bank kecil raup untung -...

1
Bisnis Indonesia, 31 Oktober 2017

Upload: habao

Post on 27-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

23 Selasa, 31 Oktober 2017 P E R B A N K A N

�KINERJA KUARTAL III/2017

Bank Kecil Raup UntungJAKARTA — Tidak hanya bank papan

atas yang menorehkan kinerja positif pada kuartal III/2017, bank skala kecil pun

membukukan pencapaian cemerlang pada periode tersebut. Mengecilnya pencadangan

dari kredit bermasalah membuat laba meningkat.

Surya Rianto & Ropesta [email protected]

Salah satunya, PT Bank RakyatIndonesia Agroniaga Tbk. yang per September 2017 mencetakkenaikan laba bersih sebesar 24% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnyamenjadi Rp101,82 miliar.

Direktur Utama BRI Agro IKomang Sudiarsa mengatakan kinerja perseroan tumbuh sig-nifi kan di atas rata-rata industri. Pertumbuhan positif tampak padapenyaluran kredit, pendanaan, permodalan, serta sejumlah indi-kator keuangan utama lainnya.

“Laba kami terus tumbuh kare-na kualitas kredit yang disalurkan tetap terjaga sehat dan baik,” katanya dalam Public Expose di Jakarta, Senin (30/10.

Mengacu pada laporan keu-angan yang dipublikasikan BRIAgro, pertumbuhan laba bersih perseroan didukung kenaikanpendapatan bunga bersih menjadiRp348,71 miliar atau tumbuh18,2% secara year on year (yoy).

Adapun, beban operasional selain bunga bersih naik lebihrendah, yakni 14,1% menjadi Rp221,83 miliar. Kenaikan inikarena ada beban tenaga kerja

dan beban kerugian penurunannilai aset keuangan kredit.

Kenaikan laba sepenuhnyaditopang oleh kenaikan kredit dan pembiayaan. Kredit BRI Agro tercatat tumbuh 29,34% menjadiRp9,83 triliun, sedangkan peng-himpunan dana naik 23,56% menjadi Rp10,27 triliun.

Selain itu, PT Bank Harda International Tbk. yang dalam9 bulan tahun ini mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar88,08% menjadi Rp7,58 miliar jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.

Laba perseroan melejit seiring dengan tingkat pencadangan pada tahun ini yang lebih rendah ke-timbang tahun lalu.

Direktur Utama Bank Harda Barlian Halim mengatakan, kalau dilihat secara rinci memang darisegi pendapatan bunga bersih

perseroan cenderung stabil. “Kami bisa mencatatkan per-

tumbuhan laba bersih yang tinggi sampai kuartal ketiga ini karena pembentukan pencadangan yanglebih rendah ketimbang tahun lalu,” ujarnya kepada Bisnis, pekan lalu.

Dari laporan keuangan perse-roan, cadangan kerugian penu-runan nilai (CKPN) yang dialo-kasikan pada tahun ini hanya senilai Rp1,4 miliar atau lebih rendah 88,1% dibandingkandengan September 2016 yang mencapai Rp11,85 miliar.

Namun, rasio kredit berma-salah atau non performing loan (NPL) gross masih mencatat-kan kenaikan menjadi 3,87%dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu 3,04%. Adapun, NPL net naik menjadi 2,96% dari sebelumnya 2,01%.

Untuk perkembangan bisnis, dari segi pertumbuhan kreditperseroan mencatatkan kenaikansebesar 13,54% menjadi Rp1,58 triliun dibandingkan dengan pe-riode sama pada tahun lalu yangsenilai Rp1,39 triliun.

Kenaikan laba juga terlihatpada laporan kinerja bank skalakecil lainnya seperti PT Bank Mandiri Taspen Pos, PT Bank JTrust Indonesia Tbk., dan bankdaerah.

PT Bank Mandiri Taspen Pos(Bank Mantap) pada September 2017 membukukan kenaikan laba bersih sebesar 172,7% dariRp40,3 miliar menjadi Rp110,02 miliar.

Lonjakan laba bersih persero-an didorong oleh pertumbuhankredit yang melejit 156,69% menjadi Rp9,15 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih BankMantap juga menanjak sebe-sar 109,62% menjadi Rp420,49

miliar. Dalam menopang pertumbuh-

an kredit, dana pihak ketiga perseroan juga naik sebesar 108,47% menjadi Rp8,71 triliun. Adapun, NPL gross naik tipis menjadi 0,62% dari sebelumnya sebesar 0,61%.

Sementara itu, Bank J Trust membukukan laba sebesar Rp94,15 miliar hingga kuartal III/2017, membaik dari perio-de sebelumnya yang mencatatrugi bersih sebesar Rp96,13 mi-liar karena ada perbaikan darikualitas kredit selain ditopangpertumbuhan pendapatan bunga bersih dan penurunan bebanoperasional.

NPL gross Bank J Trust turun menjadi 3,44% dari sebelumnya 4,17%. Rasio beban operasionalterhadap pendapatan operasionalpun turun ke level 94,38% dari sebelumnya 104,26%.

Tingkat beban biaya operasio-nal terhadap pendapatan opera-sional (BOPO) perseroan turun menjadi 84,85% dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu 85,61%.

Adapun, PT Bank Pemba-ngunan Daerah Sulawesi Uta-ra Gorontalo (Bank Sulutgo) mencatatkan laba bersih sebe-sar Rp244,95 miliar, tumbuh 31,31% dari periode sebelumnya Rp186,54 miliar.

Direktur Utama Bank SulutGo,Jeffry Dendeng mengungkapkantumbuhnya laba bersih tersebut didorong naiknya pendapatan bunga seiring dengan memba-iknya kinerja penyaluran kredit dan pembiayaan.

“Pendorong kenaikan laba ka-rena adanya peningkatan penda-patan dan efi siensi,” kata Jeffry kepada Bisnis, Senin (30/10). (Andry Winanto)

Menteri Komunikasidan Informatika Rudiantaramemperlihatkan kartue-money edisi khusus Palapa Ring seusai upacara peringatan Hari SumpahPemuda dan membagikankartu e-money sekaligussosialisasi implementasipenggunaan uang elek-tronik kepada pegawaiKemkominfo di Jakarta, Senin (30/10). Kegiatan iniuntuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menggu-nakan uang elektronik untuk sistem pembayaran jalan tol.

�PERSAINGAN INDUSTRI KEUANGAN

Keniscayaan Kongsi Bank dengan Tekfi n

Surya [email protected]

Tren gaya hidup digital bisa mengancam bisnis perbankan yang masihtradisional. Di sisi lain,

perbankan dituntut semakinefi sien agar bisa menurunkan suku bunga kredit dan menjagakinerja.

Terkait dengan biaya opera-sional yang masih tinggi bisamenjadi ancaman bisnis per-bankan. Hal itu disebabkan oleh keberadaan perusahaan rintisan teknologi fi nansial (tekfi n) yangmemiliki biaya operasional lebihmurah, tetapi teknologi lebihcanggih.

Namun, perbankan masih memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh tekfi n yakni, basis jaringan yang luas dan sistemyang sudah terintegrasi kuat.

Di sisi lain, perbankan pun harus melihat prospek tingkatkonsumsi masyarakat sampai2020. Lalu, menyiapkan strategi yang sesuai untuk bisa tetapmenangkap potensi pasar dengan cara lebih efi sien.

Direktur Teknologi Informa-si PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk. Karim Siregarmengatakan, kelompok masyara-kat konsumsi menengah ke atasberpotensi meningkat menjadi 80 juta orang pada periode 2010sampai 2020.

Lalu, untuk masyarakat kon-sumsi menengah ke bawah akan naik menjadi 180 juta pada periode sampai 2020.

“Dengan melihat data itu, bagaimana perbankan ke de-pannya? Apakah perusahaan rintisian tekfi n yang beragamdan berubah menyesuaikan de-ngan pasar lebih cepat disebut menjadi ancaman,” ujarnya pekan lalu.

Karim pun menyebutkan, untuk itu, antara bank tekfi n harus bisa melihat kelebihan dankekurangan masing-masing.

Perbankan sebagai lembaga ke-uangan yang paling lama sudahmemiliki jaringan dan sistem yang kuat, sedangkan tekfi n sebagai perusahaan rintisan yangmengandalkan sistem digital ter-kini bisa menawarkan teknologi yang murah.

“Dengan begitu kolaborasi an-tara bank dan tekfin bisa mem-berikan layanan dan penetrasikepada masyarakat dengan lebihbaik,” ujarnya.

Dia menuturkan, untuk itu dalam pengembangan sebuah inovasi harus melihatnya dari orientasi konsumen.

“Intinya kan mempermudah nasabah, dan nasabah mana yang harus di pilih paling mu-dah dengan layanan digital. Tek-fi n itu punya data yang lengkapdan luar biasa,” tuturnya.

Dalam menangkap perkem-bangan pasar terkini, Karim pun menyebutkan untuk perseroan memiliki dua produk yang dise-suaikan dengan segmen pasar, untuk kalangan menengah keatas dan menengah ke bawah.

“Kami ada Jenius untuk ka-langan menengah ke atas, danBTPNWow untuk kalangan me-nengah ke bawah serta penetrasiinklusi keuangan,” ujar Karim.

Dia pun menceritakan, bank berkode emiten BTPN itu juga melakukan kolaborasi dengan produk Telkomsel, yakni T-Cash.Lewat kerja sama itu, akunBTPNWow bisa terhubung lang-sung dengan T-Cash, sehinggaketika saldo uang elektronik milik Telkomsel itu habis bisa langsung diisi dengan rekeningperseroan.

“Kolaborasi pun juga dilaku-kan di luar Indonesia, seperti ING Bank yang bekerja sama untuk bisa menangkap pangsa pasar pada segmen UKM [Usaha Kecil Menengah],” ujarnya.

Selain itu, di China yang dalampenggunaan teknologi pesan in-stan dengan WeChat pun memilikiWeBank. Namun, sifat WeBank itu cenderung seperti tekfi n se-hingga membutuhkan kerja samadengan bank yang ada.

STRATEGI PENGEMBANGANBukan hanya BTPN, PT Bank

Negara Indonesia (Persero) Tbk. pun juga mulai melakukan kola-borasi dengan tekfi n.

Direktur Bank Negara Indone-sia Bob T. Ananta mengatakan, kolaborasi dengan tekfi n menjadi salah satu strategi pengembangandigital banking perseroan ke de-pannya. Sinergi yang dilakukan perseroan pun meliputi bidang support service fi nancial seperti sistem pembayaran.

“Selain itu, kami juga kerjasama dengan tekfi n meliputi billers atau whitelabeling uang elektronik,” ujarnya kepadaBisnis.

Bob menyebutkan, basis nasa-bah perseroan yang besar menjadidaya tarik tekfi n untuk berkola-borasi. “Lalu, tekfin juga memiliki nilai lebih untuk bahan pelajaranyang berharga dalam inovasi-ino-vasi yang akan dilakukan oleh kami ke depannya,” sebutnya.

Nah, dengan begitu agar bank bisa lebih efi sien dan bisa men-jawab tantangan tren gaya hidup digital masyarakat saat ini harusmemilih tumbuh bersama-samadengan tekfi n.

Dari sisi tekfi n pun takperlu jual mahal karena untukberkembang lebih luas lagi,perusahaan rintisan ini membu-tuhkan perbankan yang sudahpunya jaringan luas dan sistem yang terintegrasi. Seperti pepatah, Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh.

HSBCPimpin Penerbitan Panda Bond

JAKARTA — HSBC disetujui sebagai jo-int lead underwriter dalam penerbitan Panda Bond oleh perusahaan offshore non-fi nansial dalam skema China’s Inter-bank Bond Market.HSBC merupakan bank asing pertama yang memperoleh izin ini.

Persetujuan terse-but semakin mem-perluas ketersediaan produk pasar obli-gasi, karena saatini HSBC dapat berperan sebagaijoint lead underw-riter dalam pener-bitan Panda Bondoleh institusi fi nan-sial asing dan bank sentral.

“HSBC sejak dulu telah mendukung terbukanya sektor fi nansial di China,dan kami sangat bangga bahwa kamiadalah pionir di an-tara bank asing lainyang juga memberi-kan pelayanan pasar obligasi global yangcepat,” kata Stuart Gulliver selaku Group Chief Executive HSBC melalui siaran pers,Senin (30/10).

HSBC mengklaim dirinya berada diposisi terdepan danmemimpin liberali-sasi pasar obligasi China di antara bankasing lainnya. (Dini

Hariyanti)

�Kredit BRI Agrotercatat tumbuh 29,34% menjadi Rp9,83 triliun, se-dangkan penghimpun-an dana naik 23,56% menjadi Rp10,27 triliun.

Bisnis/Dedi Gunawan

�IMPLEMENTASI UANG ELEKTRONIK

Bisnis Indonesia, 31 Oktober 2017