bahan tambahan pangan

45
BAB I PENDAHULUAN 1. Bahan Tambahan Pangan Bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk bahan pangan.BTP ditambahkan untuk memperbaiki karakterpangan agar kualitasnya meningkat. Pemakaian BTP merupakan salah satu langkah teknologi yang diterapkan oleh industri pangan berbagai skala. Sebagaimana langkah teknologi lain, maka risiko-risiko kesalahan dan penyalahgunaan tidak dapat dikesampingkan. BTP pada umumnya merupakan bahan kimia yang telah diteliti dan diuji lama sesuai dengan kaidah – kaidah ilmiah yang ada. Pemerintah telah mengeluarkan aturan-aturan pemakaian BTP secara optimal. Dalam kehidupan sehari-hari BTP sudah digunakan secara umum oleh masyarakat.Kenyataannya masihbanyak produsen makanan yang menggunakan bahan tambahan yang berbahaya bagi kesehatan. Efek dari bahan tambahan beracun tidak dapat langsung dirasakan, tetapi secara perlahan dan pasti dapat menyebabkan sakit. Penyimpangan atau pelanggaran mengenai penggunaan BTP yang sering 1

Upload: ikramilda-selmax

Post on 09-Aug-2015

342 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

1. Bahan Tambahan Pangan

Bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang

secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke

dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk bahan pangan.BTP

ditambahkan untuk memperbaiki karakterpangan agar kualitasnya meningkat.

Pemakaian BTP merupakan salah satu langkah teknologi yang diterapkan oleh

industri pangan berbagai skala. Sebagaimana langkah teknologi lain, maka risiko-

risiko kesalahan dan penyalahgunaan tidak dapat dikesampingkan. BTP pada

umumnya merupakan bahan kimia yang telah diteliti dan diuji lama sesuai dengan

kaidah – kaidah ilmiah yang ada. Pemerintah telah mengeluarkan aturan-aturan

pemakaian BTP secara optimal.

Dalam kehidupan sehari-hari BTP sudah digunakan secara umum oleh

masyarakat.Kenyataannya masihbanyak produsen makanan yang menggunakan

bahan tambahan yang berbahaya bagi kesehatan. Efek dari bahan tambahan beracun

tidak dapat langsung dirasakan, tetapi secara perlahan dan pasti dapat menyebabkan

sakit. Penyimpangan atau pelanggaran mengenai penggunaan BTP yang sering

dilakukan oleh produsen pangan, yaitu : 1) Menggunakan bahan tambahan yang

dilarang penggunaannya untuk makanan; 2) Menggunakan BTP melebihi dosis

yang diizinkan. Penggunaan bahan tambahan yang beracun atau BTP yang

melebihi batas akan membehayakan kesehatan masyarakat, dan berbahaya bagi

pertumbuhan generasi yang akan datang. Karena itu produsen pangan perlu

mengetahui peraturan-peratun yang telah dikeluarkan oleh pemerintah

mengenai penggunaan BTP.

1

Page 2: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Secara khusus tujuan penggunaan BTP di dalam pangan adalah untuk :

1) Mengawetkan makanan dengan mencegah pertumbuhan mikroba perusak

pangan atau mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan

mutu pangan;

2) Membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak di mulut,

3) Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik sehingga menambah selera,

4) Meningkatkan kualitas pangan.

5) Menghemat biaya.

Produsen produk pangan menambahkan BTP dengan berbagai tujuan,

misalnya membantu proses pengolahan, memperpanjang masa simpan, memperbaiki

penampilan dan cita rasa, serta pengaturan keseimbangan gizi.

2. Golongan BTP

Berdasarkan fungsinya, menurut peraturan Menkes No. 235 tahun 1979, BTP

dapat dikelompokan menjadi 14 yaitu : Antioksidan; Antikempal; Pengasam,penetral

dan pendapar; Enzim; Pemanis buatan; Pemutih dan pematang; Penambah gizi;

Pengawet; Pengemulsi, pemantap dan pengental; Peneras; Pewarna sintetis dan alami;

Penyedap rasa da aroma, Sekuestran; dll. BTP dikelompokan berdasarkan tujuan

penggunaanya di dalam pangan. Pengelompokkan BTP yang diizinkan digunakan

pada makanan dapat digolongkan sebagai : Pewarna; Pemanis buatan; Pengawet;

Antioksidan; Antikempal; Penyedap dan penguat rasa serta aroma; Pengatur

keasaman; Pemutih dan pamatang tepung; Pengemulsi; Pemantap dan pengental;

Pengeras, Sekuestran, Humektan, Enzim dan Penambah gizi.

Penambahan bahan pewarna pada makanan dilakukan untuk membei kesan

menarik bagi konsumen, menyeragamkan warna makanan, menstabilkan warna,

menutupi perubahan warna selama proses pengolahan, dan mengatasi perubahan

warna selama penyimpanan. Pemerintah telah mengatur penggunaan pewarna ini,

namun masih banyak produsen pangan yang menggunakan bahan-bahan pewarna

yang berbahaya bagi kesehatan, misalnya pewarna untuk tekstil atau cat yang

2

Page 3: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

umumnya mempunyai warna lebih cerah, lebih stabil selama penyimpanan, dan harga

lebih murah. Alternatif lain untuk menggantikan penggunaan pewarna sintetis adalah

dengan menggunakan pewarna alami seperti ekstrak daun pandan atau daun suji,

kunyit, dan ekstrak buah-buahan yang lebih aman. Beberapa pewarna alami yang

diizinkan digunakan dalam makanan diantaranya adalah : Karamel, Beta-karoten,

Klorofil, dan Kurkumin.

Pemanis buatan sering ditambahkan ke dalam makanan dan minuman sebagai

pengganti gula karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pemanis alami

yaitu rasanya lebih manis, membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis,

tidak mengandung kalori ataupun mengandung kalori yang jauh lebih rendah

sehingga cocok untuk penderita penyakit gula (diabetes) dan harganya lebih murah.

Pemanis buatan yang paling umum digunakan dalam pengolahan pangan di Indonesia

adalah Aspartam, sorbitol, sakarin, dan siklamat yang mempunyai tingkat kemanisan

masing-masing 30-80 dan 300 kali gula alami, oleh karena itu sering disebut sebagai

“biang gula”.

Bahan pengawet umumnya digunakan untuk memperpanjang masa simpan

bahan makanan yang mempunyai sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat

atau memperlambat proses degradasi bahan pangan terutama yang disebabkan oleh

faktor biologi. Penggunaan pengawet dalam makanan harus tepat, baik jenis maupun

dosisnya. Suatu bahan pengawet mungkin efektif untuk mengawetkan makanan

tertentu, tetapi tidak efektif untuk mengawetkan makanan lainnya karena makanan

mempunyai sifat yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang akan dihambat

pertumbuhannya juga berbeda. Beberapa bahan pengawet yang umum digunakan

adalah benzoat, propionat, nitrit, nitrat, sorbat dan sulfit.

Salah satu penyedap rasa dan aroma yang dikenal luas di Indonesia adalah

vetsin, atau bumbu masak dlm berbagai merek. Penyedap rasa tersebut mengandung

senyawa yang disebut monosodium glutamat (MSG). Peranan asam glutamat sangat

penting, diantaranya untuk merangsang dan mengantar sinyal-sinyal antar sel otak,

dan dapat memberikan cita rasa pada makanan.

3

Page 4: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Fungsi dari pengemulsi, pemantap dan pengenatl dalam makanan adalah

untuk memantapkan emulsi dari lemak dan air sehingga produk tetap stabil, tidak

meleleh, tidak terpisah antara bagian lemak dan air, serta mempunyai tekstur yang

kompak. Bahan-bahan pengemulsi, pemantap dan penstabil yang diizinkan digunakan

dalam makanan diantaranya agar, alginate, dekstrin, gelatine, gum, karagenan, lesitin,

CMC, dan pektin.

Antioksidan adalah BTP yang digunakan untuk mencegah terjadinya ketengikan pada

makanan akibat proses oksidasi lemak, atau minyak yang terdapat di dalam makanan.

Bahan antioksidan yang diizinkan digunakan dalam makanan diantaranya askorbat,

BHA, BHT, TBHQ, propel galat, dan tokoferol.

Fungsi pengatur keasaman pada makanan adalah untuk membuat makanan

menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan makanan. Pengatur keasaman

mungkin ditambahkan langsung ke dalam makanan, tetapi seringkali terdapat di

dalam bahan-bahan yang digunakan untuk membuat makanan. Beberapa pengatur

keasaman yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan, diantaranya adalah

aluminium amonim/ kalium/ natrium sulfat, asam laktat, asam sitrat, kalium, dan

natrium bikarbonat.

Antikempal biasa ditambahkan ke dalam pangan yang berbentuk tepung atau

bubuk. Karena itu peranannya di dalam makanan tidak secara langsung, tetapi

terdapat di dalam bahan-bahan yang digunakan untuk membuat makanan seperti susu

bubuk, tepung terigu, gula pasir dan lain sebagainya. Beberapa bahan anti kempal

yang diizinkan di dalam bahan-bahan untuk makanan diantaranya adalah aluminium

silikat, kalsium aluminium silikat, kalsium silikat, magnsium karbonat, magnesium

oksida, dan magnesium silikat.

Pemutih dan pematang tepung adalah bahan yang dapat mempercepat proses

pemutihan dan sekaligus pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu hasil

pemanggangan, misalnya dalam pembuatan roti, kraker, biskuit, dan kue. Beberapa

bahan pemutih dan pematang tepung yang diizinkan untuk makanan diantaranya

adalah asam askorbat, kalium bromat, natrium stearoil-2-laktat.

4

Page 5: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Pengeras ditambahkan ke dalam makanan untuk membuat makanan menjadi

lebih keras atau mencegah makanan menjadi lebih lunak. Beberapa bahan pengeras

yang diizinkan untuk makanan diantaranya kalsium glukonat, kalsium klorida, dan

kalsium sulfat.

Sekuestran adalah bahan yang dapat mengikat ion logam pada makanan

sehingga memantapkan warna dan tekstur makanan, atau mencegah perubahan

warna-warna makanan. Beberapa bahan sekuestrans yang diizinkan untuk makanan di

antaranya adalah asam fosfat, iso propil sitrat, kalsium dinatrium edetat (EDTA),

monokalium fosfat, dan natrium pirofosfat.

Enzim yaitu BTP yang berasal dari hewan, tanaman atau mikroba, yang dapat

menguraikan komponen pangan tertentu secara enzimatis, sehingga membuat

makanan menjadi lebih empuk, lebih larut dll. Penambahan gizi yaitu penambahan

berupa asam amino, mineral dan vitamin, baik tunggal maupun campuran yang dapat

meningkatkan nilai gizi makanan. Humektan yaitu BTP yang dapat menyerap uap air

sehingga mempertahankan kadar air bahan pangan.

3. Bahan Terlarang dan Bserbahaya

BTP dapat berupa ekstrak bahan alami atau hasil sintesis kimia. Bahan yang

berasal dari alam umumnya tidak berbahaya, sementara BTP artifisial atau sintetik

mempunyai risiko terhadap kesehatan jika disalahgunakan pemakaiannya. Produsen

pangan skala rumah tangga atau industri kecil memakai Bahan tambahan yang

dinyatakan berbahaya bagi kesehatan karena alasan biaya. Tidak jarang, produk

pangan ditambahkan zat yang bukan untuk makanan tapi untuk industri lain, misalnya

untuk tekstil, dan cat. Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) menemukan

banyak produk-produk yang mengandung formalin. Formalin bersifat desinfektan,

pembunuh hama, dan sering dipakai untuk mengaetkan mayat. Pewarna tekstil seperti

Rhodamin B sering pula ditemukan pada kerupuk dan terasi. Mengkonsumsi

makanan yang mengandung formalin atau Rhodamin dapat menyebabkan kerusakan

organ dalam tubuh dan kanker.

5

Page 6: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Bahan tambahan yang dilarang oleh BPOM , melalui Permenkes No.

722/Menkes/Per/IX/88 adalah : Asam borat, Asam salisilat, Dietilpirokarbonat,

Dulsin, Kalium klorat, Kloramfenol, Minyak nabati yang dibrominasi, Nitrofurazon,

dan Formalin.

Asam borat atau Boraks (boric acid) merupakan zat pengawet berbahaya yang

tidak dizinkan digunakan sebagai campuran bahan makanan. Boraks adalah senyawa

berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Dalam

air, boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat.

Boraks umumnya digunakan untuk mematri logam, pembuatan gelas dan

enamel, sebagai pengawet kayu, dan pembasmi kecoa. Boraks ini sering disalh

gunakan untuk dicampurkan dalam pembuatan baso, tahu, ikan asin, mie dll.

Boraks bersifat iritan dan racunbagi sel-sel tubuh, berbahaya bagi susunan saraf

pusat, ginjal dan hati. Jika tertelan dapat menimbulkan kerusakan pada usus, otak atau

ginjal. Kalau digunakan berulang-ulang serta kumulatif akan tertimbun dalam otak,

hati dan jaringan lemak. Asam boraks ini akan menyerang sistem saraf pusat dan

menimbulkan gejala kerusakan seperti rasa mual, muntah, diare, kejang perut, iritasi

kulit dan jaringan lemak, gangguan peredaran darah, kejang-kejang akibatnya koma,

bahkan kematian dapat terjadi karena ada gangguan sistem sirkulasi darah.

Asam salisilat sering disebut aspirin. Pada aspirin ini adalah analgetik dan

anti-inflamasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa aspirin dapat mengurangi jumlah

asam folat dalam darah, meskipun kepastian perubahan belum terbukti.

Asam salisilat (ortho-Hydroxybenzoik acid) dapat mencegah terjadinya penjamuran

pada buah dan telah digunakan dalam pabrik cuka. Namun, penggunaan asam salisilat

sebagai pengawet makanan seperti yang diatur Pemerintah Amerika pada tahun 1904

disalahgunakan untuk pengawet makanan pada produsen-produsen makanan yang

nakal.

Asam salisilat dilarang digunakan sebagai bahan pengawet makanan di

Indonesia. Pasalnya, asam salisilat memiliki iritasi kuat ketika terhirup atau tertelan.

6

Page 7: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Bahkan ketika ditambah air, asam salisilat tetap memberikan gangguan kesehatan

pada tubuh karena dapat menyebabkan nyeri, mual, dan muntah jika tertelan.

Pada sebuah sebuah survei terhadap sup sayuran, disebutkan bahwa sup

sayuran nonorganik mengandung asam salisilat hampir enam kali lipat ketimbang sup

sayuran organik. Kandungan asam salisilat dalam tanaman secara alami berguna

untuk tanaman bertahan dari serangan penyakit. Namun bila kandungan asam salisilat

melebihi dan berlebihan masuk ke dalam tubuh, maka gangguan kesehatan dapat

terjadi, misalnya terjadi pengerasan dinding pembuluh darah dan kanker saluran

pencernaan.

Dietilpirokarbonat (DEP) termasuk di dalam bahan kimia karsinogenik

mengandung unsur kimia C6H10O5 adalah bahan kimia sintetis yg tdk ditemukan

dlm produk-produk alami dan digunakan sebagai pencegah peragian pada

minuman yang mengandung alkohol maupun minuman yang tidak beralkohol. DEP

sering digunakan untuk susu dan produk susu, bir, jus jeruk dan minuman buah-

buahan lain sehingga minuman ini dapat bertahan lama. DEP apabila masuk ke dalam

tubuh dan terakumulasi dalam jangka panjang, dapat memicu timbulnya kanker.

Dulsin adalah pemanis sintetik yang memiliki ras manis kira-kira 250 kali dari

sukrosa atau gula tebu, yang tidak ditemukan pada produk-produk pemanis alami

lainnya. Dulsin telah diusulkan untuk digunakan sebagai pemanis tiruan.

Dulsin ditarik total dari peredaran pada tahun 1954 setelah dilakukan pengetesan

dulsin pada hewan dan menampakkan sifat karsinogenik yang dapat memicu

munculnya kanker.

Formalin merupakan zat pengawet terlarang yang paling banyak

disalahgunakan untuk produk pangan. Zat ini termasuk bahan beracun dan berbahaya

bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara

kimia dengan hampir semua zat yang terdapat dalam sel sehingga menekan fungsi sel

dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh. Formalin

adalah larutan 37 persen formaldehida dalam air, yang biasanya mengandung 10

sampai 15 persen metanol untuk mencegah polimerasi. Formalin dapat dipakai

7

Page 8: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

sebagai bahan anti septik, disenfektan, dan bahan pengawet dalam biologi. Zat ini

juga merupakan anggota paling sederhana dan kelompok aldehid dengan rumus kimia

HCHO.

Kalium bromat (potasium bromat) digunakan untuk memperbaiki tepung yang

dapat mengeraskan kue. Kalium bromat digunakan para pembuat roti maupun

perusahaan pembuat roti untuk membantu proses pembuatan roti dalam oven dan

menciptakan tekstur bentuk yang lebih bagus pada proses penyelesaian akhir

produknya.bila digunakan dalam jumlah kecil, zat ini akan hilang selama pembakaran

atau pemanasan. Bila terlau banyak digunakan,sisas kalium bromat akan tetap banyak

dalam roti.

Kalium bromat dilarang pada beberapa negara karena dianggap sebagai

karsinogen, pemicu kanker. The Centre for Science in teh Public Interest (CPSI),

sebuah lembaga advokasi nutrisi dan kesehatan terkemuka di Amerika Serikat,

mengajukan permohonan kepada food and Drug Administration (FDA) untuk

melarang penggunaan kalium bromat. Di negara-negara Eropa, Inggris, da Kanada,

kalium bromat telah dilarang mulai 1990 an.

Kalium klorat (KClO3) salah satu fungsinya sebagai pemutih, sehingga sering

dimasukkan dalam obat kumur pemutih dan pasata gigi. Sejak tahun 1988,

Pemerintah Indonesia sudah melarang penggunaan kalium klorat sebagai bahan

tambahan makanan karena senyawa ini dapat merusak tubuh bahkan kematian. Jika

terpapar dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan methemoglobinemia (kelainan

dalam darah), kerusakan hati dan ginjal, iritasi pada kulit, mata, dan saluran

pernapasan. Bila dimakan bersamaan dengan produk pangan, kalium klorat dapat

menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, gejalanya mual, muntah dan diare.

Brominated vegetabl oil, kloramfenikol dan Nitrofurazon merupakan bahan tambahan

yang dilarang penggunaannya.

8

Page 9: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

BAB II

PEMBAHASAN

Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) mengumumkan hasil kajian

dan analisis mengenai kebijakan pemerintah di bidang pangan yang terkait dengan

perlindungan konsumen. Kajian BPKN ini bekerjasama dengan Seafast Center IPB,

tujuan kajian tersebut antara lain mempelajari penanganan kasus-kasus pangan yang

kemudian ditindak lanjuti dengan penyampaian rekomendasi BPKN kepada

Pemerintah tentang kebijakan perlindungan konsumen di bidang pangan.

Kajian dilakukan sebagai pelaksanaan tugas BPKN berdasarkan amanat UU No. 8

tahun 1999 tentang Perlindungan skonsumen dikaitkan dengan hak konsumen

mendapatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang

dan/atau jasa; hak mendapatkan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa; serta hak mendapatkan pembinaan dan

pendidikan konsumen.

A. Bahan tambahan pangan

Zat adiktif makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan

sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu atau bahan yang

ditambahkan pada makanan ataupun minuman pada waktu proses atau pembuatannya

dan terdapat pada hasil akhirnya (Pardiazi, 1980).

Sedangkan menurut Bellitz (1986) bahan tambahan makanan adalah bahan

yang dengan sengaja ditambahkan kedalam bahan makanan dasar atau campuran

bahan dengan tujuan mengubah sifat-sifat dari makanan tersebut.

Menurut peraturan Menteri Kesehatan R.I.No.329/Menkes/PER/XII/76, yang

dimaksudkan dengan adiktif makanan adalah bahan yang ditambahkan dan

dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu termasuk

kedalamnya aroma, pemantap, antioksidan, pengawet, pengemulsi, antigumpal,

pemucat, dan pengental (Winarno, 1992).

9

Page 10: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Pada umumnya dalam pengolahan makanan selalu diusahakan untuk

menghasilkan produk makanan yang disukai dan berkualitas baik. Atribut kualitas

makanan meliputi:

Sifat Indrawi atau organolepfik, yaitu sifat-sifat yang dapat dinilai dengan panca

indra seperti sifat kenampakan; (bentuk, ukuran, warna); cita rasa (flavor); asam, asin,

manis, pahit; tekstur, yaitu sifat yang dinilai dengan indra peraba (halus, lembut,

kasar).

o Kandungan dan nilai gizi, yaitu: karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,

dan lain-lain .

o Keamanan makanan yang dikonsumsi, yaitu terbebas dari bahan-bahan kimia

berbahaya/pencemar atau racun yang bersifat mikrobiologis.

Makanan yang tersaji harus tersedia dalam bentuk dan aroma yang lebih

menarik, rasa enak, warna dan konsistensinya baik serta awet. Untuk mendapatkan

makanan seperti yang diinginkan maka sering pada proses pembuatannya dilakukan

penambahan ”bahan tambahan makanan”(BTM) yang disebut zat adiktif kimia (food

additive) (Widyaningsih, 2006).

Pemakaian BTM (Bahan Tambahan Makanan) yang aman merupakan

pertimbangan yang penting. Jumlah BTM (Bahan Tambahan Makanan) yang

diizinkan untuk digunanakan dalam pangan harus merupakan kebutuhan minimum

untuk mendapatkan pengaruh yang dikehendaki. Pada prinsipnya konsumen harus

diberi informasi adanya bahan tambahan makanan (BTM) dalam bahan baku

makanan. Pernyataan yang tertera atau etiket harus diberikan informasi adanya BTM

(Bahan Tambahan Makanan) kepada konsumen. Hal ini merupakan metode yang

paling efektif untuk mencapai tujuan tersebut (Baliwati, 2004).

Pada umumnya bahan tambahan dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu:

(a) Adiktif sengaja, yaitu adiktif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan

tujuan tertentu, misalnya untuk meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa,

mengendalikan keasaman atau kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa, dan

10

Page 11: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

sebagainya. (b) Adiktif tidak sengaja, yaitu adiktif yang terdapat dalam makanan

dalam jumlah yang sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan (Winarno,

2004).

Tujuan penggunaan bahan tambahan makanan adalah untuk meningkatkan

atau mempertahankan nilai gizi, dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan

lebih mudah dihidangkan, serta mempermudah preperasi bahan pangan. Pada

umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu:

o Bahan tambahan pangan yang ditambahkan dengan sengaja kedalam makanan dan

maksud penambahan itu dapat mempertahankan kesegaran, cita rasa, dan membantu

pengolahan, sebagai contoh pengawet, pewarna dan pengeras.

o Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu: bahan yang tidak

mempunyai reaksi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja. Contoh

bahan tambahan pangan dalam golongan ini adalah residu pestisida dan antibiotika

(Cahyadi, 2006)

B. BORAKS

Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat (NaB4O7).

berbentuk padat, jika terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam

borat (H3BO3). Dengan demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat

(Khamid, 1993).

Senyawa-senyawa asam borat ini mempunyai sifat-sifat kimia sebagai

berikut : jarak lebur sekitar 171oC. Larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air

mendidih, 5 bagian gliserol 85%, dan tidak larut dalam eter. Kelarutan dalam air

bertambah dengan penambahan asam klorida, asam sitrat atau asam tartrat. Mudah

menguap dengan pemanasan dan kehilangan satu molekul airnya pada suhu 1000C

yang secara perlahan berubah menjad asam metaborat (HBO2). Asam borat

merupakan asam lemah dengan garam alkalinya bersifat basa, mempunyai bobot

11

Page 12: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

molekul 61,83 berbentuk serbuk halus kristal transparan atau granul putih tak

berwarna dan tak berbau serta agak manis (Khamid, 2006).

1. Fungsi Boraks yang Sebenarnya

Baik boraks ataupun asam borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang

menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme). Pemakaiannya

dalam obat biasanya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut, bahkan

juga untuk pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, bahan

pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu (Khamid, 2006).

Asam borat dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat atau klorida pada

boraks. Larutannya dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata yang dikenal

sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung

dan salep luka kecil. Tetapi bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada

bekas luka luas, karena beracun bila terserap oleh tubuh (Winarno dan Rahayu,

1994).

2. Penyalahgunaan Boraks

Meskipun bukan pengawet makanan, boraks sering pula digunakan sebagai

pengawet makanan. Boraks sering disalahgunakan untuk mengawetkan berbagai

makanan seperti bakso, mie basah, pisang molen, siomay, lontong, ketupat dan

pangsit. Selain bertujuan untuk mengawetkan, boraks juga dapat membuat tekstur

makanan menjadi lebih kenyal dan memperbaiki penampilan makanan (Vepriati,

2007).

Boraks ditambahkan ke dalam makanan untuk memperbaiki tekstur makanan

sehingga menghasilkan rupa yang bagus. Bakso mengandung boraks memiliki

kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak

daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama

(Anonima, 2009).

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwa senyawa

asam borat ini didapati pada lontong agar teksturnya menjadi bagus dan kebanyakan

12

Page 13: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

pada bakso. Banyak juga disalahgunakan dalam pemuatan mie basah, bakso dan

lontong yang menggunakan boraks apabila dipegang akan terasa sangat kenyal

sedangkan kerupuk merasa sangat renyah (Anonima, 2008 ; Cahyadi, 2006).

3. Pengaruh Boraks terhadap Kesehatan

Boraks biasanya bersifat iritan dan racun bagi sel-sel tubuh, berbahaya bagi

susunan saraf pusat, ginjal dan hati. Jika tertkena dengan kulit dapat menimbulkan

iritasi. Dan jika tertelan akan menimbulkan kerusakan pada usus, otak atau ginjal

(Himpunan alumni fateta, 2005).

Boraks menimbulkan efek racun pada manusia, toksisitas boraks yang

terkandung di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen. Boraks

apabila terdapat pada makanan, maka dalam waktu jangka lama walau hanya sedikit

akan terjadi akumulasi (penumpukan) dalam otak, hati, ginjal dan jaringan lemak.

Pemakaian dalam jumlah banyak dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan

ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan,

radang kulit, anemia, kejang, pingsan, koma bahkan kematian (Khamid, 1993).

Penting diketahui bahwa selain lewat mulut, boraks bisa masuk ke dalam

tubuh lewat membran mukosa dan permukaan kulit yang luka. Skipworth pernah

melaporkan bahwa keracunan asam borat bisa terjadi gara-gara bedak tabur

mengandung boraks. Kerena itu disarankan agar bedak tabur untuk anak-anak tidak

mengandung asam borat lebih dari 5% (Khamid, 1993).

Dalam dosis cukup tinggi dalam tubuh, akan menyebabkan timbulnya gejala

pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, sianosis, kompulsi. Pada anak kecil dan

bayi bila dosis dalam tubuhnya sebanyak 5 gram atau lebih dapat menyebabkan

kematian, sedangkan untuk orang dewasa kematian terjadi pada dosis 10-20 gram

atau lebih (Winarno dan Rahayu, 1994).

C. BAKSO

Bakso merupakan salah satu produk olahan yang sangat populer. Banyak

orang menyukainya, dari anak-anak sampai orang dewasa. Bakso tidak saja hadir

dalam sajian seperti sajian mie bakso maupun mie ayam. Bola-bola daging ini juga

13

Page 14: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

biasa digunakan dalam campuran beragam masakan lainnya, sebut saja misalnya nasi

goreng, mie goreng, capcay, dan aneka sop (Widyaningsih, 2006).

Bakso merupakan produk dari protein daging, baik daging sapi, ayam ikan

maupun udang. Bakso dibuat dari daging giling dengan bahan tambahan utama garam

dapur (NaCl), tepung tapioka, dan bumbu berbentuk bulat seperti kelereng dengan

berat 25-30 gr per butir. Setelah Bakso memiliki tekstur kenyal seperti ciri

spesifiknya, kualitas bakso sangat bervariasi karena perbedaan bahan baku dan bahan

tambahan yang digunakan, proporsi daging dan tepung dan proses pembuatannya

(Widyaningsih, 2006).

D. Zat Pengawet

Menurut Winarno zat pengawet terdiri dari senyawa organik dan anorganik

dalam bentuk asam dan garamnya. Aktivitas bahan pengawet tidaklah sama, misalnya

ada yang efektif terhadap bakteri, khamir, ataupun kapang. Bahan-bahan pengawet

kimia adalah salah satu kelompok dari sejumlah besar bahan-bahan kimia yang baik

ditambahkan dengan sengaja kedalam bahan tambahan pangan atau ada dalam bahan

pangan sebagai akibat dari perlakuan. Bahan pengawet umumnya digunakan untuk

mengawetkan pangan yang mempunyai sifat mudah merusak. Bahan ini dapat

menghambat proses degradasi bahan pangan terutama yang disebabkan oleh faktor

biologi. Tetapi tidak jarang produsen pangan menggunakannya pada makanan yang

relative awet dengan tujuan memperpanjang masa simpan atau memperbaiki tekstur.

Penggunaan pengawet dalam makanan harus tepat, baik jenis maupun

dosisnya. Suatu bahan pengawet mungkin relative untuk mengawetkan makanan

lainnya karena makanan mempunyai sifat yang berbeda-beda sehingga mikroba

perusak yang akan dihambat pertumbuhannya juga berbeda. Berberapa bahan

pengawet yang umum digunakan adalah Benzoat, propionat, Nitrat, Nitrit, sorbat dan

sulfit (Syah, 2005).

E. Pengujian Boraks dan Asam Borat dalam Pangan

1. Uji Kualitatif

14

Page 15: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Beberapa uji kualitatif untuk boraks, antara lain: reaksi dengan H2SO4 dan

metanol pada abu sampel; reaksi kertas tumerik dan amonia dengan penambahan

H2SO4 dan etanol; dan reaksi H2SO4 pada larutan sampel.

Reaksi dengan H2SO4(P) dan metanol pada sampel yang telah diabukan dalam

tanur akan menghasilkan nyala berwarna hijau jika dibakar; reaksi dengan asam

oksalat dan kurkumin 1% dalam metanol dengan penambahan amonia pada larutan

abu yang bersifat asam akan menghasilkan warna merah cemerlang yang berubah

menjadi hijau tua kehitaman (Balai Besar POM, 2007).

Pencelupan kertas tumerik ke dalam larutan sampel yang bersifat asam. Jika

terdapat Na2B4O7 atau H3BO3, maka kertas berwarna merah akan berubah menjadi

hijau biru terang (Cahyadi, 2006).

Pencelupan kertas tumerik ke dalam larutan asam dari sampel menghasilkan coklat

merah intensif ketika kertas mengering, yang berubah menjadi hijau kehitaman jika

diberi larutan amonia; reaksi dengan penambahan H2SO4 dan etanol pada sampel,

akan menghasilkan nyala hijau jika dibakar (Clarke, 2004).

Reaksi dengan H2SO4 dan metanol pada larutan sampel dalam akuades bebas

CO2 akan menghasilkan nyala hijau jika dibakar; dan penambahan phenolftalein ke

dalam larutan sampel dalam akuades bebas CO2 menghasilkan warna merah yang

hilang dengan penambahan 5ml gliserol (British Pharmacopoeia, 1988). Reaksi

dengan H2SO4(P) dan metanol pada sampel yang telah disentrifugasi akan

menghasilkan nyala berwarna hijau jika dibakar; reaksi dengan asam oksalat dan

kurkumin 1% dalam metanol dengan penambahan amonia pada larutan abu yang

bersifat asam akan menghasilkan warna merah cemerlang yang berubah menjadi

hijau tua kehitaman ( Modifikasi Balai Besar POM, 2007).

2. Uji Kuantitatif

Beberapa uji kuantitatif untuk boraks, yaitu: metode titrimetri; titrasi asam

basa; titrasi dengan penambahan manitol; dan metode spektrofotometri.

Penetapan kadar asam borat dalam pangan dengan metode titrimetri, yaitu

dengan titrasi menggunakan larutan standar NaOH dengan penambahan gliserol akan

15

Page 16: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

menghasilkan warna merah muda yang mantap pada titik akhir titrasi (Helrich, 1990).

Penetapan kadar boraks dalam sampel berdasarkan titrasi asam basa dengan

menggunakan larutan standar HCl (USP, 1990). Penetapan Kadar boraks dalam

sampel dengan penambahan manitol dan indikator phenolftalein dititrasi

menggunakan larutan NaOH menghasilkan larutan merah muda pada titik akhir titrasi

(British Pharmacopoeia, 1988). Penetapan kadar boraks dengan spektrofotometri,

dengan mengukur serapan dari destilasi larutan sampel yang diberi larutan kurkumin

dan etanol menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum 542

nm (Zulharmita, 1995).

F. Uji Perolehan Kembali

Uji perolehan kembali (recovery test) adalah ukuran yang menunjukkan

derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Uji perolehan

kembali dinyatakan sebagai % perolehan kembali (recovery) yang ditentukan dengan

menghitung beberapa % analit yang ditambahkan dapat diperoleh kembali dalam

suatu pengukuran (Rohman, 2007).

Dalam metode penambahan baku, sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu

analit yang diperiksa ditambahkan ke dalam sampel dicampur dan dianalisis lagi.

Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya (hasil yang

diharapkan) (Harmita, 2004).

Dalam metode tersebut, persen perolehan kembali dinyatakan sebagai rasio

antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya. Persen perolehan kembali

ditentukan dengan menetukan berapa persen analit yang ditambahkan tadi dapat

ditemukan (Harmita, 2004).

Pengertian Minuman Ringan

Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol,

merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan

makanan atau bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yang dikemas

dalam kemasan siap untuk dikonsumsi (Cahyadi, 2005).

16

Page 17: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Menurut Standart Nasional Indonesia (SNI) 01-2972-1992, limun adalah

minuman ringan siap minum yang mengandung pemanis alami atau buatan dengan

atau tanpa penambahan CO2 dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

Minuman ringan terdiri dari dua jenis, yaitu:

1. Minuman ringan dengan karbonasi, misalnya : Sprite.

2. Minuman ringan tanpa karbonasi ( non karbonasi), misalnya : Nutrisari.

Minuman ringan dengan karbonasi adalah minuman yang dibuat dengan

menambahkan CO2 dalam air minum sedangkan minuman ringan tanpa karbonasi

adalah minuman selain minuman ringan dengan karbonasi.

Fungsi minuman ringan itu tidak berbeda jauh dengan minuman ringan

lainnya yaitu sebagai minuman untuk melepaskan dahaga sedangkan dari segi harga,

ternyata minuman ringan karbonasi relatif lebih mahal dibanding minuman non

karbonasi. Hal ini disebabkan teknologi proses yang digunakan dan kemasan yang

khas, yaitu dalam kemasan kaleng atau botol seperti Sprite.

17

Page 18: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

F. Perizinan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan)

Gaya hidup masyarakat saat ini, sangat mempengaruhi pola konsumsinya.

Sementara itu, pengetahuan masyarakat akan memilih dan menggunakan suatu

produk secara tepat, benar dan aman belumlah memadai. Di lain pihak, iklan dan

promosi secara gencar mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara berlebihan

dan terkadang tidak rasional. Hal tersebutlah yang meningkatkan resiko yang luas

mengenai kesehatan dan keselamatan konsumen. Maka, salah satu cara untuk

mencegah hal tersebut adalah seperti yang tercantum dalam PP No.69 tahun 1999

tentang Label dan Iklan Pangan. Institusi pemerintah yang bertanggung jawab

terhadap peredaran produk pangan olahan di seluruh Indonesia adalah Badan

Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) RI.

Badan Pengawas Obat dan Makanan atau disingkat Badan POM adalah

sebuah lembaga di Indonesia yang bertugas mengawasi peredaran obat-obatan dan

makanan di Indonesia. Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang efektif

dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk

dengan tujuan melindungi keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumennya baik

di dalam maupun di luar negeri. Untuk itu telah dibentuk Badan POM yang memiliki

jaringan nasional dan internasional serta kewenangan penegakan hukum dan memiliki

kredibilitas profesional yang tinggi.

Menurut Peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan RI Nomor

HK.00.05.1.23.3516 tentang izin edar produk obat, obat tradisional, kosmetik,

suplemen makanan dan makanan yang bersumber, mengandung, dari bahan tertentu

dan atau mengandung alkohol.

18

Page 19: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

1. Badan POM berfungsi, antara lain:

2. Pengaturan, regulasi, dan standarisasi.

3. Lisensi dan sertifikasi industri di bidang farmasi berdasarkan “Cara-cara

Produksi yang Baik”.

4. Evaluasi produk sebelum diizinkan beredar.

5. Post marketing vigilance termasuk sampling dan pengujian laboratorium,

pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, penyidikan dan penegakan

hukum.

 Pre-audit dan pasca-audit iklan dan promosi produk.

6. Riset terhadap pelaksanaan kebijakan pengawasan obat dan makanan.

Komunikasi, informasi dan edukasi publik termasuk peringatan publik.

2. Jenis Nomor Pendaftaran

Jika Anda membeli produk-produk makanan, minuman atau kosmetik biasanya

pada kemasan label terdapat kode SP, MD, atau ML yang diikuti dengan sederetan

angka. Nomor SP adalah Sertifikat Penyuluhan, merupakan nomor pendaftaran yang

diberikan kepada pengusaha kecil dengan modal dan pengawas diberikan oleh Dinas

Kesehatan/ Kodya, sebatas penyuluhan.

Nomor MD diberikan kepada produsen makanan dan minuman bermodal besar yang

diperkirakan mampu untuk mengikuti persyaratan keamanan pangan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan nomor ML, diberikan untuk produk makanan

dan minuman olahan yang berasal dari produk impor, baik berupa kemasan langsung

maupun dikemas ulang.

3. Proses Pendaftaran

Sejauh ini pendaftaran makanan dan minuman untuk seluruh wilayah Indonesia

ditangani langsung oleh Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, Badan POM. Untuk

makanan dalam negeri diperlukan fotokopi izin industri dari Departemen

Perindustrian dan Perdagangan. Formulir pendaftaran dapat diperoleh di bagian Tata

Usaha Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, Badan POM, Gedung D Lantai III,

19

Page 20: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Jl.Percetakan Negara No.23 Jakarta Pusat, Telp. 021-4245267. Setelah formulir diisi

dengan lengkap, kemudian diserahkan kembali bersama contoh produk dan

rancangan label yang sesuai dengan yang akan diedarkan.

Penilaian untuk mendapatkan nomor pendaftaran disebut penilaian keamanan

pangan. Pada dasarnya klasifikasi penilaian pangan ada dua macam, yaitu penilaian

umum dan penilaian ODS (One Day Service). Penilaian umum adalah untuk semua

produk beresiko tinggi dan produk baru yang belum pernah mendapatkan nomor

pendaftaran. Penilaian ODS adalah untuk semua produk beresiko rendah dan produk

sejenis yang pernah mendapatkan nomor pendaftaran.

Tata cara dan Persyaratan yang harus dilengkapi untuk keperluan pendaftaran

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Produk Dalam Negeri

Syarat minimal pendaftaran Umum dan ODS produk MD :

Fotokopi ijin industri dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan atau

Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Hasil analisa laboratorium (asli) yang berhubungan dengan produk antara lain

zat gizi (klaim gizi), zat yang diklaim sesuai dengan label, uji kimia, cemaran

mikrobiologi dan cemaran logam. Keabsahan hasil analisa tersebut berlaku 6 (enam)

bulan sejak tanggal pengujian.

Rancangan label sesuai dengan yang akan diedarkan dan contoh produk.

Formulir pendaftaran yang telah diisi dengan langkap.

Khusus untuk ODS, dilampirkan surat pesetujuan produk sejenis dan labelnya yang

telah mendapatkan nomor pendaftaran. Formulir yang telah diisi, dibuat masing-

masing rangkap 4 (empat). 1 (satu) rangkap untuk arsip produsen dan 3 (tiga) rangkap

untuk diserahkan kepada petugas dengan ketentuan sebagai berikut :

Umum

Berkas makanan, minuman dan bahan tambahan pangan dalam map snelhecter

berwarna merah;

Berkas makanan diet khusus dalam map snelhecter berwarna hijau;

20

Page 21: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Berkas makanan fungsional, makanan rekayasa genetika dalam map snelhecter

berwarna biru.

ODS

Berkas makanan dalam map snellhecter transparan berwarna biru;

Berkas minuman dan bahan tambahan pangan dalam map snellhecter transparan

warna merah.

2.    Produk Luar Negeri (Impor)

Syarat minimal pendaftaran umum dan ODS produk ML :

Surat penunjukkan dari pabrik asal (surat asli ditunjukkan sedangkan yang fotokopi

dilampirkan).

Health certificate atau free sale dari instansi yang berwenang di negara asal

(surat asli ditunjukkan sedangkan yang fotokopi dilampirkan).

Hasil analisa laboratorium (asli) yang berhubungan dengan produk antara lain zat gizi

(klaim gizi), zat yang diklaim sesuai dengan label, uji kimia, cemaran mikrobiologi

dan cemaran logam.

Keabsahan hasil analisa tersebut berlaku 6 bulan sejak tanggal pengujian.

Rancangan label sesuai dengan yang akan diedarkan dan contoh produk.

Formulir pendaftaran yang tekah diisi dengan langkap.

Khusus untuk ODS, dilampirkan surat pesetujuan produk sejenis dan labelnya yang

telah mendapatkan nomor pendaftaran.

Formulir yang telah diisi, dibuat masing-masing rangkap 4 (empat). 1 (satu)

rangkap untuk arsip produsen dan 3 (tiga) rangkap untuk diserahkan kepada petugas

dengan ketentuan sebagai berikut :

b.    Umum

-  Berkas semua produk dalam map snellhecter berwarna kuning;

c.    ODS (One Day Sevice)

-  Berkas semua produk map snellhecter transparan berwarna kuning

Terhadap semua formulir pendaftaran, baik ODS maupun Umum, dilakukan

evaluasi yang keputusannya dapat berupa : ditolak, disetujui dengan syarat

21

Page 22: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

(penambahan data yang harus dilengkapi) atau disetujui. Keputusan untuk Umum

diperoleh paling lambat 3 bulan, sedangkan keputusan untuk ODS diperoleh paling

lambat 1 hari.

4. Pendaftaran Produk Makanan Dalam Negeri

Untuk mendaftarkan makanan produksi Dalam Negeri, pemohon wajib

menyerahkan atau mengirimkan kelengkapan permohonan  pendaftaran kepada

Direktur jenderal Pengawasan Obat dan Makanan sebanyak 3 rangkap. Kelengkapan

permohonan pendaftaran adalah meliputi  :

1. Permohonan pendaftaran

Yang terdiri dari Formulir A, B, C, D yang diisi dengan  benar dan lengkap sesuai

dengan pedoman  dan dilengkapi dengan lampirannya pada masing-masing formulir.

2. Formulir A (diklip di Formulir A)

Sertifikat merek dari Departemen Kehakiman RI bila ada.

Rancangan/desain label dengan warna sesuai dengan rencana yang akan digunakan

pada produk yang bersangkutan.

Fotokopi surat izin dari Departemen Perindustrian RI/BKPM (Badan

Koordinasi Penanaman Modal).

Surat pemeriksaan BPOM setempat (bila sudah pernah diperiksa).

Untuk produk suplemen makanan melampirkan fotokopi izin produksi farmasi

dan sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik).

Untuk produk air minum dalam kemasan dan garam dilengkapi sertifikat SNI

dari Deperindag.

Untuk produk yang dikemas kembali harus melampirkan surat keterangan dari

pabrik asal.

Untuk produk lisensi melampirkan surat keterangan lisensi dari pabrik asal

dengan menunjukkan aslinya.

3. Formulir B (diklip di form B)

22

Page 23: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

-  Spesifikasi bahan baku dan BTM (Bahan Tambahan Makanan).

-  Asal pembelian bahan baku dan BTM.

-  Standar yang digunakan pabrik.

-  Sertifikat wadah dan tutup.

-  Uji kemasan dan pemerian bahan baku untuk suplemen makanan.

4. Fomulir C (diklip di form C)

-  Proses proses produksi dari bahan baku sampai produk jadi

-  Higiene dan sanitasi pabrik dan karyawan

-  Denah dan peta lokasi pabrik

5. Formulir D (diklip di form D)

Sistem pengawasan mutu, sarana dan peralatan pengawasan mutu

Hasil analisa produk akhir lengkap dan asli meliputi pemeriksaan fisika, kimia, BTM

(sesuai dengan  masing-masing jenis makanan), cemaran mikroba dan  cemaran

Logam

Apabila diperiksa oleh laboratorium sendiri, harus dilengkapi dengan metoda

dan prosedur analisa yang digunakan dengan melampirkan daftar peralatan 

laboratorium yang dimiliki

Apabila dilakukan pemeriksaan dilaboratorium pemerintah atau laboratorium

yang sudah diakreditasi, agar menyebutkan metoda yang digunakan.

 “in process control” pengawasan mutu selama proses produksi.

5. Pendaftaran Produk Makanan Import

Untuk mendaftarkan makanan, pemohon wajib menyerahkan atau mengirimkan

kelengkapan permohonan pendaftaran kepada Direktur Jenderal Pengawasan Obatn

dan Makanan sebanyak 3 (tiga) rangkap. Kelengkapan  permohonan pendaftaran

adalah meliputi :

1. Permohonan pendaftaran

23

Page 24: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

sTerdiri dari Formulir A, B, C, D, E yang diisi dengan benar dan lengkap oleh pabrik

asal asli atau yang dilegalisir sesuai dengan pedoman dan dilengkapi dengan

lampirannya pada masing-masing formulir.

2.    Formulir A (diklip di Formulir A)

Sertifikat merk dari badan yang berwenang bila ada.

Sertifikat kesehatan/Free Sale dari pemerintah negara asal asli atau copy yang 

dilegalisir

 Sertifikat bebas radiasi sesuai dengan SK Menkes. No. 00474/B/II/87

tentang  menyertakan Sertifikat Kesehatan dan bebas Radiasi untuk makanan impor

yang telah ditetapkan (susu dan hasil olahannya, buah & sayur segar atau terolah,

ikan & hasil laut segar atau terolah, daging dan produk daging, air mineral, sereal

termasuk tepung, jagung dan barley).

Surat penunjukkan dari pabrik asal asli atau copy yang dilegalisir.

Rancangan/desain label dengan warna sesuai dengan rencana yang akan digunakan

pada produk yang bersangkutan.

3.    Formulir B (diklip di form B)

Komposisi dari pabrik asal asli atau copy yang dilegalisir.

Spesifikasi asal bahan baku dan BTM dari pabrik asal.

Sertifikat wadah dan tutup dari pabrik asal.

Standar yang digunakan pabrik asal.

Untuk produk suplemen makanan melampirkan uji kemasan dan pemerian

bahan  baku.

4.   Formulir C (diklip di form C)

a. Proses produksi dari bahan baku sampai produk jadi.

5.   Formulir D (diklip di form D)

Sistem pengawasan mutu dari pabrik asal asli atau foto kopi yang dilegalisir.

24

Page 25: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

 Hasil analisa produk akhir lengkap dan asli meliputi pemeriksaan fisika,

kimia, BTM atau Bahan Tambahan Makanan (sesuai dngan masing-masing jenis

makanan), cemaran mikroba dan  cemaran logam.

Apabila diperiksa oleh laboratorium sendiri, harus dilengkapi dengan metoda dan

prosedur analisa yang digunakan dengan melampirkan datar peralatan laboratorium

dimiliki.

Apabila dilakukan pemeriksaan di laboratorium pemerintah atau laboratorium yang

sudah diakreditasi, agar menyebutkan metoda yang digunakan.

e. “in process control” pengawasan mutu selama proses produksi.

6. Contoh makanan yang bersangkutan 3 kemasan

Selain yang dimaksud di atas bila dianggap perlu, pemohon dapat

menyertakan dokumen lain yang dapat menunjang penilaian permohonan dalam

rangkap 3.

ONE DAY SERVICE (ODS)

Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses permohonan pendaftaran

dan proses penilaian, Subdit (Sub Direktorat) Evaluasi dan Pendaftaran Makanan &

Minuman telah menerapkan sistim pelayanan dan penilaian cepat dan penerbitan

persetujuan pendaftaran dalam 24 jam yang disebut ODS (One Day Service) bagi

produk-produk makanan yang beresiko rendah, baik produk lokal maupun impor

yang didaftarkan langsung ke Ditjen POM.

Persyaratan produk yang berisiko rendah adalah makanan yang tidak langsung

dimakan/dikonsumsi atau masih mengalami proses lebih lanjut, berkadar gula tinggi,

aktivitas air (Aw) rendah dibawah 0,85, berkemasan tinggi (pH di bawah 4,5).

F. Parameter Penilaian Produk ODS

1.   Formulir A diisi oleh prmohon dengan benar dan lengkap sesuai dengan

pedoman.

2.   Lampiran untuk produk dalam negeri :

25

Page 26: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Ijin industri atau tanda pendaftaran industri dari Depperindag (untuk pabrik baru dan

jenis baru)

Sertifikat merek dagang/paten untuk produk yang menggunakan tanda “ R” (nomor

paten) pada nama dagang.

Sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk garam beryodium atau produk

yang diklaim sesuai dengan SNI.

Desain label (Sesuai dengan peraturan label).

Contoh produk 3 buah.

 Untuk Pabrik pengemas kembali, dilampiri dengan surat keterangan dari pabrik asal.

Untuk pabrik berlisensi, dilampiri keterangan pabrik pemberi lisensi dari negara asal.

3.   Lampiran untuk produk impor :

Surat penunjukkan importir dari pabrik negara asal atau salinan yang

dilegalisir oleh importir dengan menunjukkan aslinya.

Sertifikat Kesehatan /Free Sale asli atau salinan yang dilegalisir oleh importir dengan

menunjukkan aslinya.

Contoh label asli dengan desain label sesuai dengan yang akan diedarkan di

Indonesia.

Contoh produk 3 (Tiga) buah.

4.   Label

Desain label sesuai dengan produk yang akan diedarkan rangkap 3 (tiga).

 Pada bagian utama label minimal harus memuat: nama produk, berat

bersih/isi bersih/netto, nama dan alamat produsen/importir (minimal nama

kota, kode pos dan Indonesia atau alamat lengkap) dan nomor pendaftaran.

-  Keterangan lain pada label minimal memuat : komposisi bahan, golongan

BTM, nama pemanis, pengawet, pewarna lengkap dengan indeks warna

(apabila digunakan), masa kedaluarsa, kode produksi, tanggal produksi

keterangan lain yang diwajibkan dalam peraturan perundang-undangan.

5.    Kelengkapan pengisian Formulir B yang memuat : daftar dan jumlah bahan baku

dan BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang digunakan, nama BTP dan kegunaannya,

26

Page 27: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

khusus untuk pewarna dengan Colour Index (CI), asal bahan baku dan BTP yang

digunakan.

6.    Kelengkapan pengisian Formulir C yang memuat cara pembuatan dan skema

proses produksi.

7.    Kelengkapan pengisian Formulir D yang dilampiri dengan hasil analisa produksi

akhir asli.

8.    Waktu pendaftaran : jam 09.00 – 13.00.

Persyaratan:

Produk Luar Negeri kode ML:

1. Copy Surat Penunjukan dari Negara Asal

2. Health Certificate (Izin Dep kes Setempat/Negera Asal)

3. Hasil Uji Laboratorium

4. Label Berwarna

5. Sample minimum 3 pcs

6. Komposisi dan Specsifikasi

7. Copy SIUP, API-U

Produk Dalam Negeri kode MD:

-  SIUP / Izin Prinsip

-  Hasil Uji Laboratorium

-  Label Berwarna / Haka Paten

-  Sample Minimum 3 (tiga) buah

BAB III

PENUTUP

27

Page 28: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Kesimpulan

Dari makalah ini dapat kita simpulkan bahwa kesadaran konsumen jauh dari

yang diharapkan, termasuk diantaranya keharusan membaca label sebelum

menjatuhkan pilihan untuk membeli. Dalam hal ini diperlukan sosialisasi kepada

masyarakat secara terus menerus. Salah satu media yang diperlukan adalah iklan

layanan masyarakat yang mengajak atau mendorong konsumen untuk lebih bijak

dalam menentukan pilihan, artinya konsumen harus memiliki kesadaran dan

pengetahuan tentang barang dan ketentuannya. Dalam kasus keracunan makananan

akhir-akhir ini terkesan dianggap biasa saja dan tidak ada pemikiran atau kesadaran

untuk melaporkannya ke instansi yang berwenang.

Maka dari penjelasan diatas alangkah baiknya adalah pemerintah sebagai

badan yang melakukan pengawasan terhadap penyebaran dan pemasaran barang –

barang yang telah beredar di masyarakat luas saat ini sering dan selalu melakukan

pengawasan – pengawasan terhadap para pelaku usaha maupun para distributor yang

merupakan penyedia barang yang langsung dapat bertemu dengan konsumen ataupun

pelanggan.

Itulah sebabnya essay ini dibuat karena dirasa di Indonesia saat ini para

pelaku usaha dan juga produsen banyak yang melakukan pelanggaran pelanggaran

yang melanggar Undang – Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen. Konsumen di Indonesia amat banyak sekali dirugikan mulai dari sakit

ringan sampai meninggal dunia yang semuanya itu merupakan efek – efek dari

makanan yang dikonsumsinya selama tenggang waktu yang sebentar ataupun cukup

lama.

Saran

28

Page 29: BAHAN TAMBAHAN PANGAN

1. Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca memperoleh

manfaat sehingga menjadi masukan untuk lebih mempertegak diagnosis

suatu penyakit.

2. Pembaca diharapkan lebih teliti dalam diagnosis untuk meminimalisir

kesalahan dalam diagnosis.

29