bahan ajar model2 pembelajaran bio ma

82
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan yang dilakukan di setiap satuan pendidikan harus dilaksanakan dengan berlandaskan pada Permendiknas no. 24 tahun 2006, tentang pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang dikenal dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) diberlakukan pada tanggal 2 Juni 2006. Peningkatan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran telah diatur dalam Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Pasal 40 ayat (2) Tahun 2003, yang menyatakan bahwa Pendidik dan Tenaga Kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dan dialogis. Ditambah lagi dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan dengan interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif , serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

Upload: hikmawati-hanurani

Post on 05-Jul-2015

153 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan yang dilakukan di setiap satuan pendidikan harus dilaksanakan dengan

berlandaskan pada Permendiknas no. 24 tahun 2006, tentang pelaksanaan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan

pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun

2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

yang dikenal dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) diberlakukan pada

tanggal 2 Juni 2006.

Peningkatan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran telah diatur dalam

Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Pasal 40 ayat (2) Tahun 2003, yang menyatakan

bahwa Pendidik dan Tenaga Kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan

yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dan dialogis. Ditambah lagi dengan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan pasal 19 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan dengan interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif , serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

Sebagai pengemban amanat peraturan tersebut, tentu saja seorang guru sudah

seharusnya mau memotivasi diri mengembangkan kompetensi diri, memperkaya

wawasan untuk mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan metoda atau

model pembelajaran sebagai salah satu pilar pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikembangkan pada saat ini,

memberikan keleluasaan pada guru untuk berkreasi mengembangkan pembelajaran melalui

pengembangan model-model pembelajaran sesuai kompetensi yang akan digali dari

siswanya. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran yang memotivasi siswa untuk

Page 2: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan tetapi tetap efektif, mampu menyelenggarakan

pembelajaran yang memfasilitasi siswa belajar sesuatu yang bermanfaat seperti fakta,

keterampilan, nilai, konsep dengan menyenangkan tetapi tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan tetap tercapai.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan

dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,

serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar

secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang

dirinya sendiri dan alam sekitar.

Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar

untuk memahami konsep dan proses sains. Pendidik diharapkan dapat mengembangkan

model pembelajaran yang dapat mendukung siswa dalam memahami konsep dan proses

sains.

B. Deskripsi Singkat

Bahan ajar ini membahas tentang model-model pembelajaran Biologi MA, terdiri

dari; pengertian model, strategi, pendekatan, metode dan teknik, tujuan, fungsi, dan

peranan model dan strategi dalam pembelajaran biologi, karakteristik model dan strategi

pembelajaran Biologi MA.

C. Standar Kompetensi

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta diklat mampu memahami

dan menerapkan model-model pembelajaran Biologi MA.

Page 3: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

D. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu:

1. Menjelaskan pengertian model, strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran

Biologi.

2. Menjelaskan tujuan, fungsi, dan peranan model dan strategi dalam pembelajaran

Biologi.

3. Menjelaskan masing-masing karakteristik model dan strategi pembelajaran Biologi.

4. Mengidentifikasi model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

Biologi.

5. Memperaktikkan model-model pembelajaran Biologi.

E. Manfaat Mata Diklat

Bahan ajar ini secara umum sangat bermanfaat bagi para peserta diklat untuk

menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan dalam menerapkan model

pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik Biologi.

BAB II

MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI

A. Pengertian Model, Strategi, Pendekatan, Metode Dan Teknik Pembelajaran Biologi

1. Pengertian Model Pembelajaran

Salah satu yang dikembangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

adalah pengembangan model pembelajaran.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu & berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

Page 4: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan

demikian aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata

secara sistematis.

2. Pengertian pendekatan

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang

kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya

suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,

menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)

pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered

approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru

(teacher centered approach).

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke

dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)

mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :

a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan

sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera

masyarakat yang memerlukannya;

b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling

efektif untuk mencapai sasaran;

c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh

sejak titik awal sampai dengan sasaran;

d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran

(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

3. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi,

metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan

Page 5: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran

yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:

(1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6)

pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya

pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang

dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif

banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda

dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.

Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang

berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya

tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam

koridor metode yang sama.

4. Pengertian Teknik

Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam

mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode

ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik

tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode

ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan

metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya

tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun

dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama

B. Tujuan, Fungsi, Dan Peranan Model Dan Strategi Dalam Pembelajaran Biologi

1. Tujuan Model dan Strategi dalam Pembelajaran Biologi

Sebagaimana diketahui bahwa tujuan Pendidikan Biologi adalah: Membentuk

sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta

mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur,

Page 6: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain, Mengembangkan

pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, serta

mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis, Mengembangkan

kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan

prinsip biologi, Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling

keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan

dan sikap percaya diri, Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan

karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia, Meningkatkan

kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Berdasarkan tujuan pendidikan Biologi di atas, maka penerapan model dan

strategi pembelajaran Biologi diharapkan dapat dipahami seluruh materi pelajaran yang

disampaikan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dalam standar isi.

2. Fungsi dan Peranan Model dan Strategi dalam Pembelajaran Biologi

Adapun fungsi model dan strategi pembelajaran Biologi adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran adalah proses berpikir

Penggunanaan model dan strategi pembelajaran Biologi diharapkan dapat

berfungsi sebagai proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses

mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan

lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan di sekolah tidak hanya

menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang

diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri

(Self Regulated).

Asumsi yang mendasari pembelajaran berpikir adalah bahwa pengetahuan itu

tidak datang dari luar, akan tetapi dibentuk oleh individu itu sendiri dalam struktur

kognitif yang dimilikinya. Dalam proses pembelajaran La Costa (1985)

mengklasifikasikan mengajar berpikir menjadi tiga, yaitu teaching of thinking,

teaching for thinking, dan teaching about thinking.

b. Proses pembelajaran adalah memanfaatkan potensi otak

Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara

maksimal. Proses pendidikan mestinya mengembangkan setiap bagian otak. Jika

Page 7: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

proses pembelajaran mampu mencapai otak neokortek maka tentu otak reptil dan

sistem limbik akan terkembangkan, namun demikian pembelajaran yang hanya

menyentuh otak limbik apalagi otak reptil belum tentu neokortek akan

terkembangkan. Dengan demikian, pembelajaran mestinya mengembangkan

kemmapuan-kemampuan yang berhubungan dengan fungsi neokortek, melalui

pengembangan berbahasa, memcahkan masalah dan mebangun kreasi.

c. Pembelajaran Berlangsung Sepanjang Hayat

Prinsip belajar sepanjang hayat adalah sejalan dengan empat pilar pendidikan

universal seperti yang dirumuskan UNESCO (1996), yaitu:

1) Learning to know, mengandung pengertian bahwa belajar itu pada dasarnya tidak

hanya berorientasi kepada produk atau hasil belajar, akan tetapi juga harus

berorientasi kepada proses belajar.

2) Learning to do, mengandung pengertian bahwa belajar itu bukan hanya sekadar

mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan, tetapi belajar

untuk berbuat dengan tujuan akhir pengauasaan kompetensi yang sangat

diperlukan dalam era persaingan global. Kompetensi akan dikuasai manakala anak

diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu.

3) Learning to be, mengandung pengertian bahwa belajar adalah membentuk

manusia yang menjadi dirinya sendiri. Dengan kata lain belajar, belajar untuk

mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu dengan kepribadian yang

memiliki tanggung jawab sebagai manusia.

4) Learning to live together adalah belajar untuk bekerja sama.hal ini sangat

diperlukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam masyarakat global di mana

manusia baik secara individual maupun secara tak mungkin bisa hidup sendiri

atau mengasingkan diri bersama kelompoknya.

C. Karakteristik model dan strategi pembelajaran Biologi

Pendidikan Biologi di Madrasah Aliyah bertujuan untuk: Membentuk sikap positif

terhadap biologi dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan

kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka,

Page 8: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain, Mengembangkan pengalaman untuk

dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan

hasil percobaan secara lisan dan tertulis, Mengembangkan kemampuan berpikir analitis,

induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi, Mengembangkan

penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta

mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri, Menerapkan konsep

dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan

kebutuhan manusia, Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga

kelestarian lingkungan yang terangkum dalam ruang lingkup meliputi aspek-aspek sebagai

berikut.

1. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk hidup, hubungan

antarkomponen ekosistem, perubahan materi dan energi, peranan manusia dalam

keseimbangan ekosistem.

2. Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan, hewan dan

manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

3. Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi,

bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

D. Identifikasi Model-model Pembelajaran Yang Sesuai Dengan Karakteristik Biologi

Berikut ini model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Biologi;

1. Model Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction )

Adalah suatu model pembelajaran yamg berpusat pada guru (teacher centered),

dengan penekanan pembelajaran deklaratif, prosedural dan keterampilan akademik

terbimbing. Guru menjadi narasumber untuk mentrasfer pengetahuan pada peserta

didik.

Page 9: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Dalam pembelajaran langsung ini guru menerapkan dengan mendemonstrasikan

pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa langkah demi

langkah. Guru mengajar dengan menerangkan atau menjelaskan pengertian, konsep

Dalam hal ini guru harus mampu menjadi seorang model.

Sintaks atau tingkah laku belajar Pembelajaran Langsung

Tahap-tahap Perilaku guru

Tahap 1Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Menjelaskan TPK, informasi belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar

Tahap 2Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan

Mendemonstrasikan keterampilan yang benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap

Tahap 3Membimbing pelatihan Merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan

awal Tahap 4Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik

Tahap 5Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

Mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari – hari

2. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Belajar kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran

aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Belajar kooperatif memberikan kesempatan

pada siswa untuk saling berinteraksi, dimana siswa belajar dengan kelompok kecil yang

memiliki tingkat kemampuan berbeda. Belajar belum dikatakan tuntas atau selesai bila

salah satu siswa dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengembangkan beberapa kecakapan hidup diantaranya kecakapan berkomunikasi dan

Page 10: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

kecakapan bekerjasama. juga dapat mengembangkan kemampuan menuangkan gagasan

dan pendapat melalui diskusi-diskusi.

Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Tahap-tahap Perilaku Guru

Tahap 1

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Menyampaikan semua tujuan yang ingin

dicapai selama pembelajaran dan

memotivasi siswa belajar

Tahap 2

Menyajikan informasi Menyajikan informasi kepada siswa dengan

jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Tahap 3

Mengorganisasikan siswa kedalam

kelompok – kelompok belajar

Menjelaskan kepada siswa bagamana cara

membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien

Tahap 4

Membimbing kelompok bekerja

dan belajar

Membimbing kelompok belajar pada saat

mereka mengerjakan tugas mereka

Tahap 5

Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi

yang telah dipelajari/meminta kelompok

presentasi hasil kerja

Tahap 6

Memberikan penghargaan Menghargai baik upaya maupun hasil

belajar individu dan kelompok

Page 11: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Di bawah ini akan dijelaskan beberapa jenis model pembelajaran kooperatif:

a. Jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson pada tahun 1971.

Pembelajaran jigsaw pada mulanya digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,

mendengarkan ataupun berbicara. Pendekatan ini bisa pula digunakan dalam

beberapa mata pelajaran seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,

matematika, agama, dan bahasa. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini cocok untuk

semua kelas dan tingkatan.

Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman

siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi

lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong

royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan

meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran

kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang

secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan

bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan

menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

Jigsaw diartikan sebagai pembagian materi, sumber atau tugas, sehingga tugas

kelompok tidak akan dikerjakan oleh satu atau sebagian kecil anggota kelompok,

tetapi masing-masing anggota kelompok punya bagian penting dan dibutuhkan oleh

seluruh anggota kelompok. Dengan demikian, tujuan utama dari penerapan metode

jigsaw adalah membuat masing-masing anggota kelompok bertanggungjawab atas

tugas atau bagian khusus yang harus dibagikan kepada teman-teman kelompoknya.

Jigsaw juga efektif dilakukan untuk menekankan keterpaduan dan tanggungjawab

siswa (Doolitle, 2008 dalam Hesti, 2008).

Page 12: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Aronson (2006) mengemukakan, selain efektif untuk penguasaan konsep, yang

paling penting dari metode jigsaw ini adalah dapat mendorong keterampilan

mendengarkan, mengelola waktu dan berempati dengan memberi masing-masing

anggota kelompok bagian penting bagi tujuan bersama dalam aktivitas pembelajaran.

Anggota kelompok harus mampu bekerjasama untuk menyelesaikan dan

mengerjakan tugas dan tujuan bersama.

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya

mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan

mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan

demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama

secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan (Lie, 2008). Teknik

mengajar jigsaw bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,

mendengarkan, ataupun berbicara.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan

kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan

siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.

Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu

kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang

ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan

tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada

angota kelompok asal. Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang

sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik

pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali

pada tim/kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain

tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

Jigsaw di desain selain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa secara

mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling memberi tahu)

terhadap teman sekelompoknya. Selanjutnya di akhir pembelajaran siswa diberi kuis

Page 13: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

secara individu yang mencakup topik materi yang telah di bahas. Kunci tipe jigsaw

ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan

informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan kuis dengan

baik.Terdapat dua jenis jigsaw ,yaitu jigsaw II dan jigsaw orisinil. Jigsaw II dapat

digunakan apabila materi yang akan dipelajari adalah yang berbentuk narasi tertulis.

Metode ini paling sesuai untuk subjek-subjek seperti pelajaran ilmu sosial, literatur,

sebagian pelajaran ilmu pengetahuan ilmiah, dan bidang-bidang lainnya yang tujuan

pembelajaran lebih kepada penguasaan konsep daripada penguasaan kemampuan.

Pengajaran “bahan baku” untuk jigsaw II biasanya harus berupa sebuah bab, cerita,

biografi, materi-materi narasi atau deskripsi serupa (Slavin, 2010). Metode jigsaw

Aronson yang orisinil, mirip dengan jigsaw II dalam sebagian besar aspeknya, tetapi

juga mempunyai beberapa perbedaan penting. Dalam jigsaw orisinil, para siswa

membaca bagian-bagian yang berbeda dengan yang dibaca oleh teman satu timnya.

Bagian yang paling sulit dari jigsaw orisinil adalah bahwa tiap bagian harus ditulis,

supaya dapat dipahami oleh siswa. Ciri jigsaw orisinil adalah bahan bacaan ditulis

ulang oleh guru, sehingga mudah dipahami oleh siswa, ketergantungan antar anggota

sangat erat dan kuat (setiap siswa hanya membaca satu bagian materi), ditunjuknya

pimpinan kelompok (pimpinan kelompok sebagai penghubung antar kelompok dan

guru, serta mengatur diskusi kelompok), dan tidak terdapat kuis yang memberikan

sumbangsih nilai pada kelompok. Kelebihan dari jigsaw II adalah bahwa semua

siswa membaca semua materi, yang akan membuat konsep-konsep yang telah

disatukan menjadi lebih mudah untuk dipahami.

Ada tiga model metode jigsaw yang dapat diterapkan menurut Doolittle (2002

dalam Hesti (2008), yaitu:

1. Within Group Jigsaw

Pada model ini, masing-masing anggota kelompok bertanggungjawab untuk

mempelajari satu bagian persoalan yang harus dipecahkan kelompok tersebut.

Setelah mempelajarinya, masing-masing harus mengajarkan kepada anggota

kelompok lainnya. Ini juga berlaku pada kelompok yang lain.

Page 14: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

2. Expert Group Jigsaw

Jika pada within group jigsaw masing-masing anggota kelompok mempelajari

sendiri bagian persoalan yang diberikan padanya, maka pada model expert group ini

anggota kelompok dari semua kelompok yang mendapat bagian persoalan yang sama

berkumpul menjadi ”kelompok ahli” untuk bersama-sama mempelajari dan

memecahkan persoalan tersebut. Setelah selesai mempelajarinya, masing-masing

kembali ke kelompok asalnya dan mengajarkan apa yang telah mereka pelajari pada

”kelompok ahli” tadi.

3. Whole Group Jigsaw

Berbeda dengan expert group, pada whole group ini kelompok yang pertama

kali terbentuk sudah langsung menjadi ”kelompok ahli” yang masing-masing

mempelajari persoalan yang berbeda dengan kelompok lainnya. Setelah itu masing-

masing kelompok mengajarkan bagian persoalannya kepada kelompok lain melalui

diskusi atau presentasi.

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Aronson (2006)

adalah sebagai berikut :

a. Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok

terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut

kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah

bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas

mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan

materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut

kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa

mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana

bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal.

Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw. Misal suatu kelas dengan

jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan

Page 15: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan

terdapat 5 kelompok ahli yang masing-masing beranggotakan 8 siswa dan 8

kelompok asal yang masing-masing terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok

ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau

dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada

pada kelompok ahli maupun kelompok asal

b. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya

dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu

kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru

dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

c. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.

d. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan

berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke

skor kuis berikutnya.

e. Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi

pembelajaran.

f. Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka

perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Menurut Lie (2008), teknik mengajar jigsaw sebagai berikut:

a. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian

b. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai

topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar dapat

menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai

topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata

siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.

c. Siswa dibagi dalam kelompok berempat.

d. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan siswa yang

kedua menerima bahan yang kedua. Demikian seterusnya.

e. Kemudian, siswa diminta membaca/mengerjakan bagian mereka masing-masing.

Page 16: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

f. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca/dikerjakan

masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa dapat saling melengkapi dan berinteraksi

antara satu dengan yang lainnya.

g. Kegiatan ini dapat diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran

hari itu. Diskusi dapat dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.

Gambar 1. Jigsaw (Lie, 2010)

Gambar 2. Jigsaw (Lie, 2010)

Menurut Slavin (2010), untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

disusun langkah-langkah pokok sebagai berikut; (1) pembagian tugas, (2) pemberian

lembar ahli, (3) mengadakan diskusi, (4) mengadakan kuis. Adapun rencana pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw ini diatur secara instruksional sebagai berikut:

Page 17: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

1. Membaca: siswa memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut untuk

mendapatkan informasi.

2. Diskusi kelompok ahli: siswa dengan topik-topik ahli yang sama bertemu untuk

mendiskusikan topik tersebut.

3. Diskusi kelompok: ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan topik pada

kelompoknya.

4. Kuis: siswa memperoleh kuis individu yang mencakup semua topik.

5. Penghargaan kelompok: penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan

kelompok.

Setelah kuis dilakukan, maka dilakukan perhitungan skor perkembangan

individu dan skor kelompok. Skor individu setiap kelompok memberi sumbangan pada

skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh pada kuis sebelumnya dengan

skor terakhir. Slavin (2010) memberikan petunjuk perhitungan skor kelompok

sebagaimana terlihat dalam Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Konversi Skor Perkembangan

Skor Kuis IndividuSkor

perkembangan

1. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal

2. 10 poin sampai 1 poin di bawah skor awal

3. Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal

4. Lebih dari 10 poin di atas skor awal

5. Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor

awal)

5

10

20

30

30

Untuk menentukan tingkat penghargaan yang diberikan untuk prestasi

kelompok, menurut Slavin (2010) dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3. Tim Penghargaan Kelompok

Rata-rata kelompok Penghargaan

15 poin TIM BAIK

Page 18: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

20 poin

25 poin TIM SANGAT BAIK

TIM SUPER

Berikut merupakan langkah-langkah metode jigsaw orisinil dengan

memodifikasi dari jigsaw II:

1. Menuliskan unit-unit yang menampilkan informasi unik mengenai subjek tetapi

dibuat supaya tetap masuk akal. Bisa juga dengan memotong bagian teks dan

menambahkan informasi yang diperlukan, atau dengan menuliskan materi yang

benar-benar baru.

2. Membagi siswa ke dalam tim yang beranggotakan lima sampai enam orang dan

membuat lima topik untuk tiap unit.

3. Menunjuk satu orang pemimpin tim, dan menekankan latihan pembentukan tim

sebelum dan selama menggunakan teknik tersebut.

4. Menggunakan kuis-kuis dan tidak menggunakan skor tim, skor kemajuan, atau

lembar berita. Cukup memberikan nilai individual kepada siswa.

Adapun langkah-langkah dari Within Group Jigsaw adalah sebagai berikut:

1. materi dibagi ke dalam 3-5 bagian

2. dibentuk kelompok yang terdiri atas 3-5 siswa (jumlah siswa yang terbagi ke dalam

kelompok harus sama dengan jumlah pembagian materi)

3. masing-masing siswa yang tergabung dalam kelompok memiliki tanggungjawab atas

satu bagian materi yang harus dipelajari

4. setelah semua siswa mempelajari bagian materi mereka masing-masing, setiap siswa

mengajarkan bagian mereka kepada kelompok mereka

5. semua siswa diuji kemampuan materinya secara individu

Page 19: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Berikut merupakan langkah-langkah dari Expert Group Jigsaw:

1. Materi dibagi ke dalam 3-5 bagian

2. Dibentuk “Home Group”/grup asal yang terdiri atas 3-5 siswa (jumlah siswa pada grup

asal harus sama dengan jumlah pembagian materi)

3. Masing-masing siswa pada grup asal diberi tanggungjawab satu materi untuk

dipelajari

4. Setelah semua siswa mempelajari bagian mereka, dibentuklah “expert group”/grup

ahli. Semua siswa yang mempelajari materi 1 atau semua siswa yang mempelajari

materi 2 dari masing-masing grup dikumpulkan ke dalam satu grup baru yang disebut

grup ahli. Begitu seterusnya sehingga terbentuk kelompok ahli untuk setiap materi.

5. Grup ahli mendiskusikan materi mereka dan menyepakati pengertian dan poin-poin

penting dari materi tersebut

6. Siswa-siswa pada kelompok ahli kembali ke kelompok mereka masing-masing (grup

asal) dan mengajarkan materi mereka kepada kelompok mereka

7. Semua siswa diuji secara individu

Gambar 3. Within Group Jigsaw, Doolittle, 2002 (dalam Hesti, 2008)

Page 20: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Langkah-langkah dari Whole Group Jigsaw adalah sebagai berikut:

1. Materi dibagi ke dalam 3-5 bagian

2. Dibentuk beberapa kelompok. Jumlah kelompok harus sama dengan jumlah

pembagian materi

3. Masing-masing kelompok memiliki tanggungjawab atas satu materi yang harus

dipelajari

4. Setelah semua kelompok mempelajari bagian mereka, kelompok-kelompok tersebut

bergiliran mengajarkan bagian materi mereka kepada kelompok lain

5. Setiap siswa diuji secara individu

Ada beberapa cara lain dalam menggunakan jigsaw dengan memberikan

beberapa modifikasi dalam implementasinya, seperti berikut ini (Slavin, 2010):

Gambar 4. Expert Group Jigsaw, Doolittle, 2002 (dalam Hesti, 2008)

Gambar 5. Whole Group Jigsaw, Doolittle, 2002 (dalam Hesti, 2010)

Page 21: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

1. Menyuruh siswa mencari informasi melalui kepustakaan untuk topik yang akan

mereka diskusikan.

2. Setelah para ahli menyampaikan laporan, mintalah siswa menuliskan esai atau

memberikan laporan lisan daripada memberikan kuis.

3. Memberi tiap tim topik yang unik untuk dipelajari bersama dan memberikan masing-

masing anggota tim sebuah subtopik. Kemudian, tim mempersiapkan dan membuat

presentasi lisan di depan kelas.

b. STAD (Student Teams Achievement Divisions)

STAD (students teams achievement divisions) dikembangkan oleh Robert

Slavin dan kawan-kawan. STAD dipandang sebagai tipe pembelajaran kooperatif

yang paling sederhana dari model pembelajaran kooperatif. STAD sangat cocok

untuk mengajarkan konsep pada bidang studi yang telah terdefiniskan dengan jelas,

misalnya matematika, geografi, kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu

pengetahuan ilmiah (Slavin, 2008).

Tujuan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa agar dapat saling

mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang

diajarkan oleh guru. Para siswa harus saling mendukung teman satu timnya untuk

bisa melakukan yang terbaik, menunjukkan norma bahwa belajar itu suatu hal

penting, berharga dan menyenangkan. Para siswa bekerjasama dengan teman satu

timnya, menilai kekuatan dan kelemahan untuk saling membantu agar berhasil dalam

kuis.

Slavin (2008) menyatakan bahwa dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim

belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda tingkat kemampuan, jenis

kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, kemudian

siswa bekerja dalam timnya. Selanjutnya, untuk memastikan bahwa semua anggota

tim telah menguasai pelajaran, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi yang

telah diajarkan secara sendiri-sendiri dan tidak diperbolehkan untuk saling

membantu. Tanggung jawab individual akan memotivasi siswa melakukan hal

terbaik bagi timnya. Skor kuis para siswa akan dibandingkan dengan rata-rata

Page 22: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

pencapaian mereka sebelumnya (skor awal), dan masing-masing tim akan diberikan

skor/poin berdasarkan tingkat kemajuan yang dicapai siswa dibandingkan skor/poin

yang dicapai sebelumnya. Skor tim didasarkan pada kemajuan yang di buat

anggotanya, hal ini memberikan kesempatan sukses yang sama untuk semua siswa.

Tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau

penghargaan.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai lima tahapan atau

langkah-langkah, yaitu:

1. Tahap penyajian materi

Penyajian materi dilakukan oleh guru, dimulai dari kegiatan pembukaan,

penyampaian konsep esensial, pengembangan materi, serta petunjuk pelaksanaan.

Penyampaian materi bisa menggunakan pengajaran langsung, atau ceramah-

diskusi yang dilakukan oleh guru. Dapat juga melalui presentasi audio-visual atau

kegiatan penemuan kelompok (Nur, 2005).

Pada kegiatan ini siswa bekerja untuk menemukan informasi atau

mempelajari konsep-konsep. Penyajian materi pada STAD berbeda dari

pengajaran biasa, yaitu materi yang disajikan harus secara jelas dan fokus pada

unit STAD tersebut. Dengan cara ini, siswa menyadari bahwa mereka harus

sungguh-sungguh memperhatikan untuk dapat mengerjakan kuis dengan baik,

yang nantinya akan menentukan skor timnya.

2. Tahap kegiatan kelompok/tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari

kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnis. Fungsi utama tim

adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, untuk

mempersiapkan anggotanya untuk dapat mengerjakan kuis dengan baik.

Pada kegiatan tim, setiap tim bertugas menguasai materi pembel-ajaran,

dan membantu anggota tim lainnya untuk menguasai materi/konsep pelajaran.

Siswa diberi lembar kerja dan lembar jawaban yang dipakai untuk mengerjakan

Page 23: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

tugas kelompok. Diskusi kelompok yang berhasil ditandai dengan tingginya

interaksi perbincangan ilmiah antar siswa dalam satu kelompok untuk

mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai

alternatif pemikiran. Sebelum memulai kerja tim, perlu dibahas peraturan-

peraturan tim sebagai berikut.

Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa anggotanya telah

mempelajari materi yang diberikan oleh guru.

Tidak ada yang boleh berhenti berdiskusi sampai semua anggota kelompok telah

menguasai materi.

Siswa yang belum paham tentang materi, disarankan minta bantuan pada semua

anggota timnya, sebelum bertanya kepada guru.

Teman satu tim boleh saling berbicara satu sama lain dengan suara pelan dan

tidak mengganggu kelompok lain.

Kerja tim merupakan ciri terpenting dalam STAD. Pada kegiatan ini

ditekankan kepada semua anggota tim agar melakukan yang terbaik untuk timnya,

dan pada tim sendiri agar melakukan yang terbaik untuk membantu anggotanya.

Slavin (2008) menyatakan bahwa derajat keyakinan siswa pada kesuksesan

akademik tergantung pada usaha yang dilakukan. STAD meningkatkan perasaan

para siswa bahwa hasil yang mereka keluarkan tergantung pada kinerja, dan

bukan karena keberuntungan. Hal ini yang mendorong siswa untuk melakukan

yang terbaik untuk dirinya sendiri dan juga untuk timnya.

3. Tahap tes individu/kuis

Pada tahap kuis, guru membagi soal tes dan memberi cukup waktu bagi

siswa untuk menyelesaikannya. Pada kegiatan tes/kuis ini, siswa tidak

diperbolehkan bekerjasama atau saling membantu antar anggota timnya. Siswa

berusaha menunjukkan hasil yang diperoleh secara individu, hal ini menjamin

agar siswa secara individual bertanggung jawab untuk memahami materi/konsep

yang telah dipelajari.

Page 24: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Setelah kegiatan tes selesai, hasil pekerjaan tiap siswa dikumpulkan untuk

diperiksa guru. Apabila waktu cukup tersedia, hasil pekerjaan siswa bisa langsung

diperiksa bersama dengan saling menukar lembar jawaban siswa dalam tim

dengan tim lainnya, selanjutnya dihitung skor kemajuan siswa dan skor tim.

4. Tahap perhitungan skor (skor kemajuan individual)

Setelah dilakukan tes, dan jawaban siswa diperiksa, kemudian ditentukan

nilai peningkatan siswa dan skor tim. Gagasan di balik skor kemajuan individual

adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang dapat dicapai

apabila mereka bekerja lebih giat, dan memberikan kinerja yang lebih baik dari

pada sebelumnya. Tiap siswa diberikan skor awal yang diperoleh dari rata-rata

kinerja siswa sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama atau dapat

menggunakan hasil nilai terakhir siswa pada tahun sebelumnya. Siswa selanjutnya

akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor

kuis mereka dibandingkan dengan skor awal siswa (Slavin, 2008).

Tabel 1. Pedoman Pemberian Skor Peningkatan Individu

NILAI TES POIN KEMAJUAN

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

10 - 1 poin di bawah skor awal 10

Skor awal sampai 10 poin di atas skor

awal

20

Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30

Kertas jawaban sempurna (terlepas dari

skor awal)

30

Sumber : Slavin, 2008

Tujuan dari pemberian skor awal dan poin kemajuan adalah untuk

memungkinkan semua siswa memberikan nilai maksimum pada timnya masing-

masing, berdasarkan hasil prestasi/kinerja pencapaian siswa sebelumnya. Siswa

memahami bahwa cukup adil untuk membandingkan masing-masing siswa

Page 25: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

dengan tingkat prestasi sebelumnya, karena siswa memiliki tingkat kemampuan

dan pengalaman yang tidak sama. Sebelum menentukan poin kemajuan,

diperlukan satu salinan nilai tes, yaitu nilai tes awal yang akan dibandingkan

dengan nilai yang dicapai dalam kuis untuk menentukan poin kemajuan.

Nilai tim ditentukan dengan mencatat nilai peningkatan dari masing-masing

anggota tim pada lembar ringkasan tim. Nilai tim diperoleh dengan membagi nilai

total peningkatan tim dengan jumlah anggota tim yang hadir.

5. Tahap penghargaan tim (rekognisi tim)

Tiga tingkat penghargaan diberikan untuk tim, yang didasarkan pada nilai

rata-rata tim sebagai berikut.

Tabel 2. Kriteria dan Penghargaan terhadap Nilai Rata-rata Tim

KRITERIA PENGHARGAAN

Tim dengan rata-rata skor tim 15 Good Team

Tim dengan rata-rata skor tim 20 Great Team

Tim dengan rata-rata skor tim 25 Super Team

Sumber : Saptono, 2004

Atau dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3. Kriteria dan Penghargaan terhadap Nilai Rata-rata Tim

KRITERIA (RATA-RATA TIM) PENGHARGAAN

15 Tim Baik

16 Tim Sangat Baik

17 Tim Super

Sumber : Slavin, 2008

Page 26: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Untuk memberikan penghargaan tim, guru dapat membuat sertifikat

penghargaan sesuai dengan tingkatan pencapaian siswa yang telah dibuat.

Penghargaan juga bisa diberikan dalam bentuk hadiah (reward), atau yang paling

sederhana memberikan penghargaan secara verbal. Penghargaan yang diberikan guru

berfungsi untuk memotivasi siswa dalam bekerja dan belajar, agar prestasi dan

kinerjanya semakin meningkat.

c. TGT (Team Group Tournament)

TGT atau Teams Games Tournament ditemukan pertama kali oleh David De

Vries dan Keith Edwards pada tahun 1972 dan dikembangkan oleh Robert Slavin.

Johnson dan Johnson (1975) pada bukunya “Learning Together and Alone” juga

mengemukakan pembelajaran yang dikenal dengan Intergroup Competition yang

sebetulnya jika dikaji langkah-langkah dan aturannya sebetulnya persis sama dengan

TGT.

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah

tahapan untuk mendukung pelaksanaannya yaitu berupa sintak model pembelajaran

TGT: Presentasi Kelas, Kelompok belajar (Kelompok Belajar), Game/Turnamen

Akademik, Penghargaan terhadap Kelompok dan Pergeseran atau Bumping.

1. Presentasi Kelas

Pada kegiatan ini guru memperkenalkan materi pelajaran yang akan

dibahas, dengan pembelajaran langsung, diskusi, atau dapat menggunakan

cara yang lainnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam presentasi kelas ini berbeda

dengan presentasi kelas biasa, karena presentasi kelas pada pembelajaran

kooperatif tipe TGT yang disampaikan hanya menyangkut pokok-pokok

materi dan penjelasan tentang teknik pembelajaran yang akan digunakan.

Dengan demikian siswa harus memperhatikkan secara cermat selama

presentasi kelas berlangsung. Siswa harus menyadari bahwa kecermatannya

sangat menunjang untuk mempelajari materi yang disampaikan oleh guru,

Page 27: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

sehingga dapat mendukung keberhasilan belajar selanjutnya dan pada akhirnya

dapat membantu usaha mengumpulkan nilai untuk kelompok mereka.

1) Persiapan Pembelajaran

Pada pembelajaran kooperat i f t ipe TGT, penyusunan mater i

pelajarannya dibuat sedemikian rupa dengan maksud agar dapat

disajikan dalam: presentasi kelas, belajar kelompok dan turnamen akademik.

Bentuk persiapan tersebut dapat dikemas dalam satu perangkat pembelajaran yang

terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Bahan Pembelajaran, dan

Lembar Kerja Siswa (yang akan dipelajari siswa dalam belajar kelompok),

Perlengkapan Turnamen (yang akan digunakan dalam turnamen akademik)

dan Tes Hasil Belajar yang akan diujikan setelah pembelajaran selesai (post-

test).

2) Pelaksanaan Pembelajaran

Perangkat Pembelajaran yang diperlukan :

a) Lembar transparan atau yang lainnya, untuk memuat : Tujuan Pembelajaran

dan Materi Pembelajaran.

b) Bahan Pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa.

Kegiatan utama pada tahap ini adalah mempresentasikan di

dalam kelas, dengan memberikan pembelajaran langsung dan diskusi. Presentasi

pelajaran dibuka dengan menampilkan sesuatu yang dapat menarik perhatian

siswa. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa ingin

tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari dan secara singkat mengulangi

keterampilan atau materi pelajaran yang merupakan prasyarat. Setelah itu guru

menyajikan materi pokok dengan memberikan contoh-contoh menampilkan secara

visual atau dengan memanipulasi data contoh. Untuk mengevaluasi pemahaman

siswa dengan jalan memberikan pertanyaan atau soal kepada siswa secara

acak dan melanjutkan pada konsep berikutnya dengan segera setelah

siswa dapat menangkap ide utamanya. Pada langkah ini sebaiknya guru tidak

Page 28: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

memberi pertanyaan kepada siswa yang penyelesaiannya memerlukan

waktu yang terlalu panjang.

2. Belajar Kelompok (Kelompok Belajar)

Sebuah kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT, adalah

kelompok belajar yang terdir i dari empat sampai enam siswa

dengan kemampuan akademik yang berbeda. Anggota kelompok mewakili

strata yang ada, dalam hal kemampuan akademik, jenis kelamin atau ras dan

suku. Fungsi utama dari sebuah kelompok adalah untuk memberi kepastian bahwa

semua anggota kelompok telah belajar, yang lebih khusus lagi bahwa fungsi

sebuah kelompok adalah untuk menyiapkan anggotanya supaya dapat

mempelajari bahan pembelajaran dan LKS serta dapat mengerjakan latihan soal

dengan baik. Setelah presentasi kelas kegiatan kelompok pada umumnya adalah

berdiskusi antar anggota, sal ing membandingkan jawaban atas tugas

yang diberikan, memeriksa dan mengoreksi pekerjaan sesama anggota satu

kelompok.

Kelompok merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran

kooperatif tipe TGT. Penekanannya terletak pada anggota kelompok, yaitu untuk

melakukan sesuatu yang terbaik bagi kelompoknya dan dalam

memberikan dukungan untuk meningkatkan kemampuan akademik anggotanya

selama belajar. Kelompok memberikan perhatian dan penghargaan

yang sama terhadap setiap anggotanya hingga setiap anggota merasa dihargai.

1) Penempatan Siswa Dalam Kelompok (Kelompok Belajar)

Berikut ini cara-cara untuk menentukan anggota kelompok, diantaranya:

a) Menentukan Peringkat Siswa

Untuk menentukan anggota suatu kelompok belajar diperlukan

informasi tentang peringkat siswa. Menentukan peringkat siswa dalam suatu

kelas yai tu dengan ja lan mencar i informasi tentang skor

kemampuan awal siswa. Skor awal siswa ini dapat diperoleh dari

skor rata-rata nilai siswa pada tes sebelumnya, atau nilai raport siswa. S i swa

Page 29: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

d iu ru tkan dengan ca r a menyusun pe r i ngka t da r i yang

berkemampuan akademik tinggi sampai dengan siswa yang mempunyai

kemampuan akademik rendah. Apabila guru mengalami kesulitan untuk

menyusun peringkat siswa dengan tepat, maka guru dapat

menggunakan informasi lainnya mengenai siswa yang akan ditetapkan

peringkatnya asalkan informasi tersebut dapat menggambarkan kedudukan

siswa di dalam suatu kelas.

b) Menentukan Jumlah Kelompok

Setiap kelompok yang akan dibentuk, mempunyai anggota terdiri

dari empat sampai enam orang siswa. Sebagai pedoman yang dapat

d igunakan untuk menentukan jumlah ke lompok ya i tu dengan

memperhatikan banyak anggota setiap kelompok dan jumlah siswa yang

ada dalam kelas tersebut.

c) Penyusunan Anggota-Kelompok

Dalam menyusun anggota kelompok ditentukan atas dasar

susunan peringkat siswa yang telah dibuat. Diusahakan agar setiap kelompok

beranggotakan siswa-siswa yang mempunyai kemampuan akademik

tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian antara kelompok

yang satu dengan kelompok yang lain mempunyai rata-rata kemampuan yang

seimbang. Penyebaran kondisi siswa pada setiap kelompok juga harus

memperhatikan jenis kelamin dan kinerja siswa. Dengan demikian

keseimbangan di antara kelompok dapat dicapai.

2) Pelaksanaan Belajar Kelompok

Perangkat pembelajaran yang diperlukan yaitu: Bahan Pembelajaran

dan Lembar Kerja Siswa. Kegiatan utama pada tahap ini adalah siswa

mempelajari bahan pembelajaran sesuai dengan materi yang sedang

dipelajari dan mengerjakan LKS secara berkelompok. Selama belajar

kelompok siswa selalu berada dalam kelompoknya, tugas anggota

Page 30: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu

teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut.

Perlu ditekankan pada siswa bahwa ada aturan dasar dalam belajar

kelompok agar tujuan dari belajar kelompok dapat tercapai dengan

baik maka siswa harus memperhatikan hal-hal berikut ini :

Siswa tetap berada dalam kelompok

Siswa mengajukan pertanyaan pada kelompoknya sebelum pada guru.

Siswa memberikan umpan balik terhadap ide teman satu kelompok.

Kegiatan serta aturan-aturan lain yang dianggap penting dan perlu

diperhatikan oleh siswa adalah Siswa mengatur bangku dan duduk sesuai

kelompoknya,Siswa diberi waktu untuk memilih nama kelompok

masing-masing.

Setiap siswa mengerjakan tugas mengisi LKS secara individu setelah

itu mereka mencocokkan jawabannya dengan teman satu kelompoknya.

Apabila ada teman satu kelompok yang tidak/belum menemukan

jawabannya maka teman yang la in waj ib memberi penjelasan.

Siswa menghentikan belajarnya jika semua anggota kelompoknya telah

memahami materi yang sedang dipelajari, atau telah menjawab semua

soal yang ditugaskan atau waktu yang disediakan untuk mempelajari

materi yang ditugaskan telah habis.

Ketika semua siswa sedang belajar bersama kelompoknya,

sebaiknya guru berkeliling dalam kelas memperhatikan cara kerja

mereka, memberikan bimbingan belajar jika memang diperlukan.

3. Turnamen Akademik

Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT, turnamen akademik haruslah

didesain sedemikian rupa dengan tujuan untuk menguji pengetahuan yang telah

dicapai setiap siswa. Soal turnamen ini biasanya disusun dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang dipelajari. Pada

setiap pelaksanaan turnamen akademik, setiap meja turnamen dapat dilakukan

Page 31: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

oleh tiga atau empat orang siswa yang mempunyai kemampuan

akademik yang setara, dan setiap siswa mewakili kelompoknya masing-masing.

Perlengkapan yang harus disiapkan untuk turnamen ini adalah berupa

lembar soal dengan jawabannya yang telah diberi nomor dan dilengkapi dengan

setumpuk kartu benomor untuk pengundian soal/pertanyaan

turnamen. Siswa yang memperoleh giliran pertama mengambil satu kartu

bernomor, lalu membaca pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yang terambil

kemudian siswa tersebut harus berusaha menjawab pertanyaan yang ada.

Apabila siswa tersebut tidak bisa menjawab boleh menyatakan lewat dan

kesempatan menjawab diber ikan pada s i swa yang mendapat

g i l i ran berikutnya. Apabila siswa yang mendapat giliran pertama tadi berusaha

menjawab dan siswa yang mempunyai kesempatan menantang

pertama (giliran kedua) mempunyai jawaban yang "berbeda", maka siswa

giliran kedua boleh "menantang", jika siswa tersebut tidak menantang maka

kesempatan menantang dapat diberikan kepada siswa yang mendapat giliran

berikutnya.

S iswa yang dapat menjawab per tanyaan dengan benar , maka

dapat menyimpan kartu bernomor tadi sebagai bukti bahwa siswa tersebut

dapat menjawab soal yang diberikan dengan benar. Pada akhir turnamen

dilakukan penghitungan kartu yang telah dikumpulkan siswa untuk menentukan

skor siswa dalam turnamen, penghitungan skor tersebut dilakukan sesuai dengan

aturan pemberian skor dalam pembelajaran kooperatif TGT.

Turnamen akademik dalam pembelaiaran kooperatif TGT terjadi pada saat

berlangsungnya permainan ini. Biasanya turnamen diselenggarakan pada setiap

akhir minggu atau setelah guru memberikan presentasi kelas dan semua siswa

dan kelompoknya telah berlatih dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). Setiap

siswa yang mempunyai kemampuan akademik setara dan mewakili kelompok

yang berbeda bersaing untuk mendapatkan nilai maksimal dan

berusaha untuk menyumbangkan bagi kelompoknya.

Page 32: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

KELOMPOK A

KELOMPOK B KELOMPOK C

Gambar 1. Penempatan siswa dalam kelompok meja turnamen

Untuk menggambarkan hubungan antara kelompok-kelompok yang

anggotanya heterogen dan meja-meja turnamen dengan anggota

yang homogen seperti yang terlihat dalam illustrasi pada Gambar 1.

Gambar tersebut menunjukkan bagaimana menempatkan siswa pada

setiap kelompok dalam suatu turnamen atas dasar rangking kemampuan awal

siswa. Meja turnamen-1 adalah meja tempat berkompetisi siswa dengan

kemampuan awal tertinggi dalam kelompok, sebagai meja turnamen maka

meja ini adalah meja turnamen yang mempunyai tingkatan paling tinggi dalam

permainan ini. Meja turnamen-1 lebih t inggi t ingkatannya apabila

A1 A2 A3 A4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

Meja Turnamen 1

A1, B1, C1

C1 C2 C3 C4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

B1 B2 B3 B4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

Meja Turnamen 4

A4, B4, C4

Meja Turnamen 3

A3, B3, C3

Meja Turnamen 2

A2, B2, C2

Page 33: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

dibandingkan dengan meja turnamen-2, begitu pula meja turnamen-2

tingkatannya lebih tinggi bila dibandingkan dengan meja

turnamen-3. Meja turnamen-4 adalah meja turnamen yang mempunyai

tingkatan paling rendah diantara semua meja turnamen tadi.

Setelah turnamen selesai selanjutnya dilakukan penghitungan skor dimana

guru melakukan pengaturan kembali posisi siswa untuk turnamen berikutnya.

Siswa pemenang (memperoleh skor tertinggi) pada setiap meja turnamen

posisinya dinaikkan atau digeser satu tingkat ke meja turnamen yang

mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dari meja semula, sedangkan siswa yang

memperoleh skor terendah posisinya diturunkan satu tingkat pada meja

turnamen yang mempunyai tingkatan lebih rendah dari meja semula.

Siswa yang mempunyai skor paling tinggi pada meja turnamen

yang tingkatannya tertinggi, pos i s inya t idak dapa t d igeser l ag i .

Seper t i ha lnya pada s i swa yang mempunyai skor tertinggi tadi, maka

siswa yang mempunyai skor terendah pada meja dengan tingkatan terendah

posisinya tidak dapat digeser lagi. Perubahan posisi ini di lakukan terus

menerus pada set iap turnamen dilaksanakan, hingga pada akhirnya posisi

siswa berada pada meja yang sesuai dengan kinerja mereka.

a) Penetapan Siswa pada Meja Turnamen

Satu meja turnamen terdapat tiga atau empat siswa yang bertanding atau

berkompetisi dengan kemampuan yang seimbang. Berkemampuan seimbang di

sini dimaksudkan agar turnamen dapat berjalan sesuai dengan tujuan dari

pembelajaran ini.

Tabel 3. Contoh Penetapan Siswa dalam Kelompok dan pada Meja Turnamen

(16 siswa, 4 kelompok, 4 siswa pada meja turnamen)

NONAMA SISWA

(dlm rangking)KELOMPOK

MEJA SISWA PADA TURNAMEN KE

1 2 3 4 5 6 7

Page 34: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

M

N

O

P

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Rendah

Rendah

rendah

Rendah

Biru

Biru

Biru

Biru

Kuning

Kuning

Kuning

Kuning

Merah

Merah

Merah

Merah

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Setiap siswa adalah sebagai wakil dari kelompok yang berbeda. Untuk

menetapkan b a n y a k a n g g o t a s e t i a p m e j a t u r n a m e n s e b a i k n y a

memperhatikan banyaknya kelompok yang terbentuk. Apabila banyak

kelompok merupakan kelipatan dari banyak anggota kelompok, maka

penempatan siswa pada meja turnamen akan menjadi lebih mudah.

Barangkali yang perlu diperhatikan adalah bahwa nomor-nomor yang

menunjukkan tingkatan meja turnamen hanya ada pada catatan guru,

sehingga siswa tidak tahu secara tepat bagaimana penempatan meja

turnamen tersebut dilakukan dan dimeja tingkatan berapa mereka

bertanding. Nomor meja turnamen dapat diganti dengan nama huruf atau nama

Page 35: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

sesuatu benda, misalnya diberi nama "warna" : meja merah, biru, hijau dan

sebagainya atau diberi nama "bunga" misalnya : melati, mawar, kemuning atau

yang lainnya.

b) Pelaksanaan Turnamen Akademik

Untuk melaksanakan turnamen akademik, perangkat turnamen

yang diperlukan yaitu :

Lembar pertanyaan/ soal

Lembar kunci/ jawaban

Lembar pencatatan skor

Satu set kartu bernomor

Kegiatan utama dalam pelaksanaan turnamen akademik ini adalah

kompetisi pada meja turnamen. Setiap meja turnamen diikuti oleh tiga sampai

empat siswa yang bertanding dengan kemampuan seimbang. Pada awal

turnamen (tanpa sepengetahuan siswa) ditetapkan meja turnamen bagi setiap

siswa, dengan demikian siswa tidak tahu meja turnamen mana yang

mempunyai tingkatan tertinggi dan meja turnamen mana yang mempunyai

tingkatan terendah. Turnamen dapat dilaksanakan setelah semua siap, seluruh

peserta telah duduk pada meja turnamen dan dipastikan telah memperoleh

kelengkapan untuk turnamen. Putaran pada satu meja turnamen dengan tiga

orang peserta adalah seperti yang tertulis pada bagan perputaran di bawah ini.

Pemain Pertama

1. Mengambil satu kartu dari tumpukan kartu yang telah dikocok dan mencari soal yang sesuai.

2. Membaca soal turnamen.3. Mencoba menjawab soal turnamen.

1. Ikut mencoba menjawab soal.2. Menantang bila mempunyai

jawaban berbeda dengan pemain pertama.

3. Lewat

1. Ikut mencoba menjawab soal.2. Menantang bila mempunyai jawaban yang

berbeda denngan pemain pertama atau pemain kedua.

3. Mengambil dan membaca jawaban soal turnamen yang sesuai dan menentukan pemenangnya.

Page 36: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Pemain kedua Pemain ketiga

Gambar 2. Perputaran pemain dalam turnamen akademik

Aturan permainan seperti digambarkan pada Gambar 2 di atas dan

penjelasannya dan gambar tadi adalah sebagai berikut: setelah kartu bernomor

dikocok, pemain per tama mengambil soal yang sesuai dengan

nomor kartu yang diambil dan selanjutnya membaca dengan suara keras

(tujuannya adalah agar terdengar oleh kedua pemain lainnya yang berada dalam

satu meja) dan pemain pertama tadi harus mencoba untuk menjawab,

jika jawaban pemain pertama ini salah tidak dikenakan hukuman. Perlu

ditambahkan bahwa apabila isi dari pertanyaan dalam turnamen ini berupa soal-

soal maka semua pemain harus mencoba untuk mengerjakan soal tersebut,

sehingga mereka slap untuk menantang apabi la ada kesempatan.

Sete lah pemain per tama memberikan jawabannya, maka pemain

kedua berhak untuk menantang (apabila mempunyai jawaban yang berbeda

dari pemain yang pertama) atau kalau tidak menantang boleh menyatakan

lewat. Apabila pemain kedua menyatakan lewat maka sekarang yang

mempunyai kesempatan untuk menantang adalah pemain ketiga, ini pun kalau

siswa mempunyai jawaban berbeda dari pemain pertama dan kedua. Apabila

semua pemain telah menjawab, menantang atau menyatakan lewat maka

sekarang pemain ketiga mencocokkan kunci jawabannya, dan

membacanya dengan suara keras agar terdengar oleh kedua pemain lainnya.

Pemain yang menjawab benar berhak untuk menyimpan kartu bernomor

tadi, jika pemain penantang (pemain kedua dan ketiga) memberikan jawaban

Page 37: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

yang salah, maka mereka mendapatkan hukuman dengan mengembalikan kartu

yang diperoleh pada putaran sebelumnya. Apabila dari ketiga pemain tersebut

tidak ada yang menjawab benar maka kartu bernomor tadi dikembalikan pada

tempat semula.

Putaran berikutnya para pemain berganti giliran (berputar searah jarum

jam), sekarang yang mendapat giliran pertama adalah pemain kedua dan pemain

giliran kedua adalah pemain ketiga dan seterusnya. Seperti pada putaran pertama

tadi yang berhak untuk membacakan pertanyaan adalah pemain yang mendapat

giliran pertama, dan sebagai pembaca kunci jawaban adalah pemain terakhir,

sedangkan sebagai penantang pertama dan seterusnya adalah pemain

berikutnya yang be rada pada pos i s i t empa t duduk yang

berlawanan dengan arah putaran jarum jam.

Permainan terus berlanjut hingga waktu turnamen berakhir atau

kartu bernomor telah habis. Pada akhir turnamen seluruh pemain

menghitung jumlah perolehan kartu dan mencatat skor yang didapat pada lembar

pencatatan.

Semua siswa dalam meja turnamen yang berbeda, bermain pada saat yang

sama, sementara itu guru mengawasi dengan berjalan dari sa tu meja

turnamen ke meja turnamen yang la in . Hal in i untuk meyakinkan

bahwa semua siswa telah berturnamen dengan benar serta mengecek kebenaran

soal atau jawabannya. Berikut ini akan diberikan contoh tabel menurut Slavin

(1995) sebagai patokan untuk menentukan skor yang dimenangkan siswa pada

setiap tumamen yang diselenggarakan.

Page 38: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Tabel 4. Game score sheet

Tabel : …………….. Round : ………………….

PLAYER TEAM GAME 1

GAME 2

GAME 3

DAY’S TOTAL

TOURNAMENT

POINTS

M Giants 5 7 - 12 20

R Geniuses 14 10 - 24 60

D B. Bombs

11 12 - 23 40

Misalkan dalam suatu turnamen, sebuah meja turnamen berisi tiga siswa

yang dalam kompetisinya tidak memperoleh skor seri, maka siswa yang

paling banyak mengumpulkan kartu mendapatkan skor 60, siswa yang

berada pada posisisi kedua memperoleh skor 40 dan yang ketiga mendapatkan

skor 20 seperti yang tercantum di atas. Pedoman selanjutnya menurut Slavin

(1995) adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Calculating tournament points (for a four-player game)

PLAYERNO

TIES

TIES FOR TOP

TIE FOR MIDDLE

TIE FOR LOW

3-WAY TIE FOR

TOP

3-WAY TIE FOR

LOW

4-WAY TIE

TIE FOR LOW & HIGHT

Top scorer

60 50 60 60 50 60 40 50

High mid. Scorer

40 50 40 40 50 30 40 50

Low mid. 30 30 40 30 50 30 40 30

Page 39: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Scorer

Low scorer

20 20 20 30 20 30 40 30

Tabel 6. Calculating tournament points (for a three-player game)

Player No tiles Tie for Top scorer Tie for Low scorer 3- Way Tie

Top scorer 60 50 60 40

Middle scorer 40 50 30 40

Low scorer 20 20 30 40

Tabel 7. Calculating tournament points (for a three-player game)

PLAYER NO TIES TIED

Top scorer 60 40

Low scorer 20 40

4. Penghargaan Kelompok

Pada set iap akhir turnamen di lakukan penghi tungan skor , ini

dimaksudkan untuk menentukan kelompok mana yang memperoleh

nilai tertinggi. Untuk kelompok yang memperoleh nilai rata-rata mencapai

kriteria tertentu maka diberikan penghargaan berupa sertifikat atau bisa

juga yang lainnya. Berikut ini diberikan contoh lembar rangkuman pencatatan

skor yang sudah diisi menurut Slavin (1995) seperti yang tertera sebagai berikut

ini :

Tabel 8. Team summary sheet

Page 40: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Team Name : GENIUSES

TEAM MEMBERS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

I 60 20 20 40

R 40 40 20 60

V 50 20 40 60

D 60 60 20 40

TOTAL TEAM SCORE

210 140 160 200

TEAM AVERAGE

52.5 35 25 50

TEAM AWARD

Super Team

Good Team

Bagi kelompok yang memperoleh skor tertentu dapat diberikan

predikat misalnya : Good Team, Great Team dan kelompok yang

memperoleh skor tertinggi diberikan predikat Super Team. Pemberian

penghargaan ini dimaksudkan untuk memberikan rangsangan bagi siswa untuk

lebih giat dalam belajar, agar pada turnamen berikutnya dapat memperoleh nilai

yang baik hingga dapat menyumbang skor bagi kelompokya.

a) Pelaksanaan Penghargaan Kelompok

Perangkat yang perlu disiapkan untuk melaksanakan penghargaan

kelompok : Hasil pencatatan skor, Lembar rangkuman skor, Sertifikat atau

yang lainnya pada tahap ini kegiatannya dilakukan oleh guru, yaitu untuk

menghitung skor yang diperoleh kelompok serta membagikan sertifikat

sesuai dengan predikat yang diberikan. Kriteria penghargaannya adalah sebagai

berikut

Page 41: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Tabel 9. Kriteria Penghargaan Kelompok

NILAI PENGHARGAAN

Nilai ≥ 50 Super Team

45 ≤ Nilai < 50 Great team

40 ≤ Nilai < 45 Good Team

5. Bumping (pergeseran)

Setelah turnamen pertama dilaksanakan, selanjutnya dilakukan

pergeseran posisi (bumping) untuk setiap siswa pada meja turnamen.

Bumping ini selalu dilakukan setiap selesai dilaksanakannya turnamen

akademik, untuk mengatur posisi siswa pada meja turnamen dalam kompetisi

berikutnya. Pergeseran posisi tersebut dilakukan berdasarkan skor yang diperoleh

siswa pada turnamen yang telah dilaksanakan (skor siswa ditulis pada

lembar pencatatan skor).

Pada intinya dilakukannya bumping ini adalah untuk menggeser

(menempatkan) siswa yang memenangkan turnamen ke meja turnamen

dengan tingkatan yang lebih tinggi sedangkan siswa yang kalah digeser

pada meja turnamen yang mempunyai tingkatan lebih rendah dari meja

turnamen semula. Untuk lebih jelasnya cara untuk melakukan pergeseran pemain,

dapat dilihat seperti Gambar 3 berikut ini :

Meja-1

Tertinggi

Page 42: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Skor terendah Pemenang

Meja 2

Skor terendah Pemenang

Meja 3

Skor terendah Pemenang

Meja 4

Skor terendah Pemenang

Gambar 3. Bumping

Penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut :

a) Bagi siswa yang skornya tertinggi posisinya bergeser naik (kemeja tumamen

dengan tingkatan lebih tinggi ), sedangkan yang skornya terkecil) digeser turun

(ke meja turnamen dengan tingkatan lebih rendah).

b) Bagi siswa yang memperoleh skor sedang (middle scorer) tetap berada pada meja

turnamen semula.

c) Apabila terdapat dua siswa yang mempunyai skor sama maka untuk menentukan

pemenangnya, dilakukan dengan cara diundi.

d) Bumping ini dilakukan sebelum turnamen selanjutnya dimulai, sehingga para

pemain yang bertanding telah diatur sedemikian rupa sesuai dengan perolehan skor

pada turnamen sebelumnya.

d. Group Investigation

Menurut Sharan (1989 dalam Zingaro, 2008) di dalam Group Investigation

siswa membentuk kelompok-kelompok untuk merencanakan dan melaksanakan

penyelidikan, dan mensintesis temuan ke dalam presentasi kelompok di kelas. Peran

Page 43: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

umum guru adalah untuk membuat siswa sadar sumber daya yang dapat membantu

saat melakukan penyelidikan. Group Investigation mencakup empat komponen

penting ("empat I"): investigasi, interaksi, interpretasi dan motivasi intrinsik.

Investigasi mengacu pada fakta bahwa kelompok-kelompok fokus pada proses

bertanya tentang topik yang dipilih. Interaksi merupakan ciri dari semua metode

pembelajaran kooperatif, yang diperlukan bagi siswa untuk mengeksplorasi ide-ide

dan saling membantu belajar. Interpretasi terjadi ketika kelompok mensintesis dan

menguraikan temuan dari setiap anggota dalam rangka meningkatkan pemahaman

dan kejelasan ide. Akhirnya, motivasi intrinsik menyala pada siswa dengan

memberikan mereka otonomi dalam proses investigasi.

Keempat komponen penting Group Investigation tersebut digabungkan dalam

enam tahap. Sharan (1984 dalam Arends, 2008) mendeskripisikan enam langkah

dalam Group Investigation: 1) Pemilihan topik . Siswa memilih sub-sub topik

tertentu dalam bidang permasalahan umum tertentu, yang biasanya diterangkan oleh

guru. Siswa kemudian diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok kecil

berorientasi tugas yang beranggota dua sampai enam orang. Komposisi heterogen

baik secara akademis dan etnis; 2) Cooperative Learning. Siwa dan guru

merencanakan prosedur, tugas, dan tujuan belajar tertentu yang sesuai dengan sub-

sub topik yang yang dipilih dalam langkah 1; 3) Implementasi. Siswa melaksanakan

rencana yang diformulasikan dalam langkah 2. Pembelajaran mestinya melibatkan

beragam kegiatan dan keterampilan dan seharusnya mengarahkan siswa ke berabagai

macam sumber di dalam maupun di luar sekolah. Guru mengikuti dari dekat

perkembangan masing-masing kelompok dan menawarkan bantuan bila dibutuhkan;

4) Analisis dan sintesis. Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang

diperoleh selama langkah 3 dan merencanakan bagaimana informasi itu dapat

dirangkum dengan menarik untuk dipertontonkan atau dipresentasikan kepada teman-

teman sekelas; 5) Presentasi produk akhir. Beberapa atau semua kelompok di kelas

memberikan presentasi menarik tentang topik-topik yang dipelajari untuk membuat

satu sama lain saling terlibat dalam pekerjaan temannya dan mencapai perspektif

yang lebih luas tentang sebuah topik. Presentasi kelompok dikordinasikan oleh guru;

Page 44: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

6) Evaluasi. Dalam kasus-kasus yang kelompoknya menindaklanjuti aspek-aspek

yang berbeda dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi kontribusi masing-

masing kelompok ke hasil pekerjaan kelas secara keseluruhan. Evaluasi dapat

memasukkan asesmen individual atau kelompok, atau kedua-duanya.

Menurut Slavin (2008 :218), dalam group investigation, siswa bekerja melalui

enam tahap. Tahap-tahapan terdiri dari 1) Mengidentifikasi Topik dan Mengatur

Murid ke dalam Kelompok; 2) Merencanakan Tugas yang akan Dipelajari; 3)

Melaksanakan Investigasi; 4) Menyiapkan Laporan Akhir; 5) Mempresentasikan

Laporan akhir; 6) Evaluasi. Sedangkan Sharan (2009: 149) menyebutkan model

Group Investigation terdiri dari enam tahap sebagai berikut: 1) Kelas menentukan

subtema dan menyusunnya dalam kelompok penelitian; 2) Kelompok merencanakan

penelitian mereka; 3) Kelompok melakukan penelitian; 4) kelompok merencanakan

presentasi; 5) Kelompok melakukan presentasi; 6) Guru dan siswa mengevaluasi

proyek mereka.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disederhanakan bahwa dalam Group

Investigation terdiri dari eanam langkah/tahapan, para siswa dibebaskan membentuk

kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota. Kelompok ini

kemudian memilih topik-topik dari unit yang telah dipelajarai oleh seluruh kelas,

membagi topic-topik ini menjadi tugas-tugas pribadi, dan melakukan kegiatan yang

diperlukan untuk mempersiapkan laporan kelompok. Tiap kelompok lali

mempresentasikan atau menampilkan penemuan mereka di hadapan seluruh kelas

(Slavin, 2008 : 24 -25).

1) Komponen Group Investigation

Karakter unik dari Group Investigation terletak pada integrasi empat elemen

dasar yaitu penyelidian, interaksi, interpretasi, dan motivasi intrinsik (lihat gambar

1). Semua elemen dasar tersebut terjadi secara simultan, tetapi unsur keempat,

motivasi intrinsik memiliki status agak berbeda dengan tiga elemen lainnya, bisa

dilihat sebagai akibat dari tiga lainnya. Setiap elemen dasar tersebut diperluas untuk

Page 45: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

mengamati kontribusi mereka terhadap model pembelajaran kooperatif, meskipun

pada prakteknya empat elemen dasar tersebut tidak muncul secara terpisah-pisah

atau dalam bentuk potong-potongan (Sharan, 2009 : 144).

Gambar 1. Empat Elemen Dasar group investigation (Sharan & Sharan 1992 : 18).

Empat komponen-komponen penting pendekatan group investigation adalah

penyelidikan, interaksi, interpretasi dan motivasi intrinsik. (Bandingkan Gambar 1)

Mereka saling terkait dan bersamaan saat ini.

1. Investigasi mengacu pada organisasi dan prosedur untuk mengarahkan

pelaksanaan kelas pembelajaran sebagai sebuah proses kolaboratif bangunan

pengetahuan. Ini adalah komponen yang paling umum di Grup Investigasi.

Investigasi memungkinkan tiga komponen lainnya untuk mengambil tempat.

2. Interaksi menggambarkan dimensi sosial dari proses pembelajaran. Interaksi

antara siswa memberikan kontribusi untuk kemampuan mereka untuk

menafsirkan dan membuat informasi yang berarti. Interaksi antara rekan-rekan

sangat penting dalam mempromosikan verbalisasi dan diskusi.

Page 46: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

3. Interpretasi terjadi baik di tingkat sosial dan tingkat kognitif individu.

pemahaman Individu 'dari topik yang diteliti ditingkatkan oleh interpretasi

informasi mereka. Siswa mengubah informasi menjadi pengetahuan melalui

interpretasi informasi.

4. motivasi intrinsik merujuk pada keterlibatan emosional siswa. Tujuannya adalah

untuk memiliki siswa menjadi pribadi yang tertarik dalam penyelidikan. (Sharan

1992, 18-19) motivasi intrinsik dapat dilihat sebagai akibat dari tiga lainnya.

Investigasi yang efektif dan interaksi dalam kelompok tergantung pada sejauh

mana siswa telah menguasai keterampilan sosial dan akademis. Keterampilan sosial

memainkan peran penting dalam pembelajaran kolaboratif yang sukses dan karena itu

mereka sangat baik dilatih melalui pembelajaran kooperatif. Guru harus

mengevaluasi kebutuhan kelompok dengan member bantuan dalam menjaga interaksi

yang efektif di antara anggotanya. Guru dibutuhkan untuk membimbing dan

mendukung siswa mereka sepanjang proses untuk mengembangkan studi mereka dan

keterampilan sosial dan proses pembelajaran. Untuk menyimpulkan peran guru

berubah dari satu-satunya sumber pengetahuan untuk tutor, membimbing dan

manajer pembelajaran (Sharan & Sharan 1992; 1994). Group investigation

merupakan metode pedagogis di antara peserta didik dan guru di kelas. Dialog

tentang objek pembelajaran sangat penting dalam membangun makna dari konten.

Group investigation merupakan hal tentang penciptaan pengetahuan dan peningkatan

pembelajaran praktek dalam kelompok sosial. Group investigation merupakan salah

satu model yang mungkin pengorganisasian pembelajaran kolaboratif dilakukan

secara terbuka dan fleksibel dengan multi-media pembelajaran lingkungan.

3. Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Instruction)

Pembelajaran berbasis masalah pada dasarnya merupakan pembelajaran yang

mengarahkan siswa pada pemecahan masalah. Guru berperan memfasilitasi dengan

Page 47: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

mengajukan permasalahan dan memotivasi siswa untuk melakukan penyelidikan

dan penemuan inkuiri.

Model Pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan oleh Bruner yang

berorientasi pada pandangan psikologi kognitif. Pembelajaran ini sangat efektif

untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan membantu siswa

menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya dengan prinsip-prinsip

inquiri. Model pembelajaran ini sangat sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran

contektual teaching learning (CTL).

Pembelajaran Berbasis Masalah dikembangkan untuk membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan

intelektual. Pembelajaran berbasis masalah memotivasi siswa untuk

mengembangkan berpikir tingkat tinggi untuk mencari solusi pemecahan masalah

yang terjadi pada lingkungan terdekat siswa.

Sintaks (Tingkah Laku Mengajar) Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahap-tahap Perilaku guru

Tahap 1

Orientasi siswa kepada masalah Menjelaskan tujuan, logistik yang dibutuhkan

Memotivasi siswa terlibat aktif pemecahan masalah yang dipilih

Tahap 2

Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Tahap 3

Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

Page 48: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Tahap 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan teman

Tahap 5

Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja

Model-model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar

dan indikator harus disesuaikan sesuai dengan karakteristik Biologi. Kompetensi

dasar yang bersifat menjelasakan pengertiaan dan procedural dapat mengembangkan

model pembelajaran langsung, Kompetensi dasar yang menuntut penyelesaian

masalah maka guru dapat mengembangkan model pembelajaran berbasis masalah dan

Dan guru juga dapat mengembangkan pembelajaran kooperatif dengan menerapkan

beragam model diskusi.

Sebagai contoh identifikasi model-model pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik Biologi.

Kelas X, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Model pembelajaran

1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu

1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup Biologi

1.2 Mendeskripsikan objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan (molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, dan bioma)

Page 49: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup

2.1 Mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan

2.2 Mendeskripsikan ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria dan peranannya bagi kehidupan

2.3 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista, dan peranannya bagi kehidupan

2.4 Mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan, dan kajian literatur serta peranannya bagi kehidupan

Kelas X, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Model pembelajaran

3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati

3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan

3.2 Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia, dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam

3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi

Page 50: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan

4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

4.1 Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan

4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan

4.3 Menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah

4.4 Membuat produk daur ulang limbah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

Page 51: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

belajar tertentu & berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan

para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Dengan demikian aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan

yang tertata secara sistematis.

2. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita

terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya

suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,

menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan

teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis

pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat

pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang

berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

3. Metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode

pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata

dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi

pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi;

(5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9)

simposium, dan sebagainya.

4. Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam

mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

5. Tujuan Model dan Strategi dalam Pembelajaran BIOLOGI, diharapkan dapat

dipahami seluruh materi pelajaran yang disampaikan sesuai dengan kompetensi

yang diharapkan dalam standar isi.

6. Fungsi dan Peranan Model dan Strategi dalam Pembelajaran BIOLOGI

a. Pembelajaran adalah proses berpikir

b. Proses pembelajaran adalah memanfaatkan potensi otak

c. Pembelajaran Berlangsung Sepanjang Hayat

7. Karakteristik model dan strategi pembelajaran BIOLOGI

Page 52: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan

keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan

sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia

dengan alam sekitarnya.

8. Identifikasi Model-model Pembelajaran Yang Sesuai Dengan Karakteristik

BIOLOGI Model-model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan

kompetensi dasar dan indikator harus disesuaikan dengan sesuai dengan

karakteristik BIOLOGI, diantaranya:

a. Model Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction )b. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)c. Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Instruction)

B. Saran

1. Dalam penerapan model-model pembelajaran BIOLOGI , sebaiknya guru harus

secara bijak dalam menentukan dan memilih materi yang cocok, dihubungkan

dengan kondisi siswa dan kondisi sekolah pada umumnya.

2. Guru harus bisa menerapkan konsep-konsep belajar mandiri dari setiap model dan

metode pembelajaran yang dipakai. Hal ini akan menjadikan siswa mampu

mengembangkan dan membangun pengetahuannya sendiri tanpa harus selalu

bergantung pada guru.

3. Guru harus senantiasa mampu membangkitkan motivasi belajar siswa baik di

sekolah ataupun di luar sekolah. Hal ini akan sangat berarti dalam proses

pengembangan kecenderungan dan kecerdasan masing-masing siswa.

Page 53: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006

Badan Litbang dan Diklat Depag, Kurikulum dan Silabus Diklat Bagi Guru, Jakarta: Pusdiklat, 2006

Bobby DePorter dkk, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa, 2005

Dadang Garnida, Model Pembelajaran Contextual Learning, Bandung: Bina Mitra Madrasah Aliyah, 2006

Dadang Garnida, Model Pembelajaran Cooperatif Learning, Bandung: Bina Mitra Madrasah Aliyah, 2006

Ika Berdiati.2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis PAKEM, Bandung: Sega Arsy

Hisyam Zaini, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan

Mandiri

Jalaluddin Rumi, Kearifan Cinta, Yogyakarta, Kreasi Wacana, 2001

Muslich, Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontesktual

M. Saekhan Muchith, Kelompok, Kunci Sukses KBK, Makalah Tidak Diterbitkan, 2006

Page 54: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Thomas Amstrong, Sekolah Para Juara, Bandung: Kaifa, 2003

Page 55: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA

Lampiran

Instrumen Identifikasi pengembangan model-model pembelajaran BIOLOGI SD

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Model-model Pembelajaran

1.

Page 56: Bahan Ajar Model2 Pembelajaran BIO MA