bahan paparan pak menteri untuk acara kadin-3 161013
DESCRIPTION
disampaikan pada RAKERNAS KADIN di Hotel Seraton YogyakartaTRANSCRIPT
PENGEMBANGAN INDUSTRI TRADISIONAL BERBASIS BUDAYA DAN INDUSTRI KREATIF DALAM
MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
Disampaikan pada Acara Rakernas KADIN IndonesiaBidang Industri Tradisional Berbasis Budaya,
dan Bidang Industri Kreatif & MICEYogyakarta, 16 Oktober 2013
1
4 Pilar ASEAN Economic Community (AEC)
TerbentuknyaPasar dan basis
produksi tunggal
Kawasan Berdayasaing
Tinggi
Kawasan denganPembangunanEkonomi yang
Merata
Integrasi denganPerekonomian
Dunia
• Bebas arus barang• Bebas jasa• Bebas investasi• Bebas tenaga kerja• Bebas arus
Permodalan• Priority Integration
Sectors (PIS)• Pengembangan
sektor food -agriculture –forestry
• Kebijakan Persaingan• Perlindungan
konsumen, HKI• Pembangunan
infrastruktur• Kerjasama energi• Perpajakan• E-commerce
• Pengembangan UKM• Mempersempit
kesenjangan pembangunan antar negara ASEAN
• Pendekatan Koheren Terhadap hubungan Ekonomi eksternal,
• Partisipasi yang semakin meningkat dalam jaringan suplai Global
4
KOORDINASI INTERNAL (INDONESIA)
• Koordinasi internal Pemerintah terus dilakukan dalam memantau perkembangan AEC, dimana koordinasi dilakukan oleh Kemenko Bidang Perekonomian.
• Langkah-langkah koordinasi dilakukan dengan membuat 3 inpres terkait AEC 2015.
Inpres No.5 Tahun 2008 → Fokus Program Ekonomi, yang mencakup pelaksanaan komitmen AEC 2015
Inpres No.11 Tahun 2011 → Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru ASEAN Tahun 2011
Rancangan Inpres 2012 → Peningkatan Daya Saing Nasional dalam menghadapi AEC 2015
5
Sebagai penjabaran dari Perpres 28/2008 telah tersusun 35 Road map (Peta Panduan) Pengembangan Klaster Industri Prioritas untuk periode 5 (lima) tahun kedepan (2010 – 2014) yang disajikan dalam 6 (enam) buku, dengan pengelompokan sbb. :
Basis Industri Manufaktur
KelompokIndustri Agro
KelompokIndustri Alat Angkut
KelompokIndustri Elektronika
dan Telematika
Industri Penunjang Industri Kreatif
dan Industri Kreatif TertentuIndustri Kecil dan
Menengah Tertentu
INDUSTRIINDUSTRI PRIORITASPRIORITAS
7
Industri Prioritas
Mengapa Industri Kreatif Perlu dikembangkan?
• Industri Kreatif perlu dikembangkan di Indonesia karena:
– Memberikan kontribusi Ekonomi yang signifikan
– Menciptakan Iklim bisnis yang positif
– Membangun citra dan identitas Bangsa
– Berbasis kepada Sumber Daya yang terbarukan
– Menciptakan inovasi dan kreatifitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa
– Memberikan dampak sosial yang positif
Perlunya industri kreatif
dikembangkan
Dampak Sosial•Kualitas Hidup
•Pemerataan kesejahteraan•Peningkatan
Toleransi sosial
Kontribusi Ekonomi
•PDB •Menciptakan
Lapangan Pekerjaan
•Ekspor Iklim Bisnis•Penciptaan
Lapangan usaha•Dampak bagi
sektor lain•Pemasaran
Citra & Identitas bangsa
•Turisme•Ikon Nasional•Membangun
budaya, warisan budaya & nilai lokal
Sumber Daya Terbarukan
•Berbasis Pengetahuan,
kreativitas• Green
Community
Inovasi & Kreativitas
•Ide & Gagasan•Penciptaan Nilai
8
14 SEKTOR INDUSTRI KREATIF INDONESIA SESUAI DENGAN KBLI
1. Periklanan2. Arsitektur
3. Pasar Seni & Barang Antik4. Kerajinan
5. Desain6. Fesyen
7. Film,Video & Fotografi
8. Permainan Interaktif9. Musik
10. Seni Pertunjukan11. Penerbitan & Percetakan
12. Layanan Komputer & Piranti Lunak13. Radio & Televisi
14. Riset & Pengembangan9
SUBSEKTOR INDUSTRI KREATIF YANG MASUK KE DALAM LINGKUP PEMBINAAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
FESYEN KERAJINAN LAYANAN KOMPUTER DAN PIRANTI LUNAK
INDUSTRI TRADISIONAL BERBASIS BUDAYA Ex : Batik, Tenun, Spa, Kerajinan khas daerah
10
Merupakan bagian dari industri kreatif
Sebagian besar merupakan IKM
Statistik Industri Kreatif di Indonesia 2012
11
1. Kontribusi industri kreatif terhadap PDB sebesar 4.91% (urutan ke-7 dari 10 sektor lapangan usaha)Dengan kontribusi terbesar dihasilkan oleh subsektor kuliner (32.2% senilai 169.62 T), Fesyen (28.1% senilai 147.6 T), dan kerajinan (15.1% senilai 79.4 T)
2. Tenaga kerja sektor industri kreatif meningkat di tahun 2011 hingga mencapai 11.51 juta orang, naik 4.91% dari tahun 2010 yang hanya 11.49%Kontribusi tenaga kerja terbesar diserap subsektor fesyen (32.4% senilai 3.73 juta orang), kuliner (32.1% senilai 3.7 juta orang) dan kerajinan (25.6% senilai 2.95%)
3. Ekspor industri kreatif meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 12,2% berasal dari industri fesyen dan kerajinan, dengan masing-masing kontribusi 60% dan 36,5%
12
6 PILAR EKONOMI KREATIF YANG DIPERLUKAN UNTUK MENOPANG PERTUMBUHAN INDUSTRI KREATIF
1. SUMBER DAYA INSANI- Peningkatan jumlah SDM kreatif yang berkualitas- Perbaikan kualitas lembaga pendidikan - Pemberian penghargaan kepada insan kreatif- Peningkatan jumlah entrepreneur kreatif - Pengakuan dunia internasional terhadap kualitas insan kreatif Indonesia
2. INDUSTRI- Peningkatan daya tarik industri subsektor industri kreatif - Peningkatan efisiensi dan produktivitas - Peningkatan inovasi bermuatan lokal untuk mencapai keunggulan kompetitif.
3. TEKNOLOGI- Pembentukan basis-basis teknologi pendukung industri kreatif- Penguatan kapasitas kemampuan penguasaan teknologi- Penciptaan iklim usaha yang kondusif
6 PILAR EKONOMI KREATIF YANG DIPERLUKAN UNTUK MENOPANG PERTUMBUHAN INDUSTRI KREATIF (lanjutan)
4. SUMBER DAYA- Pemanfaatan bahan baku yang terbarukan- Pembentukan basis teknologi yang mengolah sumber daya alam pendukung industri kreatif- Penciptaan iklim usaha untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku
5. INSTITUSI - Penghargaan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI)- Peningkatan apresiasi terhadap budaya bangsa - Penciptaan masyarakat kreatif yang saling menghargai
6. LEMBAGA PEMBIAYAAN- Penciptaan skema dan lembaga pembiayaan yang mendukung tumbuhkembangnya industri kreatif Indonesia, - Penguatan hubungan antara bisnis, pemerintah, cendikiawan dengan lembaga keuangan.
13
• Akses pada bahan baku dan teknologi • Minimnya jumlah pelaku industri kreatif• Kurangnya apresiasi terhadap pelaku industri kreatif• Kebijakan dan infrastruktur kurang memadai• Lemahnya dukungan pembiayaan/permodalan • Minimnya perlindungan terhadap HAKI
Kendala dalam pengembangan Industri Kreatif
14
INPRES NO.6 TAHUN 2009TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF
Tugas Kementerian Perindustrian :• Melakukan intensifikasi pelatihan teknologi pengolahan material tepat guna dan ramah
lingkungan• Menjalin kemitraan strategis dengan negara yang sudah maju pada teknologi pengolahan• Melakukan intensifikasi kerja sama lembaga pemerintah/swasta dengan industri di bidang
ekonomi kreatif khususnya dalam pemanfaatan bahan baku alternatif• Memberikan bantuan dukungan teknologi pengolahan bahan baku industri di bidang
ekonomi kreatif• Mendorong dan mengikutsertakan ikatan profesi dan asosiasi industri di bidang ekonomi
kreatif
Peran Kementerian Perindustrian Dalam Rangka Pemberdayaan Industri Kreatif
16
Mempersiapkan Sektor Industri Kreatif untuk Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015
Langkah-langkah yang dilakukan Oleh Kementerian Perindustrian
17
Meningkatkan Daya Saing(Short-Term)
Mempertahankan Daya Saing
(Medium-term)
Meningkatkan Daya Saing Jangka Panjang
(Long-term)
• Jaminan Pasokan Bahan Baku
• Pengawasan impor untuk meredam produk illegal
• Optimalisasi P3DN• Menghilangkan gangguan
keamanan
• Peningkatan Faktor Pendukung Industri
• Membangun kemampuan SDM Industri
• Membangun R&D industri
• Menurunkan:o Biaya modalo Biaya energyo Biaya manpowero Biaya logistik
• Ketersediaan bahan baku• Iklim investasi (perijinan,
pungli, insentif fiskal, BMDTP)
Peningkatan Dukungan Iklim Industri
Memanfaatkan Pasar Dalam Negeri dan ASEAN
sebagai Base-Load
• Peningkatan Enforcement
• Pengaturan lanjut Pelabuhan
• Membangun peraturan teknis untuk menghilangkan impor produk tidak standar
• Meningkatkan compliance produk ke ASEAN
• Membangun kemampuan market & industrial intelligence
• Membangun Early Warning System
• Membangun kemampuan advocacy ekspor ke ASEAN
• Membangun produk spesifik Indonesia
Pengembangan Kemampuan Sektor
Industri
• Pengembangan Kemampuan Industri dalam jangka panjang (35 klaster industri dalam Perpres No. 28 Tahun 2008).
• Percepatan Pengembangan sektor industri hingga 2015.
Industri hilir berbasis agro, migas dan bahan tambang mineral
Industri berbasis SDM dan pasar domestik
Industri kecil dan menengah
Lain-lain
Penguatan Struktur Industri
Peningkatan Daya Saing Industri Indonesia
Ringkasan Langkah-langkah Persiapan Menghadapi AEC 2012
18
19
Program Peningkatan Daya Saing IKM
1) Restrukturisasi mesin/peralatan IKM
2) Penumbuhan Wirausaha baru, melalui pelatihan dan bantuan mesin peralatan
3) Pengembangan klaster IKM di 43 Kabupaten/Kota, melalui: Forum Grup Diskusi (FGD), pendampingan tenaga ahli, bimbingan teknis dan desain, bantuan mesin/peralatan, pelatihan-pelatihan, dan partisipasi pameran dan promosi
4) Pembinaan IKM melalui pendekatan OVOP di 62 sentra di 55 Kab/Kota, dalam bentuk pelatihan teknis, pendampingan tenaga ahli, bantuan mesin/peralatan, dan partisipasi pameran produk OVOP
5) Restrukturisasi mesin/peralatan UPT serta fasilitasi peningkatan pelayanan kepada IKM oleh UPT
Program Peningkatan Daya Saing IKM (lanjutan)
6) Fasilitasi pendaftaran HKI di bidang merk, hak cipta, paten, desain industri, serta berpartisipasi pada Forum Koordinasi HKI.
7) Fasilitasi Penerapan dan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (ISO 9000, GMP, HACCP)
8) Fasilitasi Penerapan dan Sertifikasi Standar Mutu (SNI)
9) Fasilitas Penerapan BatikMark “Batik Indonesia”
10) Fasilitasi akses permodalan bagi IKM melalui Kredit Usaha Rakyat, Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL), Modal Ventura dan Corporate Service of Responsibility (CSR)
11) Dukungan Penyelenggaraan Event-event yang menampilkan hasil industri kreatif (Indonesia Fashion Week, Indonesia Fashion and Craft Expo, Inacraft, Pekan Produk Kreatif Indonesia, dsb)
20