bahaya insektisida

Upload: gek-ujik

Post on 19-Jul-2015

441 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DAMPAK NEGATIF SIFAT INSEKTISIDA TERHADAP LINGKUNGAN BIOTIK DAN ABIOTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insektisida masih banyak digunakan dalam bidang pertanian maupun non-pertanian. Insektisida kerap dimanfaatkan untuk membunuh hama serangga yang dianggap merugikan, namun insektisida memiliki sifat khusus terutama sifat toksik yang mengakibatkan terbunuhnya organisme-organisme yang bermanfaat bagi lingkungan. Insektisida juga memiliki sifat persisten. Yang dimaksud sifat persisten ialah sifat kebal yang diekspresikan oleh serangga terhadap insektisida sehingga serangga-serangga yang merugikan tidak dapat terbunuh oleh insektisida. Terdapat beberapa jenis insektisida yang memiliki kadar toksisitas yang cenderung berbeda-beda. Bagaimanapun juga, apabila sifat toksisitas insektisida terakumulasi dalam lingkungan dalam jumlah yang banyak, sangatlah memungkinkan apabila lingkungan akan mudah terkontaminasi yang kemudian akan berefek pada organisme secara keseluruhan yang terkena dampak insektisida, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan 1.4 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Insektisida Insektisida merupakan salah satu jenis pestisida yang sering digunakan untuk membunuh hama atau serangga pada bidang pertanian. Dilihat dari akar katanya, insektisida berasal dari kata insecta dan sida. Insecta berarti serangga, dan sida berarti pembunuh. Insektisida adalah sejenis senyawa kimia beracun yang dapat meracuni serangga melalui mekanisme tertentu. 2.2 Sifat-Sifat dari Berbagai Jenis Insektisida 2.2.1 Terdapat jenis insektisida yang melakukan kontak dan racun kontak dan segera bereaksi pada urat saraf serangga atau hama tanaman sehingga menimbulkan kematian. 2.2.2 Terdapat jenis insektisida yang mematikan lambung dan racun perut segere bereaksi pada alat pencernaan serangga atau hama tanaman sehingga menimbulkan kematian. 2.2.3 Terdapat jenis insektisida yang mengganggu atau mematikan sistem pernafasan serangga atau hama tanaman. 2.2.4 Terdapat jenis insektisida yang efek residunya tahan lama, insektisida yang disemprotkan daya bunuhnya tetap akan aktif walaupun disemprotkan hanya satu kali yang bertahan sampai satu minngu. 2.2.5 Terdapat jenis insektisida yang daya penyerapan atau pemasukannya ke dalam jaringan daun lebih aktif daripada insektisida lain. 2.2.6 Terdapat jenis insektisida yang sistemik, apabila dilarutkan akan diserap oleh tanaman sehingga hama tanaman yang menghisap zat cair akan segera mati. 2.2.7 Terdapat jenis insektisida yang dapat mematikan bakal serangga atau ulat sejak masih dalam kandungan telur. 2.2.8 2.2.9 Terdapat jenis insektisida yang khusus untuk mematikan tungau (Acarisida) Terdapat jenis insektisida yang khusus untuk mematikannematoda (Nematisida)

2.3 Mekanisme atau Distribusi Insektisida dalam Tanah a. Insektisida

Sistemik

Insektisida sistemik diserap oleh bagian-bagian tanaman melalui stomata, meristem akar, lentisel batang dan celah-celah alami. Selanjutnya insektisida akan melewati selsel menuju ke jaringan pengangkut baik xylem maupun floem. Insektisida akan meninggalkan residunya pada sel-sel yang telah dilewatinya. Melalui pembuluh angkut inilah insektisida ditranslokasikan ke bagian-bagian tanaman lainnya baik kearah atas (akropetal) atau ke bawah (basipetal), termasuk ke tunas yang baru tumbuh. Serangga akan mati apabila memakan bagian tanaman yang mengandung residu insektisida.b. Insektisida

Non-sistemik

Insektisida non sistemik tidak dapat diserap oleh jaringan tanaman, hanya menempel pada bagian luar tanaman. Lamanya residu insektisida yang menempel pada permukaan tanaman tergantung jenis bahan aktif (berhubungan dengan presistensinya), teknologi bahan dan aplikasi. Serangga akan mati apabila memakan bagian tanaman yang permukaannya terkena insektisida. Residu insektisida pada permukaan tanaman akan mudah tercuci oleh hujan dan siraman, oleh karena itu dalam aplikasinya harus memperhatikan cuaca dan jadwal penyiraman.c. Insektisida

Sistemik

Lokal

Insektisida ini hanya mampu diserap oleh jaringan daun, akan tetapi tidak dapat ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya (efek translaminar). Insektisida yang jatuh ke permukaan atas daun akan menembus epidermis atas kemudian masuk ke jaringan parenkim pada mesofil (daging daun) dan menyebar ke seluruh mefosil daun (daging daun) hingga mampu masuk kedalam sel pada lapisan epidermis daun bagian bawah (permukaan daun bagian bawah). 2.3 Phyrethroids Pyrethroids adalah insektisida sintetik yang merupakan turunan dari 6 pyrethrin alami yang diisolasi dari pyrethrum (ekstrak tanaman bunga Chrysanthemum cinerariaefolium). Struktur Pyretroids di Pasaran Toksisitas Insektisida terhadap Serangga vs Mamalia Jenis Insektisida Rata2 LD50 (ug/g) Mamalia (tikus) Serangga

Karbamat Organofosfor Organoklorin Tetramethrin Deltamethrin Fenvalerate Pengembangan terhadap turunana pyrethrin terus dilakukan setelah diketahui bahwa turunan yang ada dipasaran masih sangat beracun bagi ikan. Sehingga dilakukan modifikasi struktur menjadi senyawa silafluofen. Senyawa ini memiliki toksisitas 106 kali lebih rendah daripada senyawa deltamethrin. 2.2 Neonicotinoids Neonicotinoid adalah insektisida yang mempunyai kemiripan struktur dengan nikotin. Aktivitas insektisidalnya sangat luas khususnya terhadap serangga penghisap dan pengunyah, dengan taraf penggunaan yang rendah melalui mekanisme kerja model baru dengan cara interaksi dengan reseptor target nicotinic acetylcoline (nAChRs). Insektisida ini tidak menyebabkan resisten silang terhadap serangga lainnya, serta toksisitasnya selektif dengan toksisitas akut rendah terhadap mamalia, burung, ikan. Akan tetapi menunjukkan toksisitas menahun terhadap mamalia. Imidacloprid Acetamiprid Nitenpyram Generasi I: turunan chloronicotinyl Generasi II: turunan thianicotinyl Generasi III: turunan furanicotinyl 2.3 Spinosyns dan Spinosoids Spinosyn adalah suatu metabolit sekunder, kelas baru lakton turunan makrolida dengan suatu rangka penyusun 21-karbon tetrasiklik yang dihasilkan dari suatu kultur actinomycete Saccharopolyspora spinosa. Ada 22 jenis spinosyn yang sudah ditemukan berdasarkan perbedaan derajat metilasinya. Potensi insektisidanya luar biasa terutama terhadap golongan serangga lepidopterans dan dipterans dengan efisiensi terkadang sama dengan pyrethroid. Toksisitas akutnya rendah terhadap mamalia dan burung. 2.4 Insect Growth Regulators (IGRs)

Insect Growth Regulators (IGRs) atau pengatur tumbuh serangga merupakan senyawa yang merubah proses pertumbuhan normal serangga sehingga bisa digunakan untuk mengontrol populasi serangga dengan mekanisme menggangu metamorfosis, embryogenesis atau reproduksi serangga. IGrs ini memiliki toksisitas rendah terhadap mamalia dan merupakan insektisida spesifik terhadap suatu spesies. Proses kerjanya lambat dan terkadang stabilitasnya rendah. - Nikkomycin; dihasilkan dari kultur Streptomyces tendae, sebagai inhibitor sintesis kitin paling kuat - Difluorobenzuron; adalah inhibitor dengan efisiensi tinggi dan selektif terhadap tingkat larva lepidopteran, tidak bersifat akut dan kronis, aman bagi ikan dan invertebtara akuatik - Heksaflumuron; menunjukkan aktivitas kuat terhadap larva anai-anai - Senyawa beraktivitas antifeedant terhadap larva beberapa serangga seperti Pseudaletia separata, Pieris rapae, Plutella xylostella dan Bombyx mori. 2.5 Neem-based Insecticides : Azadirachtin Senyawa ini adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan yang bersifat toksik terhadap serangga. Lebih dikenal dengan istilah Botanical Insecticide. Contoh lain adalah seperti rotenone, d-limonene, sabadilla, ryania, pyrethrum dan nicotin. 12 Azadirachtin ini merupakan insektisida botani yang paling bagus dengan aktivitas terhadap lebih dari 200 spesies serangga. Aktivitas yang dimilikinya antara lain sebagai antifeedant, IGRs, mengganggu kesuburan, membunuh serangga fitofagus tanpa membunuh serangga menguntungkan. Masa hidup azadirachtin ini pendek dan mudah terurai dengan toksisitas rendah terhadap mamalia, walaupun toksik terhadap ikan dan invertebrata di perairan.

2.4 Dampak Insektisida Terhadap Lingkungan AbiotikAdapun menurut tanah, dampak negatif keseragaman antara lain ekositem adalah terhadap lingkungan, kesuburan serangga

Sudarwohadi, terbunuhnya

menurunkan

banyak

organisme

bermanfaat-seperti

parasitoid, pengurai atmosfer.

predator, sisa-sisa

penyerbuk tanaman-serta

tanaman, memberi

lebah

madu,

dan

binatang terhadap

dampak

negatif

2.5 Dampak Insektisida terhadap Lingkungan Biotik

2.6 Cara Penanggulangan Dampak Negatif Insektisida

BAB III PENUTUP 3.1 3.2 Simpulan Saran