bahan bi sin
DESCRIPTION
biTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Kalimat Efektif” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :1. Bapak Tri Budiarta dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Universitas Gunadarma2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat di selesaikan
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia . Makalah ini membahas tentang kalimat efektif.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Jakarta , Oktoberr 2013
Penyusun
Daftar IsiKata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan pembahasan
D. Sistematika Penulisan
E. Manfaat pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kalimat efektif
B. Ciri-ciri kalimat efektif
C. Syarat kalimat efektif
D. Struktur kalimat efektif
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangBahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.
B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
3. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
4. Bagaimana struktur kalimat efektif?
C. Tujuan Pembahasan
1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi
baik dan benar
2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa
3. Menjaga kemurnian bahasa Indonesia
D. Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan
bagian akhir. Pada bagian awal yaitu cover , kata pengantar dan daftar isi.
Kemudian pada bagian utama penulis membagi menjadi tiga bab yaitu :
Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari :
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Sistematika Penulisan
5. Manfaat Pembahasan
Bab kedua berisi uraian, yang terdiri dari : Pengertian kalimat efektif, Ciri-ciri kalimat
efektif, Syarat kalimat efektif, dan Struktur kalimat efektif.
Bab ketiga merupakan penutup, yang berisi kesimpulan dari seluruh makalah ini dan
penutup dari penulis.
E. Manfaat Pembahasan
1. Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa memahami bagaimana yang dikatakan dengan
kalimat efektif.
2. Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik dan
mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan
menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain,
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika
dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan
penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta
sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami
orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi:
2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan
sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan.
(ARIF HP: 2013)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif
yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah
kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar
atau pembaca.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau
pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
2.2. Ciri-ciri Kalimat Efektif
2.2.1. Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan
di- pula.
1. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang
satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi
menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
2.2.3. Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata
yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud
kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata
mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
2.2.2. Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang
penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan
lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel
–lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap
penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara
orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya
komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau
berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan
menyeluruh.
2.2.5. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur
dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda
mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
2.2.6. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang
baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
* Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu
tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan
dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada,
sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
* Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
* Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda
motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama,
ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan
penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai
berikut:
a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama. Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda
motor Suzuki.
Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda
motor Suzuki.
* Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.
2.2.7. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan
nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba.
Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b.Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili
predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan.
Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat
tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan
pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial,
sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.
2.2.8. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan
itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
· Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
· Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
· Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
· Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
· Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.
2.2.9. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau
perguran tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu
rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
· Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan
para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu
diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
2.2.10 Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan
dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a.Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang
tidak
simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang
telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar
bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang
adil dan beradab
b.Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib
dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
Surat itu saya sudah baca.
Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan
verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
c.Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau
tentang
antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
2.3. Syarat-syarat Kalimat Efektif
Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar
atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
2.4. Struktur Kalimat Efektif
Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.
Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:1. Buat Papa menulis surat saya.
2. Surat saya menulis buat Papa.
3. Menuis saya surat buat Papa.
4. Papa saya buat menulis surat.
5. Saya Papa buat menulis surat.
6. Buat Papa surat saya menulis.
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.
Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hokum yag sudah dibiasakan.
BAB III
PENUTUP
3.1.KesimpulanØ Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
Ø Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Ø Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.
3.2.SaranPada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan
simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan
saran bagi pembahasan materi tersebut.
Daftar Pustaka
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-efektif/http://arifharypurnomo.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh.html
1 of 18 Share
Kalimat efektifIrma Puji Lestari8,386 views·
Kalimat efektif pptZsezsa Delanovita5,540 views·
Kalimat efektifNur Chawhytz8,291 views·
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaReski Aprilia69,751 views·
Kalimat efektif 1priyatama123,005 views·
Kalimat efektifTiti Rosdiana556 views
·
Kalimat dalam Bahasa IndonesiaRifka Marwani41,054 views·
Kalimat efektifIfutsifa Sabnika4,110 views·
BAHASA INDONESIA: MAKALAH "Dampak Teknologi dan Komunikasi Terhadap Aktivitas P……Ghina Siti Ramadhanty47,104 views
·
Makalah Kalimat dan Paragraffiqhrimp12,820 views·
Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemukdwikar927,562 views
·
Kalimat efektifrisca putantri3,775 views·
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuanAinul Fikri10,345 views
·
6. kalimat efektifbusitisahara553 views·
Kalimat efektif 2 priyatama122,724 views·
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIAA-ttiitudEd Kuu1,717 views·
Kalimat dalam bahasa indonesiaRohman Setya16,011 views·
Kalimat efektifDefina Sulastiningtiyas1,163 views·
makalah kalimat majemukRifa Daripantaiselatan8,173 views·
Kalimat efektifHIMTI1,555 views·
Kalimat dalam bahasa indonesiaIsmee Sa'adah35,145 views·
Ragam kalimatsofyanania876,030 views·
Kalimat bahasa indonesiaSTIPER MUHAMMADIYAH TANAH GROGOT791 views
·
Kalimat efektifalimuddinmuhammad1,908 views·
Kalimat efektif makalahMila Everlastingfriends152 views·
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaTyya De La Torres9,665 views·
Makalah Tentang Karya Ilmiahfiqhrimp34,602 views·
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbakujuwai256,251 views·
Unsur-unsur KalimatJessie Lentho3,557 views·
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Ibrahim Naki5,139 views
·
Kalimat dan konjungsiKen Arum Puspaningtyas62,233 views·
Kalimat efektifDwi Harus Sukses2,920 views·
Kalimat Efektif THiya D' AxhEizynt198 views·
Kalimat EfektifHariyatunnisa Ahmad427 views·
Makalah bahasa indonesia tentang ejaanconesti08com71,619 views
·
Pola kalimatFawwaz Amirullah Shidiq15,827 views·
Kalimatdalambahasaindonesia :)andzar542,857 views·
Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat Debby Zalina3,724 views·
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaShally Rahmawaty29,072 views
·
Contoh karya tulis ilmiah lengkapGiyanti Gie209,848 views
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
· 11,717views
Transcript
· 1. MAKALAH BAHASA INDONESIA KATA KALIMAT ( KALIMAT EFEKTIF) Disusun Oleh : Wahyudi Sekolah Tinggi Agama Islam Pancawahana STAIPANA BANGIL Jln. Untung Suropati Bangil-Pasuruan Tlp./Fax. (0343) 741370· 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia tentang Kalimat Efektif. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas. Kami menyadari dalam penulisan Makalah ini masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun penyusunan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki kesalahan dimasa yang akan datang. bangil, 27 desember 2013 penyusun· 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii DAFTAR ISI ........................................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
.....................................1 1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2 1.3 Manfaat Makalah ...................................................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................4 2.1 Pengertian Kalimat Efektif .....................................................................................................4 2.2 Ciri-ciri kalimat efektif ..........................................................................................................5 2.3 Kesejajaran (Pararelisme) ......................................................................................................9 2.4 Penekanan dalam kalimat ....................................................................................................10 2.4.1Kehematan ............................................................................................................................10 2.4.2Pengulangan Subjek Kalimat................................................................................................11 2.5 Kevariasian ..........................................................................................................................11 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................13 3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................13 3.2 SARAN................................................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15· 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebu tdengan kalima tefektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada
sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim,1994:86). Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.· 5. 1.2 Rumusan Masalah 1. Mengetahui Kalimat Efektif dan tidak Efektif 2. Mengetahui ciri-ciri Kalimat Efektif 3. Mengetahui contoh-contoh Kalimat Efektif dan tidak Efektif· 6. 1.3 Manfaat Makalah Adapun manfaat penulisan adalah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang Kalimat Efektif 2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang fungsi kalimat Efektif 3. Sebagai ajang berfikir ilmiah dan kreatif bagi penulis· 7. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun menurut pola struktur yang benar sesuai dengan situasi yang menyertainya.Orang yang membaca kalimat efektif dan yang mendengarkannya langsung dapat memahami dengan mudah dan tepat.Kalimat efektif itu sederhana dan hemat kata. Kalimat tidak efektif Kalimat efektif Para siswa di sekolah ini mendirikan dengan penuh antusias,bergelora,bersemangat,dan bergairah,serta tekad yang bulat penanggulangan dan pencegahan,penyalahgunaan obat setelah mendengarkan secara tekun dan bersungguh-sungguh ceramah dokter dari badan narkotika nasional tentang bahayanya penyalahgunaan obat. Mereka menyelesaikan dengan meyakinkan dan baik serta dengan sangat memuaskan semua soal-soal ujian dalam waktu sembilan puluh menit. Para siswa di sekolah ini mendirikan dengan bulat hati posko penanggulangan dan pencegahan penyalahgunaan obat setelah mendengarkan secara seksama ceramah dokter dari badan narkotika nasional tentang bahaya penyalahgunaan obat. Mereka menyelesaikan dengan baik semua soal-soal ujian dalam waktu sembilan puluh menit.· 8. 2.2 Ciri-ciri kalimat efektif a. Kesepadanan dan kesatuan Setiap kalimat yang baik terdiri dari unsur-unsur kalimat yaitu
subjek,predikat,keterangan. Yang dimaksudkan dengan kesepadanan adalah hubungan timbal balik antara subjek dengan predikat, antara predikat dengan objek serta dengan keterangan-keterangan yang menjelaskan unsur-unsur kalimat tadi. Yang dimaksudkan dengan kesatuan ialah bahwa setiap kalimat harus mengandung satu ide pokok atau kesatuan pikiran. Jadi, yang dimaksudkan dengan kesepadanan dan kesatuan dalam kalimat ialah kemampuan struktur bahasa dalam mendukuing gagasan ide yang dikandung kalimat. Kesepadanan kalimat memiliki ciri-ciri,diantaranya : b. Subjek dan predikat Subjek adalah sesuatu yang menjadi inti pembicaraan dalam kalimat. Predikat adalah hal yang menceritakan atau menjelaskan inti pembicaraan. Ketidakjelasan subjek atau predikat pada suatu kalimat tentu saja akan membuat kalimat itu tidak efektif. Perhatikan contoh berikut ini : Bangsa Indonesia menginginkan keamanan,kesejahteraan,serta kedamaian. Kebudayaan daerah adalah milik seluruh bangsa indonesia. Bagian yang diberi bergaris bawah disebut subjek,sedangkan yang lainnya disebut predikat. Bandingkanlah dengan kalimat-kalimat berikut ini : Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat. Didalam keputusan ini merupakan kebijaksanaaan yang dapat menguntungkan umum. Kalimat-kalimat diatas subjeknya kurang jelas karena diantar oleh partikel. Oleh karena itu partikel perlu dihilangkan sehingga menjadi : Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat. Keputusan ini merupakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan orang banyak.· 9. c. Ide pokok Dalam menyusun kalimat kita harus mengemukakan ide pokok kalimat tersebut. Biasanya ide pokok kita letakan pada bagian depan kalimat. Jika seorang penulis hendak menggabungkan dua kalimat,maka penulis harus menentukan bahwa kalimat yang mengandung ide pokok harus menjadi induk kalimat. Perhatikan contoh berikut ini : Ia ditembak mati ketika masih dalam tugas militer. Ia masih dalam tugas militer ketika di tembak mati. Ide pokok dalam kalimat 1 „‟ia ditembak mati‟‟. Ide pokok dalam kalimat 2 ialah „‟ia masih dalam tugas militer‟‟. Oleh sebab itu „‟ia ditembak mati‟‟ menjadi induk kalimat dalam kalimat 1, sedangkan „‟ia masih dalam tugas militer‟‟ menjadi induk kalimat dalam kalimat 2. d. Penggabungan dengan „‟ yang,‟‟dan‟‟ Seorang penulis sering menggabungkan dua kalimat atau klausa menjadi satu kalimat. Jika dua kalimat digabungkan dengan partikel „‟dan‟‟, maka hasilnya kalimat majemuk setara. Jika dua kalimat digabungkan dengan opartikel „‟yang‟‟, maka akan menghasilkan kalimat majemuk bertingkat, artinya kalimat itu terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Perhatikan contoh kalimat berikut : Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah. Perbaikan mutu pendidikan
adalah tugas utama perguruan tinggi. Kalimat 1 dan kalimat 2 mengandung ide pokok yang sama penting. Penggabungan yang efektif untuk kedua kalimat diatas ialah dengan mempergunakan partikel dan, sehingga kalimat itu menjadi : Masyarakat merasakan mutu pendidikan kita masih rendah dan perbaikannya adalah tugas utama perguruan tinggi. Perhatikan contoh kalimat berikut : Kongres lingkungan hidup diadakan di Vancover Canada.· 10. Kongres itu membicarakan beberapa masalah . Gabungan kedua kalimat itu menjadi : Kongres lingkungan hidup diadakan di Vancaver Canada membicarakan beberapa masalah. e. Penggabungan menyatakan “sebab” dan “waktu” Hubungan sebab dinyatakan dengan mempergunakan kata karena, sedangkan hubungan waktu dinyatakan dengan kata ketika.Kedua kata ini sering dapat digunakan pada kalimat yang sama. Perhatikan contoh berikut ini ! Ketika banjir besar melanda kampung itu, penduduk melarikan diri ke tempat-tempat yang lebih tinggi. Karna banjir besar melanda kampung itu, penduduk melarikan diri ke tempat-tempat yang lebih tinggi. Kalimat berikut menjadi hal yang sama : Ketika kesehatannya tidak dapat pulih,ia memutuskan mencari pekerjaan yang lebih ringan. Karena kesehatannya tidak dapat pulih, ia memutuskan akan mencari pekerjaan yang lebih ringan. f. Penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan hubungan tujuan. Dalam menggabungkan kalimat perlu dibedakan penggunaan partikel.Sehingga untuk menyatakan hubungan akibat dan partikel,agar atau supaya untuk menyatakan hubungan tujuan. Perhatikan contoh di bawah ini ! Semua peraturan telah ditentukan Para mahasiswa tidak bertindak sendiri-sendiri Sehingga menjadi : Semua peraturan telah ditentukan sehingga para mahasiswa tidak bertindak sendiri-sendiri. Semua peraturan telah ditentukan agar para mahasiswa tidak bertindak sendiri-sendiri.· 11. Perhatikan contoh berikut ! Para mahasiswa diharapkan dapat mengatur waktu dengan tepat dan belajar secara sistematik. Para mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan program belajar dalam waktu yang sudah ditentukan. Kedua kalimat dapat digabungkan dengan mempergunakan kata sehingga dan agar sehingga kalimat tersebut menjadi : Para mahasiswa diharapkan dapat mengatur waktu dengan tepat dan belajar secara sistematik sehingga dapat,menyelesaikan program belajar dalam waktu yang sudah ditentukan. Para mahasiswa diharapkan dapat mengatur waktu dengan tepat dan belajar secara sistematik agar dapat menyelesaikan program belajar dalam waktu yang sudah ditentukan. Penggunaan kata sehingga dan agar dalam kalimat menghasilkan kalimat yang efektif. Perbedaanya hanya pada jalan pikiran si penulis. g. Penggunaan kata terjemah Dalam bahasa Indonesia kata di mana dan yang mana dipakai dalam kalimat
tanya. Kedua kata tanya ini dipergunakan untuk menanyakan tempat seta sesuatu. Dalam tulisan-tulisan sering kita jumpai pemakaian kata di mana,yang mana, dan kata mana yang lainnya yang dipakai bukan sebagai kata tanya. Kata-kata itu merupakan kata terjemahan (dari kata where,which) yang pemakaiannya dalam bahasa Indonesia makin meluas. Kata-kata ini dipakai begitu saja sehingga pemakaiannya menimbulkan kesimpangsiuran. Perhatikan contoh berikut ini ! Kota di mana saya pernah tinggal , sekarang sedang dilanda banjir. Manusia membutuhkan yang mana makanan itu harus cukup mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh, agar mereka tetap sehat. Kalimat diatas dapat diperbaiki menjadi :· 12. Kota tempat saya pernah tinggal sekarang sedang dilanda banjir. Manusia membutuhkan makanan yang cukup mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh, agar tetap sehat. 2.3 Kesejajaran (Pararelisme) Kesejajaran (pararelisme) dalam kalimat ialah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau kostruksi bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Jika suatu ide dalam kalimat din yatakan dengan frase (kelompok kata ),maka ide-ide lain yang sederajat harus dinyatakan dengan frase. Jika sebuah ide dalam suatu kaimat dinyatakan dengan kata benda(misalnya bentuk pe-an ,ke- an),maka ide lain yang sederajat harus dengan kata benda juga. Demikian juga halnya bila sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata kerja(misalnya bentuk me-kan, di-kan) maka ide lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang sama. Kesejajaran (pararelisme) akan membatu memberi kejelasan kalimat secara keseluruhan. Perhatikanlah contoh berikut ! Penyakit Alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang paling mengerikan dan berbahaya, sebab pencegahan dan cara mengobatinya tak ada yang tau! Dalam kalimat diatas ide yang sederajat ialah kata‟ mengerikan dengan berbahaya‟ dan kata‟ pencegahan‟ dengan‟ cara mengobatinya‟. Oleh sebab itu,bentuk yang dipakai untuk kata kata yang sederajat dalam kalimat di atas harus sama (pararel), sehingga kalimat itu kita tata kembali menjadi kalimat di bawah ini. Penyakit alzhaimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang paling mengerikan dan membahayakan, sebab pencegahannya dan pengobatannyatak ada yang tau!.· 13. 2.4 Penekanan dalam kalimat seorang pembicara biasanya akan member penekanan pada pembagian kalimat dengan memperlambat ucapan, meninggikan suara,dan sebagainya pada bagian kalimat tadi. Ada babarapa cara untuk member penekanan dalam kalimat antara lain: Perhatikan contoh- contoh berikut ini ! Prof.Dr.Herman Yohanes berpendapat, salah satu indicator yang menunjukan tidak efisiensinya Pertamina adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi
minyaknya. Salah satu indikator yang menunjukan tidak efisiensinya Pertamina, menurut pendapat Prof.Dr.Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyaknya. Kalimat 1,dan 2 menunjukan bahwa ide yang dipentingkan diletakkan dibagian depan kalimat.Dengan demikian walaupun ketiga kalimat mempunyai pengertian yang sama tetapi ide pokok menjadi berbeda. Perhatikan juga contoh di bawah ini ! Di Nusa Dua Bali, Senin pekan lalu Direktur Utama PLN Ir.Sardjono memberi sambutan pada pembukaan pertemuan kelompok kerja mengenai masa depan kelistrikan di negara ASEAN. Kalimat 3 menekankan pada keterangan tempat dan keterangan waktu. 2.4.1Kehematan Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan.· 14. 2.4.2Pengulangan Subjek Kalimat Perhatikan contoh-contoh berikut : Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan pemimpin perusahaan itu. Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi : Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin perusahaan itu. 2.5 Kevariasian Kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur kalimat yang dipergunakan. Ada kalimat yang pendek,dan ada kalimat yang panjang.Itulah yang disebut kevariasan dalam kalimat efektif. Penulisan yang mempergunakan kalimat dengan pola dan bentuk kalimat yang sama akan membuat suasana menjadi monoton atau datar sehingga akan menimbulkan kebosanan pada pembaca. A. Variasi dalam pembukaan kalimat Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan 1) frase keterangan (keterangan waktu,tempat,cara), 2) frase benda, 3) frase benda, 4) partikel penghubung dan sebagainya. Perhatikan contoh-contoh berikut ! Gemuruh suara teriakan serempak penonton ketika penyerang tengah menyambar umpan dan menembus jala kiper pada menit kesembilan belas. Kalimat di atas dimulai dengan frase keterangan cara. B. Variasi dalam pola kalimat· 15. Untuk efektivitas kalimat dan untuk menghindari suasana monoton yang dapat menimbulkan kebosanan pola kalimat-subjek-predikat-objek dapat diubah menjadi predikat-objek-subjek atau yang lainnya. Perhatikan contoh berikut ini ! Dianggap peristiwa itu sebagai satu rentetan kesewenangan oleh penduduk desa sugiwaras. (O-P-S) Dikatakan oleh Menlu Muchtar bahwa tukar pikiran itu sangat bermanfaat. (P-S-O) Peristiwa itu oleh orang banyak tidak dapat dimengerti. (O-S-P) C.Variasi dalam jenis kalimat Untuk mencapai efektivitas sebuah kalimat berita atau penyataan dapat dinyatakan dalam kalimat tanya atau kalimat perintah. Perhatikan contoh berikut ini ! Kita harus berhati-hati memakai bahan bakar dan energi dalam negeri! Dapatkah kita
melaksanakan pembangunan sesuai dengan program ?· 16. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 KESIMPULAN 1. Kalimat efektif adalah kalimat yang di susun menurut pola struktur yang benar sesuai dengan situasi yang menyertainya. Perhatikan contoh kalimat berikut : a. Mereka menyelesaikan dengan meyakinkan dan baik serta dengan sangat memuaskan semua soal-soal ujian dalam waktu Sembilan puluh menit. Kalimat di atas berubah menjadi : b. Mereka menyelesaikan dengan baik semua soal-soal ujian dengan waktu Sembilan puluh menit. 2. Sebuah kalimat efektif haruslah di susun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang di inginkan oleh penulis terhadap pembacanya. 3. Persyaratan-persyaratan yang perlu di perhatikan dalam membuat kalimat efektif yaitu : a. Kesepadanan dan kesatuan. b. Kesejajaran bentuk-bentuk bahasa yang di pakai. c. Penekanan untuk mengemukakan ide pokok. d. Kehematan dalam menggunakan kata. e. Kevariasian dalam struktur kalimat. 3.2 SARAN Setelah kami mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kalimat efektif, ternyata tidak mudah untuk memilih pilihan kata yang tepat, sehingga membuat kalimat yang kita gunakan bisa menjadi lebih efektif. Dengan memperhatikan syarat syarat untuk membuat kalimat efektif seperti gramatikal, pilihan kata, penalaran, dan· 17. keserasian, yang syarat-syarat tersebut harus diterapkan untuk menyusun kalimat yang efektif. Sehingga kita dapat mengetahui kalimat mana yang lebih efektif untuk digunakan dalam situasi tertentu. Saran kami, agar tugas Dasar-Dasar Menulis yang membahas tentang kalimat efektif ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pembaca. Sehingga pembaca dapat mengerti apa saja syarat-syarat yang diperlukan untuk membentuk suatu kalimat efektif.· 18. DAFTAR PUSTAKA Alisjahbana,S. Takdir.1980. Tata Bahasa Baru. Bahasa Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat Chaer,Abdul.1998. Tata Bahasa Praktis. Bahasa Indonesia. Jakarta.Rineka Cipta
Taufik Hidayat Zein
KALIMAT EFEKTIF, CIRI – CIRI, DAN CONTOH KALIMAT EFEKTIF
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Disini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu :
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013) Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau
penulisnya.Ciri-Ciri Kalimat Efektif :
1. KESATUAN GAGASANMemiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).2. KESEJAJARANMemiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.Kalimat itu harus diubah :1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.3. KEHEMATANKalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.Kalimat yang benar adalah:Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.4. PENEKANANKalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.Caranya:• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.Contoh :1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.3. Bisakah dia menyelesaikannya?• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.Contoh :Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.Contoh :1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.5. KELOGISANKalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.Contoh :Waktu dan tempat saya persilakan.Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.Contoh kalimat efektif :1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
Senin, 08 April 2013
Tugas Makalah "Kalimat Efektif"~~ Bahasa Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Bahasa Indonesia tentang Kalimat Efektif. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini
juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas.
Dalam menyelesaikan Makalah ini, Kami telah banyak mendapatkan bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Nur Jamilah selakau Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
memberikan tugas mengenai makaliah ini sehingga pengetahuan kami dalam
penulisan Makalah ini semakin bertambah.
2. Kedua orang tua kami, yang senantiasa memberikan do’a serta dukungan baik
moril maupun materil.
3. Teman-teman kami yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga
kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
4. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang turut
membantu penyusunan Makalah ini.
Kami menyadari dalam penulisan Makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun penyusunan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna memperbaiki kesalahan dimasa yang akan datang.
Balikpapan, 6 April 2013
Tim penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang.............................................................................. 3-4
I.2. Rumusan Masalah............................................................................... 4
I.3. Manfaat Makalah.............................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Kalimat Efektif .................................................................. 5
II.2 Ciri-Ciri dan Contoh Kalimat Efektif .................................................. 5-9
II.3 Jenis Kesalahan dalam Menyusun Kalimat
Efektif dan Pembetulannya................................................................... 9-11
II.4 Hal yang Mengakibatkan Suatu Tuturan
Menjadi Kurang Efektif.................................................................. .... 11-14
II.5 Pengertian dan Contoh Kalimat Turunan ........................................ .... 14 -15
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan.................................................................................. 16
III.2. Saran............................................................................................... 16-17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau
perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu
hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan,
atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat
mencapai sasarannya secara baik disebu tdengan kalima tefektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada
sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau
yang dituliskan.
Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-
unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur
yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan
semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan
kaidah (Mustakim,1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-
kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya
kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena
kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.
I.2. Rumusan Masalah
1. Memahami pengertian Kalimat Efektif
2. Memahami ciri-ciri dan contoh Kalimat Efektif
3. Memahami jenis kesalahan dalam menyusun kalimat efektif dan pembetulannya
4. Memahami hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif
5. Memahami pengertian dan contoh Kalimat Turunan ?
I.3. Manfaat Makalah
Adapun manfaat penulisan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang Kalimat Efektif
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang fungsi kalimat Efektif
3. Sebagai ajang berfikir ilmiah dan kreatif bagi penulis dan pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan
menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain,
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
II.2. Ciri-Ciri Kalimat Efektif dan Contoh
II.2.1. Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S),
predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki
keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
· Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).(Tidak Menjamakkan Subjek)
Contoh:
· Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
II.2.2. Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu
(menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
· Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak
efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah
(efektif).
II.2.3. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak
menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan
mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan
untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
· Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
· Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
II.2.4. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat
harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
· Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
II.2.5.Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam
kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang
antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
· Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah
meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
· Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
II.2.6. Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang
digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-,
maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
· Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
· Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
II.2.7. Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok
dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara,
yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
· Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
· Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
(ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
· Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
· Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
· Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –
kah.
Contoh:
· Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
· Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.
II..3. Kesalahan dalam Menyusun Kalimat Efektif dan Pembetulannya
II.3.1. Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan),
yang sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan
pleonastis antara lain:
· Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat ini seharusnya : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
· Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya : Kita harus saling menolong, atau Kita seharusnya tolong-
menolong.
II.3.2. Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada
kalimat berikut ini:
· Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan. Sehingga
menjadi :
· Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
II.3.3. Salah pemilihan kata
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada
kalimat berikut ini:
· Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
II.3.4. Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat
berikut ini:
· Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
II.3.5. Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)
Bahasa Asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa asing
terlihat pada kalimat berikut:
· Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat
terjemahan kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother work
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.
Bahasa daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah
dapat kita lihat pada kalimat berikut:
· Anak-anak sudah pada datang.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.
Contoh lain pengaruh bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, juga dapat kita lihat
pada kalimat berikut. Penulis menemukan contoh ini dari sebuah rubrik di tabloid anak-
anak Yunior.
· Masuknya keluar mana? (Jawa: Mlebune metu endi?)
Kita sebaiknya mengganti kalimat tersebut dengan: Masuknya lewat mana?
II.3.6. Kata depan yang tidak perlu
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu
seperti pada kalimat berikut:
Contoh :
· Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di,
sehingga kalimatnya menjadi:
Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
II.4. Hal yang Mengakibatkan Suatu Tuturan Menjadi Kurang Efektif
Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif,
antara lain
II.4.1. Kurang padunya kesatuan gagasan.
Setiap tuturan terdiri atas beberapa satuan gramatikal. Agar tuturan itu memiliki
kesatuan gagasan, satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap dan mendukung satu ide
pokoknya. Kita bisa melihat pada contoh berikut:
Program aplikasi MS Word dapat Anda gunakan sebagai pengolah kata. Dengan
program ini Anda dapat melakukan berbagai aktivitas perkantoran seperti mengetik
surat atau dokumen. MS Word adalah produk peranti lunak keluaran Microsoft.
Kalimat-kalimat pada contoh tersebut tidak mempunyai kesatuan gagasan.
Seharusnya setelah diungkapkan gagasan tentang “fungsi MS Word” pada kalimat
pertama, diungkapkan gagasan lain yang saling bertautan.
II.4.2. Kurang ekonomis pemakaian kata.
Ekonomis dalam berbahasa berarti penghematan pemakaian kata dalam tuturan.
Sebaiknya kita menghindari kata yang tidak diperlukan benar dari sudut maknanya,
misalnya:
· membicarakan tentang transmigrasi
Seharusnya: membicarakan transmigrasi
· sudah pada tempatnya apabila
Seharusnya: sudah selayaknya apabila
· Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah, tetapi juga
dirasakan oleh kelompok elite pribumi.
Seharusnya: Depresi ekonomi dirasakan oleh kaum pribumi lapisan
bawah dan kelompok elite.
Atau: Depresi ekonomi dirasakan kaum pribumi di semua lapisan.
II.4.3. Kurang logis susunan gagasannya.
Tulisan dengan susunan gagasan yang kurang logis dapat kita lihat pada contoh
berikut:
Karena zat putih telurnya itulah maka telur dan dagingnya ayam itu sangat bermanfaat
untuk tubuh kita. Semua makhluk dalam hidupnya memerlukan zat putih telur, manusia
untuk melanjutkan hidupnya perlu akan zat putih telur.
Kita dapat membuat tulisan itu menjadi efektif seperti berikut:
Semua makhluk hidup memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan daging
ayam. Manusia adalah makhluk hidup. Jadi, manusia memerlukan zat putih telur yang
berasal dari telur dan daging ayam untuk melanjutkan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa
telur dan daging ayam sangat bermanfaat bagi tubuh.
II.4.4. Pemakaian kata-kata yang kurang sesuai ragam bahasanya.
Pemakaian bahasa tidak baku hendaknya dihindari dalam ragam bahasa keilmuan.
· Penulis menghaturkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Gatot A.S atas bimbingannya
dalam menyelesaikan buku ini.
· Sehubungan dengan hal itu Takdir Alisyahbana bilang bahwa hal bahasa Indonesia
dapat menjadi bahasa internasional.
Pemakaian kata menghaturkan dan bilang tidak tepat untuk ragam bahsa keilmuan,
sehingga kata-kata tersebut sebaiknya diganti dengan mengucapkan dan mengatakan.
II.4.5. Konstruksi yang bermakna ganda.
Suatu kalimat dipandang dari sudut tata bahasanya mungkin tidak salah, namun
kadang-kadang mengandung tafsiran ganda (ambigu) sehingga tergolong kalimat yang
kurang efektif. Kalimat yang memiliki makna ganda dapat kita lihat pada kalimat-
kalimat:
· Istri kopral yang nakal itu membeli sepatu.
Unsur yang nakal itu menerangkan istri atau kopral ? Jika yang dimaksud
nakal adalah istri, maka kalimat itu seharusnya menjadi:
Istri yang nakal kopral itu membeli sepatu.
· Penyuluh menerangkan cara beternak ayam baru kepada para petani.
Kata baru pada kalimat itu menerangkan kata ayam atau cara beternak?
Jika kata baru menerangkan cara beternak, kalimat itu menjadi lebih baik seperti
kalimat berikut:
Penyuluh menerangkan cara baru beternak ayam kepada para petani.
II.4.6. Penyusunan kalimat yang kurang cermat.
Penyusunan yang kurang cermat dapat mengakibatkan nalar yang terkandung di
dalam kalimat tidak runtut sehingga kalimat menjadi kurang efektif.
· Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah untuk mengelola sejumlah
manusia memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut:
Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan, yakni pengelolaan sejumlah manusia,
memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.
Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah pengelolaan sejumlah
manusia. Hal ini memerlukan keprihatinan dan dedikasi yang tangguh.
II.4.7. Bentuk kata dalam perincian yang tidak sejajar.
Dalam kalimat yang berisi perincian, satuan-satuan dalam perincian itu akan lebih
efektif jika diungkapkan dalam bentuk sejajar. Jika dalam suatu kalimat perincian satu
diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat, perincian lainnya juga
diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat juga (sejajar).
Contoh kalimat yang perinciannya tidak sejajar:
· Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, mengklasifikasikan data, dan
menganalisis data.
Seharusnya:
Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, pengklasifikasian data,
dan penganalisisan data.
· Dengan penghayatan yang sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup
bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.
Seharusnya:
Dengan menghayati secara sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup
bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.
Atau:
Dengan penghayatan yang sungguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup
bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.
II.5. Kalimat Turunan
Kalimat Turunan adalah Kalimat non inti merupakan hasil proses dari
mentransformasikan Kalimat Inti. Sebuah kalimat inti dapat ditransformasikan menjadi
kalimat transformasi atau kalimat luas dengan mengubah ciri-cirinya, tetapi dengan tetap
mempertahankan kata pada S dan P sebagai intinya.
Ciri-ciri dari kalimat turunan:
· Bersusun / majemuk.
· Tidak sempurna, elips.
· Berbentuk pertanyaan atau perintah.
· Bersifat medial, pasif dan negatif.
A. Kalimat Inti: Kakak membaca majalah.
Kalimat-kalimat di bawah ini merupakan hasil transformasi dari kalimat tersebut.
a. Kakak membaca majalah?
b. Kakak membaca majalah tadi.
c. Kakak saya yang paling tua membaca majalah tadi.
d. Kakak tidak membaca majalah.
e. Membaca majalah, kakak.
f. Kakak membaca majalah saat hujan turun dengan deras.
Kalimat a sampai dengan f merupakan kalimat hasil transformasi dari kalimat A kakak
membaca majalah. Jika diperhatikan kalimat a sampai dengan f, memiliki inti S dan P
yang sama dengan kalimat A, S masih tetap diisi kata kakak dan P diisi oleh kata
membaca.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang di susun menurut pola struktur yang benar sesuai
dengan situasi yang menyertainya. Perhatikan contoh kalimat berikut :
a. Mereka menyelesaikan dengan meyakinkan dan baik serta dengan sangat
memuaskan semua soal-soal ujian dalam waktu Sembilan puluh menit.
Kalimat di atas berubah menjadi :
b. Mereka menyelesaikan dengan baik semua soal-soal ujian dengan waktu
Sembilan puluh menit.
2. Sebuah kalimat efektif haruslah di susun secara sadar untuk mencapai daya informasi
yang di inginkan oleh penulis terhadap pembacanya.
3. Persyaratan-persyaratan yang perlu di perhatikan dalam membuat kalimat efektif yaitu :
a. Kesepadanan dan kesatuan.
b. Kesejajaran bentuk-bentuk bahasa yang di pakai.
c. Penekanan untuk mengemukakan ide pokok.
d. Kehematan dalam menggunakan kata.
e. Kevariasian dalam struktur kalimat.
III.2. Saran
Setelah kami mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kalimat efektif, ternyata
tidak mudah untuk memilih pilihan kata yang tepat, sehingga membuat kalimat yang kita
gunakan bisa menjadi lebih efektif. Dengan memperhatikan syarat syarat untuk membuat
kalimat efektif seperti gramatikal, pilihan kata, penalaran, dan keserasian, yang syarat-
syarat tersebut harus diterapkan untuk menyusun kalimat yang efektif. Sehingga kita
dapat mengetahui kalimat mana yang lebih efektif untuk digunakan dalam situasi
tertentu.
Saran kami, agar tugas Dasar-Dasar Menulis yang membahas tentang kalimat
efektif ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pembaca. Sehingga pembaca
dapat mengerti apa saja syarat-syarat yang diperlukan untuk membentuk suatu kalimat
efektif.
DAFTAR PUSTAKA
http://widiapriyadi.blogspot.com/2012/11/kalimat-efektif-pengertian-
ciri-dan.html
http://just-drop-by.blogspot.com/2007/03/membuat-kalimat-
efektif.html
http://irfanjunianto.blogspot.com/2011/07/kalimat-inti-dan-kalimat-turunan.html
http://chacaatmika.blogspot.com/2011/10/diksi-kalimat-efektif-dan-kalimat.htmlDiposkan oleh Lisa Karlina di 05.47 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
makalah b.indo kalimat efektif
Sabtu, 06 April 2013
kalimat efektif.2013
MAKALAH BAHASA INDONESIA
KALIMAT EFEKTIF
DI SUSUN OLEH:
ufima elma
(1222010017)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikm Wr. Wb.
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang maha
pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada
kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang “KALIMAT
EFEKTIF”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam
rangka pengembangan dasar ilmu bahasa indonesia yang berkaitan dengan kalimat
efektif. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan
tentang pengetahuan Bahasa secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang
kami sajikan dapat menjadi bermanfat bagi pengembang wawasan pembaca.
Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga ini memberi manfaat bagi
banyak pihak. Amiin.
Wassalamu’alikum Wr. Wb.
Mojokerto, 26 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN4
Latar belakang 4Rumusan masalah 5Tujuan pembahasan 5Manfaat pembahasan 5
BAB II PEMBAHASAN6Pengertian kalimat efektif 6Unsure-unsur kalimat efektif 6Ciri-ciri kalimat efektif 12Syarat kalimat efektif 18Struktur kalimat efektif 18
BAB III PENUTUP20kesimpulan 20saran 20
DAFTAR PUSTAKA21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau
perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu
hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan,
atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat
mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada
sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau
yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-
unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur
yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan
semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan
kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-
kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya
kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena
kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa saja unsur-unsur kalimat?
3. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
5. Bagaimana struktur kalimat efektif?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi
baik dan benar
2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa
3. Menjaga kemurnian bahasa Indonesia
D. MANFAAT PEMBAHASAN
1. Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa memahami bagaimana yang dikatakan dengan
kalimat efektif.
2. Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik dan
mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan
menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain,
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
B. UNSUR-UNSUR KALIMAT EFEKTIF
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa
Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat,
yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat
bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan
predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat
wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal,
suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis
kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh sebagai berikut ini:
a. Ayahku sedang melukis.
b. Meja direktur besar.
c. Yang berbaju batik dosen saya.
d. Berjalan kaki menyehatkan badan.
e. Membangun jalan layang sangat mahal.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S yang diisi oleh
kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh S yang diisi oleh klausa
terdapat pada kalimat (c), dan contoh S yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat
(d) dan (e).
Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu merujuk pada
benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi S
pada kalimat (c), (d) dan (e) bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk
pada benda. Bila kita menunjuk pelaku pada kalimat (c) dan (d), yang berbaju batikdan
berjalan kakitentulah orang (benda). Demikian juga membangun jalan layangyang
menjadi S pada kalimat (e), secara implisit juga merujuk pada “hasil membangun” yang
tidak lain adalah benda juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ada
nomina yang lesap, pada awal kalimat (c) sampai (e), yaitu orangpada awal kalimat (c)
dan kegiatanpada awal kalimat (d) dan (e).
Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan memakai
kata tanya siapa(yang)… atau apa(yang)… kepada P. Kalau ada jawaban yang logis atas
pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya tidak ada dan atau tidak
logis berarti kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah contoh “kalimat” yang tidak
mempunyai S karena tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.
a. Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
b. Di sini melayani obat generic.
c. Memandikan adik di pagi hari.
Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak mempunyai
S. Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masukpada contoh (a) siapa yang
melayani reseppada contoh (b) dan siapa yang memandikan adikpada contoh (c), tidak
ada jawabannya. Kalaupun ada, jawaban itu terasa tidak logis.
2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau
dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat).
Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat,
situasi, status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah
pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa kata
atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia,
nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:
a. Kuda meringkik.
b. Ibu sedang tidur siang.
c. Putrinya cantik jelita.
d. Kota Jakarta dalam keadaan aman.
e. Kucingku belang tiga.
f. Robby mahasiswa baru.
g. Rumah Pak Hartawan lima.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. kata meringkikpada
kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur siangpada
kalimat (b) memberitahukan melakukan apa ibu, cantik jelitapada kalimat (c)
memberitahukan bagaimana putrinya, dalam keadaan amanpada kalimat (d)
memberitahukan situasi kota Jakarta, belang tigapada kalimat (e) memberitahukan ciri
kucingku, mahasiswa barupada kalimat (f) memberitahukan status Robby, dan limapada
kalimat (g) memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan.
Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata
menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau bendanya.
a. Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
b. Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
c. Bandung yang terkenal kota kembang.
Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal, yaitu
diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, namun di dalamnya tidak
ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P. Tidak ada jawaban atas pertanyaan
melakukan apa adik yang gendut lagi lucu (pelaku) pada contoh (a), tidak ada jawaban
atas pertanyaan kenapa atau ada apa dengan kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung
terkenal sebagai kota kembang itu pada contoh (b) dan (c). karena tidak ada informasi
tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut oleh P, maka contoh (a), (b), (c) tidak
mengandung P. Karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup panjang pada contoh (a), (b),
(c) itu belum merupakan kalimat, melainkan baru merupakan kelompok kata atau frasa.
3. Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba
transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pad contoh di bawah ini.
a. Nurul menimang …
b. Arsitek merancang …
c. Juru masak menggoreng …
Verba transitif menimang, merancang,dan menggorengpada contoh tersebut adalah P
yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga kalimat
itulah yang dinamakan objek.
Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam
kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitive mandi, rusak, pulangyang menjadi
P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
a. Nenek mandi.
b. Komputerku rusak.
c. Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan.
Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan ubahan posisinya
bila kalimatnya dipasifkan.
a. 1) Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki(O)
2) Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.
b. 1) Orang itu menipu adik saya(O)
2) Adik saya (S) ditipu oleh oran itu.
4. Pelengkap (pel)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak
Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati
oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina,
frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan
cnntoh di bawah ini:
a. Ketua MPRmembacakan Pancasila.
S P O
b. Banyak orpospolberlandaskan Pancasila.
S P Pel
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi oleh nomina
Pancasila,jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang
menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah
sebagai berikut:
Pancasiladibacakan oleh ketua MPR.
S P O
Posisi Pancasilasebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke depan menjadi S
dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak gramatikal.
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.
Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh
nomina dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa adjectival dan frasa
preposisional.
Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di belakang P. Apabila dalam
kalimatnya terdapat O, letak pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian
kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.
a. Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
b. Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil.
c. Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
d. Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.
e. Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.
5. Keterangan (ket)
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai
bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel.
Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket
adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.
Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. Para ahli
membagi keterangan atas Sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998:366) yaitu seperti
yang tertera pada tabel di bawah ini.
JENIS KETERANGAN DAN CONTOH PEMAKAIANNYA
No
.
Jenis keterangan Posisi/penghubung Contoh pemakaian
1. Tempat Di
Ke
Dari
Pada
Di kamar, di kota
Ke Surabaya, ke rumahnya
Dari Manado, dari sawah
Pada permukaan
2. Waktu -
Pada
Dalam
Se-
Sebelum
Sesudah
Selama
Sekarang, kemarin
Pada pukul 5 hari ini
Dalam 2 hari ini
Sepulang kantor
Sebelum mandi
Sesudah makan
Selama bekerja
sepanjang Sepanjang perjalanan
3. Alat dengan Dengan pisau, dengan mobil
4. Tujuan Supaya/agar
Untuk
Bagi
Demi
Supaya/agar kamu faham
Untuk kemerdekaan
Bagi masa depan
Demi orang tuamu
5. Cara Secara
Dengan cara
Dengan jalan
Secara hati-hati
Dengan cara damai
Dengan jalan berunding
6. Kesalingan - Satu sama lain
7. Similatif Seperti
Bagaikan
Laksana
Seperti angin
Bagaikan seorang dewi
Laksana bintang di langit
8. Penyebab Karena
Sebab
Karena perempuan itu
Sebab kegagalannya
9. Penyerta Dengan
Bersama
Beserta
Dengan adiknya
Bersama orang tuanya
Beserta saudaranya
C. CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi paling tidak enam
syarat berikut, yaitu adanya:
1) Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan
struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang,
mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah
kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung
intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor
Suzuki.
Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.
2) Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili
predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu
dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak
sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat
itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.
3) Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan
pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat
itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk
membentuk penekanan dalam kalimat.
Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada
anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.
4) Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak
berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat.
Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak
diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada
hiponimi kata.
Perhatikan contoh:
a. Ia memakai baju warna merah.
b. Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Kalimat itu dapat diubah menjadi
a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu
kalimat.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
a. Dia hanya membawa badannya saja.
b. Sejak dari pagi dia bermenung.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
a. Dia hanya membawa badannya.
b. Sejak pagi dia bermenung.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk
jamak.
Misalnya:
Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang
bentuk baku : para tamu, beberapa orang.
5) Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran
tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau
dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
· Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para
menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan
dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
6) Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam
kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar
dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
Surat itu saya sudah baca.
Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan
verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang
antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
7) Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal
dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
D. SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau
pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
E. STRUKTUR KALIMAT EFEKTIF
Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk,
sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang
strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya
kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan
merupakan suatu pernyataan yang salah.
Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur
yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi
yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan
aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan.
Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima
oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang
ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
1. Buat Papa menulis surat saya.
2. Surat saya menulis buat Papa.
3. Menuis saya surat buat Papa.
4. Papa saya buat menulis surat.
5. Saya Papa buat menulis surat.
6. Buat Papa surat saya menulis.
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan.
Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas
fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak
diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.
Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural
pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian. Agar
hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hokum yag sudah
dibiasakan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ø Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara
tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas
dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
Ø Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel),
dan keterangan (Ket).
Ø Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan,
kecermatan, kepaduan, kelogisan.
B. SARAN
1) Bagi para pendidikPara pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa
indnesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar
mengajar teradi komunikas yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik
dengan peserta didik.
2) Bagi calon pendidikPara calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan secara
seksama mengenai materi dalam makalah ini supaya pada saat pendidik terjun ke
lapangan tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian bahasa terhadap peserta didik dengan
pedidik.
3) Bagi lembaga sekolahLembaga sekoah sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian penuh
terhadap penggunaan ragam bahasa yang tepat agar terjalin komunikasi yang selaras.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia.Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.
Jun2
MAKALAH KALIMAT EFEKTIF: PENALARAN/LOGIKA, DEFINISI, DAN GENERALISASI.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Penulis juga
berterima kasih kepada ibu Eliza Putri, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kalimat Efektif :
Penalaran/ Logika, Definisi dan Generalisasi”.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia. Makalah ini juga bertujuan untuk
memahami dan memperluas wawasan mengenai kalimat efektif,
penlaran/ logika, definisi, dan generalisasi.
Seperti pepatah yang mengatakan “Tak Ada Gading yang Tak
Retak”, sama halnya dengan makalah ini yang masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan untuk
membuat karya tulis yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca.
Jak
arta, April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….... 1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………….. 2
BAB II RINGKASAN MATERI ...................................................................... 3
2.1 Pengertian Kalimat Efektif ………………………………………… 3
2.2 Penalaran atau Logika ……………………………………………... 3
2.2.1 Definisi …………………………………………………………. 4
2.2.1.1 Definisi Berupa Sinonim Kata ………………………………. 4
2.2.1.2 Definisi Berdasarkan Etimologi …………………………….. 5
2.2.1.3 Definisi Formal Atau Rill …………………………………….. 5
2.2.1.4 Definisi Luas …………………………………………………. 7
2.2.2 Generalisasi …………………………………………………….. 7
BAB III PENUTUP……………………………………………………………… 9
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai oleh masyarakat. Dalam bahasa
terdapat ide, gagasan pikiran, dan perasaan yang mewakili diri seseorang. Setiap
gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya harus
dituangkan kedalam bentuk kalimat.
Kata-kata yang digunakan dalam membentuk kalimat haruslah dipilih dengan
tepat. Kalimat yang jelas dan baik akan mudah dipahami orang lain. Kalimat yang
demikian disebut dengan kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif haruslah secara tepat
dapat mewakili keinginan penulis, oleh karena itu harus disusun secara sadar untuk
mencapai daya informasi yang diinginkan oleh penulis terhadap pembacanya. Melalui
kalimat efektif dapat disampaikan gagasan pikiran, ide dan pendapat dengan tepat ke
dalam kalimat yang bersih sehingga orang lain akan dengan tepat dapat menerima
seperti yang diharapkan. Sebuah kalimat dikatakan efektif apabila mencapai
sasarannya dengan baik sebagai alat komunikasi.
Keterampilan menggunakan perangkat kebangsaan dalam menulis merupakan
keterampilan pokok yang harus dimiliki, disamping keterampilan menyajian dan
keterampilan menata perwajahan. Tanpa kemauan menggunakan bahasa, mustahil
dapat mencapai suatu tulisan yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut :
a. Apa pengertian kalimat efekif?
b. Apa saja syarat kalimat efektif?
c. Apa pengertian penalaran atau logika?
d. Apa saja hal dasar tentang proses berpikir logis?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian kalimat efektif, penalaran/logika, dan definisi.
2. Mengetahui syaratkalimat efektif.
3. Mengetahui pengertian penalaran/logika.
4. Mengetahui hal-hal yang mendasari proses berpikir logis.
BAB II
RINGKASAN MATERI
2.1 Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat dapat dikatakan efektif bila dirasa hidup dan mudah dipahami oleh
pembaca atau pendengar dalam menangkap informasi yang ada dalam kalimat.
Kalimat yang efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat mewakili secara tepat
isi pikiran atau perasaan pengarang/pembicara, bagaimana ia dapat mewakilinya
secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca dan pendengar terhadap apa
yang dibicarakan (Keraf, 2004:40). Kalimat efektif juga mampu berusaha agar
gagasan pokok selalu mendapat tekanan dalam pikiran para pembaca.
Jadi kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
2. Sanggup menimbulkan gagsan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar
atau pembaca seperti yanng dipikirkan pembicara atau penulis.
Keraf (2004:40) menyatakan bahwa kita memerlukan syarat-syarat lain untuk
dapat membuat kalimat yang efektif, yakni: kesatuan gagasan, koherensi yang
kompak, penekanan, variasi, paralelisme, dan penalaran. Sementara menurut
Akhadiah (1991:116) ciri kalimat yang efektif adalah kesepadanan dan kesatuan,
kesejajaran bentuk (paralelisme), penekanan, kehematan dalam mengunakan kata, dan
kevariasian dalam struktur kalimat. Tetapi dalam makalah ini kita hanya akan
membahas salah satu unsur dalam membenuk kalimat efektif, yakni penalaran atau
logika.
2.2 Penalaran atau logikaKeraf (2004:40) menyatakan yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah
kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau
penulis. Berarti, bukan hanya struktur gramatikal yang berperan penting agar ide
pokok kalimat dapat diungkapkan dengan baik dan benar. Ada unsur lain yang harus
diperhatikan yaitu penalaran atau logika. Kalimat yang efektif harus logis karena
setiap kalimat harus bisa dipertanggungjawabkan dari segi akal sehat dan sesuai
dengan penalaran. Berikut ini adalah contoh kalimat yang logis dan tidak logis :
· Kepada kepala sekolah waktu dan tempat kami persilahkan. (tidak logis)
· Untuk mempersingkat waktu mari kita lanjutkan acara ini. (logis)
Seluruh bagian dari kedua kalimat di atas sebenarnya bisa dimengerti, tetapi ada
beberapa bagian yang sulit diterima akal sehat. Maka dari itu, jalan pikiran
penulis/pembicara menentukan mudah-tidaknya sebuah kalimat dipahami.
Berikut ini adalah uraian singkat beberapa hal dasar tentang proses berpikir logis.
2.2.1 Definisi
Definisi atau batasan yang tepat merupakan kunci dari ciri berpikir yang logis
dan menjadi ciri-ciri menulis yang logis. Setiap istilah harus memiliki batasan arti
yang jelas dan tepat agar tidak terjadi salah paham, serta setiap pembaca
mengartikan sama.
Beberapa macam definisi:
2.2.1.1 Definisi berupa sinonim kata
Definisi berupa sinonim kata adalah pembatasan pengertian sebuah kata
dengan memberikan sinonim atau kata-kata yang bersamaan artinya dengan
kata yang akan dijelaskan. Misalnya kita membatasi pengertian
kemerdekaan dengan kebebasan. Walaupun batasan ini tidak terlalu
memberikan hasil yang memuaskan, tapi untuk tujuan praktis hal ini sangat
membantu, terutama mengenai istilah-istilah teknis atau istilah-istilah yang
belum dikenal. Contoh lain:
Memboyak = jungkir balik
Pekeras = upeti
2.2.1.2 Definisi berdasarkan etimologi
Definisi berdasarkan etimologi (asal-usul kata) adalah pembatasan pengertian
sebuah kata dengan mengikuti jejak etimologi dan arti yang asli hingga arti
yang sekarang. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa istilah itu tidak
hanya mengandung pengertian yang sekarang saja. Contoh:
Homonim: Homonim berasal dari bahasa yunani homo berarti sama dan nym
berarti nama. Homonim adalah kata yang penamaan dan pengucapannya
sama tetapi artinya berbeda.
2.2.1.3 Definisi formal atau riil
Definisi formal atau riil atau bisa disebut juga definisi logis adalah suatu cara
untuk membatasi pengertian suatu istilah dengan membedakan genusnya dan
mengadakan deferensiasinya. Maka dari itu, hal pertama yang dilakukan
adalah melakukan klasifikasi atau menempatkan kata dalam kelas atau
genusnya. Semakin sempit kelasnya, semakin baik definisinya.
Contoh:
Kata Adalah Kelas/genus
Mobil sedan Sejenis kendaraan (kurang jelas karena kelasnya
terlalu luas)
Sedan Sejenis kendaraan darat roda empat (lebih jelas)
Parang Sejenis senjata (kurang jelas)
Parang Sejenis senjata tajam yang berbentuk seperti golok
(lebih jelas)
Langkah kedua adalah melakukan deferensiasi. Deferensiasi adalah
menyebutkan ciri-ciri yang membedakan suatu kata dari anggota lain yang
sekelasnya.
Contoh:
Kata Adalah Kelas/genus Diferensiasi
Sedan Sejenis kendaraan darat
roda empat
Yang berukuran
kecil dan memiliki
bodi yang lebih
pendek.
Parang Sejenis senjata tajam yang
berbentuk seperti golok
Tetapi ukurannya
lebih besar dan
memiliki ujung
yang lebar.
Syarat untuk membuat definisi yang baik:
1) Kata yang didefinisikan dan bagian yang mendefinisikan harus
bersifat paralel atau sejajar bobotnya. Karena kedua bagian itu
sama persis, maka harus dihindari kata-kata: dimana, bilamana, bila,
kalaudalam sebuah definisi.
Contoh:
· Rumah adalah dimana orang tinggal. (salah)
· Rumah adalah tempat tinggal manusia yang terbuat dari... (baik)
2) Kata yang didefinisikan tidak boleh menjadi bagian dari yang
mendefinisikan.
Contoh:
· Membaca adalah kegiatan membaca dan menemukan makna dari
tulisan. (salah)
· Membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang tertulis
dengan menggunakan pengertian yang tepat. (baik)
3) Yang didefinisikan harus sama dengan yang mendefinisikan.
Contoh:
§ Hamba adalah manusia. (salah jika digunakan sebagai definisi, tetapi
kalimat yang baik sebagai pernyataan)
§ Hamba adalah manusia milik orang lain. (baik)
4) Bagian yang mendefinisikan tidak boleh bersifat negatif.
Contoh:
· Pulpen adalah alat tulis yang tidak boleh digunakan untuk menulis
di papan tulis
2.2.1.4 Defini luasBanyak kata, terutama kata-kata abstrak seperti: kebaikan, demokrasi,
kebebasan, keadilan, liberal dan sebagainya. Kata-kata tersebut sulit dibatasi
dengan hanya menggunakan satu kalimat dan membutuhkan lebih banyak
keterangan daripada apa yang diperlukan oleh definisi formal.
Oleh karena itu, bila kita ingin menerangkan arti suatu kata untuk
umum, kita harus membuat ilustrasi dengan membuat bandingan pengertian di
daerah lain ataupun pengertian kata tersebut di masa lalu. Perluasan yang
demikian dari suatu definisi formal sebagai dasar, disebut definisi luas. Suatu
definisi luas dapat terdiri dari suatu alinea panjang suatu artikel, bahkan
kadang-kadang terdiri dari suatu buku besar yang beratus-ratus halaman
panjangnya.
2.3 Generalisasi
Generalisasi adalah suatu pernyataan yang mengatakan bahwa apa yang benar
mengenai beberapa hal yang semacam, adalah benar atau berlaku pula untuk
kebanyakan dari peristiwa atau hal yang sama.
Misalnya dalam pengalaman kita yang pertama, ketika sepotong besi dimasukan
ke dalam api, ternyata volumenya membesar. Pengalaman-pengalaman selanjutnya
dengan: tembaga, kuningan, emas, perak dan alumunium memperlihatkan hal yang
sama seperti besi. Berdaraskan kenyataan lain bahwa semua barang yang
dikemukakan di atas adalah logam, maka kita membuat sebuah kesimpulan yang
bersifat generalilasi: semua logam akan memuai bila dipanaskan.
Generalisasi adalah sebuah proses berpikir yang esensial. Tanpa generalisasi tidak
akan ada evaluasi terhadap pengalaman-pengalaman. Sebab itu dalam membuat
sebuah generalisasi harus benar-benar diperhatikan apakah peristiwa-peristiwa yang
dipakai cukup banyak dan meyakinkan. Bila barang yang dipakai sebagai dasar
generalisasi tidak relevan, maka generalisasi akan pincang, akan ditolak oleh akal
sehat
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat dapat dikatakan
efektif bila dirasa hidup dan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar dalam
menangkap informasi yang ada dalam kalimat. Kalimat yang efektif harus logis
karena setiap kalimat harus bisa dipertanggungjawabkan dari segi akal sehat dan
sesuai dengan penalaran.Dalam membuat sebuah kalimat efektif tidak hanya
diperlukan kemahiran gramatika atau sinteksis, tetapi ada unsur lain yang harus
diperhatikan yaitu penalaran atau logika. Kalimat yang efektif harus logis karena
harus dipertanggungjawabkan dari segi akal sehat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Semarang: Nusa Indah.
Alkadiah, Sabakti, dkk. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.