bahan kakao

5
Benih kakao termasuk benih yang bersifat rekalsitran, yaitu benih yang memiliki daya simpan rendah dan cepat kehilangan viabilitasnya pada berbagai kondisi lingkungan. Untuk itu, teknik penyimpanan yang tepat sangat diperlukan guna mempertahankan vigor benih agar tidak cepat menurun dalam jangka waktu tertentu. Kondisi simpan yang tepat dalam penyimpanan dapat mempertahankan vigor benih selama penyimpanan. Namun jika kondisi lingkungan tidak tepat maka vigor benih akan menurun seiring lamanya penyimpanan benih. Selain kondisi lingkungan benih, kandungan air benih dan kelembapan ruang penyimpanan juga merupakan kendala utama dalam penyimpanan benih kakao. Kadar air rata-rata benih kakao sebelum penyimpanan atau pada saat masak fisiologis adalah 30-41%. Kondisi lingkungan yang sesuai untuk penyimpanan benih kakao dengan menggunakan serbuk arang diduga memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan media lainnya. Kondisi lingkungan serbuk arang mampu menjaga kelembapan dalam kondisi lingkungan dan mempertahankan kadar air benih tetap stabil yakni 36%. Beberapa faktor yang mempengaruhi viabilitas benih rekalsitran antara lain kadar air benih, kelembapan, suhu ruang simpan, wadah simpan, periode simpan. Kadar air benih sangat menentukan viabilitas benih untuk mempertahankan daya simpannya sampai batas tertentu dengan menggunakan suatu media penyimpanan. Kadar air benih diusahakan tetap tinggi dalam lingkungan yang lembap selama penyimpanan atau sebelum dikecambahkan. Benih kakao disimpan dalam kondisi kering akan mudah menurun viabilitasnya. Benih kakao yang tersimpan

Upload: shabrina-puspawardani

Post on 27-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kakao

TRANSCRIPT

Page 1: bahan kakao

Benih kakao termasuk benih yang bersifat rekalsitran, yaitu benih yang memiliki daya

simpan rendah dan cepat kehilangan viabilitasnya pada berbagai kondisi lingkungan. Untuk

itu, teknik penyimpanan yang tepat sangat diperlukan guna mempertahankan vigor benih agar

tidak cepat menurun dalam jangka waktu tertentu. Kondisi simpan yang tepat dalam

penyimpanan dapat mempertahankan vigor benih selama penyimpanan. Namun jika kondisi

lingkungan tidak tepat maka vigor benih akan menurun seiring lamanya penyimpanan benih.

Selain kondisi lingkungan benih, kandungan air benih dan kelembapan ruang penyimpanan

juga merupakan kendala utama dalam penyimpanan benih kakao. Kadar air rata-rata benih

kakao sebelum penyimpanan  atau pada saat masak fisiologis adalah 30-41%. Kondisi

lingkungan yang sesuai untuk penyimpanan benih kakao dengan menggunakan serbuk arang

diduga memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan media lainnya. Kondisi

lingkungan serbuk arang mampu menjaga kelembapan dalam kondisi lingkungan dan

mempertahankan kadar air benih tetap stabil yakni 36%.

Beberapa faktor yang mempengaruhi viabilitas benih rekalsitran antara lain kadar air benih,

kelembapan, suhu ruang simpan, wadah simpan, periode simpan. Kadar air benih sangat

menentukan viabilitas benih untuk mempertahankan daya simpannya sampai batas tertentu

dengan menggunakan suatu media penyimpanan. Kadar air benih diusahakan tetap tinggi

dalam lingkungan yang lembap selama penyimpanan atau sebelum dikecambahkan. Benih

kakao disimpan dalam kondisi kering akan mudah menurun viabilitasnya. Benih kakao yang

tersimpan didalam buah akan mampu mempertahankan daya hidupnya selama 20 hari,

walaupun kulit buah sudah mengeras. Hal ini karena keadaan di dalam buah mendekati

keadaan optimum untuk penyimpanan benih. Penyimpanan dalam bentuk benih lebih

menguntungkan tetapi memerlukan cara yang tepat dalam penyimpanannya agar viabilitas

benih kakao dapat dipertahankan.

Terkait hal tersebut, BBP2TP Ambon melaksanakanUji Berbagai Kondisi Lingkungan dan

Lama Penyimpanan Terhadap Perkecambahan Benih Kakao (Theobroma cacao L) Pada

Media Arang Kayu. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa pada kondisi lingkungan

serbuk arang mampu menjaga kelembapan dan mempertahankan kadar air benih tetap stabil,

sehingga viabilitas benih kakao tetap terjaga. Pengamatan perkecambahan menunjukkan

bahwa benih kakao tidak berkecambah pada penyimpanan diruang ber-AC dengan lama

penyimpanan 4 minggu, 6 minggu, dan 8 minggu. Dari hasil pengujian tersebut didapatkan

informasi bahwa viabilitas benih kakao akan lebih baik jika disimpan dalam ruang ber-AC

bila dibandingkan dengan kondisi lingkungan menggunakan kontainer maupun pada ruang

Page 2: bahan kakao

terbuka. Berdasarkan pengujian Berbagai Kondisi Lingkungan dan Lama Penyimpanan

Terhadap Perkecambahan Benih Kakao (Theobroma cacao L) dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

Ø Penyimpanan benih kakao dalam ruang ber-AC dapat menekan presentase benih

berkecambah pada suhu kamar (200C, RH 75%) dapat menekan laju perkecambahan.

Sedangkan penyimpanan benih dalam kontainer dan ruang terbuka pada suhu 290C, RH 85%

(kelembapan udara relatif tinggi) menyebabkan benih berkecambah selama masa

penyimpanan.

Ø Kondisi lingkungan berpengaruh terhadap lama penyimpanan benih rekalsitran kakao

(Theobroma cacao L.).

Ø Penyimpanan benih kakao pada media arang kayu merupakan kondisi lingkungan terbaik

dalam mencegah terjadinya penurunan tingkat viabilitas.

Administrator. 2013. PENYIMPANAN BENIH KAKAO (Theobroma cacao L) SELAMA DIPERJALANAN

DAN DIRUANG PENYIMPANAN http://ditjenbun.deptan.go.id/bbpptpambon/berita-199-

penyimpanan-benih-kakao-theobroma-cacao-l-selama-diperjalanan-dan-diruang-penyimpanan.html

Benih tanaman kakao tergolong benih rekalsitran, karena itu sangat sensitif terhadap

kekeringan dan juga peka terhadap suhu rendah. Hor (dalam Ashari, 1995) membuktikan

terjadinya penurunan tajam viabilitas benih kakao dari 15°C ke 17°C.

Kondisi benih kakao tersebut masih menjadi masalah utama yang masih belum teratasi

dengan baik sampai saat ini.  Hal itu meng-akibatkan laju penurunan viabilitas benih

berlangsung cenderung lebih cepat, baik pada masa penyimpanan maupun dalam proses

pengiriman ke lokasi konsumen (Toruan, 1985).

Sebagai benih rekalsitran, selama penundaan penanaman, benih kakao lebih aman tetap

berada dalam daging buah yang menutupinya agar tetap dapat mempertahankan kadar air

yang tinggi, sehingga dapat dinyatakan bahwa benih kakao tidak tahan terhadap kehilangan

air, tidak toleran terhadap suhu rendah, berkecambah selama penyimpanan, membutuhkan

oksigen yang tinggi dan terjadinya kontaminan mikroorganisme di penyimpanan (Chin,

1989).

Pengetahuan dalam usaha memperpanjang daya hidup benih rekalsitran masih sangat

terbatas. Ashari (1995) mengemukakan bahwa, masalah utama dalam penyimpanan benih

Page 3: bahan kakao

dengan kondisi kelembaban simpan yang tinggi adalah menunda perkecambahan benih dan

untuk mengatasi gangguan serangan jamur adalah dengan aplikasi fungisida sehingga benih

rekalsitran tersebut dapat dipertahankan viabilitasnya pada kondisi yang aman.

Hasanah (2002) menyatakan bahwa daya simpan benih rekalsitran dapat dipertahankan

dengan mengemas benih pada kantong plastik yang berlubang dan dilengkapi dengan bahan

yang lembab seperti serbuk gergaji atau arang. Namun,  hal ini memerlukan protektan dari

invasi dan infeksi mikroorganisme, sekaligus tidak berbahaya bagi benih.

Pada saat ini hanya ada tiga metode penyimpanan jangka pendek untuk benih rekalsitran

yang berhasil ditemukan, yaitu metode penyimpanan lembab atau imbibisi, metode

pengeringan parsial dan teknik-teknik atmosfir terkendali. Hasil yang telah diperoleh King

dan Roberts (dalam Chin, 1989), menunjukkan bahwa setelah satu bulan penyimpanan benih-

benih kakao dengan menggunakan teknik penyimpanan imbibisi tersebut masih diperoleh

tingkat perke-cambahan lebih dari 60%. Sisi negatif dari teknik ini adalah serangan

mikroorganisme terutama jamur. Oleh sebab itu, perlakuan benih dengan bahan kimia

sebelum disimpan sangat dibutuhkan untuk menghindari serang-an jamur atau cendawan dan

mikroorganisme lainnya yang mengontaminasi benih selama dalam penyimpanan. Fungisida

yang biasa digunakan adalah KOC, Dithane M-45, Benlate, Thiram, Ceresan, Arasan, Captan

dan lain-lain (Sutopo, 2002).

Hasil penelitian Rizmi (2004) menunjukkan bahwa metode penyimpanan kelembaban tinggi

dan konsentrasi Fungisida Benlate 0,45% dapat mempertahankan daya kecambah benih

kakao sampai 64,57% setelah penyimpanan selama 20 hari, tetapi dalam penelitian tersebut

tidak dijelaskan mengenai bahan pengemasnya.

Sampai saat ini belum ada informasi yang jelas tentang jenis media dan kemasan

penyimpanan untuk benih kakao yang dapat digunakan secara bersamaan dengan fungisida

Benlate. Penelitian ini di-harapkan dapat menjawab  permasa-lahan tersebut yang tujuan

akhirnya adalah viabilitas dan vigor benih kakao dapat dipertahankan selama mungkin

selama penyimpanan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan fungisida Benlate dan media

simpan dalam kondisi kelembaban tinggi terhadap vigor dan viabilitas benih kakao setelah

penyimpanan, serta untuk mengetahui interaksi antara kedua faktor tersebut.

Administrator. 2010. PENGARUH FUNGISIDA BENLATE DAN MEDIA PENGEPAKAN DALAM KONDISI KELEMBABAN TINGGI TERHADAP VIGOR DAN VIABILITAS BENIH KAKAO SETELAH PENYIMPANAN