bahan pemicu 2

Upload: fina-herlinda-nur

Post on 09-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nnnn

TRANSCRIPT

Prognosis MalariaKebanyakan pasien malaria tanpa komplikasi menunjukkan perbaikan setelah 48 jam pengobatan dan bebas demam setelah 96 jam. P. falciparum membawa prognosis yang buruk jika tidak diobati, tetapi jika infeksi didiagnosis awal dan diobati dengan sesuai, prognosisnya sangat bagus.Jorge, Emilio V Perez. 2014. Malaria. tersedia di http://emedicine.medscape.com/article/221134-overview#aw2aab6b2b5aaDiagnosis Demam ChikungunyaDemam Chikungunya adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk (Arthropod borne virus/ mosquito-borne virus). Virus Chikungunya termasuk genus Alphavirus, famili Togaviridae. Diagnosis kasus Demam Chikungunya ditegakkan berdasarkan kriteria sebagai berikut: (Modifikasi Klasifikasi WHO SEARO,2009) Kriteria Klinis: Demam mendadak > 38,5C dan nyeri persendian hebat (severe athralgia) dan atau dapat disertai ruam (rash). Kriteria Epidemiologis: Bertempat tinggal atau pernah berkunjung ke wilayah yang sedang terjangkit Chikungunya dengan sekurang-kurangnya 1 kasus positif RDT/ pemeriksaan serologi lainnya, dalam kurun waktu 15 hari sebelum timbulnya gejala (onset of symptoms) Kriteria Laboratoris: sekurang-kurangnya salah satu diantara pemeriksaan berikut: 1. Isolasi virus 2. Terdeteksinya RNA virus dengan RT-PCR 3. Terdeteksinya antibodi IgM spesifik virus Chik pada sampel serum 4. Peningkatan 4 kali lipat (four-fold) titer IgG pada pasangan sampel yang diambil pada fase akut dan fase konvalesen (interval sekurang-kurangnya 2-3 minggu) Berdasarkan kriteria di atas, Diagnosis Demam Chikungunya digolongkan dalam 3 kategori yaitu: 1. KASUS TERSANGKA (Suspected case/ Possible case) Penderita dengan kriteria klinis.2. KASUS PROBABEL (Probable case) Penderita dengan kriteria klinis + kriteria epidemiologis 3. KASUS KONFIRM (Confirmed case) Penderita dengan kriteria laboratoris.Pemerikasaan LabUntuk memastikan diagnosis perlu pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu: Isolasi virus dari inokulasi serum fase akut, pemeriksaan serologis dengan cara ELISA, pemeriksaan IgG dan IgM dengan metode Immuno Fluorescent Assay (IFA), pemeriksaan materi genetik dengan Polymerase Chain Reaction (PCR), pemeriksaan antibodi dengan uji Hemaglutinasi Inhibisi (H.I Test) menggunakan serum diambil pada masa akut ( hari ke 5 mulai demam ) dan serum konvalesen pada minggu ke 2 sesudah demam serta sequencing.1. Isolasi Virus Isolasi virus chikungunya didasarkan pada inokulasi spesimen biologis dari nyamuk atau dari manusia (serum) secara invitro dengan menggunakan kultur jaringan sel vero, BHK-21, HeLa sel dan sel C6/36. Isolasi virus juga dapat dilakukan secara in vivo dengan menggunakan anak mencit yang masih menyusui (suckling mice). Jenis untuk isolasi virus chikungunya adalah serum pada masa akut 0-6 hari, tetapi ada beberapa literatur menyebutkan bisa sampai 8 hari. Spesimen yang berasal dari nyamuk juga dapat digunakan untuk bahan isolasi virus. Semua spesimen biologis untuk isolasi virus harus diproses secepatnya, bila memang perlu ditunda maksimal penundaan adalah 48 jam dengan disimpan pada suhu 2-8C 2. Deteksi Viral RNA Deteksi viral RNA virus chikungunya dapat dilakukan pada saat akut penderita (4X berarti infeksi sekunder. 3. Bila IgM (+) IgG(+) berarti sedang terjadi infeksi sekunder Untuk saat ini untuk pemeriksaan konfirmasi diagnosis chikungunya dapat dilakukan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (BALIT BANGKES), B/BTKL PP, RSPI Soelianti Saroso, Labkesda. Metode yang digunakan adalah secara deteksi Antibodi (IgM dan atau IgG), deteksi molekuler (RT-PCR) dan Isolasi virus jika diperlukan. Untuk pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan : 1. Hematologi rutin a. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin. Biasanya dijumpai Hb normal atau anemia bila ada perdarahan . b. Pemeriksaan Trombosit Dapat ditemukan Trombositopenia c. Pemeriksaan Hematokrit Ht normal atau meningkat bila dengan dehidrasi d. Pemeriksaan Leukosit Leukopenia atau juga leukositosis e. Hitung Jenis Leukosit Pada hitung jenis bisa dijumpai relatif limfositosis. f. Pemeriksaan Laju Endap Darah LED meningkat karena adanya infeksi 2. Kimia Klinik Fungsi hati : SGOT, SGPT dan bilirubin total/direk yang bisa meningkat bila dijumpai hepatomegali. CK (Creatinin Kinase) yang meningkat karena adanya nyeri otot. 3. Serologis Chik: Rapid Diagnostic Test (RDT) terhadap anti-IgM Chikungunya dapat dilakukan sebagai penapisan (screening) untuk diagnosis chikungunya. Pemilihan Rapid Diagnostik Test (RDT) juga harus memenuhi persyaratan sensitifitas dan spesifisitas diatas 85% dengan uji lokal. 4. Serologis Dengue : Anti Dengue IgM-IgG untuk menyingkirkan DBD

Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pengendalian Demam Chikungunya. Kementrian Kesehatan RI.