batas minimal usia kawin dalam undang-undang … filebatas minimal usia kawin dalam undang-undang...

20
i BATAS MINIMAL USIA KAWIN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN PERSPEKTIF HAKIM PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG DAN DOSEN PSIKOLOGI UIN MALANG SKRIPSI Oleh: Nizar Abdussalam NIM 11210019 JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2015

Upload: dangthuy

Post on 29-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

BATAS MINIMAL USIA KAWIN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR

1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN PERSPEKTIF HAKIM

PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG DAN DOSEN

PSIKOLOGI UIN MALANG

SKRIPSI

Oleh:

Nizar Abdussalam

NIM 11210019

JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2015

ii

BATAS MINIMAL USIA KAWIN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR

1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN PERSPEKTIF HAKIM

PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG DAN DOSEN

PSIKOLOGI UIN MALANG

SKRIPSI

Oleh:

Nizar Abdussalam

NIM 11210019

JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2015

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap pengembangan keilmuan,

Penulis menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

BATAS MINIMAL USIA KAWIN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR

1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN PERSPEKTIF HAKIM

PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG DAN DOSEN

PSIKOLOGI UIN MALANG

benar-benar merupakan karya ilmiah yang disusun sendiri, bukan duplikat atau

memindah data milik orang lain, kecuali yang disebutkan referensinya secara benar.

Jika di kemudian hari terbukti disusun orang lain, ada penjiplakan, duplikasi, atau

memindah data orang lain, baik secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan

gelar sarjana yang saya peroleh karenanya, batal demi hukum.

Malang, 12 April 2015

Penulis,

Nizar Abdussalam

11210019

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Setelah membaca dan mengoreksi skripsi saudara Nizar Abdussalam NIM:

11210019 Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah Fakultas Syariah Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul :

BATAS MINIMAL USIA KAWIN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR

1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN PERSPEKTIF HAKIM

PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG DAN DOSEN

PSIKOLOGI UIN MALANG

maka pembimbing menyatakan bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-

syarat ilmiah untuk diajukan dan diuji pada Majelis Dewan Penguji.

Mengetahui, Malang, 12 April 2015

Ketua Jurusan Dosen Pembimbing

Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah

Dr.Sudirman, MA. Ahmad Wahidi, M. HI.

NIP. 1977082220005011003 NIP. 197706052006041002

v

PENGESAHAN SKRIPSI

Dewan penguji skripsi saudari Nizar Abdussalam NIM 11210019, mahasiswa

Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan judul:

BATAS MINIMAL USIA KAWIN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR

1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN PERSPEKTIF HAKIM

PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG DAN DOSEN

PSIKOLOGI UIN MALANG

Telah dinyatakan lulus dengan nilai ................

Dengan penguji:

1. Ahmad Wahidi, M. HI.

NIP 197706052006041002

( )

Sekretaris

2. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M. Ag.

NIP 197108261998032002

( )

Ketua Penguji

3. Dr. Hj. Mufidah Ch., M. Ag.

NIP 196009101989032001

( )

Penguji Utama

Malang, 23 April 2015

Dekan,

Dr. H. Roibin, M.HI.

NIP 19681218 199903 1 002

vi

MOTTO

لكفإنورمحة مودةينكمبوجعلإليهال تسكن وا أزوجاأنفسكمم نلكمخلقأنۦومنءايته ذ

ي ت فكرونل قومليت

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri

dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan

dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian

itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Q.S. Ar-Rum: 21)

vii

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah swt, Tuhan semesta alam, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah kepada setiap mahluk di dunia, dan yang telah

memberikan segala kenikmatan bagi manusia di bumi, maka sudah sepantasnya

segala pujian dan rasa syukur atas kehadirat Allah swt, kupersembahkan karyaku

ini kepada:

1. Ayah dan Bundaku yang telah bersusah payah untuk membesarkan dan

mendidik anakmu yang serba kurang ini. Tak ada yang bisa kuberikan untuk

kalian kecuali kata terimakasih dan karyaku ini. Mungkin semua ini tak

sebanding dengan jerih payah kalian untuk membesarkan dan mendidikku.

Adikku, Wildan Abdussalam yang menjadi motivasiku dalam mencari ilmu.

2. Keluarga besarku yang ada di desa Kemiri Sidoarjo yang telah memberi warna

dalam hidupku.

3. Keluarga besar PP. Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, yang telah

memberikan aku tempat dan banyak ilmu selama 6 tahun.

4. Keluarga besar UIN Malang, khususnya Fakultas Syariah yang sangat

mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Teman-teman Jurusan AS Angkatan 2011 yang telah menemaniku dalam

menimba ilmu di kampus hijau tercinta.

6. Saudara-saudaraku “Faroidul Bahiyyah”, ZAHROUL HABIBAH, Mahrus,

Iqbal, Ali, Maho, Roji, Sholikin, Cupang, Pelok, Fakeh, Supar, Gundul, Rif’an,

Karimah, Emje, Mimin, Zahro, Fiqoh. Dan juga dulur-dulur sholawat Zalzalah,

viii

Nasa, Iqsas Al-Mukhtar, yang telah menjadi rekan untuk bersholawat selama

saya berada di Malang.

7. Saudara-saudaraku IKAPPMAM, MSAA, SR, JDFI yang telah mengajarkanku

ilmu organisasi.

Malang, 14 April 2015.

Penulis

Nizar Abdussalam

NIM 11210019

ix

KATA PENGANTAR

Alhamd Li Allâhi Rabb Al-‘Âlamîn, Lâ Hawl Walâ Quwwata Illâ Bi Allâh

Al-‘Âliyy Al-‘Âdhîm, hanya dengan Rahmat-Nya dan Hidayah-Nya penulisan

skripsi yang berjudul “Batas Minimal Usia Kawin Dalam Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Perspektif Hakim Pengadilan Agama

Kabupaten Malang dan Dosen Psikologi UIN Malang” dapat diselesaikan dengan

curahan kasih sayang-Nya, kedamaian dan ketenangan jiwa. Shalawat dan salam

kita haturkan kepada Baginda kita yakni Nabi Muhammad SAW yang telah

mengajarkan kita tentang dari alam kegelapan menuju alam terang benderang di

dalam kehidupan ini. Semoga kita tergolong orang-orang yang beriman dan

mendapatkan syafaat dari beliau di hari akhir kelak. Amien...

Dengan segala daya dan upaya serta bantuan, bimbingan maupun

pengarahan dan hasil diskusi pelbagai pihak dalam proses penulisan skripsi ini,

maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang tiada batas kepada:

1. Prof. Dr. H. Mudjia Raharjo, M.Si. selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Dr. H. Roibin, M.Hi, selaku Dekan Fakultas Syari’ah Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

x

3. Dr. Sudirman, MA, selaku Ketua Jurusan Al Ahwal Al Syakhshiyyah

Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang.

4. Ahmad Wahidi, M.HI., selaku dosen pembimbing penulis. Syukr katsîr

penulis haturkan atas waktu yang telah beliau limpahkan untuk bimbingan,

arahan, serta motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Dr. Hj. Tutik Hamidah, M.Ag., selaku doses wali penulis selama kuliah di

Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang. Terima kasih penulis kepada beliau yang telah memberikan

bimbingan, saran, serta motivasi selama menempuh perkuliahan.

6. Segenap Dosen Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang yang telah menyampaikan pengajaran, mendidik,

membimbing, serta mengamalkan ilmunya dengan ikhlas. Semoga Allah

swt memberikan pahala-Nya yang sepadan kepada beliau semua.

7. Staf Karyawan Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang, penulis ucapkan terimakasih atas partisipasinya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Dr. H. Bambang Supriastoto, S.H., M.H., selaku Ketua Pengadilan Agama

Kabupaten Malang. Penulis menghaturkan terimakasih telah banyak

membantu dan atas kesempatan yang diberikan kepada peneliti untuk

melakukan penelitian di Pengadilan Agama Kabupaten Malang, dalam

menyelesaikan skripsi ini.

xi

9. M. Nur Syafiuddin, S.Ag. M.H., Drs. Waryono, M.H., Nurul Maulidia,

S.Ag. M.H. selaku Hakim yang menjadi informan dalam penelitian ini. Dan

juga kepada Dr. Fathul Lubabin Nuqul, M.Si., Dr. Elok Halimatus

Sakdiyah, M. Si., Zamroni, M. Psi. selaku Dosen Psikologi yang menjadi

Informan dalam penelitian ini, yang telah banyak membantu dan

memberikan informasi serta dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga apa yang telah saya peroleh selama kuliah di Fakultas Syari’ah

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini, bisa bermanfaat bagi

semua pembaca, khususnya bagi saya pribadi. Di sini penulis sebagai manusia biasa

yang tak pernah luput dari salah dan dosa, menyadari bahwasannya skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengaharap kritik dan

saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Malang, 12 April 2015

Penulis,

Nizar Abdussalam

NIM 11210019

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah pemindahalihan tulisan Arab ke dalam tulisan

Indonesia (latin), bukan terjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Termasuk dalam kategori ini adalah nama Arab dari bangsa Arab, sedangkan nama

Arab dari bangsa selain Arab ditulis sebagaimana ejaan bahasa nasionalnya, atau

sebagaimana tertulis dalam buku yang menjadi rujukan.

A. Konsonan

Tidak dilambangkan = ا

B = ب

T = ت

Ta = ث

J = ج

H = ح

Kh = خ

D = د

Dz = ذ

R = ر

Z = ز

S = س

Sy = ش

Sh = ص

dl = ض

th = ط

dh = ظ

(mengahadap ke atas) ‘ = ع

gh = غ

f = ف

q = ق

k = ك

l = ل

m = م

n = ن

w = و

h = ه

y = ي

xiii

Hamzah (ء) yang sering dilambangkan dengan alif, apabila terletak di

awal kata maka dalam transliterasinya mengikuti vokalnya, tidak

dilambangkan, namun apabila terletak di tengah atau akhir kata, maka

dilambangkan dengan tanda koma di atas (‘), berbalik dengan koma (‘) untuk

penggantian lambang ع .

B. Vokal, Panjang dan Diftong

Setiap penulisan bahasa Arab dalam bentuk tulisan latinvokal fathah

ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dlommah dengan “u”, sedangkan bacaan

panjang masing-masing ditulis dengan cara berikut:

Vokal Panjang Diftong

a = fathah

i = kasrah

u = dlommah

Â

î

û

menjadi qâla قال

menjadi qîla قيل

menjadi dûna دون

Khusus untuk bacaan ya’ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan “

î ”, melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya’ nisbat

diakhirnya. Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya’ setelah fathah

ditulis dengan “aw” dan “ay”. Perhatikan contoh berikut:

Diftong Contoh

aw = و

ay = ي

menjadi qawlun قول

menjadi khayrun خير

xiv

C. Ta’ Mabûthah

Ta’ Marbûthah ditransliterasikan dengan “ṯ” jika berada di tengah

kalimat, tetapi apabila Ta’ Marbûthah tersebut berada di akhir kalimat, maak

ditransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya للمدرسةالرسالة maka

menjadi al-risalaṯ li al-mudarrisah, atau apabila berada di tengah-tengah

kalimat yang terdiri dari susunan mudlaf dan mudlaf ilayh, maka

ditransliterasikan dengan menggunakan “t” yang disambungkan dengan

kalimat berikutnya, misalnya في رحمة هللا menjadi fi rahmatillâh.

D. Kata Sandang dan Lafadh al-Jalalah

Kata sandang berupa “al” ( ال ) ditulis dengan huruf kecil, kecuali

terletak di awal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadh jâlalah yang berada di

tengah-tengah kalimat yang disandarkan (idhafah) maka dihilangkan.

Perhatikan contoh-contoh berikut ini:

1. Al-Imâm al-Bukhâriy mengatakan...

2. Al-Bukhâriy dalam muqaddimah kitabnya menjelaskan...

3. Masyâ’ Allâh kâna wa mâ lam yasya’ lam yakun.

4. Billâh ‘azza wa jalla.

E. Nama dan Kata Arab Terindonesiakan

Pada prinsipnya setiap kata yang berasal dari bahasa Arab ditulis

dengan menggunakan sistem transliterasi. Apabila kata tersebut merupakan

nama Arab dari orang Indonesia atau bahasa Arab yang sudah terindonesiakan,

xv

tidak perlu ditulis dengan menggunakan sistem transliterasi. Perhatikan contoh

berikut:

“...Abdurrahman Wahid, mantan Presiden RI ke empat, dan

Amin Rais, mantan Ketua MPR pada masa yang sama, telah

melakukan kesepakatan untuk menghapuskan nepotisme,

kolusi dan korupsi dari muka bumi Indonesia, dengan salah

satu caranya melalui pengintesifan salat di berbagai kantor

pemerintahan, namun...”

Perhatikan penulisan nama “Abdurrahman Wahid”, “Amin Rais” dan

kata “salat” ditulis dengan menggunakan tata cara penulisan bahasa Indonesia

yang disesuaikan dengan penulisan namanya. Kata-kata tersebut sekalipun

berasal dari bahasa Arab, namun ia berupa nama dari orang Indonesia dan

terindonesiakan, untuk itu tidak ditulis dengan cara “Abd al-Rahmân Wahîd”,

“Amîn Raîs”, dan bukan ditulis dengan “shalâṯ”

xvi

DAFTAR ISI

COVER

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... iii

MOTTO ........................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ............................................................................................ v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

C. Tujuan .......................................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

E. Definisi Operasional .................................................................................... 8

F. Sistematika Pembahasan ............................................................................. 9

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 11

A. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 11

B. Kerangka Teori ............................................................................................ 13

1. Sejarah Pembentukan Undang-Undang Perkawinan .............................. 13

2. Batas Minimal Usia Kawin ..................................................................... 17

a. Batas Minimal Usia Kawin dalam UU No. 1 Tahun 1974 ................ 17

xvii

b. Kedewasaan dalam Ragam Perspektif ............................................... 20

3. Teori Efektifitas Hukum ......................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 36

A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 36

B. Pendekatan Penelitian .................................................................................. 37

C. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 37

D. Sumber Data ................................................................................................ 38

E. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 39

F. Metode Pengolahan Data Analisis Data ...................................................... 41

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA ................................................ 44

A. Paparan Data ................................................................................................ 44

1. Pandangan Hakim PA Kab. Malang Mengenai Batas Usia Kawin ........ 44

2. Pandangan Dosen Psikologi UIN Malang Mengenai Batas Usia

Kawin ...................................................................................................... 52

B. Analisis Data ............................................................................................... 58

1. Pandangan Hakim PA Kab. Malang Mengenai Batas Usia Kawin ........ 58

2. Pandangan Dosen Psikologi UIN Malang Mengenai Batas Usia

Kawin ...................................................................................................... 64

3. Relevansi Batas Minimal Usia Kawin Pada UU No. 1 Tahun 1974 ...... 68

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 73

A. Kesimpulan .................................................................................................. 73

B. Saran ............................................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ملخص البحث

عند ۰۷۹۱سنة ۰ . حد األدىن لعمر النكاح يف القانون النكاحي منرة۵۱۰۲نزار عبد السالم، قضاة احملاكمة الدينية مالنج و معلمي فسيكولوجي جبامعة موالىن مالك إبراهيم مالنج. حبث لقسم

األحوال الشخصية جامعة موالنا مالك إبراهيم ماالنج، املشرف أمحد واحدي املاجستري.

.۰۷۹۱سنة ۰: حد األدىن، عمر النكاح، القانون النكاحي منرة الكلمات الرئيسية

القانون النكاحي هو القانون اخلاص لتنظيم نكاح اإلندونيسي. يف هذا القانون فصل يبحث عن حد سنة ۰٦سنة للذكر و ۰۷األدىن لعمر النكاح. حد األدىن لعمر النكاح يف القانون النكاحي هو

الطالق يف و لألنثى. هذا احلد يؤخد من إمجاع كتب الفقه. و إجياد هذا احلد لتنقيص نكاح الصغاراإلجتماع. بل اآلن هذا احلد اليستطيع أن يرتب اإلجتماع. بلوغ الناس يتغري من سة إىل سنة أخرى.

واآلن كثري من الطالق بسبب نكاح الصغار.

هبذا البحث يرجو الباحث أن يعرف رأي قضاة احملاكمة الدينية مالنج و معلمي فسيكولوجي جبامعة عن حد األدىن لعمر النكاح يف ذلك القانون، و يعرف هل حد األدىن موالىن مالك إبراهيم مالنج

. ٤٧٩١لعمر النكاح يف القانون النكاحي يليق أن يعمل يف هذا الزمان. و إجياد هذا احلد يف سنة سنة حىت اآلن. و يف وجه أخر نبات اإلنسان جسما وعقال تغري من سنة ١۱و هذا جيري حوايل

فسيكولوجي.إىل سنة أخرى على قاعدة

والبيانات اليت جيمعها هذا البحث من جنس البحوث التجرييب، وتعرض البينات بالوصف والنوع. الباحث بيانات أساسية وبيانات ثانوية. البيانات األساسية تؤخذ من املقابلة مع قضاة احملاكمة الدينية

مها و حيققها يعدهلا و يقسومعلمي فسيكولوجي. و البينات الثانوية تؤخذ من الكتب والبحوث مث مث حيللها.

واخلالصة من هذا البحث تنقسم إىل القسمني: األوىل، حد األدىن لعمر النكاح يف القانون النكاحي ال يليق يف هذالزمان. برأي قضاة احملاكمة الدينية و معلمي فسيكولوجي تؤخذ الناجتة بأن ذلك احلد

ناجتة فسيكولوجي، أراء القضاة، و معلمي فسيكولوجي تؤخذ الينبيغي أن يزاد. الثانية، بإمجاع قواعد لألنثى. ألن للرجل النضج العاطفي ٤١سنة للذكر و ۵٤بأن حد عمر النكاح الالئق يف هذا الزمان

بعد أن خترج من املدرسة الثانوية. ٤١، و للنساء اإلسعداد للنكاح يف سن ۵٤واملهة يف سن

ABSTRACT

Abdussalam, Nizar. 2015. The Minimum Limitation of Age for Marriage in

Marriage Regulation No. 1 1974 in Judge of Religious Court of Malang

Regency and Psychology Lecturer Perspective. Thesis. Al-Ahwal Al-

Syahkshiyyah Department Maulana Malik Ibrahim State Islamic University,

Malang. Advisor: Ahmad Wahidi, M.HI.

Keywords: Minimum Limitation, Age for Marriage, Marriage Regulation No. 1

1974.

Marriage Regulation is the Special regulation that regulate Indonesian

marriage. In this regulation. This limitation is unification from some fikih literature.

This limitation is to minimize early marriage and divorce in societies. But now this

limitation can’t accomodate societies. As way goes the maturity of human always

change. And now many divorce case caused by early marriage.

The purpose of this research is to describe the judge’s opinion and

psychology lecturer’s opinion about the minimum limitatition of age for marriage

in Marriage Regulation and describe the relevance of this regulation. Consider that

the minimum limitation of age for marriage was formulated at 1974. This regulation

was running for 40 years until now. In the other side according the theory of

developmental psychology that step of human development biological and

psychologycal always change.

This research including to empirical research, the data explanation is

descriptive qualitative. The collecting data methode is primary and secondary. The

primary data got from judge’s and psychology lecturer’s interview. And the

secondary data got from some literature and thesis. Then that data edited, clasifiyed,

verifiyed, and analized.

The conclution of this research are: The first, the minimum limitation in

Marriage Regulation is not relevant for society now. By considering the judge’s and

the lecturer’s opinion the minimum limitation of marriage must be increased. The

second, by synthesized the psycologycal theory, judge’s and lecturer’s opinion

concluded that the minimum limitation of age for marriage thet relevant for now is

21 for man and 18 for woman. By considering that the man have a emotional

maturity and profession in 21 years old and the woman have readiness for marriage

in 18 years old after she had garduated from Senior High School.

ABSTRAK

Abdussalam, Nizar, 2015. Batas Minimal Usia Kawin Dalam Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Perspektif Hakim Pengadilan

Agama Kabupaten Malang Dan Dosen Psikologi Uin Malang. Skripsi

Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah. Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang. Pembimbing Ahmad Wahidi, M. H.I.

Kata Kunci: Batas Minimal, Usia kawin, UU 1 Tahun 1974.

Undang-Undang Perkawinan merupakan sebuah aturan khusus yang

mengatur pernikahan masyarakat Indonesia. Dalam undang-undang ini

terdapat pasal yang menjelaskan mengenai batas minimal usia kawin. Batas

usia ini merupakan unifikasi dari beberapa literatur fikih. Adanya perumusan

batas usia ini bertujuan untuk meminimalisir pernikahan dini dan perceraian

yang ada di masyarakat. Namun, saat ini batas usia tersebut tidak dapat

megakomodir masyarakat. Karena seiring berkembangnya zaman

kedewasaan seseorang selalu mengalami perubahan. Di tambah lagi saat ini

banyak kasus perceraian yang disinyalir sebab pernikahan di usia muda.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Hakim

Pengadilan Agama Kabupaten Malang dan Dosen Psikologi UIN Malang

mengenai batas usia kawin yang ada pada undang-undang tersebut. Dan juga

untuk mengetahui apakah batas minimal usia kawin yang ada pada UU

Perkawinan masih relefan untuk diterapkan saat ini. Melihat bahwa

perumusan batas usia kawin ini dilakukan pada tahun 1974. Berjalan sekitar

40 tahun hingga saat ini. Di sisi lain berdasarkan teori psikologi

perkembangan bahwa tahap perkembangan manusia baik secara boilogis

maupun psikis selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun.

Penelitian ini tergolong dalam penelitian empiris, pemaparan datanya

berbentuk deskreptif kualitatif. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa

datar primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara

kepada beberapa Hakim Pengadilan Agama dan Dosen Psikologi. Sedangkan

data sekunder berasal dari literatur-literatur buku dan skripsi. Kemudian data

tersebut diedit, diklasifikasi, diverifikasi, kemudian dianalisis.

Dalam penelitian ini diperoleh dua kesimpulan. Pertama, batas usia

kawin yang ada pada UU Perkawinan dianggap kurang relevan untuk saat

ini. Dengan mempertimbangkan pendapat para Hakim Pengadilan Agama

dan dosen Psikologi dapat disimpulkan bahwa hendaknya batas usia kawin

tersebut dinaikkan. Kedua, dengan mensintesakan teori-teori psikologi,

pendapat-pendapat para hakim, dan dosen Psikologi dapat diambil sebuah

kesimpulan bahwa batas usia kawin yang relevan untuk saat ini adalah 21

tahun bagi laki-laki dan 18 tahun bagi perempuan. Dengan pertimbangan

bahwa pada usia 21 lelaki telah memiliki kematangan emosional dan

pekerjaan, sedangkan pada usia 18 tahun perempuan telah memiliki kesiapan

untuk menikah pasca lulus dari pendidikan SMA.