bahasa indonesia (pnj) 1

37
II. EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN 2.1 Pengertian Ejaan Ejaan adalah kaidah atau aturan tentang cara menggambarkan bunyi bahasa (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf dan lambang) serta penggu-naan tanda baca. Ejaan yang Pernah Berlaku di Indonesia Perubahan Ejaan . . . –-1901 digunakan huruf Arab (Jawi) dan berbagai huruf daerah (Batak, Sunda, Jawa, Bali, Bugis, dan sebagainya) 1901—1947 Ejaan van Ophuysen 1947—1972 Ejaan Suwandi (Republik) 1972—kini Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Ejaan van Ophuysen Ejaan Suwandi oe boekoe, itu ana’, ma’loem ma’af, Joem’at u buku, itu k anak, maklum maaf, Jum’at di, ke, dari tidak ada kaidah yang mengatur nya dirumah, diambil di Bandung kepasar, ke Bali dari rumah, dari Bandung Tanda baca (tidak ada aturannya) Tanda baca (tidak ada aturannya)

Upload: state-polytechnic-of-jakarta

Post on 25-Jun-2015

439 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahasa indonesia (pnj) 1

II. EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN

2.1 Pengertian Ejaan

Ejaan adalah kaidah atau aturan tentang cara menggambarkan bunyi bahasa (kata,

kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf dan lambang) serta penggu-

naan tanda baca.

Ejaan yang Pernah Berlaku di Indonesia

Perubahan Ejaan

. . . –-1901 digunakan huruf Arab (Jawi) dan berbagai huruf daerah

(Batak, Sunda, Jawa, Bali, Bugis, dan sebagainya)

1901—1947 Ejaan van Ophuysen

1947—1972 Ejaan Suwandi (Republik)

1972—kini Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

Ejaan van Ophuysen Ejaan Suwandi

oe boekoe, itu

‘ ana’, ma’loem

‘ ma’af, Joem’at

u buku, itu

k anak, maklum

maaf, Jum’at

di, ke, dari tidak ada kaidah yang

mengaturnya

dirumah, diambil

di Bandung

kepasar, ke Bali

dari rumah, dari Bandung

Tanda baca (tidak ada aturannya) Tanda baca (tidak ada aturannya)

EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

Perubahan ejaan dari Ejaan Suwandi ke Ejaan yang Disempurnakan menyangkut

perubahan huruf (lambang bunyi), perubahan morfologi, dan penggunaan tanda

baca.

Page 2: Bahasa indonesia (pnj) 1

Perubahan huruf:

Penggunaan huruf:

tj → c

dj → j

j → y

nj → ny

ch → kh

sj → sy

Pelengkapan abjad: mengakui huruf f, v, x, dan z

Perubahan nama huruf: meliputi perubahan nama huruf c /ce/, j /je/, y /ye/,

dan q /ki/

Perubahan morfologi:

di, ke, dari (ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya)

di- , me-, ke- (ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya)

di kantor ke kantor dari kantor

di mana ke mana dari mana

di Bali ke Bali dari Bali

dikasihi mengasihi kekasih

diketuai mengetuai ketua

dikehendaki menghendaki kehendak

2.2 PEMAKAIAN HURUF

A. Huruf Abjad

Abjad yang dipakai dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan terdiri

atas huruf berikut. Nama tiap huruf disertakan di kolom ketiga.

1

Page 3: Bahasa indonesia (pnj) 1

HurufNama PengucapanKapital Kecil

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

M

N

O

P

Q

R

S

T

U

V

W

X

Y

Z

a

b

c

d

e

f

g

h

i

j

k

l

m

n

o

p

q

r

s

t

u

v

w

x

y

z

a

be

ce

de

e

ef

ge

ha

i

je

ka

el

em

en

o

pe

ki

er

es

te

u

ve

we

eks

ye

zet

a

é

éf

ha

i

ka

él

ém

én

o

ki

ér

és

u

éks

zét

B. Huruf Vokal

Huruf vokal dalam bahasa Indonesia ada lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.

2

Page 4: Bahasa indonesia (pnj) 1

HurufVokal

Contoh Pemakaian Vokal dalam KataPosisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir

aéeiou

apienakemasituolehulang

padipetakkenalimakotabumi

lusasoretipemurniradioibu

C. Huruf Konsonan

Huruf konsonan dalam bahasa Indonesia berjumlah 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

HurufKonsonan

Contoh Pemakaian Konsonan dalam KataPosisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir

bcdfghjklmnpqrstvwxyz

badancakapdasifakirgunaharijalankamilekasmatanamapapanqariahraihsaputalivariasiwaktuxenonyakinzakat

sebutkacabedakafantigasahammanjapakaialaszamantanahkapaniqrabaramisalmatalavajiwa-payunglazim

adab-abadmaafgudegsawahmikrajbatikakaldiamdaunsiap-pintartangkasrapatmolotovtakraw--Juz

3

Page 5: Bahasa indonesia (pnj) 1

D. Huruf Diftong

Dalam bahasa Indonesia ada tiga diftong, yaitu ai, au, dan oi.

E. Gabungan Huruf Konsonan

Dalam bahasa Indonesia ada empat gabungan huruf konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan

sy yang melambangkan satu bunyi.

Gabungan

Huruf

Konsonan

Contoh Pemakaian Gabungan Konsonan

dalam Kata

Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir

kh

ng

ny

sy

Khusus

ngarai

nyata

syarat

akhir

bangun

banyak

musyawarah

tarikh

senang

-

Arasy

F. HURUF KAPITAL

1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Misalnya:

Mereka belajar bersama.

Mahasiswa Tingkat I berjumlah 65 orang.

Kita harus bekerja keras.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.

Misalnya:

Muhammad Yunus Sajamin

Amir Hamzah

Halim Perdanakusumah

Huruf

Diftong

Contoh Pemakaian Diftong dalam Kata

Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir

ai

au

oi

ainulyakin

audit

oi

balairung

taufik

boikot

pandai

harimau

amboi

4

Page 6: Bahasa indonesia (pnj) 1

Alessandro Volta

André-Marie Ampere

Rudolf Diesel

Catatan:

(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang

dipakai sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya:

mesin diesel

10 volt

5 ampere

(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang

bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, dan van.

Misalnya:

Abdul Aziz bin Rahman

Siti Salamah binti Salim

Charles Andriaan van Ophuysen

3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat petikan langsung.

Misalnya:

Bu Guru bertanya, “Mengapa kamu terlambat?”

“Mengapa kamu terlambat?” tanya Bu Guru.

“Warga kami,” kata Bu Nani, “ada yang terjangkit demam berdarah.”

“Warga kami ada yang terjangkit demam berdarah,” kata Bu Nani.

Kata Bu Nani, ”Warga kami ada yang terjangkit demam berdarah.”

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci,

dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.

Misalnya:

Islam Kristen Allah

Yang Mahakuasa Yang Mahaadil Yang Maha Pengasih

Ya, Allah, berilah hamba-Mu ini kekuatan dalam menghadapi musibah yang

Engkau cobakan kepadaku!

Kami percaya akan adanya kitab Taurat, Zabur, Injil, dan Quran (Alquran).

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, gelar

keturunan, gelar keagamaan, dan gelar akademik yang diikuti nama orang atau

yang dipakai sebagai sapaan.

5

Page 7: Bahasa indonesia (pnj) 1

Misalnya:

Sultan Hasanuddin Mahaputra Yamin

Haji Makmun Imam Syafei

Raden Ajeng Kartini Doktor Mohammad Hatta

Daeng Buya

Profesor Dokter

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat

yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang, nama

instansi, atau nama tempat.

Misalnya:

Wakil Kepala SMA Negeri 8 Jakarta

Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gubernur Sulawesi Barat

Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara

Bupati Mesuji mengadakan rapat mendadak. Dalam rapat itu Bupati

menginstruksikan kepada aparatnya untuk tetap waspada.

Dalam penelitiannya Prof. Dr. Mien A. Rifai berhasil merumuskan klasifikasi

jamur. Rumusan Profesor tentang klasifikasi jamur itu telah diakui dunia.

Catatan:

Nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk pada nama orang dan tidak

dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu tidak ditulis dengan huruf awal

kapital.

Misalnya:

Para gubernur sedang mengikuti rapat di Istana Bogor.

Divisi itu dipimpin oleh seorang mayor jenderal.

Dalam setiap kementerian ada seorang inspektur jenderal.

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan

bahasa.

Misalnya:

bangsa Eskimo suku Dani bahasa Bugis

Sebagai bangsa Indonesia, kita harus bangga memiliki bahasa Indonesia.

Catatan:

Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk

dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.

6

Page 8: Bahasa indonesia (pnj) 1

Misalnya:

pengindonesiaan kata asing

keingris-inggrisan

kejawa-jawaan

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,

dan peristiwa sejarah.

Misalnya:

Tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.

Dia lahir hari Jumat, 11 Safar 1369 Hijriah.

Hari Raya Idulfitri tahun ini jatuh pada hari Ahad.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Misalnya:

Asia Tenggara Benua Amerika

Provinsi Jambi Kabupaten Pandeglang

Catatan:

(1) Huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri tidak

ditulis dengan huruf kapital.

Misalnya:

Mereka berlayar ke teluk.

Anak-anak itu mandi di sungai.

(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak

ditulis dengan huruf kapital.

Misalnya:

jeruk bali (Citrus maxima)

kacang bogor (Voandzeia subterranea)

kacang dieng (Vicia faba)

nangka belanda (Anona muricata)

petai cina (Leucaena glauca)

Nama yang disertai nama geografi yang juga merupakan nama jenis dapat

dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompok-

nya.

Misalnya:

Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula

aren, gula tebu, dan gula anggur.

7

Page 9: Bahasa indonesia (pnj) 1

Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang

berbeda.

Contoh berikut bukan nama jenis.

Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik

Yogyakarta, dan batik Madura.

Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film

Jepang.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur

bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau

dokumen, kecuali kata seperti dan, oleh, atau, dan untuk.

Misalnya:

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 434/102/SJ Tanggal 18 April

1996 tentang Gerakan Penertiban Penggunaan Bahasa Asing

Perserikatan Bangsa-Bangsa

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata

ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta

nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang,

dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.

Misalnya:

Kami telah membaca novel Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.

Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,

pangkat, dan sapaan.

Misalnya:

S.E. sarjana ekonomi

S.H. sarjana hukum

S.Pd. sarjana pendidikan

M.A. master of art

M.Hum. magister humaniora

M.H. magister hukum

8

Page 10: Bahasa indonesia (pnj) 1

Dr. doktor

Prof. profesor

Sdr. saudara

Bpk. Bapak

Tn. Tuan

Ny. Nyonya

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan

kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, adik, dan

saudara yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.

Misalnya:

Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara, kami ucapkan terima kasih.

“Di mana Paman bertugas?” tanya gadis kecil itu.

Surat Adik sudah Kakak terima.

“Besok Paman akan datang,” kata Bibi.

Buku ini punya Ayah bukan punya Ibu.

Catatan:

(1) Istilah kekerabatan berikut bukan penyapaan atau pengacuan.

Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

(2) Kata ganti Anda yang dipakai sebagai sapaan ditulis dengan huruf awal

kapital.

Misalnya:

Sudahkah Anda selesaikan tugas Anda?

Usul Anda akan kami pertimbangkan.

Bagaimana pendapat Anda tentang musibah longsornya tanggul itu?

14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata seperti keterangan,

catatan, dan misalnya, yang didahului oleh dan/atau diikuti pernyataan lengkap

dan diikuti oleh paparan yang berkaitan dengan pernyataan tersebut. (Lihat

contoh pada IB, IF, dan IIF15.)

G. Huruf Miring

1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku dan nama majalah atau surat

kabar yang dikutip dalam tulisan.

Misalya:

9

Page 11: Bahasa indonesia (pnj) 1

Saya sudah membaca buku Negarakertagama karangan Prapanca.

Majalah Info Bisnis diminati masyarakat.

Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Karya.

Soewandi, Marianti C.M. Bimbingan dan Penyuluhan Klien

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak

Bacalah buku Hakikat Sufi dalam Al-Quran & As-Sunnah karangan Dr.

Muhammad bin Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali.

2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan

huruf, bagian kata, kata, kelompok kata, atau kalimat yang sedang dibicarakan

atau dibahas.

Misalnya:

Huruf pertama kata masyarakat ialah m.

Dia tidak menipu, tetapi ditipu.

Buatlah kalimat dengan menggunakan kata pemasyarakatan.

Telah saya katakan bahwa saya tidak sekali pun menyentuh barang bukti itu.

3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam

bahasa daerah atau bahasa asing.

Misalnya:

Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

Weltanschauung bermakna ’pandangan dunia’.

Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.

Catatan:

(1) Nama diri yang ditulis dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis

dengan huruf miring.

(2) Dalam naskah tulisan tangan atau ketikan (bukan komputer), bagian yang

akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.

H. Huruf Tebal

1. Huruf tebal dipakai untuk menuliskan judul bab, subbab, sub-subbab, dan

judul tabel dalam buku.

10

Page 12: Bahasa indonesia (pnj) 1

Misalnya:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Masalah

1.3 Tujuan dan Ruang Lingkup

1.3.1 Tujuan

1.3.2 Ruang Lingkup

2. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis

miring.

Misalnya:

Huruf dh seperti pada kata dharma tidak ada dalam bahasa Indonesia.

Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.

2.3 PEMAKAIAN TANDA BACA

A. Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan kalimat tanya atau kalimat

seru.

Misalnya:

Ayahku guru agama.

Hari Buruh Sedunia jatuh pada tanggal 1 Mei.

Marilah kita berdoa kepada Tuhan.

2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,

atau daftar.

Misalnya:

III. Departemen Pendidikan Nasional

A. Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar

B. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

C. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

D. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

b. 1. Patokan Umum

1.1 Isi Karangan

1.1.1 Pendahuluan

1.1.2 Analisis

1.1.3 Simpulan

11

Page 13: Bahasa indonesia (pnj) 1

1.2 Ilustrasi

1.2.1 Gambar

1.2.2 Tabel

1.2.3 Grafik

Catatan:

Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau

ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan

angka atau huruf.

3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang

menunjukkan waktu.

Misalnya:

pukul 9.24.35 (pukul 9 lewat 24 menit 35 detik)

4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang

menunjukkan jangka waktu.

Misalnya:

5.20.35 jam (5 jam, 20 menit, 35 detik)

0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

0.0.25 jam (25 detik)

5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan

yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat penerbit.

Misalnya:

Aliana, Zainul Arifin et al. 1997. Ekspresi Semiotik: Tokoh Mitos dan

Legendaris dalam Tutur Sastra Nusantara di Sumatra Selatan. Jakarta:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

6a. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka ribuan atau kelipatannya yang

menunjukkan jumlah.

Misalnya:

Gempa di Yogyakarta menewaskan 1.235 jiwa.

Penduduk Indonesia sekarang lebih dari 220.000.000 jiwa.

6b. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan atau kelipatannya yang

tidak menunjukkan jumlah.

Misalnya:

Dia lahir pada tahun 1948 di kota Bengkulu.

Nomor rekening perusahaannya 4566487.

12

Page 14: Bahasa indonesia (pnj) 1

Nomor telepon kantornya (021)-4896558.

7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan

atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Misalnya:

Acara Kunjungan Presiden ke Eropa dan Amerika

Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD Negara RI Tahun 1945)

8. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau

(2) nama dan alamat penerima surat.

Misalnya:

Jalan Daksinapati Barat IV(tanpa titik)

Jakarta Timur (tanpa titik)

4 Mei 2007 (tanpa titik)

Yth. Sdr. Nunung Nurhayati (tanpa titik)

Jalan Sekip Ujung 45 (tanpa titik)

Palembang (tanpa titik)

B. Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur suatu pemerincian atau

pembilangan.

Misalnya:

Kami memerlukan uang, pakaian, air bersih, dan makanan.

Surat biasa, surat dinas, ataupun surat khusus memerlukan prangko.

Satu, dua, … tiga.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dan kalimat

setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi dan melainkan.

Misalnya:

Saya sudah berangkat pagi-pagi, tetapi jalan macet.

Mereka bukan siswa sekolah dasar, melainkan siswa sekolah menengah

pertama.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika

anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Misalnya:

13

Page 15: Bahasa indonesia (pnj) 1

Kalau diundang, saya akan datang.

Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.

Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus rajin membaca.

Catatan:

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat

jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.

Misalnya:

Saya akan datang kalau diundang.

Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.

Kita harus rajin membaca agar memiliki wawasan yang luas.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat

yang terdapat pada awal kalimat, termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi,

lagi pula, dengan demikian, sehubungan dengan itu, meskipun demikian,

walaupun begitu, akan tetapi, dan namun.

Misalnya:

Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh

beasiswa belajar di luar negeri.

Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi

bintang pelajar terus.

Dia anak orang berada. Meskipun demikian, dia tidak pernah berlaku

sombong kepada siapa pun.

5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru--seperti o, ya, wah,

aduh, kasihan, atau hai—dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu,

Dik, Pak, atau Nak.

Misalnya:

O, begitu ceritanya!

Wah, bukan main hebatnya!

Hati-hati, ya, jalannya licin.

Nak, kapan kuliahmu selesai?

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain

dalam kalimat. (Lihat juga pemakaian tanda petik.)

Misalnya:

Kata mereka, ”Kami akan menuntut hak kami.”

”Saya gembira sekali,” kata Pak Rahmat, ”karena kamu lulus.”

14

Page 16: Bahasa indonesia (pnj) 1

Catatan:

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa

kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang

mengikutinya.

Misalnya:

“Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.

“Bacalah halaman 25!” perintah Bu Guru.

“Amboi, indahnya pantai itu!” seru Meri.

7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat,

(iii) tempat dan tanggal, serta (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang

ditulis berurutan.

Misalnya:

Paket ini harap dikirimkan kepada Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan

Sastra, Universitas Negeri Jakarta, Jalan Daksinapati Timur, Jakarta

13220.

Yth. Sdr. Siti Maesaroh, Jalan Radin Inten 76, Jakarta Timur

Lahat, 4 Mei 2007

8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan nama yang dibalik susunannya dalam

daftar pustaka.

Misalnya:

Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa

Indonesia. Jakarta: Pustaka Rakyat.

Tulalessy, Daniel; Ambo Endre; dan Akundani Wawengkang. 2005.

Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur.

Ambon: Mutiara.

9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan

akhir.

Misalnya:

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN

Balai Pustaka, 1976), halaman 80.

Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya

Indonesia, (Bandung: Alumni, 1977), halaman 12.

15

Page 17: Bahasa indonesia (pnj) 1

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang

mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau

marga.

Misalnya:

Ny. Siti Marhamah, S.E., M.E.

Drs. S.R.H. Sitanggang, M.A.

Dra. Siti Zahra Yundiafi, M.Hum.

11. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen

yang dinyatakan dengan angka.

Misalnya:

12,75 m

27,32 kg

Rp2.750.000,00

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan aposisi.

Misalnya:

Guru kami, Pak Samsu, pandai menari dan menyanyi.

Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti latihan paduan

suara.

Di daerah pedalaman Jambi, misalnya, masih banyak orang laki-laki

makan sirih.

Bandingkan dengan keterangan pembatas yang tidak diapit tanda koma!

Semua siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di perguruan

tinggi ternama itu.

13. Tanda koma dapat dipakai—untuk menghindari salah baca/salah pengertian—

di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Misalnya:

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, kita memerlukan perhatian

dan sikap yang sungguh-sungguh.

Atas bantuan Saudara, Kardi mengucapkan terima kasih.

Bandingkan dengan susunan kalimat berikut!

Kita memerlukan perhatian dan sikap yang sungguh-sungguh dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan.

Kardi mengucapkan terima kasih atas bantuan Saudara.

16

Page 18: Bahasa indonesia (pnj) 1

14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain

yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan

tanda tanya atau tanda seru.

Misalnya:

”Ke mana mereka berlibur?” tanya Nani.

C. Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang

sejenis dan setara.

Misalnya:

Hari makin petang; mereka belum pulang juga.

Hari mulai malam; burung-burung pulang ke sarangnya.

2. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih

apabila unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.

Misalnya:

Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; apel, duku,

pisang, dan pepaya.

Agenda rapat ini meliputi:

a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;

b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program

kerja; serta

c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.

3. Tanda titik koma dipakai pada akhir pemerincian yang berupa klausa.

Misalnya:

Syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga itu ialah:

(1) berkewarganegaraan Indonesia;

(2) berijazah sarjana, sekurang-kurangnya S-1;

(3) berbadan sehat; dan

(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

D. Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti

pemerian atau penjelasan.

17

Page 19: Bahasa indonesia (pnj) 1

Misalnya:

Kita memerlukan alat tulis kantor: kertas, pensil, penghapus, spidol, dan

white board.

Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan saat itu: hidup

atau mati.

Fakultas itu terdiri atas dua jurusan: Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan

Ekonomi Perusahaan.

Catatan:

Tanda titik dua tidak dipakai jika pemerian atau penjelasan itu ditulis

menyamping dan merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Misalnya:

Kita memerlukan kertas, pensil, penghapus, spidol, dan white board.

Fakultas itu terdiri atas Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan Ekonomi

Perusahaan.

2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan

pemerian atau penjelasan yang disusun ke bawah.

Misalnya:

Kegiatan penelitian yang harus dilakukan meliputi:

a. persiapan,

b. pengumpulan data,

c. pengolahan data, dan

d. pelaporan.

3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan

pemerian.

Misalnya:

Ketua : Ahmad Maulana

Sekretaris : Ny. Aini Mansur

Bendahara: Budi Hartawan

Tempat : Ruang Sidang Nusantara II

Moderator: Muslimin

Pukul : 08.00—09.30

18

Page 20: Bahasa indonesia (pnj) 1

4. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang

menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Misalnya:

Ibu : (meletakkan beberapa piring) ”Cuci piring ini, Tut!”

Tuti: ”Baik, Bu.”

Ibu : ”Hati-hati nanti pecah!” (sambil bergegas ke ruang depan)

5. Tanda titik dua dipakai di antara (i) jilid atau nomor dan halaman, (ii) bab dan

ayat dalam kitab suci, (iii) judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama

kota dan penerbit buku acuan dalam karangan, serta (v) alamat laman

(homepage).

Misalnya:

Media Pendidikan, I, 1984:10

Surah Yasin:14

Hak dan Kewajiban Istri/Suami: Studi Kasus terhadap Syair Haris Fadilah

http://badanbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/

E. Tanda Hubung

1. Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata yang terpisah

oleh pergantian baris.

Misalnya:

Di samping cara penyeleksian yang lama, dipakai juga cara penye-

leksian baru.

Masyarakat Nusa Tenggara Barat berhasil membudidayakan rum-

put laut.

2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata

yang mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya

pada pergantian baris.

Misalnya:

Kini ada cara baru untuk meng-

ukur panas. (kata dasar ukur)

Parut jenis ini memudahkan kita me-

ngukur kelapa. (kata dasar kukur)

19

Page 21: Bahasa indonesia (pnj) 1

3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.

Misalnya:

anak-anak berulang-ulang kemerah-merahan

mengorek-ngorek disebut-sebut bermaaf-maafan

4. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang

dinyatakan dengan angka atau untuk menyambung huruf dalam kata yang

dieja satu-satu.

Misalnya:

20-5-2012

p-a-n-i-t-i-a

5. Tanda hubung dapat dipakai untuk (i) memperjelas hubungan bagian kata

atau ungkapan dan (ii) menghilangkan bagian frasa atau kelompok kata.

Misalnya:

ber-evolusi dan be-revolusi

dua-puluh-ribuan (1 x 20.000)

dua-puluh seribuan (20 x 1.000)

27/8 (dua-puluh-tujuh perdelapan)

20⅞ (dua-puluh tujuh perdelapan)

6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai:

a. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,

b. ke- dengan angka,

c. angka dengan –an,

d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang ditulis dengan huruf kapital,

e. kata ganti Tuhan,

f. gabungan kata yang merupakan kesatuan

g. angka dan huruf,

h. kata ganti –ku, -mu, -nya dengan singkatan yang ditulis dengan huruf

kapital.

Misalnya:

se-Indonesia peringkat ke-2 tahun 1950-an

hari-H ber-KTP ciptaan-Nya

atas rahmat-Mu Bandara Sukarno-Hatta D-3

S-1 SIM-nya STNK-mu

20

Page 22: Bahasa indonesia (pnj) 1

7. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan

unsur bahasa asing.

Misalnya:

di-smash

pen-tackle-an

di-mark up

F. Tanda Pisah (--)

1. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang

memberi penjelasan di luar bangun kalimat.

Misalnya:

Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan

oleh bangsa itu sendiri.

Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau

berusaha keras.

2. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau

Keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

Misalnya:

Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi

nama bandar udara internasional di Jakarta.

Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom

—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda

—harus terus digelorakan.

3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan yang menunjukkan tahun, tanggal

atau di antara nama tempat yang beararti ‘sampai dengan’ atau sampai ke’.

Misalnya:

tahun 1928—1945

tanggal 5—12 April 2012

Jakarta—Bandung

Catatan:

Dalam pengetikan atau tulisan tangan, tanda pisah dinyatakan dengan

dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum atau sesudahnya.

21

Page 23: Bahasa indonesia (pnj) 1

G. Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Misalnya:

Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?

Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?

2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian

kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Misalnya:

Monumen Nasional (Monas) dibangun pada tahun 1961 (?).

Di Indonesia terdapat 726 (?) bahasa daerah.

Kakek lahir tahun 1900 (?).

H. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa

seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,

ataupun emosi yang kuat.

Misalnya:

Alangkah indahnya taman laut di Bunaken itu!

Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!

Bayarlah pajak tepat waktu!

Merdeka! Merdeka!

I. Tanda Elipsis (...)

1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.

Misalnya:

Kalau begitu ..., penanaman pohon mangrove di pantai perlu kita

galakkan.

Jika Saudara setuju ..., surat perjanjian itu akan segera kita buat.

2. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau

kutipan ada bagian yang dihilangkan.

Misalnya:

Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia

Tahun 1945 dinyatakan bahwa bahasa negara adalah ....

22

Page 24: Bahasa indonesia (pnj) 1

Catatan:

(1) Tanda elipsis (3 buah tanda titik) di tengah kalimat didahului dan

diikuti dengan spasi.

(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (tanpa spasi,

jumlah titik menjadi 4 buah).

J. Tanda Petik (“...”)

(1) Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari

pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

Misalnya:

“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.

“Selesaikan tugas ini sekarang,” perintah atasannya, “karena

besok akan dibahas dalam rapat.”

(2) Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, lagu, artikel, naskah,

atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

Misalnya:

Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 10 buku itu.

Marilah kita menyanyikan lagu “Padamu Negeri”!

Saya akan menulis artikel “Ajaran Islam dalam Naskah Melayu”.

Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” menarik

perhatian peserta seminar.

(3) Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang belum dikenal

atau kata yang mempunyai arti khusus.

Misalnya:

“Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.

Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!

K. Tanda Petik Tunggal (‘...’)

1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di

dalam petikan lain.

Misalnya:

Dia bertanya, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”

Kudengar teriak anakku, ‘Bapak pulang!’ dan rasa letihku lenyap

seketika,” ujar Pak Hamdan.

23

Page 25: Bahasa indonesia (pnj) 1

2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau

penjelasan kata atau ungkapan bahasa Indonesia, bahasa daerah,

ataupun bahasa asing.

Misalnya:

tergugat ‘yang digugat’

retina ‘dinding mata sebelah dalam’

noken ‘tas khas Papua’

tadulako ‘panglima’

tuah sakato ‘sepakat melaksanakan hasil musyawarah

untuk manfaat bersama’

policy ‘kebijakan’

wisdom ‘kebijaksanaan’

money politics ‘politik uang’

L. Tanda Kurung

1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan.

Misalnya:

Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda penduduk).

Dia sedang memperpanjang SIM (surat izin mengemudi).

2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang

bukan bagian utama kalimat.

Misalnya:

Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat di Bali) ditulis pada

tahun 1962.

Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru

pasar dalam negeri.

3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di

dalam teks dapat dimunlkan atau dihilangkan.

Misalnya:

Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).

Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Surabaya.

4. Tanda kurung dapat dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang

digunakan sebagai penanda pemerincian.

24

Page 26: Bahasa indonesia (pnj) 1

Misalnya:

Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c)

tenaga kerja.

Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan

(1) fotokopi akta kelahiran,

(2) fotokopi ijazah terakhir, dan

(3) surat keterangan kesehatan.

M. Tanda Kurung Siku ([...])

1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata

sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat sebagai

tanda adanya kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli.

Misalnya:

Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik dari arah hutan.

Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah

bahasa Indonesia.

Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia dirayakan

secara khidmat.

2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat

penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.

Misalnya:

Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan dalam Bab II

[lihat halaman 35—38]) perlu dipaparkan di sini.

N. Tanda Garis Miring (/)

1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat,

penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau

tahun ajaran, dan nama alamat pada laman.

Misalnya:

Nomor: 7/PK/II/2012

Jalan Kramat III/10

Tahun ajaran 2011/2012

http://bahasa.kemdiknas.go.id/glosarium/

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta tiap.

25

Page 27: Bahasa indonesia (pnj) 1

Misalnya:

mahasiswa/masasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi’

kirim lewat darat/laut ‘kirim lewat darat atau lewat laut’

Harganya Rp7.800,00/lembar. ‘Harganya Rp7.800,00 tiap lembar.’

buku dan/atau majalah ‘buku dan majalah atau buku atau

majalah’

Catatan:

Tanda garis miring dapat digunakan untuk menandai pergantian baris

pada transliterasian naskah dan tanda garis miring ganda (//) untuk

menandai pergantian nomor halaman pada transliterasian naskah.

O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (’)

Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau

bagian angka tahun dalam konteks tertentu.

Misalnya:

Dia ‘kan kusurati. (‘kan = akan)

Mereka sudah datang ‘kan? (‘kan = bukan)

Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)

17 Agustus ’45 (’45 = 1945)

26