bab.4

14

Click here to load reader

Upload: hasyidan

Post on 09-Apr-2016

245 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kti minyak atsiri

TRANSCRIPT

Page 1: BAB.4

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan keputusan KA Polri No.Pol: Kep/54/2002 tanggal 17

Oktober 2002 tentang organisasi dan tata kerja satuan-satuan organisasi

pada tingkat kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (POLDA),

Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY merupakan pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan untuk personel polri dan keluarganya serta

menyelenggarakan dukungan kedokteran kepolisian dan kesehatan bagi

tugas operasional dan pembinaan polri. Rumah Sakit Bhayangkara Polda

DIY terletak di jalan Jogja-Solo Km. 14 Kalasan Sleman Yogyakarta.

Lokasi Rumah Sakit Bhayangkara yang strategis memudahkan masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan secara tepat dan tepat.

Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY merupakan rumah sakit yang

memiliki klasifikasi kelas D. Berdasarkan fasilitas dan pelayanan medik,

Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY memiliki lebih dari dua pelayanan

medik spesialis dasar yaitu meliputi pelayanan gawat darurat (IGD), poli

umum, poli anak, poli gigi, spesialis kandungan, spesialis THT, spesialis

bedah, dan spesialis saraf. Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY memiliki

sarana dan prasarana yang menunjang, diantaranya telah memiliki bangunan

dan tata ruang yang sudah memenuhi syarat ataupun ketentuan suatu rumah

sakit.

Struktur organisasi Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY

menggunakan suatu sistem yang disebut dengan komando. Struktur

62

Page 2: BAB.4

organisasi komando yang diterapkan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda

DIY dipimpin oleh Kepala Rumah Sakit (Karumkit) yang membawahi

Wakil Kepala Rumah Sakit (Wakarumkit) dan membawahi Kepala Unit

Dokter Kepolisian (Dokpol). Struktur organisasi Rumah Sakit

Bhayangkara Polda DIY disusun berdasarkan surat keputusan menteri

kesehatan RI No. 983/MenKes/SK/X1/1992 tentang pedoman organisasi

Rumah Sakit umum yang menyatakan bahwa rumah sakit umum harus

melaksanakan beberapa fungsi, salah satu fungsinya adalah fungsi yang

menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Apoteker dan Asisten

Apoteker dalam struktur organisasi berperan dalam jabatan fungsional atau

sebagai tenaga teknis kefarmasian dalam melaksanakan pelayanan

kesehatan. Apoteker memiliki peran sebagai Kepala Bagian Instalasi

Farmasi Rumah Sakit sedangkan asisten apoteker menjabat sebagai tenaga

teknis kefarmasian yang membantu tugas apoteker dalam melaksanakan

pelayanan kefarmasian.

Pelayanan kefarmasian di RS Bhayangkara Polda DIY didasarkan pada

formularium rumah sakit yang telah disusun oleh Panitia Farmasi dan

Terapi (PFT). Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) di RS Bhayangkara Polda

DIY terdiri dari Dokter, Perawat, dan Apoteker yang dapat dibantu oleh

seorang Asisten Apoteker. Dokter di Rumah Sakit Bhayangkara Polda

DIY berperan sebagai ketua dalam Panitia Farmasi dan Terapi (PFT).

Apoteker di dalam Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Bhayangkara

Polda DIY bertugas sebagai sekretaris yang berperan dalam mencatat

62

Page 3: BAB.4

sekaligus menganalisis perbekalan farmasi yang digunakan dalam

pembuatan formularium rumah sakit sesuai dengan aturan Mentri

Kesehatan. Dalam hal tersebut, Asisten Apoteker memiliki peran dalam

membantu Apoteker yang secara tidak langsung turut dalam pembuatan

formularium rumah sakit oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT).

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan salah satu unit

rumah sakit yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan perbekalan

farmasi. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) di Rumah Sakit

Bhayangkara Polda DIY telah sesuai dengan peraturan Mentri Kesehatan

yang telah ditetapkan, hal tersebut bertujuan untuk memenuhi pelayanan

kefarmasian dengan menggunakan standar operasional sesuai keputusan

Mentri Kesehatan dalam melayani pasien. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

(IFRS) Bhayangkara Polda DIY merupakan salah satu unit fungsional

yang dipimpin oleh kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) yaitu

seorang Apoteker.

Pelayanan kesehatan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)

Bhayangkara Polda DIY terdiri dari pelayanan pasien anggota polri

ataupun keluarga polri dan pelayanan pasien umum baik rawat inap

maupun rawat jalan. Selain itu Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)

Bhayangkara Polda DIY juga telah menerapkan pelayanan kesehatan

untuk pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pelayanan untuk pasien

JKN sesuai dengan progam pemerintah melalui Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS). Pelayan kesehatan pasien JKN di RS Bhayangkara

62

Page 4: BAB.4

Polda DIY telah sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh BPJS, hal

tersebut bertujuan untuk memenuhi kesamaan pelayanan bagi pasien yang

telah menjadi peserta BPJS dan memiliki status sebagai pasien Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN). Pelayanan kesehatan di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit (IFRS) Bhayangkara Polda DIY tersebut dilakukan

berdasarkan pengelolaan perbekalan farmasi.

Pengelolaan perbekalan farmasi salah satunya adalah perencanaan,

yaitu suatu kegiatan yang dilakukan dalam proses pengadaan perbekalan

farmasi. Perencanaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Bhayangkara

Polda DIY dilakukan berdasarkan metode kombinasi, yaitu berdasarkan

banyaknya obat yang sering diperlukan oleh pasien. Perencanaan

dilakukan dengan sistem pareto yang membagi obat menjadi tiga golongan

sesuai dengan obat yang paling banyak dibutuhkan dan memiliki nilai

ekonomis serta pememilihan Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang sesuai,

misalnya pemilihan PBF dengan harga yang sesuai, ketepatan waktu

pengiriman dan diskon yang diberikan.

Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY melakukan pengadaan yang

berpedoman dengan hasil pencatatan perbekealan farmasi di dalam buku

defacta. Pengadaan dilakukan dengan pemesanan ke Pedagang Besar

Farmasi (PBF) dengan menggunakan surat pesanan (SP) yang di

tandatangani oleh Apoteker IFRS. Pemesanan obat-obat bebas, obat bebas

terbatas, obat keras, obat prekursor, dan obat psikotropika menggunakan

SP yang terdiri dari 2, 1 rangkap untuk PBF dan 1 rangkap untuk arsip

62

Page 5: BAB.4

IFR. Pemesanan untuk obat narkotika yaitu menggunakan SP yang terdiri

dari 5 rangkap, 1 lembar untuk arsip IFRS dan 4 lembar untuk PBF.

Penerimaan obat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY diterima

oleh apoteker, asisten apoteker atau petugas lain di IFRS dengan

kesesuaian faktur dengan SP yang telah dibuat, kemudian dilakukan

pemeriksaan keadaan fisik, kesesuaian barang dengan faktur yang meliputi

nama barang, jumlah barang, expired, dan lain-lain. Hal tersebut bertujuan

untuk mengetahui kesalahan yang mungkin terjadi seperti kemasan rusak,

kesalahan jumlah obat, dan kesalahan pengiriman. Apabila terdapat

kesalahan maka barabg dapat langsung dilakukan retur kepada PBF yang

bersangkutan.

Penyimpanan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda

DIY telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, yaitu dengan menjamin

kualitas dan keamanan obat. Penyimpanan perbekalan farmasi di Rumah

Sakit Bhayangkara Polda DIY yaitu menggunakan metode FEFO (First

Expired First Out). Hal tersebut bertujuan agar barang yang mendekati

Expired date yang terlebih dulu di keluarkan dan tiap item obat memiliki

kartu stock yang digunakan untuk mengetahi sisa obat yang masih tersedia

dan berguna untuk perencanaan obat selanjutnya. Penyimpanan obat-obat

di Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY di susun berdasarkan alfabetis

dan bentuk sediaan yang dikelompokkan berdasarkan obat untuk pasien

anggota polri dan obat untuk pasien umum. Penyimpanan tersebut

bertujuan untuk mempermudah dalam pengambilan obat.

62

Page 6: BAB.4

Penyimpanan untuk obat-obat tertentu seperti suppositoria dan obat-

obat lain diletakkan didalam almari pendingin dengan suhu 10 – 15 ºC

untuk menjaga stabilitas sediaan obat, sedangkan penyimpanan obat-obat

narkotika dan psikotropika diletakkan dialmari tersendiri yang terbuat dari

kayu, terdiri dari 2 pintu yang masing-masing pintu mempunyai kunci

yang kuat. Lemari penyimpanan narkotik dan psikotropika diletakkan di

bagian dalam ruangan sehingga tidak dapat terlihat dari luar. Walaupun

lemari tidak digantungkan pada dinding namun lemari penyimpanan

narkotik dan psikotropika memiliki letak sendiri yang khusus dan tidak

menyatu dengan obat golongan lain. Hal tersebut bertujuan untuk

memudahkan pengelolaan dan untuk menghindari penyalahgunaan obat.

Penyimpanan obat yang diterapkan oleh Rumah Sakit Bhayangkara Polda

DIY telah sesuai dengan Keputusan Mentri Kesehatan.

Pendistribusian perbekalan farmasi di Rumah Sakit Bhayangkara

Polda DIY terdiri dari distribusi untuk pasien rawat inap dan pasien rawat

jalan. Pendistribusian obat untuk pasien rawat inap merupakan kegiatan

pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien

rawat inap di rumah sakit. Pendistribusian obat untuk pasien rawat inap di

Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY menggunakan sistem persediaan

lengkap di ruang (floor stock) dan sistem distribusi obat one daily dose

dispensing (ODD), yaitu persediaan obat dalam ruangan tertentu yang

diberikan untuk sehari sesuai dengan dosis yang ditentukan.

Pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan merupakan

62

Page 7: BAB.4

kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan

pasien rawat jalan di rumah sakit yang dilakukan dengan sistem resep

perorangan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Instalasi Farmasi

Rumah Sakit (IFRS) Bhayangkara Polda DIY melakukan pendistribusian

obat untuk pasien rawat inap dan rawat jalan berdasarkan daftar obat atau

formularium dan resep yang dimiliki oleh seorang pasien. Hal tersebut

bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam pendistribusian obat untuk

pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.

Pelayanan di instalasi farmasi dilakukan berdasarkan resep yang

masuk serta daftar permintaan obat untuk pasien rawat inap yang biasanya

diserahkan melalui perawat. Hal-hal yang dilakukan dalam pelayanan

resep pasien rawat jalan umum yaitu resep yang masuk akan dilakukan

skrining, kemudian menginformasikan kepada pasien yang bersangkutan

tentang biaya yang ditanggung, jika pasien setuju maka langsung di

buatkan nota oleh bagian adminitrasi farmasi untuk melakukan

pembayaran, kemudian dilakukan penyiapan obat dan pemberian etiket

yang selanjutnya diserahkan kepada pasien disertai dengan informasi

penggunaan obat. Pelayanan resep dinas yaitu setelah resep diterima oleh

bagian farmasi, obat langsung di siapkan dan diberi etiket kemudian

diserahkan kepada pasien berserta informasi penggunaan obat yang

dibutuhkan oleh pasien.

Pengelolaan resep di Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY yaitu

disimpan berdasarkan nomor dan tanggal resep, kemudian disimpan

62

Page 8: BAB.4

sekurang-kurangnya tiga tahun. Resep yang berisi narkotik dan

psikotropik dipisahkan dengan resep lainnya, pemusnahan resep disertai

dengan surat pemusnahan yang diserahkan kepada IFRS. Setelah disetujui

dengan pemberian paraf kemudian diserahkan kepada kepala Rumah Sakit

untuk meminta persetujuan, pelaoran dibuat rangkap empat untuk

diberikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Propinsi dan

BPOM serta sebagai arsip untuk Rumah Sakit.

Pelayanan informasi obat merupakan salah satu kegiatan dan tugas

Apoteker dalam instalasi farmasi. Pelayanan infomasi obat di Instalasi

Farmasi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY dilakukan secara lisan

dan tertulis kepada pasien. Pelayanan informasi obat secara lisan

dilakukan pada saat penyerahan obat secara langsung kepada pasien dan

secara tertulis yaitu pada penulisan informasi penggunaan obat yang

dirtulis dalam etiket. Pelayanan informasi obat yang dilakukan yaitu

dengan memberikan informasi mengenai cara penggunaan obat, aturan

pakai, indikasi, efek samping, cara penyimpanan obat, dan jangka waktu

pengobatan.

Instansi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY,

khususnya dalam sanitasi lingkungan rumah sakit telah dilakukan

pengelolaan kebersihan rumah sakit dan pengelolaan limbah rumah sakit

yang dikelola oleh pegawai atau petugas kebersihan rumah sakit.

Pengelolaan limbah di Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY yaitu

dilakukan pemusnahan dengan bekerjasama dengan Rumah Sakit lain

62

Page 9: BAB.4

yang nantinya dimusnahkan secara bersamaan dengan cara dibakar,

dikubur dan sebagainya sesuai dengan jenis limbah. Pengelolaan untuk

limbah seperti kertas dan kardus langsung dijual kemudian akan dilakukan

daur ulang oleh pembeli.

62