makalah kepemimpinan fix

34
GAYA KEPEMIMPINAN Disusun untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan Oleh : KELOMPOK 3 Dewi Sarah P17320113085 Diana Nurfahmi Rahma Jauhari P17320113001 Faringga Ismail Al Hafez P17320113027 Fathurahman Pangestu Suardi P17320113036 Hanny Septiani P17320113039 Mutia Ainur Rahmah P17320113051 Sutra Septiva Lendri P17320113093 Yeni Nuraeni P17320113018 Tingkat : II B 1

Upload: mutia-ainur-rahmah

Post on 20-Dec-2015

321 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Management of Nursing

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kepemimpinan Fix

GAYA KEPEMIMPINAN

Disusun untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Manajemen dan

Kepemimpinan dalam Keperawatan

Oleh :

KELOMPOK 3

Dewi Sarah P17320113085

Diana Nurfahmi Rahma Jauhari P17320113001

Faringga Ismail Al Hafez P17320113027

Fathurahman Pangestu Suardi P17320113036

Hanny Septiani P17320113039

Mutia Ainur Rahmah P17320113051

Sutra Septiva Lendri P17320113093

Yeni Nuraeni P17320113018

Tingkat : II B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

Jl. Dr. Otten No.32 Bandung No. Telp/Fax (022) 40231057

1

Page 2: Makalah Kepemimpinan Fix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Gaya

Kepemimpinan” dengan lancar. Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat

masukan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini kami mengucapkan

terimakasih kepada dosen koordinator mata kuliah Manajemen dan

Kepemimpinan dalam Keperawatan bapak Dr. H. Asep Setiawan, SKp., Mkes dan

dosen pembimbing kami bapak Yosep Rohyadi, SKp., Mkep yang sudah

membimbing dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini berisi tentang pengertian gaya kepemimpinan serta

penerapannya dalam sebuah kasus. Mohon maaf apabila dalam makalah ini masih

terdapat banyak kekurangan, sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik

dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca khususnya kami

sebagai penyusun makalah ini.

Bandung, 19 Oktober 2014

Penyusun

2

Page 3: Makalah Kepemimpinan Fix

DAFTAR ISI

3

Page 4: Makalah Kepemimpinan Fix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai

berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih

dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya

literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut

pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak saja,

akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara  berencana dan dapat

melatih calon-calon pemimpin.

Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala,

kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan

peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial

masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk

mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi

alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi

kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang

ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang

paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara

bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan

bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-

lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat

yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.

Kepemimpinan adalah kemampuan memberi inspirasi kepada orang lain

untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok,agar dapat mencapai suatu tujuan

umum. Kemampuan memimpin diperoleh melalui pengalaman hidup sehari-

hari. Pengertian lain tentang kepemimpinan ialah segala hal yang

bersangkutan dengan pemimpin dalam menggerakkan,membimbing,dan

4

Page 5: Makalah Kepemimpinan Fix

mengarahkanorang lain agar melaksanakan tugas dan mewujudkan sasaran

yang ditetapkan. (LAN RI, 1996).

Kepemimpinan yang timbul dalam diri seseorang dapat timbul dari diri

sendiri atau merupakan tuntutan dari lingkungannya. Kepemimpinan juga

perlu dilatih pada diri sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan

bahwa setiap pemimpin dalam kepemimpinannya mempunyai kewajiban

untuk mencapai tujuan organisasi atau institusi dan memberikan pengertian

terhadap kebutuhan karyawan dan bawahannya. Untuk mencapai suatu tujuan

tersebut perlu adanya suatu pengintegrasian antara tujuan organisasi dan

tujuan individu melalui gaya kepemimpinan. Oleh sebab itu dalam makalah

ini kami membahas tentang macam-macam gaya kepemimpinan yang

diaplikasikan dalam kasus gaya kepemimpinan kepala ruangan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?

b. Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan?

c. Bagaimana gaya kepemimpinan menurut para ahli?

1.3 Tujuan

Memahami pengertian kepemimpinan, gaya kepemimpinan serta

penerapan gaya kepemimpinan seorang perawat di ruang rawat inap.

5

Page 6: Makalah Kepemimpinan Fix

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan memberi inspirasi kepada orang lain

untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu

tujuan umum. S. Suarli dan Yanyan Bahtiar (2007)

Hersey dan Blanchand (1977) dalam Nursalam (2002) mengartikan

kepemimpinan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan melalui individu dan

kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Fleishman (1973) dalam Nursalam (2002) mengartikan kepemimpinan

sebagai suatu kegiatan yang menggunakan proses komunikasi untuk

memengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok ke arah pencapaian tujuan

dalam situasi tertentu.

LAN RI (1996) dalam S. Suarli dan Yanyan Bahtiar (2007) mengartikan

kepemimpinan ialah segala hal yang bersangkutan dengan pemimpin dalam

menggerakkan, membimbing dan mengarahkan orang lain agar

melaksanankan tugas dan mewujudkan sasaran yang ditetapkan.

Stogdill dalam S. Suarli dan Yanyan Bahtiar (2007) yaitu kepemimpinan

sebagai suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi

dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan. Definisi kepemimpinan dari

Strogdill dapat diterapkan dalam keperawatan.

Gardnerdalam Nursalam (2002) mendefinisikan kepemimpinan sebagai

suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu (atau pemimpin

kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai

dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.

Mertondalam Nursalam (2002) menguraikan kepemimpinan sebagai suatu

transaksi masyarakat dimana seorang anggota mempengaruhi yang lainnya.

2.2 Pengertian Gaya Kepemimpinan

Gaya diartikan sebagai suatu cara penampilan karakteristik atau tersendiri.

Menurut Follet (1940), gaya didefinisikan sebagai hak istimewa yang

6

Page 7: Makalah Kepemimpinan Fix

tersendiri dari ahli dengan hasil akhir yang dicapai tanpa menimbulkan isu

sampingan. Gillies (1970), menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dapat

diidentifikasikan berdasarkaan perilaku pemimpin itu sendiri. Perilaku

seseorang dipengaruhi oleh adanya pengalaman bertahun-tahun dalam

kehidupannya. Oleh karena itu, kepribadian seseorang akan memengaruhi

gaya kepemimpinan yang digunakan. Gaya kepemimpinan seseorang

cenderung sangat bervariasi dan berbeda-beda.

2.3 Gaya Kepemimpinan Menurut Para Ahli

Menurut para ahli, terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang dapat

diterapkan dalam suatu organisasi antara lain :

a. Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt

Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui

dua titik ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan

kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh

faktor manajer, faktor karyawan, dan faktor situasi. Jika pemimpin

memandang bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika

dibanding dengan kepentingan individu, maka pemimpin akan lebih

otoriter, akan tetapi jika bawahan mempunyai pengalaman yang lebih baik

dan menginginkan partisipasi, maka pemimpin dapat menerapkan gaya

partisipasinya.

b. Gaya Kepemimpinan Menurut Likert

Likert dalam Nursalam (2002) mengelompokkan gaya kepemimpinan

dalam empat sistem yaitu :

1) Sistem Otoriter-Eksploitatif

Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah

terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau

hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke bawah (top-down).

2) Sistem Benevolent-Authoritative

Pemimpin mempercayai bawahan sampai pada tingkat tertentu,

memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu

7

Page 8: Makalah Kepemimpinan Fix

dan membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan ide

bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam

pengambilan keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat.

3) Sistem Konsultatif

Pemimpin mempunyai kepercayaan terhadap bawahan cukup besar.

Pemimpin menggunakan balasan (intensif) untuk memotivasi bawahan

dan kadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman. Komunikasi

dua arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.

4) Sistem Partisipatif

Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan,

selalu memanfaatkan ide bawahan, menggunakan intensif ekonomi

untuk memotivasi bawahan. Komunikasi dua arah dan menjadikan

bawahan sebagai kelompok kerja.

c. Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X dan Teori Y

Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor dalam bukunya The

Human Side Enterprise (1960), dia menyebutkan bahwa perilaku

seseorang dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan dalam dua kutub

utama, yaitu sebagai Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan bahwa

bawahan itu tidak menyukai pekaryaan, kurang ambisi, tidak mempunyai

tanggung jawab, cenderung menolak perubahan, dan lebih suka dipimpin

daripada memimpin. Sebaliknya Teori Y mengasumsikan bahwa bawahan

itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri,

mampu mengawasi diri, mampu berimajinasi, dan kreatif. Dari teori ini,

gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat macam yaitu :

1) Gaya Kepemimpinan Diktator

Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan

serta menggunakan ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari

pelaksanaan teori X.

2) Gaya Kepemimpinan Autokratis

Pada dasarnya gaya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya

kepemimpinan diktator namun bobotnya agak kurang. Segala keputusan

8

Page 9: Makalah Kepemimpinan Fix

berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak pernah

dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari teori X.

3) Gaya Kepemimpinan Demokratis

Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan sebuah

keputusan yang dilakukan dengan cara musyawarah. Gaya

kepemimpinan ini pada dasarnya sesuai dengan teori Y.

4) Gaya Kepemimpinan Santai

Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan

diserahkan pada bawahan. Gaya kepemimpinan ini sesuai dengan teori

Y (Azwar, 1996).

d. Gaya kepemimpinan Menurut Robert House

Berdasarkan teori motivasi pengharapan, Robert House dalam Nursalam

(2002) mengemukanan empat gaya kepemimpinan yaitu :

1) Direktif

Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana

melaksanakan suatu tugas, Gaya ini mengandung arti bahwa pemimpin

selalu berorientasi pada hasil yang dicapai oleh bawahannya.

2) Suportif

Pemimpin berusaha mendekati diri kepada bawahan dan bersikap ramah

terhadap bawahan.

3) Partisipatif

Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan

dan saran dalam rangka pengambilan suatu keputusan.

4) Berorientasi tujuan

Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan

bawahan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal

mungkin (Sujak, 1990).

e. Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blanchard

Ciri-ciri gaya kepemimpinan menurut Harsey dan Blanchard (1997) meliputi :

1) Instruksi

Tinggi tugas dan rendah hubungan

9

Page 10: Makalah Kepemimpinan Fix

Komunikasi searah

Pengambilan keputusan berada pada pimpinan dan peran bawahan

sangat minimal

Pemimpin banyak memberikan banyak pengarahan atau instruksi

yang spesifik serta mengawasi dengan ketat

2) Konsultasi

Tinggi tugas dan tinggi hubungan

Komunikasi dua arah

Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan cukup besar, bawahan diberi kesempatan untuk memberi

masukan, dan menampung keluhan

3) Partisipasi

Tinggi hubungan tapi rendah tugas

Pemimpin dan bawahan bersama-sama memberi gagasan dalam

pengambilan keputusan

4) Delegasi

Rendah hubungan dan rendah tugas

Komunikasi dua arah, terjadi diskusi antara pemimpin dan bawahan

dalam pemecahan masalah serta bawahan diberi delegasi untuk

mengambiul keputusan

f. Gaya Kepemimpin Menurut Lippits dan K.White

Menurut Lippits dan K.White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu :

otoriter, demokrasi, dan liberal yang mulai dikembangkan di Universitas Iowa.

1) Otoriter

Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Wewenang mutlak berada pada pimpinan

Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan

Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan

Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan

Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan

para bawahan dilakukan secara ketat

10

Page 11: Makalah Kepemimpinan Fix

Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan

Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran,

pertimbangan atau pendapat.

Tugas – tugas bawahan diberikan secara instruktif

Lebih banyak kritik daripada pujian

Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat

Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat

Cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman

Kasar dalam bersikap

Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh

pimpinan

2) Demokratis

Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam

memengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, berbagai kegiatan yang akan dilakukan

ditentukan bersama antara pemimpin dan bawahan.

Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Wewenang pimpinan tidak mutlak

Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada

bawahan

Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan

Komunikasi berlangsung timbal balik

Pengawasan dilakukan secara wajar

Prakarsa dapat dating dari bawahan

Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan

pertimbangan

Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat

permintaan daripada insruktif

Pujian dan kritik seimbang

Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas

masing-masing

11

Page 12: Makalah Kepemimpinan Fix

Pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara wajar

Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindakan

Terdapat suasana saling percaya, saling hormat menghormati, dan

saling menghargai

Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung secara bersama-

sama.

3) Liberal atau Laissez Faire

Kepemimpinan gaya liberal atau Laissez Faire adalah kemampuan

memengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai

tujuan dengan cara berbagai kegiatan dan pelaksanaannya dilakukan

lebih banyak diserahkan kepada bawahan.

Gaya kepemimpinan ini bercirikan sebagai berikut :

Pemimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan

Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan

Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan

Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan

Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku bawahan

Prakarsa selalu berasal dari bawahan

Hampir tiada pengarahan dari pemimpin

Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok

Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok

Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perorangan

g. Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Kekuasaan dan Wewenang

Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan

kekuasaan dibedakan menjadi 4 yaitu :

1) Otoriter

Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekaryaan.

Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin.

Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam

pengambilan keputusan. Informasi diberikan hanya pada kepentingan

tugas. Motivasi dengan reward dan punishment.

12

Page 13: Makalah Kepemimpinan Fix

2) Demokratis

Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan

setiap staf. Menggunakan kekuasaan posisi dan pribadinya untuk

mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan

tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam

penerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka.

3) Partisipatif

Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin

yang menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan

tindakan tersebut pada bawahannya. Staf diminta saran dan kritiknya

serta mempertimbangkan respons staf terhadap usulnya, dan keputusan

akhir ada pada kelompok.

4) Bebas Tindak

Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukansendiri kegiatan

tanpa pengarahan, supervise dan koordinasi. Staf/bawahan

mengevaluasi pekaryaan sesuai dengan cara sendiri. Pimpinanan hanya

sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal.

2.4 Pendekatan Kepemimpinan

Secara umum, ada tiga pendekatan kepemimpinan untuk memimpin

suatu unit organisasi, yaitu pendekatan berdasarkan sifat (traits theory),

pendekatan berdasarkan perilaku kepemimpinan (behaviour theory), dan

pendekatan berdasarkan situasi (contingency theory). S. Suarli dan Yanyan

Bahtiar (2007).

1. Berdasarkan Sifat (traits theory)

Pendekatan kepemimpinan berdasarkan sifat seseorang dapat dilakukan

dengan cara :

a. Membandingkan sifat-sifat dari mereka yang menjadi pemimpin dan

mereka yang bukan pemimpin.

b. Membandingkan sifat-sifat dari pemimpin yang efektif dan pemimpin

yang tidak efektif.

13

Page 14: Makalah Kepemimpinan Fix

Sifat-sifat pemimpin yang diharapkan dari pendekatan ini antara lain :

a. Selalu antusias

b. Mengenal dirinya sendiri

c. Waspada

d. Mempunyai rasa percaya diri yang kuat

e. Merasa bertanggung jawab

f. Mempunyai rasa humor

2. Berdasarkan Perilaku Kepemimpinan (behaviour theory)

Intisari dari pendekatan kepemimpinan berdasarkan perilaku seperti di

bawah ini :

a. Teori ini menjelaskan perilaku pemimpin yang membuat seseorang

menjadi pemimpin yang efektif

b. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang menggunakan cara-cara

yang dapat mewujudkan sasarannya. Misalnya, dengan

mendelegasikan tugas, mengadakan komunikasi yang efektif,

memotivasi bawahannya, dan melaksanakan kontrol.

3. Berdasarkan Situasi (contingency theory).

Pendekatan ini membahas hubungan antara pemimpin dan situasi.

Terdapat tiga variabel situasional yang dapat membantu gaya

kepemimpinan yang efektik, yaitu :

a. Hubungan atasan dengan bawahan

b. Struktur tugas yang harus dikerjakan

c. Posisi kewenangan seseorang

Pendekatan berdasarkan situasi dapat dimanifestasikan sebagai berikut :

a. Dapat memberi perinah yang akan dilaksanakan

b. Menggunakan saluran yang sudah ditetapkan

c. Menaati peraturan

d. Disiplin

e. Mendengarkan informasi dari bawahan

f. Tanggap terhadap situasi

14

Page 15: Makalah Kepemimpinan Fix

g. Membantu bawahan.

2.5 Tugas Kepemimpinan dalam Keperawatan

Tugas penting seorang pemimpin di ruang rawat adalah: Swansburg,

Russel C (2000)

a. Selalu siap menghadapi setiap perubahan. Setiap pemimpin di ruang rawat

harus mampu bersikap proaktif dalam setiap perubahan yang terjadi,

berperan dalam setiap aspek kehidupan berorganisasi, serta mengkaji

setiap kemungkinan untuk mengembangkan sesuatu yang baru serta

mampu menanggapi setiap kesempatan sebagai suatu tantangan yang dapat

menghasilkan.

b. Mengatasi konflik yang terjadi sebagai dampak dari kegiatan, kebijakan,

ataupun hubungan yang terkait dengan atasan, bawahan atau pasien dan

keluarganya.

c. Meningkatkan dinamika kelompok diantara bawahan sebagai upaya

pemimpin untuk memotivasi bawahan

d. Meningkatkan komunikasi dengan atasan, bawahan, rekan sejawat dan

konsumen lainnya. Keterbukaan dalam berkomunikasi akan dapat

memperlancar proses pelaksanaan kegiatan sehingga akan mempermudah

pencapaian tujuan.

e. Melatih kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki dengan menerapkan

berbagai cara untuk membuktikan bahwa kekuasaan dan kewenangan itu

masih dapat dihargai oleh bawahan.

f. Menggunakan aspek politik untuk mempengaruhi orang lain, dalam

rangka memperlancar pencapaian tujuan.

g. Menatalaksanakan waktu dengan baik. Penatalaksanaan waktu yang baik

mencerminkan pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia digunakan

dengan baik pula sehingga produktivitas kerja menjadi meningkat.

2.6 Penerapan Kepemimpinan dalam Keperawatan

Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan

yang kompleks dan melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan

15

Page 16: Makalah Kepemimpinan Fix

tercapai diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan keterampilan

kepemimpinan. Menurut Kron, kegiatan tersebut meliputi : Swansburg,

Russel C (2000)

1. Perencanaan dan Pengorganisasian

Pekerjaan dalam suatu ruangan hendaknya direncanakan dan

diorganisasikan. Semua kegiatan dikoordinasikan sehingga dapat

dikerjakan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang benar. Sebagai

seorang kepala ruangan perlu membuat suatu perencanaan kegiatan di

ruangan.

2. Membuat Penugasan dan Memberi Penghargaan

Setelah membuat penugasan, perlu diberikan pengarahan kepada para

perawat tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan secara singkat dan

jelas. Dalam memberi pengarahan, seorang pemimpin harus mampu

membuat seseorang memahami apa yang diarahkan dan juga mempunyai

tanggung jawab untuk melihat apakah pekerjaan tersebut dikerjakan

dengan benar.

3. Pemberian bimbingan

Bimbingan merupakan unsur yang penting dalam keperawatan. Bimbingan

berarti menunjukkan cara menggunakan berbagai metode mengajar dan

konseling. Bimbingan yang diberikan meliputi pengetahuan dan

keterampilan dalam keperawatan. Hal ini akan membantu bawahan dalam

melakukan tugas mereka sehingga dapat memberikan kepuasan bagi

perawat dan klien.

4. Medorong Kerjasama dan Partisipasi

Kerjasama diantara perawat perlu ditingkatkan dalam melaksanakan

keperawatan. Seorang pemimpin perlu menyadari bahwa bawahan

bekerjasama dengan pemimpin bukan untuk atau dibawah pimpinan.

Kerjasama dapat ditingkatkan melalui suasana demokrasi dimana setiap

individu/perawat mengetahui apa yang diharapkan dari mereka, dan

mereka mendapat pujian serta kritik yang membangun. Bawahan perlu

mengetahui bahwa pemimpin mempercayai kemampuan mereka.

16

Page 17: Makalah Kepemimpinan Fix

Hubungan antar manusia yanng baik dapat meningkatkan kerjasama.

Disamping itu setiap individu dalam kelompok diusahakan untuk

berpartisipasi. Hal ini akan membuat setiap perawat merasa dihargai

termasuk bagi mereka yang sering menarik diri atau yang pasif. Partisipasi

setiap perawat dapat berbeda-beda, tergantung kemampuan mereka.

5. Kegiatan Koordinasi

Pengkoordinasian kegiatan dalam suatu ruangan merupakan bagian yang

penting dalam kepemimpinan keperawatan. Seorang pemimpin perlu

mengusahakan agar setiap perawat mengetahui kegiatan-kegiatan yang

dilakukan dalam suatu ruangan. Hal lain yang perlu dilakukan adalah

melaporkan kepada atasan langsung tentang pencapaian kerja bawahan.

Agar dapat melakukan koordinasi dengan efektif, diperlukan suatu

perencanaan yang baik dan penggunaan kemampuan setiap individu dan

sumber-sumber yang ada.

6. Evaluasi Hasil Penampilan Kerja

Evaluasi hasil penampilan kerja dilakukan melalui pengamatan terhadap

staf dan pekerjaan mereka. Evaluasi merupakan proses berkelanjutan

untuk menganalisa kekurangan dan kelebihan staf sehingga dapat

mendorong mereka mempertahankan pekerjaan yang baik dan

memperbaiki kekuranngan yang ada. Agar seorang pemimpin dapat

menganalisa perawat lain secara efektif, ia juga harus dapat menilai diri

sendiri sebagai seorang perawat dan seorang pemimpin secara jujur.

Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan seorang kepala ruangan dapat

melakukan tanggung jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang efektif.

Dalam melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan, kepala ruangan

sebagai seorang pemimpin bertanggung jawab dalam :

a. Membantu perawat lain mencapai tujuan yang ditentukan

b. Mengarahkan kegiatan-kegiatan keperawatan

c. Tanggungjawab atas tindakan keperawatan yang dilakukan

d. Pelaksanaan keperawatan berdasarkan standar

17

Page 18: Makalah Kepemimpinan Fix

e. Penyelesaian pekerjaan dengan benar

f. Pencapaian tujuan keperawatan

g. Kesejahteraan bawahan

h. Memotivasi bawahan

18

Page 19: Makalah Kepemimpinan Fix

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Data

Disalah satu rumah sakit di Jakarta, terdapat ruang rawat inap

bedah bernama ruang Lavender meiliki visi menjadikan ruang

lavender sebagai ruang rawat yang aman dan nyaman berlandaskan

pada pemberian asuhan keperawatan yang holistik dengan misi

sebagai berikut :

- Meningkatkan kebersihan dan kerapihan ruangan 

- Meningkatkan kualitas kerja pada setiap perawat

- Melindungi klien, pengunjung dan tenaga medis dari resiko

infeksi nosokomial (INOS) 

- Meningkatkan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan

keperawatan 

- Memberikan asuhan keperawatan yang optimal dari tahap

preinteraksi, interaksi, terminasi dan dokumentasi 

- Mengutamakan kepentingan pasien 

Didalam ruang rawat inap tersebut terdapat kepala ruangan yang

berpendidikan S1 Ners, beserta seluruh perawat yang berpendidikan

D3 dan S1 Ners. Kepala ruangan disana memiliki aturan yang ketat

terhadap perawat yang berdinas, apabila ada yang tidak dinas tanpa

ada pemberitahuan yang jelas, mendapat teguran langsung. Kepala

ruangan selalu mengecek pekerjaan yang dilakukan oleh seluruh

perawat atas apa yang ia instruksikan dan demi meningkatkan kualitas

pelayanan. Sering kali adanya isu-isu yang tidak mengenakan

mengenai kepala ruangan yang di bincangkan oleh perawat lainnya.

Dan setiap ada hal-hal yang ingin dibicarakan dengan seluruh perawat,

kepala ruangan selalu mendominasi yang ditandai dengan perawat

tidak bisa memberikan saran atau pendapatnya sehingga hubungan

19

Page 20: Makalah Kepemimpinan Fix

antara perawat dan kepala ruangan tidak terlalu bersahabat. Pada

perubahan jadwal dinas yang mendadak pun sering ditemukan adanya

perawat yang salah dinas, akibat dari miss comunication dari perawat

dan kepala ruangan karena hanya ada komunikasi satu arah.

Terkadang ada beberapa konflik mengenai tugas yang diberikan oleh

kepala ruangan yang tidak melihat situasi dan kondisi setiap perawat,

akibatnya terkadang ada pasien yang tidak diganti lakennya akibat

perawat lupa karena saking banyaknya tugas yang di emban.

3.2 PEMBAHASAN

Ruang rawat inap bedah Lavender mempunyai visi dan misi

sebagai tujuan yg ingin dicapai. tetapi dalam kasus diatas kepala

ruangan kepala ruangan bergaya kepemimpinan otoriter yang ditandai

dengan :

Memiliki aturan yang ketat dan sanksi yang tegas

Kepala ruangan selalu mengawasi sikap, tingkah laku,

perbuatan secara ketat terhadap perawat-perawat dengan

cara mengecek pekerjaan yang dilakukan oleh seluruh

Selalu mendominasi dalam berpendapat

Komunikasi arah

Dari gaya kepemimpinan kepala ruangan tersebut terlihat

ketidak efektifan yang ditandai dengan adanya, isu-isu yang tidak

mengenakan mengenai kepala ruangan yang di bincangkan oleh

perawat lainnya, hubungan antara perawat dan kepala ruangan tidak

terlalu bersahabat, kekacauan pelayanan perawat akibat beratnya tugas

yang dipegangnya.

Lebih baik kepala ruangan memakai gaya kepemimpinan

demokratis adalah kemampuan dalam memengaruhi orang lain agar

bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara

20

Page 21: Makalah Kepemimpinan Fix

pemimpin dan bawahan. sehingga tidak ada lagi isu-isu yang tidak

mengenakan, dan hubungan antara perawat dan kepala ruangan

bersahabat. yang mengakibatkan kinerja kerja perawat dirunag

tersebut menjadi efektif.

21

Page 22: Makalah Kepemimpinan Fix

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ada beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli. Dan

salah satu dari pendapat ahli itu yang dapat diterapkan di dalam

keperawatan pendapat dari Stogdill dalam S. Suarli dan Yanyan

Bahtiar (2007) yaitu suatu proses yang mempengaruhi aktivitas

kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan.

Dalam kepemimpinan terdapat beberapa gaya kepemimpinan. Dan

ada beberapa pendapat dari para ahli,sehingga dapat disimpulkan

bahwa gaya kepemimpinan seseorang cenderung sangat bervariasi dan

berbeda-beda. Sehingga kepribadian seseorang akan memengaruhi

gaya kepemimpinan yang digunakan.

Dari kasus yang dibahas,dapat disimpulkan bahwa gaya

kepemimpinan kepala ruangan di ruang rawat inap bedah tersebut

tidak efektif dibuktikan dengan adanya perasaan tidak suka terhadap

kepala ruangan, perawat malas bekerja, dan kinerja perawat yang

tidak maksimal. Oleh karena itu, seharusnya kepala ruangan merubah

gaya kepemimpinnanya menjadi partisipatif menurut Gillies (1996).

22

Page 23: Makalah Kepemimpinan Fix

DAFTAR PUSTAKA

C. Swansburg, Russel. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen

Keperawatan untuk Perawat Klinis. (Samba Suharyati, et.al, Penerj.) Jakarta:

EGC

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan : penerapan dalam praktik

keperawatan profesional. Jakarta : Salemba Medika

S. Suarli, Yanyan Bahtiar. 2009. Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika

23