bahan laptut karies
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 bahan laptut karies
1/10
PENGERTIAN CARIES DENTIS
Karies adalah suatu penyakit jaringan keras gigi (email, dentin dzn sementum) yang
bersifat kronik progresif dan disebabkan aktifitas jasad renik dalam karbohidrat yang
dapat diragikan. Ditandai dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zatorganiknya.
ETIOLOGI CARIES DENTIS
Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya karies yaitu:
Bakteri
Sifat kariogenik ini berkaitan dengan kemampuan untuk:
1. Membentuk asam dari substrat (asidogenik)2. Menghasilkan kondisi dengan pH rendah
FAKTOR PRESDIPOSISI CARIES DENTIS
Mallenby menyatakan bahwa hipoplasia enamel merupakan faktor presdisposisi
perkembangan karies gigi dan akan memperberat gigi yang mengalami karies.
Konsumsi makanan bergizi dan kebiasaan makan juga mempunyai peran besar karena
sering ditemukan insidens karies yang berbeda pada populasi dengan konsumsi makanan
yang berbeda. Kandungan bahan makanan merupakan faktor yang bertanggung jawab
atas perbedaan pembentukan karies antara manusia primitif dan manusia modern.
Makanan manusia primitif umumnya berserat tinggi, dapat membersihkan gigi selagidikunyah, sedangkan manusia sekarang banyak mengkonsumsi makanan berserat rendah.
Kandungan vitamin juga dilaporkan berperan pada proses karies. Defisiensi vitamin A
menyebabkan gangguan pembentukan gigi pada binatang dan mungkin juga manusia,
walaupun data-data yang mendukung hal ini masih kurang. Mungkin vitamin D paling
berperan dalam pembentukan gigi. Kelainan gigi seperti malformasi, dan hipoplasi
enamel disebabkan defisiensi vitamin D. Kandungan mineral, seperti Ca danP, berperan
dalam pembentukan karies gigi walaupun masih banyak pendapat yang menentang.
PATOFISIOLOGI CARIES DENTIS
Terdapat tiga teori mengenai terjadinya karies, yaitu teori asidogenik (teori kemoparasiter
Miller), teori proteolitik, dan teori proteolisis kelasi.
1. Teori Asidogenik Miller (1882) menyatakan bahwa kerusakan gigi adalah adalahproses kemoparasiter yang terdiri atas dua tahap, yaitu dekalsifikasi email
sehingga terjadi kerusakan total email dan dekalsifikasi dentin pada tahap awal
diikuti oleh pelarutan residunya yang telah melunak. Asam yang dihasilkan oleh
bakteri asidogenik dalam proses fermentasi karbohidrat dapat mendekalsifikasi
dentin, menurut teori ini, karbohidrat, mikroorganisme, asam, dan plak gigi
berperan dalam proses pembentukan karies.
2. Teori Proteolitik Gottlieb (1944) mempostulasikan bahwa karies merupakansuatu prose proteolisis bahan-bahan organik dalam jaringan keras gigi oleh
-
7/31/2019 bahan laptut karies
2/10
produk bakteri. Dalam teori ini dikatakan mikroorganisme menginvasi jalan
organik seperti lamela email dan sarung batang email (enamel rod sheath), serta
merusak bagian-bagian organik ini. Proteolisis juga disertai pembentukan asam.
Pigmentasi kuning merupakan ciri karies yang disebabkan produksi pigmen oleh
bakteri proteolitik. Teori proteolitik ini menjelaskan terjadinya karies dentin
dengan email yang masih baik. Manley dan Hardwick (1951) menggabungkan
teori proteolitik dan teori asidogenik .
Menurut mereka teori-teori tersebut dapat berjalan sendiri-sendiri maupun
bersama-sama. Teori ini menyatakan bahwa bakteri-bakteri dapat membentuk
asam dari substrat karbohidrat, dan bakteri tertentu dapat merusak protein jika
tidak ada karbohidrat, karena itu terdapat dua tipe lesi karies. Pada tipe I, bakteri
menginvasi lamela email, menyerang email dan dentin sebelum tampak adanya
gejala klinis karies. Tipe II, tidak ada lamela email, hanya terdapat perubahan
pada email sebelum terjadi invasi mikroorganisme. Perubahan email ini terjadi
akibat dekalsifikasi email oleh asam yang dibentuk oleh bakteri dalam plak gigi
diatas email. Lesi awal ini disebut juga calky aanamel.
3. Teori Proteolisis Kelasi Teori ini diformulasikan oleh Schatz (1955). Kelasiadalah suatu pembentukan kompleks logam melalui ikatan kovalen koordinatyang menghasilkan suatu kelat. Teori ini menyatakan bahwa serangan bakteri
pada email dimulai oleh mikroorganisme yang keratinolitik dan terdiri atas
perusakan protein serta komponen organik email lainnya, terutama keratin. Ini
menyebabkan pembentukan zat-zat yang dapat membentuk kelat dan larut dengan
komponen mineral gigi sehingga terjadi dekalsifikasi email pada pH netral atau
basa.
MANIFESTASI KLINIS CARIES DENTIS
Gambaran klinis karies email yaitu:
1. Lesi dini atau lesi bercak putih/coklat (karies insipien)2. Lesi lanjut (lesi yang telah mengalami kavitasi)
Gejala paling dini karies email secara makroskopik adalah suatu bercak putih. Bercakini jelas terlihat pada gigi cabutan yang kering yang tampak sebagai suatu lesi kecil., opak
dan merupakan daerah berwarna putih, terletak sedikit kearah serviks dan titik kontak.
Warna tampak berbeda dibandingkan email di sekitarnya yang masih sehat.
Pada tahap ini, deteksi dengan sonde tidak dapat dilakukan karena email yang
mengelilinginya masih keras dan mengkilap. Kadang-kadang lesi tampak coklat karena
materi yang terserap kedalam pori-porinya. Baik bercak putih maupun coklat bisabertahan bertahun-tahun lamanya karena perkembangan lesi tersebut dapat dicegah. Jika
lesi email sempat berkembang, permukaan yang semula utuh akan pecah (kavitasi) dan
akan terbentuk lubang (kavitas).
Pada saat pemeriksaan diperlukan pencahayaan yang baik. Gigi harus bersih dan kering,
sehingga kotoran dan karang gigi harus dibersihkan dahulu. Gigi yang sudah kering harus
diisolasi dengan gulungan kapas sehingga tidak basah oleh saliva. Gigi harus betul-betul
kering dan pengeringan biasanya dengan penyemprotan secara perlahan-lahan.
Untuk menemukan tanda awal karies diperlukan penglihatan yang tajam. Biasanya
pemeriksaan dilakukan dengan sonde tajam sampai terasa menyangkut. Sebaiknya hal ini
http://www.kapukonline.com/2009/11/makalahcariesdentis.htmlhttp://www.kapukonline.com/2009/11/makalahcariesdentis.html -
7/31/2019 bahan laptut karies
3/10
jangan dilakukan karena sonde tajam akan merusak lesi karies yang masih baru dan
bakteri akan terbawa dalam lesi sehingga kariesnya menyebar
PEMERIKSAAN PENUNJANG CARIES DENTIS
Radiograf bite wing diperlukan dalam menegakkan diagnosis. Pada tehnik ini sinar
diarahkan tegak lurus terhadap sumbu gigi dan menyinggung titik kontak. Film
diletakkan di sebelah lingual gigi posterior. Pasien menahan posisi tersebut dengan
menggigit pegangan filmnya. Tiap daerah yang mungkin diserang karies harus dinilai
secara tersendiri.
DIAGNOSIS CARIES DENTIS
Berdasarkan pola klinisnya, Nikiforuk membagi karies menjadi 3 golongan yaitu menurut
morfologi, dinamika, dan keparahan. Yang termasuk golongan morfologis adalah karies
pit dan fisur, karies permukaan halus, karies akar atau karies sementum, dan karies email
linear. Karies pit dan fisur tipe primer terbentuk di permukaan oklusal molar danpremolar, permukaan bukal dan lingual molar dan permukaan lingual insisivus maksila.
Pit dan fisur yang berdinding tinggi dan terjal, serta berdasar sempit paling rentan
terhadap karies, Pit dan fisur kadang dianggap kelainan perkembangan, terutama karena
email pada tempat yang dalam sering sangat tipis, bahkan terkadang tidak ada, sehingga
dentin terpapar, Pit dan fisur pada proses awal karies tampak coklat atau hitam, terasa
agak lembut.
Email yang berbatasan denagan pit dan fisur tersebut, mungkin terlihat opak putih
kebiruan karena proses dibawahnya. Proses ini terjadi melalui penyebaran lateral karies
pada batas dentin dan email, sehingga dapat terbentuk lubang yang besar dibawah email.
Karies permukaan halus timbul pada permukaan proksimal gigi dan sepertiga gingival
permukaan bukal dan lingual. Karies ini jarang timbul pada bagian lain, kecuali pada gigi
yang malformasi atau malposisi. Karies ini biasanya diawali dengan pembentukan plak.
Karies proksimal biasanya timbul tepat dibawah titik kontak dan awalnya tampak
opaksitas putih samar pada email tanpa diskontinuitas permukaan email.
Pada beberapa kasus dapat tampak sebagai daerah berpigmentasi kuning atau coklat dan
berbatas tegas. Tempat putih kapur ini kemudian menjadi agak kasar karena dekalsifikasi
superfisial. Dengan penetrasi karies ke email, email disekitar lesi menjadi putih kebiruan.
Karies yang cepat menyebar umumnya mempunyai tempat penetrasi kecil, sedang yang
lambat biasanya membentuk lubang terbuka yang dangkal.
Karies servikal terdapat pada permukaan bukal, lingual, atau labial. Lesi karies servikal
adalah kavitas berbentuk bulan sabit, bermula sebagai daerah putih agak kasar kemudian
berlubang. Karies ini hampir selalu berupa lubang terbuka dan tidak menunjukkan titik
penetrasi sempit seperti pada karies pit dan fisur. Karies ini tidak mempunyai predileksi
pada gigi tertentu. Hal penting pada proses perkembangan karies di email adalah
perembesan asam kedalam substansinya.
Secara klinis tahapan tersebut dibagi menjadi beberapa fase, yaitu lesi dini,
remineralisasi, dan kavitasi. Lesi karies email berbentuk kerucut dengan puncak
dipermukaan luar pada daerah pit dan fisur, sedangkan pada karies permukaan halus,
-
7/31/2019 bahan laptut karies
4/10
puncak kerucut mengarah kebatas dentin-email (dentino-enamel junction). Menurut
Feyersjkov, bentuk ini mengikuti arah prisma email.
Penelitian histologi menunjukkan bahwa karies tidak hanya proses demineralisasi yang
progresif, tetapi juga suatu proses perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Denganmenggunakan mikroskop cahaya, radiografi mokro, dan mikroskop elektron transmisi,
remineralisasi dapat didefinisikan sebagai suatu penempatan mineral anorganik di daerah
yang sebelumya telah kehilangan mineral tersebut.
Karies gigi diwarnai oleh periode perusakan dan perbaikan. Untungnya gigi terbenam
dalam saliva, yaitu cairan yang berpotensi menimbulkan remineralisasi. Namun jika
terjadi kavitasi, remineralisasi tak dapat menambal lubangnya. Jika lesi berkembang
terus, zona permukaan akhirnya akan pecah dan membentuk kavitas, sehingga sekarang
plak akan terbentuk dalam kavitas dan terlindung dari usaha pembersihan seperti
menyikat gigi.
Karena itu suatu lesi yang telah mengalami kavitasi berkembang lebih cepat, dapatterhenti walaupun masih menetap, dan mengalami remineralisasi sebagian. Hal ini
terutama bila terjadi perubahan diet, mokroorganisme yang kariogenik mengalami
kekurangan substrat yang dibutuhkan, atau lesi berada pada permukaan yang mudah
dibersihkan.
Seperti halnya karies yang terjadi di email, perubahan awal bukan disebabkan oleh
bakteri, tetapi akibat difusi asam kedalam jaringan. Sekali email telah berhasil dipenetrasi
oleh bakteri, maka dentin akan terbuka bagi serangan bakteri secara langsung.
Manifestasi paling awal karies email insipien adalah timbulnya area dekalsifikasi
dibawah plak gigi yang mirip dengan permukaan kapur yang licin.
Karies rampan adalah kerusakan beberapa gigi secara cepat dan sering melibatkan
permukaan gigi yang biasanya bebas karies, terutama dijumpai pada gigi susu bayi yang
selalu menghisap dot bergula, juga dapat dijumpai pada remaja yang sering makankudapan kariogenik dan minuman manis, serta pada penderita xerostomia.
Karies terhenti adalah suatu lesi yang tidak berkembang. Dijumpai jika lingkungan oral
berubah dari yang memungkinkan timbul karies menjadi keadaan yang cenderung
menghentikan karies.
Berdasarkan keparahan atau kecepatan berkembangnya, karies dikatakan ringan bila
terkena pada daerah yang sangat rentan, misalnya permukaan oklusal gigi molar
permanen, dikatakan moderat bila terkena pada permukaan oklusal dan proksimal gigiposterior, dan dikatakan parah jika menyerang gigi anterir, daerah yang biasanya bebas
karies.
Karies bisa juga digolongkan berdasarkan kronologi, yaitu karies susu botol dan karies
adolesens. Juga terdapat klasifikasi secara klinis yang membagi karies menjadi karies
akut dan kronis.
PENATALAKSANAAN CARIES DENTIS
Setelah diagnosis karies ditegakkan, maka ada dua cara pendekatan yang mungkin
ditempuh yaitu:
http://www.kapukonline.com/2009/11/makalahcariesdentis.htmlhttp://www.kapukonline.com/2009/11/makalahcariesdentis.html -
7/31/2019 bahan laptut karies
5/10
1. Menggunakan usaha preventif untuk mencoba menghentikan penyakit2. Membuang jaringan yang rusak dan menggantikannya dengan restorasi disertai
usaha pencegahan terhadap rekurensinya.
Kedua pendekatan diatas dipertimbangkan berdasarkan informasi diagnostik yangdiperoleh. Usaha-usaha pencegahan yang dilakukan berkaitan dengan peran karbohidrat
diantaranya adalah:
1. Menurunkan konsumsi sukrosa2. Mengubah bentuk fisik makanan yang dikonsumsi, misalnya dengan menghindari
makanan yang lengket Tidak lupa pula dengan cara pencegahan lain yang bersifat
umum seperti
3. Kebiasaan menggosok gigi secara tepat dan benar tentang tata cara dan secarakonsisten atau teratur
4. Selalu memeriksakan kesehatan gigi setidak-tidaknya tiap 6 bulan sekaliDAFTAR PUSTAKA
1. Mansjoer Arif, Triyanti Kuspuji, Savitri Rakhmi, Wardhani Wahyu Ika,Setiowulan Wiwik, Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke-3 jilid 1, MediaAesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakrta, 1999.
Read more:
http://www.kapukonline.com/2009/11/makalahcariesdentis.html#ixzz1z5PPzsls
http://www.kapukonline.com/2009/11/makalahcariesdentis.html#ixzz1z5PPzslshttp://www.kapukonline.com/2009/11/makalahcariesdentis.html#ixzz1z5PPzsls -
7/31/2019 bahan laptut karies
6/10
1. Mekanisme Perkembangan Karies
Interaksi Ion Asam dengan Apatit
Untuk mengetahui mekanisme dari proses karies, maka perlu diketahui tentang reaksikimia alami yang terjadi pada permukaan gigi. Demineralisasi dan remineralisasi terjadi
secara dinamis pada permukaan gigi. Namun apabila terjadi ketidakseimbangan antara
keduanya dapat terjadi karies, yakni jika demineralisasi lebih besar daripada
remineralisasi.
Interaksi faktor-faktor etiologi karies
Demineralisasi Remineralisasi
Plak + karbohidrat Saliva + kehigienisan + fluorideFaktor
pelindung alami
Faktorfaktor yang berperan terhadap keseimbangan demineralisasi dan remineralisasi
Faktor destabilisasi Faktor penstabil
Diet + plak = asam plak Saliva & kapasitas buffer
Penurunan produksi saliva Tingkat Ca2+
dan PO43-
Tingkat buffer dan pembersihan mulut yang
rendah
Sistem buffer dan remineralisasi
Saliva yang bersifat asam dan asam yang
bersifat erosif
Protein pembersih mulut / glikoprotein
Pemaparan terhadap fluoride
a) Demineralisasi
Komponen mineral dari enamel, dentin, dan sementum adalah Hidroksiapatit (HA)
Ca10(PO4)6(OH)2. Pada lingkungan netral HA seimbang dengan lingkugan lokal (saliva)
yang banyak mengandung ion-ion Ca2+
dan PO43-
.
HA bersifat reaktif dengan ion hidrogen dibawah pH 5,5; atau biasa dikenal dengan pH
kritis HA. H+
bereaksi secara khusus dengan fosfat dengan segera didekat permukaan
kristal. Proses tersebut dapat dapat dideskripsikan sebagai konversi PO43-
menjadi HPO42-
melalui adisi H+
dan pada saat yang sama H+
menjadi penyangga. HPO42-
kemudian tidak
dapat berperan kembal pada keseimbangan HA karena mengandung PO43-
lebih daripada
HPO42-. Selanjutnya kristal HA pun larut. Inilah yang disebut deminerilasi
b) Remineralisasi
Proses demineralisasi dapat dibalikkan jika pH di netralkan dan terdapat ion Ca2+
dan
PO43-
dalam jumlah yang cukup. Pelarutan apatit dapat menjadi netral dengan menyangga
(buffering), dengan kata lain Ca2+
dan PO43-
pada saliva dapat mencegah proses pelarutan
tersebut. Ini dapat membangun kembali bagian-bagian kristal apatit yang larut. Inilah
yang disebut remineralisasi.
Secara umum, karies gigi dapat terjadi jika proses demineralisasi lebih tinggi
dibanding proses remineralisasi
-
7/31/2019 bahan laptut karies
7/10
c) Rekasi Lanjutan Ion-ion asam dengan apatit
Selama erupsi gigi terdapat proses mineralisasi berlanjut yag disebabkan adanya ion
kalsium dan fosfat dalam saliva. Pada mulanya apatit enamel terdiri atas ion karbonat dan
magnesium namun mereka sangat mudah larut bahkan pada keadaan asam yang lemah.Sehingga terjadi pergantian, yakni hidroksil dan floride menggantikan karbonat dan
magnesium yang telah larut, menjadikan email lebih matang dengan resistensi terhadap
asam yang lebih besar. Tingkat kematangan atau resistensi asam dapat ditingkatkan
dengan kehadiran flouride. Lihat bagan di bawah ini
Pada saat pH menurun, ion asam bereaksi dengan fosfat pada saliva dan plak (atau
kalkulus), sampai pH kritis disosiasi HA tercapai pada 5,5. Penurunan pH lebih lanjut
menghasilkan interaksi progresif antara ion asam dengan fosfat pada HA, menghasilkan
kelarutan permukaan kristal parsial atau penuh. Flouride yang tersimpan dilepaskan pada
proses ini dan bereaksi dengan Ca2+ dan HPO42- membentuk FA (Flouro Apatit). Jika pHturun sampai dibawah 4,5 yang merupakan pH kritis untuk kelarutan FA, maka FA akan
larut. Jika ion asam dinetralkan dan Ca2+
dan HPO42
dapat ditahan, maka remineralisasi
dapat terjadi. Proses tersebut dapat dijelaskan dengan diagram siklus pH dibawah ini
pH
6,8 6,0 5,5 5,0 4,5 4,0 3,5 3
H+ bereaksi dengan ion PO4 dalam
saliva dan plak HA dan
FA terbentuk
DemineralisasiHA larut
FA terbentuk karena kehadiran
F Remineralisasi
FA terbentuk kembali
FA dan HA larut Jika
habis terpakai dan/ atau terja
netralisasasi dan semua ion tertaha
8,0 6,8 6,0 5,5 5,0 4,5 4,0 3,5 3Kalkulusdapatterbentu
Remineralisasi > Demineralisasi
Karies dapat terjadi Erosi dapat terjadi
d) Kemungkinan Lanjutan
Ini terlihat dari diagram siklus pH, yakni tergantung dari kekuatan asam yang ada,
frekuensi dan durasi dari produksi dan potensial remineralisasi pada setiap situasi khusus,
maka salah satu kemungkinan lanjutan dibawah ini dapat terjadi:
- Enamel dapat melanjutkan kematangannya, menjadi lebih resisten terhadap asam
- Karies kronis dapat berkembang Demineralisasi lambat dengan remineralisasi
aktif (lesi subpermukaan/subsurface lesion)
- Karies besar dapat timbul Demineralisasi tinggi dengan remineralisasi lemah
- Erosi dapat terjadi Demineralisasi sangat tinggi, tanpa remineralisasi sama
sekali.
2. Perkembangan Lesi Karies
-
7/31/2019 bahan laptut karies
8/10
Lesi Awal Enamel
Permulaan lesi enamel terjadi ketika pH permukaan gigi berada di bawah imbangan
remineralisasi. Ion-ion asam masuk ke dalam selubung prisma yang menyebabkan
demineralisasi subpermukaan. Permukaan gigi dapat tetap terjaga karena remineralisasiterjadi segera setelahnya, akibat peningkatan ion kalsium dan fosfat, flouride, dan buffer
dari produk-produk saliva.
Ciri-ciri klinis dari lesi ini meliputi
- Hilangnya translusensi enamel dengan adanya bercak putih seperti kapur,
khususnya pada saat kering.
- Lapisan permukaan yang rapuh dan rentan terhadap kerusakan pada saat
pemeriksaan (probing), khusunya pada pit dan fisura
- Meningkatnya daya serap (porositas), khususnya pada subpermukaan, yangdibarengi meningkatnya potensial untuk terjadinya bercak.
- Berkurangnya kepadatan subpermukaan, yang dapat dideteksi secara radiografis
atau dengan translumination.
- Potensial remineralisasi, dengan meningkatnya resistensi untuk serangan asam
lebih lanjut dengan penggunaan perawatan peningkatan remineralisasi.
Bila demineralisasi dan remineralisasi berlanjut, permukaan lesi akan kolaps akibat
terurainya apatit atau fraktur pada kristal yang sudah melemah, berakibat kavitasi
permukaan. Plak kemudian dapat tertahan pada kedalaman kavitas, dan faseremineralisasi kemudian akan menjaid lebih sulit dan kurang efektif. Kompleks pulpa dan
dentin lalu lebih terlibat secara aktif. Sekali bakteri telah masuk melalui email ke dalam
dentin, dan menjadi penghuni permanen kavitas, mereka dapat berkembang di dalam
dentin. Selain didukung oleh substrat karbohidrat, bakteri juga memproduksi asam, untuk
menguraikan hidroksiapatit di dentin yang lebih dalam. Tekstur dentin akan berubah,
demikian pula dengan warna dentin akan berubah menjadi gelap akibat produk-produk
bakteri atau stain dari makanan dan minuman.
Zona-zona pada lesi karies dentin ada dua, yaitu zona terinfeksi (lapisan luar) dan zona
yang lebih dalam (pulpa) tapi masih terpengaruh. Zona terinfeksi memiliki karakteristik
yaitu level kontaminasi bakteri yang tinggi, hancurnya struktur tubular dentin (baik
separuh maupun sebagian), dan hilangnya sensitivitas dentin. Zona yang lebih dalammasih memiliki mineral yang cukup untuk mempertahankan struktur tubular dentin dan
sensitivitasnya, walaupun sebagian mineral telah hilang.
Demineralisasi dapat pula terjadi di permukaan akar, dan terdapat perbedaan-perbedaan
dengan demineralisasi di email.
-
7/31/2019 bahan laptut karies
9/10
Bahannya Whylda
Mekanisme terjadinya karies
Terbentuknya pelikel pada permukaan gigi yang menghasilkan suatu zat dimana zat
tersebut akan menarik mikroorganisme untuk menempel dan berkoloni merupakan
proses awal yang panjang dari pembentukan karies. Di sisi lain, terjadi perubahan
suasana pH di rongga mulut menjadi asam akibat pemecahan gula dari karbohidrat yang
dimakan. Di saat itu akan terjadi tenggat waktu penetralan suasana asam tersebut oleh
cairan saliva dan krevikular gingiva. Namun jika pada tenggat waktu tersebut terus
terjadi pemecahan gula yang menyebabkan suasana rongga mulut menjadi asam terus-
menerus, hal tersebut akan berdampak pada proses merugikan untuk gigi yakni
demineralisasi. Demineralisasi ini akan masuk tahap awal atau yang biasa disebut
dengan early enamel lession. Pada tahap ini akan timbul bercak putih pada permukaan
gigi. Hal tersebut akan membuat permukaan email menjadi rapuh, meningkatnya
porositas dan berkurangnya kepadatan email. Namun demineralisasi ini dapat menjadi
normal kembali apabila proses remineralisasi lebih cepat daripada proses
demineralisasi. Tetapi jika proses remineralisasi berlangsung lebih lambat daripada
proses demineralisasi, lesi akan berkembang ke tahapan selanjutnya yakni the advancing
coronal lesion. Pada tahap ini akan terbentuk kavitas sebagai tanda bahwa prosesdemineralisasi berlanjut sehingga menyebabkan permukaan email rapuh. Proses
remineralisasi semakin sulit dilakukan karena penumpukan bakteri oleh plak dan
pemecahan gula dari makanan meningkat. Sama seperti tahap sebelumnya, pada tahap
ini pun akan terjadi proses remineralisasi. Namun jika kecepatannya kurang dari proses
demineralisasinya, lesi akan berkembang menjadi the slowly progession lesion dimana
lesi dan kavitas akan berkembang dengan cepat dan menjadi lebih besar. Pada tahap ini
proses remineralisasi akan berjalan jauh lebih lambat dari sebelunya sehingga akan
berjalan ke proses the rampant karies. Pada tahapan akhir dari proses karies ini, akan
terbentuk kavitas yang lebih luas bahkan bias mencapai ruang pulpa sehingga dasar
dentin lunak. Ini merupakan fase akhir karies dimana dibutuhkan penanganan medis
segera karena jika tidak dilakukan penanganan medis akan berdampak pada
permeabilitas tubulus.
-
7/31/2019 bahan laptut karies
10/10
Alin
Migrasi Ion Ca pada Proses Karies
Proses karies hanya terjadi pada permukaan luar email dan menimbulkan
kerusakan di dekat daerah mikroorganisme, tetapi juga harus dipikirkan fenomena
lain yaitu migrasi ion Ca melalui pori-pori email ke permukaan. Fenomena ini
menyebabkan bercak putih pada email atau bila proses ini belangsung bertahun-
tahun akan menjadi daerah yang berwarna gelap. Penyebab bercak putih ini
adalah komponen elektro-kimia dari proses karies. Cairan dalam email berperan
sebagai elektrolit dan Ca dijumpai di cairan ini. Pengolesan asam ke permukaan
email akan membangkitkan potensial elektrik yang mendorong ion Ca bergerak ke
permukaan email. Pada gigi yang system hidroliknya normal, ion Ca akan cepat
diganti dan keseimbangan listrik kembali seperti semula. Asam merupakan hasil
sampingan bakteri di dalam plak. Bila ion Ca hilang, pori-pori kecil akan
bertambah besar sehingga toksin bakteri dapat merembes ke dentin (pertautan
enamel-dentin), di tempat ini akan terjadi perusakan unsur-unsur organik.
Mungkin membutuhkan waktu 3 tahun untuk bisa mencapai dentin karena lapisan
luar email adalah bagian yang paling tahan terhadap karies dan dapat menahan
kerusakan.