babb i ii penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg...

17
Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 21 Bab iII Pengelolaan limbah gedung bppt sebelum renovasi 3.1. Kebutuhan Air Bersih dan Jumlah Limbah Cair Gedung BPPT Untuk menentukan kebutuhan air bersih atau penentuan besan IPAL dapat mengacu pada besaran People Equivalent (PE), yaitu tabel kebutuhan air bersih atau jumlah limbah untuk setiap bangunan. Tabel PE ini dapat dilihat seperti pada pada lampiran II Peraturan Gubernur Provinsi DKI Nomor 122 tahun 2005 seperti terlihat pada Tabel 3.1.

Upload: others

Post on 28-Jan-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 21

BBaabb iiIIII

PPeennggeelloollaaaann lliimmbbaahh ggeedduunngg bbpppptt sseebbeelluumm

rreennoovvaassii

3.1. Kebutuhan Air Bersih dan Jumlah Limbah Cair Gedung BPPT

Untuk menentukan kebutuhan air bersih atau penentuan

besan IPAL dapat mengacu pada besaran People Equivalent (PE),

yaitu tabel kebutuhan air bersih atau jumlah limbah untuk setiap

bangunan. Tabel PE ini dapat dilihat seperti pada pada lampiran II

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Nomor 122 tahun 2005 seperti

terlihat pada Tabel 3.1.

Page 2: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 22

Tabel 3.1 : Besaran Population Equivalen (Pe) untuk Perancangan IPAL berdasarkan Jenis peruntukan bangunan.

No. Peruntukan Bangunan

Pemakaian Air Bersih

Debit Air Limbah

Satuan PE Acuan

1 2 3 4 5 6 7

1. Rumah Mewah 250 200 Liter/penghuni/hari 1,67 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura

2. Rumah Biasa 150 120 Liter/penghuni/hari 1,00 Study JICA 1990 (proyeksi 2010)

3. Apartment 250 200 Liter/penghuni/hari 1,67 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura

4. Rumah Susun 100 80 Liter/penghuni/hari 0,67

5. Asrama 120 96 Liter/penghuni/hari 0,80

6. Klinik / Puskesmas 3 2,7 Liter/pengunjung/hari 0,02 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura

7. Rumah sakit Mewah 1000 800 Liter/jumlah tempat tidur pasien/hari

6,67 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura

Rumah Sakit Menengah 750 600 Liter/jumlah tempat tidur pasien/hari

5,00 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura

Rumah Sakit Umum 425 340 Liter/jumlah tempat tidur pasien/hari

2,83 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura

8. Sekolah Dasar 40 32 Liter/siswa/hari 0,27 SNI 03-7065-2005

9. SLTP 50 40 Liter/siswa/hari 0,33 SNI 03-7065-2005

10 SLTA 80 64 Liter/siswa/hari 0,53 SNI 03-7065-2005

11 Perguruan Tinggi 80 64 Liter/mahasiswa/hari 0,53 SNI 03-7065-2005

12 Rumah Toko / Rumah Kantor

100 80 Liter/penghuni dan pegawai/hari

0,67 SNI 03-7065-2005

13 Gedung Kantor 50 40 Liter/pegawai/hari 0,33 SNI 03-7065-2005

14 Toserba (toko serba ada, mall, department store)

5 4,5 Liter/m2 luas lantai/hari 0,04 SNI 03-7065-2005

15 Pabrik / Industri 50 40 Liter/pegawai/hari 0,33 SNI 03-7065-2005

16 Stasiun / Terminal 3 2,7 Liter/penumpang tiba dan pergi/hari

0,02 SNI 03-7065-2005

Page 3: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 23

Keterangan :

* Untuk pelayanan publik - Perhitungan menggunakan pendekatan PE hanya dipakai apabila tidak ada data aktual jumlah pemakaian air bersih per hari.

1 2 3 4 5 6 7

17. Bandara Udara * 3 2,7 Liter/penumpang tiba dan pergi/hari

0,02 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura

18 Restoran 15 13,5 Liter/kursi/hari 0,11 SNI 03-7065-2005

19 Gedung Pertunjukan 10 9 Liter/kursi/hari 0,08 SNI 03-7065-2005

20 Gedung Bioskop 10 9 Liter/kursi/hari 0,08 SNI 03-7065-2005

21 Hotel Melati s/d Bintang 2 150 120 Liter/tempat tidur/hari 1,00 SNI 03-7065-2005

22 Hotel Bintang 3 ke atas 250 200 Liter/tempat tidur/hari 1,67 SNI 03-7065-2005

23 Gedung Peribadatan 5 4,5 Liter/orang/hari (belum dengan air wudhu)

0,04 SNI 03-7065-2005

24 Perpustakaan 25 22,5 Liter/jmlh. pengunjung/hari

0,19 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura

25 Bar 30 24 Liter/jmlh. pengunjung/hari

0,20 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura

26 Perkumpulan Sosial 30 27 Liter/jmlh. pengunjung/hari

0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura

27 Klab Malam 235 188 Liter/kursi/hari 1,57 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura

28 Gedung Pertemuan 25 20 Liter/kursi/hari 0,17 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura

29 Laboratorium 150 120 Liter/staf/hari 1,00 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura

30 Pasar Tradisional / Modern

40 36 Liter/kios/hari 0,30 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura

Page 4: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 24

Untuk menghitung besarnya kapasitas IPAL dapat dilakukan

berdasarkan besarnya Koefisen luas bangunan atau berdasarkan

jumlah penghuni bangunan. Untuk bangunan yang baru, perkiraan

jumlah air limbah umumnya dilakukan berdasarkan PE untuk tiap-

tiap peruntukan dikalikan dengan satuan kapasitas (jumlah orang

atau luas lantai atau lainnya).

Disamping menggunakan table PE, untuk mengetahui

kebutuhan air bersih maupun untuk memperkirakan jumlah

limbahnya, maka juga dilakukan survai penggunaan air bersih dan

jumlah limbah buangan secara langsung. Berdasarkan hasil survai

tersebut, maka telah diketahui jumlah pemakaian air secara bulanan

maupun harian. Grafik jumlah pemakaian air bersih di gedung BPPT

Jl. MH Thamrin Jakarta, setiap bulannya dapat dilihat sebagai

berikut :

Grafik 3.1 : Jumlah Pemakaian Air PDAM Setiap Bulan Dari Mei

2009 s.d Maret 2010

Page 5: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 25

Survai pemakaian air juga dilakukan dengan pengamatan langsung

ke meter pemakaian air, dan hasil pengamatan harian tersebut

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2. : Jumlah Kebutuhan Air Harian di Gedung BPPT Jakarta,

tanggal 4 - 30 Juni 2010.

No

Tgl

Hari

Poss. Meter Air

Penggunaan Air

(m3/hari)

282272

1 4 Juni 10' Jum'at 282529 257

2 5 Juni 10' Sabtu 282829 300

3 6 Juni 10' Minggu 282971 142

4 7 Juni 10' Senin 283121 150

5 8 Juni 10' Selasa 283332 211

6 9 Juni 10' Rabo 283628 296

7 10 Juni 10' Kamis 283927 299

8 11 Juni 10' Jum'at 284215 288

9 12 Juni 10' Sabtu 284497 282

10 13 Juni 10' Minggu 284628 131

11 14 Juni 10' Senin 285021 393

12 15 Juni 10' Selasa 285034 13

13 16 Juni 10' Rabo 285305 271

14 17 Juni 10' Kamis 285581 276

15 18 Juni 10' Jum'at 285839 258

16 19 Juni 10' Sabtu 286127 288

17 20 Juni 10' Minggu 286253 126

18 21 Juni 10' Senin 286450 197

19 22 Juni 10' Selasa 286683 233

20 23 Juni 10' Rabo 286931 248

21 24 Juni 10' Kamis 287174 243

22 25 Juni 10' Jum'at 287409 235

23 26 Juni 10' Sabtu 287661 252

24 27 Juni 10' Minggu 287779 118

25 28 Juni 10' Senin 287913 134

26 29 Juni 10' Selasa 288152 239

27 30 Juni 10' Rabo 288468 316

TOTAL PENGGUNAAN AIR (m3) 6196

RATA-RATA (m3/hari) 247.84

Page 6: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 26

Grafik 3.2. : Grafik Pemakaian Air Harian Gedung BPPT Jakarta,

tanggal 4 - 30 Juni 2010 (m3/hari).

Air bersih digunakan untuk mencukupi semua kebutuahn air

yang ada di gedung BPPT, antara lain untuk siram tanaman, untuk

kantin, untuk cooling tower, untuk toilet dll. Secara detail neraca air

untuk kebutuhan di lingkungan BPPT adalah sebagai berikut :

Page 7: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 27

Gambar 3.1. : Neraca Pemakaian Air di Gedung BPPT Jakarta,

(m3/hari).

Dari hasil evaluasi dan survai kebutuhan air bersih tersebut, dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Jika kita melakukan pendekatan perhitungan pemakaian air

bersih berdasarkan Per. Gub DKI Jakarta No. 122 tahun

2005, maka kebutuhan air bersih untuk gedung/kantor

sebesar 50 ltr/orang.hari, dan 80% nya akan dibuang

sebagai limbah cair. Dengan bersadarkan konsumsi

tersebut, maka kebutuhan air untuk gedung perkantoran

BPPT adalah 3.060 org x 50 ltr = 153.000 liter perhari, dan

jumlah limbah yang dibuang sebesar 122.400 liter/hari.

Rata-rata pemakaian air PAM dari bulan Mei 2009 sampai

Maret 2010 di BPPT adalah 6.972 m3 /bulan, atau 234,2 m3

/hari. Berdasarkan pemakaian air bulanan ini, maka

Page 8: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 28

diperkirakan limbah yang keluar perhari adalah 80% x 234,2

m3 = 185,9 m3 /hari.

Berdasarkan hasil survai pemakaian air harian dan

pengamatan lapangan selama 4 minggu di BPPT diketahui

bahwa rata-rata jumlah kebutuhan air setiap hari adalah

247,84 m3/hari, maka diperkirakan limbah yang keluar

perhari adalah 80% x 247,84 m3 /hari = 198,27 m3 /hari.

Dari berbagai teknis pengamatan yang telah dilakukan ini,

maka ditetapkan kapasitas IPAL BPPT akan di disain

sebesar 200 m3 /hari.

3.2. Pengelolaan Limbah Sebelum Renovasi

Untuk mengelola limbahnya, saat ini Gedung BPPT telah

dilengkapi dengan 4 buah bak pengumpul limbah dan satu instalasi

pengolahan air limbah (IPAL). Air limbah terutama dari kamar mandi

dibagi menjadi dua, yaitu limbah yang berasal dari clean out (CO)

dan limbah dari water closed (WC) di salurkan dalam satu pipa

tersendiri menuju bak pengumpul. Kemudian dari bak pengumpul ini,

limbah dipompa menuju IPAL. Sedangkan limbah yang berasal dari

floor drain (FD) disalurkan dengan pipa yang lain dan langsung

dibuang ke saluran umum. Jadi saat ini belum semua limbah yang

dihasilkan diolah di IPAL. Gambar sistem perpipaan dari setiap

lantai ini dapat dilihat seperti pada Gambar 3.2 dan 3.3 sedangkan

gambar peta posisi (lokasi) bak pengumpul serta foto IPAL yang ada

di BPPT dapat dilihat seperti pada Gambar 3.4.

Page 9: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 29

Gambar 3.2 : Sistem Perpipaan Limbah Gedung BPPT (awal).

Gambar 3.3 : Sistem Pengelolaan Limbah di Area Gedung BPPT.

Keterangan :

CO = Celean out; WC = Water Closed; FD = Floor Drain

Page 10: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 30

Gambar 3.4 : Peta Posisi BP di Area Gedung Perkantoran BPPT

Jakarta

3.3. IPAL Existing

3.3.1. Proses Pengolahan

Limbah yang diolah bersumber dari celean out (CO) dan dari

water closed (WC), sedangkan limbah dari sumber lainnya seperti

floor drain (FD) kamar mandi, limbah kantin dan dapur belum diolah

dalam IPAL. System yang digunakan adalah dengan aerasi lagun,

dimana limbah yang ada dikumpulkan dalam satu bak pengumpul

(PIT), kemudian dipompa menuju IPAL dengan sistem perpipaan

Page 11: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 31

tertutup. Bak pengumpul/PIT ini juga dapat berfungsi sebagai bak

pengendap, yang mana kotoran besar, pasir, dan benda padat

lainnya dapat mengendap di PIT ini.

Di IPAL pertama limbah masuk ke bak equalisasi, kemudian

dari bak equalisasi limbah dipompa ke dalam reaktor aerasi yang

terdiri dari satu ruang besar dan dilengkapi dengan blower udara dan

difuser udara yang berada di bagian bawah dari limbah. Gambar 3.5.

menunjukkan gambar potongan IPAL gedung BPPT, dan gambar 3.6

& 3.7 menunjukkan foto lokasi IPAL BPPT, panel kontrol dan blower

udara yang akan mensuplai kebutuhan oksigen untuk proses

degradasi dengan mikro organisme aerobik.

Gambar 3.5: Gambar Potongan IPAL Gedung BPPT.

Page 12: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 32

Gambar 3.6 : Foto Lokasi IPAL BPPT

Gambar 3.7 : Foto Panel dan ME IPAL BPPT

3.3.2. Kondisi Exsisting IPAL

Air limbah dari empat unit bak pengumpul dipompakan

menuju ke unit equalisasi yang berfungsi sebagai bak penampung

air limbah dan bak kontrol fluktuasi aliran. Berdasarkan data primer

dan sekunder yang kami peroleh maka dapat dijelaskan kondisi

dilapangan proses pengolahan STP Gedung BPPT adalah sebagai

berikut :

1. Limbah yang diolah hanya limbah yang berasal dari celean out

(CO) dan dari water closed (WC) saja, sedangkan limbah lainnya

Page 13: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 33

belum diolah sama sekali. Dengan demikian maka seharusnya

dilakukan perbaikan system pengelolaan limbah yang ada saat

ini, karena berdasarkan Pergub Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta, Nomor 122 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Air Limbah

Domestik di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, system ini

sudah tidak sesuai lagi.

2. Bak Equalisasi : bak equalisasi pada hakekatnya berfungsi

sebagai bak penampung air limbah dan bak control fluktuasi

aliran serta tidak menutup kemungkinan terjadinya dekomposisi

organic akan tetapi kondisi existing dilapangan justru sangat

kotor. Hal ini terbukti terdapat banyak sampah seperti plastic dan

lumpur. Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka sampah dan

Lumpur akan terbawa ke bak aerasi sehingga secara otomatis

akan mengganggu proses.

3. Bak Aerasi : Didalam bak aeration tank terjadi proses degradasi

zat organik secara aerob yang ada dalam air limbah oleh

mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang dalam keadaan

tersuspensi. Oksigen yang dibutuhkan untuk reaksi

mikroorganisme tersebut diberikan/diinjeksikan dengan cara

memasukkan udara ke dalam bak aerasi activated sludge dengan

blower selama 24 jam. Akan tetapi kondisi existing injeksi oksigen

dilakukan pagi dan sore total hanya ± 3 jam/hari. Kegagalan

proses aerasi dicirikan oleh warna air yang hitam pekat dan bau

yang menyengat yang diakibatkan oleh dekomposisi zat organic

secara anaerob. Di sisi lain kondisi bak aerasi ditemukan banyak

sampah plastic dan lumpur yang berlebih, hal ini dapat

mempengaruhi kualitas hasil pengolahan. Jaringan perpipaan

blower sudah korosive dan aksesorise pipa banyak yang rusak

Page 14: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 34

sehingga pengaturan aliran udara tidak merata. Kondisi existing

juga memperlihatkan kondisi pompa blower yang sudah mulai

berkarat sehingga efisiensi blower diperkirakan sudah mengecil

akibat terjadinya kebocoran pipa.

4. Bak Pengendapan : bak pengendapan berfungsi untuk

mengendapkan lumpur yang terbawa dari bak aerasi. Didalam

bak pengendapan terjadi pemisahan antara air dan padatan

secara fisika. Akan tetapi kondisi existing proses ini dapat dikatan

tidak terjadi karena jumlah lumpur yang berlebih dan harus

dibersihkan.

5. Bak klorinasi : kondisi existing bak klorinasi sudah tidak

difungsikan lagi karena kerusakan pompa dan aksesorise.

6. Bak penampung lumpur : kondisi exsisting bak pengendap, bak

klorinasi dan bak penampung lumpur tidak dapat dibedakan

karena kualitas air secara visual sama, jumlah lumpur yang

berlebih dan terdapat sampah plastic.

3.3.3. Hasil Analisa Kualitas Outlet IPAL BPPT Sebelum

Renovasi

Sebagai data analisis sebelum dilakukan pengambilan

keputusan rencana perbaikan IPAL ini, maka pada tanggal 04 bulan

Juni 2010 lalu telah dilakukan pengambilan sampel limbah untuk di

bandingkan antara kondisi fisik dan analisa kualitas limbah segar,

outlet dan air hasil reuse limbah. Foto 3.8 dan 3.9. menunjukkan

foto-foto pengambilan sampel dan kodisi fisik limbah.

Page 15: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 35

Gambar 3.8 : Foto Pengambilan Sampel Limbah IPAL Gedung

BPPT.

Gambar 3.9 : Foto Sampel Limbah IPAL.

(1. limbah segar; 2. limbah outlet IPAL; 3. Hasil Re-use)

Hasil analisa lengkap kualitas limbah segar dan hasil outlet olahan

limbah di IPAL tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

Page 16: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 36

Tabel 3.3 : Data Hasil Pengujian Laboratorium Inlet IPAL BPPT

Tanggal 04 Juni 2010

NO

PARAMETER

SATUAN

INDIVIDUAL / RUMAH

TANGGA

KOMUNAL

HASIL

METODE

1. PH (26OC) **) - 6 – 9 6 – 9 7,6 SNI 06-6989.11-2004

2. Nilai Permanganat (KMn04) ***) mg/l 85 85 87,2 SNI 06-6989.22-2004

3. Zat padat terlarut (TDS) mg/l 50 50 165 SNI 06-6989.3-2004

4. Amoniak (NH3-N) **) mg/l 10 10 58,71 SNI 06-6989.30-2004

5. Minyak & Lemak mg/l 10 10 11,2 HACH

6. Detergen (MBAS) mg/l 2 2 0,56 SNI 06-6989.51-2004

7. BOD5 mg/l 75 50 66 SNI 06-2503.1991

8. COD **) mg/l 100 80 192 SNI 06-6989.15-2004

Hasil Pengujian Keterangan : *) = Peraturan Gubernur Provinsi Derah Khusus Ibukota Jakarta No. 122 Tahun 2005 Baku Mutu Limbah Cair Domestik **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN

Tabel 3.4 : Data Hasil Pengujian Laboratorium Oulet IPAL BPPT

Tanggal 04 Juni 2010

NO

PARAMETER SATUAN

INDIVIDUAL / RUMAH

TANGGA

KOMUNAL

HASIL

METODE

1. PH (26OC) **) - 6 – 9 6 – 9 7,4 SNI 06-6989.11-2004

2. Nilai Permanganat (KMn04) **) mg/l 85 85 39,1 SNI 06-6989.22-2004

3. Zat padat terlarut (TDS) mg/l 50 50 20 SNI 06-6989.3-2004

4. Amoniak (NH3-N) **) mg/l 10 10 24,95 SNI 06-6989.30-2004

5. Minyak & Lemak mg/l 10 10 7,9 HACH

6. Detergen (MBAS) mg/l 2 2 0,28 SNI 06-6989.51-2004

7. BOD5 mg/l 75 50 29 SNI 06-2503.1991

8. COD **) mg/l 100 80 85 SNI 06-6989.15-2004

Hasil Pengujian Keterangan : *) = Peraturan Gubernur Provinsi Derah Khusus Ibukota Jakarta No. 122 Tahun 2005 Baku Mutu Limbah Cair Domestik **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN

Berdasarkan hasil evaluasi IPAL dan analisa kualitas limbah tersebut

di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Page 17: Babb i II Penggeelloollaaaann blliimmb baahh ggeedduunngg ...kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALBPPT/bab3.pdf · 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT 37

- Gedung BPPT belum mengolahan semua limbah yang

dihasilkan, sementara berdasarkan Pergub Provinsi DKI

Jakarta No. 122 Tahun 2005 telah mewajibkan bahwa semua

limbah domestik yang dihasilkan harus diolah terlebih dahulu

sebelum dibuang ke saluran umum.

- Berdasarkan hasil analisa kualitas limbah outlet IPAL BPPT

pada tanggal 04 Juni 2010 diketahui bahwa kualitas limbah

buangan IPAL BPPT masih belum memenuhi standar

buangan air limbah yang sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan Pemda DKI Jakarta.

- Untuk mencapai standar pengelolaan dan pengolahan limbah

yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di DKI, maka

perlu dilakukan perbaikan sistem pengelolaan limbah dan

modifikasi IPAL yang ada.

Berdasarkan hasil analisa kualitas limbah dan evaluasi kondisi

lapangan serta disain yang ada, maka dapat diperkirakan penyebab

dari kurang bagusnya kualitas outlet IPAL tersebut, diantaranya :

- System operasional IPAL perlu diperbaiki,

- Karena semakin bertambahnya jumlah limbah akibat

bertambahnya jumlah karyawan maka kapasitas IPAL saat ini

sudah tidak mencukupi lagi.

- Perlu adanya perbaikan beberapa peralatan yang ada,

- Perlu adanya penambahanan unit untuk meningkatkan

kapasitas olah dari IPAL tersebut.