babiii-sejarah deptan
TRANSCRIPT
7/29/2019 babIII-sejarah deptan
http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 1/10
BAB III
PEMBENTUKAN DEPARTEMEN PERTANIAN
Di bawah kepemimpinan Dr. Melchior Treub, Kebun Raya Bogor tumbuh danberkembang dengan pesat di berbagai bidang ilmu pengetahuan murni maupun pengetahuan
terapan. Perhatian yang lebih besar dari kegiatan-kegiatan Kebun Raya cenderung diarahkan
pada pembangunan pertanian sebagai sumber pendapatan yang paling utama di Hindia-
Belanda. Dari hasil pertanian itulah yang menjadi poros gerak roda kehidupan ekonomi di
Hindia-Belanda, seperti kegiatan perdagangan, perbankan, industri, dan transportasi. Sudah
selayaknya bahwa kemajuan dan kemakmuran masyarakatnya tergantung pada hasil pertanian.
Selama masa pemerintahan Hindia-Belanda sebelum tahun 1900, sangat sedikit sekali
upaya pemerintah untuk memperbaiki usahatani bagi masyarakat pribumi. Pada saat itu
usahatani masyarakat pribumi dilaksanakan secara tradisional. Para petani pribumi, umumnya
berkeyakinan bahwa apa yang telah diperolehnya sudah cukup menguntungkan dan mencukupi
kebutuhan hidupnya. Demikianlah gambaran umum, keadaan masyarakat petani pribumi
sebelum tahun 1900. Dengan adanya persaingan dengan negara-negara tropis lainnya atau
dengan hasil-hasil pertanian yang sama juga dihasilkan oleh negara-negara sub-tropis,
mendorong para pemilik perkebunan besar Hindia-Belanda melakukan perbaikan metoda-
metoda pertanian agar supaya mereka mampu meningkatkan produksinya, lebih baik mutunya
dan lebih murah. Upaya-upaya seperti tersebut di atas, diharapkan pemerintah agar dapat pula
dilakukan oleh para petani pribumi.
Karena tidak ada Perguruan Tinggi Pertanian di Hindia-
Belanda pada saat itu, Kebun Raya Bogor adalah satu-satunya
kelembagaan yang diharapkan akan dapat memberikan
pendidikan pertanian yang diperlukan dalam upaya mencapai
metoda pertanian yang lebih rational. Direktur Kebun Raya, Dr.
Melchior Treub, mengajukan rencana pembangunan pertanian
yang lebih rational, ia menyampaikan rencananya kepada
Direktur Departemen Pendidikan, Agama, dan Kerajinan. Namun
Departemen tersebut, kurang berminat di bidang pertanian.
Karena kurang mendapat perhatian dari Departemen Pendidikan,
Agama dan Kerajinan, kemudian Direktur Kebun Raya
12
DR. Melchior Treub
7/29/2019 babIII-sejarah deptan
http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 2/10
berpendapat bahwa rencana pembangunan pertanian yang lebih rational harus terlaksana agar
pembangunan pertanian tidak terhambat; oleh karena itu perlu secepatnya meletakkan dasar-
dasar kebijaksanaan pembangunan pertanian di daerah-daerah yang menunjang tercapainya
masyarakat pribumi yang lebih sejahtera. Sebagai Direktur Kebun Raya, Dr. Melchior Treub
yakin bahwa hambatan tersebut hanya dapat dipecahkan dengan cara membentuk
kelembagaan baru yang berdiri sendiri, yaitu Departemen Pertanian.
Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, W. Rooseboom, memanggil Direktur Kebun Raya
sehubungan dengan keinginan dan cita-citanya untuk membentuk Departemen baru yang
menangani dan mengurusi bidang pertanian. Atas permintaan Gubernur Jenderal, kemudian
pada tanggal 30 Januari 1902, Direktur Kebun Raya menyampaikan rencana tentang
pembentukan Departemen Pertanian. Mengenai rencana pembentukan Departemen Pertanian
di Hindia-Belanda ini akan dihubungkan dengan pertanian rakyat dan perkebunan yangmerupakan sumber pendapatan paling penting, kemudian Direktur Kebun Raya mengajukan
tiga alasan, yaitu :
1. Karena hampir tidak ada persaingan antara produksi pertanian rakyat dan perkebunan di
pasaran dunia serta dengan adanya kesuburan tanah yang baik, mendorong penduduk
pribumi untuk mengusahakan pertanian tanaman pangan tanpa harus menerapkan dengan
sungguh-sungguh cara bercocok tanam yang lebih baik.
2. Karena dampak perkembangan situasi pasar komoditi eksport mendorong adanya Sistem
Tanam Paksa, yakni sistem yang mewajibkan penduduk pribumi untuk menanam tanaman
eksport atas kehendak pemerintah Hindia-Belanda. Sistem tanam paksa ini ternyata tidak
dapat mendorong minat petani untuk menerapkan cara bercocok tanam yang lebih baik.
3. Seringkali Kebun Raya mendapat tugas untuk melakukan tugas sebagai suatu
“departemen Pertanian” meskipun dalam skala tugas yang sangat terbatas yaitu pada saat-
saat keadaan pertanian rakyat mendapat ancaman kerugian. Pada saat demikian
kemudian timbul permintaan pemerintah dan petani kepada Kebun Raya untuk mengatasi
kesulitan mereka. Kesemua itu mengharap dan menggantungkan bantuan kepada Kebun
Raya.
Dengan semakin meningkatnya persaingan komoditi pekebunan di satu pihak dan
ancaman peledakan jumlah penduduk di pihak lain, akan mendorong untuk segera dilakukan
usaha-usaha guna meningkatkan produksi pertanian. Hal tersebut dirasakan sebagai tantangan
13
7/29/2019 babIII-sejarah deptan
http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 3/10
yang semakin dirasakan oleh Kebun Raya. Sebagai Direktur Kebun Raya, Dr .Melchior Treub
kemudian menyusun langkah-langkah yang harus segera dilakukan secara lebih terinci yaitu
hal-hal yang berkenaan dengan pengembangan pertanian bagi penduduk pribumi, dan juga hal-
hal tentang pengembangan perkebunan besar.
Karena saat itu kedudukan pertanian di bidang perkebunan di Hindia-Belanda sangat
dominan, maka pengembangan pertanian perkebunan besar perlu mendapat perhatian pula
untuk dapat dicakup dalam Departemen Pertanian. Sekiranya Departemen baru itu dapat
diwujudkan, maka peran serta Kebun Raya dalam bidang pengembangan pertanian akan
berkurang sehubungan dengan ditingkatkannya kedudukan kelembagaan Kebun Raya menjadi
Departemen Pertanian. Kelembagaan Departemen yang baru itu nantinya akan memberikan
saran-saran secara langsung kepada Pemerintah Hindia-Belanda mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan pertanian. Lembaga Departemen baru tersebut tidak dimaksudkan hanyasebagai lembaga pelaksana administrasi saja, akan tetapi Departemen Pertanian itu
merupakan kelembagaan pemerintah yang mempunyai kewenangan tertinggi di bidang urusan
pertanian. Sekiranya pemerintah Hindia-Belanda dapat menyetujui rencana pembentukan
Departemen Pertanian maka upaya penyiapan sarana dan prasarana untuk mewujudkannya
perlu segera dimulai. Dalam hal ini, Kebun Raya kemudian ditunjuk oleh pemerintah dan diberi
tugas sebagai unsur inti dari departemen baru yang akan dibentuk itu. Oleh sebab itu
departemen baru seharusnya berkedudukan di Bogor. Direncanakan dalam Departemen
Pertanian itu akan dibentuk unit kerja yang menangani budidaya padi sebagai bagian dari
departemen. Sedangkan lembaga-;embaga yang telah ada akan menjadi bagian dari
Departemen Pertanian, demikian pula unit kerja yang ada di daerah akan dikoordinasi oleh
Departemen Pertanian. Namun demikian, Kebun Raya Bogor masih tetap sebagai lembaga
mandiri yang tidak berada di bawah Departemen Pertanian. Agar lembaga Departemen
Pertanian nanti mempunyai dayaguna dan hasil guna yang lebih tinggi, Dr. Melchior Treub
mengajukan saran sebagai berikut :
1. Lembaga Kebun Raya Bogor dan lembaga-lembaga lain di bawah Kebun Raya yang telah
ada sebelumnya, tidak dibubarkan dan dilebur ke dalam Departemen Pertanian. Akan
tetapi, lembaga-lembaga tersebut hendaknya masih tetap dijadikan bagian dari Kebun
Raya.
2. Bahwa Direktur Kebun Raya Bogor hendaknya ditunjuk dan ditetapkan sebagai Direktur
Departemen Pertanian yang baru itu. Saran adanya jabatan rangkap tersebut karena
14
7/29/2019 babIII-sejarah deptan
http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 4/10
keberhasilan Departemen Pertanian berkaitan erat dengan tugas dan fungsi Kebun Raya
beserta satuan-satuan unit kerjanya.
Pada tanggal 14 April 1902, Gubernur Jenderal Hindia-Belanda yatu W. Rooseboom
mengirm surat kepada Menteri Urusan Jajahan (Th.A.J. Van Wijck ) di Haque Negeri Belanda.
Surat tersebut memuat tentang keinginan untukmenambah sebuah Departemen baru di Hindia-
Belanda guna menangani hal-hal yang sangat penting yang berkenaan dengan pertanian.
Gubernur Jenderal menjelaskan pula adanya semakin meningkatnya kesulitan yang dialami
perkebunan besar milik orang-orang Eropa dan juga pertanian milik penduduk bumiputera yang
segera harus mendapat bimbingan yang serius dan efisien oleh tenaga-tenaga ahli sebagai
suatu upaya yang sangat diperlukan guna meningkatkan produktivitas pertanian sesuai dengan
kehendak masyarakat dan Pemerintah Hindia-Belanda. Sampai saat itu (1902), pengelolaan
urusan pertania dipercayakan oleh pemerintah Hindia-Belanda kepada Departemen Dalam
Negeri. Demikian pula pegawai-pegawai pemerintah yang memberikan bimbingan pertanian
adalah aparat Departemen Dalam Negeri yang juga mempunyai tugas-tugas lain selain urusan
pertanian. Karena tugas terhadap pamong praja tersebut sangat luas cakupannya, maka upaya
terhadap pengembangan dan pembinaan pertanian kurang mendapat perhatian secara lebih
intensif.
Gubernur Jenderal Hindia-Belanda mendukung rencana pembentukan departemen baru
yaitu depatemen Pertanian dan dukungan tersebut disampaikan kepada Menteri Urusan
Jajahan di negeri Belanda agar mendapat perhatian. Sekiranya Menteri Urusan Jajahan
menghendaki penjelasan lebih terperinci, maka Direktur Kebun Raya (Dr. Melchior Treub) akan
berangkat ke Eropa pada bulan Mei 1902. Direncanakan pula bahwa Dr. Melchior Treub akan
mengunjungi Amerika Serikat guna mempelajari organisasi Departemen Pertanian (USDA)
yang dapat dipakai sebagai bahan acuan dalam penyusunan Departemen Pertanian di Hindia-
Belanda nantinya. Pada tanggal 7 Aguatus 1902, Gubernur Jenderal menerima telegram dari
Menteri Urusan Jajahan (Th. A.J. Van Asch Wick ) yang menyebutkan agar rencana usulan
pembentukan Departemen Pertanian dapat dijelaskan lebih mendalam, agar supaya rencana
pembiayaan departemen yang akan dibentuk baru itu dapat disediakan seefisien mungkin.
Setelah menerima isi telegram, Gubernur Jenderal menghubungi Dewan Hindia-Belanda (Raad
Van Nederlands Indie), para pimpinan Departemen-departemen dan Jawatan-jawatan yang ada
kaitannya dengan rencana pembentukan departemen baru tersebut. Direktur Departemen
Dalam Negeri di Hindia-Belanda, yaitu P.C. Arends, merasa yakin sekali mengenai manfaat
adanya Departemen Pertanian, sekaligus mengharapkan agar departemen baru tersebut tidak
15
7/29/2019 babIII-sejarah deptan
http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 5/10
hanya diserahi tugas pengembangan bidang pengetahuan pertanian tetapi juga pembinaan
urusan administrasinya. Dengan adanya departemen baru tersebut akan dapat membantu
Departemen Dalam Negeri berupa berkurangnya beban yang terlalu berat dipikul oleh
Departemen Dalam Negeri. Departemen Dalam Negeri juga sependapat dengan Dr. Melchior
Treub bahwa anggaran belanja pemerintah Hindia-Belanda justru akan lebih produktif bila
dimanfaatkan untuk pengembangan dan pembinaan bidang pertanian. Direktur Departemen
Pendidikan, Agama, dan Kerajinan, J.H. Abendanon, berpendapat bahwa departemen baru
tidak diperlukan. Rencana pembentukan departemen baru itu merupakan sekedar upaya Dr.
Melchior Treub dalam rangka mencapai ambisinya untuk meningkatkan status kedinasannya.
Direktur Laboratorium Kedokteran di Jatinegara, J. De Haan, menyarankan agar dalam
Departemen Pertanian nantinya perlu dilengkapi dengan Laboratorium bakteriologi dan
Laboratorium kesehatan hewan yang bersifat terapan. Sedangkan pengembangan dan
pembinaan tenaga kesehatan hewan dan penyakit hewan secara lebih mendalam akan tetap
dilaksanakan di Laboratorium Kedokteran di Jatinegara. Oleh sebab itu, ia sangat menentang
sekali apabila penyelidikan/penelitian bakteriologi dipindahkan dari Laboratorium Kedokteran
Jatinegara ke Bogor. Komandan Departemen Angkatan Laut (Laksamana Madya A.P. Takema)
dan Direktur Lembaga Observatorium dan Meteorologi-Jakarta menyarankan agar Departemen
Pertanian menyelenggarakan dan mengelola sendiri stasion hujan. Sedangkan urusan
mengenai peramalan cuaca akan tetap dikelola oleh Lembaga Observatorium dan Meteorologi
Jakarta. Demikian pula, Kepala Jawatan Pertambangan (J.A. Schuurman) menyarankan agar
Departemen Pertanian diperlengkapi dengan ahli-ahli ilmu tanah karena itu akan memberikan
banyak manfaat bagi pengembangan dan pembinaan bidang pertanian.
Pada tanggal 19 Desember 1902, Dewan Hindia-Belanda bersidang dan sebagai hasil
keputusannya adalah menyetujui gagasan pembentukan departemen baru dan akan segera
memberikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur Jenderal. Hanya ada seorang anggota
Dewan (W.J.M. Michielsen) yang tidak setuju untuk dibentuknya Departemen Pertanian. Ia
berpendapat, pengembangan dan pembinaan di bidang pertanian cukup dapat ditangani
dengan cara pengembangan organisasi dan tugas dan fungsi lembaga Kebun Raya. Namun
mayoritas anggota Dewan Hindia-Belanda mendukung pembentukan departemen baru karena
mereka yakin bahwa departemen baru tersebut akan banyak memberikan harapan di masa
mendatang. Manfaat secara lebih khusus, bahwa penyelenggaraan pertanian yang
dilaksanakan oleh masyarakat bumiputera akan mendapat pembinaan dan bimbingan yang
lebih baik, dan untuk itu diperlukan upaya-upaya yang dilakukan secara ilmiah. Walau demikian
16
7/29/2019 babIII-sejarah deptan
http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 6/10
ada sedikit perbedaan antara Dewan Hindia-Belanda dengan Dr. Melchior Treub. Dewan
memberikan saran agar tugas Departemen baru itu nantinya diarahkan kepada hal-hal yang
bersifat ilmiah terapan. Dalam laporan singkatnya, Dewan tidak menyebutkan dan menjelaskan
tentang susunan organisasi departemen baru itu serta rencana anggaran belanja yang
diperlukan. Demikian pula, tidak disinggung tentang Lembaga Laboratorium Bakteriologi serta
Lembaga Observatorium dan Meteorologi akan dipindahkan ke Departemen Pertanian ataukah
tetap pada kedudukannya semula.
Pada tanggal 28 Desember 1902, Gubernur Jenderal W. Rooseboom mengirim surat
berupa saran kepada Menteri Urusan Jajahan. Dalam surat tersebut, Gubernur Jenderal setuju
sepenuhnya terhadap saran yang disampaikan oleh Dewan Hindia-Belanda mengenai rencana
pembentukan Departemen Pertanian. Seandainya Menteri Urusan Jajahan bersedia mengambil
alih usul rencana tersebut, maka penjelasan lebih lanjut yang lebih terperinci akan disampaikanoleh Dr. Melchior Treub segera setelah yang bersangkutan kembali ke Bogor. Menteri Urusan
Jajahan yang baru, A.W.F. Idenburg (pengganti T.A.J. Vann Asch Wijck pada tanggal 25
September 1902), mengirim surat-surat dokumen Kepada Dr. Melchior Treub pada tanggal 6
Pebruari 1903 yang telah kembali di Negeri Belanda dari kunjungannya ke Washington –USA.
Karena Dr.Melchior Treub sakit, maka ia tidak dapat
segera memberikan jawaban serta penjelasannya. Baru pada
tanggal 16 Maret 1903, Dr. M. Treub mengirimkan surat
jawabannya, antara lain menyebutkan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa laporan singkat yang telah disampaikan kepada
Menteri Urusan Jajahan, dimaksudkan sebagai suatu
penjajagan awal dari rencana dasar pembentukan
departemen baru. Sesuai dengan permintaan Gubernur
Jenderal, Dr. M. Treub diminta untuk merahasiakan
rencana detail pembentukannya, sehingga upaya untuk
melakukan diskusi dan memperoleh informasi dengan pihak-pihak lain belum dapat
dilakukan.
2. Adanya beda pendapat dengan Direktur Departemen Dalam Negeri (P.C. Arends) dan
dengan Direktur Departemen Pendidikan, Agama, dan Kerajinan (J.H. Abendanon), ia
menjelaskan bahwa peranan penelitian ilmiah dalam kaitannya dengan pembangunan
17
DR. A. W. F. Idenburg
7/29/2019 babIII-sejarah deptan
http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 7/10
pertanian harus ditetapkan pada kedudukan sebagai prioritas pertama. Dalam peranannya
di Departemen Pertanian, penelitian ilmiah harus bertindak sebagai sarana untuk mencapai
tujuan tertentu dari Departemen, dan oleh karenanya penelitian ilmiah dimaksudkan
bukanlah sebagai tujuan akhir/utama dari Departemen Pertanian. Oleh karena itu, ia kurang
sependapat dengan usul J.H. Abendanon agar Lembaga Kebun Raya Bogor dirubah dan
diganti menjadi Fakultas Ilmu Pengetahuan atau Perguruan Tinggi Ilmu Keteknikan. Ia
berpendapat bahwa upaya untuk membentuk Pendidikan Tinggi seperti itu tidak dapat
menampung beban yang seharusnya ditugaskan pada Departemen Pertanian. Sedangkan
beda pendapat dengan Direktur Departemen Dalam Negeri (P.C. Arends) tidaklah begitu
mendasar, karena Departemen Pertanian akan memanfaatkan limu pengetahuan dan
bukanlah tujuan departemen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Seperti halnya
dengan Bangsa Amerika, mereka tidak mengembangkan ilmu pengetahuan, akan tetapi
mereka mengeksploitasi ilmu pengetahuan.
3. Menanggapi pendapat Direktur Laboratorium Kedokteran (J. De Haan), Dr. M. Treub
merasa yakin bahwa studi tentang bakteriologi dan fisiologi pada penyakit hewan akan lebih
bermanfaat bila studi yang menjadi bagian Lembaga Laboratorium Kedokteran di
Jatinegara tersebut dipindahkan sehingga menjadi bagian dari Pusat Lembaga Ilmu
Pengetahuan di Bogor. Dalam kaitannya dengan Lembaga Observatorium, Dr. M. Treub
berpendapat bahwa kerjasama di bidang klimatologi merupakan program yang menarik
bagi Departemen Pertanian. Sekiranya hal ini tidak dapat dilaksanakan bersama, iasependapat dengan saran Dr. J.P. Van Der Stok , Direktur Institut Meteorologi Kerajaan
Belanda di De Bilt, yaitu akan mendirikan Stasiun Hujan sebagai bagian dari Departemen
Pertanian.
Menteri Urusan Jajahan, A.W.F. Idenburg , mengirim surat kepada Gubernur Jenderal
tertanggal 25 April 1903 yang menyebutkan bahwa Menteri menyetujui adanya keinginan
Pemerintah Hindia-Belanda untuk membentuk departemen baru yang mengurusi pembinaan
dan pengembangan bidang pertanian. Setelah tiba kembali di Bogor, Dr. M. Treub mulai kerja
kembali untuk meyelesaikan rencana lengkap tentang organisasi Departemen Pertanian.
Mengenai berbagai keberatan dan tantangan yang dialamatkan kepadanya pada awal
pembentukan departemen baru, mendapat perhatian sepenuhnya dari Dr. M. Treub.
Departemen Pertanian yang akan dibentuk itu direncanakan mempunyai cakupan tugas-tugas
administratif yang lebih komprehensif dari pada awal rencana. Untuk itu Dr. M. Treub
membatalkan rencana awalnya yaitu menggabungkan Lembaga Observatorium dan
18
7/29/2019 babIII-sejarah deptan
http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 8/10
Meteorologi di Batavia serta lambaga Laboratorium Kedokteran di Jatinegara ke dalam
Departemen Pertanian. Namun Departemen Pertanian akan tetap merencanakan membangun
sistem jaringan Stasion Meterologi sederhana, Laboratorium Bakteriologi dan Laboratorium
Kesehatan Hewan untuk kepentingan Departemen Pertanian sendiri. Semenjak diketahui
bahwa Pemerintah Hindia-Belanda mempunyai maksud untuk membangun Departemen
Pertanian, luapan kedongkolan dialamatkan kepada Dr. M. Treub, karena banyak kalangan-
kalangan lembaga-lembaga pemerintah telah mengenal Dr. M. Treub sebagai orang yang
berada di belakang layar. Dari para kalangan yang menjadi penantang, mencela rencana
pembentukan departemen baru tersebut sebagai bentuk ambisi Dr. M. Treub yang sangat
besar. Para kalangan yang sependapat dengan pembentukan departemen baru, berpendapat
bahwa mereka yang memberikan kritik itu kurang memahami lebih mendalam tentang pribadi
Dr. M. Treub yang telah banyak mengorbankan cita-citanya untuk kesejahteraan kaum bumi
putera di Hindia-Belanda.
Bagi Dr. M. Treub, jabatannya sebagai Direktur Kebun Raya Bogor telah dikenal di
seluruh dunia dan jabatan ini memberikan penghargaan kepada Dr. M. Treub sebagai suatu
kemuliaan. Di luar Hindia-Belanda, jabatan Direktur Departemen Pertanian dinilai kurang berarti
dibanding dengan jabatan Direktur Kebun Raya. Oleh karena itu, apa yang telah dilakukan oleh
Dr. M. Treub itu pada hakekatnya adalah suatu pengorbanan besar.
Rencana usulan pembentukan Departemen Pertanian disampaikan oleh Menteri Urusan
Jajahan kepada Majelis Rendah Dewan Perwakilan Rakyat Kerajaan Belanda pada tanggal 1
Pebruari 1904. Usulan tersebut disertai dengan nota penjelasan yang disampaikan oleh A.W.F
Idenburg, Menteri Urusan Jajahan. Rencana usulan tersebut kemudian dibicarakan dalam
sidang terbuka pada tanggal 2, 8, dan 9 Juni 1904. Satu-satunya anggota Dewan yang
menentang adalah H. Van Kol , yang berpendapat bahwa untuk mengembangkan pertanian
bumi putera yang diperlukan pertama kali adalah meningkatkan taraf sosial-ekonomi penduduk
bumiputera. Adapun upaya meningkatkan teknik pertanian dilakukan setelah tahap pertama
telah dapat dicapai. Ia juga berpendapat bahwa usulan Dr. M. Treub tersebut seyogyanya
merupakan suatu unit kerja baru bidang pertanian sebagai bagian dari Departemen Dalam
Negeri. Selanjutnya H. Van Kol mengejek Dr. M. Treub sebagai biang keladi dari rencana itu
karena usulan pembentukan departemen baru itu dimatangkan olehnya karena hubungan
pribadi dengan Guberbur Jenderal dan Menteri Urusan Jajahan. Ia juga mencela Dr. M. Treub,
bahwa Kebun Raya yang dibiayai dengan mahal itu tidak pernah berbuat apa pun berkaitan
dengan pertanian untuk penduduk bumiputera.
19
7/29/2019 babIII-sejarah deptan
http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 9/10
Pendapat Van Kol yang menentang pembentukan Departemen Pertanian tidak
mendapat dukungan dari anggota-anggota Majelis Rendah lainnya. Justru usulan pembentukan
departemen baru tersebut mendapat dukungan kuat dari anggota-anggota Majelis Rendah
lainnya seperti : Pijnacker, Hordijk, Fock, Cremer, Zijlma, dan Menteri Urusan Jajahan. Suatu
tanggapan yang menarik disampaikan oleh Fock , antara lain menyebutkan pandangannya
sebagai berikut :
“ Saya ingin menyampaikan penghargaan atas keberanianDr.M.Treub, dan saya mengharapkan agar apa yang diinginkanmasyarakat pribumi di Hindia-Belanda akan berhasil. DiperkirakanDr.M.Treub akan menghadapi tugas-tugas yang sulit, dan dalammenjalankan tugasnya nanti ia akan menghadapi banyak tantangan,terutama pertentangan yang datangnya dari unit kerja yang ada di Departemen Dalam Negeri karena unit kerja itu memegang perananyang menentukan. Pendidikan untuk para petani pribumi dan upaya
untuk meningkatkan taraf hidup mereka tidak diperhatikan samasekali oleh pemerintah Hindia-Belanda. Tetapi, ketika upaya
pendidikan dan peningkatan taraf hidup tersebut ingin diusahakan pemecahannya kepada para aparat pemerintah, mereka menyakiti hati dan menghalanginya. Apa yang sedang dikerjakan olehDr.M.Treub akan diperjuangkan sampai akhir hayatnya”.
Akhirnya usulan rencana pembentukan Departemen Pertanian dapat diterima oleh
Majelis Rendah Dewan Perwakilan Rakyat melalui hasil pemungutan suara dengan 70 suara
setuju dan 10 suara menolak. Ada pun 10 orang Majelis Rendah yang menyatakan menentang,
adalah : Ter Laan. Van Der Zwaag, Roell, Van Kol, Melchers, Schaper, Troelstra, Hugenholtz,
Ferf, dan Helsdingen.
Majelis Tinggi Dewan Perwakilan
Rakyat membicarakan usulan rencana
pembentukan Departemen Pertanian
dalam sidang pertemuannya pada
tanggal 15 Juli 1904. Rencana tersebut
ditentang oleh mantan Guberbur
Jenderal Hindia-Belanda Van Der Wijck
yang lebih menginginkan dibentuknya
suatu lembaga pertanian yang berada di
bawah (sub ordinasi) Departemen Dalam
Negeri. Majelis Tinggi menyetujui
20
Kantor Kebun Raya - Bogor
7/29/2019 babIII-sejarah deptan
http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 10/10
pembentukan Departemen Pertanian melalui pemungutan 25 suara setuju dan 2 suara
menolak. Anggota Majelis Tinggi yang menyuarakan tidak setuju adalah Van Der Wijck dan
Stork . Ahkirnya Departemen Pertanian resmi berdiri di Indonesia pada tanggal 1 Januari 1905
berdasarkan Dekrit Raja Belanda No. 28 tertanggal 28 Juli 1904. Departemen baru ini
menggunakan salah satu bangunan di komplek Kebun Raya Bogor yaitu Kantor Kebun Raya
(Land Planten Tuin), dan pemerintah Hindia-Belanda menetapkan Dr. M. Treub sebagai
Direktur Departemen Pertanian.
21