bahan makalah audit saldo kas

16
BAB II PEMBAHASAN A. Sifat Siklus Kas 1. Pengertian dan Jenis saldo kas Kas merupakan aset yang paling likuid, adalah media standar pertukaran dan dasar untuk akuntansi dan pengukuran untuk semua barang-barang lainnya. Perusahaan umumnya mengklasifikasikan kas sebagai aset lancar. Kas terdiri dari koin, mata uang, dan dana yang tersedia di bank. Instrumen negotiable seperti wesel, cek bersertifikat, cek kasir, cek pribadi, dan bank draft juga dipandang sebagai kas. (Kieso et al, 2012) Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, akun kas umum, kas di bank, pada rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan rekening di bank untuk gaji. Ini merupakan kas yang diperlukan untuk melunasi kewajiban serta membayar gaji, dan kebanyakan entitas akan memindahkan kelebihan kas ke beberapa bentuk investasi yang menghasilkan bunga. Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya seluruh penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini pada suatu waktu (Arens, 2012). Misalnya, pengeluaran dalam siklus akusisi dan pembayaran biasanya dibayar melalui akun kas umum, dan penerimaan kas dalam siklus penjualan dan penagihan juga disetorkan ke dalam akun tersebut.Disamping itu,setoran dan pengeluaran untuk semua akun kas lainnya biasanya dilakukan melalui akun kas 1

Upload: arif-setiawan-kasri

Post on 11-Jul-2016

46 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

AUDITING II

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Makalah Audit Saldo Kas

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sifat Siklus Kas

1. Pengertian dan Jenis saldo kas

Kas merupakan aset yang paling likuid, adalah media standar pertukaran dan dasar untuk

akuntansi dan pengukuran untuk semua barang-barang lainnya. Perusahaan umumnya

mengklasifikasikan kas sebagai aset lancar. Kas terdiri dari koin, mata uang, dan dana yang

tersedia di bank. Instrumen negotiable seperti wesel, cek bersertifikat, cek kasir, cek pribadi,

dan bank draft juga dipandang sebagai kas. (Kieso et al, 2012)

Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, akun kas umum, kas di bank,

pada rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan

rekening di bank untuk gaji. Ini merupakan kas yang diperlukan untuk melunasi kewajiban

serta membayar gaji, dan kebanyakan entitas akan memindahkan kelebihan kas ke beberapa

bentuk investasi yang menghasilkan bunga.

Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya seluruh

penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini pada suatu waktu (Arens,

2012). Misalnya, pengeluaran dalam siklus akusisi dan pembayaran biasanya dibayar

melalui akun kas umum, dan penerimaan kas dalam siklus penjualan dan penagihan juga

disetorkan ke dalam akun tersebut.Disamping itu,setoran dan pengeluaran untuk semua akun

kas lainnya biasanya dilakukan melalui akun kas umum.Sebagian besar perusahaan kecil

hanya memiliki satu rekening bank,yaitu akun kas umum.

Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres. Satu-satunya setoran ke

dalam akun adalah untuk penggajian mingguan dan semi bulanan dan satu-satunya

pengeluaran adalah pembayaran cek kepada karyawan.Bagi perusahaan-perusahaan dengan

jumlah karyawan yang banyak,penggunaan akun gaji dan upah impres dapat meningkatkan

pengendalian intern dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk merekonsiliasi akun-akun

bank.

Terdapat jenis akun impres lain yang terdiri atas satu akun bank untuk penerimaan dan

pengeluaran. Perusahaan bisa saja memilikin akun ini untuk setiap divisi berbeda. Seluruh

penerimaan disetorkan ke dalam akun impres dan totalnya dipindahkan ke akun umum

secara periodik. Akun pengeluaran dibentuk berbasis impres, tetapi dengan cara yang

berbeda dengan akun pengajian impres.

1

Page 2: Bahan Makalah Audit Saldo Kas

Dana kas kecil impres bukan merupakan akun bank, tetapi hampir sama dengan kas pada

bank.Akun kas kecil biasanya merupakan akun kas yang simpel untuk keperluan biaya yang

mendadak. Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas berjumlah kecil yang lebih mudah

dibayarkan jika menggunakan uang tunai dibandingkan dengan cek atau untuk memudahkan

karyawan dalam mencairkan cek gaji atau pribadi.

2. Hubungan Saldo Kas Dengan Siklus Transaksi

Berikut ini adalah lima siklus transaksi yang berkaitan langsung dengan saldo kas umum :

a.Siklus Pendapatan : Menaikkan kas

b.Siklus Pengeluaran : Menurunkan kas

c.Siklus Pembiayaan : Menaikkan dan menurunkan kas

d.Siklus Investasi : Menaikkan dan menurunkan kas

e.Siklus Jasa Personalia : Menurunkan kas

B. Tujuan Audit

Kategori Asersi Tujuan Audit atas

Saldo Akun

Keberadaan atau

Keterjadian

Saldo kas yang dicatat ada pada tanggal neraca

Kelengkapan Saldo kas yang dicatat mencakup pengaruh dari

semua transaksi kas yang telah terjadi

Transfer kas akhir tahun di antara bank telah dicatat

pada periode yang tepat.

Hak dan kewajiban Entitas mempunyai hak legal atas semua saldo kas yang

diperlihatkan pada tanggal neraca

Penilaian atau Alokasi Saldo kas yang dicatat dapat direalisasi pada jumlah yang

dinyatakan di neraca dan sesuai dengan skedul pendukung

Penyajian dan

Pengungkapan

• Saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan

tepat dalam neraca

• Lini kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo kompensasi,

dan pembatasan lain atas kas telah diungkapkan dengan

tepat

2

Page 3: Bahan Makalah Audit Saldo Kas

C. Pertimbangan Perencanaan Audit

1. Materialitas

Materialitas merupakan pertimbangan penting dalam menentukan jenis yang

sesuai laporan untuk satu set keadaan. Misalnya, jika salah saji relatif tidak

material terhadap laporan keuangan entitas untuk periode saat ini, adalah tepat

untuk mengeluarkan laporan wajar tanpa pengecualian. (Arens, 2012)

Jika dikaitkan dengan transaksi dalam lima siklus transaksi yang mempengaruhi kas, jumlah

kas yang mengalir melalui akun-akun dalam satu periode waktu benar-benar dapat sangat

material. Volume transaksi yang mempengaruhi kas biasanya lebih besar daripada untuk

setiap akun lainnya dalam laporan keuangan.

2. Risiko Inheren

Risiko inheren atau risiko melekat adalah ukuran penilaian auditor dari

kemungkinan bahwa ada salah saji material dalam saldo rekening sebelum

mempertimbangkan efektivitas pengendalian internal. Jika, misalnya, auditor

menyimpulkan bahwa ada kemungkinan tinggi dari salah saji material piutang

karena perubahan kondisi ekonomi, auditor menyimpulkan bahwa risiko yang

melekat untuk piutang tinggi. (Arens, 2012)

Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat risiko inheren yang signifikan

untuk asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan keterjadian serta kelengkapan.

Saldo kas juga rentan atau mudah untuk dicuri.

Namun lain hal nya dengan piutang/persediaan, risiko yang berkenaan dengan asersi hak

dan kewajiban, penilaian atau alokasi, dan penyajian serta pengungkapan untuk kas bersifat

minimal karena tidak ada kerumitan yang melibatkan hak, pengukuran akuntansi, estimasi,

dan pengungkapan.

3. Risiko Prosedur Analitis

Saldo kas dipengaruhi oleh keputusan dan strategi operasi, investasi, dan pembiayaan

manajemen. Perusahaan yang dikelola dengan baik secara teratur dapat mengembangkan

anggaran kas, yang memproyeksikan penerimaan kas berdasarkan penagihan piutang yang

diantisipasi, pengeluaran kas untuk kebutuhan operasi, aktivitas investasi serta pembiayaan.

Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo kas dengan peramalan atau

anggaran, atau dengan kebijakan perusahaan mengenai saldo kas minimum dan investasi

atas kelebihan kas.

4. Risiko Pengendalian

3

Page 4: Bahan Makalah Audit Saldo Kas

Risiko pengendalian mengukur penilaian auditor apakah salah saji yang

melebihi jumlah ditoleransi dalam segmen akan dapat dicegah atau dideteksi

secara tepat waktu oleh pengendalian internal klien. (Arens, 2012)

Penerimaan dan pengeluaran kas sering kali merupakan transaksi rutin yang dapat

dikendalikan oleh sistem pengendalian internal yang baik, memungkinkan auditor menilai

risiko pengendalian pada tingkat rendah. Karena rawannya saldo kas terhadap pencurian,

maka banyak auditor akan mengevaluasi secara cermat pengendalian internal atas kas, dan

memastikan bahwa setiap kondisi yang dapat dilaporkan telah dikomunikasikan dengan

jelas kepada manajemen (Boynton et al, 2002)

Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dan impres

yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat digabungkan

dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas lainnya.

Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil, sama halnya dengan

jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari transaksi kas kecil harus jelas

didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.

Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai

mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang berwenang pada formulir kas kecil yang

bernomor urut. Total dari kas aktual dan cek dananya, ditambah total formulir kas kecil

yang disebut dalam buku besar. Perhitungan mendadak secara periodik dan rekonsiliasi

dana kas kecil harus dilakukan oleh auditor internal atau personel lain yang berwenang.

Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat untuk mengisi kas

kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama dengan voucher bernomor urut yang

dijadikan bukti pengeluaran aktual sebelumnya. Voucher ini harus diverifikasi oleh petugas

utang dagang dan dibatalkan agar tidak digunakan kembali (Arens, 2012).

4

Page 5: Bahan Makalah Audit Saldo Kas

D. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO KAS

1. Menentukan Risiko Deteksi

Beberapa pemilik perusahaan kecil menginginkan auditor untuk mengaudit kas untuk

member kepastian tentang keabsahan saldo kas. Auditor akan menekankan pada pengujian

rincian, sekalipun model risiko audit dapat menyatakan bahwa pendekatan tersebut tidak

diperlukan karena prosedur analitis atau pengendalian internal telah efektif. Risiko inheren

biasanya tinggi karena kerawanan kas terhadap penyalahgunaan. Efektivitas prosedur analitis

seringkali tergantung pada prosedur yang ditempuh entitas untuk mengembangkan anggaran

atau peramalan kas yang akurat.

2. Merancang Pengujian Substantif

a. Prosedur Awal

1) Mendapatkan pemahaman tentang bisnisdan industri serta menentukan :

a) Signifikansi dari saldo dan transaksi kas bagi entitas.

b) Kebijakan entitas dalam meramalkan saldo kas dan menginvestasikan kelebihan

saldo kas.

2) Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan kas yang akan mendapat pengujian

lebih lanjut.

a) Menelusuri saldo awal kas di tangan dan di bank ke kertas kerja tahun sebelumnya.

b) Menelaah aktivitas dalam akun buku besar kas dan menyelidiki ayat jurnal yang

tampak tidak biasa dari segi jumlah atau sumbernya.

c) Mendapatkan ikhtisar kas di tangan dan di bank yang disiapkan klien,memverifikasi

ketepatan matematis, dan menentukan kesesuaiannya dengan buku besar.

b. Prosedur Analitis

Prosedur analitis yang dilakukan auditor:

1) Membandingkan saldo kas dengan jumlah yang dianggarkan, saldo tahun sebelumnya,

atau jumlah yang diharapkan lainnya.

2) Menghitung kas sebagai persentase dari aktiva lancar dan membandingkannya dengan

pengharapan.

Efektivitas prosedur analitis secara signifikan bervariasi dari satu klien ke klien lainnya.

Efektivitas prosedur analitis ini dapat mengurangi jumlah bukti yang diperlukan dari

pengujian substantif lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan apabila datanya tidak

5

Page 6: Bahan Makalah Audit Saldo Kas

sesuai dengan pengharapan yang dikembangkan dari anggaran atau peramalan kas,atau

kebijakan perusahaan mengenai investasi kelebihan kas.

c. Pengujian Rincian Transaksi

1) Melaksanakan Pengujian Pisah-Batas Kas

Pisah-batas yang tepat atas penerimaan dan pengeluaran kas pada akhir tahun sangat

penting bagi kelayakan laporan kas pada tanggal neraca. Dua pengujian pisah batas

kas (cash cut-off test) telah dilaksanakan antara lain pengujian pisah batas penerimaan

kas dan pengujian pisah batas pengeluaran kas. Penggunaan laporan pisah batas kas

juga berguna dalam menentukan apakah pisah-batas kas yang tepat telah dilakukan.

2) Menelusuri Transfer Bank

Secara sengaja mencatat transfer bank sebagai setoran di bank penerima dan tidak

menunjukkan dari akun bank tempat transfer cek ditarik merupakan suatu

penyimpangan yang dikenal sebagai kiting. Kiting juga dapat digunakan untuk

menyembunyikan kekurangan kas atau kelebihan kas di bank pada tanggal neraca.

Kitting bisa terjadi apabila kelemahan dalam pengendalian internal memungkinkan

seseorang untuk menerbitkan dan mencatat cek-cek atau adakolusi di antara orang-

orang yang bertanggung jawab atas kedua fungsi tersebut. Selain menelusuri transfer

bank, kitting juga dapat dideteksi dengan (1) mendapatkan dan menggunakan laporan

pisah-batas bank karena cek yang dikitting dan dikliring pada bulan januari akan tidak

tampak pada daftar cek yang beredar pada bula desember dan (2) melaksanakan

pengujian pisah batas karena cek terakhir yang diterbitkan pada bulan Desember tidak

akan dicatat dalam register cek.

d. Pengujian Rincian Saldo

1) Menghitung Kas di Tangan

Penerimaan kas yang belum disetor dan uang kembalian biasanya dipandang sebagai

kas di tangan. Untuk melaksanakan perhitungan kas secara tepat, auditor harus:

Mengendalikan semua instrument kas dan yang dapat dinegosiasikan yang ditahan

oleh klien sampai semua uang telah dihitung.

Meminta agar petugas kas hadir sepanjang perhitungan itu.

Mendapatkan tanda terima yang ditandatangani dari petugas pada waktu

mengembalikan uang kepada klien.

Memastikan bahwa semua cek yang belum disetor dapat dibayarkan kepada klien,

baik secara langsung atau melalui endorsemen.

6

Page 7: Bahan Makalah Audit Saldo Kas

Di sini perlu diperhatikan bahwa bukti tentang hak bersifat lemah karena pengawas

dana, seperti dana kas kecil, mungkin telah menambah uang dari kantung sendiri

untuk menutup kekurangan.

2) Mengkonfirmasi Saldo Kas dan Pinjaman di Bank

Konfirmasi setoran kas terutama memberikan bukti mengenai dua asersi berikut

berkenaan dengan kas di bank: (1) keberadaan atau keterjadian karena ada

pemberitahuan tertulis bahwa saldo itu ada, serta (2) hak dan kewajiban karena saldo

itu adalah atas nama klien. Jawaban dari bank ini menyumbang pada asersi penilaian

atau alokasi untuk kas di bank dimana saldo yang dikonfirmasi digunakan untuk

memperoleh saldo kas yang benar pada tanggal neraca. Lebih lanjut, hal itu juga

menyumbang pada asersi kelengkapan, tapi secara keseluruhan tidak dapat

diandalkan karena pada responden tidak diharuskan untuk mencari catatan bank

mengenai saldo setoran dan pinjaman yang tidak tercantum dalam formulir

permintaan konfirmasi.

Konfirmasi saldo pinjaman terutama memberikan bukti untuk tiga asersi berikut: (1)

keberadaan atau keterjadian karena ada pemberitahuan tertulis bahwa terdapat saldo

pinjaman, (2) hak dan kewajiban karena pinjaman merupakan hutang bagi klien, dan

(3) penilaian atau alokasi karena jawabannya menunjukkan jumlah saldo pinjaman.

Pengujian ini menyumbang pada asersi kelengkapan dengan cara yang sama seperti

pada konfirmasi saldo setoran.

3) Mengkonfirmasi Perjanjian Lainnya dengan Bank

Perjanjian lainnya dengan bank meliputi hal-hal seperti lini kredit, saldo

kompensasi, dan kewajiban kontinjen. Perjanjian untuk menetapkan lini kredit

dengan bank mungkin mengharuskan pinjaman mempertahankan saldo kas di bank.

Jumlahnya dapat berupa persentase-yang-disetujui dari jumlah yang dipinjam, atau

dapat berupa jumlah dolar yang ditetapkan. Jumlah minimum yang disyaratkan

dikenal sebagai saldo kompensasi. Suatu kewajiban kontinjen mungkin ada apabila

klien menjadi penjamin atas pinjaman yang diberikan oleh bank kepada pihak

ketiga.

Konfirmasi atas perjanjian lainnya dengan bank khususnya berguna dalam

memenuhi asersi penyajian dan pengungkapan. Hal ini juga memberikan bukti untuk

setiap asersi lainnya. Akan tetapi, bukti untuk asersi kelengkapan terbatas pada

informasi yang diketahui oleh responden.

7

Page 8: Bahan Makalah Audit Saldo Kas

4) Melakukan Scan, Mereview, atau Menyiapkan Rekonsiliasi Bank

Apabila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor dapat menscan

rekonsiliasi bank yang disiapkan klien dan memverifikasi ketepatan matematis dari

rekonsiliasi itu. Jika risiko deteksi sedang, maka auditor dapat menelaah rekonsiliasi

bank klien. Penelaahan itu lazimnya akan mencakup:

Membandingkan saldo akhir bank dengan saldo yang dikonfirmasi pada formulir

konfirmasi bank.

Memverifikasi keabsahan setoran dalam perjalanan dan cek-cek yang beredar.

Menetapkan ketepatan matematis dari rekonsiliasi itu.

Memvouching pos-pos yang direkonsiliasi seperti beban, kredit, dan kesalahan bank

ke dokumentasi pendukung.

Menyelidiki pos-pos lama seperti cek yang beredar untuk periode waktu yang lama

dan pos-pos tidak biasa.

Scanning, pengujian, atau penyiapan rekonsiliasi bank menetapkan saldo kas di

bank yang benar pada tanggal neraca. Jadi, hal itu merupakan sumber bukti utama

untuk penilaian asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga memberikan bukti

untuk asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan hak serta kewajiban.

5) Mendapatkan dan Menggunakan Laporan Pisah-Batas Bank

Laporan pisah-batas bank adalah suatu laporan bank pada tanggal sesudah tanggal

neraca. Tanggal ini harus berada pada titik waktu yang akan memungkinkan

sebagian besar cek yang beredar pada akhir tahun sudah dikliring di bank. Biasanya,

tanggal ini adalah tujuh sampai sepuluh hari bisnis sesudah akhir tahun fiscal klien.

Klien harus meminta laporan pisah-batas dari bank dan memberitahukan agar hal itu

dikirim langsung kepada auditor. Setelah menerima laporan pisah-batas, beserta cek-

cek yang dibatalkan dan memo bank terlampir, auditor harus:

Menelusuri semua cek tertanggal tahun lalu ke cek-cek yang beredar yang

tercantum pada rekonsiliasi bank.

Menelusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke setoran pada laporan

pisah-batas.

Melakukan scan atas laporan pisah-batas dan data terlampir untuk hal-hal yang

tidak biasa.

Karena pada kenyataannya laporan pisah-batas diperoleh langsung oleh auditor dari

sumber independen di luar organisasi klien, maka hal itu memberikan informasi

8

Page 9: Bahan Makalah Audit Saldo Kas

pendukung dengan kompetensi yang tinggi dengan keabsahan rekonsiliasi bank

akhir tahun dan asersi eksistensi atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban,

serta penilaian atau alokasi untuk kas di bank.

e. Penyajian dan Pengungkapan

Auditor membandingkan penyajian laporan dengan standar yang berlaku:

1) Menentukan bahwa saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dg tepat

2) Menentukan bahwa bank overdraft direklasifikasikan sbg hutang lancar

3) Menanyakan pada manajemen, review korespondensi dg bank, dan review notulen rapat

direksi untuk menentukan hal-hal yang diperlukan dalam pengungkapan seperti pagu

kredit, jaminan pinjaman, dan restriksi-restriksi lain terhadap saldo kas

Auditor menentukan kelayakan penyajian laporan dari penelaahan atas naskah laporan

klien dan bukti yang diperoleh dari pengujian substantif sebelumnya. Di samping itu,

auditor juga harus menelaah notulen rapat dewan direksi dan melakukan tanya jawab

dengan manajemen menyangkut bukti terhadap penggunaan saldo kas.

E. PERTIMBANGAN LAIN

1. Pengujian Untuk Mendeteksi Lapping

Lapping adalah penyimpangan yang disebabkan oleh misapropriasi secara sengaja atas

penerimaan kas. Lapping dapat melibatkan penggelapan penerimaan kas secara

sementara atau permanen untuk kepentingan pribadi dari seseorang yang melakukan

tindakan yang bukan wewenangnya.

Lapping biasanya tidak hanya bersangkutan dengan penagihan dari pelanggan, tetapi

juga dapat melibatkan jenis penerimaan kas lainnya. Kondisi-kondisi yang kondusif

untuk lapping tersedia apabila seseorang yang menangani penerimaan kas juga

memegang buku beasar piutang usaha.

Auditor harus menilai kemungkinan lapping guna mendapatkan pemahaman tentang

pembagian tugas seperti penerimaan dan pencatatan penagihan dari pelanggan.

2. Prosedur Auditing

Pengujian untuk mendeteksi lapping hanya dapat dilaksanakan jika risiko pengendalian

untuk transaksi penerimaan kas adalah sedang atau tinggi.

Berikut adalah tiga prosedur yang dapat digunakan untuk mendeteksi lapping :

a. Mengkonfirmasi piutang usaha. Pengujian ini akan lebih efektif jika dilaksanakan

secara mendadak pada tanggal interim. Melakukan konfirmasi pada saat ini akan

9

Page 10: Bahan Makalah Audit Saldo Kas

mencegah orang yang terlibat lapping membuat akun yang di-lapped menjadi

mutakhir.

b. Melakukan perhitungan kas secara mendadak. Perhitungan kas akan mecakup uang

logam atau koin, uang kertas, dan cek pelanggan yang ada di tangan. Auditor harus

mengawasi setora dari dana-dana tersebut. Berikutknya, rincian setoran yang

ditunjukkan pada slip setoran duplikat harus dibandingkan dengan ayat jurnal

penerimaan kas dan posting ke akun pelanggan.

c. Membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas dengan rincian slip setoran

harian yang berkaitan. Prosedur ini akan mengungkapkan perbedaan rincian seperti

yang ditunjukkan dalam dua contoh di atas. Apabila pembagian tugas yang tepat

dalam penanganan penerimaan pos sudah ditentukan, beberapa auditor lebih

memilih untuk menggunakan daftar pendahuluan dari prosedur ini. Dalam kasus

tersebut, tanggal penagihan aktual dibandingkan dengan taggal posting penagihan

itu ke buku besar piutang usaha.

10