bahan e learning bidang kerawanan panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/kepegawaian... ·...
TRANSCRIPT
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan PanganBadan Ketahanan Pangan
2019
BAHAN E LEARNING
BIDANG KERAWANAN PANGAN
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan 2
PENGERTIAN DAN TAHAPAN PENANGANAN KERAWANAN PANGAN
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan 3
Penduduk yang mengkonsumsi kalori per hari < 70 persen AKG atausetara 1.400 kkal.
Proporsi populasi yang mengalami ketidakcukupan konsumsi pangan dibawah kebutuhan minimum energi/Minimum Dietary EnergyRequirement (MDER) untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif sesuaidengan tinggi badan menurut umur, jenis kelamin serta konsumsi kalori(BPS)
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Suatu kondisi ketidakmampuan individu atau sekumpulan individu di suatuwilayah untuk memperoleh pangan yang cukup dan sesuai untuk hidupsehat dan aktif. Kerawanan pangan dapat diartikan juga sebagai kondisi suatudaerah, masyarakat atau rumah tangga yang tingkat ketersediaan dan keamananpangannya tidak cukup untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagipertumbuhan dan kesehatan sebagian masyarakat (Permentan No 43/2010).
TRANSIEN
KRONIS
Kerawanan pangan sementara terjadi ketika adaketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan makanan yangbiasanya dikaitkan dengan goncangan atau tekanan khusus sepertikekeringan, banjir atau kerusuhan sipil.
Kerawanan pangan kronis terjadi ketika rumah tangga tidak mampumemenuhi kebutuhan pangan pada waktu normal karena merekatidak memiliki cukup tanah pendapatan atau aset produktif ataumengalami rasio ketergantungan yang tinggi, sakit kronis atauhambatan sosial.
4
PENGERTIAN KERAWANAN PANGAN
Individu yang mengkonsumsi kalori per hari < 70 persen AKG atau setara 1.400 kkal. (Balitbangkes, 2010)
Kerawanan Pangan berdasar
konsumsi kalori
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
RENTAN RAWAN PANGAN
FSVA
ARP
5
•FSVA disusun pada tingkat wilayah dengan periode pengambilan data setiap 2-3 tahun.•SKPG untuk melakukan deteksi dini kemungkinan terjadinya masalah pangan dan gizi di suatuwilayah•ARP untuk mengetahui persentase penduduk rawan pangan di suatu wilayah
INSTRUMEN PENANGANAN KERAWANAN PANGAN
SKPG
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan 6
TAHAPAN PENANGANAN KERAWANAN PANGAN
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko kerentanan dan/atau kerawanan pangan melaui sistem peringatan dini (early warning system).
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi kerentanan dan/atau kerawanan pangan melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian kerawanan pangan untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan.
Pencegahan kerawanan pangan
Kesiapsiagaan
Tanggap darurat
03
02
01
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan 7
…..lanjutan
serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena kerawanan pangan dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi.
serangkaian upaya untuk mengurangi risiko kerawanan pangan, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman kerawanan pangan.
Pemulihan
Mitigasi(pengurangan dampak)
05
04
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
• Penguatan kemampuan daerah dalam implementasiSistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
• Pengaturan mobilisasi cadangan pangan pemerintahdaerah secara internal dan antar daerah
• Peningkatan produksi pangan sumber karbohidrat non beras sesuai dengan kaerifan lokal dan potensi wilayah
• Pemanfaatan lahan pekarangan sebagi sumbergizikeluarga
8
UPAYA PENCEGAHAN KERAWANAN PANGAN DAN GIZI
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan 9
SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
DASAR HUKUM
SISTEMINFORMASI
PANGAN
UU NO.18TAHUN 2012
Pasal 114
10
PP NO.17TAHUN2015
Pasal 75
MENGAMANATKAN
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuaidengan kewenangannya berkewajiban
membangun, menyusun, danmengembangkan Sistem Informasi Pangan
dan Gizi yang terintegrasi
SKPG
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Dasar Hukum ………….
• Pasal 114, UU No,18 Tahun 2012: (1) Pemerintah dan Pemerintah
Daerah berkewajiban membangun, menyusun, dan mengembangkan
sistem informasi Pangan yang terintegrasi. (2) Sistem informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit digunakan untuk:
a. perencanaan; b. pemantauan dan evaluasi; c. stabilitas pasokan dan
harga Pangan; dan d. sistem peringatan dini terhadap Masalah
Pangan serta kerawanan Pangan dan Gizi.
• Pasal 75, PP 17/2015: (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangannya berkewajiban membangun, menyusun, dan
mengembangkan Sistem Informasi Pangan dan Gizi yang terintegrasi.
(2) Sistem Informasi Pangan dan Gizi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat digunakan untuk: a. perencanaan; b. pemantauan dan
evaluasi; c. stabilisasi pasokan dan harga Pangan; dan d.
pengembangan sistem peringatan dini terhadap masalah Pangan dan
kerawanan Pangan dan Gizi.
11
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan 12
PERMENTAN 43/2010
Tentang KetahananPangan dan Gizi
Pasal 75 ayat 1 dan 2d
PP No 17/2015Tentang PanganPasal 114 ayat 1 dan 2d
UU No 18/2012
Tentang Pedoman SKPG
DASAR HUKUM
• Salah satu instrumen/alat deteksi dini untuk mengantisipasi kejadian kerawanan pangan dan gizi melalui pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informai situasi pangan dan gizi.
DEFINISI(Permentan 43/2010, Pasal
1)
• Memberikan informasi situasi pangan dan gizi• Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan
dan gizi TUJUAN
• Seluruh Provinsi, Kabupaten/Kota, kecamatan, dan desa di IndonesiaSASARAN
• Tersedianya informasi situasi pangan dan gizi• Tersedianya rekomendasi kebijakan ketahanan
pangan dan giziOUTPUT
• Meningkatnya kewaspadaan pangan dan gizi untuk mendukung ketahanan panganOUTCOME
•BPS, Pusdatin Kementan, BKP, Kemenkes, BKKBN, BNPB, BMKG
INSTANSI YANG TERLIBAT
A. SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI (SKPG)
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Manfaat SKPG
• Early warning system (EWS)
• Salah satu instrumen monitoring pangan dan gizi
• sebagai dasar melakukan intervensi pangan
• Pemantauan situasi pangan dan gizi
13
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan 14
HUBUNGAN KERAWANAN PANGAN DENGAN SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI (SKPG)
KEGAGALANPRODUKSI
KRISIS EKONOMI
KetersediaanPangan di
Masy kurang
Daya belimenurun
Pendapatanmenurun
KetersediaanPangan RT
kurang AsupanZat gizikurang
KURANGGIZI
Sangatdini
Cukupdini
Kurangdini
PREVENTIF
KURATIF
Perdesaan (D)
Perkotaan (K)
KONSEP KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI (Sumber: Basuni)
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan 15
INDIKATOR SKPG
Merupakan hasil kesepakatan Tim/Pokja SKPG dengan memperhatikan pola konsumsi pangan masyarakat di wilayah setempat (berdasarkan data BPS), dan dilakukan secara konsisten untuk suatu periode tertentu.
Perubahan hanya dapat dilakukan jika terjadi perubahan pola produksi dan pola konsumsi pangan masyarakat di wilayah setempat.
A. Pemilihan Komoditi dalam Indikator SKPG
Hasil Kajian WFP, 2015
Wilayah NTT, Gorontalo, Papua
Barat, Maluku, Maluku Utara
Wilayah PapuaSeluruhKab/Kot kecuali
wilayah yang dikecualikan
Padi
Padi
Jagung
Ubi Kayu
Ubi Kayu
Padi
Ubi Jalar
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan 16
3 ASPEK SKPG
3 KATEGORI SKPG
KRITERIA SKPG
KETERSEDIAAN PANGAN
AKSES PANGAN
PEMANFAATAN PANGAN
AMAN WASPADA RENTAN
jika total bobot 3 – 4 jika total bobot 5 – 6 dantidak ada skor 3
jika total bobot 5– 9 danada skor 3
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan 17
B. Jenis Data
Aspek Indikator SKPG
A. Ketersediaan Pangan1. luas tanam komoditas pangan bulan berjalan2. luas tanam komoditas pangan bulan berjalan 5 tahun terakhir3. luas puso komoditas pangan bulan berjalan4. luas puso komoditas pangan bulan berjalan 5 tahun terakhir
Untuk seluruh wilayah kab./kota adalah komoditas padi, kecualiuntuk wilayah NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua;
Untuk wilayah NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara adalah komoditas padi, jagung, ubi kayu.
Untuk wilayah Papua adalah komoditas padi, ubi jalar, dan ubi kayu
B. Akses Terhadap Pangan
1. Harga beras untuk seluruh wilayah kab./kota, kecuali untukwilayah NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, danPapua.
2. Harga beras, jagung, dan ubi kayu untuk wilayah NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara;
3. Harga beras, ubi jalar, dan ubi kayu untuk wilayah Papua
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Lanjutan...
18
Aspek Indikator SKPG
C. Pemanfaatan Pangan
1. Angka Balita Ditimbang terkoreksi (D’)2. Angka Balita Naik Berat Badan (N)3. Balita yang tidak naik berat badannya dalam 2 kali penimbangan
berturut-turut (2T)4. Angka Balita Dengan Berat Badan Dibawah Garis Merah (BGM)
D. Data Pendukung 1. Data kejadian bencana alam (banjir, tanah longsor, gempa bumi dll)2. Data curah hujan3. Kasus gizi buruk yang ditemukan4. Perubahan pola konsumsi pangan, 5. Data sebaran OPT 6. Cadangan pangan
Catatan:D’ = jumlah balita yang ditimbang – jumlah balita yang pertama kali
ditimbang – jumlah balita yang tidak datang pada penimbangan bulan sebelumya.
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
1. Perkotaan adalah wilayah yangmempunyai kegiatan utama bukanpertanian, dengan susunan fungsikawasan sebagai tempat permukimanperkotaan, pemusatan dan distribusi,pelayanan jasa pemerintahan,pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi(Undang-Undang nomor 26 tahun 2007tentang Penataan Ruang).
2. Berdasarkan hasil kajian WFP padatahun 2015 bahwa untuk wilayah yangmempunyai kegiatan utama bukanpertanian, harga pangan pokok (beras)merupakan indikator yang kuat untukmemprediksi kemungkinan terjadinyakerawanan pangan.
19
Sehingga untuk analisis SKPG wilayah perkotaan/non pertanian hanya menggunakan aspek akses pangan dan pemanfaatan pangan.
Namun apabila diketahui rasio ketersedian pangan/Food Consumptoin-Availability Ratio (IAV) kota lebih dari 1, artinya kota tersebut surplus kebutuhan pangan pokok, maka menggunakan indikator sebagaimana pemilihan indikator di wilayah kabupaten lainnya.
Bagaimana dengan
Wilayah Perkotaan/Non
Produksi Tanaman
Pangan???
1. Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi (Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang).
2. Berdasarkan hasil kajian WFP pada tahun 2015 bahwa untuk wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, harga pangan pokok (beras) merupakan indikator yang kuat untuk memprediksi kemungkinan terjadinya kerawanan pangan.
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
KEGIATAN INTERVENSI PENANGANAN KERAWANANPANGAN TA. 2019
1. Analisis Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA)
2. Analisis Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
3. Analisis Angka Rawan Pangan (ARP)
1. Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU)
2. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
3. Intervensi Rawan Pangan Pasca Bencana
20
ANALISIS
UPAYA PENGENTASAN WILAYAH RENTAN RAWAN PANGAN
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mitigasi bencana
• Koordinasi penanganan resiko
• melakukan kajian resiko
• menyusun rencana program dan penanganan
• Evaluasi resiko
21
Kondisi kemiskinan dapat memberikan pengaruh terhadap situasikerawanan pangan di daerah dan berdampak kepada wilayah rentanrawan pangan.
Secara konsep, kategori penduduk miskin adalah penduduk yang memilikirata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan
Garis kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standarminimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan maupunnon-makanan
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Strategi pemberdayaan masyarakat dalamkawasan mandiri pangan (KMP) dilakukandengan 2 pendekatan, yaitu
22
1) membangun ekonomi berbasis pertanian danperdesaan untuk menyediakan lapangan kerja danpendapatan
2) memenuhi pangan bagi kelompok masyarakat miskin di daerah yang rentan terhadap rawan pangan
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Pengertian Krisis pangan dalam PP 17 tahun2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi
23
Kondisi kelangkaan Pangan yang dialami sebagian besarmasyarakat di suatu wilayah yang disebabkan oleh, antaralain, kesulitan Distribusi Pangan, dampak perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik sosial, termasukakibat perang
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
KESIAPSIAGAAN KRISIS PANGANDAN PENANGGULANGAN KRISIS PANGAN
Kesiapsiagaan Krisis Pangan dan penanggulangan Krisis Pangan meliputi:a. kriteria Krisis Pangan;b. kesiapsiagaan Krisis Pangan;c. kedaruratan Krisis Pangan; dand. penanggulangan Krisis Pangan.
penurunan ketersediaan Pangan Pokok bagi sebagian besar masyarakat dalamjangka waktu tertentu;
lonjakan harga Pangan Pokok dalam jangka waktu tertentu; dan/atau penurunan konsumsi Pangan Pokok sebagian besar masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan Pangan sesuai norma Gizi.
24
Dasar : PP no 17 tahun 2015 pasal 41 - 58
Kriteria krisis pangan
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Status kedaruratan Krisis Pangan tingkat nasional
25
1. jika jumlah penduduk yang mengalami Krisis Pangan lebih besar dari atau samadengan 70% (tujuh puluh persen) dari total jumlah penduduk nasional; atau
2. jika jumlah penduduk yang mengalami Krisis Pangan lebih besar dari atau samadengan 70% (tujuh puluh persen) dari total jumlah penduduk provinsi yang mengalami Krisis Pangan;
Siaga 1 (satu)
1. jika jumlah penduduk yang mengalami Krisis Pangan lebih besar dari 50% (lima puluhpersen) sampai dengan 70% (tujuh puluh persen) dari total jumlah penduduknasional; atau
2. jika jumlah penduduk yang mengalami Krisis Pangan lebih besar dari 50% (lima puluhpersen) sampai dengan 70% (tujuh puluh persen) dari total jumlah pendudukprovinsi yang mengalami Krisis Pangan;
Siaga 2 (dua)
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Lanjutan ……………….
26
1. jika jumlah penduduk yang mengalami Krisis Pangan lebih besar dari 40% (empatpuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari total jumlah penduduknasional; atau
2. jika jumlah penduduk yang mengalami Krisis Pangan lebih besar dari 40% (empatpuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari total jumlah pendudukprovinsi yang mengalami Krisis Pangan.
Siaga 3 (tiga)
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan 27
Pengadaan, pengelolaan, dan penyaluran Cadangan PanganPemerintah, Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi, dan/atauCadangan Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota;
Mobilisasi cadangan Pangan masyarakat di dalam danantardaerah;
Menggerakkan partisipasi masyarakat; dan/atau
Menerapkan teknologi untuk mengatasi Krisis Pangan danpencemaran lingkungan.
Penanggulangan Krisis Pangan
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
REFERENSI BACAAN PERATURAN PERUNDANGAN
28
1. Undang-undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan2. Undang-undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah3. Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2015 tentang
Ketahanan Pangan dan Gizi4. Permentan 43 tahun 2010 tentang Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan 29