babiii-sejarah deptan

10
BAB III PEMBENTUKAN DEPARTEMEN PERTANIAN Di bawah kepemimpinan Dr. Melchior Treub, Keb un Raya Bogor tumbuh dan berkembang dengan pesat di berbagai bidang ilmu pengetahuan murni maupun pengetahuan terapan. Perha tian yang lebih besar dari kegiatan -kegiatan Kebu n Raya cenderung diarah kan pada pemb ang unan pertanian seb agai sumber pendapatan yan g paling utama di Hindia- Belanda. Dari hasil pert anian itulah yan g menj adi poro s gera k roda kehidu pan ekonomi di Hindia-Belanda, seperti kegiatan perdagangan, perbankan, industri, dan transportasi. Sudah selayaknya bahwa kemajuan dan kemakmuran masyarakatnya tergantung pada hasil pertanian. Selama masa pemerintahan Hindia-Belanda sebelum tahun 1900, sangat sedikit sekali upaya peme rint ah untu k memp erba iki usa hata ni bag i masy arak at prib umi. Pad a saa t itu usahatani masyarakat pribumi dilaksanakan secara tradisional. Para petani pribumi, umumnya berkeyakinan bahwa apa yang telah diperolehnya sudah cukup menguntungkan dan mencukupi kebu tuh an hidu pny a. Demi kian lah gamb aran umum, kead aan masy arak at peta ni prib umi sebelum tahun 190 0. Dengan adanya persa ingan denga n negara-nega ra tropis lainnya atau dengan hasil-hasil pertanian yang sama jug a dih asilk an oleh negara-negara sub -tr opis, mend oron g para pemi lik perk ebu nan bes ar Hind ia-Belan da mela kuka n perb aika n meto da- metoda pertanian agar supaya mereka mampu meningkatkan produksinya, lebih baik mutunya dan lebih murah. Upaya-upaya seperti tersebut di atas, diharapk an pemerintah agar dapat pula dilakukan oleh para petani pribumi. Karena tidak ada Perguruan Tinggi Pertanian di Hindia- Belanda pada saat itu, Kebun Raya Bogor adalah satu-satunya kelembag aan yang diharapkan akan dapa t member ikan pen didikan pert anian yan g dipe rlukan dalam upay a menc apa i metoda pertanian yang lebih rational. Direktur Kebun Raya, Dr. Melchior Treub, mengaju kan rencana pembangun an pertania n yang lebih rational, ia men ya mpa ikan ren cananya kepada Direktur Departemen Pendidikan , Agama, dan Kerajinan. Namun Departemen terse but, ku ran g bermi nat di bid ang perta nia n. Karena kurang mendapat perhatian dari Departemen Pendidikan,  Agama dan Kerajina n, kemudian Direktur Kebun Raya 12 DR. Melchior Treub

Upload: zuhaena16320

Post on 04-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/29/2019 babIII-sejarah deptan

http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 1/10

BAB III

PEMBENTUKAN DEPARTEMEN PERTANIAN

Di bawah kepemimpinan Dr. Melchior Treub, Kebun Raya Bogor tumbuh danberkembang dengan pesat di berbagai bidang ilmu pengetahuan murni maupun pengetahuan

terapan. Perhatian yang lebih besar dari kegiatan-kegiatan Kebun Raya cenderung diarahkan

pada pembangunan pertanian sebagai sumber pendapatan yang paling utama di Hindia-

Belanda. Dari hasil pertanian itulah yang menjadi poros gerak roda kehidupan ekonomi di

Hindia-Belanda, seperti kegiatan perdagangan, perbankan, industri, dan transportasi. Sudah

selayaknya bahwa kemajuan dan kemakmuran masyarakatnya tergantung pada hasil pertanian.

Selama masa pemerintahan Hindia-Belanda sebelum tahun 1900, sangat sedikit sekali

upaya pemerintah untuk memperbaiki usahatani bagi masyarakat pribumi. Pada saat itu

usahatani masyarakat pribumi dilaksanakan secara tradisional. Para petani pribumi, umumnya

berkeyakinan bahwa apa yang telah diperolehnya sudah cukup menguntungkan dan mencukupi

kebutuhan hidupnya. Demikianlah gambaran umum, keadaan masyarakat petani pribumi

sebelum tahun 1900. Dengan adanya persaingan dengan negara-negara tropis lainnya atau

dengan hasil-hasil pertanian yang sama juga dihasilkan oleh negara-negara sub-tropis,

mendorong para pemilik perkebunan besar Hindia-Belanda melakukan perbaikan metoda-

metoda pertanian agar supaya mereka mampu meningkatkan produksinya, lebih baik mutunya

dan lebih murah. Upaya-upaya seperti tersebut di atas, diharapkan pemerintah agar dapat pula

dilakukan oleh para petani pribumi.

Karena tidak ada Perguruan Tinggi Pertanian di Hindia-

Belanda pada saat itu, Kebun Raya Bogor adalah satu-satunya

kelembagaan yang diharapkan akan dapat memberikan

pendidikan pertanian yang diperlukan dalam upaya mencapai

metoda pertanian yang lebih rational. Direktur Kebun Raya, Dr.

Melchior Treub, mengajukan rencana pembangunan pertanian

yang lebih rational, ia menyampaikan rencananya kepada

Direktur Departemen Pendidikan, Agama, dan Kerajinan. Namun

Departemen tersebut, kurang berminat di bidang pertanian.

Karena kurang mendapat perhatian dari Departemen Pendidikan,

 Agama dan Kerajinan, kemudian Direktur Kebun Raya

12

DR. Melchior Treub

7/29/2019 babIII-sejarah deptan

http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 2/10

berpendapat bahwa rencana pembangunan pertanian yang lebih rational harus terlaksana agar 

pembangunan pertanian tidak terhambat; oleh karena itu perlu secepatnya meletakkan dasar-

dasar kebijaksanaan pembangunan pertanian di daerah-daerah yang menunjang tercapainya

masyarakat pribumi yang lebih sejahtera. Sebagai Direktur Kebun Raya, Dr. Melchior Treub

yakin bahwa hambatan tersebut hanya dapat dipecahkan dengan cara membentuk

kelembagaan baru yang berdiri sendiri, yaitu Departemen Pertanian.

Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, W. Rooseboom, memanggil Direktur Kebun Raya

sehubungan dengan keinginan dan cita-citanya untuk membentuk Departemen baru yang

menangani dan mengurusi bidang pertanian. Atas permintaan Gubernur Jenderal, kemudian

pada tanggal 30 Januari 1902, Direktur Kebun Raya menyampaikan rencana tentang

pembentukan Departemen Pertanian. Mengenai rencana pembentukan Departemen Pertanian

di Hindia-Belanda ini akan dihubungkan dengan pertanian rakyat dan perkebunan yangmerupakan sumber pendapatan paling penting, kemudian Direktur Kebun Raya mengajukan

tiga alasan, yaitu :

1. Karena hampir tidak ada persaingan antara produksi pertanian rakyat dan perkebunan di

pasaran dunia serta dengan adanya kesuburan tanah yang baik, mendorong penduduk

pribumi untuk mengusahakan pertanian tanaman pangan tanpa harus menerapkan dengan

sungguh-sungguh cara bercocok tanam yang lebih baik.

2. Karena dampak perkembangan situasi pasar komoditi eksport mendorong adanya Sistem

Tanam Paksa, yakni sistem yang mewajibkan penduduk pribumi untuk menanam tanaman

eksport atas kehendak pemerintah Hindia-Belanda. Sistem tanam paksa ini ternyata tidak

dapat mendorong minat petani untuk menerapkan cara bercocok tanam yang lebih baik.

3. Seringkali Kebun Raya mendapat tugas untuk melakukan tugas sebagai suatu

“departemen Pertanian” meskipun dalam skala tugas yang sangat terbatas yaitu pada saat-

saat keadaan pertanian rakyat mendapat ancaman kerugian. Pada saat demikian

kemudian timbul permintaan pemerintah dan petani kepada Kebun Raya untuk mengatasi

kesulitan mereka. Kesemua itu mengharap dan menggantungkan bantuan kepada Kebun

Raya.

Dengan semakin meningkatnya persaingan komoditi pekebunan di satu pihak dan

ancaman peledakan jumlah penduduk di pihak lain, akan mendorong untuk segera dilakukan

usaha-usaha guna meningkatkan produksi pertanian. Hal tersebut dirasakan sebagai tantangan

13

7/29/2019 babIII-sejarah deptan

http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 3/10

yang semakin dirasakan oleh Kebun Raya. Sebagai Direktur Kebun Raya, Dr .Melchior Treub

kemudian menyusun langkah-langkah yang harus segera dilakukan secara lebih terinci yaitu

hal-hal yang berkenaan dengan pengembangan pertanian bagi penduduk pribumi, dan juga hal-

hal tentang pengembangan perkebunan besar.

Karena saat itu kedudukan pertanian di bidang perkebunan di Hindia-Belanda sangat

dominan, maka pengembangan pertanian perkebunan besar perlu mendapat perhatian pula

untuk dapat dicakup dalam Departemen Pertanian. Sekiranya Departemen baru itu dapat

diwujudkan, maka peran serta Kebun Raya dalam bidang pengembangan pertanian akan

berkurang sehubungan dengan ditingkatkannya kedudukan kelembagaan Kebun Raya menjadi

Departemen Pertanian. Kelembagaan Departemen yang baru itu nantinya akan memberikan

saran-saran secara langsung kepada Pemerintah Hindia-Belanda mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan pertanian. Lembaga Departemen baru tersebut tidak dimaksudkan hanyasebagai lembaga pelaksana administrasi saja, akan tetapi Departemen Pertanian itu

merupakan kelembagaan pemerintah yang mempunyai kewenangan tertinggi di bidang urusan

pertanian. Sekiranya pemerintah Hindia-Belanda dapat menyetujui rencana pembentukan

Departemen Pertanian maka upaya penyiapan sarana dan prasarana untuk mewujudkannya

perlu segera dimulai. Dalam hal ini, Kebun Raya kemudian ditunjuk oleh pemerintah dan diberi

tugas sebagai unsur inti dari departemen baru yang akan dibentuk itu. Oleh sebab itu

departemen baru seharusnya berkedudukan di Bogor. Direncanakan dalam Departemen

Pertanian itu akan dibentuk unit kerja yang menangani budidaya padi sebagai bagian dari

departemen. Sedangkan lembaga-;embaga yang telah ada akan menjadi bagian dari

Departemen Pertanian, demikian pula unit kerja yang ada di daerah akan dikoordinasi oleh

Departemen Pertanian. Namun demikian, Kebun Raya Bogor masih tetap sebagai lembaga

mandiri yang tidak berada di bawah Departemen Pertanian. Agar lembaga Departemen

Pertanian nanti mempunyai dayaguna dan hasil guna yang lebih tinggi, Dr. Melchior Treub

mengajukan saran sebagai berikut :

1. Lembaga Kebun Raya Bogor dan lembaga-lembaga lain di bawah Kebun Raya yang telah

ada sebelumnya, tidak dibubarkan dan dilebur ke dalam Departemen Pertanian. Akan

tetapi, lembaga-lembaga tersebut hendaknya masih tetap dijadikan bagian dari Kebun

Raya.

2. Bahwa Direktur Kebun Raya Bogor hendaknya ditunjuk dan ditetapkan sebagai Direktur 

Departemen Pertanian yang baru itu. Saran adanya jabatan rangkap tersebut karena

14

7/29/2019 babIII-sejarah deptan

http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 4/10

keberhasilan Departemen Pertanian berkaitan erat dengan tugas dan fungsi Kebun Raya

beserta satuan-satuan unit kerjanya.

Pada tanggal 14 April 1902, Gubernur Jenderal Hindia-Belanda yatu W. Rooseboom

mengirm surat kepada Menteri Urusan Jajahan (Th.A.J. Van Wijck ) di Haque Negeri Belanda.

Surat tersebut memuat tentang keinginan untukmenambah sebuah Departemen baru di Hindia-

Belanda guna menangani hal-hal yang sangat penting yang berkenaan dengan pertanian.

Gubernur Jenderal menjelaskan pula adanya semakin meningkatnya kesulitan yang dialami

perkebunan besar milik orang-orang Eropa dan juga pertanian milik penduduk bumiputera yang

segera harus mendapat bimbingan yang serius dan efisien oleh tenaga-tenaga ahli sebagai

suatu upaya yang sangat diperlukan guna meningkatkan produktivitas pertanian sesuai dengan

kehendak masyarakat dan Pemerintah Hindia-Belanda. Sampai saat itu (1902), pengelolaan

urusan pertania dipercayakan oleh pemerintah Hindia-Belanda kepada Departemen Dalam

Negeri. Demikian pula pegawai-pegawai pemerintah yang memberikan bimbingan pertanian

adalah aparat Departemen Dalam Negeri yang juga mempunyai tugas-tugas lain selain urusan

pertanian. Karena tugas terhadap pamong praja tersebut sangat luas cakupannya, maka upaya

terhadap pengembangan dan pembinaan pertanian kurang mendapat perhatian secara lebih

intensif.

Gubernur Jenderal Hindia-Belanda mendukung rencana pembentukan departemen baru

yaitu depatemen Pertanian dan dukungan tersebut disampaikan kepada Menteri Urusan

Jajahan di negeri Belanda agar mendapat perhatian. Sekiranya Menteri Urusan Jajahan

menghendaki penjelasan lebih terperinci, maka Direktur Kebun Raya (Dr. Melchior Treub) akan

berangkat ke Eropa pada bulan Mei 1902. Direncanakan pula bahwa Dr. Melchior Treub akan

mengunjungi Amerika Serikat guna mempelajari organisasi Departemen Pertanian (USDA)

yang dapat dipakai sebagai bahan acuan dalam penyusunan Departemen Pertanian di Hindia-

Belanda nantinya. Pada tanggal 7 Aguatus 1902, Gubernur Jenderal menerima telegram dari

Menteri Urusan Jajahan (Th. A.J. Van Asch Wick ) yang menyebutkan agar rencana usulan

pembentukan Departemen Pertanian dapat dijelaskan lebih mendalam, agar supaya rencana

pembiayaan departemen yang akan dibentuk baru itu dapat disediakan seefisien mungkin.

Setelah menerima isi telegram, Gubernur Jenderal menghubungi Dewan Hindia-Belanda (Raad 

Van Nederlands Indie), para pimpinan Departemen-departemen dan Jawatan-jawatan yang ada

kaitannya dengan rencana pembentukan departemen baru tersebut. Direktur Departemen

Dalam Negeri di Hindia-Belanda, yaitu P.C. Arends, merasa yakin sekali mengenai manfaat

adanya Departemen Pertanian, sekaligus mengharapkan agar departemen baru tersebut tidak

15

7/29/2019 babIII-sejarah deptan

http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 5/10

hanya diserahi tugas pengembangan bidang pengetahuan pertanian tetapi juga pembinaan

urusan administrasinya. Dengan adanya departemen baru tersebut akan dapat membantu

Departemen Dalam Negeri berupa berkurangnya beban yang terlalu berat dipikul oleh

Departemen Dalam Negeri. Departemen Dalam Negeri juga sependapat dengan Dr. Melchior 

Treub bahwa anggaran belanja pemerintah Hindia-Belanda justru akan lebih produktif bila

dimanfaatkan untuk pengembangan dan pembinaan bidang pertanian. Direktur Departemen

Pendidikan, Agama, dan Kerajinan, J.H. Abendanon, berpendapat bahwa departemen baru

tidak diperlukan. Rencana pembentukan departemen baru itu merupakan sekedar upaya Dr.

Melchior Treub dalam rangka mencapai ambisinya untuk meningkatkan status kedinasannya.

Direktur Laboratorium Kedokteran di Jatinegara, J. De Haan, menyarankan agar dalam

Departemen Pertanian nantinya perlu dilengkapi dengan Laboratorium bakteriologi dan

Laboratorium kesehatan hewan yang bersifat terapan. Sedangkan pengembangan dan

pembinaan tenaga kesehatan hewan dan penyakit hewan secara lebih mendalam akan tetap

dilaksanakan di Laboratorium Kedokteran di Jatinegara. Oleh sebab itu, ia sangat menentang

sekali apabila penyelidikan/penelitian bakteriologi dipindahkan dari Laboratorium Kedokteran

Jatinegara ke Bogor. Komandan Departemen Angkatan Laut (Laksamana Madya A.P. Takema)

dan Direktur Lembaga Observatorium dan Meteorologi-Jakarta menyarankan agar Departemen

Pertanian menyelenggarakan dan mengelola sendiri stasion hujan. Sedangkan urusan

mengenai peramalan cuaca akan tetap dikelola oleh Lembaga Observatorium dan Meteorologi

Jakarta. Demikian pula, Kepala Jawatan Pertambangan (J.A. Schuurman) menyarankan agar 

Departemen Pertanian diperlengkapi dengan ahli-ahli ilmu tanah karena itu akan memberikan

banyak manfaat bagi pengembangan dan pembinaan bidang pertanian.

Pada tanggal 19 Desember 1902, Dewan Hindia-Belanda bersidang dan sebagai hasil

keputusannya adalah menyetujui gagasan pembentukan departemen baru dan akan segera

memberikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur Jenderal. Hanya ada seorang anggota

Dewan (W.J.M. Michielsen) yang tidak setuju untuk dibentuknya Departemen Pertanian. Ia

berpendapat, pengembangan dan pembinaan di bidang pertanian cukup dapat ditangani

dengan cara pengembangan organisasi dan tugas dan fungsi lembaga Kebun Raya. Namun

mayoritas anggota Dewan Hindia-Belanda mendukung pembentukan departemen baru karena

mereka yakin bahwa departemen baru tersebut akan banyak memberikan harapan di masa

mendatang. Manfaat secara lebih khusus, bahwa penyelenggaraan pertanian yang

dilaksanakan oleh masyarakat bumiputera akan mendapat pembinaan dan bimbingan yang

lebih baik, dan untuk itu diperlukan upaya-upaya yang dilakukan secara ilmiah. Walau demikian

16

7/29/2019 babIII-sejarah deptan

http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 6/10

ada sedikit perbedaan antara Dewan Hindia-Belanda dengan Dr. Melchior Treub. Dewan

memberikan saran agar tugas Departemen baru itu nantinya diarahkan kepada hal-hal yang

bersifat ilmiah terapan. Dalam laporan singkatnya, Dewan tidak menyebutkan dan menjelaskan

tentang susunan organisasi departemen baru itu serta rencana anggaran belanja yang

diperlukan. Demikian pula, tidak disinggung tentang Lembaga Laboratorium Bakteriologi serta

Lembaga Observatorium dan Meteorologi akan dipindahkan ke Departemen Pertanian ataukah

tetap pada kedudukannya semula.

Pada tanggal 28 Desember 1902, Gubernur Jenderal W. Rooseboom mengirim surat

berupa saran kepada Menteri Urusan Jajahan. Dalam surat tersebut, Gubernur Jenderal setuju

sepenuhnya terhadap saran yang disampaikan oleh Dewan Hindia-Belanda mengenai rencana

pembentukan Departemen Pertanian. Seandainya Menteri Urusan Jajahan bersedia mengambil

alih usul rencana tersebut, maka penjelasan lebih lanjut yang lebih terperinci akan disampaikanoleh Dr. Melchior Treub segera setelah yang bersangkutan kembali ke Bogor. Menteri Urusan

Jajahan yang baru,  A.W.F. Idenburg  (pengganti T.A.J. Vann Asch Wijck  pada tanggal 25

September 1902), mengirim surat-surat dokumen Kepada Dr. Melchior Treub pada tanggal 6

Pebruari 1903 yang telah kembali di Negeri Belanda dari kunjungannya ke Washington –USA.

Karena Dr.Melchior Treub sakit, maka ia tidak dapat

segera memberikan jawaban serta penjelasannya. Baru pada

tanggal 16 Maret 1903, Dr. M. Treub mengirimkan surat

 jawabannya, antara lain menyebutkan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa laporan singkat yang telah disampaikan kepada

Menteri Urusan Jajahan, dimaksudkan sebagai suatu

penjajagan awal dari rencana dasar pembentukan

departemen baru. Sesuai dengan permintaan Gubernur 

Jenderal, Dr. M. Treub diminta untuk merahasiakan

rencana detail pembentukannya, sehingga upaya untuk

melakukan diskusi dan memperoleh informasi dengan pihak-pihak lain belum dapat

dilakukan.

2.  Adanya beda pendapat dengan Direktur Departemen Dalam Negeri (P.C. Arends) dan

dengan Direktur Departemen Pendidikan, Agama, dan Kerajinan (J.H. Abendanon), ia

menjelaskan bahwa peranan penelitian ilmiah dalam kaitannya dengan pembangunan

17

DR. A. W. F. Idenburg 

7/29/2019 babIII-sejarah deptan

http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 7/10

pertanian harus ditetapkan pada kedudukan sebagai prioritas pertama. Dalam peranannya

di Departemen Pertanian, penelitian ilmiah harus bertindak sebagai sarana untuk mencapai

tujuan tertentu dari Departemen, dan oleh karenanya penelitian ilmiah dimaksudkan

bukanlah sebagai tujuan akhir/utama dari Departemen Pertanian. Oleh karena itu, ia kurang

sependapat dengan usul J.H. Abendanon agar Lembaga Kebun Raya Bogor dirubah dan

diganti menjadi Fakultas Ilmu Pengetahuan atau Perguruan Tinggi Ilmu Keteknikan. Ia

berpendapat bahwa upaya untuk membentuk Pendidikan Tinggi seperti itu tidak dapat

menampung beban yang seharusnya ditugaskan pada Departemen Pertanian. Sedangkan

beda pendapat dengan Direktur Departemen Dalam Negeri (P.C. Arends) tidaklah begitu

mendasar, karena Departemen Pertanian akan memanfaatkan limu pengetahuan dan

bukanlah tujuan departemen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Seperti halnya

dengan Bangsa Amerika, mereka tidak mengembangkan ilmu pengetahuan, akan tetapi

mereka mengeksploitasi ilmu pengetahuan.

3. Menanggapi pendapat Direktur Laboratorium Kedokteran (J. De Haan), Dr. M. Treub

merasa yakin bahwa studi tentang bakteriologi dan fisiologi pada penyakit hewan akan lebih

bermanfaat bila studi yang menjadi bagian Lembaga Laboratorium Kedokteran di

Jatinegara tersebut dipindahkan sehingga menjadi bagian dari Pusat Lembaga Ilmu

Pengetahuan di Bogor. Dalam kaitannya dengan Lembaga Observatorium, Dr. M. Treub

berpendapat bahwa kerjasama di bidang klimatologi merupakan program yang menarik

bagi Departemen Pertanian. Sekiranya hal ini tidak dapat dilaksanakan bersama, iasependapat dengan saran Dr. J.P. Van Der Stok , Direktur Institut Meteorologi Kerajaan

Belanda di De Bilt, yaitu akan mendirikan Stasiun Hujan sebagai bagian dari Departemen

Pertanian.

Menteri Urusan Jajahan,  A.W.F. Idenburg , mengirim surat kepada Gubernur Jenderal

tertanggal 25 April 1903 yang menyebutkan bahwa Menteri menyetujui adanya keinginan

Pemerintah Hindia-Belanda untuk membentuk departemen baru yang mengurusi pembinaan

dan pengembangan bidang pertanian. Setelah tiba kembali di Bogor, Dr. M. Treub mulai kerja

kembali untuk meyelesaikan rencana lengkap tentang organisasi Departemen Pertanian.

Mengenai berbagai keberatan dan tantangan yang dialamatkan kepadanya pada awal

pembentukan departemen baru, mendapat perhatian sepenuhnya dari Dr. M. Treub.

Departemen Pertanian yang akan dibentuk itu direncanakan mempunyai cakupan tugas-tugas

administratif yang lebih komprehensif dari pada awal rencana. Untuk itu Dr. M. Treub

membatalkan rencana awalnya yaitu menggabungkan Lembaga Observatorium dan

18

7/29/2019 babIII-sejarah deptan

http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 8/10

Meteorologi di Batavia serta lambaga Laboratorium Kedokteran di Jatinegara ke dalam

Departemen Pertanian. Namun Departemen Pertanian akan tetap merencanakan membangun

sistem jaringan Stasion Meterologi sederhana, Laboratorium Bakteriologi dan Laboratorium

Kesehatan Hewan untuk kepentingan Departemen Pertanian sendiri. Semenjak diketahui

bahwa Pemerintah Hindia-Belanda mempunyai maksud untuk membangun Departemen

Pertanian, luapan kedongkolan dialamatkan kepada Dr. M. Treub, karena banyak kalangan-

kalangan lembaga-lembaga pemerintah telah mengenal Dr. M. Treub sebagai orang yang

berada di belakang layar. Dari para kalangan yang menjadi penantang, mencela rencana

pembentukan departemen baru tersebut sebagai bentuk ambisi Dr. M. Treub yang sangat

besar. Para kalangan yang sependapat dengan pembentukan departemen baru, berpendapat

bahwa mereka yang memberikan kritik itu kurang memahami lebih mendalam tentang pribadi

Dr. M. Treub yang telah banyak mengorbankan cita-citanya untuk kesejahteraan kaum bumi

putera di Hindia-Belanda.

Bagi Dr. M. Treub, jabatannya sebagai Direktur Kebun Raya Bogor telah dikenal di

seluruh dunia dan jabatan ini memberikan penghargaan kepada Dr. M. Treub sebagai suatu

kemuliaan. Di luar Hindia-Belanda, jabatan Direktur Departemen Pertanian dinilai kurang berarti

dibanding dengan jabatan Direktur Kebun Raya. Oleh karena itu, apa yang telah dilakukan oleh

Dr. M. Treub itu pada hakekatnya adalah suatu pengorbanan besar.

Rencana usulan pembentukan Departemen Pertanian disampaikan oleh Menteri Urusan

Jajahan kepada Majelis Rendah Dewan Perwakilan Rakyat Kerajaan Belanda pada tanggal 1

Pebruari 1904. Usulan tersebut disertai dengan nota penjelasan yang disampaikan oleh A.W.F 

Idenburg, Menteri Urusan Jajahan. Rencana usulan tersebut kemudian dibicarakan dalam

sidang terbuka pada tanggal 2, 8, dan 9 Juni 1904. Satu-satunya anggota Dewan yang

menentang adalah H. Van Kol , yang berpendapat bahwa untuk mengembangkan pertanian

bumi putera yang diperlukan pertama kali adalah meningkatkan taraf sosial-ekonomi penduduk

bumiputera. Adapun upaya meningkatkan teknik pertanian dilakukan setelah tahap pertama

telah dapat dicapai. Ia juga berpendapat bahwa usulan Dr. M. Treub tersebut seyogyanya

merupakan suatu unit kerja baru bidang pertanian sebagai bagian dari Departemen Dalam

Negeri. Selanjutnya H. Van Kol mengejek Dr. M. Treub sebagai biang keladi dari rencana itu

karena usulan pembentukan departemen baru itu dimatangkan olehnya karena hubungan

pribadi dengan Guberbur Jenderal dan Menteri Urusan Jajahan. Ia juga mencela Dr. M. Treub,

bahwa Kebun Raya yang dibiayai dengan mahal itu tidak pernah berbuat apa pun berkaitan

dengan pertanian untuk penduduk bumiputera.

19

7/29/2019 babIII-sejarah deptan

http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 9/10

Pendapat Van Kol  yang menentang pembentukan Departemen Pertanian tidak

mendapat dukungan dari anggota-anggota Majelis Rendah lainnya. Justru usulan pembentukan

departemen baru tersebut mendapat dukungan kuat dari anggota-anggota Majelis Rendah

lainnya seperti : Pijnacker, Hordijk, Fock, Cremer, Zijlma, dan Menteri Urusan Jajahan. Suatu

tanggapan yang menarik disampaikan oleh Fock , antara lain menyebutkan pandangannya

sebagai berikut :

“ Saya ingin menyampaikan penghargaan atas keberanianDr.M.Treub, dan saya mengharapkan agar apa yang diinginkanmasyarakat pribumi di Hindia-Belanda akan berhasil. DiperkirakanDr.M.Treub akan menghadapi tugas-tugas yang sulit, dan dalammenjalankan tugasnya nanti ia akan menghadapi banyak tantangan,terutama pertentangan yang datangnya dari unit kerja yang ada di Departemen Dalam Negeri karena unit kerja itu memegang perananyang menentukan. Pendidikan untuk para petani pribumi dan upaya

untuk meningkatkan taraf hidup mereka tidak diperhatikan samasekali oleh pemerintah Hindia-Belanda. Tetapi, ketika upaya

 pendidikan dan peningkatan taraf hidup tersebut ingin diusahakan pemecahannya kepada para aparat pemerintah, mereka menyakiti hati dan menghalanginya. Apa yang sedang dikerjakan olehDr.M.Treub akan diperjuangkan sampai akhir hayatnya”.

 Akhirnya usulan rencana pembentukan Departemen Pertanian dapat diterima oleh

Majelis Rendah Dewan Perwakilan Rakyat melalui hasil pemungutan suara dengan 70 suara

setuju dan 10 suara menolak. Ada pun 10 orang Majelis Rendah yang menyatakan menentang,

adalah : Ter Laan. Van Der Zwaag, Roell, Van Kol, Melchers, Schaper, Troelstra, Hugenholtz,

Ferf, dan Helsdingen.

 Majelis Tinggi Dewan Perwakilan

Rakyat membicarakan usulan rencana

pembentukan Departemen Pertanian

dalam sidang pertemuannya pada

tanggal 15 Juli 1904. Rencana tersebut

ditentang oleh mantan Guberbur 

Jenderal Hindia-Belanda Van Der Wijck 

yang lebih menginginkan dibentuknya

suatu lembaga pertanian yang berada di

bawah (sub ordinasi) Departemen Dalam

Negeri. Majelis Tinggi menyetujui

20

Kantor Kebun Raya - Bogor 

7/29/2019 babIII-sejarah deptan

http://slidepdf.com/reader/full/babiii-sejarah-deptan 10/10

pembentukan Departemen Pertanian melalui pemungutan 25 suara setuju dan 2 suara

menolak. Anggota Majelis Tinggi yang menyuarakan tidak setuju adalah Van Der Wijck  dan

Stork . Ahkirnya Departemen Pertanian resmi berdiri di Indonesia pada tanggal 1 Januari 1905

berdasarkan Dekrit Raja Belanda No. 28 tertanggal 28 Juli 1904. Departemen baru ini

menggunakan salah satu bangunan di komplek Kebun Raya Bogor yaitu Kantor Kebun Raya

(Land Planten Tuin), dan pemerintah Hindia-Belanda menetapkan Dr. M. Treub sebagai

Direktur Departemen Pertanian.

21