bank dki akan go public -...

1

Upload: doanhanh

Post on 14-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

12 PERBANKANKontan Senin, 14 Mei 2018

modal bankn

pembiayaann

Bank Syariah Incar Pembiayaan ke Sektor Infrastruktur JAKARTA. Tak mau ketinggalan dengan bank konvensional, per-bankan syariah juga ingin menik-mati kue pembiayaan ke sektor in-frastruktur. Proyek jalan tol dan bandar udara (bandara) menjadi incaran bank syariah.

Ambil misal PT Bank Negara In-donesia Syariah (BNI Syariah). Bank ini berupaya meningkatkan saluran pembiayaan infrastruktur di tahun 2018. Salah satunya dengan ikut menggarap proyek jalan tol.

Direktur Bisnis BNI Syariah Dhi-as Widhiyati menjelaskan, di tahun ini, portofolio BNI Syariah untuk pembiayaan infrastruktur sekitar 20% dari total eksposur pembiayaan sekitar Rp 5 triliun hingga Rp 5,5 triliun. "Pembiayaan infra-struktur masih didominasi untuk pembiayaan jalan tol, energi dan kelistrikan," kata Dhias kepada KONTAN, Jumat (11/5).

Anak usaha Bank BNI ini menca-tat pembiayaan infrastruktur sudah

mencapai Rp 1,98 triliun di kuartal I-2018. Bank ini memiliki prospek pembiayaan infrastruktur hingga Rp 3,2 triliun di tahun ini.

Sependapat, PT Bank Central Asia Syariah (BCA Syariah) melihat potensi pembiayaan infrastruktur masih besar untuk digarap. Proyek jalan tol menjadi salah satu garapan yang akan disalurkan di tahun ini.

Direktur Utama BCA Syariah John Kosasih menuturkan, dari awal tahun, permintaan pembiaya-

an infrastruktur sudah terus berja-lan untuk keperluan jalan tol, ban-dara, maupun sarana pra sarana seperti listrik. Anak usaha Bank Central Asia (BCA) ini memproyek-sikan pembiayaan infrastruktur se-kitar Rp 250 miliar-Rp 500 miliar di tahun ini. Menurutnya, pertumbuh-an pembiayaan infrastruktur seki-tar 15% di tahun ini.

Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah) berupaya memaksimalkan pembia-

yaan di sektor komersial khususnya pembiayaan infrastruktur. Sekreta-ris Perusahaan BRI Syariah Indri Tri Handayani menuturkan, porsi pembiayaan infrastruktur akan di-tingkatkan.

Targetnya, pembiayaan komersi-al dapat menyentuh angka Rp 9 tri-liun di tahun 2018 dengan sekitar 25% pembiayaan mengalir ke sektor infrastruktur.

Yoliawan Hariana

Pembiayaan

infrastruktur pada

bank syariah masih

didominasi untuk

kebutuhan jalan tol,

bandara, energi dan

kelistrikan.

Pembinaan Kewirausahaan

Dok. Mandiri

Menteri BUMN Rini Soemarno bersama Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo berbincang dengan pekerja migran Indonesia yang mengikuti program Mandiri Sahabatku di Hong Kong, Minggu (13/5). Lebih dari 11.000 Pekerja Migran Indonesia mengikuti pembinaan kewirausahaan lewat program Mandiri Sahabatku yang digelar sejak 2011 di Hong Kong, Malaysia, Korea Selatan dan Jepang . Bagi pekerja migran yang telah kembali ke Tanah Air, Bank Mandiri menggelar Mandiri Sahabatku Sehati dengan memberikan bantuan pembiayaan KUR TKI Purna dan pembinaan lewat Rumah Kreatif BUMN.

Penarikan Kredit Bank Masih Seret 10 bank besar mencatat undisbursed loan Rp 749 triliun

JAKARTA. Kredit yang belum ditarik (undisbursed loan) oleh debitur di industri per-bankan makin membesar. Dari laporan keuangan 10 bank besar tercatat, nilai kre-dit yang belum ditarik menca-pai Rp 749,2 triliun atau naik 7,67% di kuartal I-2018.

Kelompok 10 bank besar tersebut adalah BRI, Bank Mandiri, BCA, BNI, BTN, Bank OCBC NISP, Bank CIMB Niaga, Bank Panin, Maybank Indonesia, dan Bank Dana-mon (lihat tabel).

Dari nilai kredit yang belum ditarik tersebut, sekitar 82% berasal dari debitur swasta atau sebesar Rp 615 triliun. Sedangkan, sisanya 17% ber-asal dari debitur BUMN atau senilai Rp 133 triliun.

Dari 10 bank besar ini, BCA merupakan bank dengan no-minal kredit yang belum dita-rik paling besar yaitu Rp 198 triliun di kuartal I-2018. Jum-lah ini sebanyak 42% dari total kredit BCA di periode sama.

Kemudian, bank dengan nominal kredit yang belum ditarik terbesar lainnya ada-lah Bank Mandiri senilai Rp 151 triliun serta BRI senilai Rp 103 triliun.

Bankir menilai penarikan kredit di awal tahun ini sudah

mulai terasa. Kendati demiki-an, nilai penarikan kredit ma-sih belum terlalu signifikan dibandingkan proyeksi pada kuartal II dan semester II ta-hun 2018 nanti.

Infrastruktur

Direktur Bisnis Banking CIMB Niaga Frans Alimham-zah mengatakan, penarikan kredit oleh debitur pada kuar-tal I-2018 sudah mulai ada. "Namun masih lambat," kata Frans kepada KONTAN, Ju-mat (11/5).

Sektor infrastruktur, menu-rut Frans, masih menjadi sa-lah satu penyebab perlambat-an penarikan kredit oleh debi-tur. Namun, secara rata-rata

hampir semua sektor kredit masih belum kencang pena-rikan kreditnya pada kuartal pertama.

Sebelumnya, kredit belum ditarik Bank Mandiri mayori-tas berasal dari debitur swasta dengan porsi sebesar 74%. Di-rektur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo me-nyampaikan, kredit yang be-lum ditarik pada kuartal per-tama 2018 mayoritas dari sektor infrastruktur.

Penarikan kredit infrastruk-tur pada awal tahun memang cukup lambat. Lambatnya pe-narikan kredit infrastruktur ini karena beberapa proyek seperti jalan tol dan pelabu-han udara masih belum diek-sekusi secara cepat. n

Galvan Yudistira

Konter

Bank DKI akan Go Public

JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta (Bank DKI) masih mencanangkan rencana go public. Bank milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ini su-dah menyusun rencana untuk mendaftarkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Bank DKI akan melakukan penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO) di tahun 2018. Direktur Utama Bank DKI Kresno Sediarsi mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi ke pemegang saham terkait rencana ini.

"Kami sedang menyiapkan rencana IPO. Kami sudah melakukan sosialisasi ke Pemprov, BUMD dan DPRD," ungkap Kresno saat ditemui di Jakarta, Jumat (11/5).

Jika tidak ada aral melintang, Bank DKI sudah dapat resmi IPO dan menjadi perusahaan terbuka di tahun ini. Kendati demikian, bank ini belum dapat menakar peroleh-an dana dari aksi korporasi tersebut.

Kresno menambahkan, jika rencana IPO tidak terjadi di tahun ini, maka Bank DKI akan melanjutkan kembali ren-cana tersebut di tahun depan. Sebelumnya, Bank DKI telah lama menanti rencana go public ini.

Yoliawan Hariana

Bank Alokasikan CKPN

JAKARTA. Perbankan masih mengalokasikan dana untuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Berdasarkan data, nilai CKPN perbankan hanya naik 0,53% di kuartal I-2018. Artinya, risiko kredit mulai reda.

Tercatat, CKPN dari 10 bank besar mencapai Rp 109,2 triliun di kuartal pertama 2018. Bank besar ini terdiri dari BRI, Bank Mandiri, BCA, BNI, BTN, Bank OCBC NISP, Bank CIMB Niaga, Bank Panin, Maybank Indonesia, dan Bank Danamon.

BRI merupakan bank dengan nominal CKPN terbesar yakni Rp 31,5 triliun. Disusul Bank Mandiri dengan nilai Rp 29,5 triliun, dan BNI senilai Rp 13,8 triliun,

Jika dilihat dari kenaikan persentase CKPN yang terbe-sar adalah Bank OCBC NISP naik 31,87% menjadi Rp 4,3 triliun. Disusul BRI naik 23,16%, dan BTN naik 9,73% men-jadi Rp 2,3 triliun.

Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra mengatakan, pembentukan CKPN BCA melambat menjadi hanya sekitar 0,2% di kuartal pertama 2018 dengan rasio NPL stabil di sekitar 1,5%. Seiring perkembangan bisnis, tentunya ada risiko bisnis yang akan diambil.

Galvan Yudistira

Kredit Belum Ditarik

Bank Kuartal I-2017 Kuartal I-2018 ∆

pusdok
Typewritten Text
14 Mei 2018, Kontan | Hal. 12, Kompas | Hal.14