makalah fix max _era

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejarah merupakan sebuah kata yang seringkali diucapkan, dan didengar oleh semua orang. Bukan hanya sekedar kata saja melainkan sejarah merupakan bagian dari kehidupan setiap manusia yang tidak dapat dipisahkan dalam proses kehidupan. Sejak manusia dilahirkan ke dunia sampai manusia meninggal dunia memiliki beragam sejarah dalam setiap hidupnya. Sejarah dalam hidup manusia bisa berupa momen-momen penting seperti pernikahan, kelahiran, kematian, dan perjalanan karir. Sejarah tidak hanya berkaitan dalam lingkungan sosial maupun lingkungan keluarga saja, melainkan juga di dalam dunia akademik. Pada jenjang pendidikan dasar (SD) sejarah telah dimasukkan ke dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai salah satu komponen materi siswa. Hal ini terus berlanjut hingga jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) materi mata pelajaran sejarah memiliki tingkatan yang mulai sedikit sulit, pertanyaan pada seputar permasalahan bukan lagi pada siapa, dan di mana melainkan sudah bagaimana. Dalam hal ini siswa diajak untuk bisa melihat peristiwa sejarah secara lebih mendetail. Sehingga, bisa meminimalisir adanya pembelokkan sejarah. Seiring dengan perkembangan jaman sejarah telah menjelma menjadi sebuah mata pelajaran pada jenjang pendidikan 1

Upload: muchammad-galang-ainur-riski

Post on 09-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

qwe

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Fix Max _era

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sejarah merupakan sebuah kata yang seringkali diucapkan, dan didengar oleh semua

orang. Bukan hanya sekedar kata saja melainkan sejarah merupakan bagian dari

kehidupan setiap manusia yang tidak dapat dipisahkan dalam proses kehidupan. Sejak

manusia dilahirkan ke dunia sampai manusia meninggal dunia memiliki beragam sejarah

dalam setiap hidupnya. Sejarah dalam hidup manusia bisa berupa momen-momen penting

seperti pernikahan, kelahiran, kematian, dan perjalanan karir.

Sejarah tidak hanya berkaitan dalam lingkungan sosial maupun lingkungan keluarga

saja, melainkan juga di dalam dunia akademik. Pada jenjang pendidikan dasar (SD)

sejarah telah dimasukkan ke dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai

salah satu komponen materi siswa. Hal ini terus berlanjut hingga jenjang pendidikan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada jenjang

pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) materi mata pelajaran sejarah memiliki

tingkatan yang mulai sedikit sulit, pertanyaan pada seputar permasalahan bukan lagi pada

siapa, dan di mana melainkan sudah bagaimana. Dalam hal ini siswa diajak untuk bisa

melihat peristiwa sejarah secara lebih mendetail. Sehingga, bisa meminimalisir adanya

pembelokkan sejarah.

Seiring dengan perkembangan jaman sejarah telah menjelma menjadi sebuah mata

pelajaran pada jenjang pendidikan tersebut. Namun, dengan sejarah telah menjadi mata

pelajaran nyatanya tidak mendapat sambutan yang begitu hangat dari sebagian besar

siswa-siswanya, justru sebagian besar dari mereka tidak menyukai mata pelajaran sejarah.

Alasan yang dikemukakan oleh siswa-siswi tersebut beragam mulai dari rasa bosan yang

mendera ketika tengah mengikuti mara pelajaran sejarah, metode yang digunakan oleh

guru terkesan kuno yaitu dengan menggunakan metode ceramah sehingga banyak

membuat siswa merasa ngantuk dan jenuh. Sedangkan yang terakhir adalah materi dari

mata pelajaran sejarah sendiri yang memang membutuhkan sebuah metode yang tepat

untuk membuat siswa bisa dengan mudah memahami materi dari mata pelajarah sejarah

itu sendiri. Karakter dari materi sejarah sendiri yang memang rumit, serta membutuhkan

kesabaran, ketekunan, dan kecermatan dalam melihat sebuah peristiwa seringkali dirasa

sangat sulit bagi siswa-siswi. Dalam hal ini peran guru tidak hanya cukup dalam

mengambangkan teknologi pembelajaran bagi mata pelajaran sejarah saja, melainkan juga

1

Page 2: Makalah Fix Max _era

mampu untuk menciptakan sebuah metode belajar dan pembelajaran yang tepat agar siswa

bisa mengerti dan memahami materi dari setiap mata pelajaran sejarah.

Dengan demikian, siswa bisa tertarik dengan mata pelajaran sejarah sehingga mampu

merubah mindset tentang mata pelajaran yang membosankan, dan hanya sekedar

mendengarkan dongeng dari guru tentang masa lampau. Oleh karena itu, dalam makalah

yang berjudul Penerapan Teori Kooperatif dalam Pembelajaran Sejarah pada jenjang

SMA adapun hal-hal yang dibahas antara lain, hakikat model pembelajaran kooperatif,

metode yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif, serta implementasi model

pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran sejarah.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana hakikat model pembelajaran kooperatif ?

b. Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran kooperatif ?

c. Bagaimana implementasi model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran sejarah?

1.3 Tujuan

a. Mendiskripsikan hakikat model pembelajaran kooperatif

b. Mendiskripsikan metode pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran kooperatif

c. Mendiskripsikan implementasi model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran

sejarah

2

Page 3: Makalah Fix Max _era

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

Era modern seperti sekarang semakin banyak hasil temuan dalam dunia

pendidikan yang bisa membantu siswa dalam pencapaian prestasi di dalam bidang

akademik. Temuan-temuan inilah yang nantinya akan memberikan motivasi kepada

orang lain serta mendorong para siswa untuk lebih bisa meningkatkan prestasi mereka.

Dunia pendidikan yang sekarang sudah jauh dari kesan kuno ketika bangsa

Indonesia pada jaman dahulu berjuang untuk bisa mendapatkan pendidikan yang layak.

Wajah dunia pendidikan bangsa Indonesia dari tahun ke tahun semakin berbenah diri

untuk menjadi lebih baik lagi meskipun di beberapa bagian masih terdapat kekurangan

yang seharusnya bisa segera diperbaiki. Salah satu temuan dalam dunia pendidikan

adalah munculnya berbagai macam metode pembelajaran yang bisa diterapkan dalam

proses belajar di dalam kelas.Salah satunya adalah metode kooperatif (cooperative

method).

Metode kooperatif merupakan sebuah metode kerjasama dalam menyelesaikan

sebuah project di dalam kelas. Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran

yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan tertentu, definisi tersebut

dikemukakan oleh Anita Lie (2004:8).

Pada dasarnya metode kooperatif telah digunakan oleh para pendidik sejak

bertahun-tahun lamanya utamanya dalam bentuk kerjasama di dalam penelitian

laboraturium, diskusi, atau pun kerja kelompok. Ide yang melatar belakangi bentuk

pembelajaran kooperatif adalah adanya keinginan dari para siswa agar kelompoknua

berhasil, sehingga akan memberikan motivasi kepada anggota kelompok lain untuk lebih

baik dan bisa membantu.

Di era yang sudah modern sekarang, sebuah penelitian yang dilakukan oleh

Amerika serta negara-negara yang lainnya telah menciptakan metode-metode

pembelajaran yang sistematik dan praktis yang ditujukan untuk digunakan sebagai

elemen utama dalam pola pengaturan kelas, pengaruh penerapan metode ini juga

didokumentasikan dan telah diaplikasikan dalam kurikulum yang lebih luas.

Menurut Anita Lie (2004:8) pembelajaran kooperatid adalah pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama

dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai suatu tujuan. Model pembelajaran

3

Page 4: Makalah Fix Max _era

kooperatif ini bertujuan untuk mengembangkan aspek keterampilan sosial sekaligus

aspke kognitif dan aspek sikap siswa. Pendapat lain juga disebutkan oleh Sugiyanto

(2009:6) pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-

elemen yang saling terkait. Elemen-elemen tersebut adalah saling ketergantungan positif,

interaksi tatap muka, akuntabilitas individu dan keterampilan untuk menjalin hubungan

antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.

Menurut Isjoni (2009:15) pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen.

Menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009:15) pembelajaran kooperatif adalah

suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi

dorongan kepada siswa agar bekerjasama selama proses pembelajaran. Pembelajaran

kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan

positif antar individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap muka,

komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok (Rohman, 2009:186).

Menurut Suprijono (2009: 54) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas

meliputi jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin atau

diarahkan oleh guru.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya relatif heterogen

(beragam) terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah, perempuan dan

laki-laki dengan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu dan bekerja

sama mempelajari materi pelajaran agar belajar semua anggota kelompok maksimal.

Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru,

dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-

bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang

dimaksudkan. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Dalam

pembelajaran kooperatif, sebagai seorang guru menciptakan suasana yang dapat

mendorong siswa agar merasa saling membutuhkan (Agung, 2012: 87).

Tidak hanya siswa yang belajar dari guru, tetapi guru juga harus belajar dari siswa.

Hubungan yang diperlukan antara guru dan siswa adalalah hubungan saling

ketergantungan positif , maka dibutuhkan saling ketergantungan untuk mencapai tujuan,

saling ketergantungan mengerjakan tugas, saling ketergantungan dalam bahan dan

sumber, saling ketergantungan peran dan saling ketergantungan dalam hal hasil dan

4

Page 5: Makalah Fix Max _era

hadiah (Roestiyah, 2001: 34). Ketergantungan postif tersebut dapat menciptakan interaksi

antara guru dan siswa yang asih, asah dan asuh sehingga terciptanya masyarakat belajar

(learning community).

Manfaat dari model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kemajuan untuk bekerja sama dan bersosialisasi.

b. Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan perilaku selama

bekerja sama.

c. Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri.

d. Meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap perilaku positif sehingga dengan

pembelajaran kooperatif peserta didik akan tahu kedudukannya dan belajar untuk

saling menghargai satu sama lain.

e. Meningkatkan prestasi belajar dengan meningkakan prestasi akademik sehingga,

dapat membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang sulit

Meskipun banyak manfaat dari model pembelajaran kooperatif, tetapi ada

kelemahan pada model pembelajaran tersebut. Kelemahan pembelajaran kooperatif

adalah sebagai berikut:

a. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang. Hal ini mengakibatkan

siswa yang lain menjadi pasif.

b. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di samping itu memerlukan

lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.

c. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung terdapat kecenderungan topik

permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai

dengan waktu yang ditentukan.

d. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan sarana

dan prasarana yang memadai.

2.2 Metode yang Digunakan Dalam Pembelajaran Kooperatif

Di dalam menerapkan teori pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dalam

situasi belajar dan pembelajaran dibutuhkan beberapa metode yang dapat digunakan

untuk bisa mengoptimalkan kinerja dari teori tersebut. Beberapa metode pembelajaran

yang bisa digunakan dalam pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) antara lain,

A. Student Team Achievement Division (STAD)

Perkembangan kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John

Hopkin merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang

5

Page 6: Makalah Fix Max _era

baru muncul menggunakan pembelajaran kooperatif. STAD adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD juga

mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru

kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa yang

ditempatkan dalam tim kelompok belajar beranggotakan empat orang yang merupakan

campuran menurut tingkat kinerjanya. Sedangkan guru menyajikan pelajaran

kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah

menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi

tersebut dengan catatan, saat kuis siswa tidak boleh saling membantu.

Menurut Slavin (2008: 21) ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif

metode STAD adalah sebagai berikut:

a. Penyajian Kelas

Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara

klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Penyajian difokuskan

pada konsep-konsep dari materi yang dibahas. Setelah penyajian materi, siswa

bekerja pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis

atau diskusi.

b. Menetapkan Siswa dalam Kelompok

Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena di dalam

kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai

kemampuan akademik yang diharapkan. Fungsi dari dibentuknya kelompok adalah

untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota dapat bekerja sama dalam belajar.

Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam

menghadapi tes individu. Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu

siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari

kelompok sedang.

Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai terjadi pertentangan antar

anggota dalam satu kelompok, walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan

sendiri teman sekelompoknya.

c. Tes dan Kuis

Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian

kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa

usaha dan keberhasilan mereka artinya nanti akan memberikan sumbangan yanga

sangat berharga bagi kesuksesan kelompok.

6

Page 7: Makalah Fix Max _era

d. Skor Peningkatan Individual

Skor peningkatan individu berguna untuk memotivasi agar bisa bekerja dan

memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor

peningkatan individual dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar

dapat diambil dari skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretest yang

dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran kooperatif metode

STAD.

e. Pengakuan Kelompok

Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan atas usaha

yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat

atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah

ditetapkan bersama. Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.

Pada pembelajaran kooperatif yang menggunakan metode Student Team

Achievement Division (STAD) mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan

pembelajaran kooperatif pada metode STAD adalah sebagai berikut,

a. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-

norma kelompok.

b. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama

c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan kelas, hasil, dan

kelompok.

d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam

berpendapat

e. Meningkatkan kecapakan individu

f. Meningkatkan kecapakan kelompok

g. Tidak bersifat kompetitif

h. Tidak memiliki rasa dendam di antara teman.

Sedangkan, kekurangan dari pembelajaran kooperatif pada metode STAD

adalah sebagai berikut,

a. Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang

b. Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran

anggota yang pandai lebih dominan

c. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sisw sehingga sulit mencapai

target kurikulum

d. Membutuhkan waktu yang lebih lama daripada guru sehingga pada umumnya

guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif

7

Page 8: Makalah Fix Max _era

e. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat

melakukan pembelajaran kooperatif.

B. Team Games Tournament (TGT)

Merupakan jenis model pembelajaran kooperatif yang menggunakan metode

Team Games Tournament (TGT) dikembangkan oleh Slavin dan rekan-rekannya,

metode pembelajaran ini mirip dengan Student Team Achievement Division dalam hal

komposisi kelompok, format instruksional, dan lembar kerjanya. Meskipun sekilas

metode TGT hampir mirip dengan metode STAD namun ada sisi lain yang memiliki

perbedaan diantaranya, pada metode STAD lebih memfokuskan pada komposisi

kelompok yang berdasarkan kemampuan, ras, etnik, dan gender, sedangkan pada TGT

lebih memfokuskan pada level kemampuan saja.

Model pembelajaran STAD lebih menggunakan kuis-kuis di dalam proses

pembelajaran, sedangkan TGT menggunakan permainan (games) yang bersifat

akademik. Dalam pelaksanaannya metode TGT digunakan pada setiap minggu

sedangkan metode STAD digunakan pada ujian tengah semester dan ujian akhir.

Kelebihan yang diperoleh dari metode pembelajaran TGT adalah siswa lebih

menikmati bagaimana suasana turnamen itu dan lebih memotivasi dalam berkompetisi

dengan kelompok-kelompok yang memiliki komposisi kemampuan setara. Selain itu,

TGT menciptakan warna positif di dalam kelas karena kesenangan para siswa untuk

bermain games tanpa melupakan aktivitas belajar.

C. Metode Jigsaw

Jigswa adalah salah satu jenis metode pembelajaran kooperatif yang sering

digunakan oleh guru di dalam kelas. Jigsaw sendiri memiliki arti sebagai strategi

pembelajaran dimana individu dalam kelompok menjadi pakar dalam satu topik atau

keseluruhan topik dan mengajarkan sebagian itu kepada orang lain (Slavin, 2008:

137). Metode pengajaran jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson.

Ada pun ciri dari strategi jigsaw, yang pertama adalah membentuk sistematis,

kedua adalah adanya elemen spesialisasi task. Dalam hal ini, sebuah topik dalam suatu

bab diberikan kepada kelompok siswa.

Kemudian, sekelompok siswa tersebut dibagi lagi menjadi individu yang memegang

satu subtopik. Misalnya, dalam sebuah mata pelajaran sejarah terdapat beberapa bab.

Kemudian, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah

bab yang ada. Kedua, adanya elemen spesialisasi topik. Maksud dari spesialisasi topik

ini adalah setiap kelompok diberi topik-topik atau sub-bab yang sudah ditentukan

8

Page 9: Makalah Fix Max _era

oleh guru. Lalu, dalam kelompok tersebut dibagi dalam sub-bab yang lebih

mengerucut mengenai topik tersebut.

Kemudian, pembentukan kelompok baru berdasarkan utusan dari masing-masing

kelompok dalam tahap kedua. Dalam tahap ini, siswa secara heterogen menjelaskan

tentang materi yang sudah didiskusikan dalam kelompok heterogen.

Untuk bisa membuat materi jigsaw terdapat langkah-langkah sebagai berikut,

a. Pilihlah satu atau dua bab yang membutuhkan waktu lebih dari satu hari untuk

membaca.

b. Buatlah sebuah lembar ahli untuk setiap unit.

2.3 Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran Sejarah

Mata pelajaran sejarah seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang sangat

membosankan. Persepsi mengenai mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran yang

membosankan ini sudah tertanam begitu kuat dalam memori setiap siswa. Namun, tidak

semua siswa memiliki persepsi yang sedekimian rupa, ada beberapa siswa yang menganggap

mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran yang asyik, menyenangkan, serta mampu untuk

menumbuhkan rasa cinta tanah air terhadap bangsa.

Permasalahan yang tengah dihadapi dalam dunia pendidikan adalah tentang persepi

siswa bahwa sejarah sangat membosankan. Ada beberapa faktor yang bisa dijadikan dasar

tentang munculnya persepsi tersebut di dalam siswa, diantaranya guru terkesan monoton dan

kurang kreativitas dalam menyampaikan materi sejarah. Kurangnya kreativitas inilah yang

membuat siswa malas jika berhadapan dengan mata pelajaran sejarah. Faktor yang lainnya

adalah tentang metode yang digunakan yang digunakan oleh guru tersebut. Guru cenderung

menggunakan metode ceramah, cara lain misalnya dengan menyetel sebuah film dokumenter

atau film sejarah lainnya. Pada umumnya, siswa hanya akan tertarik dengan tayangan film

tersebut dan ketika ditanya mengenai pesan atau nilai-nilai yang ada di dalam film tersebut

siswa akan kesulitan untuk menjawab. Di dalam menyikapi hal tersebut, dalam makalah ini

akan menyajikan salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran

sejarah yaitu dengan menggunakan metode kooperatif (cooperatif). Metode kooperatif

ternyata memberikan dampak positif yang besar terhadap perkembangan belajar sekaligus

pencapaian prestasi yang optimal. Melalui metode kooperatif siswa akan belajar mengenai

aspek-aspek sikap diantaranya, tanggung jawab, keinginan untuk bisa lebih dari kelompok

lain, bersikap sebagai pemimpin bijak. Sikap tanggung jawab saja misalnya akan tumbuh

secara tidak langsung ketika siswa berada dalam kelompok belajarnya dan kemudian

mendapat bagian atau porsi tugas. Dengan begitu siswa tersebut akan berusaha untuk

9

Page 10: Makalah Fix Max _era

menyelesaikan tugasnya, sikap keinginan untuk bisa lebih dari kelompok lain akan semakin

memacu persaingan yang sehat diantara kelompok-kelompok belajar lainnya untuk bisa

menjadi yang terbaik, sedangkan sikap sebagai pemimpin yang bijak juga secara tidak

langsung akan didapat dari siswa yang ditunjuk sebagai “leader” dalam kelompok tersebut.

Siswa tersebut juga akan belajar tentang bagaimana membagi beban tugas kepada anggota

kelompok belajar yang lainnya dalam porsi yang sama sehingga tidak ada anggota kelompok

yang merasa dirugikan dengan porsi tugas yang lebih berat dibandingkan dengan anggota

kelompok lainnya.

Selain itu, dalam penggunaan metode kooperatif (cooperatif learning) di dalam pembelajaran

sejarah terdapat pula beberapa faktor yang turut memberikan kontribusi terhadap pencapian

pembelajaran kooperatif, diantaranya:

a. Motivasi, dengan adanya motivasi akan semakin membangkitkan semangat siswa dalam

melakukan pembejaran kooperatif. Ketika terdapat sebuah kelompok belajar yang lebih

unggul dibandingkan dengan kelompok yang lain maka, akan membangkitkan motivasi

bagi kelompok lain untuk bisa mencapai prestasi belajar yang lebih baik dari kelompok

tersebut. Selain itu, sikap dan pembawaan guru yang terkesan ramah, tidak membuat

suasana pembelajaran tegang akan membangkitkan motivasi belajar siswa untuk bisa

meraih nilai yang optimal dalam pembelajaran. Hal ini cocok diterapkan dalam

pembelajaran sejarah, sebab minimnya siswa yang menyukai mata pelajaran sejarah perlu

dihapuskan dengan pemberian motivasi serta merubah pembawaan dan kesan guru ketika

melakukan proses pembelajaran di dalam kelas.

b. Kerja sama tim, teori kooperatif merupakan sebuah teori yang cara bekerjanya

membutuhkan kelompok-kelompok kecil dalam prosesnya. Kelompok-kelompok belajar

tersebut nantinya akan membangun sebuah interaksi sosial yaitu kerja sama tim. Dalam

kerja sama tim tersebut semua anggota kelompok terlibat di dalam penyelesaian suatu

masalah (problem), atau mendiskusikan tentang nilai-nilai dari suatu kejadian atau

peristiwa. Hal ini bisa digunakan dalam pembelajaran sejarah misalnya, pada saat guru

menyetel sebuah film dokumenter kemudian, masing-masing kelompok bisa

mendiskusikan satu nilai yang berbeda dengan kelompok lainnya kemudian

menghubungkan dengan perilaku atau kejadian yang ada di dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, di dalam praktik dari sebuah metode pembelajaran memiliki sisi kelemahan yang

tidak dapat dihindari dan kemungkinan besar terjadi ketika metode tersebut dipraktikkan.

Sama halnya dengan metode pembelajaran kooperatif, begitu banyak sebenarnya manfaat

yang diperoleh ketika metode tersebut dipraktikkan di dalam kelas namun kelemahan dari

metode ini juga tidak dapat dihindari. Ketika metode pembelajaran kooperatif ini diterapkan

10

Page 11: Makalah Fix Max _era

dalam pembelajaran maka kemungkinan yang akan muncul adalah “pembonceng bebas”.

Julukan pembonceng bebas biasanya diberikan kepada siswa yang hanya menonton, atau

sekedar mengamati kinerja anggota kelompok yang lainnya. Biasanya salah satu anggota

kelompok akan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru sedangkan anggota yang

lain biasanya hanya mengamati kerja anggotanya. Oleh sebab itu, tentu akan lebih baik kalau

dalam penerapan metode kooperatif ini guru terus memantau siswa-siswanya dalam

menyelesaikan tugas sehingga guru bisa mengetahui kemampuan masing-masing siswa

meskipun telah dibentuk kelompok belajar.

11

Page 12: Makalah Fix Max _era

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dunia pembelajaran yang mulai modern dengan perkembangan teknologi yang pesat

membuat banyak perubahan dalam pembelajarannya. Selain, media pembelajaran yang mulai

beragam metode yang digunakan mulai bergama, namun di dalam pelaksanaannya banyak

metode yang bisa digunakan tidak seimbang dengan kretivitas guru. Persoalan pendidikan

yang tengah melilit ini tampak pada mata pelajarah sejarah yang dirasa sangat membosankan

oleh siswa. Hal ini disebabkan karena guru rata-rata kurang kreatif dalam mengemas materi

sejarah. Untuk mengatasi masalah ini teori pembelajaran kooperatif bisa dijadikan sebagai

salah satu solusi, di dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa metode yang bisa

digunakan antara lain, STAD, TGT, dan Jigsaw. Metode STAD lebih menekankan pada

pembelajaran menggunakan kuis-kuis, metode TGT menggunakan permainan di dalam kelas,

sedangkan metode Jigsaw menekankan pada proses diskusi untuk memecahkan masalah

dalam suatu kelompok. Teori kooperatif dirasa cocok apabila diterapkan dalam mata pelajaran

sejarah sebab sejarah memiki materi yang luas dan banyak sehingga membutuhkan tim untuk

bisa mempelajarinya. Manfaat dari teori kooperatif adalah menumbuhkan motivasi kepada

siswa, membentuk kerjasama tim yang solid, serta membantu melakukan interaksi sosial antar

sesama teman dengan baik.

3.2 Saran

Melalui makalah ini penulis berharap teori pembelajaran kooperatif bisa dijadikan

sebagai salah satu solusi dalam memecahkan persoalan pendidikan utamanya dalam

pembelajaran sejarah. Serta diharapkan mampu memberikan kontribusi yang besar dalam

pembelajaran sejarah.

12

Page 13: Makalah Fix Max _era

DAFTAR RUJUKAN

Agung.2012.Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta:Ombak Dua

Anita.2014. Cooperative Learning:Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang

Kelas. Jakarta:Gramedia

Isjoni.2009.Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta

Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rostiyah.2001.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta

Rohman.2009.Memahami Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan.Yogyakarta:Laksbang

Mediatama

Slavin.2008.Cooperative Learning:Teori, Riset, dan Praktik. Bandung:Nusa Media

Sugiyanto.2009.Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:Mata Padi Presindo

Suprijono.2009.Cooperative Learning. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

13