agribisnis kakao

16
ANALISIS SUBSISTEM AGRIBISNIS KAKAO SEBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN Leni Siswati A24110053 Tabitha Trianda E A24110066 Ulfa Oktavia R A24110068 Dina Fitriana A24110073 Novianti Purnama S A24110075 Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 2013

Upload: dinafitriana

Post on 29-Dec-2014

393 views

Category:

Documents


52 download

DESCRIPTION

agribisnis kakao dari hulu ke hilir

TRANSCRIPT

Page 1: agribisnis kakao

ANALISIS SUBSISTEM AGRIBISNIS KAKAO SEBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN

Leni Siswati A24110053Tabitha Trianda E A24110066Ulfa Oktavia R A24110068Dina Fitriana A24110073Novianti Purnama S A24110075

Departemen AgribisnisFakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor2013

Page 2: agribisnis kakao

BAB IPENDAHULUAN

Page 3: agribisnis kakao

1.1 Latar Belakang

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri.

Page 4: agribisnis kakao

1.2 Tujuan•Memberikan gambaran mengenai sistem hulu sampai hilir dari komoditas kakao meliputi:•Mengetahui subsistem sarana produksi kakao.•Mengetahui subsistem budidaya kakao.•Mengetahui subsistem agroindustri kakao.•Mengetahui subsistem pemasaran kakao.•Mengetahui subsistem penunjang perkebunan kakao.•Mengetahui pohon industri kakao.

Page 5: agribisnis kakao

1.3 Rumusan Masalah

•Apakah yang dimaksud dengan subsistem sarana produksi kakao? •Apakah yang dimaksud dengan subsistem budidaya kakao? •Apakah yang dimaksud dengan subsistem agroindustri pada kakao? •Apakah yang dimaksud dengan subsistem pemasaran pada kakao?•Apakah yang dimaksud dengan subsistem penunjang pada perkebunan kakao?•Bagaimana pohon industri dari kakao?

Page 6: agribisnis kakao

BAB IIPEMBAHASAN

Page 7: agribisnis kakao

Subsistem Hulu

Subsistem Usaha

Tani

Subsistem Pengolahan

Subsistem Pe

masaran

Subsistem Penunjan

g

Agribisnis

Page 8: agribisnis kakao

2. 2 Subsistem Sarana Produksi Kakao

Bentuk-bentuk kerjasama petani dengan lembaga-lembaga pendukung yang berhubungan dengan petani untuk pengembangan agribisnis kakao dihubungkan dengan subsistem-subsistem agribisnis yaitu subsistem agribisnis hulu. Hubungan petani dengan pedagang saprodi dalam bentuk kerjasama spontan, hubungan petani dengan produsen pupuk, distributor dan pemerintah (subsidi pupuk) adalah interaksi kerjasama secara tidak langsung.

Pengembangan agribisnis kakao ke depan lebih diprioritaskan pada upaya rehabilitasi dan peremajaan untuk meningkatkan produktivitas kebun kakao, di samping terus melakukan perluasan.

Page 9: agribisnis kakao

2.2 Subsistem Budidaya

Persiapan Lahan

Pembibitan

Penanaman

Pemeliharaan

Pengendalian Hmaa dan Penyakit

Pemangkasan

PanenPengolahan Hasil

Page 10: agribisnis kakao

2.3 Subsistem AgroindustriTahapan proses pengolahan biji kakao

Panen buah masak

Sortasi buah

Pengupasan buah

Permentasi

Penjemuran

Pengeringan

Sortasi bijiPenggudangan

Pengolahan Industri

Page 11: agribisnis kakao

2.4 Subsistem Pemasaran

Konsumsi kakao cendetung meningkat tiap tahun di negara – negara maju. Perkembangannya ini dapat dilihat dari gambar berikut.

Page 12: agribisnis kakao

Produk kakao selama ini lebih banyak diekspor dalam wujud biji kering kakao

Akan tetapi, hal ini merupakan faktor penyebab eksportir tidak memperhatikan kualitas biji kakao yang ditentukan di pasar dunia. Permasalahan pada subsistem pemasaran yaitu Indonesia masih mengekspor biji kakao dengan mutu yang rendah, dan rantai pemasaran yang belum efisien.

Page 13: agribisnis kakao

2. 5 Subsistem Penunjang

Berkaitan dengan infrastruktur. jalan dan khususnya jembatan sebagai infrastruktur yang menghubungkan sentra-sentra produksi kakao belum terbangun dengan baik. Disamping itu, jumlah dan kualitas sarana gudang dan pelabuhan kurang memenuhi syarat untuk menjangkau sentra-sentra produksi kakao.

Permasalahan pada subsistem penunjang yaitu kurang terintegrasinya seluruh pihak-pihak yang di dalam subsistem penunjang

Page 14: agribisnis kakao

kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan kakao di Indonesia

(1) PPN 10 % terhadap transaksi lokal atas biji kakao;

(2) pembebasan tarif ekspor ke luar negeri(3) pajak ekspor kakao olahan (sebesar 30%) relatif lebih

tinggi dibandingkan dengan beban pajak impor produk kakao (5%);

(4) Kebijakan Pengendalian hama PBK secara nasional(5) diskon harga (automatic detention) yang dikenakan

terhadap ekspor biji kakao Indonesia oleh Amerika Serikat(6) Mulai tahun 2009 Gerakan Peningkatan Produksi dan

Mutu Kakao Nasional melalui program rehabilitasi, peremajaan dan intensifikasi perkebunan rakyat

Page 15: agribisnis kakao
Page 16: agribisnis kakao

PENUTUP