bab4k3

9
 30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini adalah hasil identifikasi dari survey yang dilakukan sehubungan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Petugas Pertamina SPBU Pintu 1. Pemantauan dan identifikasi ini dilakukan di lingkungan Pertamina SPBU Pintu 1 dengan metode walk through survey dengan menggunakan checklist, wawancara dan kamera. Hasil Identifikasi 1. Faktor Risiko Hazard Petugas Pertamina a. Faktor Lingkungan Fisik  KEBISINGAN: Adan ya kebisingan yg bersumber dari kendaraan yang berlalu lalang di area SPBU, dan tidak ada pekerja yg mengeluhkan adanya kebisingan disini. Dan pihak perusahaan pun tidak melakukan pengendalian terhadap kebisingan ini.  PENCAHAYAAN: pencahayaan di SPBU ini pada siang hari  bersumber dari cahaya matahari; sedangkan pada malam hari memakai lampu sejumlah 15 buah sebesar 400-1000 watt.  SUHU & KELEMBAPAN: Belum ada pengukuran terkait suhu n kelembapan di area SPBU ini, tp dari wawancara ke pekerja, mereka mengeluhkan panasnya udara di waktu siang. Dan sangat berbanding terbalik dengan suhu di malam hari yg dingin. Sedangkan

Upload: maghfirahekasarilaitjinara

Post on 08-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

K3

TRANSCRIPT

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini adalah hasil identifikasi dari survey yang dilakukan sehubungan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Petugas Pertamina SPBU Pintu 1. Pemantauan dan identifikasi ini dilakukan di lingkungan Pertamina SPBU Pintu 1 dengan metode walk through survey dengan menggunakan checklist, wawancara dan kamera.

Hasil Identifikasi1. Faktor Risiko Hazard Petugas Pertaminaa. Faktor Lingkungan Fisik KEBISINGAN: Adanya kebisinganyg bersumber dari kendaraan yangberlalu lalang di areaSPBU,dan tidak ada pekerja yg mengeluhkan adanya kebisingan disini.Dan pihak perusahaan pun tidak melakukan pengendalianterhadap kebisingan ini. PENCAHAYAAN:pencahayaan di SPBU ini pada siang hari bersumber dari cahaya matahari; sedangkan pada malam hari memakai lampu sejumlah15 buah sebesar 400-1000watt. SUHU&KELEMBAPAN: Belumada pengukuran terkait suhu n kelembapan di area SPBUini, tp dari wawancara ke pekerja, mereka mengeluhkanpanasnya udara di waktu siang.Dan sangat berbanding terbalik dengan suhudi malam hari ygdingin.Sedangkan pekerjahanya diperkenankan memakai seragamdari perusahaan tanpa diperbolehkan memakai jaket atau sejenisnya meskipun pada malam hariudaranya dingin.Sumber:Data primerb. Faktor KimiaASAP&DEBUKebanyakandari pekerja lapangan mengeluhkan adanya debu dan asap yang ada di sekitar tempat kerja.PT PERTAMINAmengaturkewajiban kepada SPBU untuk menghimbau bahwa pekerja lapangan hendaknya memakai masker, namun di SPBU Pintu 1 sendiri belum disediakan masker bagi para pekerja karena terhalang oleh adanya slogan atau prinsip 3S (Senyum, Salam, Sapa) yang harus di laksanakan oleh pekerja dalam melayani konsumen.Kurangadanya perlindungan terhadap pekerja terkait pencegahan terhadap bahaya kimia yang berupa debu dan asap yang dihasilkan oleh kendaraan di sekitar SPBU. BAHAN KIMIABahan kimia yang digunakan dalam SPBU ini diantaranya berbagai jenis produk BBM yaitu :

Sumber:Data primerc. Faktor ErgonomiAdapun faktor ergonomi pada pekerja pertamina berdasarkan hasil wawancara yaitu pekerja sering mengeluh lama berdiri selama shift kerja , yaitu > 8 jam/hari.Sumber:Data primerd. Faktor PsikososialHubungan antar pekerja dan maupun bawahan dengan atasan terjalin dengan baik meskipun dari hasil wawancara diketahui pernah terjadi konflik namun hal tersebut tidak mempengaruhi kinerja para pekerja. Pekerja juga diberi hak untuk memberikan pendapat atau saran jika ada hal yang ingin disampaikan kepada atasan melalui supervisor.Sumber:Data primere. Faktor Biologi Meliputi adanya keberadaan mikroorganisme di lingkungan SPBU, namun mikroorganisme yang ada tidak dapat ditentukan secara spesifik mengingat SPBU sendiri berada pada lingkungan terbuka.Sumber:Data primer2. Aspek Keselamatan KerjaAntisipasi Kebakaran : Disediakan pengaman untuk kebakaran berupa APAR (Alat Pemadam Api Ringan) sesuai Protap PT. Pertamina dan selalu dilakukan pengecekkan kondisi alat pemadam kebakaran agar selalu dalam keadaan baik dan berstandart. Jumlah APAR yang tersedia dilingkungan SPBU pintu 1 adalah 2 buah. Selain itu, memberitahukan/menempelkan segala hal yang dapat menimbulkan/memicu kebakaran pada lokasi penjualan yaitu: Pencegahan konsumen (saat pengisian BBM): 1. Tidak menghidupkan HP; 2. Tidak merokok; 3. Tidak menghidupkan mesin; 4. Pengecekan arde secara berkala; 5. Tidak melakukan kegiatan/aktifitas yang bisa menimbulkan titik api.Sumber:Data primer3. Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD)Bagi setiap tenaga kerja di lapangan diwajibkan untuk menggunakan seragam yang telah ditentukan oleh perusahaan dan juga memakai sepatu. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tidak ada penyediaan APD bagi pekerja, sehingga pengawasan terkait APD tidak ada.Sumber:Data primer4. Identifikasi ketersediaan P3KTerdapat kotak P3K yang tersedia di dalam kantor SPBU pintu 1 yang berisi Betadine, Alkohol, Perban, Kasa steril, Kapas, Plester, dan obat-obatan lain yang dibutuhkan.Sumber:Data primer5. Identifikasi Pemeriksaan Kesehatan Berdasarkan hasil wawancara singkat dengan pekerja SPBU, didapatkan informasi bahwa tidak ada pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan selama 5 tahun terakhir.Sumber:Data primer6. Identifikasi Peraturan K3Para pekerja tidak pernah menanyakan mengenai pemeriksaan kesehatan berkala untuk para pekerja karena ketidaktahun pekerja mengenai program kerja K3 yang ada pada PT. PertaminaSumber:Data primer7. Identifikasi Penyakit dan Keluhan Pekerja SPBUBerdasarkan hasil wawancara, keluhan yang sering dialami para pekerja adalah nyeri otot kaki akibat berdiri yang terlalu lama. Adapun penyakit yang paling sering dialami adalah masalah ISPA (infeksi Saluran Nafas Atas).Sumber:Data primer8. Identifikasi Program K3 Berdasarkan hasil wawancara didapatkan informasi bahwa tidak pernah diadakan pelatihan, penyuluhan, maupun pelatihan K3 yang ada di SPBU Pintu 1.Sumber:Data primer

BAB VPENUTUPV.I. KesimpulanAdapun kesimpulan pada kegiatan Walk Through Survey ini adalah a. Faktor HazardMasih terdapatnya faktor hazard di lingkungan SPBU berupa : Faktor Fisik , berupa Kebisingan, pencahayaan dan Suhu. Faktor Kimia, berupa Asap Debu, dan Bahan Produk BBM. Faktor Ergonomi, berupa Berdiri dalam waktu lebih dari 8 jam sehari Faktor Biologi, Berupa mikroorganisme sekitar lingkungan SPBU. b. Aspek Keselamatan Kerja,sudah cukup baik dengan disediakannya Alat-alat keselamatan kerja seperti APAR dan Peringatan-peringatan yang tertempel di setiap dinding SPBU untuk mencegah terjadinya percikan api.c. APD (Alat Pelindung Diri). Dari aspek ini, didapatkan banyak kekurangan seperti para pekerja yang tidak menggunakan Alat pelindung diri, berupa masker untuk mencegah inhalasi dari produk BBM yang ada di SPBU, serta seragam yang tidak tahan terhadap percikan api ( Mudah terbakar).d. P3K. (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Pihak SPBU sudah menyiapkan kotak P3K yang berisi peralatan dan Obat-obatan yang dapat digunakan sebagai pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan. e. Pemeriksaan Kesehatan. Program K3 pada PT. Pertamina mencantumkan tentang pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala, namun pada SPBU ini program tersebut tidak pernah dijalankan. f. Peraturan K3. Terdapat peraturan K3 yang ada di PT. Pertamina secara umum, namun para pekerja tidak mengetahui tentang peraturan tersebut sehingga pekerja tidak pernah menanyakan tentang peraturan K3 yang berlaku. g. Keluhan/ Penyakit pekerja. Penyakit yang paling sering dialami pekerja adalah ISPA. h. Upaya K3. Upaya K3 lainnya tidak ada . Sebab tidak pernah diadakan suatu penyuluhan pelatihan, pengukuran atau pemantauan lingkungan tentang Hazard di SPBU V. II. Sarana. Pihak SPBU sebaiknya menghimbau seluruh pekerja SPBU untuk menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) agar terlindungi dari bahaya Hazard.b. Pihak SPBU Sebaiknya mengadakan sosialisasi tentang Program K3 Pertamina.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tresnaningsih E, dr Sp.Ok MOH. 2013. Pengembangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium Aanalais Kesehatan. Dalam : Pusat Kesehatan Kerja. Setjen Depkes R.I.2. Ibrahim B. 2009. Tingkat Kepatuhan Penggunaan Alat pelindung Diri (APD). Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.3. Penanganan Tertusuk Jarum di Kamar Operasi. [1 screen, cited 2 Juli 2013]. Diunduh dari: http://cintabedah.blogspot.com/2011/10/penanganan-tertusuk-jarum-di-kamar.html4. Teron SE, dr Sp.PK. 2010. Protokol Keamanan Laboratorium Dalam Kaitan HIV dan Penyakit yang Ditularkan Lewat Darah. UTD PMI NTT: Laboratorium Patologi Klinik RSU Prof WZ. Johanes Kupang5. rodia Laboratorium. Pengambilan Darah. [1 screen, cited 2 Juli 2013]. Diunduh dari: http://prodia.co.id/tips-kesehatan/pengambilan-darah6. Kusnadi. Alat Pelindung Diri di Laboratorium. [1 screen, cited 3 Juli 2013]. Diunduh dari: http://kusnadish.blogspot.com/2010/11/alat-pelindung-diri-apd-di-laboratorium.html7. Jurnal Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Alat Pelindung Diri. [1 screen, cited 3 Juli 2013]. Diunduh dari: http://jurnalk3.com/alat-pelindung-diri-apd.html8. Jurnal Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Syarat- Syarat Alat Pelindung Diri. [1 screen, cited 3 Juli 2013]. Diunduh dari: http://jurnalk3.com/syarat-syarat-apd.html9. Gunawan P. Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P3K). [1 screen, cited 3 Juli 2013]. Diunduh dari: http://teknikketenagalistrikan.blogspot.com/2013/05/pentingnya-keselamatan-dan-kesehatan.html10. Anonim. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). [1 screen, cited 3 Juli 2013]. Diunduh dari: http://www.badungkab.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=52711. Panggabean R. 2008. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Medan: USU

32