pengukuran vo2 max

65
UCAPAN TERIMA KASIH Bismillahirahmanirrahim Syukur selalu hanya bagi Allah SWT, yang telah menaburkan jutaan bulan dan bintang penghias semesta raya, pemilik cahaya diatas cahaya, yang menghiasi dunia dengan bunga, rasa cinta dan air mata, yang telah memberikan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Hubungan kemampuan aerobik dan kondisi psikologis pada pelajar laki-laki SMU Negeri 1 Prabumulih. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka yang telah memberikan banyak bantuan dan semangat. Kepada dr. Irfannuddin, SpKO selaku pembimbing substansi dan kepada dr. Erial Bahar, M.Sc selaku pembimbing metodologi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan, mulai dari pembuatan proposal, pelaksanaan kegiatan dan penyusunan laporan akhir ini. Yuk Yuli di bagian tata usaha FK Unsri, Kak Fikri dan Yuk Riri di perpustakaan untuk semua bantuannya, maaf merepotkan. Yuk Mala dan Yuk Desi, yang rela biaya fotokopiannya di hutangi dulu. Yuk Tita dan Kak Eman di Lab Multimedia Indralaya, terima kasih telah berbaik hati meminjamkan buku SPSSnya. iv

Upload: teti-puspita-sari

Post on 21-Oct-2015

117 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengukuran Vo2 Max

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirahmanirrahim

Syukur selalu hanya bagi Allah SWT, yang telah menaburkan jutaan bulan

dan bintang penghias semesta raya, pemilik cahaya diatas cahaya, yang menghiasi

dunia dengan bunga, rasa cinta dan air mata, yang telah memberikan rahmatnya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Hubungan

kemampuan aerobik dan kondisi psikologis pada pelajar laki-laki SMU Negeri 1

Prabumulih.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

mereka yang telah memberikan banyak bantuan dan semangat.

Kepada dr. Irfannuddin, SpKO selaku pembimbing substansi dan kepada dr.

Erial Bahar, M.Sc selaku pembimbing metodologi yang telah bersedia meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan, mulai dari pembuatan proposal,

pelaksanaan kegiatan dan penyusunan laporan akhir ini.

Yuk Yuli di bagian tata usaha FK Unsri, Kak Fikri dan Yuk Riri di

perpustakaan untuk semua bantuannya, maaf merepotkan. Yuk Mala dan Yuk Desi,

yang rela biaya fotokopiannya di hutangi dulu. Yuk Tita dan Kak Eman di Lab

Multimedia Indralaya, terima kasih telah berbaik hati meminjamkan buku SPSSnya.

Seluruh keluarga SMU Negeri 1 Prabumulih, Kepala SMU Negeri 1

Prabumulih, Dra. Susilawati. Guru olahraga Pak Mulyatno dan Pak Harto serta adik-

adik siswa SMU Negeri 1 Prabumulih yang telah bersedia meluangkan waktunya.

Kedua orang tuaku, Ibu Naimah dan Bapak Suparman serta ketiga adikku,

Riko, Dini, Agung yang telah memberikan aku banyak cahaya, selalu menyinari

laksana matahari, membimbing dan menerangiku jalanku.

Tim PBRku, Reynaldi, keep your fighting spirit at maximum level, ok!! Untuk

saudariku yang menutup aurat, berwibawa dan mempunyai pribadi yang teguh, Tri

Suciati, terima kasih atas segala nasihatnya, insya allah.

iv

Page 2: Pengukuran Vo2 Max

Saudaraku anggota Tim Nasyid Medik ’01 yang akan selalu berusaha

mendirikan sholat dan puasa dengan taat dan khusyuk, Zili, Muhir, Triawan, Agus,

Ari Utama, dan Hendi. Masa lalu biarlah berlalu, masa depan akan tetap jadi misteri.

Bagimu hanyalah waktu yang kau jalani sekarang. Jadi, semangat terus nasyidnya!

Untuk teman-teman di angkatan 2001, Andri, Arry, Cipta, Dasa, Dedi, Deni,

Edo, Fahmi, Hendri, Ichram, Ilham, Maman, Nurwan, Nico, Reyno, Sani, Tri, Putu,

Verdi, Victori, dan Zul. ternyata sudah lebih dari 4 tahun kalian mewarnai hidupku.

Ini hanya untuk kalian;

Jika engkau merasa terusik oleh panasnya musim kemarau, keringnya musim gugur, dinginnya musim dingin, dan indahnya pesona musim semiTolong katakan padaku dalamnya arti tiap detik dari musim yang telah kita lalui.

Rina yang telah berbaik hati meminjamkan buku Guyton. Meita Ra, atas

komentarnya untuk Medik ’01. Medik ‘01 keren kan? Tetangga-tetangga dekat kos,

Mimie en komputernya Raihan yang kami bedah. De I, Fera, Enty en Enny untuk

diktat-diktat dan soal-soal ujiannya.

Intan dan Vira yang pernah tidak bosan-bosannya merelakan diktatnya

terbang ke mesin fotokopi walau tidur siang mereka terganggu. Vien dan Ani untuk

semangat ujiannya.

Kak Ari, Kak Rio, Kak Arbangi, Kak Hari atas semua nasihatnya. Kak

Hendra, Kak Irwan, dan Kak Wisu, atas bimbingan sunatannya. Kak Fuady, Kak

Fahmi, Kak Yogi, Kak Faisal, kapan perang lagi?

Medifka beserta awak kapalnya, Alti, Kiki, Puspa, Ria, Dinna dan Erty untuk

ilmu dan teknik penulisan serta kerjasamanya.

Anak-anak Keluarga Mahasiswa Prabumulih (KMP) Unsri, maju terus,

buktikan bahwa kita dapat membetulkan yang salah bukan membenarkan yang salah.

Buat Aisyah yang telah memberikan banyak sekali semangat dan telah

membuatku lebih dewasa dalam menyikapi masalah. Semoga Allah SWT selalu

melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya kepadamu dan memberikan semuanya

lebih baik dari harapan dan doaku.

v

Page 3: Pengukuran Vo2 Max

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDUL.................................................................................................iLEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................iiKATA PENGANTAR...............................................................................................iiiUCAPAN TERIMA KASIH......................................................................................ivDAFTAR ISI..............................................................................................................viDAFTAR TABEL DAN GAMBAR.........................................................................viiABSTRAK.................................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUANI.1 Latar Belakang.................................................................................1I.2 Rumusan Masalah............................................................................2I.3 Tujuan...............................................................................................3I.4 Manfaat.............................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKAII.1 Kondisi Psikologis............................................................................4II.2 Kebugaran Jasmani..........................................................................6II.3 Fisiologi Latihan Fisik.....................................................................7II.4 Fisiologi β-endorphin.......................................................................11II.5 Metode pengukuran VO2maks ............................................................12

BAB III METODE PENELITIANIII.1 Desain Penelitian..............................................................................16III.2 Tempat Penelitian.............................................................................16III.3 Populasi dan sampel Penelitian........................................................16III.4 Kriteria inklusi dan eksklusi.............................................................17III.5 Variabel Penelitian...........................................................................17III.6 Batasan Operasional.........................................................................18III.7 Tahap Kerja......................................................................................18III.8 Analisis Data....................................................................................19

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASANIV.1 Hasil.................................................................................................20IV.2 Pembahasan......................................................................................22

BAB V. KESIMPULAN DAN SARANV.1 Kesimpulan.......................................................................................24V.2 Saran.................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

vi

Page 4: Pengukuran Vo2 Max

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1. Karakteristik subyek.................................................................................20

Tabel 2. Distribusi nilai VO2maks..............................................................................20

Tabel 3. Distribusi nilai General Well Being..........................................................21

Gambar 1. Uji Korelasi 21

vii

Page 5: Pengukuran Vo2 Max

HUBUNGAN KEMAMPUAN AEROBIK DAN KONDISI PSIKOLOGIS

PADA PELAJAR LAKI-LAKI SMU NEGERI 1 PRABUMULIH

(Harry Wahyudhy Utama, 2005, 25 halaman)

Masa remaja adalah salah satu masa transisi antara masa anak dan dewasa. Pada masa ini, remaja menghadapi perubahan fisik yang sangat cepat pada diri mereka. Selain itu mereka membutuhkan aktivitas yang menghasilkan penghargaan dan kepuasan. Pada umumnya mereka sulit diajak berkomunikasi, sangat peka, dan mudah tersinggung. Karena itu, anak remaja yang belum siap menghadapi perubahan pada diri mereka dan memiliki emosi yang labil lebih sering menderita gangguan emosi seperti percobaan bunuh diri, stress, skizofrenia, depresi, dan deviasi seksual. Dengan memiliki tubuh bugar, seseorang akan mampu meningkatkan energi dan menurunkan tingkat ketegangan. Penelitian menunjukkan bahwa subyek yang secara aerobik fit mempunyai penurunan respon stress sangat signifikan terhadap bermacam-macam stressor. Karena ketika seseorang melakukan latihan fisik, maka tubuh akan mengeluarkan hormon β-endorphin yang berfungsi untuk mengatur emosi. Peningkatan β-endorphin terbukti berhubungan erat dengan penurunan rasa nyeri, peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu makan, kemampuan seksual, tekanan darah, pernafasan, meningkatkan semangat dan perasaan energik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kemampuan aerobik terhadap kondisi psikologis pada pelajar laki-laki di SMU Negeri 1 Prabumulih.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental. Penelitian dilakukan di SMUN 1 Prabumulih. Populasi adalah seluruh siswa laki-laki di SMU Negeri 1 Prabumulih. Dari 91 anak yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan simple random sampling didapat 60 sampel sesuai dengan jumlah yang ditetapkan. Dari sampel yang terpilih, dilakukan penilaian terhadap kondisi psikologis menggunakan General Well Being Scale dan pengukuran kemampuan aerobik dengan tes lari 1,5 km cara METS.

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar subyek (46,67%) mempunyai nilai VO2maks yang baik, 43,3% terindikasi mengalami problem stress dan ada 5% subyek yang terindikasi disstress. Dari hasil uji korelasi menunjukkan bahwa antara kemampuan aerobik dan kondisi psikologis memiliki hubungan yang tidak bermakna. Namun walau menunjukkan hubungan yang tidak bermakna, keduanya menunjukkan suatu korelasi yang positif. Disarankan agar sebagian besar kebugaran jasmani siswa harus dipertahankan dan perlu suatu program pembinaan kebugaran jasmani yang berkelanjutan. Perlu upaya yang terpadu dari pihak sekolah dengan memberikan perhatian pada para siswa dalam perkembangan kondisi psikologisnya di sekolah. Selain itu perlu penelitian terpadu lebih lanjut untuk mencari faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap kondisi psikologis, terutama pada masa adolesensi.

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

viii

Page 6: Pengukuran Vo2 Max

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sehat dalam arti luas mencakup keadaan sehat fisik, mental dan sosial

dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit atau kelemahan. Di dalam

pengertian tersebut tersirat suatu keadaan yang menunjukkan tingkat

kemampuan fungsional tubuh manusia.1 Kegiatan olahraga atau latihan fisik

pada umumnya dapat meningkatkan derajat kesehatan, baik kebugaran

jasmani maupun kesehatan mental.1,2

Perkembangan mental yang baik sangat penting terutama dalam masa

adolesensi. Pada masa ini terjadi perubahan dalam perkembangan seksual dan

kebutuhan akan aktivitas yang menghasilkan suatu penghargaan dan

kepuasan. Pengaruh eksternal seperti lingkungan sekolah dengan segala

bentuk kompetisi dapat menjadi stressor dan mempengaruhi perkembangan

psikologis pelajar. Kegagalan dalam mengatasi stressor menyebabkan remaja

cenderung mengalami depresi, ketegangan, dan berbagai kondisi psikologis

yang buruk.3

Salah satu manfaat berolahraga secara teratur adalah manfaat

psikologis, seseorang yang berolahraga secara teratur akan "merasa lebih

sehat". Olahraga teratur juga memungkinkan seseorang tetap energik walau

telah berada di usia tua.4 Petruzello membuktikan bahwa olahraga ringan

mampu meningkatkan energi dan menurunkan tingkat ketegangan.3

Ketika seseorang melakukan latihan fisik lebih dari 20 menit, maka

akan mengeluarkan suatu hormon yang bernama β-endorphin yang ditangkap

oleh reseptor dalam hipothalamus dan sistem limbik dan berfungsi untuk

mengatur emosi.2 Peningkatan β-endorphin terbukti berhubungan erat dengan

penurunan rasa nyeri, peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu makan,

ix

Page 7: Pengukuran Vo2 Max

kemampuan seksual, tekanan darah dan pernafasan. Selain itu, β-endorphin

dapat meningkatkan semangat dan perasaan energik.2,5

Nieman menyatakan bahwa kondisi psikologis yang buruk

berhubungan erat dengan kondisi fisik seseorang. Hal ini terbukti dari

penelitian yang menunjukkan bahwa subyek yang secara aerobik fit

mempunyai penurunan respon stress sangat signifikan terhadap bermacam-

macam stressor. Penelitian pada pelari marathon membuktikan bahwa mereka

lebih semangat, tidak tampak tegang, cemas, dan depresi.5

Berbagai penelitian membuktikan bahwa daya tahan kardiorespirasi

adalah salah satu indikator obyektif dalam mengukur aktivitas fisik seseorang

dan merupakan komponen terpenting dalam meningkatkan kebugaran jasmani

seseorang.6 Cooper menyatakan bahwa daya tahan kardiorespirasi merupakan

komponen terpenting dalam menilai kemampuan aerobik seseorang.5 Blair

berpendapat, daya tahan kardiorespirasi yang tinggi menunjukkan

kemampuan untuk bekerja yang tinggi, karena mengeluarkan sejumlah energi

yang cukup besar dalam periode waktu yang lama.6

Sampai saat ini, di Indonesia belum ada penelitian yang

menghubungkan antara kemampuan aerobik seseorang dengan kondisi

psikologisnya. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melihat sejauh mana

hubungan antara kondisi psikologis dengan tingkat kebugaran jasmani di

kalangan pelajar.

I.2 Rumusan Masalah

Olahraga dan latihan fisik secara teratur dapat menjaga dan

meningkatkan kondisi kebugaran seseorang. Dengan meningkatnya

kemampuan fisik, secara tidak langsung akan memperbaiki kondisi psikologis

karena olahraga mampu meningkatkan kemampuan tubuh dalam

menggunakan energi secara optimal dan menurunkan tingkat ketegangan.

Keadaan mental yang labil dan kegagalan menghadapi stressor lingkungan

terutama di kalangan pelajar, menyebabkan mereka cenderung untuk

x

Page 8: Pengukuran Vo2 Max

mengalami gangguan emosional yang berdampak buruk pada kondisi

psikologisnya. Di Indonesia, khususnya kalangan pelajar SMU belum

diketahui kemampuan aerobik dan kondisi psikologis, serta hubungan antar

keduanya.

I.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui kemampuan aerobik pada pelajar laki-laki SMU

Negeri 1 Prabumulih.

2. Untuk mengetahui kondisi psikologis pada pelajar laki-laki di

SMU Negeri 1 Prabumulih.

3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kemampuan

aerobik terhadap kondisi psikologis pada pelajar laki-laki di SMU

Negeri 1 Prabumulih.

I.4 Manfaat

Penelitian ini akan memberikan informasi mengenai kondisi

kemampuan aerobik dan kondisi psikologis pelajar, sehingga bila diketahui

adanya kemampuan aerobik yang tidak optimal, dapat dilakukan usaha

perbaikan untuk meningkatkan kemampuan aerobik dan kebugaran

jasmaninya. Disamping itu, penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan

masukan bagi pihak-pihak terkait mengenai pentingnya kemampuan aerobik

dalam mempengaruhi kondisi psikologis seseorang.

xi

Page 9: Pengukuran Vo2 Max

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kondisi Psikologis

Kondisi psikologis seseorang berkaitan dengan kepribadian yang

dimilikinya yang merupakan suatu organisasi dinamik dari suatu sistem

psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian individu yang

unik terhadap lingkungan.7 Layaknya jasmani, dalam kehidupan manusia,

juga terjadi perkembangan psikologis dalam membentuk kepribadian

seseorang.8

Perkembangan psikologis berlangsung secara bertahap dan

berlangsung secara terus menerus untuk mencapai kematangan mental

seseorang. Salah satu masa penting adalah masa remaja atau lebih dikenal

adolesensi, merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa. Menurut

Hollinshead, masa adolesensi ialah masa kehidupan seseorang dimana

masyarakat tidak lagi memandangnya sebagai seorang anak, tetapi ia juga

masih belum diakui sebagai seorang dewasa dengan segala hak dan

kewajibannya.8

Anak remaja mempunyai beberapa peranan yang perlu dijelaskan.

Pertama, mereka memerlukan kepastian akan peranan mereka dalam keluarga.

Mereka membutuhkan bimbingan kedua orang tua bukan hanya

menginginkan jaminan pada masa depan. Kedua, peranan seksual mereka

dalam kaitannya dengan kejelasan identifikasi sebagai anak pria atau wanita

dan kelakuan yang sesuai dengan seks mereka. Ketiga, peranan dalam

sekolah. Dalam masa ini perlu dihindari pemberian tekanan yang berlebihan

terhadap anak remaja. 8

xii

Page 10: Pengukuran Vo2 Max

Diketahui ada lima aspek penting yang perlu dicermati oleh para orang

tua, pendidik, ataupun remaja itu sendiri dalam masa perkembangan remaja.

Kelima aspek tersebut adalah sebagai berikut;9

1. Kondisi fisik, berkaitan dengan penanaman keyakinan bahwa

kecantikan tidak semata bergantung pada keindahan fisik, tapi

juga dipengaruhi akan keindahan akhlak.

2. Kebebasan emosional, hubungan antara orang tua dan anak

untuk dapat saling mendengar sehingga dapat membangun rasa

pengertian.

3. Interaksi sosial, pembentukan konsep diri yang positif, sehingga

dia mampu melihat dirinya sebagai orang yang kompeten dan

disenangi oleh lingkungannya.

4. Pengetahuan atas kemampuan diri, berkaitan dengan

pengetahuan remaja mengenai bakat-bakat yang terpendam

dalam dirinya sehingga dapat digali untuk memperoleh karya

yang berarti.

5. Penguasaan nilai-nilai moral dan agama, pemahaman agama

secara benar dengan mengerjakan perintah dan menjauhi

larangan sehingga dapat meneguhkan komitmen terhadap agama

dan menjadikan jiwa lebih sehat

Seorang remaja pada umumnya sulit berkomunikasi, ia sangat peka,

dan mudah tersinggung. Hal ini berkaitan dengan perubahan fisiologis,

perhatian yang besar atas tubuh mereka, perubahan pandangan mengenai seks

dan kebutuhan mereka akan aktivitas yang menghasilkan penghargaan dan

kepuasan. Karena itu, anak remaja lebih sering menderita gangguan emosi

seperti percobaan bunuh diri, skizofrenia, depresi, dan deviasi seksual. Bunuh

diri jarang terjadi pada masa anak-anak, tapi meningkat pada masa adolesensi

dan umumnya lebih banyak terdapat pada pria dibandingkan wanita. Faktor-

faktor yang menjadi sebab suatu percobaan bunuh diri ialah depresi,

kegagalan dan kesepian.8

xiii

Page 11: Pengukuran Vo2 Max

Dalam masa ini, kesalahan tersering adalah membiarkan remaja

menganggur terlalu lama sehingga tidak sanggup menyesuaikan diri dengan

perubahan cepat yang terjadi pada dirinya. Sementara itu, posisi dalam

keluarga juga dapat mempengaruhi kemampuan remaja dalam menghadapi

stressor dalam hidupnya.Toleransi yang rendah terhadap frustasi umumnya

terjadi pada anak yang merupakan anak tunggal, satu-satunya laki-laki atau

satu-satunya anak perempuan, dan anak bungsu.10

Berbagai aktivitas fisik dapat dilakukan guna membentuk tubuh yang

sehat dan olahraga dalam tim memberikan kesempatan bagi remaja untuk

mengembangkan kesehatan mental dalam kaitannya dengan lingkungan

sosial.8

II.2 Kebugaran Jasmani

Tidak ada batasan mutlak mengenai kebugaran jasmani, para ahli

banyak mendefinisikan kebugaran jasmani berdasarkan kepentingan tertentu.

Ada yang mendefinisikan bahwa kebugaran jasmani/kebugaran fisik adalah

kemampuan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari dengan bertenaga dan

penuh kesiagaan, tanpa kelelahan yang tidak semestinya dan dengan cukup

energi sehingga tetap dapat menikmati waktu terluang dan menanggulangi

keadaan-keadaan mendadak yang tidak diperkirakan. Dari sudut okupasi

kebugaran jasmani didefinisikan sebagai derajat kemampuan untuk

melaksanakan pekerjaan fisik tertentu di bawah kondisi ambient tertentu. Ada

juga yang menyatakan bahwa kebugaran jasmani berarti seseorang yang

memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan fisik tertentu. Kebutuhan

tersebut dapat secara anatomis (struktural) dan fisiologis (fungsional).11

Menurut Pradono, Casperson membagi komponen kebugaran jasmani

dalam dua kelompok yaitu Health Related Fitness dan Skill Related Fitness.

xiv

Page 12: Pengukuran Vo2 Max

Health Related Fitness merupakan kebugaran jasmani yang berhubungan

dengan kesehatan, terdiri dari empat komponen yaitu; 6,11

Kebugaran aerobik melalui daya kardiorespirasi,

Kelenturan, ketangkasan dan koordinasi otot

Pengendalian berat badan dan koordinasi lemak melalui

komposisi tubuhnya

Kebugaran otot melalui kekuatan otot.

Sedangkan Skill Related Fitness merupakan kebugaran jasmani yang

berhubungan dengan keterampilan, terdiri dari enam komponen yaitu

ketangkasan, keseimbangan, koordinasi, kecepatan, kekuatan dan waktu

reaksi.6

II.3 Fisiologi Latihan Fisik

Dalam melakukan kerja fisik secara fisiologis, dikenal 3 jenis sistem

penghasil energi:12

1. Sistem fosfagen

Sistem fosfagen menghasilkan energi yang cepat dan

bertahan dalam waktu singkat. Energi yang dihasilkan dari sistem

ini hanya untuk aktivitas fisik yang singkat. Contoh aktivitas yang

menggunakan sistem energi ini adalah melompat.

2. Sistem glikogen-laktat

Sistem energi glikogen-asam laktat menghasilkan energi

dalam waktu sedang, setengah lebih lambat dari sistem fosfagen.

Energi dari sistem glikogen laktat contohnya digunakan pada

aktivitas lari cepat 100 m.

3. Sistem aerobik

Sistem aerobik berkaitan dengan oksidasi dari bahan makanan

di dalam mitokondria untuk menghasilkan energi dalam jumlah

paling besar namun dalam waktu yang lebih lama, contohnya pada

lari marathon.

xv

Page 13: Pengukuran Vo2 Max

Sumber energi kontraksi otot adalah hidrolisis Adenosin TriPosfat

(ATP) yang berasal dari metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Tetapi

dalam olahraga zat nutrisi utama untuk energi adalah karbohidrat dan lemak.

ATP dihasilkan melalui 2 mekanisme utama, yaitu metabolisme aerobik dan

metabolisme anaerobik. Metabolisme aerobik berarti yang memerlukan O2.

Metabolisme aerobik paling efisien dan merupakan sistem produksi utama,

diaktifkan oleh aktivitas fisik dengan intensitas rendah dan berlangsung lama.

Metabolisme anaerobik yang tidak memerlukan O2 biasanya terjadi pada

keadaan yang memerlukan energi dalam waktu cepat seperti angkat beban dan

lari 100 meter. Metabolisme ini kurang efisien dibanding aerobik dan terjadi

jika tidak tersedia O2 yang cukup di jaringan saat latihan fisik. Energi dari

hidrolisis ATP menjadi ADP digunakan untuk kerja mekanik, resintesis

pospokreatin dan sisanya sebagai panas.11

Daya tahan atau ketahanan merupakan konsep yang menggambarkan

kemampuan untuk melakukan kegiatan dalam intensitas tertentu. Sedangkan

daya tahan kardiorespirasi didefinisikan ssbagai kemampuan utuk

melanjutkan atau bertahan dalam melakukan aktivitas fisik tertentu berkaitan

dengan kelompok otot yang besar dalam periode waktu tertentu yang

menggambarkan kemampuan dari sistem sirkulasi dan respirasi utuk

menyesuaikan atau memulihkan diri dari efek kerja atau latihan seluruh

tubuh.5

Peranan utama sistem sirkulasi (kardiovaskuler) dalam latihan fisik

adalah meningkatkan cardiac output. Peningkatan ini bertujuan untuk

meningkatkan suplai O2 dan zat nutrisi ke sel otot serta membawa CO2 dan

sisa metabolisme lain dari jaringan otot. Selain itu sistem sirkulasi juga

mengangkut hormon-hormon untuk mengatur keseimbangan osmotik cairan

tubuh, keseimbangan asam basa dan pengaturan panas.11

Cooper menyatakan bahwa daya tahan kardiorespirasi erat kaitannya

dengan sistem aerobik, karena aerobik sendiri adalah variasi latihan yang

menstimulasi aktivitas jantung dan paru-paru dalam perode waktu tertentu

xvi

Page 14: Pengukuran Vo2 Max

untuk memberikan perubahan yang bermanfaat bagi tubuh.5 Oleh karena itu,

kemampuan daya tahan kardiorespirasi seseorang dapat dinilai dari kapasitas

aerobiknya. Kapasitas aerobik adalah kemampuan untuk melakukan kerja

menggunakan energi yang ada dengan keberadaan oksigen.13 Kapasitas

aerobik pada individu menggambarkan kemampuan untuk mengambil 02

secara maksimal (VO2maks).11

VO2maks menggambarkan total metabolik rata-rata tubuh secara

aerobik, yang dapat dihitung dengan menggunakan alat analisa gas dalam

keadaan stress maksimal.13 Namun penghitungan VO2maks di laboratorium

tersebut mahal, menghabiskan banyak waktu, membutuhkan tenaga ahli, oleh

karena itu cara ini tidak praktis digunakan dalam penelitian yang

menggunakan subyek yang besar.5 VO2maks dikaitkan dengan berat badan

dalam satuan kilogram sehingga satuan VO2maks adalah ml kg-1mn-1.

Level tinggi VO2maks menggambarkan fungsi yang tepat dari 3 sistem

penting dalam tubuh, yaitu:5

1. Sistem pernafasan, yang mengangkut oksigen dari udara dan

mengangkutnya hingga ke darah.

2. Sistem kardiovaskuler, yang mengangkut dan mendistribusikan

oksigen dalam darah ke seluruh tubuh.

3. Sistem muskuloskeletal, yang menggunakan oksigen untuk

mengubah karbohidrat dan lemak menjadi ATP untuk digunakan

dalam kontraksi otot serta produksi panas tubuh.

Karena alasan di atas, maka kapasitas aerobik seseorang dapat

ditingkatkan ataupun diturunkan sebagai adaptasi ketiga sistem tersebut.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kapasitas aerobik seseorang

adalah sebagai berikut:14

Peningkatan suplai darah ke otot

Adaptasi enzimatik dan mitokondrial dari otot skelet

Peningkatan aktivitas fisik

Kadar glukosa darah

xvii

Page 15: Pengukuran Vo2 Max

Deplesi otot dan simpanan glikogen hati

Dehidrasi

Perubahan keseimbangan asam-basa

Kemampuan mitokondria dalam menggunakan oksigen

Latihan aerobik dapat meningkatkan kemampuan fungsi tubuh dalam

memanfaatkan oksigen sehingga fungsi tubuh seluruhnya dapat berlangsung

optimal.8 Berbagai penelitian menunjukkan bahwa latihan fisik dapat

meningkatkan kemampuan individu dalam mengatasi perubahan kondisi

psikologis dalam dirinya. Tubuh yang sehat akah membentuk perkembangan

mental yang baik, menjadikan seseorang lebih bersemangat, dan cenderung

untuk tidak mengalami ketegangan dan stress.15

Latihan fisik meningkatkan sistem ventilasi pulmonal sampai 20 kali

lipat. Pada orang yang tidak terlatih peningkatan ventilasi sampai 100

liter/menit dan yang terlatih meningkat sampai 120 liter/menit dibanding saat

istirahat yang hanya 6 liter/menit. Peningkatan CO2 dan penurunan kadar O2

dalam darah menyebabkan tubuh berkompensasi agar komposisi zat di dalam

darah tetap dipertahankan dalam keadaan normal.11

Sebagai respon terhadap stress, terjadi 1500 reaksi biokimia di dalam

tubuh, neurotransmitters diaktifkan, hormon dilepaskan, dan nutrien

dimetabolisme. Fungsi kardiovaskuler dipercepat dan sebaliknya sistem

gastrointestinal semakin memperlambat aktivitasnya. Energi tubuh lebih

banyak digunakan untuk merespon stress. Beberapa hormon keluar sebagai

respon terhadap stress ini, kortisol akan terus bersirkulasi di dalam tubuh dan

menekan sistem imunitas sehingga berpotensi menimbulkan penyakit.

Olahraga secara teratur sangat berguna untuk membuang produk-produk

stress ini dengan menyediakan kesempatan untuk menggunakannnya sehingga

fungsi homeostatis kembali normal dan menurunkan pengaruh fisik akibat

stress. 2

xviii

Page 16: Pengukuran Vo2 Max

Gejala stress pada seseorang dapat berupa sulit tidur atau mendapatkan

istirahat yang cukup. Olahraga sangat efektif membantu seseorang agar dapat

jatuh tertidur atau tidur lebih nyenyak.2

II.4 Fisiologi -endorphin

Endorphin merupakan salah satu neurotransmitter yang termasuk ke

dalam golongan endogen opiod yang dapat ditemukan pada serabut saraf.

Endorphin diproduksi untuk menghancurkan asam amino besar dan peptida.

Normalnya, kadar -endorphin dalam darah mengikuti irama sirkardian

seperti hormon-hormon ACTH lainnya. Konsentrasi terendah ditemukan pada

saat malam hari dan tertinggi pada saat pagi hari.2,16

Stress fisik atau emosional dapat meningkatkan kadar -endorphin

dalam tubuh menyebabkan penghambatan fungsi ekskresi atau fungsi digesti.

Teschemacher berhasil menganalisa kadar -endorphin dalam pelajar seketika

sebelum dan sesudah ujian dan pada atlet sebelum dan sesudah latihan. Dari

semua sampel, kadar -endorphin meningkat sebelum peristiwa dan bahkan

lebih tinggi pada mereka yang berkonsentrasi untuk mencapai prestasi yang

tinggi. Penelitian terakhir telah mendapatkan bukti langsung bahwa latihan

fisik dapat meningkatkan kadar -endorphin empat sampai lima kali di dalam

darah. Sehingga, semakin banyak melakukan latihan maka akan semakin

tinggi pula kadar -endorphin.16

Ketika seseorang melakukan latihan fisik lebih dari 20 menit, maka

-endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di dalam hipothalamus

dan sistem limbik yang berfungsi untuk mengatur emosi.7 Peningkatan -

endorphin terbukti berhubungan erat dengan penurunan rasa nyeri,

peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu makan, kemampuan seksual,

tekanan darah dan pernafasan. Selain itu, -endorphin dapat meningkatkan

semangat dan perasaan energik.2,5

II.5 Metode pengukuran VO2maks

xix

Page 17: Pengukuran Vo2 Max

Tes laboratorium adalah tes yang paling baik untuk mengukur

ketahanan jantung dan paru dengan mengukur secara langsung ambilan O2

selama latihan.5

Namun, pengukuran jenis ini mahal dan banyak memakan waktu, dan

membutuhkan tenaga terlatih, sehingga tidak praktis untuk subyek dalam

jumlah besar. Untuk itu telah dikembangkan tes lain yang dapat digunakan,

antara lain;5

1. Field Test of Cardiorespiratory Endurance

Ada beberapa cara, yaitu: berjalan sejauh 1 mil, lari selama 9

menit, berjalan sejauh 3 mil, bersepeda selama 12 menit dan

berenang selama 12 menit. Digunakan untuk subyek berjumlah

besar. Cukup praktis, tidak mahal, tidak memakan waktu jika

dibandingkan dengan tes laboratorium, mudah dikelola dan

cukup akurat. Tes ketahanan lari sekurang-kurangnya harus

berjarak 1 mil atau lebih untuk mengukur sistem aerobik. Tes lari

dengan menggunakan variasi waktu jarang dilakukan karena

menimbulkan kesulitan untuk menentukan jarak sebenarnya.

Tujuan tes untuk melihat kemampuan melintasi jarak dalam

waktu yang paling singkat.

Kemampuan berlari dengan jarak pengujian sejauh 1 mil atau

lebih terbukti menunjukkan suatu hubungan yang signifikan

dengan kemampuan aerobik dalam keadaan maksimal.

2. Step test untuk ketahanan Kardio-respirasi

Ada dua macam tes yang digunakan disini, pertama maximal

step test dan kedua sub-maximal step test.

a. Maximal step test, tes ini dibuat oleh Nagle, Balke, dan

Naughton. American Heart Association telah

merekomendasikan penggunaannya karena tes ini cukup

murah jika dibandingkan dengan treadmill atau ergometer.

xx

Page 18: Pengukuran Vo2 Max

b. Sub-maximal step test, mengukur perkiraan nilai VO2maks

dengan cara mengukur denyut jantung terhadap latihan

sub-maksimal dengan menetapkan beban kerja

sebelumnya, misalnya tingkat kecepatan yang telah

ditetapkan pada treadmill atau tempo yang tetap dan tingkat

ketahanan pada subyek dengan ergometer, atau juga tempo

yang tetap dalam melangkah dan tinggi tangga dalam step

test. Sub-maximal step test dapat melahirkan tiga

kemungkinan:

1. Adanya hubungan yang linier antara denyut jantung,

endapan oksigen, dan beban kerja.

2. Denyut jantung maksimum pad usia tertentu cenderung

seragam.

3. Efisiensi mekanis (asupan oksigen pada beban kerja yang

telah ditentukan) pada setiap orang adalah sama.

3. The Canadian aerobic Fitness Test (CAFT)

CAFT merupakan tes yang praktis, akurat, tidak mahal, dan

salah satu cara untuk menentukan ketahanan kardio-respirasi

dengan cara yang menyenangkan. CAFT menggunakan dua

tangga setinggi 20,3 cm (8 inci). Subyek melangkah naik dan

turun sesuai tempo selama 3 menit. Pelaksanaan tes ini dipandu

oleh sebuah kaset yang memberikan intruksi untuk memulai dan

menghentikan latihan serta saat untuk menghitung. Denyut

jantung diambil langsung setelah latihan selama 3 menit, subyek

berhenti tanpa melakukan gerakan dan hasil pengukuran denyut

dibandingkan dengan normal.

4. YMCA Three Minute Step Test

Tes ini juga dilakukan selama tiga menit bila subyek berjumlah

cukup besar dan menggunakan sebuah tangga setinggi 12 inci,

xxi

Page 19: Pengukuran Vo2 Max

metronom yang diset dengan kecepatan 96 bpm (4 ketukan

metronom sama dengan satu kali melakukan gerakan sempurna

1,2 naik, 3,4 turun). Stop watch untuk mengukur waktu dan

stetoskop dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi.

Setelah naik turun tangga selama tiga menit, penghitungan

denyut nadi dilakukan selama satu menit dengan melakukan

palpasi pada arteri radialis subyek.

5. American College of Sport Medicine Bench Step Test

Ada dua hal penting disini, yaitu "METS" dan kkal/menit. MET

sama dengan 3,5 ml/kgmin atau asupan oksigen selama tes. MET

juga sama dengan kkal/kgjam. Jumlah energi yang digunakan

dalam kkal/menit dapat dicari dengan mengukur MET dari

latihan dan berat badan dalam kilogram setelah itu dibagi 60

(menit).

6. Harvard Step Test

Banyak digunakan oleh peneliti dengan menggunakan bangku

setinggi 19 inci untuk laki-laki dan 17 inci untuk wanita,

metronom, dan stopwatch.1 Tes dilakukan selama lima menit,

setelah itu dihitung denyut nadinya selama 30 detik berturut-

turut 3 kali.

7. Sub-Maximal Laboratory Test

Tes ini dilakukan tidak hanya menggunakan tangga, tapi dapat

juga menggunakan treadmill dan ergometer. Salah satunya yaitu

YMCA sub-maximal test. YMCA Sub-Maximal Test ini

menggunakan sepeda dan metronom dengan kecepatan 50 rpm,

menggunakan beban awal pada tiga menit pertama. Dari hasil

akan terlihat adanya hubungan linier antara denyut jantung dan

beban kerja.

8. Maximal Laboratory Test

xxii

Page 20: Pengukuran Vo2 Max

Biasanya dilakukan dengan menggunakan treadmill atau sepeda

ergometer dan EKG dengan tujuan:

a. Untuk mendiagnosa penyakit jantung laten

b. Untuk mengevaluasi kapasitas fungsional kardiorespirasi

c. Untuk mengevaluasi respon terhadap program rehabilitasi

jantung.

BAB III

METODE PENELITIAN

xxiii

Page 21: Pengukuran Vo2 Max

III.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang terdiri

dari tiga tahapan kerja yaitu:

Menilai kondisi psikologis dengan menggunakan kuesioner

General Well Being Scale.

Menilai tingkat kemampuan aerobik dengan tes lari 1,5 km

dengan satuan MET (1 MET = 3,5 ml/kg/min VO ).

Menganalisis hubungan antara kemampuan aerobik dengan

kondisi psikologis.

III.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMU Negeri 1 Prabumulih Propinsi

Sumatera Selatan.

III.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang dipilih adalah anak remaja laki-laki di SMU Negeri 1

Prabumulih berusia 15-17 tahun dan masuk ke dalam kriteria inklusi yang

ditetapkan.

Alasan memilih populasi tersebut:

Pada usia ini anak remaja memasuki masa adolesensi tengah yang

memiliki emosi yang tinggi dan labil, memerlukan identitas dan pola tingkah

laku baru. Mental yang masih labil mengakibatkan anak remaja menjadi

agresif, frustasi dan depresi.16

Sampel penelitian adalah anak remaja laki-laki di SMU Negeri 1

Prabumulih berusia 15-17 tahun dan telah memenuhi kriteria inklusi yang

dipilih dengan metode simple random sampling. Penelitian ini merupakan

penelitian pendahuluan dengan jumlah sampel minimal sebanyak 40 orang.

III.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

xxiv

Page 22: Pengukuran Vo2 Max

Kriteria Inklusi

Bersedia dan mengisi informed consent yang

ditandatangani orang tua/wali.

Berada dalam usia 15-17 tahun yang termasuk ke dalam

usia penelitian, dan tidak termasuk golongan rentan gangguan

kejiwaan, yaitu; anak tunggal, anak laki-laki satu-satunya, anak

bungsu, atau memiliki anggota keluarga yang mempunyai

gangguan kejiwaan.10

Tidak terlibat kegiatan olahraga khusus di luar kegiatan

intrakurikuler.

Tidak sedang mengalami gangguan pada sistem tubuh atau

gangguan klinis negatif.

Tidak mengalami gangguan kejiwaan dan emosional dan

tidak termasuk ke dalam golongan rentan.

Tidak memiliki berat badan berlebih, yaitu berada antara

80%-120% dari berat badan ideal berdasarkan rumus Lorentz:

BB=TB-100-((TB-125)x0,5)).17

Kriteria Eksklusi

Subyek dikeluarkan dari penelitian jika tidak mengikuti seluruh

prosedur pemeriksaan.

III.5 Variabel Penelitian

Variabel terikat dari penelitian ini adalah kondisi psikologis dan

variabel bebasnya adalah kemampuan aerobik.

III.6 Batasan Operasional

xxv

Page 23: Pengukuran Vo2 Max

III.6.1 Kemampuan aerobik adalah jumlah terbesar oksigen yang dapat

digunakan oleh tubuh selama aktivitas fisik yang diukur dengan tes

lari 1,5 km dengan satuan MET. Tes dilakukan dengan meminta

subyek berlari sejauh 1,5 km, lalu dicatat waktu yang diperlukan

untuk menempuh jarak tersebut. Kemampuan aerobik diperoleh

dengan menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan subyek

penelitian untuk menempuh jarak 1,5 km, untuk kemudian

dilakukan penilaian.

III.6.2 Status psikologis adalah suatu ukuran kondisi psikologis seseorang

menggunakan General Well Being Scale.

III.7 Tahap kerja

1. Peneliti menetapkan populasi anak laki-laki berusia 15-17 tahun dan

berjenis kelamin laki-laki di satu SMU yang telah memenuhi kriteria

inklusi.

2. Semua populasi diurutkan berdasarkan nomor absen siswa dimulai

dari kelas yang paling muda dengan nomor terkecil.

3. Berdasarkan nomor urut tersebut ditetapkan sampel penelitian secara

simple random sampling dengan bantuan tabel random numbers.

4. Dari sampel yang terpilih, dilakukan penilaian terhadap kondisi

psikologis menggunakan General Well Being Scale

5. Setelah itu dilakukan pengukuran kemampuan aerobik dengan tes lari

1,5 km cara METS.

Cara melakukan:

1. Sebelum pengujian subyek dalam keadaan tidak makan dan tidak

melakukan kerja berat.

2. Sebelum pengujian, subyek melakukan pemanasan terlebih dahulu.

3. Subyek berdiri pada tempat yang telah ditentukan di lapangan.

4. Dengan aba-aba dari peneliti, subyek berlari sejauh 1,5 km secepat

mungkin, berjalan diperbolehkan, namun tujuan utama adalah untuk

xxvi

Page 24: Pengukuran Vo2 Max

mencapai jarak tersebut secepat mungkin.Waktu yang diperlukan

untuk mencapai jarak tersebut dicatat dalam menit dan detik.

5. Kemampuan aerobik atau VO2maks diukur dengan rumus:

VO2maks = METS x 3,5 ml1kg-1min-1

= (2,4388 + (0,8343 x kmh))x 3,5 ml1kg-1min-1

6. Jika penilaian yang dilakukan terhadap kondisi psikologis sampel

tidak memenuhi jumlah sampel minimal, maka akan dilakukan

penentuan sampel yang baru sampai memenuhi jumlah sampel, yaitu

sebanyak 40 orang.

7. Jika dalam hasil penelitian belum terlihat adanya hubungan maka

dilakukan penambahan jumlah sampel sebanyak 20 orang.

III.8 Analisa data

Setelah data dikumpulkan, dilakukan penilaian dan kemudian

dianalisis hubungan antara kebugaran jasmani dan kondisi psikologis. Analisa

menggunakan uji statistik koefisien korelasi.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

xxvii

Page 25: Pengukuran Vo2 Max

IV.1 Hasil

IV.1.1 Karakteristik subyek

Penelitian ini telah dilakukan pada 210 orang siswa laki-laki SMU

Negeri 1 Prabumulih dengan variasi usia 15-17 tahun.

Dari 210 subyek yang ditetapkan, 122 anak tidak memenuhi kriteria

inklusi sehingga jumlah subyek penelitian menjadi 91 anak, kemudian dengan

simple random sampling dipilih 60 sampel sesuai dengan jumlah sampel yang

ditetapkan. Dengan demikian jumlah subyek yang ditetapkan yakni 60 anak

telah terpenuhi.

Tabel 1. Karakteristik subyekKarakteristik (n=60)

Rata-rata KisaranUmur (tahun) 15,78 + 0,85 15-17Tinggi badan (cm) 166,88 + 6,37 150-180Berat badan (kg) 50,53 + 8,47 30-70

IV.1.2 Pengukuran VO2maks

Nilai VO2maks sebagai indikator kemampuan aerobik yang diukur

dengan menilai kemampuan berlari subyek sejauh 1,5 km. Rata-rata nilai

VO2maks dari 60 subyek yang diteliti adalah 45,66+ 8,57 ml1kg-1min-1. Sebagian

besar nilai VO2maks termasuk ke dalam kriteria baik yaitu sebanyak 46,67%

dan tidak ada yang termasuk ke dalam kriteria kurang menurut PPKORI tahun

1999.

Tabel 2. Distribusi nilai VO2maksKategori nilai VO2maks(ml/kg/min) n=60 %

>53 (Tinggi) 10 16,67

xxviii

Page 26: Pengukuran Vo2 Max

43-52 (Baik)34-42 (Cukup)25-33 (Sedang)<24 (Kurang)

281750

46,6728,38,3

0

IV.1.3 Penilaian Kondisi Psikologis

Penilaian kondisi psikologis subyek menggunakan Skala General Well

Being. Nilai rata-rata kondisi psikologis adalah 69 dengan kisaran dari 50-95.

Hampir separuh siswa (43,3%) termasuk dalam kriteria indikasi problem

stress dan 5% yang terindikasi distress.

Tabel 3. Distribusi nilai General Well BeingKategori n=60 %

41-55 (Indikasi distress) 3 5,0 56-70 (indikasi problem stress) 26 43,3 71-75 (marginal) 21 35,0 76-80 (positif rendah) 5 8,3 81-110 (positif) 5 8,3

IV.1.4 Hubungan antara kemampuan aerobik dengan kondisi psikologis

Hubungan antara kemampuan aerobik dengan kondisi psikologis

dinilai dengan uji koefisien korelasi. Uji kolerasi menunjukkan bahwa antara

kemampuan aerobik dan kondisi psikologis memiliki hubungan yang tidak

bermakna (p=0,856 dan r2=0,000576). Namun walau menunjukkan hubungan

yang tidak bermakna, keduanya menunjukkan suatu korelasi yang positif.

Gambar 1. Uji korelasir= 0,024

xxix

Page 27: Pengukuran Vo2 Max

IV.2 Pembahasan

Kebugaran fisik terdiri dari beberapa komponen antara lain kebugaran

jasmani, kekuatan otot, kelenturan dan koordinasi, serta komposisi tubuh.6

Irfannuddin mengutip bahwa menurut Giam dan Teh komponen kebugaran

otot, kelenturan, ketangkasan, dan koordinasi memiliki peran yang penting

selain kebugaran aerobik dan pengendalian berat badan.11

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa hampir separuh subyek

(46,67%) memiliki nilai VO2maks yang termasuk dalam kriteria baik, kriteria

tinggi sebesar 16,67%, kriteria cukup sebesar 28,3% dan tidak ada yang

termasuk ke dalam kriteria kurang ( tabel 2). Nilai VO2maks ,sebagai indikator

kemampuan aerobik yang diukur dengan menilai kemampuan berlari subyek

sejauh 1,5 km merupakan gambaran dari kerja seluruh jantung sebagai pompa

oksigen dan kemampuan sel otot untuk menggunakan oksigen yang ada di

dalam jantung. Sehingga semakin tinggi nilai, semakin banyak energi yang

dapat digunakan untuk mempertahankan kemampuan aktivitas tubuh.3

Dari penilaian kondisi psikologis yang diperoleh, kelompok yang

terindikasi problem stress merupakan kelompok dengan frekuensi terbanyak

yaitu sebesar 43,3% dan 5% yang terindikasi distress (tabel 3). Kondisi

psikologis yang ditandai indikasi problem stress dapat berdampak buruk,

salah satu diantaranya adalah kecenderungan timbulnya gangguan kejiwaan

xxx

Page 28: Pengukuran Vo2 Max

pada diri seseorang-seperti depresi terutama pada usia remaja. Menurut Gans,

hal itu sebagian besar karena ketidakmampuan para pemuda usia adolesensi

memiliki kesulitan dalam menghadapi situasi stress, baik di rumah maupun di

sekolah.

Lemahnya hubungan antara kemampuan aerobik dan kondisi

psikologis menunjukkan bahwa kemampuan aerobik yang baik belum cukup

untuk menentukan kondisi psikologis seorang pelajar SMU. Nieman

menyatakan bahwa kondisi psikologis yang buruk berhubungan erat dengan

kondisi fisik seseorang.5 Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor

seperti komposisi tubuh, distribusi lemak subkutan, lemak pada abdomen

visceral, densitas tulang, kekuatan dan ketahanan otot-otot, fungsi hati dan

jantung, tekanan darah, kekuatan aerobik maksimal dan kemampuannya untuk

bertoleransi terhadap latihan fisik yang diberikan, lemak darah dan profil

lipoprotein, dan rasio lemak serta tingkat oksidasi karbohidrat.18 Dari

pernyataan diatas terlihat bahwa kemapuan aerobik hanya salah satu faktor

yang mempengaruhi kondisi psikologis. Meskipun demikian, kemampuan

aerobik mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi psikologis.

Faktor-faktor lain yang ikut berperan adalah ras atau etnis, faktor

individu yang mencakup kepercayaan diri (self efficacy), persepsi tentang arti

penting berolahraga, kenikmatan dalam beraktivitas, dan sikap yang yang

ditunjukkan terhadap latihan fisik. Selain itu, faktor interpersonal dan

lingkungan seperti aktivitas dengan sesama teman, dukungan teman dan

keluarga serta keikutsertaan dalam kegiatan atau aktivitas fisik sehari-hari

juga turut mempengaruhi.19

Hal lain yang tidak bisa kita abaikan tentang adanya kesalahan, baik

itu karena jumlah subyek yang tidak begitu banyak juga pengumpulan data

pengujian kebugaran jasmani dengan tes lari sejauh 1,5 km yang kurang

akurat dibandingkan tes treadmill dan ergometer.5

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

xxxi

Page 29: Pengukuran Vo2 Max

V.1 Kesimpulan

Nilai rata-rata VO2maks siswa SMU Negeri 1 Prabumulih yang diteliti

sebesar 45,6 ml/kg/menit dan sebagian besar termasuk ke dalam kriteria

baik (46,67%).

Hampir sebagian besar siswa SMU Negeri 1 Prabumulih terindikasikan

mengalami problem stress, yaitu sebanyak 43,3% dan sebanyak 5%

terindikasi distress.

Kemampuan aerobik siswa SMU Negeri 1 Prabumulih dan kondisi

psikologisnya tidak menunjukkan suatu hubungan yang bermakna.

Lemahnya hubungan antara kemampuan aerobik dan kondisi psikologis

menunjukkan bahwa kemampuan aerobik yang baik belum cukup untuk

menentukan kondisi psikologisnya.

Ada faktor-faktor lain yang mungkin lebih berperan terhadap

kemampuan aerobik, misalnya distribusi lemak dan otot-otot serta

faktor individu seperti kepercayaan diri, kenikmatan dalam beraktivitas,

sikap, faktor interpersonal dan lingkungan seperti aktivitas fisik yang

sering dilakukan dengan sesama teman, dukungan teman dan keluarga.

V.2 Saran

Kebugaran jasmani pada sebagian besar siswa harus dipertahankan dan

perlu suatu program pembinaan kebugaran jasmani yang berkelanjutan.

Dari penilaian kondisi psikologis diketahui kelompok dengan frekuensi

terbesar adalah kelompok yang terindikasi stress. Untuk itu perlu upaya

yang terpadu dari pihak sekolah dengan memberikan perhatian pada

para siswa dalam perkembangan kondisi psikologisnya di sekolah.

Latihan fisik seperti senam aerobik, lari, jalan, renang dan bersepeda

memiliki hubungan yang positif dengan kondisi psikologis. Latihan

fisik semacam ini diperlukan dalam rangka memelihara sekaligus

meningkatkan kemampuan aerobik.

xxxii

Page 30: Pengukuran Vo2 Max

Perlu upaya menyeluruh untuk meningkatkan kondisi psikologis yang

lebih baik, misalnya dengan meningkatkan hubungan interpersonal dan

lingkungan.

Perlu penelitian terpadu lebih lanjut untuk mencari faktor-faktor lain

yang lebih berpengaruh terhadap kondisi psikologis, terutama pada

masa adolesensi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan. Petunjuk Teknis Kesehatan Olahraga. Depkes

Republik Indonesia, Jakarta; 1985

xxxiii

Page 31: Pengukuran Vo2 Max

2. Anonymus Exercise as Stress Management Modality. http://www.imt.net/-

randolfi/exercisebib.html

3. Chirico,M. Psychosocial Problems in Adolescence.

http://inside.bard.edu/academic/speciapproj/darling/#chirico

4. Ganong, FW. Review of Medical Physiology. 10th edition, Large Medical

Publications, California; 1981

5. Nieman, DC. Fitness and Sport Medicine An Introduction. Bull Publishing

Company, Palo Alto, California; 1990

6. Badan Litbangkes Republik Indonesia. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Status Kesegaran Jasmani Warga Kebon Manggis, Jakarta timur, Umur 20-

39 tahun. 1998, edisi 27. Buletin Penelitian Kesehatan, Jakarta; 2000

7. Yusuf, LM.CatatanKuliah Pengantar Ilmu Kedokteran Jiwa. Bagian Ilmu

Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Palembang;

2004

8. Staf Pengajar IKA FK-UI. Buku kuliah IKA I cetakan 8. InfoMedika.

Jakarta; 1998

9. Anonymus. Memahami Aspek-Aspek Penting Perkembangan Remaja.

http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp2.mid=7&d=1038055&

kat_id 1=232 & kat_id 2=236

10. Yusuf, LM.Catatan Kuliah Perkembangan Kepribadian. Bagian Ilmu

Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Palembang;

2004

11. Irfannuddin. Indeks Masa Tubuh, Kadar Hemoglobin Darah dan

Hubungannya dengan Kebugaran Jasmani Petinju Amatir di Kodya

Palembang. Unpublished Thesis. Bagian Fisiologi dan Fisika Medik Fakultas

Kedokteran Universitas Sriwijaya,Palembang; 1999

12. Guyton et.al. Textbook oh Medical Physiology. W.B Saunders Company,

Philadelphia, Pennsylvania; 1996

13. Patti & Warren Finke. Aerobic Capacity.

http://www.teamoregon.com/publications/ vo2max.html

xxxiv

Page 32: Pengukuran Vo2 Max

14. Anonymus. Aerobic Exercise.http://www.medislim.org/ index.html

15. Anonymus. Physical Activity Fundamental to Preventing Disease.

http:/aspe.os.dhhs.gov/health/reports/physicalactivity/pdf

16. Anonymus. The endorphin Story. http://niazi.com/

index.html,http://niazi.com/endorphins/ endorphin-story.html

17. Irfannudin.Berbagai Ukuran Antropometri dan Lingkup Gerak sendi yang

Mempengaruhi Hasil V-sit And Reach Test, Modified Sit and Reach Test, dan

Modified Back Saver Sit and Reach Test Pada Anak-anak

PraPubertas.Unpublished Thesis. Bagian Fisiologi dan Fisika Medik Fakultas

Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang; 2004

18. Baranaski T. The Guidelines for School and Community Programs to

Promote Life Long Physical Activity Among Young People.

http://www.cdc.gov/epo/mmwr/preview/mmwr.html

19. Pargazi R, Corbin C. Factors Influencing Physical Fitness in Children and

adolescent. http://www.cooperinst.org/shopping/web fitness.html

20. Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Republik Indonesia (PPKORI).

Materi Penataran Kesehatan Olahraga, Jakarta; 1999

21. Praktiknya, AW. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta; 2003

Lampiran 1. Informed Consent

SURAT PERMOHONAN IZIN

xxxv

Page 33: Pengukuran Vo2 Max

Prabumulih, 2005

Kepada Yth,Bapak/ibuOrang tua/WaliDi tempat

Dengan Hormat,

Bersama ini diberitahukan bahwa kami akan melaksanakan penelitian

mengenai hubungan antara kemampuan aerobik dengan kondisi psikologis anak-anak

laki-laki berusia 15-17 tahun. Sehubungan dengan itu, kami memohon izin kepada

Bapak/Ibu untuk membolehkan anak/walinya untuk ikut serta menjadi

subjek/naracoba penelitian ini. Maksud/tujuan penelitian dan rincian pemeriksaan

terlampir.

Demikianlah, atas perhatian dan izin yang diberikan kami ucapkan terima

kasih.

Hormat kami,

Koordinator penelitian

Harry Wahyudhy

Utama

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Judul Penelitian:

xxxvi

Page 34: Pengukuran Vo2 Max

Hubungan antara Kemampuan Aerobik dengan Kondisi Psikologis Pada Pelajar Laki-

Laki SMU Negeri 1 Prabumulih

Tujuan:

1. Mengetahui Kemampuan Aerobik anak-anak yang menjadi naracoba

2. Mengetahui Kondisi Psikologis anak-anak yang menjadi naracoba

3. Mengetahui hubungan antara kemampuan aerobik terhadap kondisi

psikologis anak-anak yang menjadi naracoba.

Manfaat:

Penelitian ini akan memberikan informasi mengenai status psikologis dan

kemampuan aerobik dari anak-anak yang menjadi naracoba.

Rincian Pemeriksaan:

1. Mengukur Kondisi psikologis

2. Mengukur Kemampuan Aerobik

SURAT PERSETUJUAN

xxxvii

Page 35: Pengukuran Vo2 Max

Setelah mendapat penjelasan secara lisan/tertulis dari peneliti, maka saya yang

bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

adalah orangtua kandung/ wali / tiri dari:

Nama :

Umur :

Dengan ini menyatakan setuju bila anak kandung/ tiri/ wali saya tersebut menjadi

subjek penelitian.

Persetujuan ini saya buat secara sukarela, dan bila nanti diperlukan atau oleh karena

alasan apapun, saya berhak untuk mencabut persetujuan ini.

Prabumulih, 2005

______________________

Lampiran 2. Screening Test

Kuesioner

xxxviii

Page 36: Pengukuran Vo2 Max

Nama :Tempat dan tanggal lahir :Berat Badan :Tinggi Badan :

1. Berapa usia anda sekarang?a. <15 tahunb. 15-17 tahunc. >17 tahun

2. Apakah saudara sekarang sedang mengikuti suatu olahraga khusus dengan seorang pelatih dan secara rutin?

a. Yab. Tidak

Untuk no.3 dan no.4, dijawab dengan memberi tanda ( ). 3.Apakah saudara pernah dan sering mengalami keadaan sbb:

( ) sakit jantung( ) asma( ) kejang ( ) kram otot( ) tidak semuanya

4.Apakah saudara termasuk dalam keadaan di bawah ini:( ) anak tunggal ( ) anak laki-laki satu-satunya( ) anak bungsu( ) memiliki anggota keluarga yang mempunyai gangguan kejiwaan( ) tidak semuanya

Keterangan:Sampel masuk kriteria inklusi bila menjawab "b" untuk no 1 dan menjawab tidak untuk semua pertanyaan dibawahnya.

Pemeriksaan fisik

Nadi :Tekanan darah:Suhu tubuh :

Keterangan: masuk kriteria inklusi bila tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisikLampiran 3. General Well Being Scale dan pengelompokan VO2maks

xxxix

Page 37: Pengukuran Vo2 Max

a. General Well Being Scale

1. Bagaimana perasaan anda secara umum?

5( ) dalam semangat yang sangat sempurna

4( ) dalam semangat yang sangat baik

3( ) semangat saya sebagian besar cukup baik

2( ) semangat saya naik turun

1( ) semangat saya sebagian besar cukup turun

0( ) semangat saya sangat turun

2. Apakah anda pernah terganggu dengan rasa gelisah anda?

0( ) sangat sekali, sehingga saya sulit sekali melakukan pekerjaan dan

melakukan sesuatu

1( ) sangat

2( ) cukup sering

3( ) beberapa sudah cukup untuk mengganggu saya

4( ) sedikit

5( ) tidak sama sekali

3. Pernahkah saudara berada dalam perasaan yang kuat terhadap pikiran,

sikap emosi dan perasaan anda?

5( ) Ya, semuanya

4( ) Ya, untuk sebagian besar

3( ) Umumnya ya

2( ) Tidak terlalu

1( ) Tidak dan saya terganggu

0( ) Tidak dan saya sangat terganggu

xl

Page 38: Pengukuran Vo2 Max

4. Pernahkah saudara merasakan sangat sedih, patah semangat, tanpa

harapan, atau memiliki sangat banyak masalah sehingga berpikiran

bahwa semuanya itu sia-sia?

0( ) sangat sekali, sampai saya ingin menyerah

1( ) sangat sering

2( ) cukup sering

3( ) beberapa sudah cukup untuk mengganggu saya

4( ) sedikit

5( ) tidak sama sekali

5. Pernahkah saudara merasa berada di bawah tekanan, stress, atau

tegang?

0( ) ya – Lebih banyak dari yang sanggup saya tahan

1( ) ya – dengan tekanan yang cukup besar

2( ) ya - cukup, lebih dari biasa

3( ) ya - cukup, tapi biasa

4( ) ya - sedikit

5( ) tidak sama sekali

6. Bagaimana kesenangan, kepuasan yang pernah saudara rasakan dalam

kehidupan pribadi saudara?

5( ) Sangat senang sekali, sehingga tidak ada yang lebih puas dan

menyenangkan dari hal tersebut

4( ) sangat senang

3( ) cukup senang

2( ) puas

1( ) tidak puas

0( ) sangat tidak puas

xli

Page 39: Pengukuran Vo2 Max

7. Pernahkah saudara beralasan sehingga membayangkan bahwa saudara

sedang kehilangan pikiran, atau kehilangan kendali terhadap cara

bertindak, cara berpikir, cara berbicara, atau memori anda?

5( ) Tidak pernah sama sekali

4( ) Hanya sedikit

3( ) Beberapa, tetapi saya tidak begitu risau

2( ) Beberapa, dan saya sedikit risau

1( ) Beberapa, dan saya cukup merisaukannya

0( ) Sering, dan saya sangat merisaukannya

8. Pernahkah saudara merasa cemas, khawatir atau kacau?

0( ) sangat sekali, sampai saya sakit atau hampir sakit

1( ) sangat sering

2( ) cukup sering

3( ) beberapa, cukup untuk mengganggu saya

4( ) sedikit

5( ) tidak sama sekali

9. Apakah saudara bangun pagi dengan segar ?

5( ) setiap hari

4( ) hampir setiap hari

3( ) cukup sering

2( ) lebih sedikitr dari separuh waktu saya

1( ) jarang

0( ) tidak pernah

xlii

Page 40: Pengukuran Vo2 Max

10. Pernahkah saudara terganggu dengan berbagai penyakit, kelainan

tubuh, nyeri, atau ketakutan terhadap kesehatan saudara?

0( ) setiap waktu

1( ) hampir setiap waktu

2( ) sering dan sewaktu-waktu

3( ) beberapa waktu, kadang-kadang

4( ) sedikit

5( ) tidak pernah

11. Apakah kehidupan keseharian anda penuh dengan hal –hal yang

menarik bagi anda?

5( ) setiap waktu

4( ) hampir setiap waktu

3( ) sering dan sewaktu-waktu

2( ) beberapa waktu, kadang-kadang

1( ) sedikit waktu

0( ) tidak pernah

12. Pernahkah saudara merasa putus asa dan kecewa?

0( ) setiap waktu

1( ) sebagian besar

2( ) sering dan sewaktu-waktu

3( ) kadang – kadang

4( ) sedikit

5( ) tidak pernah

xliii

Page 41: Pengukuran Vo2 Max

13. Pernahkah saudara merasa stabil secara emosi dan yakin terhadap diri

sendiri?

5( ) sepanjang waktu

4( ) sebagian besar waktu

3( ) sering dan sewaktu-waktu

2( ) kadang –kadang

1( ) sedikit waktu

0( ) tidak pernah sama sekali

14. Pernahkah saudara merasa capek atau kelelahan teramat sangat?

0( ) sepanjang waktu

1( ) sebagian besar waktu

2( ) sering dan sewaktu-waktu

3( ) kadang - kadang

4( ) sedikit waktu

5( ) tidak pernah sama sekali

Keterangan: Untuk masing-masing dari 4 skala di bawah ini, menggambarkan

perasaan saudara,lingkarilah angka-angka yang sedekat mungkin dengan perasaan

saudara beberapa bulan terakhir

15. Seberapa perhatian atau khawatir anda terhadap kesehatan saudara?

tidak perhatian sama sekali sangat perhatian

10 8 6 4 2 0

16. Seberapa santai atau tegang saudara selama ini?

sangat santai sangat tegang

10 8 6 4 2 0

17. Seberapa besar energi dan vitalitas yang saudara miliki?

tidak ada energi sama sekali sangat berenergi dinamis

10 8 6 4 2 0

xliv

Page 42: Pengukuran Vo2 Max

18. Seberapa depresi atau ceria anda selama ini?

sangat depresi/tertekan sangat ceria

0 2 4 6 8 10

setelah semua nilai telah diisi, jumlahkan semua nilai dan bandingkan dengan tabel

dibawah ini

Tingkatan stress Skor total

Positif well-being 81-110

Postif rendah 76-80

Marginal 71-75

Indikasi problem stress 56-70

Indikasi distress 41-55

Serius 26-40

Berat 0-25

Sumber: Nieman, DC. Fitness and Sport Medicine An Introduction. Bull Publishing Company, Palo Alto, California; 1990

b. Pengelompokan VO2maks

Nilai VO2maks Kategori/Kriteria>5343-5234-4235-33<24

TinggiBaikSedangCukupKurang

Sumber: Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Indonesia (PPKORI). Materi Penataran Kesehatan Olahraga, Jakarta, 1999.

xlv

Page 43: Pengukuran Vo2 Max

No UmurTinggi badan

Berat badan

SkalaGeneral Well Being

Nilai VO2maks

1 17 164 47 71 34.62 17 175 56 65 50.533 17 170 54 58 49.864 17 170 62 67 43.415 17 165 48 59 52.136 17 176 70 61 40.197 17 172 49 54 34.58 17 165 50 60 45.969 17 164 48 71 43.3210 16 170 50 78 51.9211 17 173 54 64 44.7112 17 165 46 59 51.4913 17 167 52 75 45.6414 16 172 68 71 39.5115 16 170 50 79 52.2816 17 169 51 87 44.3217 17 178 50 71 57.2418 16 171 48 74 45.4319 16 164 49 84 43.6920 16 161 49 68 59.0221 16 176 60 95 52.1322 17 170 50 55 52.1323 15 150 31 75 36.8224 16 158 40 71 36.3925 15 158 38 78 52.0626 15 168 48 72 31.9227 16 171 54 58 59.0228 15 172 51 76 46.0129 15 160 30 61 39.4430 15 172 48 75 33.4731 15 170 55 67 48.5432 15 180 70 54 44.9733 15 165 32 59 52.1334 15 160 50 71 33.4735 15 158 40 73 36.3936 15 156 36 63 32.0937 15 171 46 68 40.538 15 173 54 74 46.1739 15 165 55 64 40.540 15 170 50 72 58.7341 15 164 45 73 41.3942 15 161 48 62 59.0243 15 175 60 86 61.0444 15 165 45 73 37.3245 15 160 46 72 57.15

xlvi

Page 44: Pengukuran Vo2 Max

46 15 161 64 70 49.647 15 153 47 81 41.2248 17 162 50 56 57.649 16 165 50 60 43.650 16 173 58 75 50.851 16 163 53 68 66.3552 16 175 50 62 39.4853 16 173 60 64 51.0754 15 163 45 77 55.4155 15 168 53 61 36.3656 15 172 69 71 34.5857 16 156 45 65 44.4758 15 165 55 50 43.8359 15 165 55 73 32.2660 15 170 45 65 34.55

xlvii