penggunaan bahan tambahan pangan: kenali dengan baik

3
phariyadi's blog | Penggunaan Bahan Tambahan Pangan: Kenali dengan Baik Man Copyright Purwiyatno Hariyadi [email protected] http://phariyadi.staff.ipb.ac.id/2015/08/30/penggunaan-bahan-tambahan-pangan-kenali-dengan-bai k-manfaatnya/ Penggunaan Bahan Tambahan Pangan: Kenali dengan Baik Manfaatnya Penggunaan Bahan Tambahan Pangan: Kenali dengan Baik Manfaatnya Perkembangan ilmu dan teknologi pangan mengalami kemajuan yang pesat dewasa ini. Salah satu inovasi yang banyak diaplikasikan pada pangan olahan adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP). Penggunaan BTP harus sesuai dengan peruntukannya dan memberikan fungsi tertentu bagi pangan. Penggunaan BTP yang dilakukan secara bijak, dapat memberikan manfaat yang baik untuk peningkatan mutu produk pangan. page 1 / 3

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penggunaan Bahan Tambahan Pangan: Kenali dengan Baik

phariyadi's blog | Penggunaan Bahan Tambahan Pangan: Kenali dengan Baik ManfaatnyaCopyright Purwiyatno Hariyadi [email protected]://phariyadi.staff.ipb.ac.id/2015/08/30/penggunaan-bahan-tambahan-pangan-kenali-dengan-baik-manfaatnya/

Penggunaan Bahan Tambahan Pangan: Kenalidengan Baik ManfaatnyaPenggunaan Bahan Tambahan Pangan: Kenalidengan Baik Manfaatnya

 

Perkembangan ilmu dan teknologi pangan mengalami kemajuan yang pesat dewasaini. Salah satu inovasi yang banyak diaplikasikan pada pangan olahan adalahpenggunaan bahan tambahan pangan (BTP). Penggunaan BTP harus sesuai denganperuntukannya dan memberikan fungsi tertentu bagi pangan. Penggunaan BTPyang dilakukan secara bijak, dapat memberikan manfaat yang baik untukpeningkatan mutu produk pangan.

page 1 / 3

Page 2: Penggunaan Bahan Tambahan Pangan: Kenali dengan Baik

phariyadi's blog | Penggunaan Bahan Tambahan Pangan: Kenali dengan Baik ManfaatnyaCopyright Purwiyatno Hariyadi [email protected]://phariyadi.staff.ipb.ac.id/2015/08/30/penggunaan-bahan-tambahan-pangan-kenali-dengan-baik-manfaatnya/

Sayangnya, seiring dengan perkembangan tersebut, banyak beredar pemberitaannegatif mengenai BTP. Hal ini dikarenakan masyarakat masih belum sepenuhnyadapat membedakan antara bahan kimia berbahaya yang dilarang digunakan padapangan dengan BTP yang diizinkan untuk pangan. Penggunaan BTP harusmengikuti peraturan yang sudah dikeluarkan oleh otoritas keamanan pangan yangmeliputi jenis BTP, jenis pangan, dan jumlah maksimal yang diperbolehkan.Pembelajaran tentang BTP secara benar sangat diperlukan, baik untuk produsen,utamanya produsen kecil menengah, maupun konsumen pada umumnya.Penggunaan BTP aman sepanjang mengikuti aturan yang telah ditetapkan olehlembaga pemerintah sebagai otoritas keamanan pangan. Saat ini berdasarkanPeraturan Menteri Kesehatan RI no. 033 tahun 2012 tentang Bahan TambahanPangan, terdapat 27 jenis BTP yang diizinkan.

Untuk membahas manfaat penggunaan BTP, Perhimpunan Ahli Teknologi PanganIndonesia (PATPI) bekerja sama dengan FOODREVIEW INDONESIA telahmenyelenggarakan focus group discussion (FGD) dengan tema “Penggunaan BTP:Kenali dengan baik manfaatnya” pada hari Jumat (14/8) di IPB InternationalConvention Center Bogor. Acara ini dihadiri oleh para pakar dibidang teknologipangan, gizi dan kesehatan, asosiasi pangan dan kesehatan, pemerintah daerah,produsen pangan baik dari industri besar maupun dari UKM, serta masyarakatumum sebagai konsumen.

Ketua Umum Persatuan Dokter Gizi Klinis Indonesia (PDGKI), Prof. Dr. dr. Nurpudji A.Taslim, MPH, SpGK-(K) mengungkapkan bahwa penggunaan BTP harus sesuaidengan peraturan Pemerintah. “Pemakaian BTP memberikan manfaat, namun harussesuai dengan peraturan Pemerintah agar tidak menimbulkan masalah,” kata Dr.Nurpudji.

Sementara itu Ketua Umum PERGIZI PANGAN, Prof. Dr. Hardinsyah menjelaskanpentingnya kajian ilmiah untuk menentukan keamanan BTP. “BTP aman digunakanselagi sesuai peruntukan dan penggunaan berdasarkan regulasi atau konsensuslembaga yang berwenang disertai bukti ilmiah yang kuat,” kata Hardinsyah. Selainitu dia menekankan pentingnya dilakukan sosialisasi dan pendidikan secaraberkelanjutan tentang peruntukan dan penggunaan BTP.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Standardisasi Produk Pangan Badan POM RI– Ir. Tetty H. Sihombing, MP., menuturkan peraturan BTP di Indonesia sudahdidasarkan pada kajian keamanan pangan, yang meliputi aspek kimia, aspek

page 2 / 3

Page 3: Penggunaan Bahan Tambahan Pangan: Kenali dengan Baik

phariyadi's blog | Penggunaan Bahan Tambahan Pangan: Kenali dengan Baik ManfaatnyaCopyright Purwiyatno Hariyadi [email protected]://phariyadi.staff.ipb.ac.id/2015/08/30/penggunaan-bahan-tambahan-pangan-kenali-dengan-baik-manfaatnya/

toksikologi, dan evaluasi. Peraturan suatu BTP dapat berbeda karena adanyaperbedaan paparan. “Badan POM RI memiliki perangkat untuk menghitung paparansuatu jenis BTP dari pangan tertentu” ujar Tetty. Jadi menurut Tetty, Badan POMmelakukan studi untuk memastikan konsumsi pangan mengandung BTP aman,sejauh tidak melampau nilai ADI (Acceptable Daily Intake). Tetty juga setuju bahwaperaturan mengenai BTP harus dievaluasi secara berkala.

Direktur SEAFAST Center IPB dan sekaligus sebagai Anggota Dewan Pembina PATPI,Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi, mengatakan nilai ADI adalah jumlah yang dianggapaman untuk dikonsumsi setiap hari tanpa adanya pengaruh negatif terhadapkesehatan. “Nilai ADI ditentukan berdasarkan kajian ilmiah yang dilakukan olehbadan otoritas,” kata Purwiyatno. Nilai ADI kemudian dikombinasikan denganjumlah paparan untuk menentukan batas maksimum penggunaan BTP. “Jadi tidakaneh, jika batas maksimum BTP tiap negara dapat berbeda-beda,” tambahPurwiyatno.

Berdasarkan FGD tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya BTP yangsudah diizinkan oleh Pemerintah adalah aman, selama mengikuti peraturan yangberlaku, seperti penambahan yang tidak melebihi batas maksimum, danpenggunaan yang sesuai dengan peruntukannya. Setiap BTP yang diizinkan olehPemerintah telah melewati kajian keamanan pangan yang mendalam. Diharapkanprodusen dapat menggunakan BTP berdasarkan aturan yang berlaku dan konsumenmendapat informasi yang benar dan tidak menyesatkan. Pada bagian akhir diskusisemua peserta FGD sepakat untuk melakukan usaha bersama dalam rangkapenyadaran masyarakat dalam bentuk kampanye keamanan pangan denganmelibatkan lintas sektor organisasi profesi, termasuk di dalamnya dunia usaha.

sumber: http://foodreview.co.id/

page 3 / 3