bahn lbm 2.docx

24
Penyebab dan Efek Samping Dari Gigi Palsu Tertelan. Tertelannya gigi palsu akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan lambung. Gigi palsu yang tertelan biasa disebabkan karena lekatan gigi yang tidak kuat akibat kualitas lem atau semen gigi yang digunakan tidak terlalu baik sedangkan gigi yang berada disebelahnya atau gigi yang dipasangi lem juga telah rusak. Peristiwa tertelannya gigi palsu biasanya dapat terjadi ketika penggunanya sedang tertidur. Infeksi. Terjadinya peradangan (infeksi) atau bahkan pembusukan pada gusi ini akan mengakibatkan gusi akan terasa nyeri yang amat sangat sakit. Pembusukan pada gusi ini dapat terjadi akibat kesalahan dalam memilih bahan gigi palsu yang digunakan, misalnya bahan akrilik yang hanya diperuntukan untuk gigi palsu lepasan, tidak boleh digunakan untuk gigi palsu permanen. Penggunaan gigi palsu permanen hanya diperbolehkan untuk menggunakan bahan baku gigi palsu yang kualitasnya sangat baik. Mudah Terlepas. Gigi palsu lepasan yang sebagian atau keseluruhannya mungkin akan terlepas saat digunakan untuk menngunyah makanan yang terlalu keras, kenyal atau lengket. Hal ini dapat disebabkan oleh kualitas lem gigi lepasan sebagian atau keseluruhan kurang baik. Sehingga akan menyebabkan mulut tidak nyaman dalam mengunyah makanan. Nyeri. Rasa nyeri akibat penggunaan gigi palsu bisa saja terjadi akibat adanya infeksi gusi yang disebabkan kesalahan dalam memilih bahan atau penggunaan gigi palsu lekatan dengan sistem tanam yang ternyata kualitas dari tulang giginya sangat tipis, sehingga akan mengenai syaraf gigi yang membuat gusi rasa nyeri.

Upload: adianavikasanti

Post on 07-Nov-2015

234 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Penyebab dan Efek Samping Dari Gigi PalsuTertelan.Tertelannya gigi palsu akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan lambung. Gigi palsu yang tertelan biasa disebabkan karena lekatan gigi yang tidak kuat akibat kualitas lem atau semen gigi yang digunakan tidak terlalu baik sedangkan gigi yang berada disebelahnya atau gigi yang dipasangi lem juga telah rusak. Peristiwa tertelannya gigi palsu biasanya dapat terjadi ketika penggunanya sedang tertidur.Infeksi.Terjadinya peradangan (infeksi) atau bahkan pembusukan pada gusi ini akan mengakibatkan gusi akan terasa nyeri yang amat sangat sakit. Pembusukan pada gusi ini dapat terjadi akibat kesalahan dalam memilih bahan gigi palsu yang digunakan, misalnya bahan akrilik yang hanya diperuntukan untukgigi palsu lepasan, tidak boleh digunakan untuk gigi palsu permanen. Penggunaan gigi palsu permanen hanya diperbolehkan untuk menggunakan bahan baku gigi palsu yang kualitasnya sangat baik.Mudah Terlepas.Gigi palsu lepasan yang sebagian atau keseluruhannya mungkin akan terlepas saat digunakan untuk menngunyah makanan yang terlalu keras, kenyal atau lengket. Hal ini dapat disebabkan oleh kualitas lem gigi lepasan sebagian atau keseluruhan kurang baik. Sehingga akan menyebabkan mulut tidak nyaman dalam mengunyah makanan.Nyeri.Rasa nyeri akibat penggunaan gigi palsu bisa saja terjadi akibat adanyainfeksi gusiyang disebabkan kesalahan dalam memilih bahan atau penggunaan gigi palsu lekatan dengan sistem tanam yang ternyata kualitas dari tulang giginya sangat tipis, sehingga akan mengenai syaraf gigi yang membuat gusi rasa nyeri.Tidak Nyaman.Ketidaknyaman saat menggunakan gigi palsu pada permukaan gigi sebenarnya dapat disebabkan oleh pengukuran panjang gigi yang tidak sesuai atau kurang pas dengan gigi asli. Pengukuran gigi palsu yang kurang pas ini bisa memicu terjadinya penurunan gusi yang dapat mengkibatkan terjadinya penumpukanplak gigi.--Dalam pembuatan gigi tiruan, tukang gigi tidak memperhatikan kesehatan jaringan sekitar gigi tiruan dan pembuatannya pun hanya asal-asalan serta seringkali ditemukan adanya sisa akar yang tidak dicabut pada pemasangan gigi tiruan tersebut sehingga menimbulkan jaringan gusi yang meradang, bengkak, oral hygiene yang sangat buruk, sariawan atau denture stomatitis akibat gigi tiruan yang tidak baik adaptasinya.PEMBAHASAN 1. Kebutuhan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada masyarakat di desa Treman kecamatan Kauditan tentang persepsi responden terhadap kebutuhan, didapatkan penilaian skor rata-rata sebesar 366,6. Penilaian tersebut termasuk dalam kategori baik, dimana alternatif jawaban setuju sampai amat sangat setuju. Seseorang yang mengalami kehilangan gigi hanya dibagian anterior membutuhkan penggantian gigi dikarenakan faktor estetika dan mereka yang kehilangan gigi hanya di bagian posterior membutuhkan penggantian gigi karena faktor pengunyahan. Osterberg dkk melaporkan bahwa faktor estetika lebih dipilih dalam menentukan kebutuhan individu daripada faktor fungsional terhadap kehilangan gigi. Kehilangan gigi juga dapat menimbulkan dampak emosional dan menyebabkan terjadinya stress. Penelitian yang dilakukan oleh Davis dkk di London menunjukkan bahwa dari 45% orang yang mengalami kehilangan gigi sulit menerima keadaannya dan merasa kurang percaya diri sehingga tidak ingin dilihat orang lain saat tidak memakai gigi tiruan maka dengan adanya gigi tiruan untuk menggantikan gigi yang hilang dapat mengembalikan rasa percaya diri yang hilang sehingga gangguan akan kehilangan gigi dapat di atasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi tentang kebutuhan akan gigi tiruan sebagian besar responden telah memahami sehingga memiliki persepsi baik tentang gigi tiruan yang dibuat tukang gigi dapat menggantikan fungsi gigi (pengunyahan, bicara, estjetis) yang hilang, gigi tiruan oleh tukang gigi dapat segera menjawab kebutuhan masyarakat yang kehilangan gigi, pembuatan gigi tiruan oleh tukang gigi dapat cepat memulihkan rasa percaya diri yang hilang. Alasan responden lebih memilih tukang gigi sebagai jasa pembuatan gigi tiruan mungkin dikarenakan biaya yang relatif murah, pembuatan gigi tiruan yang lebih cepat dari segi waktu, dan keterjangkauan tempat tukang gigi. 2. Kompetensi Penelitian yang dilakukan pada masyarakat di desa Treman kecamatan Kauditan tentang persepsi responden terhadap kompetensi, didapatkan penilaian skor rata-rata sebesar 236,25. Penilaian tersebut termasuk dalam kategori cukup, dimana alternatif jawaban tidak setuju sampai sangat setuju. Tukang gigi melaksanakan pekerjaannya tanpa izin, mungkin inilah yang mendorong tukang gigi untuk melakukan suatu perawatan yang hanya berlandaskan dengan pengetahuan terbatas dan memiliki pemikiran bahwa yang terpenting yaitu kepuasan dari masyarakat yang meminta jasa tukang gigi tersebut tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi yang akan dialami oleh pengguna jasanya. Berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor 339/MENKES/PER/V/1989 tentang kewenangan tukang gigi sudah tertulis jelas bahwa tukang gigi memang mampu membuat gigi tiruan tetapi pembuatan dan pemasangan gigi tiruan yang dilakukan oleh tenaga yang tidak memiliki pengetahuan ilmiah mengenai kesehatan rongga mulut dapat menyebabkan infeksi, pembengkakan bagian wajah, hampir seluruh gusi merah dan bengkak.9 Salah satu hal penting yang tidak dijangkau oleh pemikiran tukang gigi yaitu pemberian instruksi bagi pengguna gigi tiruan. Hal ini bertentangan dengan ketentuan bahwa harus ada pemberian instruksi setelah insersi gigi tiruan. Tukang gigi jelas berbeda kompetensinya dengan dokter gigi. Menurut Peraturan menteri kesehatan nomor 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang izin praktek dan pelaksanaan praktek kedokteran pada bab 1 pasal 1 poin 7 menyebutkan pelayanan medis adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter dan dokter gigimsesuai dengan kompetensi dan kewenangannya yang dapat berupa pelayanan promotif, preventif, diagnostik, konsultatif, kuratif, atau rehabilitatif.14 Pada dokter gigi pelayanan kesehatan tidak hanya melayani masyarakat yang sakit gigi tetapi masih banyak perawatan yang bisa diberikan oleh dokter gigi salah satunya yaitu pembuatan gigi tiruan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi tentang kompetensi tukang gigi dan dokter gigi sebagian responden memiliki persepsi cukup mengenai tukang gigi mampu membuat gigi tiruan, tukang gigi mampu melakukan perawatan sebelum dan setelah pemasangan gigi tiruan, dokter gigi hanya bertugas melayani masyarakat yang sakit gigi, dan dokter gigi tidak melayani pembuatan gigi tiruan. Penulis berasumsi bahwa responden tersebut masih ada yang belum paham akan bedanya kompetensi tukang gigi dan dokter gigi. Responden beranggapan bahwa pembuatan gigi tiruan oleh tukang gigi sama dengan pembuatan gigi tiruan yang dibuat oleh dokter gigi. Alasan lain responden lebih memilih tukang gigi daripada dokter gigi disebabkan karena di desa Treman tersebut jauh dari fasilitas kesehatan gigi dan mulut sehingga lebih memilih melakukan pembuatan gigi tiruan pada tukang gigi karena 9 tukang gigi sendiri mempunyai keterampilan dalam membuat gigi tiruan. 3. Biaya Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada masyarakat di desa Treman kecamatan Kauditan tentang persepsi responden terhadap biaya, didapatkan penilaian skor rata-rata sebesar 379. Penilaian tersebut termasuk dalam kategori baik, dimana alternatif jawaban setuju sampai amat sangat setuju. Penelitian yang dilakukan oleh Sarnizia pada tahun 2008 di Medan menemukan bahwa sebanyak 92,5% menyatakan biaya yang relatif lebih murah pada tukang gigi menjadi alasan utama dalam memanfaatkan jasa tukang gigi dibandingkan dengan pelayanan kesehatan gigi lainnya dan mengenai biaya pasang gigi palsu yang berlaku menurut tukang gigi umumnya berkisar Rp. 80.000,- sampai Rp. 100.000,- tergantung gigi tiruan yang akan dibuatkan bahkan khusus untuk pembuatan gigi tiruan bisa dilakukan cicilan 3 kali sedangkan pada dokter gigi harga yang ditawarkan jauh lebih mahal sesuai dengan kondisi gigi yang akan dibuatkan gigi tiruan dan pasien tidak dapat mencicil. Hasil penelitian tersebut tentu tidak berbeda jauh dengan penelitian yang penulis lakukan di desa Treman tentang pembuatan gigi tiruan oleh tukang gigi lebih murah dibandingkan dokter gigi bahwa responden merasa pembuatan gigi tiruan oleh tukang gigi lebih murah bahkan dapat dicicil sehingga mereka lebih memilih ke tukang gigi untuk melakukan pembuatan gigi tiruan dibandingkan ke dokter gigi karena alasan ekonomi. 4. Waktu Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada masyarakat di desa Treman kecamatan Kauditan tentang persepsi responden terhadap kebutuhan, didapatkan penilaian skor rata-rata 398. Penilaian tersebut termasuk dalam kategori baik, dimana alternatif jawaban setuju sampai amat sangat setuju mengenai Penelitian yang dilakukan di desa Treman tersebut menurut responden bahwa tukang gigi bekerja lebih cepat bahkan tukang gigi dapat dipanggil ke rumah-rumah warga untuk dibuatkan gigi tiruan tanpa perlu menunggu lama. Penelitian yang sama juga diperoleh pada penelitian yang dilakukan oleh Teguh pada tahun 2011 di Pulau Kodingareng Makassar menemukan bahwa tukang gigi bekerja secara cepat sehingga pasien tidak menunggu terlalu lama karena rata-rata pasien yang berkunjung di tukang gigi ingin membuat gigi tiruan dan pasien hanya dicetak dan dipasangkan gigi tiruan tanpa memeriksakan kondisi rongga mulut, sehingga akibat yang terjadi biasanya terdapat sisa akar dibawah gigi tiruan yang mengakibatkan peradangan jaringan gingival sedangkan pada dokter gigi pembuatan gigi tiruan lebih lama proses pembuatannya karena membutuhkan proses yang diawali dengan diagnosis, pencetakan rahang, perawatan persiapan, proses laboratorium, dan pemasangan gigi tiruan. 5. Akses Penelitian yang dilakukan pada masyarakat di desa Treman kecamatan Kauditan tentang persepsi responden terhadap kebutuhan, didapatkan penilaian skor rata-rata sebesar 395. Penilaian tersebut termasuk dalam kategori baik, dimana alternatif jawaban setuju sampai amat sangat setuju mengenai Hasil penelitian di desa Treman menunjukkan bahwa responden melakukan pembuatan gigi tiruan pada tukang gigi. Tukang gigi menjadi pilihan utama masyarakat di desa Treman sebagai pemberi pelayanan gigi karena tukang gigi tersebut memang tinggal dan bermukim di desa Treman tersebut. Selain itu, tidak terdapatnya dokter gigi yang melayani masyarakat di desa Treman serta puskesmas terdekat tidak melayani pembuatan gigi tiruan sehingga masyarakat lebih memilih pergi ke tukang gigi disebabkan jarak dan kepraktisan tempat praktek tukang gigi.

Mengapa gigi perlu untuk dipertahankan?1. akar gigi adalah penopang terbaik untuk gigi palsu baru(crown)2. jika akar gigi dicabut, akan merubah struktur gigi3. mengganggu keseimbangan pengunyahan4. kerusakan sendi rahangSebagai dokter gigi yang profesional dan mengerti akan kebaikan untuk pasien sebisanya gigi / akar gigi harus dipertahankan. Bukan hanya demi keuntungan semata sehingga terus melakukan pencabutan dan implan gigi. Pada beberapa kondisi parah gigi memang harus dicabut untuk menyeimbangkan kesehatan mulut.Gigi memang harus dicabut jika:1. gigi sulung yang terlambat tanggal2. gigi berlubang terlampau parah3. sisa akar sebagianOVERDENTURESDefinisi overdentures1. Merupakan protesa yang dirancang untuk menutup secara lengkap suatu gigi atau akar yang telah dipreparasi.( Kamus Kedokteran Gigi F.J Harty)2. Merupakan complete denture yang sebagian didukung oleh gigi asli (Alfred H.Geering,dkk)3. Merupakan protesa lepasan yang menutupi seluruh permukaan oklusal dari sebuah akar atau implan (Harold W.Preiskel)4. Overdenture memiliki kelebihan dibandingkan complete denture pada kekuatan gigit, efektifitas mengunyah dan menahan tekanan, dan ketika ada beberapa gigi yang menahan beban kunyah maka jaringan pendukung akan lebih terjaga

Tujuan umum overdentureDengan menyisakan akar-akar geligi pada rahang dapat memperlambat atau mencegah resorpsi dari residual ridge, yang tak terelakkan (pasti terjadi) paska ekstraksi gigi.

Pertimbangan klinis penggunaan overdentures1. Kondisi periodontal dan prognosisnya2. Distribusi geligi yang tersisa3. Oral hygene4. Kondisi residual ridge5. Fungsi neuromuskular6. Riwayat kesehatan umum

Pertimbangan non klinis penggunaan overdentures1. Sikap pasien terhadap pemakaian overdenture (keoperatifan)2. Kondisi finansial pasien3. Status psikososial

Indikasi overdentures:1. Dilakukan pada kasus proyeksi anterior yang berlebih pada alveolar ridge pada maxilla/ untuk pengurangan processus alveolar yang mengalami elongasi2. Paling banyak dilakukan pada maloklusi kelas II divisi I3. Untuk mengeluarkan pus dari suatu abses pada gigi4. Untuk preparasi rahang untuk tujuan prostetik memperkuat stabilitasdan retensi GT5. Menghilangkan alveolar ridge yang runcing6. Menghilangkan tuberositas untuk mendapatkan prutesa yang stabil dan enak dipakai7. Untuk eksisi eksostosis8. Menghilangkan interseptal bone disease9. Untuk undercut10. Untuk keperluan perawatan endodontik, bila pemakaian orto tidak maksimal11. Untuk penyakit perio yang parah yang mengakibatkan kelangan sebagian kecil tulang alveolar12. Ektraksi gigi yang traumatik, maupun karena trauma eksternal13. Tersisa paling sedikit satu gigi yang masih dapat dipertahankan. 14. Kebersihan mulut yang cukup baik untuk menghambat atau mencegah karies yang cepat atau kerusakan jaringan periodontal. 15. Jika prognosa untuk pemakaian gigi tiruan lengkap yang buruk karena adanya resorpsi linggir yang berat, xerostomia, refleks muntah yang berat, kemampuan belajar yang kurang, faktor psikologis dll. 16. Kerusakan gigi tersisa akan menjadi lebih parah oleh tipe perawatan yang lain. 17. Tidak ada tipe perawatan prostetik yang menjanjikan hasil perawatan yang lebih baik, sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Kontra indikasi overdentures:1. Apabila pembuatan gigi tiruan dengan metode lain prognosanya lebih baik2. Bila pasien tidak dapat memelihara gigi penyangga dan jaringan sekelilingnya, sehingga kehilangan gigi-geligi tidak dapat dihindarkan.3. Overdenture kontraindikasi ketika metode lainnya sanggup memberikan hasil lebih baik.4. Secara psikologis pasien tidak dapat menerima tipe denture lepasan.5. Ketika pasien tidak dapat menjaga gigi penyangga dan jaringan periodontal disekitarnya.

Examination, Diagnosis and Treatment Planning 1. History and Recordsa. Medical HistoryPenyakit debilitating dan gangguan psikiatri bisa mengganggu kemampuan pasien untuk bisa menjaga kebersihan mulut. Kedua hal ini merupakan kontraindikasi pembuatan overdenture.b. Dental HistoryPerlu diketahui bagaimana usaha yang dilakukan pasien dirumah dalam menjaga kebersihan mulut meliputi metode, material dan frekuensi untuk melihat status oral hygiene pasien.pasien dengan oral hygiene yang baik memiliki prognosis penggunaan overdenture yang lebih baik.c. Pretreatment RecordsCetakan akurat untuk diagnose digunakan untuk sumber informasi pemilihan gigi abutment. Oklusi harus dianalisis untuk melihat apakah ada kontak oklusal yang deflektif. Informasi yang diperoleh dari cetakan diagnostic adalah hubungan antar rahang, tuberositas, tori, ruang denture yang tersedia, undercut pada jaringan dan ukuran untuk panduan penyusunan gigi.2. Examinationa. Visual and Digital ExaminationYang perlu diperiksa secra visual adalah rongga mulut, lidah, gigi, bibir, mukosa bukal, gingival, dasar mulut, palatum lunak dank eras dan dilihat apakah ada perubahan yang disebabkan keadaan patologis pada bagian tersebut.Pemeriksaan digital untuk melihat eksostosis, ridge mylohyoid yang tajam, dan tuberositas yang displaceable. Adanya undercut pada jaringan harus dikoreksi secara bedah sebelum perawatan overdenture.b. Dental ExaminationLesi karies dan restorasi harus dicatat. Gigi hilang dan kondisi ruangnya harus diperhatikan. Oklusi, adanya kebiasaan bruxism atau kebiasaan lidah yang kurang baik juga harus dilihat. c. Periodontal ExaminationAdanya kehilangan tulang dan periodontal pocket merupakan karaokteristik dari penyakit periodontal.d. Radiographic ExaminatiuonPeriapikal radiografi digunakan untuk seleksi pemilihan gigi abutment. Sedangkan foto panoramic penting untuk melihat apakah dukungan tulang terdesia, gigi impaksi, ritasi mahkota-akar, patologi apical, lesi radiolusen dan radiopak, status perawatan endodontic sebelumnya, potensi perawatan endodontic dan keadaan jaringan periodonsium. 3. KonsultasiDokter gigi harus melakukan konsultasi dengan periodontist dan endodontist terkait perawatan pada gigi abutment.4. DiagnosisDiagnosis ditegakkan dari hasil cetakan, pemeriksaan radiograf, riwayat pasien, laporan laboratorium, pemeriksaan dan konsultasi.5. Treatment Planninga. Patient ConferenceSemua prosedur perawatan yang akan dilakukan harus dijelaskan kepada pasien, meliputi lama perawatan, rasa ketidaknyamanan, risiko, metode alternative perawatan dan tujuan serta keuntungannya.b. Tipe Denture Immediate overdenture Transitional overdenture Remote overdenturec. Abutment SelectionGigi yang akan dijadikan abutment harus dievaluasi : Status periodontalGigi abutment harus memiliki mobilitas gigi yang minimal, dukungan tulang yang adekuat dan bisa dilakukan perawatan periodontal. Kavitas kariesIdealnya ggi abutment tidak atau memiliki karies yang minimal. Potensial perawatan endodonticPerawatan endodontic direkomendasikan untuk gigi abutment overdenture. Kesuksesan perawatan ini memiliki kontribusi pada estetik dengan adanya reduksi gigi abutment dan menggantinya dengan ukuran dan bentuk yang hampir sama. Pertimbangan posisiGigi abutment pada satu rahang bisa memberikan distribusi tekanan yang idela seperti 2 kaninus dan 2 premolar kedua dalam 1 lengkung rahang.

Pemilihan gigi penyanggaMenurut Brewwer AA, dkk. Pemilihan gigi penangga didasarkan pada kriteria:1. Status periodontal Gigi penyangga harus memiliki periodontal yang sehat sebelum overdenture dibuat. Kriteria: Tanpa saku periodontal yang dalam (kurang dari 3 mm dari apeks) Ketinggian tulang yang cukup (apabila kurang dari 25% maka gigi dicabut) Mempunyai gingiva cekat yang lebar Pergerakannya tidak bertambah setelah diperpendek.2. Aktivitas karies Sebaiknya dipilih gigi-geligi tanpa karies, namun gigi-geligi yang sudah diserang karies bukan merupakan kontraindikasi sebagai gigi penyangga.3. Potensi untuk perawatan endodontik Setiap gigi yang dapat dirawat endodontik dapat dijadikan sebagai gigi penyangga overdenture, namun bila gigi berakar tunggal lebih disukai karena lebih sederhana dan gigi2 tersebut (canin dan premolar) dapat menahan banyak tekanan pengunyahan. Rasio mahkota-akar diperbaiki setelah perawatan ortho. Perawatan ini memungkinkan penggunaan gigi yang malposisi, mobilitas, gigi yang sudah mengalami hemiseksi dan amputasi akar.4. Pertimbangan letak gigi penyangga Adanya gigi-geligi pada 2 sisi dari lengkung rahang akan lebih baik, hal ini memberi stabilitas pada lengkung rahang yang berseberangan. Tujuan dari pembuatan overdenture adalah untuk mempertahankan tulang rahang dari resopsi, maka gigi penyangga yang dipilih sebaiknya memiliki antagonis yang asli. Idealnya situasi yang paling baik adalah memiliki 4 gigi penyangga pada setiap rahang, misalnya 2 kanin dan 2 premolar. Penyebaran ini memungkiinkan stabilitas dan dukungan maksilmal pada overdenture yang benar-benar didukung oleh gigi. Bila terdapat 3 gigi penyangga diusahakan untuk memperoleh keadaan dimana terdapat 1 gigi penyangga di depan sedangkan yang lain di bagian sisi kiri dan kanan, tetapi apabila hanya terdapat 2 gigi penyangga makan lebih baik posisinya pada kedua sisi rahang untuk menciptakan dukungan yang optimal. Gigi-gigi insisiv bawah dan insisiv 2 atas tidak ideal sebagai penayangga karen apermukaan ligamen periodontalnya lebih sempit. Selain itu, kenyataannya bahwa pencabutan gigi-gigi ini dapat menghilangkan perlunya membersihkan gigi penyangga yang berdekatan. Gigi penyangga yang tidak berdekatan biasanya hasilnya lebih baik. Satu kanin dan satu premolar pertama berdekatan , tidak memberikan dukungan yang lebih daripada satu gigi penyangga. Kadang-kadang gigi penyangga yang berdekatan lebih sulit bagi pasien untuk membersihkannya dan keberadaannya menyulitkan penyusunan gigi pada overdenture.

Persiapan rongga mulut sebelum OverdentureProsedur PeriodontalMerupakan hal yang paling penting dalam persiapan sebelum membuat overdenture, dalam prosedur ini akan mempengaruhi apakah jaringan periodontium dapat terjaga tetap sehat dalam menahan tekanan dari overdenture.Terdapat 2 tindakan1. Initial therapy (hygiene phase)Tahapan untuk membersihkan rongga mulut melalui dental prophylaxis, scaling, root planning, excavasi karies dan tambalan sementara, eliminasi iritasi gingiva iatrogenic, eliminasi trauma karena denture yang kurang pas, instruksi untuk meningkatkan OH.2. Periodontal surgeryKetika initial therapy sudah tercapai dan hasilnya positif, maka periodontal surgery bisa dilakukan, diantaranya yaitu: Root planning dengan akses visual langsung Reduksi poket periodontal dengan gingivektomi atau flap Surgical untuk pemanjangan mahkota Melebarkan attached gingiva melalui mucogingival surgeryKonsekuensi jika tidak dilakukan prosedur periodontal Perdarahan, resesi gingiva, Inflamasi gingiva, tarikan dari moveable mucosa3. Akibat persiapan periodontal yang tidak sempurna Perdarahan disertai inflamasi gusi di sekitar gigi penyangga. Resesi gusi: jaringan rusak yang terinflamasi selama preparasi selama preparasi gigi secara perlahan akan membaik dan resesi gusi muncul.Hiperplasi gusi dan jaringan granulasi bertambah.

Prosedur prostetik tahap awal Tujuan: untuk menoong jaringan pendukung GT dan sistem neuromuskular sehingga kondisinya menjadi baik yang memungkinkan untuk menerima adanya suatu overenture. Prosedur prostetik meliputi: (penjelasan pada makalah) Perubahan suatu GT sebagian menjadi overdenture provisional/sementara Modifikasi GT yang sudah ada Perawatan awal dengan suatu GTSL Prosedur diagnostik fungsional

Prosedur bedah Urutan prosedur bedah yang mungkin diperlukan dalam mempersiapkan pasien untuk memakai overdenture meliputi hampir seluruh tindakan bedah mulut, misalnya pada hasil foto radiologis 25 % kasus menunjukkan temuan yang memerlukan tindakan bedah seperti fraktur ujung kara gigi, gigi impaksi, kista, dan kelainan lain/ di atas tulang. Meliputi: Pencabutan gigi yang sudah tidak bisa diharapkan lagi. Nila dilakukan tindakan tersebut, maka manfaatnya harus diambil untuk meningkatkan kondisi periodontal dari gigi-gigi tetangganya yang diselamatkan yaitu dengan cara skalling terbuka/tertutup, eksisi/flap. Koreksi bedah prostetik dari jaringan lunak seperti: eksisi fibroma, frenektomi labial dan bukal dan memperdalam vestibulum seringkali diperlukan dalam mempersiapkan lingir dengan kehilangan sebagian gigi intuk menerima suatu overdenture. Setiap intervensi bedah menghasilkan beberapa resopsi tulang lokal dan pengerutan mukosa. Untuk alasan ini, maka pembedahan harus direncanakan sejak awal paling tidak bulan sebelum protesa definitif.

Prosedur endodontik Perawatan endodontik diperlukan karena gigi akan diperpendek sampai hampir setinggi gusi/ karena bagian dari saluran akar memerlukan suatu pasak/sekrup/ karen agigi non vital dan tidak terdapat pengisian SA yang sempurna. Guttap point digunakan dengan suatu sealer SA yang menambah kepastian penutupan lengkap dari saluran akan tetapi hal-hal berikut harus diperhatikan: Saat saluran akar diekskavasi untuk membentuk suatu ruang, maka guttap point tidak boleh seluruhnya terangkat. Perhatian khusus harus dilakukan saat preparasi ruang untuk pasak di dekat apeks untuk memastikan bahwa tidak terjadi perdorongan guttap ke apeks.

Tipe - tipe Overdenturesa. Immediate Overdenture Dibuat untuk insersi segera setelah kehilangan beberapa gigi. Digunakan ketika pasien memiliki banyak gigi yang tidak bisa diharapkan. Gigi penyangga dipilih dan dirawat, dan overdenture diinsersikan sebagai penggantian segera. Dapat digunakan untuk beberapa tahun. Sebagian besar pasien dapat menerima immediate overdenture.

b. Transitional Overdenture Diperoleh dengan mengubah denture sebagian lepasan yang sudah ada.

c. Remote Overdenture Dibuat untuk insersi pada beberapa rentang waktu yang jauh dari kehilangan gigi. Untuk pasien dengan gigi yang sedikit tersisa, yang semuanya dijadikan penyangga. Gigi penyangga dapat dirawat endodontik, dipreparasi, dan diberikan coping pelindung sebelum remote overdenture dibuat.

Elemen-elemen Pendukung Overdenture Unsur-unsur pendukung overdenture adalah semua yang berperan menyalurkan daya kunyah ke periodontal. Metode yang paling sederhana dan murah untuk menambah dukungan pada overdenture dari giig tersisa adalah menutup akar yang telh dirawat endo dengan amalgam,komposit, atau GIC. Akar-akar gigi yang hanya berperan sebagai unsur pendukung sering kali ditutup koping emas pelindung untuk mencegah karies. Jika gigi penyangga telah dipendekkan sampai setinggi gusi, koping harus dihubungkan ke saluran akar oleh sebuah post atau inlay sentral. Jika gigi yang telah dipreparasi berada pada beberapa milimeter di atas puncak linggir, koping emas tidak memerlukan tambahan retensi dari pasak. Pada pasien usia lanjut, pulpa telah menyusut sehingga gigi dapat dipendekkan tanpa devitalisasi. Koping akar berbentuk kupah juga dapat dipertimbangkan bila ruangan yang tersedia tidak cukup untuk kaitan dan tambahan retensi gigi tiruan sama sekali tidak diperlukan. Mempertahankan akar gigi pada tempatnya sebagai unsur pendukung membantu mempertahankan kontur linggir sehingga penampilan gigi tiruan jauh lebih baik. Untuk pendukung seperti itu, dapat menciptakan stabilitas yang lebih baik untuk protesa dengan menambah permukaan dukungan periodontal. Unsur pendukung tersebut tidak memperlihatkan seberapa banyak unsur pendukung di atas gusi, unsur pendukung menonjol di atas gusi,unsur pendukung mengalami sedikit atau tanpa daya memotong. Untuk alasan inilah akar dengan keterlibatan perio yang beratpun dapat berguna untuk jangka panjang sebagai unsur pendukung dengan syarat akar tersebut telah mendapat perawatan periodontal yang tepat.

PrognosisPrognosis tergantung dari bagaimana pasien memelihara kebersihan mulut paska insersi overdenture

Keuntungan dan Kerugian Overdenture1. Keuntungana. Fungsi stabilitas yang lebih bakb. Retensi baikc. Peningkatan efisiensi pengunyahan karena stabilitas dan retensi yang baikd. Tekanan pada mukosa berkurange. Mudah beradaptasif. Mudah untuk diperbaikig. Bisa dibentuk roofless pada overdenture maksilah. Estetik baiki. Prosedur yang familiar bagu teknisi dan dokter gigij. Memudahkan pengukuran dimensi oklusi vertical2. Kerugiana. Mahalb. Bulky daripada fixed atau removable partial denturec. Beberapa pasien lebih memilih fixed partial dentured. Bila pasien tidak bisa menjaga kebersihan mulut, akan terjadi karies dan penyakit periodontale. Adanya soft tissue undercuts berpengaruh pada kurannya retensi dan buruknya estetikf. Breakage of denture tipis dan tekanan terkonsentrasi diatas abutments

Follow up care for the overdenture patientRoot Caries Terjadi pada lebih dari 30% gigi abutment yang tak terlindungi dan 15% dari mereka tidak ditutupi oleh root copings. Faktor yang mendukung onset karies akar : kehilangan periodontal attachment, asupan tinggi dari karbohidrat yang difermentasi dan xerostomia karena sebab apapun. Diagnosis dan pencegahan: Aplikasikan flouride harian baik dengan flouride rinsing solution atau dengan flouride gel. Gel dapat diaplikasikan secara langsung pada abutment dengan jari, sikat gigi/ujung kapas atau tidak secara langsung dengan melapisi bagian dalam denture sebelum ditempatkan. Karies terdeteksi dengan explorer saat pemeriksaan klinis. Ro: hanya menentukan lokasi lesi pada permukaan proximal, membantu menentukan kedalamannya. Terapi: Localized supra-alveolar root caries: biasanya dapat diekskavasasi dan kerusakan dirawat dengan material restorasi. Posisi kavitas mengakibatkan kesulitan teknik manipulasi filling material tanpa kontaminasi. Extensive supra-alveolar lesion, yang berada di bawah root copings jarang bisa dirawat dengan direct restorasi. Prognosis Perawatan karies infra-alveolar : jarang menguntungkan terutama jika dinding dari post space terlibat. Di sini, biaya-manfaat-ratio pengobatan harus dievaluasi bahkan lebih kritis daripada dalam kasus lesi extensive supra-alveolar.

Periodontal follow-up careRecall examination Kontrol pasien untuk deteksi awal periodontal dan lesi karies sangat penting untuk overdenture pasien. Kontrol I dijadwalkan 3 bulan setelah penempatan prosthesis. Setelah itu interval kontrol ditentukan situasi individu. Jika OH optimum, periodontal resistance baik dan tidak ada masalah dengan interaksi prosthetic ,intervalnya 12 bulan. Pada semua kasus lain, kontrol tiap 6 bulan. Pemeriksaan periodontal meliputi evaluasi kebersihan pasien dari abutment dan denture, pengukuran kedalaman poket dan pergerakan gigi, menentukan lebar attachment gingiva dan derajat inflamasi marginal gingiva. Ro berkala pada gigi abutment membantu prognosisnya.

Maintenance therapy Perawatan perodontal maintenance melibatkan lebih dari menghilangkan plak dan kalkulus. Juga hampir selalu diperlukan memotivasi dan menginstruksi perawatan yang baik di rumah pada pasien. Waktu faktor penting. seberapa cepat lesi periodontal berkembang berhubungan dengan kualitas OH dan tingkat stres pada gigi yang dikenai. Penentuan prosedur periodontal lebih lanjut berdasarkan faktor yang sama yang dipertimbangkan dalam evaluasi dan fase preliminary treatment Setelah evaluasimenentukan prognosis lebih lanjut dari penyakit dan memperkirakan keefektifan periodontal surgery dalam memperpanjang service life dari prosthesis.

Evaluasi pertimbangan

Proses perencanaan terdapat 3 faseFase 1 menentukan sisa gigi yang memiliki prognosis baik dan burukFase 2 Menentukan kegunaan dan kemanfaatan untuk mempertahankan gigi dari gigi yang berprognosis baik (ditentukan oleh lokasi)Fase 3 Menentukan rencana perawatan sesuai gigi yang tersisa dan bentuk yang direncakan