buku pengolahan kakao

Upload: jessica-astri-chrisanti

Post on 08-Oct-2015

145 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Agroindustri

TRANSCRIPT

  • PENGOLAHAN KAKAO 1

    PENDAHULUAN

    Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu

    sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif.

    Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah

    kuantum biji kakao mutu tinggi memenuhi jumlah yang

    layak untuk membangun jalur dan mekanisme pemasaran

    hasil yang menguntungkan. Selain itu, dengan cara

    pengolahan yang baku, konsistensi mutu hasil lebih terjamin

    dan juga beberapa syarat dasar manajemen mutu dapat

    diterapkan secara lebih optimal.

    Panen buah masak

    Sortasi buah

    Penyimpanan buah

    Pengupasan buah

    Fermentasi

    Pengeringan

    Pengering mekanis

    Sortasi

    Penggudangan

    Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

  • PENGOLAHAN KAKAO 2

    Salah satu falsafah manajemen mutu adalah mutu

    suatu produk sangat ditentukan oleh setiap tahapan proses

    produksi. Untuk itu, tahapan (aliran) proses produksi yang

    menjamin kepastian mutu harus didefinisikan secara jelas

    berikut dengan tolok ukurnya. Pengawasan dan pemantauan

    setiap tahapan proses dilakukan secara rutin agar saat

    terjadi penyimpangan mutu suatu tindakan koreksi dan

    pembenahan yang tepat sasaran dapat segera dilakukan.

    Umpan-balik jika terjadi penyimpangan mutu dari masing-

    masing tahapan produksi sangat.

    SORTASI BUAH

    Sortasi buah merupakan salah satu tahapan proses

    produksi yang penting untuk menghasilkan biji kakao

    bermutu baik. Sortasi buah ditujukan untuk memisahkan

    buah kakao yang sehat dari buah yang rusak terkena

    penyakit, busuk atau cacat. Buah sehat akan tercemar oleh

    buah busuk jika ditimbun dalam satu tempat sama. Buah

    yang terkena serangan hama dan penyakit hendaknya

    ditimbun di tempat terpisah dan segera dikupas kulitnya.

    Setelah diambil bijinya, kulit buah segera ditimbun dalam

    tanah untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit ke

    seluruh kebun. Sortasi buah juga merupakan hal sangat

    penting terutama jika buah kakao hasil panen harus ditimbun

  • PENGOLAHAN KAKAO 3

    terlebih dahulu selama beberapa hari sebelum dikupas

    kulitnya.

    PENGUPASAN KULIT BUAH

    Tujuan pengupasan buah adalah untuk mengeluarkan

    dan memisahkan biji kakao dari kulit buah dan plasentanya.

    Biji kakao kemudian ditampung di wadah yang bersih,

    sedang kulit buah dan plasentanya dibuang sebagai limbah.

    Alat pemecah buah yang umum dipakai adalah golok atau

    sabit. Pemecahan buah harus dilakukan secara hati-hati

    supaya biji tidak terlukai atau terpotong oleh alat pemecah.

    Gambar. Mesin pengupas kulit buah kakao

  • PENGOLAHAN KAKAO 4

    Karena jumlah panennya relatif kecil, pengupasan

    buah oleh petani biasanya dilakukan oleh anggota

    keluarganya. Prestasi kerja pengupasan berkisar antara 800-

    1000 buah per orang per hari. Tidak demikian halnya jika

    pengolahan kakao rakyat dilakukan secara kelompok dengan

    kapasitas besar. Pengupasan buah memerlukan banyak

    tenaga kerja. Sebagai ilustrasi, unit pengolahan kakao

    dengan kapasitas 5 ton biji basah per hari membutuhkan

    pasokan buah kakao antara 50.000-60.000 buah. Jika

    dilakukan secara manual, jumlah tenaga pengupas buah

    diperkirakan antara 60 sampai 75 orang. Untuk lokasi kebun

    di mana jumlah tenaga kerja terbatas dan dibutuhkan bahan

    baku yang serempak, pengupasan buah dapat dibantu

    dengan mesin yang mampu mengupas sebanyak 6.000-

    8.000 buah per jam. Seperti disajikan pada gambar.

    Buah kakao dipecah dengan dua buah silinder dengan

    putaran berlawanan. Celah antar permukaan silinder diatur

    sedemikian rupa sehingga kulit buah bagain luar terpecah

    menjadi fraksi-fraksi kulit buah, sedangkan biji-biji kakao

    yang terikat oleh plasenta tidak terluka atau rusak. Fraksi-

    fraksi kulit, biji dan plaseta kemudian dilewatkan di atas

    ayakan getar dua tingkat. Fraksi kulit buah terpecah dengan

    ukuran yang relatif besar sehingga pecahannya tertahan di

    atas ayakan pertama dan dikumpulkan lewat corong

  • PENGOLAHAN KAKAO 5

    pengeluaran. Getaran ayakan menyebabkan biji kakao

    terlepas dari kulit buah atau plasenta pengikatnya dan lolos

    lewat lubang ayakan pertama, namun tertahan di atas

    ayakan yang kedua. Kumpulan biji-biji kakao yang tertahan

    diayakan kedua meluncur dan terkumpul lewat corong

    ayakan yang kedua. Pecahan-pecahan kulit yang kecil (<

    ukuran biji) akan lolos lewat lubang ayakan kedua dan ter-

    kumpul di dalam bak paling bawah.

    FERMENTASI

    Fermentasi bertujuan untuk membentuk cita-rasa

    khas cokelat serta mengurangi rasa pahit dan sepat yang

    ada di dalam biji kakao. Beberapa aspek penting untuk

    kesempurnaan proses fermentasi adalah berat biji yang akan

    difermentasi, pengadukan (pembalikan), lama fermentasi

    dan rancangan kotak fermentasi.

    Proses fermentasi berlangsung secara alami oleh

    mikroba dengan bantuan oksigen dari udara. Mikroba

    memanfaatkan senyawa gula yang ada di dalam pulpa

    sebagai media tumbuh sehingga lapisan pulpa terurai

    menjadi cairan yang encer dan keluar lewat lubang-lubang di

    dasar dan dinding peti fermentasi (Rohan, 1963). Oksigen,

    yang semula terhalang lapisan pulpa, dapat masuk ke dalam

    tumpukan biji. Kondisi aerob (kaya oksigen) ini

  • PENGOLAHAN KAKAO 6

    dimanfaatkan oleh bakteri aseto-bakteri untuk mengubah

    alkohol menjadi asam asetat dengan mengeluarkan bau

    khas yang menyengat. Proses oksidasi juga menghasilkan

    panas (eksotermis) yang menyebabkan suhu tumpukan biji

    berangsur naik dan mencapai maksimum mendekati 45 -

    48C setelah hari ke tiga. Pada hari berikutnya, suhu biji

    cenderung stabil dan bahkan sedikit menurun sampai hari ke

    lima.

    Gambar. Peti fermentasi

    kapasitas 625 kg (atas) dan kapasitas 40 kg

    (samping)

  • PENGOLAHAN KAKAO 7

    PENGERINGAN

    Pengeringan biji kakao sebaiknya dilakukan dengan

    dua tahap. Proses pengeringan diawali denan proses

    penjemuran untuk mengurangi kadar air awal biji kakao dari

    55% sampai dengan kadar air 25%, kemudian diikuti

    dengan tahap kedua yaitu proses pengeringan secara

    mekanis.

    Gambar. Pengering biji kakao dengan bahan bakar kayu

    Kontinuitas sumber panas untuk proses pengeringan

    mekanis dapat lebih terjamin siang dan malam hari sehingga

    biji kakao dapat langsung dikeringkan sampai kadar air 7%

    dalam waktu yang lebih terkontrol. Dengan kombinasi cara

  • PENGOLAHAN KAKAO 8

    pengeringan tersebut, resiko kerusakan biji kakao karena

    serangan jamur dapat diminimalkan, dan biaya pengeringan

    dapat ditekan. Ada beberapa pilihan sumber energi untuk

    pengeringan, minyak tanah, oli bekas, minyak jarak dan

    sejenisnya dan kayu bakar. Pemilihan sumber energi sesuai

    dengan ketersediaan yang ada. Selain itu telah

    dikembangkan pula pengering dengan sumber panas

    kolektor surya yang dipasang pada atap gedung pengolahan

    biji kakao, di mana peti fermentasi dan bak pengering

    mekanis dipasang secara berurutan.

    Gambar. Pengering Biji Kakao Berbahan Bakar Minyak

  • PENGOLAHAN KAKAO 9

    PENGUKURAN KADAR AIR

    Penentuan kadar air biji kakao merupakan salah satu

    tolok ukur proses pengeringan agar diperoleh mutu hasil

    yang baik dan biaya pengeringan yang murah. Selama

    proses pengeringan berjalan, selain melihat tampilan fisik

    biji kakao, kadar airnya perlu diukur dengan pengukur kadar

    air yang sudah terkalibrasi. Pengeringan yang berlebihan

    (menghasilkan biji kakao dengan kadar air jauh di bawah

    7%) merupakan pemborosan bahan bakar dan merugikan

    karena terjadinya kehilangan berat. Sebaliknya jika terlalu

    singkat, maka biji kakao

    belum mencapai kadar air

    keseimbangan (7 %) dan

    menjadi rentan terhadap

    serangan jamur saat

    disimpan atau diangkut ke

    tempat konsumen. Gambar

    di bawah ini adalah alat

    pengukur kadar air biji

    kakao secara elektronik.

    Prinsip kerja alat ini relatif

    sederhana, namun

    mempunyai tingkat akurasi

    yang baik.

    Gambar. Alat ukur kadar air digital

  • PENGOLAHAN KAKAO 10

    SORTASI BIJI

    Salah satu aspek mutu biji kakao yang sangat penting

    bagi konsumen adalah keseragaman ukuran biji (Bacian

    Agrobisnis, 1998). Sortasi ditujukan untuk mengelompokkan

    biji kakao berdasarkan ukuran fisiknya dan sekaligus

    memisahkan kotoran-kotoran yang tercampur di dalamnya.

    Mesin sortasi ukuran yang umum digunakan adalah jenis

    silinder berputar atau jenis datar dengan getaran dengan

    kapasitas antara 500 - 1.250 kg per jam.

    Gambar. Mesin Sortasi Tipe Datar dengan Getaran

  • PENGOLAHAN KAKAO 11

    Mesin sortasi mempunyai tiga saringan dengan

    memisahkan biji dengan golongan mutu A, B dan C. Secara

    kuantitatif definisi mutu A adalah golongan biji dengan

    ukuran besar dan mempunyai jumlah biji antara 85 - 90

    untuk setiap 100 g. Mutu B adalah golongan biji dengan

    ukuran medium dan mempunyai jumlah biji antara 95 - 110.

    Sedangkan mutu C adalah golongan biji dengan ukuran kecil

    dan mempunyai jumlah biji di atas 120. Biji pecah keluar

    dari ayakan paling bawah untuk mesin tipe getar. Untuk biji

    dengan ukuran sangat besar masuk golongan mutu AA

    dengan jumlah biji kurang dari 85. Biji dengan mutu AA

    keluar lewat corong paling atas. Biji hasil sortasi atas dasar

    ukuran kemudian dikemas di dalam karung goni. Setiap

    karung mempunyai berat bersih 60 kg dan diberi label yang

    menunjukkan jenis mutu dan identitas produsen dengan

    menggunakan pelarut non minyak.

    PENGGUDANGAN

    Penggudangan bertujuan untuk menyimpan biji kakao

    hasil sortasi dalam kondisi yang aman sebelum di pasarkan

    ke konsumen. Serangan jamur dan hama pada biji kakao

    selama penggudangan merupakan penyebab penurunan

    mutu yang serius. Jamur merupakan cacat mutu yang tidak

    dapat diterima oleh konsumen karena menyangkut rasa dan

  • PENGOLAHAN KAKAO 12

    kesehatan termasuk beberapa jenis jamur penghasil

    okhratoksin. Udara yang humid pada gudang di daerah

    tropis merupakan pemicu utama pertumbuhan jamur pada

    biji, sedangkan sanitasi atau kebersihan yang kurang baik

    menyebabkan hama gudang seperti serangga atau tikus

    akan cepat berkembang dan pada akhirnya akan merusak

    biji kakao sebagai makanan.

    Gambar. Susunan Karung-Karung Biji Kakao

  • PENGOLAHAN KAKAO 13

    Tumpukan karung-karung biji kakao harus disangga

    dengan papan kayu (palet) agar tidak langsung

    bersinggungan dengan permukaan lantai dan diberi jarak

    10-20 cm dari dinding, karena sifatnya yang rapuh karung

    biji kakao ditumpuk rapi di dalam ruangan dengan jumlah

    tumpukan maksimal 6 karung.