ibu memberi ASI sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi, ibu bersedia

memberikan ASI pada bayinya sesering mungkin 

3.  Mengobservasi tanda- tanda vital 

a.  Suhu : 35,9˚ C 

b.  Denyut Jantung : 134x/ menit 

c.  Pernapasan : 44 x/ menit 

4.  Memberi intake susu formula sebanyak 10 cc dengan cara disendok- sendok bayi

sudah diberi minum sebanyak 10 cc/ 2 jam, sebanyak 10 kali pemberian, minum

dihabiskan dan tidak dimuntah. 

5.  Menimbang berat badan bayi jam 12.00 wita, beratnya 1700 kg 

6.  Merawat bayi dalam incubator dengan suhu 34˚C

7.  Menganti pakaian basah dengan pakaian kering 

8. 

Memberi penjelasan pada ibu tentang pentingnya pemberian ASI sedini mungkin dan

cara menyusui yang benar, ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan 

9.  Menjaga personal hygiene dan kebersihan lingkungan 

Page 46: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 46/58

10.  Melaksanakan asuhan kebidanan secara aseptik dan antiseptik dengan mencucui

tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan dan menggunakan alat yang

steril terutama dalam perawatan tali pusat. 

I.  Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Bayi “ R “Dengan Berat Lahir 

Rendah Hari KeduaDi Rsu Haji MakassarTanggal 25 Juni 2011. 

Data Subjektif ( S ) 

1.  ASI sudah ada tapi masih sedikit 

2.  Ibu sudah menyusui bayinya 

3.  Bayi belum bisa mengisap dan menelan dengan baik 

Data Objektif ( O ) 

1.  Berat badan hari kedua adalah 1.700 gram 

2.  Tanda - tanda vital 

Denyut jantung : 132 X/ menit 

Pernapasan : 42 x/ menit 

Suhu : 35 ˚ C 

3.  Refleks mengisap dan menelan kurang baik 

4.  Tali pusat masih basah dan terbungkus dengan kain gaas steril 

5.  Ubun- ubun besar belum menutup 

6.  Tidak terpasang sonde 

ASSESSMENT ( A ) 

Bayi dengan berat lahir rendah, cukup bulan, kecil masa kehamilan, dengan masalah

potensial hipotermi

PLANNING ( P ) 

Tanggal 25 Juni 2011 

Page 47: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 47/58

1.  Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi dan sudah dilakukan.

2.  Mengobservasi tanda- tanda vital jam 09.00 wita 

Denyut jantung : 132 X/ menit 

Pernapasan : 42 x/ menit 

Suhu : 35 ˚ C 

3.  Menimbang berat badan bayi hari kedua, jam 12.00 wita. BB=1700gr 

4.  Merawat bayi dalam suhu incubator 33°C 

5.  Melakukan perawatan bayi, membersihkan dan merawat tali pusat dengan gaas

steril, tali pusat masih basah 

6.  Mengingatkan HE tentang : 

a.  Tetap menganjurkan ibu untuk member ASI pada bayinya, serta memberitahu ibu

tentang pentingnya ASI. 

b.  Perawatan bayi sehari- hari 

c.  Bayi rawat gabung dengan bayinya

J.  Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Bayi “ R “Dengan Berat Lahir 

Rendah Hari KetigaDi Rsu Haji MakassarTanggal 26 Juni 2011. 

Data Subjektif ( S ) 

1.  Bayinya kuat menetek dan ASI sudah banyak 

Data Objektif ( O ) 

1. 

Berat badan hari ketiga adalah 1800 gram 

2.  Keadaan umum baik 

3.  Tanda- tanda vital 

a.  Denyut jantung : 124x/ menit 

Page 48: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 48/58

b.  Pernapasan : 44x/ menit 

c.  Suhu : 36,7 ˚ C 

4.  Refleks mengisap dan menelan mulai membaik 

5.  Buang air kecil lancar ( 5x/ hari 0 

6.  Buang air besar 3x/ hari 

7.  Tali pusat masih basah dan terbungkus dengan kain gaas steril, tidak ada tanda- tanda

infeksi 

8.  Bayi tampak mengisap baik pada ibunya 

ASSESMENT ( A ) 

Bayi dengan berat lahir rendah, cukup bulan, kecil masa kehamilan, potensial terjadi

infeksi tali pusat. 

PLANNING ( P ) 

1.  Melaksanakan asuhan kebidanan secara aseptik dan antiseptik dengan mencuci tangan

sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan dan menggunakan alat yang steril

terutama dalam perawatan tali pusat 

2.  Menimbang berat badan bayi hari ke tiga jam 08.00 wita. BB: 1800 gram 

3.  Mengobservasi tanda- tanda vital 

Denyut jantung : 124x/ menit 

Pernapasan : 44x/ menit 

Suhu : 36,7 ˚ C 

Page 49: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 49/58

4.  Membersihkan badan bayi dengan kain bersih, merawat tali pusat aserptik dan

antiseptik serta membungkus dengan gaas steril 

Tali pusat kering, tidak ada tanda- tanda infeksi ( merah, panas, bengkak, bau dan

pengeluaran cairan pada tali pusat ) 

5.  Menjaga personal hygiene dan lingkungan 

6.  Memberi He pada ibu tentang cara perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah

dirumah, ibu mengerti dan menerima penjelasan yng diberikan

7.  Mengganti pakaian bayi tiap kali basah. 

8.  Bayi masih dirawat di ruang Perinatologi 

BAB IV 

PEMBAHASAN 

Page 50: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 50/58

Pada Bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus

pada pelaksanaan Asuhan Kebidanan Bayi “ R ” dengan Berat Lahir Rendah yang

dilaksanakan di RSU Haji Makassar dari tanggal 24 s.d 26 Juni 2011. 

Pendekatan dalam Tinjauan kasus ini dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah

Asuhan Kebidanan yang selanjutnya didokumentasikan dalam bentuk SOAP. 

A.  Hasil Asuhan Hari I Tanggal 24 Juni 2011 Jam 12.30-13.30 Wita 

Diawali dengan senyum, sapa dan salam, penulis memperkenalkan diri, kemudian

menyampaikan tujuan pengumpulan data lengkap. Pengumpulan data dilakukan

melalui anamnesis kemudian pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan untuk mengetahui

kondisi kesehatan klien, Dalam teori ditemukan bahwa tahap pengkajian dasar asuhan

kebidanan yang kegiatannya ditujukan untuk mengumpulkan informasi data mengenai

Bayi Ny “ R ” kehamilan diatas 37 minggu dengan kasus berat lahir rendah, BCB, KMK

dengan gestasi 38 Minggu 2 hari,jenis persalinan ganda ( gamely ) BBL 1700 gram,

PBL 44 cm, jenis kelamin (perempuan), SB : 35,9 °C, denyut jantung : 134 x/menit, P :

44 x/menit, dengan gangguan pemenuhan nutrisi, potensial terjadinya hipotermi, dan

terjadinya infeksi tali pusat. 

Penatalaksanaan yang diberikan pada kunjungan ini, menganjurkan ibu untuk

selalu mengganti popok/ pakaian bayi setiap kali basah, menganjurkan kepada ibu

untuk mengkomsumsi makanan dengan gizi seimbang, menganjurkan ibu tehnik

kangguru dengan cara mendekap/memeluk bayi ke dada ibu. 

Bayi berat lahir rendah adalah Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat

badan seharusnya untuk masa kehamilan, Bayi Cukup Bulan - Kecil Masa Kehamilan

(BCB-KMK) maka hal ini sesuai dengan data yang ada yaitu hasil penilaian umur

Page 51: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 51/58

kehamilan pada waktu bayi dilahirkan dihitung HPHT Ny “ R ” yaitu 38 Minggu 2 hari

menandakan bayi tersebut adalah bayi cukup bulan (BCB). Menurut teori bayi lahir

dengan usia kehamilan diatas 37 minggu dengan berat badan dibawah 2500 gram

adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dimana berat badan ini tidak sesuai dengan

berat badan seharusnya untuk masa kehamilan (N : > 2500 gram) dan hal ini memang

dialami oleh klien yang dikaji sehingga terdapat kesesuaian antara teori tersebut

dengan fakta yang ada. 

Kehamilan ganda ( gameelly ) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau

lebih. Pertumbuhan janin kembar dan tunggal menunjukkan perbedaan yang cukup

berarti, berat badan satu janin kembar rata-rta lebih ringan 1000 gram dari janin

tunggal. Berat badan janin dari kehamilan kembar tidak sama. Umumnya terjadi

perbedaan antara 50 sampai 1000 gram. Selain itu, terjadi pembagian sirkulasi darah

yang tidak sama, akibatnya pertumbuhan kedua janinpun berbeda. Pada kehamilan

ganda monozigotik ( dua janin berasal dari satu telur ), pembuluh darah yang satu

mempunyai suatu penghubung dengan pembuluh darah janin yang lainnya. Kondisi ini

dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan kedua janin tersebut karena sirkulasi

darah yang diperolehnya berbeda.( Obstetri ginekologi.com. diakses tanggal 04 juni

2011). 

Berdasarkan teori salah satu etiologi terjadinya berat badan lahir rendah yaitu

kehamilan ganda ( gamely ) dan hal ini memang di alami oleh klien sehingga terdapat

kesamaan antara teori dengan fakta yang ada. 

B.  Hasil Asuhan Hari II Tanggal 25 Juni 2011 Jam 8.00 - 10.30 wita 

Page 52: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 52/58

Diawali dengan senyum, sapa dan salam kemudian mempelajari semua data pada

kunjungan yang lalu, menanyakan keadaan ibu dan bayinya, menanyakan kepada ibu

tentang perubahan keluhan dan kemungkinan adanya keluhan tambahan. 

Dari kunjungan ini, ibu menyampaikan bahwa ibu sudah berusaha melaksanakan

semua anjuran yang diberikan, termasuk memberikan ASI pada bayi secara ondemand

dan metode kangguru 

Dari hasil anamnesis, bayi masih mengalami berat lahir rendah, bayi belum

mengalami peningkatan berat badan, bayi masih dirawat dalam incubator dengan suhu

33°C, melakukan tehnik kangguru, TTV dalam batas normal, refleks menghisap dan

menelan kurang baik, tali pusat masih basah dan terbungkus gaas steril, bayi sudah

BAK dan BAB 

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian, tidak ada perbedaan antara

tinjauan kepustakaan dengan data yang ditemukan pada kasus, dimana perawatan

Bayi Berat Lahir Rendah tergantung dari cara penanganannya. 

C.  Hasil Asuhan Hari III Tanggal 26 Juni 2011 Jam 08.00-10.30 wita 

Diawali dengan senyum, sapa dan salam, menanyakan keadaan ibu dan bayi,

menanyakan kepada ibu perubahan keluhan dan kemungkinan keluhan tambahan

dengan mempelajari status bayi serta menanyakan pada petugas tentang kemajuan

kondisi bayi 

Dari kunjungan ini didapatkan data, yaitu ibu memberikan ASI pada bayinya setiap

saat dan tidak terjadwal sesuai kebutuhan bayi, BB meningkat yaitu 1800 gram, TTV

dalam batas normal, tali pusat masih terbungkus dengan gaas steril, bayi masih dirawat

Page 53: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 53/58

di incubator dengan suhu 33°c, Bayi sudah BAK 6x/hari dan BAB 4x /hari kali, atas

intruksi Dokter ibu dan bayi belum diperbolehkan pulang. 

Pada kasus ini, setelah dilakukan perawatan dan tindakan yang intensif selama tiga

hari maka berat badan bayi “ R ” tidak mengalami penurunan dari berat badan lahir.

Potensial terjadi hipotermi dan infeksi tidak terjadi karena perawatan bayi baik dan

tepat. Dengan demikian dapat terlihat bahwa proses Asuhan kebidanan yang

diterapkan pada bayi “ R” dengan Berat Lahir Rendah /BCB/ KMK cukup berhasil dan

efektif. 

BAB V 

KESIMPULAN DAN SARAN 

Setelah mempelajari teori tentang Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR ) cukup bulan / 

Sesuai Masa Kehamilan dan pengalaman langsung dilahan praktik RSU HAJI

MAKASSAR, maka penlis menyimpulkan beberapa hal dan mengemukakan beberapa

saran : 

A.  KESIMPULAN 

Page 54: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 54/58

1.  Masalah atau diagnose aktual dan potensial pada bayi “ R “ adalah gangguan

pemenuhan nutrisi, potensial terjadi hipotermia, hipoglikemia. Masalah tersebut dapat

diatasi dengan, mempertahankan suhu tubuh bayi, pemberian minum yang adekuat dan

pencegahan infeksi. 

2.  Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu metode kerja profesi kebidanan dalam

pengorganisasian rangkaian pemikiran dan tindakan melalui langkah- langkah yang

logis sehingga dapat melakukan pengambilan keputusan demi memberikan pelayanan

kebidanan yang aman dan menyeluruh, yang bermanfaat bagi kedua belah pihak yaitu

klien dan pelaksana pelayanan kesehatan. 

3.  Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dari proses

manajemen kebidanan, karena hal ini merupakan bukti pertanggungjawaban bidan

terhadap asuhan kebidanan yang telah diberikan pada klien. 

4.  Terdapat aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir yaitu pencegahan

infeksi, penilaian, dan pencegahan kehilangan panas. 

B.  SARAN

Adapun saran yang penulis kemukakan untuk mencapai asuhan kebidanan yang

baik, diperlukan : 

1.  Pada tempat pelayanan kesehatan yang melakukan perawatan bayi diharapkan

ruangan yang cukup hangat, peralatan yang cukup steril dan bila memungkinkan

menyiapkan pakaian khusus dalam ruangan, baik untuk petugas maupun pengunjung

bayi. 

Page 55: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 55/58

2.  Untuk penanganan kegawat daruratan neonatal khususnya bayi dengan berat lahir

rendah perlu penyediaan fasilitas alat yang memadai dan tenaga yang professional

untuk menunjang pelaksanaan tindakan. 

3.  Diharapkan petugas kesehatan dapat melakukan pengawasan dan penanganan dan

perawatan yang tepat pada bayi khususnya berat badan lahir rendah. 

4.  Bagi masyarakat agar memeriksakan diri ( kehamilan ) sedini mungkin, memberikan ASI

secepatnya dan diberikan setiap saat, merawat bayi dengan 3B yaitu Bersih tangan,

Bersih pakaian, serta alat yang digu 

Lampiran 

SATUAN ACARA PENYULUHAN 

1.  Topik : Teknik menyusui yang benar

2.  Sasaran : Klien Bayi “R” 

3.  Waktu / Tempat : Tanggal 26 Juni 2011 / RSU Haji Makassar 

4.  Tujuan Umum : Setelah penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami

Cara menyusui yang benar

Tujuan Khusus :

Ibu dapat mengetahui cara menyusui yang benar dan dapat mempererat jalinan kasih

sayang antara ibu dan bayinya. 

5. 

Metode : Ceramah dan Diskusi 

6.  Pembimbing : Bidan “M” 

7.  Referensi :

a.  http://asuh.wikia.com  diakses 22 Juni 2011 

Page 56: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 56/58

b.  http://www.f.buzz.com diakses 22 Juni 2011 

TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR 

A.  Posisi Menyusui 

Ada berbagai macam posisi menyusui, yang biasa dilakukan adalah dengan

duduk, berdiri, rebahan atau berbaring.

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar 

Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar 

Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar 

Gambar 4. Posisi menyusui sambil berbaring yang benar 

Ada posisi yang khusus berkaitan dengan situasi tertentu seperti menyusui bayi

kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola (Foot Ball Potition ), dimana

kedua bayi disusui secara bersamaan kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar

(penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi,

dengan posisi ini bayi tidak akan tersedak. 

B.  Langkah-Langkah Menyusui yang Benar 

Page 57: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 57/58

1.  Cuci tangan yang bersih dengan sabun, sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit,

kemudian dioleskan pada puting dan sekitar puting payudara. Cara ini memiliki manfaat

sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu. 

2.  Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara 

a.  Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang

rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar di sandaran

kursi. 

b.  Bayi dipegang dibelakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada

lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan

telapak tangan). 

c.  Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu didepan. 

d.  Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya

membelokkan kepala bayi). 

e.  Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. 

f.  Ibu menatap bayi dengan kasih sayang. 

3.  Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawahnya,

 jangan menekan putting susu atau kalang payudara saja. 

4.  Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (Rooting Refleks) dengan cara : 

a.  Usahakan sebagian besar kalang payudara dimasukkan kedalam mulut bayi, sehingga

putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari

tempat penampungan ASI yang terletak dibawah kalang payudara. Posisi yang salah

yaitu apabila bayi hanya mengisap pada putting saja, sehingga akan mengakibatkan

masukan ASI yang tidak adekuat dan putting susu lecet. 

Page 58: bblr 1 soim

5/14/2018 bblr 1 soim - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-1-soim 58/58

b.  Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga.  

Gambar 5. Tehnik menyusui. 

C.  Lama dan Frekuensi Menyusui 

Sebaiknya bayi disusui ondemand karena bayi akan menentukan sendiri

kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit

dan lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.Pada awalnya bayi akan menyusui

dengan jadwal tidak teratur dan mempunyai pola tertentu setelah 2 minggu. 

Diposkan oleh imut di 16:31 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook  

Beranda 

Langganan: Entri (Atom)