batas usia pertanggungjawaban pidana anak...

96
BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA MENURUT TINJAUAN HUKUM ISLAM (Analisis Putusan No.229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) BRINNA LISTIYANI NIM : 1112045100003 KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI JINAYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

Upload: phamtuong

Post on 05-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK

DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA

MENURUT TINJAUAN HUKUM ISLAM

(Analisis Putusan No.229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

BRINNA LISTIYANI

NIM : 1112045100003

KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM

PROGRAM STUDI JINAYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi
Page 3: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi
Page 4: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi
Page 5: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

ABSTRAK

BRINNA LISTIYANI. NIM : 1112045100003. BATAS USIA

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DALAM KITAB UNDANG

UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) MENURUT TINJAUAN HUKUM

ISLAM (Analisis Putusan No. 229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel), Skripsi.

Konsentrasi Jinayah, Program Studi Hukum Pidana Islam, Fakultas Syariah dan

Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Pertanggungjawaban pidana dapat dilaksanakan jika telah ada seseorang

yang melakukan tindak pidana. Namun, seseorang bisa saja tidak dimintai

pertanggungjawaban apabila tidak memenuhi unsur-unsur pertanggungjawaban

pidana misalnya anak dibawah umur. Dalam Kitab Undang Undang Hukum

Pidana (KUHP) pertanggungjawaban pidana anak ada di Pasal 45, 46 dan 47 yang

berisikan seorang anak yang belum mencapai usia 16 (enam belas) tahun tidak

dimintai pertangungjawabannya. Undang-undang tentang pidana anak beraneka

ragam dalam menetapkan batas usia seseorang dikategorikan sebagai anak.

Dalam putusan No. 229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.sel seseorang yang

berusia 17 (tujuh belas) tahun masuk dalam Sidang Anak dan dijatuhi pidana

sesuai undang-undang pengadilan anak. Putusan hakim ini berbeda dengan aturan

pidana bagi anak dalam KUHP. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis

membandingkan beberapa undang-undang yang mengatur tentang pidana anak

dengan KUHP

Sedangkan menurut hukum Islam, seorang anak yang telah masuk usia

balligh ulama’ sepakat berusia 15 (lima belas) tahun sudah dimintai

pertanggungjawaban atas segala perbuatan yang dilakukannya dan dihukum atau

di sanksi sesuai dengan hukuman yang diberikan kepada orang dewasa.

Penulis menggunakan pendekatan normatif yang dilakukan dengan studi

pustaka (library research), yaitu dengan menelaah buku-buku, media cetak atau

elektronik yang berkaitang dengan batas usia pertanggungjawaban pidana anak.

Kata Kunci : Batas Usia Anak, Pertanngungjawaban Pidana Anak,

Pembimbing : Dr. Isnawati Rais, MA

iv

Page 6: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

atas nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Sholawat beriring salam penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW

yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman terang

benderang.

Skripsi ini berjudul “BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN

PIDANA ANAK MENURUT KITAB UNDANG UNDANG HUKUM

PIDANA (KUHP) MENURUT TUNJAUAN HUKUM ISLAM (Analisis

Putusan No. 229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel) disusun sebagai salah satu syarat

akademis untuk menyelesaikan program studi sarjana di Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Bpk Prof. Dede Rosyada, M.A, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bpk Dr. Asep Saefudin Djahar,M.A,Ph.D Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bpk Dr. M. Nurul Irfan, M.A, Ketua Program Studi Hukum Pidana Islam dan

v

Page 7: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

Bpk Nur Rohim Yunus, LLM, Sekretaris Program Studi Hukum Pidana

Islam, yang telah memberikan arahan, bimbingan dan dorongan kepada

Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Hj. Isnawati Rais, sebagai dosen pembimbing yang rela meluangkan

waktunya dan selalu memberikan masukan, arahan dan kritikan yang

konstruktif pada Penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Pimpinan Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan Fakultas yang telah

memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan berupa buku dan

literature lainnya sehingga penulis memperoleh informasi yang dibutuhkan.

6. Semua Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, atas semua pengetahuan yang

telah diberikan kepada Penulis selama masa pendidikan berlangsung.

7. Terimakasih Ayahanda Nono Sumedji dan Ibunda Rinawati, yang telah

mengajarkan bahasa cinta dan kasih sayang serta doa tulus beliau yang tak

henti-hentinya. Om Pahrudin Saputra dan Teh Nila Yanti yang telah

memberikan dukungan baik moral dan materi kepada Penulis. Adik

kandungku Najla Nurul Aini, yang rela membantu dan memberi motivasi

demi kelancaran Penelitian. Terimakasih kepada

8. Rahmat Syarifudin, yang telah memberikan motivasi secara moral dan materi

agar penulis tetap semangat sehingga tugas akhir skripsi ini dapat

terselesaikan.

9. Terimakasih Rahmat Syarifudin, yang telah memberikan motivasi agar

penulis segera menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

vi

Page 8: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

10. Terimakasih teman-teman Hukum Pidana Islam dan Hukum Tata Negara

Angkatan 2012, kalian adalah saudara, sahabat dan keluarga yang telah

menjadi saksi perjuangan selama di bangku kuliah.

11. Terimakasih Organisasi Himpunan Ikatan Mahasiswa Tebuireng (HIKMAT)

dan Organisasi PMII Komfaksyahum, yang telah menjadi himpunan sebagai

wadah pengetahuan dan pengalaman dalam mencari jati diri.

12. Terimakasih teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini bersama-

sama, Arief Setiawan Onira, Imas Maesaroh, M. Faruq, M. Irfan Hilmy, Sevi

Syophia, Nidaul Hasanah, Deni Kurniawati, Afiq Zaki Lubis, Munawaroh

Halimah, Lativah Noor, Rizky Faray dan lainnya yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu. Terimakasih kalian telah memberikan bantuan agar

penulis menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

Semoga atas segala bantuan, dukungan, motivasi dan do’a untuk Penulis

mendapat balasan yang paling layak dari-Nya, dan skripsi ini berguna bagi

wacana keislman, kepada-Nya kita memohon Rahmat dan Hidayah-Nya. Amin

YaRabbal’Alamin

Jakarta, 30 September 2015 M

28 Dzul-Hijjah 1437

(BRINNA LISTIYANI)

vii

Page 9: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... ii

SURAT PERNYATAAN .....................................................................................iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latarbelakang Masalah ............................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 10

D. Kajian (Review) Studi Terdahulu ............................................. 10

E. Metode Penelitian ...................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 13

BAB II :TEORI PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ......................... 15

A. Pertanggungjawaban Pidana dalam Hukum Positif dan Hukum

Islam .......................................................................................... 15

B. Alasan Hapusnya Pertanggungjawaban Pidana ........................ 27

C. Pertanggungjawaban Pidana Anak dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP) dan Hukum Islam .............................. 40

BAB III : BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK .. 50

A. Batas Usia Pertanggungjawaban Pidana Anak Menurut Hukum

viii

Page 10: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

Positif ........................................................................................ 50

B. Batas Usia Pertanggungjawaban Pidana Anak Menurut Hukum

Islam .......................................................................................... 56

C. Perlindungan Hukum Bagi Anak Bermasalah Dengan Hukum.. 60

BAB IV : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ANALISIS PUTUSAN

No.229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel TENTANG BATASAN USIA

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK .............................. 64

A. Putusan Pengadilan No.229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel ........ 64

B. Tinjauan Hukum Positif terhadap putusan

No.229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel ......................................... 67

C. Tinjauan Hukum Islam terhadap Putusan

No.229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel .......................................... 69

BAB V : PENUTUP ........................................................................................ 74

A. KESIMPULAN .......................................................................... 74

B. SARAN ....................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78

ix

Page 11: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hukum pidana adalah keseluruhan aturan ketentuan hukum mengenai

perbuatan-perbuatan yang dapat dihukum dan ada aturan pidananya.1 Hukum

Pidana yang berupa aturan-aturan tertulis itu disusun, dibuat dan diundangkan

untuk diberlakukan. Hukum pidana yang wujudnya terdiri dari susunan kalimat-

kalimat tertulis setelah diundangkan untuk diberlakukan di masyarakat, akan

menjadi efektif dan dirasa mencapai keadilan serta kepastian hukumnya apabila

penerapannya sesuai.2

Hukum Pidana merupakan bagian dari hukum publik yang berisi

ketentuan-ketentuan tentang ; 3

a. Aturan hukum pidana dan larangan melakukan perbuatan tertentu yang

disertai dengan ancaman berupa sanksi pidana,

b. Syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi bagi si pelanggar untuk dapat

dijatuhkan sanksi. Berisi tentang kesalahan dan pertanggungjawaban pidana.

Pertanggungjawaban pidana akan terjadi jika seseorang telah melakukan

tindak pidana.4 Pertanggungjawaban pidana dalam KUHP harus memenuhi dua

1 Teguh Prasetyo,Hukum Pidana Edisi Revisi,(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2012)

Cet. 3, hlm. 4 2 Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 2,(Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada, 2008) Cet.1, hlm.3 3 Teguh Prasetyo,Hukum Pidana Edisi Revisi,(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2012)

Cet. 3, hlm. 9 4 Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tana Kesalahan Menuju Kepada Tiada

Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, (Jakarta : Kencana, 2006 ) Cet.2, hlm. 19

Page 12: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

2

unsur yaitu kemampuan fisik dan moral (pasal 44 ayat 1 dan 2).5 Dengan

demikian, seseorang yang tidak memiliki kemampuan fisik dan kemampuan moral

ini tidak dimintai pertanggungjawaban pidana. Secara implisit yang dimaksud

dengan tidak adanya kemampuan fisik adalah seseorang yang kekuatan daya dan

kecerdasan akalnya terganggu atau tidak sempurna contohnya idiot, buta, tuli

sejak lahir. Sedangkan yang dimaksud dengan tidak adanya kemampuan moral

adalah sakit jiwa, gila dan epilepsi6.

Menurut Adami Chazawi norma dari perumusan perundang-undangan

pada Pasal 44 ini jelas ada 2 penyebab tidak dibebani pertanggungjawaban pidana

yaitu ;

a) karena jiwanya cacat dalam pertumbuhannya (idiot, buta, tuli sejak lahir) dan,

b) karena terganggu jiwanya dari sebab penyakit (sakit jiwa, gila dan eilepsi) .7

Kemampuan seseorang untuk membedakan perbuatan yang boleh

dilakukan dan tidak boleh untuk dilakukan ini menyebabkan ia dianggap wajib

mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang melanggar aturan dalam hukum

pidana.8 Kemampuan yang dapat membedakan baik dan benar adalah unsur

seseorang wajib mempertanggungjawakan perbuatannya. Dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 45, 46 dan 47 seseorang yang belum

berumur enam belas tahun tidak dimintai pertanggungjawaban pidana. Dengan

5 Bunadi Hidayat, Pemidanaan Anak di Bawah Umur,(Bandung : PT.Alumni, 2010)

Cet.1, hlm 46 6 Epilepsi adalah suatu gangguan pada sistem syaraf otak manusia karena terjadinya

aktivitas yang berlbihan dari sekelompok sel neuron pada otak sehingga menyebabkan berbagai

reaksi pada tubuh manusia muai dari bengong sesaat, kesemutan, gangguan kesadaran, kejang-

kejang dan atau kontraksi otot. 7 Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 2,(Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada, 2008 ) Cet.1, hlm.20 8 Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada

Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, (Jakarta : Kencana, 2006 ) Cet.2, hlm. 90

Page 13: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

3

demikian, anak yang belum berusia enam belas tahun tidak dapat mintai

pertanggungjawaban atas tindak pidana yang dilakukan.

Anak sebagai calon penerus generasi bangsa yang masih dalam masa

perkembangan fisik dan mental. Anak dengan segala pengertian dan definisinya

memiliki perbedaan karakteristik dengan orang dewasa. Namun, seringkali anak

justru dihadapkan dengan proses hukum yang berujung sampai hukuman

penjara.9

Menurut seorang Psikolog Vinaya S.Psi., Msi pengertian anak dalam

perspektif psikolog adalah individu yang berusia antara 3-11 tahun. Diatas usia 11

tahun individu dianggap sudah memasuki usia remaja.10

Pada tahap konkrit

operasional yaitu berumur 7-11 tahun anak yang sudah dapat membedakan suatu

peristiwa. Oleh sebab itu pada tahap ini sangatlah rawan jika pembentukan

perilaku anak tidak diperhatikan oleh orang tua atau pendidik. Dapat

menyebabkan terbentuknya perilaku yang menyimpang dan gejala kenakalan

anak. 11

Pengertian Anak dalam UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak Pasal 1 ayat 1 adalah “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18

(delapan belas) tahun, termasuk anak yang di dalam kandungan.”

Anak yang dapat disidangkan kepengadilan menurut UU No. 3 Tahun

1997 tentang Pengadilan Anak Pasal 4 ayat 1 “ Batas umur anak nakal yang

9Alghiffari Aqsa, dkk, Mengawal Perlindungan Anak Berhadapan Dengan

Hukum,(Jakarta : LBH, 2012) Cet.1, hlm.3 10

Alghiffari Aqsa, dkk, Mengawal Perlindungan Anak Berhadapan Dengan

Hukum,(Jakarta : LBH, 2012) Cet.1, hlm.12 11

Wagiati Soetodjo, Hukum Pidana Anak, (Bandung : Refika Aditama, 2006) hlm. 8

Page 14: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

4

dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.”

Sedangkan dalam Undang-undang yang terbaru UU No.11 Tahun 2012

tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Pasal 1 ayat 3 “Anak yang Berkonflik

dengan Hukum yang selanjutnya disebut Anak adalah anak yang telah berumur

12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga

melakukan tindak pidana.”

Dengan demikian, dalam perundang-undangan ini penentuan batas usia

anak yang dapat diperkarakan ke persidangan anak itu tidak sama. Dengan adanya

perbedaan batas usia dari perundang-undangan ini di harapkan hakim

menjadikannya bahan pertimbangan penjatuhan pidananya. Penjatuhan pidana

dapat berdampak buruk bagi keadaan anak maka dari itu diharapkan penjatuhan

pidana ini sebagai upaya pembinaan dan perlindungan anak.12

Perundang-

undangan yang terbaru dimaksudkan agar penjatuhan pidana terhadap anak dapat

dipertimbangkan sesuai dengan usia anak dan bukan untuk menyiksa namun

untuk membimbing anak untuk tidak melakukannya lagi.

Dalam proses persidangan pun, seorang anak yang bermasalah dengan

hukum juga memiliki hak-hak yang harus dipenuhi. Dalam Konvensi Hak Anak

terdapat 4 (empat) prinsip umum yag menjadi dasar dan acuan bagi para pihak

khususnya Negara saat melakukan kewajibannya memenuhi, menghormati dan

12

Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, (Jakarta : Sinar Grafika, 2004) Cet.2,

hlm.3

Page 15: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

5

melindungi hak-hak anak, yaitu : 13

pertama,prinsip non-diskriminasi. Kedua,

prinsip kepentingan terbaik anak. Ketiga, prinsip atas keberlangsungan hidup dan

perkembangan. Keempat, prinsip penghargaan terhadap pendapat anak.

Dalam menegakkan perlindungan terhadap anak yang bermasalah dengan

hukum, proses peradilan anak meliputi segala aktifitas pemeriksaan dan

penuntutan perkara harus mendahulukan perlindungan kepentingan anak.14

Oleh

karena itu proses peradilan anak bukanlah ditunjukkan pada penghukuman,

melainkan perbaikan kondisi, pemeliharaan dan perlindungan anak yang

melakukan tindak pidana.

Islam mengampuni anak yang melakukan perbuatan maksiat (dilarang

agama) dan tidak meminta pertanggungjawabannya kecuali ia telah baligh. 15

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S An-Nur [24] : 59

Artinya : “Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur balig, Maka hendaklah

mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin….”

Menurut ayat di atas seseorang telah di mintai pertanggungjawabannya

jika telah mencapai usia baligh. Seorang anak yang belum mencapai usia baligh

walaupun melakukan tindak pidana tidaklah dimintai pertanggungjawaban. Selain

anak kecil yang tidak dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan yang

13

Restaria F Hutabarat, dkk, Memudarnya Batas Kejahatan Dan Penegakan Hukum :

Situasi Pelanggaran Hak Anak Dalam Peradilan Pidana, (Jakarta : LBH Jakarta, 2012) hlm. 11-

12 14

Namdang Sambas, Peradilan Pidana Anak di Indonesia dan Instrumen Internasional

Perlindunga Anak Serta Penerapannya, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013) Cet.1, hlm. 101 15

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri’ Al-Jinai Fi Al-Islam diterjemahkan oleh Tim Salsilah,

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam II, (Jakarta : PT. Kharisma, 2007) hlm 57

Page 16: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

6

dilakukannya. Adapun seseorang yang sudah dewasa dan berakal tidak dimintai

mempertanggungjawabkan perbuatannya yaitu pertama,halangan alami seperti :

gila, dungu, ayan, lupa. Kedua, halangan tidak alami seperti : bodoh, mabuk dan

dipaksa. 16

Dalam Islam diatur tentang hak-hak anak serta kewajiban orang tua dalam

pendidikan anak usia dini dalam pembentukan karakter anak. Sebagaimana Allah

SWT berfirman dalam Q.S At-Tahrim [66] : 6

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa

yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.”

Ayat ini menjelaskan bahwa Orang tua memiliki kewajiban dalam

memenuhi hak pendidikan anak dan melindungi anak dari hal-hal yang dilarang

oleh agama yang mana dapat menjerumuskan ke dalam neraka.

Seorang anak yang lahir dan menuju kedewasaan atau usia baligh

mengalami beberapa fase saat menuju usia dewasa. 17

Fase pertama, yaitu tamyiz

segala perbuatannya tidak dianggap sebagai tidakan hukum. Fase kedua, yaitu

fase murahiq dimana seorang anak berada di antara masa tamyiz dan baligh dan

jika melakukan pelanggaran maka di hukum dengan maksud mendidik. Fase yang

16

Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh di Terjemahkan oleh SaefullahMa’shum

dkk.(Jakarta : Pustaka Firdaus, 2013) Cet.XVII, hlm.514 17

Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh di Terjemahkan oleh SaefullahMa’shum

dkk.(Jakarta : Pustaka Firdaus, 2013) Cet.XVII, hlm.510

Page 17: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

7

ketiga , yaitu fase mencapai usia dewasa dan taklif (dibebani hukum). Seorang

anak yang telah baligh mulailah kewajiban melaksanakan semua hukum-hukum

yang berlaku atas orang dewasa inilah yang disebut mukallaf.18

Fase murahiq terjadi pada tujuh tahun sampai dengan usia baligh yaitu

lima belas tahun. Jika anak mencapai usia lima belas tahun, datang kepadanya

pengalaman yang lain dari yang lain.19

Salah satu tanda masuknya usia baligh

yaitu keluarnya mani bagi laki-laki (ihtilam) dan haid bagi wanita.

Sebenarnya tidak ada ketentuan usia yang sama saat seorang anak

mengalami ihtilam ataupun haid. Fuqaha berselisih pendapat tentang usia baligh.

Menurut Imam Auza’i, Imam Ahmad, Imam Syafi’I, Imam Abu Yusuf dan

Muhammad jika anak telah telah genap berusia 15 tahun, dia dianggap telah

baligh. Menurut para penganut Imam Malik punya tiga pendapat, pertama 17

tahun. Kedua, 18 tahun. Ketiga, 15 tahun. Menurut Imam Abu Hanifah punya dua

riwayat, pertama 17 tahun, kedua 18 tahun sedangkan anak perempuan

menurutnya 17 tahun. Sedangkan menurut Imam Abu Daud tidak ada batasan usia

bagi tercapainya baligh dan pedomannya hanyalah ihtilam.20

Dalam kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Rendi Ardiansah, yang

masih berumur 17 tahun dimana terdakwa melakukan penganiayaan tehadap

korban bernama Dewi Nurani. Rendi Ardiansah mendapatkan tuntutan dari Jaksa

karena melanggar Pasal 351 (4) KUHP . Hakim menjatuhkan pidana terhadap

18

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Tuhfatul-Maudud bi Ahkamil-Maulud diterjemahkan oleh

Anshori Umar Sitanggal, Fiqh Bayi,( Jakarta : Fikr, 2007) hlm. 431 19

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Tuhfatul-Maudud bi Ahkamil-Maulud diterjemahkan oleh

Anshori Umar Sitanggal, Fiqh Bayi,( Jakarta : Fikr, 2007) hlm. 425-426 20

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Tuhfatul-Maudud bi Ahkamil-Maulud diterjemahkan oleh

Anshori Umar Sitanggal, Fiqh Bayi,( Jakarta : Fikr, 2007) hlm. 427

Page 18: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

8

terdakwa mempertimbangkan keadaan memberatkan dan keadaan meringankan

dari terdakwa, salah satu keadaan yang meringankan karena terdakwa masih

dalam kategori anak. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menetapkan terdakwa

Rendi Ardiansah dengan pidana penjara selama 7 (tujuh) bulan dan denda sebesar

Rp 2.000 (dua ribu rupiah).

Dalam kasus Rendi Ardiansah (17 tahun) Terdakwa mendapat keringanan

sanksi disebabkan terdakwa masih kategori anak. Padahal jika dalam hukum Islam

seseorang sudah dimintai pertanggungjawaban pidananya jika telah baligh atau

telah mencapai umur 15 tahun, jumhur berbeda pendapat.

Hukum positif dan Hukum Islam memiliki persamaan bahwa seseorang

dapat dimintai pertanggungjawaban pidana jika telah memenuhi beberapa syarat

dan ketentuan salah satunya batas usia yang telah ditetapkan dari masing-masing

aturan baik menurut Hukum positif atau Hukum Islam.

Namun, permasalahan batas usia dalam pertanggungjawaban pidana yang

dilakukan oleh anak di bawah umur menjadi perbincangan yang menarik untuk

dibahas mengingat terjadi ketidakseragaman antara hukum Positif sendiri dan

hukum Islam mengenai batas usia pertanggungjawaban pidana. Maka penulis

tertarik untuk mencoba meneliti dan menuangkan permasalahan ini dalam skripsi

dengan judul “BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK

DALAM KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) MENURUT

TINJAUAN HUKUM ISLAM (ANALISIS PUTUSAN

No.229/Pid.B.Anak/2013/PN.Jkt.Sel)”

Page 19: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

9

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

1. Pembatasan Masalah

Fokus penelitian yang akan penulis teliti ini adalah batas usia

pertanggungjawaban pidana anak, melakukan penelitian dengan peninjauan

menurut hukum Islam khususnya pada putusan

No.229/Pid.B.Anak/2013/PN.Jkt.Sel.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini yaitu:

a. Bagaimana pertanggungjawaban pidana anak menurut Kitab Undang Undang

Hukum Pidana (KUHP) dan hukum Islam?

b. Berapa batas usia pertanggungjawaban pidana anak menurut hukum positif

dan hukum Islam?

c. Bagamaina hukum Islam meninjau tentang batas usia pertanggungjawaban

pidana anak terhadap analisis Putusan No.229/Pid.B.Anak/2013/PN.Jkt.Sel ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pertanggungjawaban pidana anak menurut hukumpositif

dan hukum Islam.

b. Untuk mengetahui batasan usia pertanggungjawaban pidana anak menurut

hukum positif dan hukum Islam.

Page 20: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

10

c. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap analisa putusan

No.229/Pid.B.Anak/2013/PN.Jkt.Sel.

2. Manfaat Penelitian

a. Menambah pengetahuan bagi penulis dan masyarakat tentang

pertanggungjawaban pidana anak baik menurut Islam dan hukum yang berlaku

di Indonesia.

b. Memberikan informasi serta menambah refrensi untuk penulis dan masyarakat

mengenai batas usia pertanggungjawaban pidana anak baik menurut Islam dan

hukum yang berlaku di Indonesia.

c. Memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. KAJIAN (REVIEW) STUDI TERDAHULU

Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis pada kajian terdahulu

sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan dalam penelitian ini. Adapun

kajian terdahulu yang menjadi acuan antara lain :

1. Batas Minimal Usia Cakap Hukum Dalam Undang-undang No.3 Tahun

1997 Tentang Pengadilan Anak Ditinjau Dari Perspektif Hukum Islam,

Skripsi karya Ibnu Abbas Jurusan Perbandingan Mazhab UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2012. Penelitian ini membahas tentang batas

minimal usia yang cakap hukum dalam UU No 3 tahun 1997 tentang

pengadilan anak ditinjau menurut hukum Islam.

2. Pertanggungjawaban Pidana Anak Menurut Hukum Pidana Islam dan

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana

Page 21: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

11

Anak, Skripsi karya Maman Abdul Rahman Jurusan Perbandingan Mazhab

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015. Penelitian ini membahas tentang

Bagaimana pertanggungjawaban pidana anak menurut Hukum Islam dan UU

No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Dalam kajian terdahulu diatas, para penulis tidak memfokuskan kajian

pada batas usia anak dalam pertanggungjawaban pidana, sebagaimana yang

penulis lakukan. Oleh karena itulah, perlu dilakukan kajian khusus yang

membahas tentang permasalahan tersebut.

E. METODE PENELITIAN

Adapun Metode Penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat

diuraikan penulis sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian hukum

normatif. Metode penelitian hukum normatif adalah metode atau cara yang

dipergunakan di dalam penelitian bahan pustaka yang ada.21

Objek

penelitiannya antara lain norma-norma, kaidah-kaidah, asas-asas dan prinsip-

prinsip yang terkandung dalam suatu perundang-undangan, lanasan filosofi,

sosiologis dan yuridis.22

2. Jenis Pendekatan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan perundang-undangan

dan pedekatan historis.

21

https://idtesis.com/pengertian-penelitian-hukum-normatif-adalah/ (di akses pada tanggal

20 November 2015 pukul 17.00) 22

Tommy Hendra Purwaka, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : Universitas Atma

Jaya, 2007) h.28

Page 22: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

12

3. Sumber Data

Sumber data pada umumnya adalah data sekunder, yang terdiri atas bahan

hukum dan bahan non-hukum.Bahan hukum mencakup bahan hukum primer,

bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier.23

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mengikat atau yang

membuat orang taat pada hukum seperti peraturan perundang–undangan,

dan putusan hakim.24

Perundang-undangan yang yang berlaku dan

mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, yang akan penulis bahas

yakni adalah UU No 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak, UU No 11

Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, UU No 23 Tahun 202

Tentang Perlindungan Anak, KUHP dan KUHAP, serta dalil-dalil yang

ada dalam Al-qur’an dan Hadist.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder itu diartikan sebagai bahan hukum menjelaskan

mengenai bahan hukum primer yang merupakan hasil olahan pendapat

atau pikiran para pakar atau ahli yang mempelajari suatu bidang tertentu

secara khusus yang akan memberikan petunjuk ke mana peneliti akan

mengarah.Bahan hukum sekunder yang penulis gunakan diperoleh dari

penelusuran buku-buku dan artikel-artikel yang terkait dengan penelitian

ini.Seperti buku, skripsi, tesis, jurnal hukum dan lain-lain.

23

Tommy Hendra Purwaka, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : Universitas Atma

Jaya, 2007) hlm.28 24

https://lawmetha.wordpress.com/2011/05/19/metode-penelitian-hukum-normatif/ (di

akses pada tanggal 20 November 2015)

Page 23: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

13

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data secara

library research (studi pustaka) dilakukan dengan cara menelaah buku-buku

yang berkaitan dengan penelitian judul skripsi ini. Baik berupa peraturan

perundang-undangan ataupun berupa buku-buku.

6. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang biasanya digunakan adalah metode kulitatif.Data

skripsi ini menggunakan analisis kualitatif yakni menarik kesimpulan secara

deskriptif dan deduktif dan seluruh data yang didapatkan akan diklasifikasikan

dari bentuk yang bersifat umum sehingga mendapatkan gambaran kesimpulan

yang spesifik.

7. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

penulis memakai acuan dari “pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan oleh

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012”

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penelitian hukum terdapat sistematika penelitian yang berguna

untuk memudahkan peneliti menelaah dan mengkaji penelitian ini yang berjudul :

“Batas Usia Pertanggungjawaban Pidana Anak dalam Kitab Undang

Undang Hukum Pidana Menurut Tinjauan Hukum Islam (Analisis Putusan

No.229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel)”

Page 24: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

14

Pada BAB I, PENDAHULUAN yang berisi tentang uraian latar belakang,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

(review) studi terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Pada BAB II, Teori Pertanggungjawaban dalam Hukum Positif dan Hukum Islam

yang berisi tentang definisi pertanggungjawaban pidana dalam hukum positif dan

Islam, Alasan hapusnya pertanggungjawaban pidana, Pertanggungjawaban pidana

anak dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan hukum Islam.

Pada BAB III, Batas Usia Pertanggungjawaban Pidana Anak berisi tentang Batas

usia pertanggungjawaban pidana anak menurut hukum positif, Batas usia

pertanggungjawaban pidana anak menurut Hukum Islam Serta Perlindungan

Hukum Bagi Anak Bermasalah Dengan Hukum

Pada BAB IV, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Putusan

No.229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel Tentang Batas Usia Pertanggungjawaban

Pidana Anak berisi tentang Putusan No.229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel (Deksrisi

Kasus, Dakwaan, Amar Putusan), Tinjauan Hukum Positif terhadap putusan

No.229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel dan Tinjaun Hukum Islam Terhadap Putusan

No. 229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel

Pada BAB V, KESIMPULAN yang berisi tentang kesimpulan dari hasil

penelitian, serta member saran-saran sebagai evaluasi dari penelitian.

Page 25: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

15

BAB II

TEORI PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA

A. Teori Pertanggungjawaban Pidana Menurut Hukum Positif dan Hukum

Islam

Hukum pidana adalah bagian daripada keseluruhan hukum yang berlaku di

suatu Negara, hukum yang mengatur tentang hubungan antara individu dengan

masyarakat atau Negara yang disebut hukum publik.1 Hukum Pidana dibagi

menjadi dua bagian yaitu hukum pidana materil dan hukum pidana formil. Hukum

pidana juga di klasifikasikan lagi kepada siapa hukum pidana ini berlaku yang

disebut hukum pidana umum dan hukum pidana khusus.2 Tujuan dari hukum

pidana dilaksanakan untuk mengatur kepentingan umum, karena sifatnya yang

ditunjukkan untuk kepentingan masyarakat.

Hukum Pidana materil adalah hukum yang berisi tentang norma dan

sanksinya dan bagaimana seseorang dapat dijatuhi pidana. Sedangkan hukum

pidana formil adalah tata cara pelaksanaan pidana bagi seseorang yang melakukan

tindak pidana bisa disebut dengan hukum acara pidana. 3

Hukum acara pidana ini

sebagai hukum yang menegakkan hukum pidana materil.

Yang dimaksud dengan hukum pidana umum adalah hukum pidana yang

diberlakukan kepada semua masyarakat tanpa terkecuali. Dan dalam

pelasksanaannya menggunakan Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana

1 Teguh Prasetyo, Hukum Pidana,(Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012) Cet. III, hlm 24

2 Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta : Sinar Grafika, 2011), Cet.I, hlm. 52

3 Teguh Prasetyo, Hukum Pidana,(Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012) Cet. III, hlm 23

Page 26: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

16

(KUHAP). Sedangkan yang dimaksud dengan hukum pidana khusus ini adalah

dibuat dan diberlakukan kepada hal atau orang tertentu. Dalam pelaksanaannya

pun juga mempunyai hukum acara khususnya sendiri dan berbeda dengan

KUHAP.4

Hukum pidana mengatur secara seluruh hukum publik untuk mencapai

kesejahteraan masyarakat. Namun, dalam penerapannya haruslah berdasarkan

asas-asas yang berlaku dalam hukum pidana salah satunya adalah Asas Legalitas

(Principle of Legality). Asas Legalitas dalam Kitab Undang Undang Hukum

Pidana (KUHP) Pasal 1 ayat 1 “tidak ada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali

atas kekuatan aturan pidana dalam perundang-undangan yang telah ada,

sebelum perbuatan dilakukan”.

Dikutip oleh Mahrus Ali menurut Komariah Emong Sapardjaja dalam

Asas Legalitas ini terdapat empat prinsip dalam penerapannya yaitu :5

1. Tidak ada perbuatan pidana dan tidak ada pidana tanpa udang-undang

sebelumnya atau bisa disebut berlaku surut (mundur).

2. Tidak ada perbuatan pidana dan tidak ada pidana tanpa rumusan delik yang

jelas.

3. Tidak ada perbuatan pidana dan tidak ada pidana tanpa undnag-undang yang

tidak tertulis, hakim dalam menjatuhkan putusan haruslah dengan undang-

4 Leden Marpaung, Asas-Asas Teori Praktik Hukum Pidana,(Jakarta : Sinar Grafika,

2008)

Cet.VIII, hlm.3 5 Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta : Sinar Grafika, 2011), Cet.I, hlm. 60

Page 27: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

17

undang yang tertulis bukan dengan kebiasaan yang berkembang di

masyarakat.

4. Tidak diperbolehkannya menerapkan pertauran hukum pidana dengan sebuah

analogi.

Asas Legalitas memiliki dua fungsi yaitu fungsi melindungi dan fungsi

instrumental.6 Dengan adanya kedua fungsi ini dimakdsudkan agar pemerintah

tidak menjatuhkan sanksi pidana terhadap masyarakat yang belum jelas dan tetap

Undang Undangnya walaupun telah melanggar dan melakukan perbuatan-

perbuatan yang tidak dibenarkan menurut masyarakat.

Perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan ini belum tentu bisa

dikategorikan sebagai perbuatan pidana. Menurut Moeljatno perbuatan pidana

adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum disertai ancaman (sanksi)

yang berupa pidana tertentu, bagi yang melanggar larangan tersebut.7 Perbuatan

yang tidak benar yang dilakukan seseorang dapat dikenakan sanksi jika telah ada

hukum yang mengaturnya dan disebut sebagai perbuatan pidana.

Perbuatan pidana yang dapat dikenakan hukuman (sanksi) perumusan

undang-undang dari perbuatan itu haruslah mengandung sifat melawan hukum.8

menurut Andi Zainal Abidin, bahwa salah satu unsur delik adalah sifat melawan

hukum yang dinyatakan dengan tegas atau tidak di dalam suatu asal undang-

6 Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta : Sinar Grafika, 2011), Cet.I, hlm. 71

7 Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta : Sinar Grafika, 2011), Cet.I, hlm. 99

8 Teguh Prasetyo, Hukum Pidana,(Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012) Cet. III, hlm 67

Page 28: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

18

undang pidana. Karenanya janggal jika seseorang dipidana tanpa adanya unsur

yang melawan hukum.9

Sifat melawan hukum dalam hukum pidana dibagi menjadi sifat melawan

hukum formil dan sifat melawan hukum materil. Sifat melawan hukum formil

adalah suatu perbuatan melawan hukum apabila perbuatan tersebut sudah diatur

dalam undang-undang yang tertulis.10

Sedangkan sifat melawan hukum materil

adalah pada hakikatnya tidak berdasarkan perundang-undangan, oleh karenanya

mengambil suatu putusan tanpa dasar hukum formil merupakan suatu tindakan

yang didasarkan suatu alasan pembenaran yang kuat.11

Hukum Pidana merupakan salah satu sarana dalam penanggulangan

kejahatan dan aturan yang menyejahterakan masyarakat. Namun demikian,

pelaksanaan pemidanaan hanya dapat dijatuhkan apabila subyek hukum telah

memenuhi dua syarat, yaitu kesalahan dan pertanggungjawaban pidana.

Hal ini karena azas dalam hukum pidana adalah Geen straf zonder schud

atau Actus non facit reum nisi mens sir rea yang berarti Tidak dipidana jika tidak

ada kesalahan (Asas Legalistas). Tetapi ketentuan ini tidak berlaku dalam hukum

9 Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta : Sinar Grafika, 2011), Cet.I, hlm.

144 10

Teguh Prasetyo, Hukum Pidana,(Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012) Cet. III, hlm71 11

Leden Marpaung, Asas-Asas Teori Praktik Hukum Pidana,(Jakarta : Sinar Grafika,

2008)

Cet.VIII, hlm.45

Page 29: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

19

pidana fiskal. Dalam hukum pidana fiskal, pertanggungjawaban dapat dijatuhkan

tanpa adanya kesalahan dari pihak yang melanggar (leer van het materiele feit). 12

Adapun Pertanggungjawaban pidana mengatur tentang subyek hukum

yang dianggap cakap melakukan perbuatan hukum. Hal ini disebabkan tidak

semua subyek hukum masuk dalam kategori cakap hukum.13

Pertanggungjawaban

pidana bisa di mintai kepada perbuatan seseorang yang cakap hukum karena tidak

semua orang yang itu cakap hukum.

Pertanggungjawaban pidana menurut istilah asing biasa disebut

dengan teorekenbaardheid atau criminal responsibility. Menurut Pompee,

sebagaimana dikutip Iman, pertanggungjawaban pidana mempunyai beberapa

sinonim, yaitu aansprakelijk, verantwoordelijk, dan toerekenbaar.14

Konsep “pertanggungjawaban” merupakan konsep sentral yang dikenal

dengan ajaran kesalahan. Kesalahan adalah dapat dicelanya si pelanggar karena

dilihat dari segi masyarakat sebenarnya dia dapat berbuat lain jika tidak ingin

melakukan perbuatan tersebut.15

Dikutip oleh Frans Maramis, menurut D. Simons kesalahan adalah

keadaan batin (psychis) pelaku dan hubungannya dengan perbuatan yang

dilakukan sedemikian rupa, sehingga berdasarkan keadaan tersebut seseorang

12

Moeljatno, Asas –Asas Hukum Pidana,(Jakarta : PT Rineka Cipta, 1993) Cet.V,

hlm.153 13

Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar,(Yogyakarta : Liberty,

2003) Cet.I, hlm. 75 14

http://imanhsy.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-pertanggungjawaban-pidana.html ( di

akses pada tanggal 17 April 2016 pukul 12.50) 15

Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta : Sinar Grafika, 2011), Cet.I, hlm.

155-157

Page 30: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

20

dapat dicela atas perbuatannya. Istilah kesalahan dapat digunakan dalam arti

psikologis dan normatif. Kesalahan psikologis adalah kesalahan dari sudut

keadaan psikologis yang sesungguhnya dari seseorang. Sedangkan kesalahan

normatif adalah kesalahan dari sudut pandang orang lain terhadap pelaku.16

Adapun unsur-unsur kesalahan ada tiga unsur, yaitu :

1. Kemampuan bertanggungjawab dari pelaku.

2. Sikap batin tertentu dari pelaku sehubungan dengan perbuatannya yang berupa

adanya kesengajaan dan kealpaan.

3. Tidak ada alasan yang menghapuskan kesalahan atau menghapuskan

pertanggungjawaban pidana pada diri pelaku.17

Kemampuan bertanggungjawab merupakan salah satu unsur kesalahan,

dimana kondisi batin normal atau sehat dan mampunya akal seseorang dalam

membeda-bedakan hal-hal yang baik dan yang buruk sesuai dengan

kehendaknya.18

Berdasarkan rumusan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 44 (1)

seseorang tidak dapat dipertanggungjawabkan perbuatannya apabila kurang

sempurnanya akal dan sakit ingatan.19

Di kutip oleh Leden Marpaung Menurut

16

Frans Maramis, Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia, ( Jakarta :

RajaGrafindo Persada, 2012) hlm. 114-115 17

Frans Maramis, Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia, ( Jakarta :

RajaGrafindo Persada,) hlm. 116 18

Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta : Sinar Grafika, 2011), Cet.I, hlm.

171 19

Leden Marpaung, Asas-Asas Teori Praktik Hukum Pidana,(Jakarta : Sinar Grafika,

2008)

Cet.VIII, hlm.52

Page 31: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

21

W.F.C van Hattum yang disebut dengan kurang sempurnanya akal dan sakit

ingatan adalah pertumbuhan yang tidak sempurna atau gangguan penyakit.

Pertumbuhan yang tidak sempurna tersebut haruslah diartikan sebagai

suatu pertumbuhan yang lebih sempurna secara biologis, bukan secara pikiran.

Seperti contohnya idiot.20

Sedangkan sakit ingatan misalanya seperti gila, epilepsy

dan penyakit jiwa yang lainnya.21

Unsur yang kedua dari teori kesalahan yaitu kesengajaan dan kealpaan.

Secara Yuridis formal (dalam KUHP) tidak ada satu pasal pun yang memberikan

batasan atau pengertian tentang kesengajaan.22

Dikutip oleh Mahrus Ali, menurut

Memorie van Toelichting (Perumusan Kitab Undang Hukum Pidana) kesengajaan

sama dengan “willens en wetens” (dikendaki atau diketahui).23

Yang dimaksud dengan “willens en wetens” (dikendaki atau diketahui)

adalah seseorang yang melakukan suatu perbuatan dengan sengaja harus

menghendaki (willen) perbuatan itu serta harus menginsafi atau mengerti (weten)

akan akibat dari perbuatan itu.24

Kesengajaan dalam ilmu hukum pidana memiliki dua teori yaitu, teori

kehendak dan teori membayangkan. Seseorang dapat dikatakan melakukan tindak

20

Leden Marpaung,Asas-Asas, Teori, Praktik Hukum Pidana,(Jakarta : Sinar Grafika,

2008) Cet.VIII, hlm. 53 21

http://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt515e437b33751/apakah-seorang-yang -gila-

bisa-dipidana (diakses pada tanggal 20 April 2016, pukul 10.52) 22

Tongat, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia dalam Perspektif Pembaharuan,

(Malang : UMM Press, 2012) Cet. III, hlm. 213 23

Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta : Sinar Grafika, 2011), Cet.I, hlm.

174 24

Leden Marpaung,Asas-Asas, Teori, Praktik Hukum Pidana,(Jakarta : Sinar Grafika,

2008) Cet.VIII, hlm. 13

Page 32: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

22

pidana jika memiliki kehendak yang dapat memenuhi unsur-unsur delik dalam

rumusan undang-undang.25

Sedangkan Teori membayangkan, teori ini

mengemukakan bahwa manusia tidak mungkin dapat menghendaki suatu akibat

namun jika akibat tersebut timbul karena membayangkan melakukan suatu

tindakan maka unsur kesengajaan ada pada si pelanggar.26

Menurut para pakar pidana kesengajaan memiliki tiga bentuk yaitu : 27

1. Sengaja sebagai maksud (opzet als oogmerk).

2. Sengaja dengan kesadaran tentang keharusan (opzet bij noodzakelijkheids-

bewustzijn).

3. Sengaja dengan kesadaran tentang kemungkinan (opzet bij mogelijkheids-

bewustzjin).

Kesengajaan sebagai maksud mengandung unsur willes en wetens dimana

pelaku mengetahui dan menghendaki akibat dan perbuatannya tersebut.

Kesengajaan sebagai keharusan dimana pelaku memandang akibat dari apa yang

akan dilakukannya tidak sebagai hal yang akan terjadi, namun hanya sebagai

suatu kemungkinan yang pasti.28

Di dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana tidak diberikan penjelasan

mengenai teori kealpaan (culpa), sama seperti teori kesengaajan. Karena tidak

25

Tongat, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia dalam Perspektif Pembaharuan,

(Malang : UMM Press, 2012) Cet. III, hlm. 214 26

Leden Marpaung,Asas-Asas, Teori, Praktik Hukum Pidana,(Jakarta : Sinar Grafika,

2008) Cet.VIII, hlm. 14 27

Frans Maramis, Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia, ( Jakarta :

RajaGrafindo Persada,)

hlm. 121 28

Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta : Sinar Grafika, 2011), Cet.I, hlm.

175

Page 33: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

23

adanya penjelasan tentang teori kealpaan, maka penjelasan teori kelapaan banyak

diberikan dari doktrin.29

Menurut Mahrus Ali dalam buku karangannya yang

berjudul Dasar Dasar Hukum Pidana, kelapaan adalah pelaku sama sekali tidak

memiliki niat kesengajaan sedikit pun untuk melakukan suatu perbuatan yang

dilarang oleh hukum.30

Menurut H.B. Vos, unsur yang tidak dapat dilepaskan dari terbentuknya kealpaan,

yaitu :

1. Pembuat dapat menduga.

2. Tidak adanya kehati-hatian.31

Maksud dari unsur pembuat dapat menduga adalah seorang pelaku harus

dapat dibuktikan bahwa ia dapat menduga akibat dari perbuatannya sebelum ia

benar-benar melakukannya.32

Sedangkan unsur tidak ada kehati-hatian yaitu

pelaku tidak berhati-hati melakukan sesuatu yang dapat ia duga akibatnya.

Walaupun sudah berhati-hati tetap saja dapat terjadi kealpaan dari perbuatannya.33

Unsur ketiga dan terakhir bagi terlaksananya pertanggungjawaban yaitu

tidak adanya alasan penghapusan kesalahan. Seseorang tetap dimintai

pertanggungjawabannya jika di dalam dirinya tidak ada alasan yang dapat

29

Tongat, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia dalam Perspektif Pembaharuan,

(Malang : UMM Press, 2012) Cet. III, hlm. 248 30

Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta : Sinar Grafika, 2011), Cet.I, hlm.

175 31

Frans Maramis, Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia, ( Jakarta :

RajaGrafindo Persada,)

hlm. 125 32

Tongat, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia dalam Perspektif Pembaharuan,

(Malang : UMM Press, 2012) Cet. III, hlm. 251 33

Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta : Sinar Grafika, 2011), Cet.I, hlm.

176

Page 34: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

24

menghapus kesalahannya.34

Menurut Tongat, dalam bukunya disebutkan empat

alasan yang dapat menghapus kesalahan, yaitu :

1. Tidak mampu bertanggungjawab ( diatur dalam Pasal 44 KUHP)

2. Daya paksa ( diatur dalam Pasal 48 KUHP)

3. Pembelaan terpaksa yang melampaui batas (diatur dalam Pasal 49 (2) KUHP)

4. Melaksanakan perintah jabatan yang tidak sah dengan itikad baik (diatur

dalam Pasal 51 (2) KUHP).

Dalam Hukum Islam, hukum pidana merupakan terjemahan dari kata Fiqh

Jinayah. Fiqh Jinayah adalah segala ketentuan hukum mengenai tindak pidana

atau perbuatan kriminal yang dilakukan oleh orang mukallaf (orang yang dapat

dibebani kewajiban)35

Adapun dua syarat sah seorang mukallaf dapat dibebani

kewajiban, yaitu :

1. Mukallaf dapat memahami dalil taklifi, maksudnya adalah dia dapat

memahami nash-nash undang-undang yang dibebankan dari al-Qur‟an dan as-

sunnah dengan langsung atau dengan perantara.

2. Mukallaf adalah orang yang ahli dengan sesuatu yang dibebankan

kepadanya.36

Untuk menentukan suatu hukuman terhadap suatu tindak pidana dalam

Islam, diperlukan unsur normatif dan moral. Unsur normatif adalah aspek yang

34

Tongat, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia dalam Perspektif Pembaharuan,

(Malang : UMM Press, 2012) Cet. III, hlm. 267 35

Zainudi Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta : Sinar Grafika, 2007)Cet.I, hlm.1 36

Abdul wahbah Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam (Ilmu Ushul fiqh), (Jakarta :

RajaGrafindo Persada, 2002) h, 207-210

Page 35: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

25

mempunyai unsur materil dimana sikap yang dapat dinilai sebagai suatu

pelanggaran terhadap sesuatu yang diperintahkan oleh Allah swt. Sedangkan

unsur moral, yaitu kesanggupan seseorang untuk menerima seseuatu yang secara

nyata mempunyai nilai yang dapat dipertanggungjawabkan. Seseorang ini yang

disebut Mukallaf.37

Dalam melaksanakan unsur materil tindak pidana (jarimah), pelaku bisa

saja menyelesaikan ataupun tidak menyelesaikan aksinya. Hal ini bisa disebut

sebagai percobaan tindak pidana (al-jarimah gair at-tammah) dan tindak pidana

yang sempurna (al-jarimah at-tammah).

Pelaku percobaan tindak pidana (al-jarimah gair at-tammah) diberikan

hukuman ta‟zir. Seseorang yang melakukan percobaan tindak pidana tidak

dihukum dengan qishash dan hudud karena dua hal ini mempunyai unsur dan

syarat yang tidak bisa diubah oleh hakim. Sedangkan ta‟zir ketentuan hukumnya

bisa dipertimbangkan oleh hakim diperberat atau diperingan.38

Pelaku tindak pidana sempurna (al-jarimah at-tammah) diberikan

hukuman sesuai dengan perbuatannya. Apabila unsur-unsurnya telah terpenuhi

maka perbuatannya sudah sempurna.39

Misalnya pelaku penganiayaan, jika

seseorang melakukan penganiayaan dan telah memenuhi unsur-unsur tindak

pidana penganiayaan maka ia wajib dihukum sesuai dengan hukuman yang

berlaku bagi penganiaya.

37

Zainudi Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta : Sinar Grafika, 2007)Cet.I, hlm.22 38

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm. 20 39

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm. 23

Page 36: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

26

Menurut Abdul Qadir Audah, Hukuman adalah sanksi hukum yang telah

ditetukan untuk kemaslahatan masyarakat karena melanggar perintah Syari‟

(Allah SWT dan Rasul-Nya).40

Hukuman diterapkan demi mencapai kemslahatan

baik bagi masyarakat ataupun pelaku sendiri. Adapun tujuan dari pelaksanaan

hukuman yaitu :

1. Harus mampu menghindarkan seseorang dari berbuat maksiat. Baik mencegah

perbuatanya ataupun menjerakannya pelaku untuk tidak berbuat seperti itu

lagi.

2. Memberikan hukuman kepada pelaku bukan bermaksud untuk membalas

dendam, tetapi untuk kemaslahatan dirinya sendiri. Allah SWT mensyariatkan

hukuman sebagai cerminan dari keinginan Allah untuk memberikan ihsan

kepada hamba-Nya. Jadi, seseorang yang bertanggungjawab melaksanakan

hukuman harus mempunyai pengetahuan bahwa pelaksanaan hukuman bukan

bermaksud membalaskan dendam korban. Tetapi memberikan ihsan dan

rahmat kepada.41

Seseorang yang melakukan jarimah haruslah memertanggungjawabkan

perbuatannya. Dalam pertanggungjawaban pidana seorang mukallaf harus

bertanggungjawab atas akibat dari perbuatan yang dilakukannya . Menurut Islam

ada tiga dasar mukallaf wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya, yaitu:

1. Perbuatan haram yang dilakukan pelaku.

40

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian III, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm. 19 41

H.A. Djazuli, Fiqh Jinayah, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1997) Cet.II, hlm. 26

Page 37: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

27

2. Si pelaku memiliki pilihan (tidak dipaksa).

3. Si pelaku memiliki pengetahuan (idrak).42

Apabila ketiga dasar ini ada, maka pertanggungjawaban pidana haruslah

ada. Tetapi, jika salah satunya tidak ada maka seseorang tidak dapat

mempertanggungajawabkan perbuatanya. Faktor (sabab) dijadikan oleh oleh

Syar‟I sebagai tanda atas hasil/ efek (musabab) dari terjadinya suatu pelanggaran

(melawan hukum). Jika ada sabab namun tidak ada musabab, dan juga sebaliknya

jika tidak ada sabab namun ada musabab maka tidak dapat

dipertanggungjawabkan perbuatannya.43

Faktor yang menyebabkan adanya pertanggungjawaban pidana adalah

perbuatan maksiat, yaitu mengerjakan perbuatan yang dilarang atau

meninggalakan perbuatan yang diperintahkan oleh syara‟. Jadi sebab

pertanggungjawaban pidana adalah melakukan kejahatan. Untuk adanya

pertanggungjawaban ini masih diperlukan dua syarat, yaitu adanya idrak dan

ikhtiar.44

Menurut Abdul Qadir Audah teori pertanggungjawaban memiliki

tingkatan-tingkatan pertanggungjawaban pidana ada empat, yaitu :

1. Disengaja (Al-„Amdu), yang dimaksud dengan sengaja adalah si pelaku berniat

melakukan suatu perbuatan yang dilarang. Misalnya, seseorang berniat

42

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm. 66 43

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm. 74 44

http://gotzlan-ade.blogspot.co.id/2012/03/petanggungjawaban-pidana-islam.html

(diakses pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 19.00)

Page 38: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

28

mencuri jika ia melakukannya maka ia melakukan pencurian itu dengan

sengaja.45

2. Menyerupai Disengaja (Syibhul „Amdi), Pengertian syibhul „ambdi adalah

dilakukannya perbuatan itu dengan maksud melawan hukum, tetapi akibat

perbuatan itu tidak dikehendaki. Dalam tindak pidana pembunuhan, ukuran

syibhul „amdi ini dikaitkan dengan alat yang digunakan. Kalau yang

digunakan itu bukan alat yang biasa (ghalib) untuk membunuh maka

perbuatan tersebut termasuk kepada perbuatan menyerupai sengaja.46

3. Kesalahan, maksudnya adalah si pelaku melakukan perbuatan tanpa maksud

membuat kejahatan. Misalnya, seseorang hendak menembak seekor burung

namun meleset mengenai manusia.

4. Yang dianggap tersalah, ada dua keadaan yang dapat dianggap tersalah.

Pertama, pelaku tidak bermaksud melakukan suatu perbuatan tetapi perbuatan

itu terjadi akibat kelalaiannya. Kedua, pelaku menjadi penyebab tidak

langsung terjadinya perbuatan yang dilarang dan ia tidak bermaksud

melakukannya.47

B. ALASAN HAPUSNYA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA

MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

45

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm. 77 46

http://gotzlan-ade.blogspot.co.id/2012/03/petanggungjawaban-pidana-islam.html

(diakses pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 19.15) 47

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm. 79

Page 39: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

29

Dalam sub bab sebelumnya sudah diuraikan bahwa terlaksananya

pertanggungjawaban yaitu tidak adanya alasan penghapusan kesalahan. Seseorang

tetap dimintai pertanggungjawabannya jika di dalam dirinya tidak ada alasan yang

dapat menghapus kesalahannya.

Dalam doktrin hukum pidana dibedakan antara alasan yang menghapus

sifat melawan hukumnya suatu perbuatan atau dikenal dengan alasan pembenar

denganalasan penghapusan kesalahan atau dikenal dengan alasan pemaaf.

Dibedakannya alasan pembenar dan alasan pemaaf karena keduanya mempunyai

fungsi yang berbeda. Adanya alasan pembenar berujung pada „pembenaran‟ atas

tindak pidana yang sepintas lalu melawan hukum, sedangkan adanya alasan

pemaaf berdampak pada „pemaafan‟ pembuatannya sekalipun telah melakukan

tindak pidana yang melawan hukum.48

Dalam hukum positif pertanggungjawaban pidana diatur dalam Buku

Kesatu Bab III Kitab Undang Undang Hukum Pidana mulai Pasal 44 sampai

dengan Pasal 51. Dalam ketentuan pasal-pasal tersebut, pertanggungjawaban

pidana tidak dapat dijatuhkan kepada:

1. Adanya ketidakmampuan bertanggungjawab.

2. Anak-anak yang belum berusia 16 tahun.

3. Daya Paksa

4. Pembelaan terpaksa yang melampaui batas.

5. Menjalankan perintah Undang undang.

48

Mahrus Ali, Dasar Dasar Hukum Pidana, ( Jakarta : Sinar Grafika, 2011) hlm. 181

Page 40: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

30

6. Melaksanakan perintah jabatan.

Kategori yang tidak dapat dijatuhi pidana yang pertama adalah seseorang

yang tidak mampu bertanggungjawab. Dikutip oleh Adam Chazawi menurut M.v.t

( Perumusan Kitab Undnag Undang Hukum Pidana ) seseorang tidak mampu

bertanggungjawab harus memenuhi dua unsur yaitu:

1. Apabila si pelanggar tidak memiliki kebebasan antara memilih berbuat atau

tidak berbuat mengenai apa yang dilarang atau diperintahkan dalam Undang-

undang.

2. Apabila si pelanggar berada dalam satu keadaan yang mana ia tidak dapat

menyadari bahwa perbuatnnya dilarang menurut Undnag Undang.49

Seorang Anak yang masih belum mencapai usia 16 tahun adalah termasuk

seseorang yang tidak dapat dijatuhi pidana kategori kedua, dalam Kitab Undang

Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 45, 46 dan 47. Dalam penuntutan di muka

pengadilan, seorang hakim bisa mengadilinya dengan memerintahkan bahwa si

anak bersalah dan dikembalikan kepada orang tua atau wali tanpa menjatuhkan

hukuman kepadanya dan tidak dimintai pertanggungjawabannya dikarenakan usia

yang belum mencapai 16 tahun.50

Kategori seseorang yang tidak dapat dijatuhi pidana yang ketiga adalah

daya paksa. Dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) daya paksa

diatur dalam Pasal 48 yang menyatakan bahwa “niet straafbaar is hijdie een feit

49

Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian II, (Jakarta : RajaGrafindo Persada,

2002) hlm. 20 50

Wirjono Prodjodikoro, Asas Asas Hukum Pidana di Indonesia (Bandung : Refika

Aditama, 2003) hlm.102

Page 41: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

31

begat waartoe hij door overmacht is gedrogen” yang artinya barang siapa yang

melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa tidak dipidana. 51

Dikutip oleh

Mahrus ali, menurut Leden Marpaung daya paksa secara teoritis dibagi menjadi

dua macam yaitu:

a. Daya Paksa Mutlak (Vis Absoluta)

b. Daya Paksa Relatif (Vis Compulsiva)

Yang dimaksud dengan daya paksa mutlak adalah suatu keadaan yang

dimana paksaan dan tekanan yang sedemikian kuatnya pada diri seseorang,

sehingga ia tidak dapat lagi berbuat sesuatu selain apa yang dipaksakan

kepadanya. Sedangkan daya paksa relatif adalah daya paksa yang dimaksudkan

dalam Pasal 48 KUHP. Daya paksa relatif ini suatu paksaan dan tekanan yang

sedemikian rupa menekan seseorang sehingga ia berada dalam keadaan yang

serba salah, yaitu suatu keadaan yang memaksanya untuk melakukan hal yang

sudah pasti melanggar hukum.52

Kategori yang keempat adalah Pembelaan terpaksa yang melampaui batas

(noodweer ekses) adalah perbuatan pidana yang dilakukan sebagai pembelaan

pada saat seseorang mengalami suatu serangan atau ancaman serangan dapat

membebaskan pelakunya dari ancaman hukuman jika sifat pembelaan terseut

sebanding dengan bobot serangan atau ancaman serangan itu sendiri.53

51

Mahrus Ali, Dasar Dasar Hukum Pidana, ( Jakarta : Sinar Grafika, 2011) hlm. 181 52

Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian II,(Jakarta : RajaGrafindo Persada,

2002) hlm.30-31 53

Mahrus Ali, Dasar Dasar Hukum Pidana, ( Jakarta : Sinar Grafika, 2011) hlm. 182-183

Page 42: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

32

Kategori yang kelima adalah melaksanakan perintah Undang-undang pada

Pasal 50 KUHP disebutkan “ barangsiapa terpaksa melakukan perbuatan pidana

untuk melaksanakan peraturan undang-undang tidak dipidana.” Sebetulnya pasal

ini ditunjukan untuk mengantisipasi bagi perbuatan-perbuatan yang dilakukan

berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Undang Undang. Karena perbuatan

yang yang menjadi wewenang berdasarkan Undang undang tidaklah mungkin

diancam pidana menurut Undang-undang yang lain. 54

Kategori yang keenam dan yang terakhir adalah ketentuan mengenai

perintah jabatan yang tidak sah diatur dalam Pasal 51 (2) KUHP yang berbunyi

"Perintah jabatan tanpa wewenang, tidak menyebabkan hapusnya pidana, kecuali

jika yang diperintahkan dengan itikad baik mengira bahwa perintah diberikan

wewenang dan pelaksanaanya termasuk dalam lingkungan pekerjaan.” 55

Suatu perintah jabatan yag tidak sah,dengan demikian menghapuskan

dapat dipidananya seseorang. Perbuatan yang dilakukannya, tetap bersifat

melawan hukum hanya saja si pelaku tidak dipidana. Dan si pelaku harus

memenuhi dua syarat yaitu Pertama, ia menduga bahwa perintah tersebut adalah

sah yang diberikan oleh pejabat yang kompeten. Kedua, perintah masih dalam

ruang lingkup pekerjaan (wewenang si pelaku). 56

Dalam Islam, seseorang wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya

jika telah memenuhi tiga dasar yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya yaitu

54

Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian II, (Jakarta : RajaGrafindo Persada,

2002) hlm.56 55

KUHP 56

I Made Widnyana, Asas Asas Hukum Pidana, ( Jakarta : Fikahati Aneska, 2010) hlm.

158

Page 43: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

33

perbuatan haram yang dilakukan pelaku, pelaku memiliki pilihan (ikhtiar) dan

pelaku memiliki pengetahuan (idrak). Jika tidak memiliki tiga dasar ini, maka

seseorang yang melakukan suatu kejahatan tidak diwajibkan

mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Adapun Sebab-sebab yang berkaitan dengan perbuatan yang tidak wajib

dipertanggungjawabkan yaitu Sebab Pembenaran (asbab al-ibahah) atau sebab

dibolehkannya perbuatan yang dilarang. Dan Sebab Pemaafan (asbab raf‟i al-

uqubah) atau sebab-sebab yang berkaitan dengan keadaan pelaku tersebut.57

Dasar dari penghapusan pidana yang pertama adalah sebab pembenaran.

Dengan adanya sebab pembenaran maka suatu perbuatan kehilangan sifat

melawan hukumnya, sehingga mejadi legal atau boleh dan pembuatnya tidak

dapat disebut pelaku tindak pidana.58

Abdul Qadir Audah mengemukakan bahwa

sebab dibolehkannya perbuatan yang dilarang itu ada enam macam, yaitu :

1. Pembelaan Yang Sah (Ad dafi‟ As Syar‟iyyu)

2. Pendidikan dan pengajaran (At ta‟dibu)

3. Pengobatan (At Tathbiibu)

4. Permainan olah raga (Al „aab Al Furusiyah)

5. Hapusnya jaminan keselamatan jiwa dan anggota badan (Ihdar) seseorang

6. Hak-hak dan kewajiban penguasa

57

http://vannbie.blogspot.co.id/2012/06/pertanggung-jawaban-hukum-pidana-islam.html

(diakses pada tanggal 12 Mei 2016 pukul 07.05) 58

Topo Santoso, Mengagas Hukum Pidana Islam (Bandung: Asy Syamil, 2001) Cet. II,

hlm. 169

Page 44: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

34

Pembelaan yang sah dibagi menjadi dua macam yaitu pembelaan khusus

dan pembelaan umum. Pembelaan khusus (Difa‟ Asy-Syar‟I al-Khass) dalam

hukum Islam maksudnya adalah kewajiban manusia menjaga dirinya atau orang

lain dan untuk mempertahankan hartanya atau harta orang lain. Pembelaan khusus

bersifat wajib bertujuan untuk menolak serangan.59

Allah SWT berfirman dalam

Q.S Al-Baqarah [2] : 194

Artinya : “Barangsiapa yang menyerang kamu, Maka seranglah ia, seimbang

dengan serangannya terhadapmu.”

Para fuqaha sepakat bahwa membela diri adalah suatu jalan yang sah

untuk mempertahankan diri sendiri atau diri orang lain dari serangan terhadap

jiwa, kehormatan, dan harta benda.60

Sedangkan yang dimaksud dengan pembelaan umum (Difa‟ Asy-Syar‟I Al-

„Am). Pembelaan untuk kepentingan umum atau dalam istilah Amar ma‟ruf nahi

munkar. Sebagian fuqaha berpendapat bahwa amar ma‟ruf nahi munkar hanya

diwajibkan bagi orang yang mmpu melaksanakannya sedangkan yang lainnya

tidak wajib.61

Seperti Firman Allah SWT Q.S Ali Imran [3] : 104

59

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm. 138 60

http://artikelkuislami.blogspot.co.id/2012/01/hukum-pidana-islam.html (diakses pada

tanggal 17 Mei 2016 pukul 11.03) 61

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm. 159

Page 45: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

35

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang

munkar.”

Sebab pembenaran yang kedua adalah pendidikan, seorang ayah memiliki

hak untuk memberikan pendidikan terhadap anaknya yang maih kecil dan baligh.

Menurut mazhab Maliki, Syafi‟i dan Hanbali berbeda dengan mazhab Hanafi.

Mereka berpendapat bahwa pendidikan kepada anak kecil secara umum adalah

hak bukan kewajiban. Adapun mazhab Hanafi memandang pendidikan terhadap

anak kecil secara umum adalah wajib atau paling tidak, wajib apabila bertujuan

untuk mengajarinya.62

Tujuan menjatuhkan hukuman dalam mendidik anak

hanyalah untuk memberikan bimbingan dan perbaikan, bukan untuk pembalasan

atau kepuasan hati. Karena itu, watak dan kondisi anak harus diperhatikan terlebih

dahulu sebelum menjatuhkan hukuman.

Sebab pembenaran yang ketiga adalah pengobatan, kerugian yang

disebabkan oleh dokter yang mempuni dan kredibel yang dilakukan tana adanya

kecerobohan tidak ditanggung sama sekali oleh dokter.63

para fuqaha sepakat

bahwa dokter tidak bertanggungjawab apabila pekerjaannya mengakibatkan hasil

yang membahayakan si pasien.

62

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm. 181 63

Walid bin Rasyid as-Sa‟idan, Syar‟iyyah fi al-Masa‟il ath-Thibbiyah di Terjemahkan

oleh Muhammad Syafii Maskur Fiqh Kedokteran, (Yogyakarta : Pustaka Fahima, 2007) hlm.123

Page 46: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

36

Namun, jika ada orang yang berlaku selayaknya dokter tanpa memiiki

keilmuan untuk menyembuhkan suatu penyakit yang di derita oleh pasien maka ia

wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya jika terjadi sesuatu terhadap

pasien. Rasulullah Saw bersabda.

شبو حذثب بس ب اشذ ع س ذ ب ع س يه نذ ثب: ق بل انش ان سهى اب ثب. ي ج اب ش ج ع ش ع ب ب ع ش ع أ ب ع ذ س ل ق بل : ق بل ج " و.ص لال س ن ى ت ط بب ي طب ي عه ى نك ق بم ر ف بي ض

Artinya : “Telah menceritakan Hisyam Bin Amar dan Rasyid Bin Sa‟id Al-Ramli

mereka berkata : telah menceritakan Al-Walid Bin Muslim. Telah menceritakan

Ibn Juraij dari Umar Bin Syu‟ab dari ayahnya dan kakeknya berkata : Rasulullah

Saw bersabda : Barang siapa yang melakukan pengobatan dan dia tidak

mengetahui ilmunya sebelum itu maka dia yang bertanggung jawab.” 64

Sebab pembenaran yang keempat adalah permainan kesatriaan, hukum

Islam memperbolehkan segala permaninan kesatriaan yang mencari keunggulan

kekuatan dan keahlian serta yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, baik pada

waktu damai ataupun perang. Seperti lomba lari, pacuan kuda, lomba berahu,

balap mobil, parasut, permainan anggar, tombak, pedang, memanah, menembak,

tinju, angkat besi dan lain-lain.65

Allah SWT berfirman dalam QS. al-Anfal

[8]:60)

64

Sunan Al-Hafid Abi Abdillah Muhammad Bin Yazid Al-Qazwini Ibn Majjah, Sunan

Ibnu Majjah Juz I, No. 3466, hlm. 31 65

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm. 187

Page 47: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

37

Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan

persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang

selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa

saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup

kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”

Sebab pembenaran yang kelima hapusnya jaminan keselamatan ialah

bolehnya mengambil tindakan terhadap jiwa seseorang atau anggota-anggota

badannya, dan oleh karena itu maka ia bisa dibunuh atau dianiaya. Tindakan

tersebut bisa diadakan apabila dasar-dasar adaya keselamatan jiwa atau anggota

badan telah hapus. Dasar-dasar tersebut adalah iman (Islam) dan jaminan

sementara atau seumur hidup.66

Jaminan keselamatan bagi seseorang menjadi

hapus apabila ia murtad dan bagi kafir ziimi menjadi hapus dengan berakhirnya

masa perjanjian yang telah diberikan kepada mereka atau karena mereka

melanggar (tidak menepati) ketentuan-ketentuan perjanjian tersebut.

Sebab pembenaran yang keenam adalah Hak- hak penguasa menurut Islam

adalah hak untuk memerintah rakyatnya. Selain memerintah penguasa juga

memiliki kewajiban untuk taat terhadap hukum Allah. Penguasa tidak boleh

menyuruh kepada sesuatu yang menyalahi syara‟. Allah Swt berfirman dalam Q.S

An-Nisa [4] : 59)

66

http://gubukhukum.blogspot.co.id/2012/03/pidana-dalam-hukum-pidana-islam.html

(diakses pada tanggal 30 Agustus 2016 pukul 19.00)

Page 48: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

38

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul (Nya), dan

ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang

sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul

(sunnahnya).”

Dasar penghapusan pidana yang kedua adalah sebab pemaafan. Dengan

adanya sebab pemaafan, seseorang yang melakukan tindak pidana tetap melawan

hukum namun si pembuat atau pelakunya dimaafkan karena keadaan tertentu yang

ada pada diri pelaku.67

Menurut Abdul Qadir Audah adapun keadaan tertentu yang

dimaksud, yaitu :

1. Paksaan (Ikrah)

2. Mabuk.

3. Orang Gila.

4. Anak-anak.

Keadaan yang pertama adalah daya paksa, fuqaha berbeda pendapat

mengenai definisi paksaan. Paksaan adalah apabila suatu hukuman (ancaman)

dapat dilakukan oleh si pemaksa dengan segera dan cukup mempengaruhi orang

yang berakal pikiran sehat untuk mengerjakan apa yang dipaksa bahwa ancaman

tersebut akan benar-benar dilakukan apabila ia menolak apa yang dipaksakan

kepadanya. seperti Sabda Rasulullah Saw.68

ث ب ذ ح ذ ب ح ي ص ف انح ص نذ . ثب ان سهى ان ي بلبط ثب .ب ع بب ط بء ع ع ع اع ص األ

انب ع و إ لا .ص ع ض س ان أ ط انخ ت أي ع يب است كش ب ا عه

Artinya : “Telah menceritakan Muhammad Bin Mushaffa Al-Himshiyyu. Telah

menceritakan Al-Walid Bin Muslim. Telah menceritakan Al-auza‟iyyu dari‟Atho.

67

Topo Santoso, Mengagas Hukum Pidana Islam (Bandung: Asy Syamil, 2001) Cet. II,

hlm. 169 68

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm. 221

Page 49: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

39

Dari Ibnu Abbas r.a Bahwa sesungguhnya Nabi Saw Bersabda : Sesungguhnya

Allah mengangkat dari umatku keliru, lupa, dan sesutu yang dipaksa”69

Jika suatu kejahatan dilakukan dalam keadaan dipaksa tak akan ada

tuntutan hukuman jika terbukti benar bahwa ia melakukan kejahatan karena

dipaksa.70

Seseorang melakukan suatu perbuatan yang melawan hukum namun

ada unsur paksaan saat melakukan perbuatan tersebut. Maka seseorang itu tidak

wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya itu.

Keadaan yang kedua adalah mabuk, mabuk adalah perilaku sadar

seseorang atau sekelompok orang untuk meminum minuman beralkohol atau

mengkonsumsi barang-barang yang memabukkan untuk mengurangi beban dan

tekanan hidupnya dan atau sekedar untuk mencari kesenangan semata, sehingga ia

dapat melakukan tindakan yang tidak terkontrol, seperti bicara ngawur, memukul,

menendang, hingga membunuh.71

Menurut Abdul Qadir Audah seseorang yang tidak dapat

mempertanggungjawabkan perbuatannya sebab mabuk adalah seseorang yang

mabuk karena dipaksa dan keinginannya sendiri namun ia tidak tahu bahwa

minuman tersebut mengadung zat yang dapat memabukkan.72

Topo santoso juga

mengemukakan pendapat yang sama, jika seseorang mabuk hingga kesadarannya

hilang dan mabuk itu tidak disengaja misalnya karena di paksa, ditipu atau karena

69

Sunan Al-Hafid Abi Abdillah Muhammad Bin Yazid Al-Qazwini Ibn Majjah, Sunan

Ibnu Majjah Juz I, No. 2045, hlm. 10 70

Topo Santoso, Mengagas Hukum Pidana Islam (Bandung: Asy Syamil, 2001) Cet. II,

hlm. 173 71

http://arief306al-mumtaz.blogspot.co.id/2013/05/mabuk-mabukan.html (diakses pada

tanggal 12 Mei 2016 pukul 16.04) 72

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm. 240

Page 50: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

40

mengkonsumsi obat tertentu maka ia tidak wajib memepertanggungjawabkan

perbuatannya.73

Keadaan yang ketiga adalah orang gila, Secara umum dan luas gila

memiliki pengertian “hilangnya akal, rusak atau lemah”. Definisi tersebut

merupakan definisi secara umum dan luas, sehingga mencakup gila (junun),

dungu (al-„ithu), dan semua jenis penyakit kejiwaan yang sifatnya menghilangkan

idrak (kemampuan berfikir).74

Menurut Abdul Qadir Audah ada beberapa kategori

yang masuk keadaan gila, yaitu :

1. Gila yang terus menerus (Junun Mutbaq)

2. Gila yang berselang (Mutaqatti)

3. Gila sebagian

4. Dungu

5. Epilepsi dan Histeria

6. Terasuki pikiran keji

7. Kepribadian ganda

8. Lemah pikiran

9. Tuli dan Bisu

10. Gerakan dalam tidur

11. Peniduran hipnotis

12. Meluapnya sentimen

73

Topo Santoso, Mengagas Hukum Pidana Islam (Bandung: Asy Syamil, 2001) Cet. II,

hlm. 173 74

http://artikelkuislami.blogspot.co.id/2012/01/hukum-pidana-islam.html (diakses pada

tanngal 12 Mei 2016 pukul 18.00)

Page 51: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

41

Keadaan-keadaan yang masuk dalam kategori gila dan melakukan

perbuatan tindak pidana membebaskan pelakunya dari hukuman karena tidak

adanya kekuatan berpikir (idrak) pada dirinya. Walaupun seseorang gila bukan

berarti memberikan pembolehan, melainkan mengahapuskan hukumannya dari si

pelaku. Dan ketetapan ini disepakati oleh para fuqaha.75

Keadaan kempat dan yang terakhir sebab pemaafan seseorang yang

melakukan tindak pidana adalah Anak-anak. Anak-anak dan orang gila adalah

golongan yang tidak dikenai pidana atas perbuatannya, karena keduanya bukan

termasuk orang yang mampu untuk bertanggungjawab.76

Kemampuan beertanggungjawab dalam hukum Islam memiliki salah satu

unsur yaitu kekuatan berpikir (idrak). Anak-anak yang tidak dimintai

pertanggungjawabannya karena masih lemahnya kekuatan berpikir dan belum

memasuki fase memiliki kekuatan berpikir. Seiring dengan perbedaan fase-fase

yang dilalui oleh manusia sejak lahir sampai waktu sempurna kekuatan berpikir

dan pilihan.77

Rasulullah Saw bersabda sebagai berikut.

بس ب ت . ثب ضذ ب أ ب ش ب كش ب ث ب حذثب أ ب ذ ح بنذ ب خذ اش . خ ذ اب ح ي ذ ب ح ي

ت ع ح . قبل : سه بد ب . ثب ح ذ ي ب ح انش د ثب عبذ األ س ى ع إبشا بد ع ح

سسل لا ص.و قبل: ت :أ بئش ع ث ال ث ت ع فع انق ه ى ع ح س ب انص ت بهغ ت ع انبئى ح ق ظ ست ق ع ت ف ح ج ان

Artinya : “ Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Bin Abi Syaibah, telah

menceritakan pada kami Yazid Bin Harun. Telah menceritakan kepada kami

75

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm. 240 76

Assadulloh Al Faruk, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam (Jakarta : Ghalia

Indonesia, 2009) Cet. I, hlm. 87 77

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm. 255-256

Page 52: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

42

Muhammad Ibnu Khallid Bin Khidash, Dan Muhammad Bin Yahya, Mereka

berkata : Telah menceritakan pada kami Abdurrahman Bin Muhdiyyi. Telah

menceritakan Hammad Bin Salamah, dari Hammad, Ibrahim, Aswad dan Aisyah.

Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda : Pena diangkat dari tiga orang, dari

anak kecil hingga bermimpi (baligh), dari orang tidur hingga bangun, dan dari

orang gila hingga normal kembali.” 78

Anak-anak dan orang gila adalah golongan yang tidak dikenai pidana atas

perbuatannya, karena keduanya bukan termasuk orang yang mampu untuk

bertanggungjawab.79

Karena sebab inilah seorang anak yang masih dibawah umur

melakukan kejahatan tidak dimintai pertanggungjawaban pidana sebab dimaafkan

segala perbuatanya.

C. Pertanggungjawaban Pidana Anak dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP) dan Hukum Islam

Pertanggungjawaban pidana anak dalam hukum positif terdapat dalam

beberapa undang-undang. Di dalam KUHP yang masih dijadikan rujukan

penegakan hukum di Indonesia, membahas tentang pertanggungjawaban pidana

anak hanya terdapat pada pasal 45, 46 dan 47.

Pasal 45

Dalam hal penuntutan pidana terhadap orang yang belum dewasa karena

melakukan suatu perbuatan sebelum umur enam belas tahun, hakim dapat

menentukan: memerintahkan supaya yang bersalah dikembalikan kepada orang

tuanya, walinya atau pemeliharanya, tanpa pidana apa pun; atau memerintahkan

78

Sunan Al-Hafid Abi Abdillah Muhammad Bin Yazid Al-Qazwini Ibn Majjah, Sunan

Ibnu Majjah Juz I, No. 2041 79

Assadulloh Al Faruk, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam (Jakarta : Ghalia

Indonesia, 2009) Cet. I, hlm. 85

Page 53: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

43

supaya yang bersalah diserahkan kepada pemerintah tanpa pidana apa pun, jika

perbuatan merupakan kejahatan atau salah satu pelanggaran berdasar- kan pasal-

pasal 489, 490, 492, 496, 497, 503 - 505, 514, 517 - 519, 526, 531, 532, 536, dan

540 serta belum lewat dua tahun sejak dinyatakan bersalah karena melakukan

kejahatan atau salah satu pelanggaran tersebut di atas, dan putusannya telah

menjadi tetap; atau menjatuhkan pidana kepada yang bersalah.

Pasal 46

(1) Jika hakim memerintahkan supaya yang bersalah diserahkan kepada

pemerintah, maka ia dimasukkan dalam rumah pendidikan negara supaya

menerima pendidikan dari pemerintah atau di kemudian hari dengan cara lain,

atau diserahkan kepada seorang tertentu yang bertempat tinggal di Indonesia atau

kepada sesuatu badan hukum, yayasan atau lembaga amal yang berkedudukan di

Indonesia untuk menyelenggarakan pendidikannya, atau di kemudian hari, atas

tanggungan pemerintah, dengan cara lain; dalam kedua hal di atas, paling lama

sampai orang yang bersalah itu mencapai umur delapan belas tahun.

(2) Aturan untuk melaksanakan ayat 1 pasal ini ditetapkan dengan undang-

undang.

Pasal 47

(1) Jika hakim menjatuhkan pidana, maka maksimum pidana pokok terhadap

tindak pidananya dikurangi sepertiga.

Page 54: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

44

(2) Jika perbuatan itu merupakan kejahatan yang diancam dengan pidana mati

atau pidana penjara seumur hidup, maka dijatuhkan pidana penjara paling lama

lima belas tahun.

(3) Pidana tambahan dalam pasal 10 butir b, nomor 1 dan 3, tidak dapat

diterapkan.

Dalam KUHP , menurut Pasal 45 dan 46 seorang anak yang belum

mencapai usia 16 (enam belas) tahun tidak dijatuhi pidana apapun. Namun, jika

di pertintahkan oleh hakim untuk di serahkan kepada pemerintah dan diberikan

pendidikan serta pembinaan kepada seorang anak yang melakukan kejahatan atau

pelanggaran selain dari pasal-pasal 489, 490, 492, 496, 497, 503 - 505, 514, 517 -

519, 526, 531, 532, 536, dan 540 serta belum lewat dua tahun sejak dinyatakan

bersalah dapat diperintahkan untuk dibina oleh pemerintah sampai berumur

delapan belas tahun.

Sedangkan dalam Pasal 47 (1) disebutkan bahwa penjatuhan pidana yang

diberikan terhadap anak dikurangi atau diperingan menjadi sepertiga dari

hukuman orang dewasa. Apabila si anak melakukan kejahatan yang mana

hukumannya berupa hukuman mati atau penjara seumur hidup bagi orang dewasa

(jika melakukannya) maka anak dijatuhi pidana paling lama lima belas tahun.

Dikutip oleh Zainal Abidin Farid, menurut Jonkers dasar peringanan atau

pengurangan pidana yaitu :80

80

Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana 1, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007) hlm. 439

Page 55: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

45

1. Percobaan melakukan kejahatan ( Pasal 53 KUHP) dan pembantuan (Pasal 56

KUHP)

2. Orang yang belum cukup umur yang dapat dipidana (Pasal 45 KUHP)

Percobaan dan pembantuan pidana ini adalah suatu ketentuan atau aturan

umum yang (yang dibentuk oleh pembentukan Undang-undang) mengenai

penjatuhan pidana terhadap pembuat yang gagal dan orang yang membantu orang

lain melakukan kejahatan. Dimana mereka melakukan suatu tindakan namun tidak

sampai pada tujuannya.81

Syarat dari tejadi suatu tindak pidana berkurang karena

tujuan melakukan pidana itu tidak selesai. Maka dari itu diperingan hukuman bagi

seseorang yang mencoba dan membantu melakukan tindak pidana.

Dan adapun Undang-undang tentang hukum pidana anak selain di dalam

KUHP adalah :82

1. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak

2. Undang Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang pengadilan anak

3. Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak.

Pertimbangan secara yuridis saja tidaklah cukup untuk menentukan nilai

keadilan dalam pemidanaan anak dibawah umur. Sebaiknya juga pertimbangan

non-yuridis yang bersifat sosiologis, psikologis, kriminologis dan filosofis.

Karena masalah tanggung jawab hukum yang dilakukan oleh anak dibawah umur

81

Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian II, (Jakarta : RajaGrafindo Persada,

2002) hlm. 105 82

Maman Abdul Rahman, Pertanggungjawaban Pidana Anak Menurut Hukum Pidana

Islam dan Undang Undang Nomor 11 tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Skripsi,

2015, hlm. 36

Page 56: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

46

tidaklah cukup kalau hanya didasarkan pada segi normatif namun juga harus

mempertimbangan faktor intern dan ekstern anak yang melatarbelakangi anak

melakukan kenakalan atau kejahatan.83

Dalam hukum Islam, ada salah satu sebab pemaafan pertanggungjawaban

pidana yatu kepada anak-anak. Karena menurut Syari‟at Islam

pertanggungjawaban pidana haruslah di dasari 3 (tiga) unsur, yaitu :

- Perbutan haram yang dilakukan

- Pelaku memiliki pengetahuan (Idrak)

- Pelaku memiliki pilihan (Ikhtiar)

Dengan demikian, seorang anak tidak dimintai pertanggungjawaban pidana

karena tidak memenuhi tiga unsur diatas.

Seseorang dapat dimintai pertanggungjawabannya jika sudah masuk pada

usia balligh karena telah memenuhi tiga unsur tersebut. Selain usia balligh

menurut Abdul Qadir Audah , unsur pertanggungjawaban anak juga didasarkan

pada fase perkembang berpikir. Adapun tiga fase perkembangan berpikir, yaitu :

1. Fase tidak adanya kemampuan berpikir, Fase ini dimulai sejak manusia

dilahirkan dan berakhir sampai usia tujuh tahun.84

Tahap ini adalah tahap

dimana seorang anak mengeksplorasi dunianya, fase kritis dimana anak akan

sangat aktif bergerak dan memuaskan rasa penasarannya terhadap apa yang ia

83

Bunadi Hidayat, Pemidanaan Anak di Bawah Umur, (Bandung : PT Alumni, 2010)

hlm. 93 84

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm 256

Page 57: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

47

temui. Eksplorasi lingkungan pada fase ini sangatlah penting dalam melatih

akal anak dalam berfikir.85

2. Fase kemapuan berpikir lemah, Fase ini dimulai sejak si anak menginjak usia

tujuh tahun sampai dengan usia baligh. Di fase ini anak sudah mulai mampu

membedakan baik dan buruk berdasarkan nalarnya sendiri sehingga di fase

inilah kita sudah mulai mempertegas pendidikan pokok syariat.86 Dalam fase

ini anak yang telah melakukan suatu pidana tidak wajib bertanggungjawab

secara pidana, namun dikenai tanggungjawab ta‟dibi yaitu hukuman yang

bersifat mendidik.87

3. Fase kekuatan berpikir penuh, Pada tahap ini manusia sudah dianggap dewasa,

ia sudah terkena kewajiban untuk menjadi ‟abdullah (hamba allah) dan

khalifah (pemimpin) yang baik . Menurut at-Taftazani adalah fase ini dimana

seseorang telah dapat menjalankan hukum, baik yang perintah atau larangan.

Seluruh perilaku harus dipertanggungjwabkan sebagai pahala dan dosa.88

Dalam proses perkembangan berpikir anak, Orang tua memiliki peran

yang sangat penting. Dalam hal mendidik dan mengajarkan anak adalah

kewajiban kedua orang tua. Sebagaimana Allah SWT berfirman ( Q.S At-Tahrim :

66 : 6 )

85

http://www.kompasiana.com/navia/psikologi-perkembangan-islami-fase-

perkembangan-manusia-dalam-al-quran-sejak-dalam-rahim-hingga-hingga-pasca-

kematian_553a6a6f6ea834f21ada42ce (diakses pada tanggal 12 Mei 2016 pukul 23.31) 86

http://robbinadani.blogspot.co.id/2015/05/makalah-perkembangan-anak-menurut.html

(diakses pada tanggal 12 Mei 2016 pukul 00.10) 87

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟I Al-Islamiy di Terjemahkan oleh Tim Silalahi

Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Bagian II, (Jakarta : PT Kharisma, 2007) hlm 257 88

http://www.kompasiana.com/navia/psikologi-perkembangan-islami-fase-

perkembangan-manusia-dalam-al-quran-sejak-dalam-rahim-hingga-hingga-pasca-

kematian_553a6a6f6ea834f21ada42ce (diakses pada tanggal 12 Mei 2016 pukul 00.35)

Page 58: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

48

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa

yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.”

Dikutip oleh Syaikh Jamal Abdurrahman, dimana Sahabat Ali

menafsirkkan ayat ini dengan kalimat “didiklah dan ajarilah mereka.” Mengajar,

mengarahkan dan mendidik anak adalah usaha mendapatkan surga. Mengabaikan

itu semua berarti neraka. Mendidik dan mengajar anak merupakan suatu

kewajiban bagi orang tua. Memperhatikan segala kebutuhan anak dalam tumbuh

kembangnya juga adalah kewajiban kedua orang tua.

Dikutip oleh Ibnu Abbas menurut Abdul Nashih Ulwan, kewajiban orang

tua dalam memberikan pendidikan terhadap anak ada lima, yaitu :89

1. Tanggungjawab pendidikan iman.

2. Tanggungjawab pendidikan akhlak.

3. Tanggungjawab pendidikan fisik.

4. Tanggungjawab pendidikan intelektual.

5. Tanggungjawab pendidikan psikis.

89

Ibnu Abbas, Batas Minimal Cakap Hukum dalam UU No. 3 Tahun 1997 Tentang

Pengadilan Anak Ditinjau Dari Perspektif Hukum Islam, (Jakarta : Skripsi, 2011) hlm. 21

Page 59: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

49

Tanggungjawab orang tua dalam memberikan pendidikan terhadap

anaknya sangatlah penting. Seorang anak akan taat dan mengamalkan ajaran

Islam dalam kehidupannya, jika kedua orang tuanya mendidiknya dan

mengajarinya berdasarkan ajaran Islam sejak dini. Lain halnya jika orang tua

mendidik dan mengajarkan hal buruk kepadanya maka anak akan tumbuh diluar

ajaran Islam. Rasulullah Saw bersabda

هرى عن أبي س ثنا ابن أبي ذئب عن الز ثنا آدم : حد حمن عن أبى هريرة حد لمة بن عبد الردانه قال النبي ص.م كل رضي هللا عنه قال : رانه و ا مولود يولد على الفطرة. فأبواه يهو ينص

سان و ا ه كمثل البهيمة تنتج البهيمة هل ترى فيها جدعاء يمج

Artinya : “Telah menceritakan pada kami Adam : telah menceritakan pada kami

Ibn Abi Dzi‟bi dari Zuhri, dari Abi Salamah Bin Abdurrahman, dari abu

Hurairah r.a berkata : Rasulullah Saw bersabda : Setiap anak dilahirkan dalam

keadaan fitrah, maka tergantung kedua orang tuanya yang menjadikan dia orang

Yahudi, Nashrani, atau Majusi. Seperti hewan melahirkan anaknya yang

semurna, apakah kalian melihat darinya buntung (pada telinga).”90

Dikutip oleh Syaikh Jamal Abdurrahman tentang nasihat Al-Ghazali

“Janganlah banyak mengarahkan anak dengan celaan karena si anak akan

menjadi terbiasa dengan celaan. Dengan celaan pula si anak akan bertambah

berani melakukan keburukan dan nasihat pun tidak dapat mempengaruhi hatinya

lagi.”91

Al-Ghazali berpesan kepada orang tua agar tidak mendidik anak dengan

cara mencelanya. Karena akan berdampak buruk kepada tumbuh kembang si anak

yang di biasakan mendapat celaan dan nantinya akan dengan mudah melakukan

keburukan lainnya selain perbuatan mencela. Seorang pendidik ataupun kedua

90

Imam Abu Husain Muslim bin Hajjaj Al- Qusyairi An-Naisaburi, Shahih Muslim Juz

II, No. 2658 91

Syaikh Jamal Abdurrahman, Athfalul Muslimin Kaifa Rabahumun Nabiyyul Amin di

Terjemahkan oleh Anggota SPI Islamic Parenting Pendidikan Anak Metode Nabi, (Solo : Aqwam,

2015) Cet.12 hlm.114

Page 60: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

50

orang tua selain tidak boleh mecela anak juga tidak boleh mengajarkan kepada

anak untuk berbuat maksiat. Misalnya meminum minuman keras, berbuat

kejahatan, merokok, mencela, mencaci dan sampai melukai atau merugikan diri

sendiri dan orang lain.

Walaupun seorang anak yang melakukan perbuatan maksiat tersebut

belum baligh tidak dibebani hukum (taklif) tetapi orang tua tetap

bertanggungjawab agar tidak berdampak buruk jika dibiarkan dan dilakukan

berulang-ulang dan menjadi kebiasaan di masa yang akan datang.92

Sebagai orang

tua yang baik dalam mendidik anak, orang tua haruslah menjauhkan anak dari

kebiasaan berbuat maksiat. Jika tidak, maka orang tua yang bertanggungjawab

atas perbuatan maksiat yang dilakukan anaknya di akhirat kelak. Sebagaimana

Rasulullah Saw bersabda

بفع ض حذثب انهث ع يح ذ اب س ث حذثب يح عذ حذثب ن س ب ت ب ش حذثب ق ت ع اب ع

ق بل : أ ل ص.و ا انب ع عت س ل ع سئ ى ي هك ك اع ى س ك ه ه انب ط بف ك ع ش انلز ل ي

اع س اع م س ج انش عت س ل ع سئ ي ت ه ب ه ا ل ع سئ ي ى اع ت ع شأ ة س ان

ن ذ ب عهب ن ت ع سئ ي بذ ى انع اع س ذ بل س ي ل ع سئ اه ك : أ ل ف ي ى س ك ع

ى هك ك عت س ل ع سئ ي

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa‟id. Telah

menceritakan kepada kami Lais. Dan telah menceritakan kepada kami

Muhammad Bin Rumhi. Telah menceritakan kepada kami Lais dari Nafi‟,dari

Ibnu Umar RA, dari Nabi Muhammad SAW beliau telah bersabda: Kalian

semuanya adalah pemimpin (pemelihara) dan bertanggung jawaban terhadap

rakyatnya. pemimpin akan ditanya tentang rakyat yang dipimpinnya. Suami

pemimpin keluargnya dan akan di tanya tentang keluarga yang dipimpinnya. Istri

memelihara rumah suami dan anak-anaknya dan akan di tanya tentang hal yang

dipimpinnya. Seorang hamba (buruh) memelihara harta majikannya dan akan

92

Syaikh Jamal Abdurrahman, Athfalul Muslimin Kaifa Rabahumun Nabiyyul Amin di

Terjemahkan oleh Anggota SPI Islamic Parenting Pendidikan Anak Metode Nabi, (Solo : Aqwam,

2015) Cet.12 hlm.100

Page 61: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

51

ditanya tentang pemeliharaannya. Camkanlah bahwa kalian semua pemimpin dan

akan dituntut ( diminta pertanggungjawaban ) tentang hal yang dipimpinnya.”93

Dari hadist ini seorang suami (ayah) dan istri (ibu) akan dimintai

pertanggungjawabannya atas kepemimpinan (pemeliharaan, pendidikan) terhadap

anak yang di amanahkan kepada mereka dan jika si anak yang melakukan

perbuatan maksiat.

Jadi, peran orang tua sangatlah penting dalam pertanggungjawaban atas

perbuatan yang dilakukan oleh anaknya. Apabila orang tua mendidik anak dengan

cara membiasakan mencela si anak, ia akan terbiasa mencela dan melakukan hal-

hal yang lebih dari sekedar mencela dan berujung kepada kemaksiatan ataupun

kejahatan. Tapi apabila mendidik anak dengan cara yang dianjurkan oleh Islam

anak akan terbiasa untuk melakukan kebaikan dalam kehidupannya sehari-hari

hingga ia dewasa.

93

Imam Abu Husain Muslim bin Hajjaj Al- Qusyairi An-Naisaburi, Shahih Muslim Bi

Syarah An-Nawawi Juz VI, No. 2658

Page 62: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

50

BAB III

BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK

A. Batas Usia Pertanggungjawaban Pidana Anak Menurut Hukum Positif

Pada bab sebelumnya sudah dijelaskan, bahwa pertanggungjawaban

pidana anak menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) hanya

terdapat pada Pasal 45, 46 dan 47. Pasal-pasal ini menyatakan bahwa seorang

anak yang belum mencapai usia enam belas tahun tidak dijatuhi hukuman apapun.

Apabila dijatuhi hukuman itu dikarenakan melanggar pasal-pasal tertentu namun,

hukumannya diperingan.

Undang-undang yang membahas tentang pidana anak selain KUHP yang

pertama adalah Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Undang-undang ini mendefinisikan anak adalah seseorang yang belum berusia 18

(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.1 Jadi

seseorang yang masih berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun itu dikategorikan

anak. Perbedaan undang-undang ini dengan KUHP yaitu pada perbedaan batas

usia.

Dalam KUHP seseorang yang belum mencapai usia 16 (enam belas) tahun

itu dikategorikan anak. Sedangkan di Undang- Undang No. 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak, seseorang yang berusia kurang dari 18 (delapan

belas) tahun dikategorikan anak.

1 M.Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk Dihukum,(Jakarta : Sinar Grafika, 2013) hlm.10

Page 63: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

51

Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak Pasal 59 junto Pasal 64 sebenarnya telah menegaskan dimana Pemerintah

dan Lembaga Negara lainnya wajib dan bertanggungjawab memberikan

perlindungan khusus melalui upaya : 2

1. Perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak-hak

anak;

2. Penyediaan petugas pendamping khusus anak sejak dini;

3. Penyediaan saranadan prasarana khusus;

4. Penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan terbaik bagi anak;

5. Pemantauan dan pencatatan terus menerus terhadap perkembangan anak yang

berhadapan dengan hukum;

6. Pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan dengan orang tua atau

keluarga; dan

7. Perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk

menghindari labelisasi.

Undang-undang yang membahas tentang pidana anak selain KUHP yang

kedua adalah Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak,

undang-undang ini dibentuk karena di Indonesia haruslah memiliki penanganan

khusus perkara pidana bagi anak.3 Penanganan perkara di Indonesia setelah

terbitnya undang-undang ini, menjadikan KUHP tidak dipergunakan lagi

menangani perkara pidana anak.

2 http://www.kpai.go.id/artikel/implementasi-restorasi-justice-dalam-penanganan-anak-

bermasalah-dengan-hukum/ (diakses pada tanggal 1 Agustus 2016 pukul 19.20 WIB) 3 Gatot Suparmono, Hukum Acara Pengadilan Anak,(Jakarta : Djambatan, 2003) hlm. 17

Page 64: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

52

Batas usia anak tergolong sangat penting dalam perkara pidana anak. Jika

dalam KUHP seorang anak yang belum berusia 16 (enam belas) tahun tidak

dijatuhi hukuman sesuai dengan aturan-aturan yang tercantum dalam KUHP dan

tidak memiliki batas minimal usia. Namun, disebutkan mengenai pengajuan ke

sidang anak dan batas minimal usia dalam UU No. 3 Tahun 1997 tentang

Pengadilan Anak adalah sebagai berikut :

Pasal 4 ayat 1

“batas umur anak nakal yang dapat diajukan ke sidang anak adalah sekurang-

kurangnya 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas)

tahun dan belum pernah kawin.

Pasal 4 ayat 2

“dalam hal anak melakukan tindak pidana pada batas umur sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dan diajukan ke sidang pengadilan setelah anak yang

bersangkutan melampaui batas umur tersebut, tetapi belum mencapai umur 21

(dua puluh satu) tahun, tetap diajukan ke Sidang Anak.

Menurut pasal 4 ayat 1 dan 2 seorang anak yang bermasalah dengan

hukum dapat diajukan ke sidang anak adalah anak yang berusia 8 sampai 18.

Namun, dalam ayat selanjutnya dinyatakan bahwa seorang anak yang diajukan ke

persidangan anak sesudah melewati batas usia 18 tahun dan belum sampai pada

usia 21 tahun tetap diajukan ke sidang anak.

Page 65: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

53

Namun, apabila seorang anak melakukan tindak pidana sebelum mencapai

batas minimal usia pertanggungjawaban pidana yaitu 8 (delapan) tahun. Maka ada

tiga kemungkinan yang akan diambil oleh hakim yaitu :4

Pasal 5

1. Dalam hal anak belum mencapai umur 8 (delapan) tahun melakukan atau

diduga melakukan tindak pidana, maka terhadap anak tesebut dapat

dilakukan pemeriksaan oleh penyidik

2. Apabila menurut hasil pemeriksaa, penyidik berpendapat bahwa anak

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) masih dapat dibina oleh orangtua,

wali atau orangtua asuhnya, penyidik menyerahkan kembali anak tersebut

kepada orang tua, wali atu orangtua asuhnya.

3. Apabila menurut hasil pemeriksaa, penyidik berpendapat bahwa anak

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dapat dibina oleh orang tua, wali

atau orangtua asuhnya, penyidik menyerahkan anak tersebut kepada

departemen sosial setelah mendengar pertimbangan dari pembimbing

kemasyarakatan.

Sanki terhadap anak yang berperkara menurut UU No. 3 Tahun 1997

tentang pengadilan anak diatur dalam Pasal 23 yaitu pidana pokok dan pidana

tambahan.5 Pidana pokoknya yaitu : penjara, kurungan, denda dan pengawasan.

Sedangkan pidana tambahan yaitu berupa perampasan barang-barang tertentu atau

4Wagiati Soetedjo dan Melani, Hukum Pidana Anak,(Bandung : Refika Aditama, 2013)

hlm.25 5 Lihat UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan anak

Page 66: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

54

membayar ganti rugi. Dengan demikian, menurut Undang-Undang No. 3 Tahun

1997 tentang Pengadilan Anak, seorang anak yang masih berusia 8 tahun sampai

21 tahun bisa diajukan ke Sidang Anak. Dan sanksi yang diberikan bisa berupa

pidana penjara, kurangan denda ataupun pengawasan. Namun, bagi anak yang

berusia dibawah 8 tahun dan melakukan tindak pidana diputuskan sesuai dengan

pertimbangan dari pembimbing kemasyarakatan.

Undang-undang yang membahas tentang pidana anak selain KUHP yang

ketiga dan terbaru adalah Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak. Menurut Pasal 1 ayat 3 “Anak yang berkonflik dengan

hukum adalah anak yang berusia 12 (dua belas) tahun tetapi belum berusia 18

(delapan belas) tahun dan diduga melakukan tindak pidana.” Namun, dalam

penahanan terhadap seorang anak dilakukan apabila ia telah berusia 14 (empat

belas) tahun dan diduga melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana penjara

7 (tujuh) tahun.6

Jadi UU SPPA dalam mendifinisikan anak berbeda dengan KUHP, UU

SPPA menggunakan batas usia 12 (dua belas) tahun sampai 18 (delapan belas)

tahun yang menjadikan seseorang masuk dalam kategori anak. Dan menurut UU

SPPA anak yang bermasalah dengan hukum bisa dilakukan penahan terhadapnya

jika sudah berusia 14 (empat belas) tahun.

Undang-undang terbaru ini diharapkan menjadi undang-undang yang

mengedepankan keadilan bagi anak yang bermasalah dengan hukum. Oleh sebab

6 Lilik Mulyadi, Wajah Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia. (Bandung : PT Alumni,

2014) hlm. 3

Page 67: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

55

itu, dalam perumusan undang-undang ini mengembangkan konsep Restorative

Justice7 yang diwujudkan melalui Diversi.

8

Dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak Pasal 8 ayat 1 yang dimaksud dengan Diversi adalah “proses yang

dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan anak dan orangtua / walinya,

pembimbing kemasyarakatan, pekerja sosial professional dan berdasarkan

pendekatan restorative”

Proses diversi dimaksudkan agar dalam penyelesaian perkara anak di

lakukan melalui musyawarah, langkah ini dibuat untuk menghidarkan anak dari

tindakan hukum berikutnya. Namun, jika tidak berhasil dalam musyawarah maka

tindakan selanjutnya harus mengacu pada due process of law9. Sehingga hak asasi

anak tetap dilindungi walaupun ia bermasalah dengan hukum.10

Konsep diversi di Indonesia memang merupakan hal yang baru dan baru

kita kenal sejak adanya Undang-Undang No. 11 Tahun tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak diundangkan walupun sebenarnya istilah diversi di beberapa negara

sudah lama dikenal seperti konsep diversi sudah mulai dicetuskan oleh Presiden

Australia dan dikenal di Amerika Serikat sejak tahun 1960.11

Dan pertama kali di

terapkan oleh Negara Australia.

7 Restorative Justice atau Keadilan Restoratif adalah suatu proses dimana semuapihak

yang terlibat dalam suatu tindak pidana tertentu bersama-sama memecahkan masalah bagaimana

menangani akibat di masa yang akan datang. 8Wagiati Soetedjo dan Melani, Hukum Pidana Anak,(Bandung : Refika Aditama, 2013)

hlm.133 9 Due Process of Law adalah penegakan hukum dengan cara tidak bertentangan dengan

hukum yang lainnya. 10

Wagiati Soetedjo dan Melani, Hukum Pidana Anak,(Bandung : Refika Aditama, 2013)

hlm.135 11

http://www.pn-palopo.go.id/index.php/berita/artikel/163-era-baru-sistem-peradilan-

pidana-anak (diakses pada tanggal 10 September 2016 pukul 11.10 WIB)

Page 68: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

56

Sebagai perbandingan dapat dilihat batas usia pertanggungjawaban pidana

anak yang diatur dalam Negara-negara lainya, yaitu : 12

1. Negara Inggris, memiliki batas usia minimum 8 tahun.

2. Negara Australia, memiliki batas usia minimum 8 tahun.

3. Negara Swedia, memiliki batas usia minmum 15 tahun.

4. Negara Jepang memiliki batas usia sampai 20 tahun.

5. Negara Columbia memiliki batas usia sampai 18 tahun.

6. Negara Korea memiliki batas usia minimum 14 tahun.

B. Batas Usia Pertanggungjawaban Pidana Anak Menurut Hukum Islam

Pengertian anak dalam berbagai disiplin ilmu berbeda-beda, hukum Islam

telah menetapkan bahwa yang dimaksud dengan anak adalah seorang manusia

yang telah mencapai umur tujuh tahun dan belum balligh. Sedang menurut

kesepakatan para ulama, manusia dianggap balligh apabila mereka telah mencapai

usia 15 tahun.13

Baligh secara bahasa berarti sampainya seorang anak pada usia

melaksanakan kewajiban agama. Sementara definisi fiqih untuk baligh itu sendiri

adalah berakhirnya masa kanak-kanak seseorang dan sampai pada usia dimana ia

telah memiliki kesiapan untuk melaksanakan kewajiban dan konsisten untuk

melaksanakan hukum syariat.14

12

Nandang Sambas, Peradilan Pidana Anak di Indonesia dan Instrumen Internasional

Perlindungan Anak Serta Penerapannya, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013) hlm 17 13

file:///C:/Users/User/Downloads/434-1062-1-SM.pdf (diakses padatanggal 20 Mei

2016 pukul 14.06) 14

http://indonesian.irib.ir/artikel/ufuk/item/52377-Ensiklopedia_IRIB_Indonesia-_Baligh

(diakses pada tanggal 20 Mei 2016 pukul 16.30)

Page 69: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

57

Seorang manusia tidak dikenakan kewajiban untuk melasanakan syariat

Islam (pembebanan hukum / taklif ) sebelum ia cakap untuk bertindak hukum.15

Dikutip oleh Nasrun Haroen, para ulama ushul fiqh sepakat menyatakan bahwa

perbuatan seseorang baru bisa dikenai pembebanan hukum (taklif) apabila orang

tersebut telah memenuhi dua syarat yaitu :

1. Orang itu telah mampu memahami khitab syari’ (tuntutan syara’) yang

terkandung dalam al-Qur’an dan Sunnah. Baik secara langsung maupun

melalui orang lain, seseorang yang tidak mempunyai kemampuan untuk

memahami khitab syari’ tidak mungkin untuk melaksanakan suatu

pembebanan hukum (taklif). Kemampuan taklif ini haruslah sesuai dengan

perkembangan akal manusia, namun dikarenakan akal sulit diukur maka

indikasi yang paling konkrit adalah balighnya seseorang. Penentuan baligh itu

ditandai dengan keluarnya haid pertama kali bagi wanita dan keluarnya mani

bagi pria. 16

Dalam syariat Islam telah ditetapkan mengenai tanda-tanda baligh

dan bila terbukti ada satu dari tanda-tanda itu sudah cukup menunjukkan orang

tersebut telah baligh. Sebagian dari tanda-tanda ini sama antara anak laki-laki

dan perempuan dan sebagian lainnya khusus ada pada anak perempuan.17

2. Seseorang harus cakap bertindak hukum (ahliyyah) maksudnya apabila

seorang belum atau tidak cakap bertindak hukum. Maka seluruh perbuatan

yang ia lakukan belum atau tidak bisa dipertanggungjawabkan. Ahliyyah

adalah sifat yang menunjukkan seseorang itu telah sempurna jasmani dan

15

Nasrun Haroen, Ushul Fiqh 1, (Jakarta : Perpustakaan Nasional, 1996) hlm 305 16

Nasrun Haroen, Ushul Fiqh 1, (Jakarta : Perpustakaan Nasional, 1996) hlm 306 17

http://indonesian.irib.ir/artikel/ufuk/item/52377-Ensiklopedia_IRIB_Indonesia-_Baligh

(diakses pada tanggal 20 Mei 2016 pukul 17.08)

Page 70: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

58

akalnya, sehingga seluruh tindakannya dapat dinilai oleh Syara’. Anak kecil

yang belum baligh, belum cakap bertindak hukum dan tidak dikenakan

tuntutan Syara’.18

Selain usia balligh menjadi salah satu unsur pertanggungjawaban anak,

dalam Bab II sudah sedikit disinggung mengenai fase-fase perkembangan berpikir

yang terdiri dari tiga fase. Yaitu fase kemampuan berpikir tidak ada, fase

kemampuan berpikir lemah dan kemampuan berpikir penuh. Sama halnya dengan

mewajibkan seorang anak untuk melakukan shalat. Seperti hadist berikut ini :

لطباع حدثنا إبراىين بن سعد عن عبد الولك بن الربيع بن حدثنا هحود بن عيسى يعني ابن ا

الة اذا بلغ ر ه سبرة عن ابيو عن جده قال :قال رسل هللا ص.م : بي باالص سنين سبع ا الص

اذا بلغ عشر سنين علييأ ه ب ضر فا

Artinya : “ Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Aysi, Ya’ni Bin

Thaba’. Telah menceritakan kepada kami Ibrahim Bin Sa’di dari Abdul Malik Bin

Rabi’ Bi Sabrah, dari ayah dan kakeknya berkata : Rasulullah Saw bersabda :

Anak kecil diperintahkan untuk shalat berumur tujuh tahun dan dipukul jika

berumur sepuluh tahun lantaran meninggalkannya (shalat). 19

Fase yang pertama tidak adanya kemampuan berpikir. Bisa jadi, anak

berumur tujuh tahun telah menunjukkan kemampuan berpikirnya tapi ia belum

dianggap tamyiz karena yang dijadikan ukuran ialah kebanyakan orang bukan

perseorangan. يؤهر بيا صغير لسبع (Anak kecil diperintahkan untuk shalat ketika

berusia tujuh tahun) setelah usianya genap tujuh tahun, maka anak kecil itu

diperintahkan untuk mendirikan shalat dan melaksanakan kewajiban-kewajiban

lainnya selain shalat.20

18

Nasrun Haroen, Ushul Fiqh 1, (Jakarta : Perpustakaan Nasional, 1996) hlm 308 19

Abu Daud Sulaiman Ibn Al-Asy’Ast Syajtani, Sunan Abu Daud Juz I, No. 494 20

Muhammad Bin shalih Al-Utsaimin, Asy-syarh Al-Mumti’’Ala Zaad Al-Mustaqni

diterjemahkan oleh Team Darus Sunnah,(Jakarta : Darus Sunnah Press,2010) hlm. 51

Page 71: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

59

Jadi jika seorang anak melakukan perbuatan jarimah saat usianya dibawah

tujuh tahun tidak dijatuhi hukuman, baik sebagai hukuman pidana atau sebagai

pengajaran. Akan tetapi anak tersebut dikenakan pertanggungjawaban secara

perdata. Yang dibebankan atas harta milik pribadi yakni memberikan ganti rugi

kepada orang yang telah dirugikan. 21

Fase yang kedua kemampuan berpikir lemah, يضرب علييأ لعشر (dan

dipukul jika berumur sepuluh tahun) maksud dari penggalan hadist ini adalah

seorang yang yang sudah masuk usia sepuluh dan tidak melaksanakan shalat yang

telah di perintahkan Allah swt. Maka diperbolehkan memukulnya hanya sampai

dia melaksanakan shalat. Diperbolehkannya memukul si anak dengan tujuan

mendidik dan bukan menyiksanya.22

Sama dengangan halnya memukul anak saat ia tidak melakukan shalat.

Pada usia tujuh tahun sampai dengan lima belas tahun ini seorang anak tidak

dikenakan pertanggungjawaban pidana atas jarimah yang dilakukan. Akan tetapi

ia bisa dijatuhi pengajaran. Pengajaran ini meskipun sebenarnya berupa hukuman

akan tetapi bukan sebagai hukuman pidana.23

Fase yang terakhir adalah kemampuan berpikir penuh. Pada masa ini

seorang anak sudah mencapai usia kecerdasan yang disebut sebagai mukallaf.

Allah swt berfirman (Q.S Al-Baqarah [2] : 286)

21

Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993) hlm.

369 22

Muhammad Bin shalih Al-Utsaimin, Asy-syarh Al-Mumti’’Ala Zaad Al-Mustaqni

diterjemahkan oleh Team Darus Sunnah,(Jakarta : Darus Sunnah Press,2010) hlm. 52 23

Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993) hlm.

370

Page 72: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

60

Artinya : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya”

Setelah seseorang mencapai mukallaf (lima belas tahun), menurut

perbedaan pendapat dikalangan fuqaha masa ini seseorang dikenakan

pertanggungjawaban pidana atas jarimah-jarimah yang diperbuatnya bagaimanpun

juga macamnya.24

Ijma’ ulama sepakat bahwa usia baligh itu pada usia lima belas tahun.

Namun, beberapa ulama’ berbeda pendapat mengenai usia baligh yang terjadi

pada laki-laki dan perempuan yang belum ada tanda-tanda bermimpi keluarnya

mani (ihtilam) dan haid, yaitu:25

1. Menurut Imam Malik ada tiga pendapat : pada usia tujuh belas tahun,

delapan belas tahun dan lima belas tahun.

2. Menurut Imam Abu Hanifah ada dua pendapat : pada usia delapan belas

tahun, dan tujuh belas tahun bagi seorang budak.

3. Sedangkan menurut Imam Abu Daud Azh-Zhahiri beserta para sahabatnya

berpendapat bahwa tidak ada batasan usia yang pasti mengenai batasan

usia baligh.

C. Perlindungan Hukum Bagi Anak Yang Bermasalah Dengan Hukum

24

Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993) hlm.

370 25

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Tuhfatu Al-Maudud fii Ahkamil Maulud, diterjemahkan

Kado Menyambut si Buah Hati oleh Mahfud Hidayat, dkk., (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2007)

hlm. 470-471

Page 73: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

61

Dalam hukum positif terjadi perubahan Undang-undang yang bertujuan

untuk meningkatkan perlindungan dan menjunjung tinggi hak-hak anak yang

bermasalah dengan hukum. Berdasarkan Konvensi Hak-Hak Anak, hak-hak anak

dikelompokkan menjadi 4 (empat kategori ) yaitu :26

1. Hak untuk kelangsungan hidup

2. Hak terhadap perlindungan

3. Hak untuk tumbuh kembang

4. Hak untuk berpartisipaasi.

Dalam pelaksanaan hak-hak anak ini,seharusnya diperhatikan beberapa hal

yang berkaitan dengan situasi, kondisi, fisik dan mental si anak yang bermasalah

dengan hukum, yaitu :27

1. Hak anak diperlakukan sebagai yang belum terbukti bersalah.

2. Hak anak mempunyai pendamping dari penasehat hukum.

3. Hakuntuk menyatakan pendapat.

4. Hak untuk mendapatkan pembinaan yang manusiawi sesuai dengan Pncasila

dan UUD’45 dan ide pemasyarakatan.

5. Hak mendapat perlindungan dari tindakan-tindakan yang merugikan,

menimbulkan penderitaan mental, fisik dan sosial.

Menurut Undang Undang terbaru Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak, peradilan bagi anak haruslah berdasarkan 10 asas, yaitu :

5. Asas Perlindungan

6. Asas Keadilan

26

Penjabaran tentang Konvensi Hak-hak anak bisa dilihat di buku M.Nasir Djamil, Anak

Bukan Untuk Dihukum,(Jakarta : Sinar Grafika, 2013) hlm.14-16 27

Wagiati Soetodjo, Hukum Pidana Anak, (Bandung : Refika Aditama, 2006) hlm 70

Page 74: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

62

7. Asas Nondiskriminasi

8. Asas Kepentingan terbaik anak

9. Asas Penghargaan untuk anak

10. Asas Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak

11. Asas Pembinaan dan pembimbingan anak

12. Asas Proporsional

13. Asas Perampasan dan pemidanaan upaya terakhir

14. Asas Penghindaran pembalasan.28

Perlindungan hukum bagi anak yang bermasalah dengan hukum mencakup

perlindungan tehadap kebebasan anak, perlindungan terhadap hak asasi anak dan

perlindungan hukum terhadap semua kepentingan yang berkaitan dengan dengan

kesejahteraan.29

Beberapa peraturan perundang-undangan yang digunakan untuk

mendukung pelaksanaan perlindungan hukum terhadap anak adalah :

1. Undang-undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

2. Undang-undang No 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak

3. Peraturan Pemerinah No 2 Tahun 1988 tentang Usaha Kesejahteraan Anak

bagi Anak yang mempunyai masalah

4. Dan Keputusan Presiden Republik Indonesia No 36 Tahun 1990 tentang

pengesahan convention of the right (konvensi tentang hak-hak anak).30

Saat seorang anak disangka melakukan tindak pidana hingga diputuskan

oleh pengadilan maka seorang anak haruslah di damping oleh petugas sosial yang

28 UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

29 Waluyadi, Hukum Perlindungan Anak, (Bandung : CV. Mandar Maju, 2009) hlm 1

30 Waluyadi, Hukum Perlindungan Anak, (Bandung : CV. Mandar Maju, 2009) hlm 4

Page 75: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

63

membuat Case Study. Case Study adalah catatan yang terpenting dalam sidang

anak, petugas sosial yang bertugas mengumpulkan data-data si anak mendatangi

lingkungan (seperti : keluarga, tetangga, kerabat dan teman-temannya) si anak

untuk mendapatkan informasi bagaimana seluk beluk anak ini. 31

Case Study sangatalah berperan besar bagi perkembangan anak di

kemudian hari, karena dalam pemutusan perkara hakim harus melihat Case Study

si anak secara khusus (pribadi). Jika hakim tidak melihat Case Study dalam

memutuskan perkara maka hakim tidak pernah mempertimbangkan keadaan

sebenarnya si anak dalam kehidupan sehari-harinya hanya sebatas bertemu di

muka persidangan saja. Namun, bukan berarti hakim terikat dengan Case Study ini

hanya sebagai alat pertimbangan hakim dalam mengambil tindakan yang sebaik-

baiknya guna kepentingan anak.32

31

Wagiati Soetedjo, Melani. Hukum Pidana Anak (Edisi Revisi).(Bandung : Refika

Aditama.2013). Cet. IV hlm 41 32

Wagiati Soetedjo, Melani. Hukum Pidana Anak (Edisi Revisi).(Bandung : Refika

Aditama.2013). Cet. IV hlm 42

Page 76: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

64

BAB IV

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ANALISIS PUTUSAN

No.229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel TENTANG BATASAN USIA

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK

A. PUTUSAN PENGADILAN No.229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel

Deskripsi Kasus

Pada hari Minggu tanggal 06 Januari 2013 sekira pukul 19.05 Wib

terdakwa (Rendi Ardiansah) sedang berada dirumah yang ia tempati di Jl. Kebalen

VII Kel. Kuningan Barat Kec. Mampang Prapatan Jakarta Barat. Dan mengetahui

korban (Dewi Nurani) memiliki handphone baru yang tidak ia ketahui.

Lalu ia datang dan tiba-tiba mendorong pintu kamar kos korban (Dewi

Nurani) kemudian mencari keberadaan handphone yang sebelumnya telah

disembunyikan oleh korban (Dewi Nurani), saat handphone tersebut ditemukan

oleh terdakwa (Rendi Ardiansah) ia berkata “OH BEGITU TERNYATA LO

DIAM-DIAM PUNYA HANDPHONE SENDIRI.... TERNYATA LO

SELINGKUH”. Namun, korban (Dewi Nurani) berusaha mengambil kembali

handphone miliknya Lalu terdakwa (Rendi Ardiansah) menendang kaki kiri dan

menggigit tangan kiri korban (Dewi Nurani).

Kemudian terdakwa (Rendi Ardiansah) mengancam korban (Dewi

Nurani)“GUE ABISIN LO NANTI GUE PANGGIL ABANG-ABANGAN GUE...

LO BELUM TAU SIAPA GUE”, kemudian terdakwa (Rendi Ardiansah)

membawa handphone milik korban (Dewi Nurani) ke dalam kamarnya. Korban

(Dewi Nurani) kembali ke kamar terdakwa (Rendi Ardiansah) dan berusaha

Page 77: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

65

mengambil handphone miliknya. Terdakwa (Rendia Ardiansah) tidak ingin

mengmbalikan handphone milik korban (Dewi Nurani) dan memukul korban pada

bagian lengan kanan sebanyak 3 (tiga) kali. Karena kesakitan korban (Dewi

Nurani) kembali masuk ke kamar kosnya.

Kemudian terdakwa (Rendi Ardiansah) datang kembali ke kamar kos

korban (Dewi Nurani) dengan membawa tas sambil meminta uang kepada korban

(Dewi Nurani) sebesar Rp. 3.000.000 - (tiga juta rupiah) untuk mengganti uang

yang telah dikeluarkannya selama berhubungan pacaran, tetapi karena korban

(Dewi Nurani) tidak memiliki uang sebanyak itu. Lalu korban (Dewi Nurani)

mengajak terdakwa (Rendi Ardiansah) untuk bertemu dengan saksi Maryani

(majikan tempat saksi bekerja) untuk meminjam uang.

Kemudian terdakwa (Rendi Ardiansah) dan korban (Dewi Nurani) turun

ke lantai bawah untuk berangkat ke tempat kerja saksi (Maryani). Saat berada di

lantai bawah terdakwa (Rendi Ardiansah) kembali memukul saksi sebanyak 2

(dua) kali ke arah bagian kepala dan mata sambil marah terdakwa (Rendi

Ardiansah) berkata “KENAPA LO PUNYA HANDPHONE SENDIRI?” dan

dijawab oleh korban (Dewi Nurani) “AKU CUMA INGIN PUNYA TEMAN

BANYAK...” lalu tangan korban (Dewi Nurani) ditarik oleh terdakwa (Rendi

Ardiansah) dan mulut korban (Dewi Nurani) ditutup menggunakan tangan

terdakwa (Rendi Ardiansah) karena korban (Dewi Nurani) berteriak dan

menangis kemudian terdakwa (Rendi Ardiansah) kembali memukul bagian

kepala korban (Dewi Nurani) .

Page 78: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

66

Setelah berjalan selama 5 (lima) menit terdakwa (Rendi Ardiansah) dan

korban (Dewi Nurani) berjalan ke arah pangkalan bajaj lalu menaiki bajaj,

terdakwa (Rendi Ardiansah) berteriak-teriak di dalam bajaj mengatakan korban

(Dewi Nurani) memiliki hutang sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) dan

akan membawa korban (Dewi Nurani) ke kantor Polisi. Selama di dalam bajaj

terdakwa (Rendi Ardiansah) memukuli, menendang dan menginjak korban (Dewi

Nurani) hingga tersungkur ke lantai bajaj. Lalu terdakwa (Rendi Ardiansah)

membenturkan kepala saksi ke besi pegangan yang ada di dalam bajaj yang

dikendarai oleh saksi 2 (Kasno als Kastori).

Setiba di sebuah taman terdakwa (Rendi Ardiansah) meminta kepada saksi

2 (Kasno als Kastori) menghentikan bajaj yang dikemudian olehnya. Lalu

terdakwa turun dan menarik paksa korban (Dewi Nurani) untuk ikut turun

bersamanya. Saat berada di taman tersebut, korban meminta maaf dan memohon

ampun kepada terdakwa, namun terdakwa malah kembali memukul, menendang

dan menginjak korban (Dewi Nurani) dan berteriak meminta tolong kepada orang

lain yang melintas. Saat itu teriakan korban didengar seorang petugas keamanan

yang keluar dari sebuah rumah melerai keributan tersebut. Selang beberapa menit

datang petugas polisi yang kemudian membawa korban dan terdakwa ke kantor

Polisi guna proses lebih lanjut.1

Kasus ini menggunakan Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang

Pengadilan Anak sebagai acuan dalam proses peradilan pidana anak. Proses yang

pertama adalah penyidikan. Penyidikan dilakukan oleh Penyidik yang ditunjuk

1 Putusan Pengadilan No.229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel, h.3-5

Page 79: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

67

langsung oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Dan penyidikan dilakukan

secara kekeluargaan dan merahasiakan proses penyidikan kepada pihak mana pun.

Hal ini diatur pada Pasal 42 UU Pengadilan Anak.

Selama proses penyidikan, penahanan terhadap anak dilakukan bertujuan

agar proses penyidikan berjalan lancar. Penahanan berlaku sesuai surat penahanan

adalah 20 (dua puluh) hari. Namun, jika masih dibutuhkan proses penyidikan

maka di perpanjang selama 10 (sepuluh) hari dan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari

penyidik harus menyelesaikan penyidikannya (Pasal 44). Pada kasus Rendi

Ardiansah, dalam surat penahanan pertama ia ditahan sejak tanggal 8 Januari 2013

sampai 27 Januari 2013. Lalu diperpanjang dari tanggal 28 Januari 2013 sampai 6

Februari 2013. Setelah itu perkara dilimpahkan kepada Penutut Umum.

Perkara dilimpahkan ke Penuntut Umum, maka Penuntut Umum

berwenang melakukan penahanan bertujuan untuk kepentingan penuntutan.

Penahan selama penuntutan dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari. Namun, jika

penuntut membutuhkan perpanjangan penahanan maka paling lama perpanjangan

penuntutan adalah 15 (lima belas) hari (Pasal 46). Pada kasus ini, Penuntut Umum

menahan Rendi Ardiansah sesuai surat perintah penahanan sejak tanggal 5

Februari 2013 sampai 14 Februari 2013. Namun, karena penuntutan selasai

sebelum masa penahanan habis, maka perkara dilimpahkan ke Pengadilan Negeri

Jakarta Selatan.

Adapun isi dari surat tuntutan dari penuntut umum No.Reg.Perkara: PDM-

92/JKTSL/Epp.2/02/2013 Tanggal 28 Februari 2013 yang pada pokoknya

Page 80: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

68

menuntut agar Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini

memutuskan :

1. Menyatakan terdakwa RENDI ARDIANSAH bersalah melakukan Tindak

Pidana “Penganiayaan dengan sengaja merusak kesehatan” sebagaimana

diatur dalam dakwaan Pasal 351 ayat (4) KUHP.

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa RENDI ARDIANSAH dengan pidana

penjara selama 10 (sepuluh) bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam

tahanan sementara dengan perintah terdakwa tetap ditahan.

3. Menyatakan barang bukti berupa : NIHIL

4. Menetapkan agar terdakwa, membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua

ribu rupiah).2

Pelimpahan perkara dari penuntut umum ke Pengadilan dan perkara

diperiksa oleh Hakim. Hakim menngeluarkan surat perintah penahanan anak yang

diperiksa. Penahanan dilakukan selama 15 (lima belas) hari, jika diperpanjang

untuk kepentingan pemeriksaan maka Ketua Pengadilan Negeri Jakarta

mengeluarkan surat perpanjangan penahanan paling lama 30 (tiga puluh) hari

(Pasal 47). Pada kasus Rendi Ardiansah pelimpahan perkara dari penuntut umum

dan Hakim mengeluarkan surat penahan untuk tanggal 8 Februari 2013 sampai 22

Februari 2013. Dan Hakim meminta perpanjangan penahanan, dan surat

perpanjangan penahanan di keluarkan oleh Ketua Pengadilan Jakarta Selatan

terhitung pada tanggal 23 Februari 2013 sampai 24 Maret 2013.

2 Putusan Pengadilan No.229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel, h.2-3

Page 81: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

69

Selama proses peradilan dari penydikan samapai dilimpahkan perkara ke

Pengadilan Negeri, ada seorang petugas sosial yang membuat case study yang

bertujuan sebagai alat pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana. Namun,

Hakim pada kasus ini tidak sependapat dengan case study yang dibuat oleh

petugas sosial. Jadi, Hakim memutus perkara ini sebagai berikut :

Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan :

1. Menyatakan terdakwa RENDI ARDIANSAH bersalah melakukan Tindak

Pidana “Penganiayaan dengan sengaja merusak kesehatan” sebagaimana

diatur d alam dakwaan Pasal 351 ayat (4) KUHP.

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa RENDI ARDIANSAH dengan pidana

penjara selama 7 (tujuh) bulan.

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

4. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan.

5. Menetapkan agar terdakwa, membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua

ribu rupiah).3

B. TINJAUAN HUKUM POSITIF TERHADAP PUTUSAN NO.

229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel

Pertimbangan Hakim dalam menetapkan hukuman terhadap Rendi Ardiansah

dalam amar putusan No. 229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel adalah sebagai berikut :

1. Hakim menyatakan bahwa Rendi Ardiansah melakukan tindak pidana yaitu

penganiayaan yang dengan sengaja merusak kesehatan. Pada poin ini hakim

3 Putusan Pengadilan No.229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel, h.15-16

Page 82: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

70

menggunakan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 351 ayat

4 tentang penganiayaan yang dengan sengaja merusak kesehatan sebagai

dasar memutuskan perkara.

2. Hakim menjatuhkan pidana terhadap Rendi Ardiansah dengan pidana penjara

selama 7 (tujuh) bulan. Pada poin ini hakim menggunakan Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 351 (1) yang berisikan tentang

penjatuhan pidana penganiayaan maksimal dua tahun delapan bulan dan Pasal

26 (1) UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak yang berisikan

penjatuhan pidana terhadap anak dibagi ½ (seper dua) dari hukuman maksimal

orang dewasa. Jadi maksimal pidana yang diterima oleh anak adalah 16 (enam

belas) bulan. Namun, ada asas bahwa hakim tidak diperbolehkan mengabulkan

melebihi dari tuntutan jaksa penuntut umum (ultra petitum partium) dalam

putusan ini tuntutan JPU selama 10 (sepuluh) bulan. Dengan demikian, hakim

menjatuhkan pidana kepada Rendi selama 7 (tujuh) bulan ini selain didasari

undang-undang diatas dan asas ultra petitum partium, hakim menjatuhkan

pidana didasari dengan UU No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman

Pasal 28 (1) yang berisi hakim dalam memutuskan perkara haruslah melihat

nila-nilai keadilan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, dalam penjatuhan

pidana terhadap terdakwa selama 7 (tujuh) bulan selain menggunakan nurani

hakim yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku berdasarkan fakta-

fakta dalam persidangan, putusan hakim ini juga tidak melanggar undang-

undang lainnya dan nilai-nilai keadilan di masyarakat.

Page 83: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

71

3. Pada poin ini Hakim menjatuhkan pidana kepada Rendi selama 7 (tujuh) bulan

dan dikurangi masa penahanan yang telah dijalaninnya selama 3 (tiga) bulan

bulan sesuai dengan surat perintah penahanan. Dengan demikian, Rendi

menjalani sisa hukumannya selama 4 (empat) bulan.

4. Pada poin ini hakim menetapkan bahwa Rendi tetap berada dalam tahanan.

Dengan maksud memberi penekanan penjatuhan pidana sesuai dengan Pasal

197 KUHAP yang berisiskan hakim memerintahkan agar terdakwa ditahan/

tetap dalam tahanan/ dibebaskan.

5. Pada poin ini, hakim membebankan biaya perkara kepada Rendi sebesar Rp.

2.000, (dua ribu rupiah). Hal ini berdasarkan kepada Kitab Undang Undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP) Pasal 222 yang berisikan seseorang yang

dijatuhi pidana dibebankan biaya perkara.

Jadi, setelah penulis menganalisa ternyata hakim dalam memutuskan

perkara No. 229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel. Hakim lebih cenderung

menggunakan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Dalam penetapan

batas usia terdakwa, hakim mempertimbangkan Undang-Undang No. 23 Tahun

2002 tentang Perlindungan Anak. Pada undang-undang ini seseorang yang masih

berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun, ia dikategorikan sebagai anak. Dengan

demikian, walaupun Rendi berusia 17 (tujuh belas) tahun ia tetap dikategorikan

sebagai anak. Dan disidangkan di Sidang Anak sesuai dengan Undang-Undang

No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak Pasal 4 ayat 1. Dan dalam penjatuhan

pidana terhadap terdakwa hakim menggunakan Pasal 351 KUHP dan Pasal 28 (1)

UU No.3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak dan juga kewenangan kekuasaan

Page 84: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

72

hakim dalam menjatuhkan pidana yang diatur dalam UU No. 4 Tahun 2004

tentang Kekuasaan Kehakiman.

Dalam memutuskan perkara anak ini hakim tidak menggunakan undang-

undang terbaru yaitu Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak didasari oleh Pasal 108 yang berisikan Undang-undang ini

diberlakukan setelah 2 (dua) tahun setelah diundangkan.

Hakim, haruslah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Walaupun terdakwa secara fisik sudah terlihat kedewasaannya, namun di

Indonesia seseorang yang wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya

haruslah dilihat usianya. Karena batas usia menjadi tolak ukur, bagaimana hakim

menjatuhkan pidana terhadap seseorang. Dalam kasus ini, Hakim melihat

terdakwa masih dalam kategori anak sesuai dengan UU No.3 Tahun 1997 tentang

Pengadilan Anak. Jadi, sanksi yang dijatuhi kepada terdakwa dirasa sudah pantas

dan tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO.

229/Pid.B.Anak/2013/Pn.Jkt.Sel

1. Pertanggungjawaban Pidana

Dalam hal pertanggungjawaban pidana menurut Islam seorang mukallaf

harus bertanggungjawab atas akibat dari perbuatan yang dilakukannya. Mukallaf

wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya atas tiga dasar yaitu :

a. Perbuatan haram yang dilakukan.

b. Memiliki pilihan (tidak dipaksa).

c. Memiliki pengetahuan (idrak).

Page 85: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

73

Jika ketiga unsur ini sudah terpenuhi maka seseorang yang melakukan

jarimah (tindak pidana) maka wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Namun, ada beberapa sebab yang yang berkaitan dengan perbuatan yang tidak

wajib dipertanggungjawabkan yaitu sebab pembenaran (asbab al-ibahah) atau

sebab pemafaan (asbab raf‟I al-uqubah).

Menurut Abdul Qadir Audah sebab pembenaran dari suatu jarimah (tindak

pidana) ada enam macam yaitu :

a. Pembelaan Yang Sah (Ad dafi‟ As Syar‟iyyu)

b. Pendidikan dan pengajaran (At ta‟dibu)

c. Pengobatan (At Tathbiibu)

d. Hapusnya jaminan keselamatan (Ihdarul Ashkhas)

e. Permainan olah raga (Al „aab Al Furusiyah)

f. Menggunakan wewenang dan melaksanakan kewajiban bagi pihak yang

berwajib (Huquq Al Hukam wa Waajibatuhum)

Sedangkan sebab pemaafan dari suatu jarimah (tindak pidana) ada empat macam,

yaitu :

a. Paksaan (Al Ikrah)

b. Mabuk (Assyukru)

c. Gila (Al Junun)

d. Dibawah umur (Shikhrus sinni).

Jadi, dalam Islam seseorang yang belum mencapai usia balligh tidak

dimintai pertanggungjawaban dikarenakan adanya sebab pemafaan terhadap anak

yang melakukan tindak pidana.

Page 86: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

74

2. Batas Usia Pertanggungjawaban Pidana

Seorang yang dapat di bebani kewajiban mempertanggungjawabkan

perbuatannya disebut mukallaf. Dan adapun syarat-syarat sah seseorang menjadi

mukallaf yaitu Pertama, Orang itu telah mampu memahami khitab syari‟

(tuntutan syara’) yang terkandung dalam al-Qur’an dan Sunnah. Kedua, Seseorang

harus cakap bertindak hukum (ahliyyah) maksudnya apabila seorang belum atau

tidak cakap bertindak hukum. Maka seluruh perbuatan yang ia lakukan belum atau

tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Dalam Islam seseorang wajib mempertanggungjawabkan perbuatnnya jika

sudah masuk usia baligh. Seseorang yang belum masuk masa baligh tidak wajib

mempertanggungjawabkan perbuatannya misalnya anak dibawah umur. Seperti

hadits Rasulullah Saw

حدثنا بكر بي أب شيبت. ثنا يزيد بي ىارى. د ابي خالد بي خداش حدثنا أب د بي هحو هحو

د اد عي إبراىين عي األس اد بي سلوت عي حو . ثنا حو حوي بي هيد يحي . قاال : ثنا عبدالر

بي ح رفع القلن عي ثالثت عي عائشت :أى رسل هللا ص.م قال: النائن حت بلغ ت ي عي الص ى حت يفيق عي يستيقظ الوجن

Artinya : “ Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Bin Abi Syaibah, telah

menceritakan pada kami Yazid Bin Harun. Telah menceritakan kepada kami

Muhammad Ibnu Khallid Bin Khidash, Dan Muhammad Bin Yahya, Mereka

berkata : Telah menceritakan pada kami Abdurrahman Bin Muhdiyyi. Telah

menceritakan Hammad Bin Salamah, dari Hammad, Ibrahim, Aswad dan Aisyah.

Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda : Pena diangkat dari tiga orang, dari

anak kecil hingga bermimpi (baligh), dari orang tidur hingga bangun, dan dari

orang gila hingga normal kembali.” 4

Berdasarkan hadist diatas seorang anak yang masih dibawah umur belum

wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya sampai ia mengalami mimpi basah

4 Sunan Al-Hafid Abi Abdillah Muhammad Bin Yazid Al-Qazwini Ibn Majjah, Sunan

Ibnu Majjah Juz I, No. 2041

Page 87: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

75

(baligh). Selain usia balligh salah satu unsur pertanggungjawaban anak yaitu fase

perkembangan berfikir. Rasulullah Saw bersabda

حدثنا هحود بي عيس يعني ابي الطباع حدثنا إبراىين بي سعد عي عبد الولك بي الربيع بي

الة اذا بلغ سبع سنيي بي باالص سبرة عي ابيو عي جده قال :قال رسل هللا ص.م : هرا الص

اذا بلغ عشر سنيي فاضربه علييأ

Artinya : “ Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Aysi, Ya‟ni Bin

Thaba‟. Telah menceritakan kepada kami Ibrahim Bin Sa‟di dari Abdul Malik Bin

Rabi‟ Bi Sabrah, dari ayah dan kakeknya berkata : Rasulullah Saw bersabda :

Anak kecil diperintahkan untuk shalat berumur tujuh tahun dan dipukul jika

berumur sepuluh tahun lantaran meninggalkannya (shalat). 5

Hadits ini menujukkan bahwa seorang anak yang usianya sudah genap

berumur tujuh tahun walaupun belum adanya kekuatan kemampuan berpikir ini

sudah diperintahkan mendirikan shalat dan kewajiban lain-lainnya selain shalat.

Dan jika usia genap sepuluh tahun, diperintahkan untuk mendirikan shalat dan

mengabaikannya maka diperbolehkan memukulnya dengan tujuan mendidik

bukannya menyiksa.

Sama dengan halnya memukul anak saat ia tidak melakukan shalat. Pada

usia tujuh tahun sampai dengan lima belas tahun, seorang anak tidak dikenakan

pertanggungjawaban pidana. Akan tetapi hanya dijatuhi pengajaran. Pengajaran

ini meskipun bermaksud menghukum tetapi bukn berupa hukuman pidana. Ijma’

ulama sepakat bahwa usia baligh itu 15 (lima belas) tahun walaupun belum ada

tanda-tanda bermimpi keluarnya mani (ihtilam) dan haid,

Jadi dalam kasus Rendi Ardiansah yang berusia 17 (tujuh belas) tahun, ia

sudah dalam kategori balligh. Seharusnya Rendi yang melakukan jarimah secara

sempurna (jarimah at-tammah) menerima sanksi dari perbuatannya sendiri karena

5Abu Daud Sulaiman Ibn Al-Asy’Ast Syajtani, Sunan Abu Daud Juz I, No. 494

Page 88: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

76

sudah masuk dalam kategori orang yang dapat dibebani hukum (taklif) Rendi yang

melakukan suatu perbuatan yang melanggar hukum akan dijatuhi sanksi sesuai

kadar karena melakukan perbuatan pidana dengan sempurna (jarimah at-tammah),

yang telah ditetapkan hukum Islam. Misalnya perbuatan merusak anggota tubuh

dibalas dengan anggota tubuh, apabila dimaafkan diganti dengan diyat atau denda.

Page 89: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

74

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas , maka penulis mengambil kesimpulan bahwa :

1. Pertanggungjawaban pidana anak menurut Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana diatur dalam Pasal 45, 46 dan 47. menurut Pasal 45, 46 dan 47 anak

yang usianya belum mencapai 16 (enam belas) tahun, tidak dijatuhi pidana

kecuali telah melanggar beberapa pasal yang diatur dalam Pasal 45. Dan jika

anak dijatuhi pidana maka sanksi yang diterimanya dikurangi sepertiga dari

sanksi orang dewasa.

Sedangkan menurut Hukum Islam anak wajib mempertanggungjawabkan

perbuatannya jika telah memasuki masa balligh. Seorang anak yang belum

memasuki masa balligh tidak diwajibkan mempertanggungjawabkan

perbuatannya. Karena menurut Islam pertanggungjawaban pidana haruslah di

dasari 3 unsur, yaitu :

- Perbutan haram yang dilakukan

- Pelaku memiliki pengetahuan (Idrak)

- Pelaku memiliki pilihan (Ikhtiar)

jika ketiga dasar ini tidak ada maka tidak ada pertanggungjawaban pidana.

2. Batas usia pertanggungjawaban pidana anak menurut hukum positif selain di

Kitab Undang-Undnag Hukum Pidana terkandung juga dalam Undang

Page 90: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

75

Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak dan Undang-

Undangan No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Menurut pasal 4 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Pengadilan Anak seorang anak

yang bermasalah dengan hukum dapat diajukan ke sidang anak adalah anak

yang berusia 8 sampai 18. Namun, dalam ayat selanjutnya dinyatakan bahwa

seorang anak yang diajukan ke persidangan anak sesudah melewati batas usia

18 tahun dan belum sampai pada usia 21 tahun tetap diajukan ke sidang anak.

Sedangkan menurut Undang-Undang sistem Peradilan seseorangbisa

dikatakan sebagai anak pada saat usia 12 (dua belas) tahun sampai 18 (delapan

belas) tahun. Namun, dalam penahanan terhadap seorang anak dilakukan

apabila ia telah berusia 14 (empat belas) tahun dan diduga melakukan tindak

pidana dengan ancaman pidana penjara 7 (tujuh) tahun.

Menurut hukum Islam pertanggungjawaban pidana yang dilakukan anak selain

didasarkan oleh batas usia baligh juga didasari kemampuan berpikir anak.

Seorang anak yang masih berusia dibawah 7 (tujuh) tahun saat melakukan

pelanggaran ia tidak dikenai pertanggungjawaban atas perbuatannya. Dan

apabila usia anak sudah 10 (sepuluh) tahun namun belum termasuk dalam

kategori mukallaf, jika ia melakukan pelanggaran (maksiat) anak tersebut

wajib memertanggungjawabkan perbuatannya dan dikenai sanksi yang

sifatnya hanya sebagai pengajaran bukan untuk menyiksa.

3. Tinjauan hukum Islam terhadap putusan No. 229/Pid.B.Anak/2013/PN.Jkt.Sel

kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Rendi Ardiansah yang berusia 17

tahun ini, dalam penjatuhan sanksinya dikenakan sesuai dengan sanksi yang

Page 91: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

76

diberlakukan kepada orang dewasa. Karena dalam hukum Islam ulama’

sepakat bahwa anak yang sudah berusia 15 tahun walupun belum

menunjukkan tanda-tanda baligh maka ia sudah dikatakan mukallaf dan wajib

mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai dengan aturan hukum Islam.

Namun, dalam hukum positif usia 17 tahun dikategorikan masih dalam usia

anak-anak dan di sanksi sesuai dengan undang-undang pidana anak.

B. SARAN

Atas dasar kesimpulan yang ada di atas, maka penulis mengemukakan beberapa

saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Beberapa

diantaranya :

1. Dengan berkembangnya teknologi dan perubahan zaman, seseorang berlomba-

lomba untuk ikut trend agar tidak dibilang kampungan. Dampaknya pun

berimbas kepada tumbuh kembang anak usia dini. Banyak anak yang

melakukan pelanggaran dan tak sedikit pula yang melakukan kejahatan. Anak

saat ini tak segan untuk melakukan perbuatan yang jika dilakukan olehorang

dewasa termasuk dalam kategori kejahatan. Orang tua yang mana berfungsi

bukan hanya sebagai orang tua tetapi juga sebagai pendidik bisa lebih

memperhatikan kebutuhan apa saja yang dapat membantu tumbuh kembang

anak.

2. Diharapkan bagi aparatur hukum bisa mempertimbangkan batasan usia

pertanggungjawaban pidana anak yang lebih baik dari saat ini. Karena anak

tidak jera dengan sanksi yang diberikan oleh putusan pengadilan. Sebaiknya

Page 92: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

77

hukuman haruslah bersifat prentive agar tidak ada yang mengulangi

pelanggaran dan kejahatan tersebut.

3. Dalam hukum Islam batasan usia pertanggungjawaban pidana adalah usia

balligh,yaitu sekitar 15 tahun. Di usia ini seseorang sudah wajib

mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai dengan aturan yang sudah ada

dalam al-Qur;an dan Hadist. Alangkah baiknya aparatur hukum bisa

menjadikan hukum Islam sebagai landasan utama dalam pembentukan batasan

usia pertanggungjawaban pidana anak di Indonesia.

Page 93: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

78

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim

Abdurrahman, Jamal. Athfalul Muslimin Kaifa Rabahumun Nabiyyul Amin di

Terjemahkan oleh Anggota SPI Islamic Parenting Pendidikan Anak

Metode Nabi. Solo : Aqwam. 2015

Al- Faruk, Assadulloh. Hukum Pidana Islam dalam Sistem Hukum Islam.Jakarta :

Ghalia Indonesia.2009

Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim. Tuhfatul-Maudud bi Ahkamil Maulud diterjemahkan

oleh Anshori Umar Sitanggal, Fiqh Bayi.Jakarta : Fikr. 2007

_______Tuhfatul-Maudud fii Ahkamil Maulud, diterjemahkan Kado Menyambut

si Buah Hati oleh Mahfud Hidayat, dkk., (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar,

2007)

Al-Utsaimin, Muhammad Bin shalih. Asy-syarh Al-Mumti’’Ala Zaad Al-Mustaqni

diterjemahkan oleh Team Darus Sunnah. Jakarta : Darus Sunnah Press.

2010

Ali, Mahrus. Dasar Dasar Hukum Pidana.Jakarta : Sinar Grafika.2011

Ali, Zainudin. Hukum Pidana Islam. Jakarta : Sinar Grafika. 2007

Aqsa,Alghifarri, dkk. Mengawal Perlindungan Anak Berhadapan dengan Hukum.

Jakarta : LBH Jakarta. 2012

As-Sa’di, Abdurrahman bin Nashir. Bahjah Qulub Al-Abrar. Beirut : Dar Kutub

Al-‘Ilmiyah, 1423 H

As-Sa’idan, Walid bin Rasyid. Syar’iyyah fi al-Masa’il ath-Thibbiyah di

Terjemahkan oleh Muhammad Syafii Maskur Fiqh Kedokteran.

Yogyakarta : Pustaka Fahima. 2007

Audah, Abdul Qadir. At-Tasyri’ Al-Jinai fi Al-Islam diterjemahkan olehTim

Salsilah, Ensiklopedia Hukum Pidana Islam II. Jakarta: PT Kharisma.

2007

Chazawi, Adami. Pelajaran Hukum Pidana Bagian II. Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada. 2008

Djamil, M Nasir. Anak Bukan Untuk Dihukum (Catatan Pembahasan UU Sistem

Peradilan Pidana Anak). Jakarta : Sinar Garfika. 2013

Page 94: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

79

Farid, Zainal Abidin. Hukum Pidana 1. Jakarta: Sinar Grafika. 2007

Hanafi, Ahmad. Asas-Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta : Bulan Bintang. 1993

Haroen, Nasrun. Ushul Fiqh 1. Jakarta : Perpustakaan Nasional. 1996

Hidayat, Bunadi. Pemidanaan Anak di Bawah Umur. Bandung : PT Alumni. 2010

Huda, Chairul. Dari Tiada Pidana Tana Kesalahan Menuju Kepada Tiada

Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan. Jakarta : Kencana. 2006

Hutabarat, Restaria F, dkk. Memudarnya Batas Kejahatan Dan Penegakan

Hukum : Situasi Pelanggaran Hak Anak Dalam Peradilan Pidana.

Jakarta : LBH Jakarta, 2012

Ibrahim, Abi Ishaq. Al-Muhadzab fi fiqh Al-Imam As-Syafi’i. Beirut : Darul Fikri,

633 H

Maramis, Frans. Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia. Jakarta :

RajaGrafindo Persada. 2012

Marpaung, Leden. Asas-Asas,Teori. Praktik Hukum Pidana. Jakarta : Sinar

Grafika. 2008

Mertokusumo, Sudikno. Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta :

Liberty.2003

Moeljatno. Asas –Asas Hukum Pidana. Jakarta : PT Rineka Cipta. 1993

Mulyadi, Lilik. Wajah Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia. Bandung : PT

Alumni, 2014

Prasetyo, Teguh. Hukum Pidana Edisi Revisi. Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada.2012

Prodjodikoro, Wirjono. Asas Asas Hukum Pidana di Indonesia. Bandung : Refika

Aditama. 2003

Purwaka, Tommy Hendra. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta : Universitas

Atma Jaya. 2007

Rahman, Maman Abdul. Pertanggungjawaban Pidana Anak Menurut Hukum

Pidana Islam dan Undang Undang Nomor 11 tahun 2012 Tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak, Skripsi, 2015

Page 95: BATAS USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33548/1/BRINNA... · dapat diajukan ke sidang anak adalah 8 (delapan) tahun tetapi

80

Sambas, Nandang. Peradilan Pidana Anak di Indonesia dan Instrumen

Internasional Perlindungan Anak Serta Penerapannya. Yogyakarta :

Graha Ilmu. 2013

Santoso, Topo. Mengagas Hukum Pidana Islam. Bandung: Asy Syamil. 2001

Soetodjo, Wagiati. Hukum Pidana Anak. Bandung : Refika Aditama. 2006

_________ Hukum Pidana Anak Edisi Revisi,Bandung : Refika Aditama, 2013

Tongat. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia dalam Perspektif Pembaharuan.

Malang : UMM Press. 2012

Waluyo, Bambang. Pidana dan Pemidanaan. Jakarta : Sinar Grafika. 2004

Waluyadi, Hukum Perlindungan Anak, (Bandung : CV. Mandar Maju, 2009)

Widnyana, Made. Asas Asas Hukum Pidana. Jakarta : Fikahati Aneska. 2010

Zahrah,Muhammad Abu. Ushul Fiqh di Terjemahkan oleh Saefullah Ma’shum

dkk. Jakarta : Pustaka Firdaus, 2013

Internet:

file:///C:/Users/User/Downloads/434-1062-1-SM.pdf

http://arief306al-mumtaz.blogspot.co.id/2013/05/mabuk-mabukan.html

http://artikelkuislami.blogspot.co.id/2012/01/hukum-pidana-islam.html

http://gotzlan-ade.blogspot.co.id/2012/03/petanggungjawaban-pidana-islam.html

http://gubukhukum.blogspot.co.id/2012/03/pidana-dalam-hukum-pidana-

islam.html

http://imanhsy.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-pertanggungjawaban-

pidana.html

http://indonesian.irib.ir/artikel/ufuk/item/52377-Ensiklopedia_IRIB_Indonesia-

_Baligh

http://kompasiana.com/navia/psikologi-perkembangan-islami-fase perkembangan-

manusia-dalam-al-quran-sejak-dalam-rahim-hingga-hingga-pasca-

kematian_553a6a6f6ea834f21ada42ce

http://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt515e437b33751/apakah-seorang-yang-

gila-bisa-dipidana