sin ops is

5/8/2018 Sin Ops Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sin-ops-is 1/16

The DragonsOF TANG DYNASTY

Para Pembaca yang terhormat, selamat berkenalan dengan

The Dragons of TANG DYNASTY (Sepasang Naga Dinasti

Tang), yang merupakan “Novel Silat” Best Seller karya WONG

YI. Bisa kami yakinkan, “Sungguh sayang jika Anda tidak

mengikuti karya asyik yang mengagumkan ini,” dan sebagai

pendahuluannya biarlah kami menyediakan sedikit ceritasingkat, sebelum Anda menikmati novel The Dragon of Tang

Dynasty seutuhnya.

ANDA PENGGEMAR

CERITA SILAT?

Ingin kembali ikut berpetualang

bersama pendekar-pendekar pembela

kebenaran di dunia persilatan? Kini kami

mempersembahkan sebuah novel bestseller karya Wong Yi, yang telah terjual

jutaan copy di Hongkong...



BAB 1. SALING BERGANTUNG SATU SAMA LAIN

Kitab Hidup Abadi

Yuwen Huaji berdiri tegak

di mimbar pimpinan di atas“Kapal Perang Lima Taring”

setinggi lima lantai yang

megah perkasa. Pejabat istana

berumur tiga puluhan ini

bertubuh tinggi kekar, dengan

raut muka kaku dan sorot matadingin, berkesan kejam dan

bengis, membuat hati orang

bergidik melihatnya.

Kelima kapal perang itu

bergerak menyusuri arus

sungai dengan kecepatan tinggimenujut Jiangdu. Dengan misi

utama memburu Kitab Hidup

Abadi untuk dipersembahkan

kepada Kaisar Sui Yang,

Yang Guang. Setelah mencari

selama sepuluh tahun lebih,

akhirnya baru diketahui buku ini ternyata jatuh di tangan jagoan

nomor satu Yangzhou yang dijuluki Tangan Pembelah Gunung

Shi Long.

Kungfu dan tenaga dalam Shi Long sudah mencapai level

jagoan wahid. Perangainya bijaksana dan berprinsip, hidup

membujang tidak menikah, dan tinggal sendiri di sebuah wisma

kecil di pinggiran kota. Dia tidak pernah keluar rumah, sepanjanghari hanya menenggelamkan diri mempelajari Kitab Hidup



Abadi, sebuah kitab pusaka Tao yang tak terukur dalamnya dan

sudah melegenda sebagai salah satu kitab rahasia ilmu silat yang

diimpikan oleh seluruh pesilat di dunia persilatan. Dan yang

paling utama adalah bisa membuat orang hidup abadi tidak mati

selamanya. Orang yang berhasil mempelajarinya diyakini akanmenjadi jagoan nomor satu dan menguasai dunia persilatan.

Buku ini ditulis dan diukir di atas kulit kura-kura yang keras,

isinya sangat sulit dimengerti. Secara keseluruhan ada tujuh

ribu empat ratus macam bentuk kata di dalam buku itu, tapi

hanya tiga ribu kata lebih yang bisa diuraikan dan dimengerti.

Shi Long sudah mengantongi buku ini selama tiga tahun lebih,tapi dia masih belum bisa mendapatkan apa-apa.

Hari ini tiba-tiba hati Shi Long berdebar waspada. Buru-buru

dia masukkan kitab pusaka ke dalam kantong. Sekilas terdengar

batuk kering dari ruangan depan... Akhirnya dia menghela nafas

dan berkata, “Selamat datang tamu terhormat, silakan masuk

untuk minum secangkir teh panas”.“Yang berhasil akan kuasai dunia, yang gagal bisa menjaga

diri, perhitungan Saudara Shi memang sempurna, aku Yuwen

Huaji sungguh kagum.” Sambil memangku tangannya di

belakang pinggang, Yuwen Huaji melangkah masuk. “Bukankah

saudara Yuwen sedang sibuk melayani Yang Mulia Baginda?!

Kenapa mempunyai waktu luang untuk mengunjungi rakyat

kecil sepertiku?!” Yuwen Huaji menjawab angkuh, “Itu semua

gara-gara saudara Shi, bukannya mempersembahkan kitab

pada Baginda, kamu malah menyembunyikannya secara diam-

diam.”

Yuwen Huaji langsung menyerang dengan sebuah pukulan

tinju jarak jauh. Hawa dinginnya dari atas bawah maupun kiri

kanan sudah digerakkan untuk menekan musuh. Benar-benar sangat menyiksa Shi Long.



BHUUUM!

Kekuatan bentrokan itu membentuk pusaran energi dahsyat

dengan Shi Long sebagai sumbunya. Perabot dan kursi meja

disekitarnya terbang disapu angin pusaran sampai hancur berantakan. Hanya tinggal Shi Long dan kursi yang didudukinya

ditengah ruangan itu!

Dengan ekspresi sombong Yuwen Huaji menarik kembali

tinjunya. Shi Long jelas tahu Tenaga Pembelah Gunung nya

tidak bisa mengalahkan Energi Inti Es Yuwen Huaji.

BHUUUM!

Hawa tenaga dari sepasang tangan yang berbentur keras itu

muncrat ke atas, menerjang genteng sampai hancur beterbangan

membuat sebuah lubang besar diatas. Shi Long terjengkang

ke belakang tanpa bisa dihentikan. Yuwen Huaji menghantam

dengan serangan tinju jarak jauhnya. Tapi terlambat, punggung

Shi Long telah menabrak dinding sebuah pintu rahasia, yang

berputar dan menutup cepat sambil membawa serta Shi Long

yang menghilang dalam sekejab mata.



Sepasang Naga Yangzhou

Di sebuah taman besar yang terbengkalai di barat kota

Yangzhou, ada sebuah kamar batu kecil di sudut taman. Dari

dalam kamar terdengar suara rintihan kekanak-kanakanmemanggil-manggil “Xiaoling... masih sakit ya?!” Kemudian

suara bocah lainnya menjawab, “Yan Laoda sialan, setiap

jotosannya mengandung maut, Lain kali jangan sekali-kali

pergi lagi ke toko brengsek itu untuk menukar uang! Timbangan

kurang, harga ditekan habis! Udah gitu masih lapor ke anjing

penjahat Yan Laoda kalau kita sembunyikan sedikit buat dirisendiri! Jadinya gitu deh, aku habis disiksa sampai mau mampus

seperti ini.”

Sepasang remaja itu adalah berandal kecil yang tinggal di

rumah reyot di sudut taman itu. Orang tua dan keluarga mereka

telah terbunuh saat melarikan diri di tengah kekalutan perang.

Sama-sama yatim piatu, sama-sama tak punya siapa-siapa lagi.Mereka ketemu secara kebetulan, saling cocok, jadinya saling

bergantung satu sama lain, akhirnya saling menyayangi seperti

saudara kandung.

Kou Zhong berumur tujuh belas tahun, sementara yang lebih

kecil, Xu Ziling, enam belas tahun. Dalam gelap, Kou Zhong

berusaha menghibur. “Asal tak dipukul sampai kaki tangan cacat,

tak apalah. Biarpun Yan Laoda selicik setan, tunggu saja suatu

hari nanti dia harus minum... he he... air cuci kaki kita berdua si

sepasang naga Yangzhou ini! Kita cari lebih banyak uang lagi

untuk ongkos sebrangi sungai pergi ikut laskar rakyat.” “Kelak

setelah berhasil menaklukkan dunia, aku Kou Zhong paling

sedikit bisa menjabat sebagai perdana menteri, sedangkan kamu

bisa dipastikan adalah seorang panglima besar”.



Dewi Berbaju Putih & Harta Karun Yang Gong

Di tempat lain, Jiao Xie tiba di kuil reyot di hutan lebat di

luar kota utara. Anak buahnya berbisik “Sasaran ada di dalam

kuil semalaman, tak pernah keluar, seperti sedang menunggu

seseorang.” Jiao Xie beri aba-aba. Serentak semua anak buahmengepung ke empat sisi kuil reyot. Jiao Xie berkata dengan

suara lantang, “Golok Pencabut Nyawa Jiao Xie melaksanakan

perintah Yang Mulia Raja Sejagad untuk minta petunjuk nona

mengenai sesuatu hal.”

BRAAAK...!!!

Pintu kuil bobrok itu tiba-tiba menjadi

serpihan yang

memercik kemana-

mana! Lalu seorang

gadis muncul di depan

pintu.

Hati Jiao Xie

terkesiap. Tangannya

otomatis menekan

Golok Pencabut

Nyawa yang selama

ini sukses membunuh

musuh-musuhnya.

Gadis itu memakai

baju pesilat putih salju,

berdiri anggun sambil

menekan pedangnya

ke lantai. Kepalanya

tertutup topi anyaman bambu dengan cadar



yang jatuh terurai ke bawah, menutupi wajah ayu bagian atas

bibir manisnya. Walau hanya nampak dagu bagian bawah saja,

cukup untuk memastikan bahwa dia adalah seorang wanita

cantik yang langka.

“Akhirnya kalian datang juga!” Jiao Xie terpana dengan mataterbelalak dan mulut ternganga menatap wajah yang cantiknya

begitu sempurna. “Nona sedang menunggu kami?” tanyanya

dengan gagap tercengang. Sampai lupa masalah “Harta Karun

Yang Gong.”

Gadis itu bicara dengan suara lembut, “Aku sedang menunggu

orang untuk menguji pedangku!”TZAAANG!

Bagai kilat ia cabut pedang dari sarungnya dan.... hawa

pedang yang suram dingin segera mengurung Jiao Xie! Tanpa

ba-bi-bu, gadis itu langsung kerahkan jurus mautnya.. Detik itu

juga, semua anak buahnya langsung bergegas membantu.

Gadis itu membentak lembut dan melambung ke atas kepalaJiao Xie dan bagaikan kilatan listrik pedang panjangnya menebas

ke bawah.

TRANGNG!!

Dada Jiao Xie bagai di sambar petir sehingga terjengkang

mundur sempoyongan. Selanjutnya gadis itu melakukan salto

di udara dan mendarat tepat di tengah dua pesilat yang sedang

berlari menuju arena pertempuran...

Gadis mendengus dingin dan berubah menjadi bayangan

jutaan pedang. Tiap sabetan pedang, pasti ada nyawa

melayang!

Akhirnya, gadis berbaju putih mencabut kembali pedangnya

dari tubuh Jiao Xie lalu melayang pergi dengan tenang seakan

tak terjadi apapun!



BAB 2. DATANGNYA MARA BAHAYA

Pagi-pagi subuh, Kota Yangzhou mulai ramai dipenuhi

para pedagang keliling dan petani yang saling berebutan keluar masuk pintu kota. Selain pusat komunikasi, Yangzhou juga

kota hiburan paling gemerlap di seluruh Tiongkok. Sampai ada

anggapan pria tidak akan diakui sebagai laki-laki sejati jika

belum pernah pesiar ke kota ini.

Tapi hari ini sepertinya ada yang janggal. Banyak prajurit

dimana-mana. Pemeriksaan melintas benteng kota juga bertambah ketat, sampai antrian panjang.

Di area pintu selatan, bakpau daging sayur Lao Feng paling

ngetop. Apalagi Zhen Sao, istri muda Lao Feng yang cantik jelita

menjadi iklan hidup dan daya tarik luar biasa bagi tokonya. Saat

Zhen Sao sibuk melayani pelanggan, tiba-tiba dari kerumunan

menyembul keluar kepala seorang bocah yang tersenyum riang.

“Selamat pagi Zhen Sao, apa kabar? Aku mau delapan bakpau

daging sayur, dong?!”

Dialah Xu Ziling yang sengaja merendahkan tubuhnya, takut

ketahuan Lao Feng. Beruntung sekali wajahnya tampan, hidung

mancung, dan bibir yang selalu tersungging senyum secerah

matahari pagi. Melihat dia, Zhen Sao pura-pura menghardik

lembut... “Tidak ada uang mau beli bakpau apa?!”

“Tidak lama kok, besok juga kubayar,” balas Xu Ziling

sambil cengar cengir. Secepat kilat Zhen Sao ambil empat

bakpau, dan setelah ragu-ragu sejak, dia kembali ambil dua lagi,

membungkusnya dengan kertas, lalu dijejalkan ke tangan Xu

Ziling. “Ini yang terakhir kali yakhh.....”

Setelah berdesakan melewati deretan kios buah, mendadak Kou Zhong menerobos keluar dari samping dan langsung ambil



satu bakpau, menjejalkannya ke mulut sambil berkata, “Hm...

Ini untuk terakhir kalinya lagi?!” Walau dia tidak setampan

dan sehalus Xu Ziling, tapi muka perseginya memancarkan

keperkasaan seorang lelaki sejati!

Mereka berdua jalan berdampingan keluar dari pasar, ikut berdesakan bersama orang2 menuju pintu selatan.

Terlihat seorang sastrawan terpelajar umur lima puluhan

berjalan masuk dari arah pintu kota. Memakai baju indah,

buru-buru, jalan sambil menunduk, wah, benar-benar cocok

dengan kriteria yang dikatakan Kou Zhong. Mereka ternganga

melihatnya. Ini sasaran empuk! Apalagi melihat belakang bajunya yang agak mumbul, pertanda ada kantong uang di

pinggang belakang.

Kou Zhong berbisik ke telinga Xu Ziling. “Bisa tidaknya

kita untung besar hari ini, tergantung apa orang itu benar-benar

terlihat seperti penampilannya.” “Pokoknya aku harus bayar dulu

hutang Zhen Sao,” sahut Xu Ziling buru-buru. Mereka berdualihat kiri kanan lalu menghambur mengejar sang sastrawan....

untuk eksyen!

Saking buru-burunya berjalan, sastrawan itu tidak sadar

bahwa baju belakangnya telah robek disilet! Mendadak ada

bayangan berkelebat dan tahu-tahu ia sudah dicegat. Tubuhnya

langsung gemetar karena dikepit kanan kiri sampai tidak bisa

bergerak.

Pencegat itu tak lain adalah Yuwen Huaji dan sekelompok

anak buahnya. Setelah mengamatinya, Yuwen berkata hambar,

“Bukankah anda adalah Guru Dian Wen, penyair ternama kota

Yangjiang?! Anda dan Shi Long berteman baik, kan? Kami

temukan mayat Guru Shi di dalam sumur, dan sekarang Guru

Dian pergi tergesa-gesa, ada apa gerangan ya?!”Airmuka Dian Wen langsung pucat! Anak buah Yuwen



menggeledah tubuhnya tapi tetap tidak menemukan Kitab Hidup

Abadi yang seharusnya ada padanya. Lalu mereka melihat baju

di punggung Dian Wen yang terobek senjata tajam, langsung

teriak, “Celaka!! Kitab Hidup Abadi sudah dicopet orang!!”

Xu Ziling dan Kou Zhong duduk di sebuah gang sempit sepidi barat kota, tercengang melihat Kitab Hidup Abadi di depan

mereka. “Lain kali mau copet, jangan sekali-kali cari mangsa

yang tampangnya seperti guru lagi. Buku aneh bergambar hantu

ini jauh lebih sulit dimengerti daripada buku langit!” omel Xu

Ziling. “Aku tidak sepertimu yang tidak punya pengetahuan! Ini

pasti kitab rahasia ilmu silat dari jaman raja-raja yang tak adatandingannya di dunia! Ayo... kita pulang dulu untuk ambil uang,

dan pergi ke pelabuhan di luar kota. Jika sampai si brengsek tua

Yan tahu kita punya kitab pusaka, bisa celaka kita!”

Dengan mengendap-endap Xu Ziling mengikuti Kou Zhong

menyusup pulang ke “rumah” di dalam taman terbengkalai itu.

*****

Zhang Shihe berjalan masuk, menghadap Yuwen Huaji.

“Lapor, Zongguan, sudah ada kabar!” “Dari pengakuan Dian

Wen, sebelum dicopet, dia ditabrak dua berandal kecil. Dia yakin

dua bocah itulah yang mencuri kitab pusaka. Mereka adalah Kou

Zhong dan Xu Ziling, pencopet paling terkenal di Yangzhou.

Bos mereka bernama Yan Kuan, sekarang sudah diseret untuk

pergi mencari kedua bocah itu.”

Belum sempat ambil uang simpanan, Xu Ziling yang jaga di

luar melihat Yan Laoda digiring puluhan pesilat menuju taman

terbengkalai. Ia langsung cepat-cepat pergi mencari Kou Zhong.

Lalu mereka pergi bersembunyi ke dalam sebuah rumah bobrok lain, terus menembus sebuah terowongan yang ditutupi papan



kayu yang di atasnya penuh batu, pasir, lumpur dan daun-daun

yang berguguran....

Di dalam terowongan, Kou Zhong dan Xu Ziling saling

pandang, mereka ingat satu-satunya tempat adalah saluran gelap

tersembunyi di samping pintu timur yang langsung tembuskeluar kota. Itulah satu-satunya tempat yang bisa menjadi

tumpuan harapan mereka untuk melarikan diri saat ini.

BAB 3. SELAMAT TINGGAL YANGZHOU

Kou Zhong dan Xu Ziling telanjang bulat di tengah kali.

Baju kotornya setelah dicuci bersih kini digantung diatas pohon,

dijemur dibawah sinar matahari sore, sementara Kitab Hidup

Abadi tergeletak begitu saja di atas sebongkah batu.

Bagaimanapun juga mereka masih kekanak-kanakan. Setelah

kabur dari kota Yangzhou, mereka sudah kelelahan sampai tak bisa bergerak lagi.

Saat sedang bergembira main air, tiba-tiba terdengar sekilas

suara dengusan dari tepi kali. Mereka terkejut setengah mati dan

segera menoleh kearah datangnya suara.

Seorang gadis bertopi anyaman bambu dengan baju seputih

salju berdiri gemulai di tepi kali. Mengamati mereka dengan

dingin, sama sekali tidak malu atau memalingkan muka melihat

mereka yang telanjang bulat.

Kedua bocah berteriak kaget, menurunkan badan, dan

langsung keluarkan tangan menutupi bagian bawah tubuhnya.

Xu Ziling berteriak aneh dan berkata. “Waduh maaf, jangan

melihat dong!! Itu kan tidak sopan!! Tolong nona melihat ke

arah lain deh!” Sedangkan Kou Zhong berteriak dengan ribut.“Lihat sekali bayar seketip, ya! Nona sudah melihat ratusan kali,



jadi tolong tinggalkan seratus uang tembaga baru boleh pergi

dari sini.”

Gadis berbaju putih tersenyum sedingin es dan berkata pelan,

“Kalian setan kecil yang pantas dipukul!” Lalu ulurkan tangan

super halusnya dan dengan tak acuh menyentilkan dua jarinya.PLAK! PLAK! “ADUUUH...!!”

Mereka berdua berteriak bersamaan dan terguling ke dalam

air. Mereka baru saja mendapat pelajaran yang menyakitkan.

“Aku akan tanya sesuatu, kalian jawab dengan jujur, atau kalian

berdua setan kecil lebih menderita lagi!” ancam gadis itu dengan

dingin.Sementara itu mereka berdua sudah mundur sampai seberang

kali, tidak berani naik dalam kondisi telanjang bulat seperti itu.

Mereka bingung setengah mati, maju kena mundur kena!

Kou Zhong yang cerdik ambil inisiatif. “Aku akan katakan

semua yang aku tahu, nona yang terhormat.” Gadis itu berkata

dengan suara dingin: “Lihat sampai mana keberanianmu? Kaliantinggal sekitar sini?” tanyanya dengan ekskpresi tetap dingin.

Kou Zhong dan Xu Ziling saling pandang, lalu satu

mengangguk sementara yang lain geleng kepala! Dalam sekejab

hawa jari tiba lagi di depan mata, dan mereka berdua langsung

merasa jalan darah terpukul sehingga lutut lemas dan... jatuh

tercebur lagi ke dalam air! Kali ini perlu waktu lebih lama untuk

bisa berdiri lagi dengan terhuyung-huyung. Gadis itu berbicara

lagi dengan tak acuh. “Sepatah lagi kata bohong, jangan harap

kalian bisa merangkak bangun lagi.”

Mereka sungguh terkejut menghadapi kejamnya gadis ini,

tapi berusaha tetap tenang, toh mereka sudah terbiasa disiksa

oleh Yan Laoda.

“Dewi, kamu salah paham, aku mengangguk karenaaku memang tinggal di perkampungan Yue sekitar sini, dan



dia menggeleng karena dia tinggal di dalam kota. Hari ini

saudaraku ini sengaja keluar kota dan datang kemari untuk

bermain denganku, makanya sekarang Dewi baru bisa melihat

kami dalam keadaan bugil seperti ini,” kata Kou Zhong sambil

tertawa tanpa suara.Mendengar itu Xu Ziling jadi tertawa tapi buru-buru menelan

kembali tawanya, takut membuat marah nona jahat ini. Tapi

gadis berbaju putih sama sekali tidak tergerak, dia berbicara

dengan suara dingin...

“Kalau terus berdebat lagi, aku akan korek keluar lidahmu.

Kenapa memanggilku Dewi?”Xu Ziling takut Kou Zhong sembarangan bicara, buru-buru

menjawab. “Dia panggil begitu karena kamu sungguh mirip

Dewi Kuan Im yang berbaju putih, makanya dia memanggilmu

Dewi, jujur deh, itu hanya bermaksud hormat saja kok, tak ada

maksud lain.”

Pemandangan saat itu benar-benar aneh luar biasa! Seoranggadis misterius dan cantik tiada tara, berbicara dengan dua

remaja telanjang yang berendam didalam air dengan perasaan

kikuk.

Tiba-tiba pandangan mata gadis berbaju putih jatuh ke Kitab

Hidup Abadi di atas batu. “Benda apa itu?”dia bertanya. Kou

Zhong berkata tak acuh, “Itu buku suci yang oleh guru Bai Laofu

suruh kami pelajari, apa Dewi mau baca?”

Jelas gadis baju putih tidak tahu bahwa buku ini sangat

penting. Memang dari penampilannya, buku ini tak beda

dengan buku-buku lainnya. “Kalian kenal orang yang bernama

Shi Long?” tanyanya dengan suara dalam. Mereka buru-buru

menjawab: “Kenal! Kenal!” “Kalau begitu beritahu padaku,

kenapa tempat tinggalnya penuh dengan prajurit dan kenapa pintu kota Yangzhou juga disegel?”



“Masa sih?! Dari subuh kami menangkap ikan disini,

akkkh.... Xiaoling, gimana cara kita pulang nanti?” tanya Kou

Zhong pura-pura terkejut. Xu Ziling pun terpaksa perlihatkan

wajah sedih dan berkata: “Aku harus segera pulang. Dewi,

tolong balikkan badan sebentar, biar kami bisa naik untuk pakai baju?”

Tanpa terlihat gerakan apapun, gadis itu telah pergi

menghilang ke dalam kelebatan hutan di samping kali.

Setelah berpakaian, Kou Zhong sembunyikan kitab pusaka.

Lalu kedua bocah itu mendekam di atas gundukan di dalam

kerimbunan pohon.Mereka berdua mendengar lebih seksama… WADUHH!

Suara-suara gonggongan anjing itu menuju ke arah mereka,

diiringi derap kaki-kaki kuda di belakangnya!

Mereka mengeluh lalu buru-buru cabut lari ke hutan lebat,

tapi ketika menuruni lereng bukit Xu Ziling salah langkah hingga

jatuh terguling-guling ke bawah! Kou Zhong segera menahan badannya agar tidak jatuh ke jurang. “Ayo cepat berdiri dan

pergi dari sini!” katanya.

“Aku tidak bisa bergerak lagi, cepat pergi bawa buku pusaka

itu! Secepat apapun lari, kita tak mungkin menang dari anjing

dan kuda. Lari dari sini dan pergi hidup-hidup,” kata Xu Ziling.

Tanpa pikir lagi Kou Zhong menyeretnya sambil lari melesat ke

hutan dan.... sampai ke arah sungai besar! Sementara itu derap

kaki kuda dan gonggongan anjing terdengar sudah sangat dekat!

Tak melihat kemungkinan lain, Kou Zhong sambil gandeng

tangan Xu Ziling berteriak keras...

“JANGAN LIHAT!! LOMPAT KUAT-KUAT,

SEKARANG!!”

Mereka berdua terjun ke sungai Zhangjiang, dari ketinggiansepuluh zhang lebih.



BYUUUR.....BYUUUR....

Mereka timbul tenggelam dalam air, diseret arus sejauh

sepuluh zhang lebih. Di saat sudah pasrah mempertahankan

nyawanya, tiba-tiba sebuah

perahu nelayan kecil melesatdatang, disusul melayangnya

tambang panjang, jatuh tepat

melilit leher Kou Zhong.

Mendadak terdengar suara gadis

berbaju putih. “Goblok, masih

tidak pegang erat-erat tambangitu?”

Kou Zhong gembira sekali,

langsung ulurkan tangan

untuk memegangi tambang

itu. Seberkas gelombang besar

melanda, lalu secara ajaib mereka berdua diseret dari sungai dan

terbang ke atas perahu kecil.

Mereka terhempas tak berdaya di

atas perahu dengan nafas lemah

dan ngos-ngosan…

Gadis itu mengemudikan

perahu kecilnya dengan satu

tangan, lalu duduk dan melihat

ke arah mereka berdua tanpa

banyak ekspresi di wajahnya.

Dengan takut-takut mereka

melihat ke atas dan tampak

sebuah bayangan kecil yangmenerkam dari atas seperti



seekor elang besar dengan suara yang sangat mengejutkan.

Pedang panjang gadis berbaju putih sudah meleset ke atas,

menciptakan jutaan sinar tajam yang menerjang ke langit untuk

menyambut serangan Yuwen Huaji...

Bagaimanakah hasil dari pertempuran

Dewi berbaju putih dengan Yuwen Huaji?

Dan apakah Kou Zhong dan Xu Ziling akan berhasil

mempertahankan Kitab Hidup Abadi?

Untuk cerita lebih detil dan lebih seru, bacalah novelTHE DRAGONS OF TANG DYNASTY seutuhnya.

JANGAN SAMPAI TERLEWATKAN!!!

BUKU BISA DIPESAN

MELALUI TELEPON / SMS KE :0813 86 400 600

ATAU BISA ANDA DAPATKAN DI TOKO

BUKU GRAMEDIA TERDEKAT

Ukuran : 13 x 20

Tebal : 303 hal

Isi : HVS

Harga : Rp. 48.500,-

sin ops is

Documents