bahan prentaibogor pak max

25
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT BINA PROGRAM RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA STRATEGIS 2015-2019 DITJEN BINA MARGA

Upload: indonesia-infrastructure-initiative

Post on 20-May-2015

297 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan prentaibogor pak max

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA D I R E K T O R AT B I N A P R O G R A M

RANCANGAN TEKNOKRATIK

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

DITJEN BINA MARGA

Page 2: Bahan prentaibogor pak max

ARAHAN DAN SASARAN KONSEP RPJMN 2015-2019

1. Mempercepat pembangunan Sistem Transportasi Multimoda.

2. Mempercepat pembangunan transportasi yang mendukung Sistem Logistik Nasional.

3. Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan

transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan.

4. Membangun kaitan sistem dan jaringan transportasi dengan investasi untuk

mendukung Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Sistem Logistik Nasional,

Komplek Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor ekonomi.

• Meningkatkan jalan

Nasional

• Meningkatnya

Jalan Sub Nasional

Outcome KPI Input KPI

Indikator Jalan Isu

Strategis

Sasaran Konsep RPJMN 2015-2019

Kondisi mantap

• Jalan Nasional

(%)

• Jalan Propinsi

(%)

• Jalan Kabupaten

/Kota (%)

Waktu rata-rata

(no./100 km)

• Ketimpangan

Jalan Nasional

dan Daerah

• Kapasitas Jalan

Arah Kebijakan

Page 3: Bahan prentaibogor pak max

VISI DAN MISI DITJEN. BINA MARGA R E N S T R A 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Visi:

Misi:

• Terwujudnya sistem jaringan jalan yang andal, terpadu dan

berkelanjutan di seluruh wilayah nasional untuk mendukung

pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial

• Mewujudkan jaringan Jalan Nasional yang berkelanjutan

dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang

memadai, untuk melayani pusat-pusat kegiatan nasional,

wilayah dan kawasan strategis nasional

• Mewujudkan jaringan Jalan Nasional bebas hambatan

antar-perkotaan dan di kawasan perkotaan yang memiliki

intensitas pergerakan logistik tinggi yang menghubungkan

dan melayani pusat-pusat kegiatan ekonomi utama nasional

• Memfasilitasi agar kapasitas Pemerintah Daerah

meningkat dalam menyelenggarakan jalan daerah yang

berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan

keselamatan yang memadai

Page 4: Bahan prentaibogor pak max

EVALUASI R E N S T R A 2 0 1 0 - 2 0 1 4

87% 87.72%

90.82%

92.95% 94%

82%

84%

86%

88%

90%

92%

94%

96%

2010 2011 2012 2013 2014

JALAN MANTAP (%)

2,808 3,292

4,676 4.134

4,641

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

2010 2011 2012 2013 2014

PENINGKATAN KAPASITAS (Km)

83.3

84.6

87.7

90.7 91.5

80.0

82.0

84.0

86.0

88.0

90.0

92.0

2010 2011 2012 2013 2014

UTILISASI JALAN NASIONAL (Milyar Kend.Km)

OUTCOME

O

U

T

P

U

T

Page 5: Bahan prentaibogor pak max

ISU STRATEGIS SEKTOR JALAN

R A N C A N G A N R E N S T R A 2 0 1 5 - 2 0 1 9

•Jaringan Jalan sesuai RTRWN dan dukungan pengembangan kawasan (40 KSN prioritas)

•Menurunkan waktu tempuh pada koridor utama Nasional 2,6 jam/100 km menjadi 2,2 jam/100 km mendukung Sistem logistik nasional

•Mendukung jalur utama angkutan barang

Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

• Menerapkan skema berbasis kinerja

• Meningkatkan standar kualitas dan kinerja jalan Meningkatkan Kualitas

Infrastruktur jalan

• Jalan yang handal (Reliable)

• Jaringan Jalan mendukung Domestic Connectivity, transportasi antar moda dan antar pulau (Sistranas dan Sislognas)

Meningkatkan efisiensi pelayanan infrastruktur jalan

• Mendukung layanan jalan nasional perkotaan untuk transportasi massal

• Peningkatan kapasitas jalan perkotaan (Jalan Tol dalam kota, FO/UP dan jalan By Pass) Menangani Kemacetan

Perkotaan

• Untuk jalan sub nasional menerapkan sistem hibah berbasis kinerja / bersyarat

• Jaringan Jalan mendukung Direktif Presiden

Mengurangi kesenjangan antar daerah (Jalan sub nasional

dengan jalan nasional)

• Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi APBN

• Partisipasi sektor swasta untuk mendukung skema KPS Alternatif Pembiayaan

• Meningkatkan standar keamanan jalan

• Mengurangi Black spot

• Jalan yang berwawasan lingkungan

Jalan Berkeselamatan dan Berwawasan Lingkungan

Page 6: Bahan prentaibogor pak max

KONSEP STRUKTUR OUTPUT RENCANA STRATEGIS DITJEN. BINA MARGA 2015-2019

Peningkatan Penyelenggaraan Jalan

untuk Mendukung Pertumbuhan

Ekonomi, Peningkatan Kesejahteraan dan

Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup

Meningkatnya Konektivitas Jaringan yang Handal, Berkeselamatan

dan Berwawasan Lingkungan

Menurunnya Waktu Tempuh Pada Lintas Utama/Antar

Pusat Kegiatan (Jam/100KM)

Panjang Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional (Peningkatan

Struktur / Pelebaran)

Panjang Pembangunan Jalan Baru / Jalan Bebas Hambatan / Jalan

Strategis

Meningkatnya Kemantapan Jalan Nasional (%)

Panjang Pemeliharan Berkala/Rehabilitasi Jalan dan

Jembatan

Panjang Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan

Meningkatnya Layanan Jalan Perkotaan

Metropolitan dan Kota Besar

Menurunkan Waktu Tempuh pada Jalan Perkotaan

Metropolitan dan Kota Besar (jam/100km)

Panjang Pembangunan FO/UP/Jalan Baru /Jalan tol dalam

kota

Meningkatnya Kemantapan Jalan

Daerah

Meningkatnya kemantapan Jalan Daerah

Jumlah Provinsi yang Mendapatkan Skema TP / PRIM

Meningkatnya Fasilitasi Penyelenggaraan Jalan

Daerah

Dokumen Dukungan Penyelenggaraan Jalan Daerah

Tujuan Sasaran Outcome Output

Page 7: Bahan prentaibogor pak max

Meningkatnya Konektivitas Jaringan Jalan, Daya Saing dan Pertumbuhan Ekonomi

Proses Administrasi Pelelangan yang Transparan dan

Berkinerja Tinggi

Pengelolaan Anggaran secara Efektif dan

Tepat Sasaran

Proses Internal

Ekspektasi Publik

Peta Renstra Bina Marga

Peningkatan Kemantapan Jalan

Peningkatan Kapasitas Jalan

Anggaran dan Tata Kelola

Pembangunan dan Pemeliharaan

Expressway

Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Nasional

Pembangunan dan Pemeliharaan

Jembatan

Pembangunan dan Pemeliharaan

Jalan Perkotaan

Pembangunan dan Pemeliharaan

Jalan Sub Nasional

Penerapan Tata Kelola (good governance)

secara Optimal

Pengadaan Tanah yang Cepat dan

Tuntas

7

Page 8: Bahan prentaibogor pak max

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan

Mendorong Pemerataan Ekonomi yang Berkeadlian

Mendukung Keamanan dan Pertahanan Nasional

8

Page 9: Bahan prentaibogor pak max

Meningkatkan Keamanan dan Kelayakan Jalan

Mendukung Lingkungan (green and

sustainable road )

Teknologi yang Andal dan Efisien

(reliable and efficient road technology)

9

Page 10: Bahan prentaibogor pak max

TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

R A N C A N G A N R E N S T R A 2 0 1 5 - 2 0 1 9

Tujuan: Peningkatan penyelenggaraan jalan untuk meningkatkan daya saing melalui pertumbuhan ekonomi, industri pariwisata, dan mobilitas antar moda yang mendukung logistik.

Sasaran Strategis :

Meningkatnya Konektivitas Jaringan yang Handal, Berkeselamatan dan Berwawasan Lingkungan

Meningkatnya Layanan Jalan Perkotaan Metropolitan

dan Kota Besar

Meningkatnya Kemantapan Jalan Daerah

Page 11: Bahan prentaibogor pak max

Tujuan Sasaran Strategis

Indikator Outcome

Indikator Output

Sub Output

Peningkatan Penyelenggaraan Jalan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi, Peningkatan Kesejahteraan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup

Meningkatnya Konektivitas Jaringan yang Handal, Berkeselamatan dan Berwawasan Lingkungan

Menurunnya Waktu Tempuh Pada Lintas Utama/Antar Pusat Kegiatan (Jam/100KM)

Peningkatan Kapasitas Jalan (KM)

Panjang jalan & jembatan nasional baru yang dibangun (KM / M)

Panjang jalan bebas hambatan baru yang dibangun (KM)

Panjang jembatan bentang panjang baru yang dibangun (M)

Panjang peningkatan Struktur/Pelebaran jalan Nasional (substandar menuju kelas kecil)(KM)

Peningkatan Kemantapan Jalan Nasional (%)

Panjang jalan & jembatan nasional yang mendapatkan pemeliharaan berkala (KM / M) Panjang jalan & jembatan nasional yang mendapatkan pemeliharaan rutin (KM / M)

STRUKTUR OUTPUT DJBM 2015-2019

R A N C A N G A N R E N S T R A 2 0 1 5 - 2 0 1 9

Page 12: Bahan prentaibogor pak max

Tujuan Sasaran Strategis

Indikator Outcome

Indikator Output

Sub Output

Peningkatan Penyelenggaraan Jalan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi, Peningkatan Kesejahteraan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup

Meningkatnya Layanan Jalan Perkotaan Metropolitan dan Kota Besar

Menurunkan Waktu Tempuh pada Jalan Perkotaan Metropolitan dan Kota Besar (jam/100km)

Peningkatan Kapasitas Jalan Perkotaan (KM)

Panjang Pembangunan FO/UP dalam Perkotaan (M) Panjang Pembangunan Jalan Baru (Ring-Radial) dalam Perkotaan (KM)

Panjang Pembangunan Jalan Bebas Hambatan dalam Perkotaan (KM)

Peningkatan Kemantapan Jalan Perkotaan (%)

Pemeliharaan Rutin jalan & jembatan Perkotaan (KM / M)

Pemeliharaan Berkala jalan & jembatan Perkotaan (KM / M)

Meningkatnya Kemantapan Jalan Daerah

Meningkatnya Kemantapan Jalan Sub Nasional yang mendukung KPI (%)

Panjang Pemeliharaan Berkala dan Peningkatan Struktur Jalan Sub Nasional yang mendukung KPI (KM)

Panjang Pemeliharaan Berkala Jalan Sub Nasional yang mendukung KPI (KM)

Panjang Peningkatan Struktur Jalan Sub Nasional yang mendukung KPI (KM)

Lanjutan

STRUKTUR OUTPUT DJBM 2015-2019

R A N C A N G A N R E N S T R A 2 0 1 5 - 2 0 1 9

Page 13: Bahan prentaibogor pak max

PROGRAM PENANGANAN JALAN

R A N C A N G A N R E N S T R A 2 0 1 5 - 2 0 1 9

Peningkatan konektivitas melalui peningkatan kemantapan dan kapasitas jalan nasional

Preservasi:

• Rutin Jalan 168.288 KM

• Pemeliharaan Rutin Jembatan 1.429,50 M

• Berkala Jalan 14.813 KM

• Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jembatan 10.835,64 M

Peningkatan Kapasitas:

• Rekonstruksi/Peningk. Struktur 1.418 KM

• Pelebaran 11.487 KM

• Penggantian Jembatan 346,24 M

Pembangunan Baru:

• Jalan Baru 1.094 KM

• Ringroad 172 KM

• Flyover 10.205 M

• Jalan Bebas Hambatan 1.292 KM

Dukungan terhadap jalan sub-nasional terutama yang mendukung KPI sepanjang 2.554 KM

PENINGKATAN KONEKTIVITAS MENDUKUNG

PERTUMBUHAN EKONOMI

(46 KPI)

DUKUNGAN KAWASAN STRATEGIS

PARIWISATA NASIONAL

(29 KSPN)

DUKUNGAN TRANSPORTASI ANTAR MODA

(79 PELABUHAN)

PROGRAM PENANGANAN JALAN

2015 - 2019

Page 14: Bahan prentaibogor pak max

TEMATIK

R A N C A N G A N R E N S T R A 2 0 1 5 - 2 0 1 9

Peningkatan konektivitas melalui peningkatan kemantapan dan kapasitas jalan nasional

Preservasi:

- Rutin 168.288 KM

- Berkala 14.813 KM

Peningkatan Kapasitas:

- Rekonstruksi/Peningk. Struktur 1.418 KM

- Pelebaran 11.487 KM

Pembangunan Baru:

- Jalan Baru 1.094 KM (belum ditetapkan prioritas)

- Ringroad 172 KM

- Flyover 10.205 M

- Jalan Bebas Hambatan 1.292 KM

Dukungan terhadap jalan sub-nasional terutama yang mendukung KPI sepanjang 2.554 KM

PENINGKATAN KONEKTIVITAS MENDUKUNG

PERTUMBUHAN EKONOMI

DUKUNGAN KAWASAN STRATEGIS

PARIWISATA NASIONAL

Dukungan Akses ke Kawasan Pariwisata difokuskan pada KSPN yang masuk dalam KSN

Pemeliharaan Rutin Jalan 1.351 KM

Pemeliharaan Rutin Jembatan 18.193 M

Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jalan 46 KM

Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jembatan 62 M

Rekonstruksi/Pening. Struktur Jalan 63 KM

Pelebaran Jalan 29 KM

Pembangunan/Pelebaran Jln di Kaw. Srategis, Perbatasan, Wil. Terluar & Terdepan 13 KM

DUKUNGAN TRANSPORTASI ANTAR MODA (PELABUHAN)

Dukungan Akses ke Pelabuhan dengan skala utama dan pengumpul

Pemeliharaan Rutin Jalan 769,07 KM

Pemeliharaan Rutin Jembatan 1.429,50 M

Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jalan 21,53 KM

Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jembatan 10.835,64 M

Penggantian Jembatan 346,24 M

Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan 287,22 KM

Pelebaran Jalan 91,00 KM

Pembangunan Jalan Baru 12,63 Km

Pembangunan Jembatan Baru 485,92 M

Pembangunan/Pelebaran Jln di Kaw. Srategis, Perbatasan, Wil. Terluar & Terdepan 13 KM

Page 15: Bahan prentaibogor pak max

• Penyiapan dan penyempurnaan peraturan untuk penyelenggaraan jalan berorientasi pada peningkatan konektivitas.

Peraturan

• Penyesuaian organisasi dan kelembagaan, termasuk sumber daya manusia dalam mengantisipasi program percepatan pengembangan jaringan jalan

Kelembagaan

• Pengembangan kapasitas jaringan jalan untuk mendukung peningkatan konektivitas, aksesibilitas, kinerja logistik, dan integrasi sesuai dengan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah

Perencanaan

• Peningkatan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program pembangunan dan preservasi jalan, untuk meningkatkan nilai untuk uang (value for money) dan percepatan pengadaan tanah

Operasional

• Peningkatan ketersediaan sumber dana, termasuk penyiapan mekanisme pembiayaan yang dapat menjaring investasi swasta dan peran serta masyarakat.

Pendanaan

DUKUNGAN PENYELENGGARAAN JALAN

R A N C A N G A N R E N S T R A 2 0 1 5 - 2 0 1 9

Page 16: Bahan prentaibogor pak max

Pertumbuhan Ekonomi

Pemerataan Pembangunan

Ketahanan Nasional

Jalan Nasional

Pantura, MP3EI, KPI

Lintas Selatan Jawa, Lintas Barat

Sulawesi

Pengembangan Baru

Perbatasan, Terdepan,

Terluar

Jalan Bebas Hambatan

Trans Jawa

Trans Sumatera

HGH Sulawesi HGH Kalimantan

Jembatan Bentang Panjang

Jembatan Selat Sunda, Musi III, Batam Bintan, P

Balang, Loa Kulu, Kapuas III

Holtekamp

Jalan Perkotaan Metropolitan,

Kota Besar Kota Sedang

Jalan Sub Nasional Peningkatan

Struktur 30% Peningkatan Struktur 70%

Berwawasan LIngkungan

Teknologi Tepat Guna Efisien

Berkeselamatan

Handal

RENCANA PROGRAM/KEGIATAN 2015-2019

R A N C A N G A N R E N S T R A 2 0 1 5 - 2 0 1 9

Page 17: Bahan prentaibogor pak max

PROGRAM/KEGIATAN 2015-2019 JALAN BEBAS HAMBATAN

No Pulau Panjang

(KM)

Panjang Terbangun

s.d 2014 (KM)

Tahun Total Panjang

2015-2019 (KM)

2015 2016 2017 2018 2019

1 Sumatera 384,00 - 25,32 16,88 24,00 106.00 164,00 294,00

2 Jawa 1.450,97 188,80 115,31

155,74

155,00

157,62

62,32 645,98

- Trans 479,79 161,90 90,49

70,53

30,27

83,42

45,68

320,39

- Non-Trans 485,59 26,90 24,82

85,20

124,73

74,20

16,64

325,59

3 Kalimantan 84,00 - - 40,00 48,00 84,00

4 Sulawesi 39,00 - 20,00 19,00 - - - 39,00

Total 2923,35 377,6 231 311,47 310 315,2 124,6 1291,96

HGH Sumatera Fase 1 beroperasi pada tahun 2019, sedangkan fase lainnya pada tahap persiapan penyusunan dokumen FS/Basic Design/ROW Plan, AMDAL, LARAP, DED dan pengadaan tanah

Trans Jawa dan Non-Trans Jawa beroperasi pada tahun 2019 Persiapan pembangunan jalan bebas hambatan di Pulau Kalimantan, Sulawesi dan Bali

berupa penyusunan studi jaringan jalan dan dokumen kesiapan lainnya.

Page 18: Bahan prentaibogor pak max

KEGIATAN YANG MEMERLUKAN SINKRONISASI

1. Kementerian Perhubungan Koordinasi penindakan terhadap kendaraan yang memiliki beban lebih terutama

pada jalur utama logistik (PANTURA Jawa dan Jalintim Sumatera)

2. Kementerian Kehutanan Koordinasi mengenai izin pinjam pakai pada kawasan hutan yang dilewati oleh

ruas ruas jalan (Taman Nasional Lorentz - Papua dan Heart of Borneo - Kalimantan)

3. Pemerintah Daerah Koordinasi penataan guna lahan dan pengendalian RUMIJA melalui peraturan

daerah untuk menjaga kinerja jalan

4. Ditjen Sumber Daya Air Dukungan Ditjen. SDA untuk penanganan sungai dan pantai pada ruas jalan

nasional. Antara lain, penanganan jalan Pantura Jawa, abrasi pantai di Bengkulu dan Lampung, dan pengamanan sungai di Kalsel dan Kaltim

5. Ditjen Cipta Karya Koordinasi penanganan utilitas ke-Cipta Karya-an yang menempati Right Of Way

(ROW) jalan nasional dan integrasi sistem drainase jalan dengan sistem drainase kawasan (antara lain Pelebaran Jl. Ahmad Yani Kotamobagu)

Page 19: Bahan prentaibogor pak max

No activities 2015 2016 2017 2018 2019

1 Pre Design (40% total length)

700 700 700 700 700

2 Detail design - 700 700 700 700

3 Land Acquisition - - 700 700 700

4 Construction - - 200 200 300

Tahapan Persiapan 2015-2019 Khusus untuk Road Renewal dan expressway

Page 20: Bahan prentaibogor pak max
Page 21: Bahan prentaibogor pak max

No UU Jalan No. 38/2004 UU No.22/2009 UU Perencanaan pembgnn

UU lain terkait

1 PP No. 34/2006 tentang jalan

PP No. 32/2011 tentang MRLL

UU No. 25/2004 tentang sistem perencnaan pembangunaan

UU No. 17/2004 tentang keuangan

2 PP No. 15/2005 tentang jalan tol

PP No.37/2011 tntang Forum transportasi

UU No.17/2007 tentang pembangunan jangka panjang nasional

UU No. 1 ttg perbendaharaan negara

PP NO. 79/2013 tntang sistem jaringaan lalulintas

3 PERMEN 14 jalan PERMEN 17 jln tol

PERMEN PERMEN PERMEN

UU JALAN DAN UNDANG-UNDANG TERKAIT

Page 22: Bahan prentaibogor pak max

KEGIATAN YANG MEMERLUKAN SINKRONISASI

1. Kementerian Perhubungan Koordinasi penindakan terhadap kendaraan yang memiliki beban lebih terutama

pada jalur utama logistik (PANTURA Jawa dan Jalintim Sumatera)

2. Kementerian Kehutanan Koordinasi mengenai izin pinjam pakai pada kawasan hutan yang dilewati oleh

ruas ruas jalan (Taman Nasional Lorentz - Papua dan Heart of Borneo - Kalimantan)

3. Pemerintah Daerah Koordinasi penataan guna lahan dan pengendalian RUMIJA melalui peraturan

daerah untuk menjaga kinerja jalan

4. Ditjen Sumber Daya Air Dukungan Ditjen. SDA untuk penanganan sungai dan pantai pada ruas jalan

nasional. Antara lain, penanganan jalan Pantura Jawa, abrasi pantai di Bengkulu dan Lampung, dan pengamanan sungai di Kalsel dan Kaltim

5. Ditjen Cipta Karya Koordinasi penanganan utilitas ke-Cipta Karya-an yang menempati Right Of Way

(ROW) jalan nasional dan integrasi sistem drainase jalan dengan sistem drainase kawasan (antara lain Pelebaran Jl. Ahmad Yani Kotamobagu)

Page 23: Bahan prentaibogor pak max

2x7.0

AADT (Kend/Hr)

Lebar Perk (Meter)

Lebar Bahu (Meter)

3000 8000 10,000 >20,000

4.5 6.0

7.0

1.0 1.5 2.0 2.0

Lebar Perk/Bahu (Dlm meter)

1000

Lebar AADT

>3,000 >8,000 >20,000

6m v

7m v

2x7m v

BATASAN PELABARAN JALAN BERDASARKAN AADT R A N C A N G A N R E N S T R A 2 0 1 5 - 2 0 1 9

Page 24: Bahan prentaibogor pak max
Page 25: Bahan prentaibogor pak max

KONDISI JALAN PROVINSI SESUAI DATA DAK 2013 No Daerah

Total Panjang Jalan

Kemantapan Kebutuhan Penanganan

Jalan Kondisi Mantap

(km) (km) % (km)

1 Provinsi Aceh 1,702 539 32 Rekonstruksi 1,162

2 Provinsi Sumatera Utara 3,049 2,224 73

3 Provinsi Sumatera Barat 1,154 934 81

4 Provinsi Riau 3,033 1,867 62 Rekonstruksi 1,166

5 Provinsi Kepulauan Riau 679 571 84

6 Provinsi Jambi 1,505 1,096 73

7 Provinsi Sumatera Selatan 1,620 1,410 87

8 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 899 605 67 Rekonstruksi 294

9 Provinsi Bengkulu 1,563 920 59 Rekonstruksi 643

10 Provinsi Lampung 1,703 1,234 72

11 Provinsi DKI Jakarta

12 Provinsi Jawa Barat 2,191 2,082 95

13 Provinsi Banten 853 691 81

14 Provinsi Jawa Tengah 2,566 1,910 74

15 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 690 579 84

16 Provinsi Jawa Timur 1,761 1,510 86

17 Provinsi Kalimantan Barat 1,562 1,185 76

18 Provinsi Kalimantan Tengah 1,100 887 81

19 Provinsi Kalimantan Selatan 852 364 43 Rekonstruksi 488

20 Provinsi Kalimantan Timur 1,640 1,329 81

21 Provinsi Kalimantan Utara

21 Provinsi Sulawesi Utara 940 676 72

22 Provinsi Gorontalo 404 282 70

23 Provinsi Sulawesi Tengah 1,619 891 55 Rekonstruksi 728

24 Provinsi Sulawesi Selatan 1,148 970 85

25 Provinsi Sulawesi Barat 722 297 41 Rekonstruksi 426

26 Provinsi Sulawesi Tenggara 1,151 288 25 Rekonstruksi 863

27 Provinsi Bali 861 767 89

28 Provinsi Nusa Tenggara Barat 1,772 1,170 66 Rekonstruksi 602

29 Provinsi Nusa Tenggara Timur 1,737 1,028 59 Rekonstruksi 710

30 Provinsi Maluku 1,297.4 446.9 34 Rekonstruksi 851

31 Provinsi Maluku Utara 1,867 779 42 Rekonstruksi 1,088

32 Provinsi Papua 1,199 1,076 90

33 Provinsi Papua Barat 1,025 1,007 98

9,021