bab4 fix.11.39 idel

73
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Syarat dan prosedur pelaksanaan pemberian KUR Mikro tanpa jaminan oleh PT. BRI Unit Kota Baturaja Pemberian KUR Mikro oleh PT. BRI Unit Kota Baturaja dilaksanakan secara selektif kepada nasabah yang usahanya dinilai layak dan putusan kredit harus sesuai dengan syarat dan prosedur umum pelaksanaan KUR berdasarkan Kep Men Nomor : KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan KUR yang selanjutnya dituangkan kedalam berbagai dokumen BRI berupa Surat Edaran BRI yang terkait dengan pelaksanaan KUR Perihal KUR Mikro. Namun sebelum mengajukan permohon tersebut pihak calon debitur harus terlebih dahulu memperhatikan kriteria usaha yang dapat dibererikan fasilitas KUR.

Upload: muhammad-riyadi

Post on 04-Jul-2015

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab4 Fix.11.39 Idel

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Syarat dan prosedur pelaksanaan pemberian KUR Mikro tanpa jaminan

oleh PT. BRI Unit Kota Baturaja

Pemberian KUR Mikro oleh PT. BRI Unit Kota Baturaja dilaksanakan secara selektif

kepada nasabah yang usahanya dinilai layak dan putusan kredit harus sesuai dengan

syarat dan prosedur umum pelaksanaan KUR berdasarkan Kep Men Nomor : KEP-

20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan

KUR yang selanjutnya dituangkan kedalam berbagai dokumen BRI berupa Surat

Edaran BRI yang terkait dengan pelaksanaan KUR Perihal KUR Mikro. Namun

sebelum mengajukan permohon tersebut pihak calon debitur harus terlebih dahulu

memperhatikan kriteria usaha yang dapat dibererikan fasilitas KUR.

Persyaratan kriteria usaha yang dapat diberikan KUR Mikro, yaitu :

1. UMKM yang berskala Mikro yaitu : ”Usaha Mikro adalah Usaha produktif milik

orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria :

memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp. 300.000.000,-.”

Page 2: Bab4 Fix.11.39 Idel

35

2. Usaha yang dijalankan debitur merupakan usaha produktif dan layak, dijelaskan

didalam Bab I huruf E Pengertian Umum Kep Men Nomor : KEP-20/D.I.M.EKON/

01/2010 bahwa yang dimaksud usaha produktif dan layak, yaitu :

Angka 13 :

“ Usaha produktif adalah usaha yang menghasilkan barang dan/atau jasa untuk

memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan dari pelaku usaha”

Angka 14 :

“ Usaha Layak adalah usaha calon debitur yang menguntungkan/memberikan

laba sehingga mampu membayar bunga/marjin dan mengembalikan seluruh

hutang/kewajiban pokok kredit/pembiayaan dalam jangka waktu yang disepakati

antara Bank Pelaksana dengan Debitur KUR dan memberikan sisa keuntungan

untuk mengembangkan usahanya.”

3. Usaha debitur yang feasible namun belum bankable :

Feasible disini yaitu usaha yang memenuhi kriteria usaha layak sebagaimana

ketentuan diatas, sedang yang dimaksud bankable dijelaskan didalam Bab I huruf

E Pengertian Umum Kep Men Nomor : KEP-20/D.I.M.EKON/ 01/2010 Angka 15,

yaitu :

“ UMKM yang belum dapat memenuhi persyaratan perkreditan/pembiayaan

dari bank pelaksana antara lain dalam hal penyediaan agunan atau

pemenuhan persyaratan perkreditan/pembiayaan yang sesuai dengan

ketentuan Bank Pelaksana.”

Page 3: Bab4 Fix.11.39 Idel

36

4. Mempunyai tempat usaha (milik sendiri atau sewa dan sejenisnya) disertai dengan

menyerahkan fotocopy dokumen pendukungnya yaitu fotocopy perijinan dan

legalitas usaha, minimal dari kelurahan serta mempunyai catatan pembukuan

maupun laporan keuangan.

5. Tidak sedang menikmati kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi berupa

kredit program dari pemerintah lain yang sejenis dari perbankan lain.

6. Lama usaha bagi usaha baru, minimal usaha telah berjalan selama 6 bulan,

berdasarkan atas hasil pemeriksaan (on the spot) yang dilakukan Mantri dan

dituangkan dalam Formulir KUR Mikro.

Penilaian terhadap usaha yang dijalankan debitur dilakukan dengan Mantri atau

petugas lapangan yang selanjutnya mengadakan pengecekan ke lokasi usaha dan

mengisi formulir lengkap mengenai keterangan usaha temasuk pengecekan terhadap

proposal usaha yang diberikan debitur dan laporan keuangan atau pembukuan debitur.

Dari formulir tersebut pihak bank menganalisi kelayakan usaha debitur dari informasi

yang didapat oleh Mantri untuk selanjutnya diberikan kepada Desman untuk

kelengkapan dokumen.

Page 4: Bab4 Fix.11.39 Idel

37

1. Syarat pengajuan kredit

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bpk. Burhanudin sebagai

Kaunit PT. BRI Unit Kota Baturaja dijelaskan bahwa yang menjadi persyaratan

wajib bagi para calon debitur KUR Mikro terdiri dari:

1. Persyarat administratif calon debitur KUR Mikro, dan

2. Persyaratan dan Ketentuan Umum Calon Debitur KUR Mikro.

Adapun tahapan-tahapan persyaratan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Persyaratan administratif calon debitur KUR Mikro

Persyaratan administratif calon debitur KUR Mikro termuat didalam Nota-Facsimili

No : B. 113-mkr/kpm/07/2010 tentang Persyaratan KUR Mikro yang mana

persyaratan ini merupakan persyaratan minimal calon debitur untuk dapat dapat

dilayani KUR Mikro yang terdiri dari :

a. Menyerahkan fotocopy KTP atau kartu identitas lainya dan fotocopy Kartu

Keluarga (KK) yang masih berlaku serta harus dicocokan dengan aslinya.

b. Pejabat Kredit Lini (PKL) wajib memastikan kebenaran alamat calon debitur.

c. Fotocopy KTP atau identitas lainya harus diberi paraf oleh Mantri atau Kaunit

sebagai bukti bahwa alamat calon nasabah pada fotocopy KTP tersebut benar dan

cocok dengan aslinya.

d. Terhadap dokumen kredit cukup dilakukan dibawah tangan, tidak perlu

dilegalisasi/diwaarmeking.

Page 5: Bab4 Fix.11.39 Idel

38

2. Persyaratan dan Ketentuan Umum Calon Debitur

Persyaratan administratif tersebut lebih rinci dituangkan didalam Surat Edaran BRI

Nose : S. 09 – DIR/ ADK/ 03/2010 tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro, yang

memuat persyaratan dan ketentuan umum bagi para calon debitur yang ingin

mengajukan permohonan KUR Mikro yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Persyaratan Umum calon Debitur

Sebagaimana termuat didalam Bab II Pelaksanaan KUR Ketentuan Umum Kep

Men Nomor : KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan

Prosedur Pelaksanaan KUR, persyaratan umum bagi calon debitur untuk dapat

menerima KUR, yaitu :

a. tidak sedang menerima kredit atau pembiayaan modal kerja dan/atau investasi

dari perbankan dan/atau yang tidak sedang menerima Kredit Program dari

Pemerintah;

b. dapat sedang menerima kredit konsumtif (Kredit Kepemilikan Rumah, Kredit

Kendaraan Bermotor, Kartu Kredit dan Kredit Konsumtif lainya);

c. dalam hal UMKM masih memiliki baki debet yang tercatat pada Sistem

Informasi Debitur Bank Indonesia, tetapi yang bersangkutan sudah melunasi

pinjaman, maka diperlukan surat keterangan Lunas atau Roya dengan

lampiran cetakan rekening dari Bank Pelaksana atau Pembiayaan sebelumnya;

Page 6: Bab4 Fix.11.39 Idel

39

d. untuk UMKM yang akan meminjam KUR Mikro, baik yang di salurkan

langsung maupun tidak langsung, tidak diwajibkan untuk melakukan

pengecekan Sistem Informasi Debitur Bank Indonesia.

Berdasarkan ketentuan tersebut dijelaskan didalam butir a bahwa untuk dapat

diberikan fasilitas kredit KUR Mikro harus didapat kepastian terlebih dahulu apakah

calon debitur tersebut tidak sedang menerima Kredit Program dari Pemerintah lain

diluar kredit jenis KUR yang diterimanya, hal ini dilakukan untuk melihat keseriusan

calon debitur untuk dapat melunasi hutang kredit yang diterimanya juga dalam hal

keyakinan bank untuk memberikan fasilitas kredit berdasarkan kemampuan debitur

untuk dapat melunasi hutangnya. Namun untuk jenis kredit konsumtif yaitu kredit

yang di berikan kepada debitur untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masih

tetap diperbolehkan sehingga untuk debitur dengan kredit konsumtif masih tetap

dapat menerima fasilitas KUR dari bank pelaksana yaitu PT. BRI Unit Kota Baturaja.

Calon debitur KUR Mikro yang masih memiliki baki debet pada Sistem Informasi

Debitur Bank Indonesia tetapi yang bersangkutan telah melunasi pinjamannya maka

diperlukan surat keterangan lunas dari cetakan rekening Bank pelaksana, namun

untuk butir c persyaratan ini khusus untuk jenis KUR Mikro tidak diwajibkan adanya

pengecekan Sistem Informasi Debitur Bank Indonesia hal ini sebagaimana termuat di

dalam butir d ketentuan tersebut, sehingga keterangan mengenai debitur terkait

program kredit yang di terimanya dari bank pelaksana lain, di dapatkan pihak bank

dari calon debitur, berdasarkan wawancara langsung dari debitur yang bersangkutan.

Page 7: Bab4 Fix.11.39 Idel

40

2. Legalitas Calon Debitur : Identitas berupa KTP dan Kartu Keluarga.

Persyaratan mengajukan permohonan KUR dibutuhkan identitas pemohon yang

berupa nama, nama ibu kandung, tempat tanggal lahir, nomor KTP, alamat rumah,

pekerjaan, pendidikan terakhir, status perkawinan, jenis usaha, alamat tempat usaha.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui kecakapan calon debitur dalam melakukan

perbuatan hukum dan menunjukan bahwa calon debitur yang bersangkutan

mempunyai identitas yang dikenal dengan baik.

3. Perijinan Calon Debitur

Ijin usaha seperti Surat Izin Usaha (SITU), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan

Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDP) dapat digantikan dengan Surat Keterangan

Usaha dari Lurah atau Kepala Desa. Syarat yang harus dipenuhi oleh calon debitur

adalah adanya surat izin usaha sebagai bukti bahwa bidang usaha dan kegiatan usaha

calon debitur secara resmi telah mendapatkan izin dari pihak yang berwenang. Untuk

itu calon debitur harus melampirkan fotokopy SITU, SIUP dan TDP.

4. Jenis Kredit dan Jangka Waktu

KUR Mikro ini dapat diberikan untuk keperluan modal kerja atau investasi, dengan

persyaratan sebagai berikut :

1) Kredit Investasi, yaitu : kredit yang digunakan untuk pengembangan atau

perluasan usaha atau pembangunan proyek baru yang memerlukan jumlah dana

besar dalam jangka waktu yang lebih lama, untuk jenis KUR Mikro ditetapkan

jangka waktu maksimal 5 (lima) tahun.

Page 8: Bab4 Fix.11.39 Idel

41

2) Kredit Modal Kerja, yaitu : Kredit yang digunakan untuk modal usaha atau

tambahan modal usaha dalam rangka peningkatan produksi, untuk jenis KUR

Mikro jangka waktu maksimal 3 (tiga) tahun.

Sehubungan dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pihak PT. BRI. Unit Kota

Baturaja dapat dilihat kesesuaian Peraturan Kep Men Nomor :

KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur

Pelaksanaan KUR, sebagaimana termuat dalam Bab II huruf E angka 1 yang

mengatur mengenai Jangka Waktu pemberian kredit dimana untuk kredit investasi

jangka waktu ditetapkan maksimal 3 tahun dan untuk kredit modal kerja jangka

waktu maksimal ditetapkan 5 tahun.

5. Besar Kredit yang diajukan maksimal Rp. 5.000.000,- Namun dengan

dikeluarkanya Nota Facsimile No. B.146-MKR/KPM/10/2010 dan Surat Direktur

UMKM No.B.487-DIR/PPG/09/2010 tanggal 21 September 2010 tentang pelayanan

KUR Mikro dinyatakan nilai plafon KUR Mikro meningkat hingga Rp. 20.000.000,-.

Ketentuan ini termuat didalam Bab 1 huruf A Latar Belakang Kep Men Nomor :

KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur

Pelaksanaan KUR bahwa ada peningkatan plafon KUR Mikro yang semula Rp.

5.000.000,- menjadi Rp. 20.000.000,- yang merupakan kebijakan akselerasi

penyaluran KUR dan peningkatan penyebaran KUR hasil Rapat Koordinasi Komite

Kebijakan KUR Semester 1 tahun 2010 yang ditujukan untuk sektor pertanian,

kelautan dan perikanan, kehutanan dan industri kecil.

Page 9: Bab4 Fix.11.39 Idel

42

6. Suplesi dan perpanjangan jangka waktu

Kepada Debitur KUR Mikro yang usahanya meningkat dan memerlukan tambahan

kredit maka dapat diberikan suplesi dan atau perpanjangan jangka waktu kepada

debitur yang sama maupun tambahan pinjaman sepanjang memenuhi ketentuan

berikut, yaitu :

1) Debitur dimaksud belum dapat dikategorikan bankable.

2) Total eksposur pinjaman maksimal Rp. 5.000.000,- Namun dengan dikeluarkanya

Nota Facsimile No. B.146-MKR/KPM/10/2010 dan Surat Direktur UMKM

No.B.487-DIR/PPG/09/2010 tanggal 21 September 2010 tentang pelayanan KUR

Mikro maka total eksposur pinjaman meningkat menjadi maksimal Rp.

20.000.000,-.

3) Perpanjangan jangka waktu maksimal yang dapat diberikan adalah 6 tahun untuk

Kredit Modal Kerja dan 10 tahun untuk Kredit Investasi terhitung sejak tanggal

perjanjian kredit awal.

Persyaratan ini termuat dalam Bab II huruf F tentang Perpanjangan, Tambahan

Pinjaman (Surplesi) dan Restrukturisasi Kep Men Nomor :

KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur

Pelaksanaan KUR, berikut penjelasanya :

Didalam butir 1 menyatakan debitur dimaksud belum dapat dikategorikan bankable,

termuat dalam Bab I huruf E Pengertian Umum Angka 15 bahwa yang dinyatakan

debitur yang belum bankable adalah :

Page 10: Bab4 Fix.11.39 Idel

43

“UMKM yang belum dapat memenuhi persyaratan perkreditan/pembiayaan dari

Bank Pelaksana antara lain dalam hal penyediaan agunan dan pemenuhan

persyaratan perkreditan/pembiayaan yang sesuai dengan ketentuan Bank

Pelaksana.”

Didalam butir 2 mengenai total eksposur pinjaman maksimal, atau batas maksimal

peminjaman kredit KUR Mikro dinyatakan maksimal Rp.20.000.000,- menunjukan

bahwa adanya kesesuaian peraturan antara Kep Men Nomor :

KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur

Pelaksanaan KUR dengan yang termuat didalam Surat Edaran BRI mengenai syarat

plafon terkait dengan tambahan pinjaman atau suplesi penambahan kredit KUR.

Dimana dinyatakan dalam Bab II huruf F tentang Perpanjangan, Tambahan

Pinjaman

(Suplesi), dan Restrukturisasi, yaitu :

“Total pinjaman setelah penambahan tidak melebihi Rp. 20.000.000,- (dua puluh

juta rupiah) untuk KUR Mikro.”

Didalam butir 3 mengenai jangka waktu maksimal yang diberikan untuk

perpanjangan kredit KUR. Dijelaskan didalam Kep Men Nomor :

KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur

Pelaksanaan KUR Bab II huruf E tentang Jangka Waktu Angka 2 yaitu dalam hal

yang diperlukan perpanjangan, suplesi, dan restrukturisasi, maka jangka waktu

sebagaimana diatur dalam Pasal 1 yaitu Jangka waktu KUR tidak melebihi 3 tahun

Page 11: Bab4 Fix.11.39 Idel

44

untuk kredit modal kerja dan 5 tahun untuk kredit investasi, dapat diperpanjang

menjadi maksimal 6 tahun ditujukan untuk pembiayaan modal kerja dan maksimal 10

tahun untuk pembiayaan investasi.

7. Suku bunga

1) Suku bunga yang dikenakan atas fasilitas ini dibedakan sesuai dengan jangka

waktu kredit.

No Jangka Waktu Flate/bln Flate/Th Efektif

1 12 bulan 1,025 12,30 21,9770

2 24 bulan 1,020 12,24 21,9767

2) Perubahan suku bunga akan disampaikan dengan surat tersendiri.

Dari ketentuan bunga yang berlaku pada pelaksanaan KUR berdasarkan Surat Edaran

BRI yang ditetapkan sebesar 21,9770% efektif per tahun menunjukan adanya

kesesuaian peraturan tersebut sebagaimana yang di tetapkan dalam Ketentuan Kep

Men Nomor : KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan

Prosedur Pelaksanaan KUR Angka 15, yaitu :

“KUR Mikro adalah KUR dengan plafon sampai dengan Rp. 20.000.000,- yang

dikenakan suku bunga kredit/margin pembiayaan maksimal sebesar/setara 22%

efektif pertahun.”

Page 12: Bab4 Fix.11.39 Idel

45

Dimana ketentuan suku bunga yang ditetapkan oleh pihak BRI sebesar 21,9770 %

tidak melebihi batas maksimal suku bunga sebagaimana ketentuan umum yang telah

diatur didalam Kep Men tersebut diatas, yaitu 22% efektif per tahun.

8. Bentuk Kredit

1) Bentuk Kredit adalah persekot non annuitet (flate rate).

2) Khusus untuk usaha musiman (misal : pertanian, perkebunan, dll) dengan jangka

waktu kredit maksimal 1 tahun, bentuk kredit dapat dilakukan tanpa angsuran atau

sekaligus lunas (pokok + bunga).

9. Denda/ Penalty

Tunggakan pokok dan atau bunga yang terjadi atas fasilitas KUR Mikro tidak

dikenakan denda/penalty.

10. Biaya Administrasi dan Provisi Kredit tidak dipungut

Provisi dan komisi kredit, yaitu pendapatan yang berasal dari provisi dan komisi

kredit yang dipungut atas kredit yang diberikan. Namun, khusus untuk jenis KUR

Mikro biaya administrasi, provisi dan komisi tidak dipungut.

11. Asuransi Jiwa

Debitur KUR Mikro tidak diasuransikan jiwa, sehingga tidak ada persyaratan bagi

debitur untuk membayar beban premi asuransi.

12. Pola Angsuran

Page 13: Bab4 Fix.11.39 Idel

46

Pola angsuran sesuai ketentuan yang berlaku, namun apabila debitur menghendaki

angsuran secara harian, mingguan atau sesuai hari pasaran atau lainnya, angsuran

debitur tetap dapat diterima. Jumlah angsuran tersebut tetap harus memenuhi jumlah

angsuran per bulan yang telah ditetapkan.

13. Pelayanan KUR Mikro harus tetap didasarkan pada prinsip kehati-hatian dan asas-

asas pemberian kredit yang sehat, yaitu berdasarkan pada kelayakan usaha.

Calon debitur harus melengkapi semua persyaratan permohonan kredit yang telah

ditetapkan oleh pihak PT. BRI Unit Kota Baturaja karena jika salah satu persyaratan

tersebut tidak dipenuhi maka calon debitur tidak akan dapat menerima fasilitas kredit

dari pihak PT. BRI Unit Kota Baturaja.

2. Kebijakan Prosedur KUR Mikro

Prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan

dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan .

Sehingga dalam pelaksanaan pemberian KUR Mikro pihak PT. BRI Unit Kota

Baturaja telah menyusun proses pelaksanaan pemberian kreditnya sendiri, hal ini

dilakukan untuk memudahkan pihak PT. BRI Unit Kota Baturaja dalam menentukan

permohonan kredit yang diajukan calon debitur layak atau tidak layak untuk dibiayai.

Prosedur pemberian Kredit Usaha Rakyat yang dilakukan PT. BRI Unit Kota Baturaja

dilakukan berdasarkan prosedur pemberian kredit yang tercantum dalam Surat Edaran

Page 14: Bab4 Fix.11.39 Idel

47

BRI Nose : S. 09-DIR/ADK/03/2010 tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro

mengenai Kebijakan Prosedur Kredit.

Adapun yang menjadi tahapan-tahapannya, yaitu :

a. Pemasaran KUR Mikro

b. Persyaratan administratif

c. Permohonan dan Prakarsa Kredit

d. Analisis Kredit

e. Agunan

f. Type, Struktur dan Syarat Kredit

g. Kewenangan Memutus Kredit

h. (Formulir)

Proses persetujuan kredit untuk jenis KUR Mikro meliputi rangkaian proses

pemberian kredit, yang dapat dijelaskan sebagaimana berikut :

1. Pemasaran KUR Mikro

Dalam hal pemasaran KUR semua Pejabat Kredit Lini (PKL) yaitu Pimpinan Cabang,

MBM/AMBM, Kaunit dan Mantri memberikan perhatian yang lebih terhadap sektor

UMKM dengan terus meningkatkan pencapaian target penyaluran KUR, khususnya

untuk jenis KUR Mikro. Dalam tahap pemasaran ini bank dituntut untuk

memperkenalkan KUR Mikro keseluruh lapisan masyarakat hal ini mengingat masih

banyak pengusaha mikro yang belum pernah mendapat akses pembiayaan dari

Page 15: Bab4 Fix.11.39 Idel

48

perbankan. Hal ini memberikan informasi lebih kepada calon debitur yang ingin

mengajukan permohonan.

2. Persyaratan administratif

Bagi calon debitur KUR yang akan mengajukan permohonan harus terlebih dahulu

melewati tahapan persyatan administratif calon debitur sebagaimana termuat didalam

Nota – Facsimile No : B. 113 – MKR/KPM/07/2010 perihal persyaratan KUR Mikro.

Persyaratan tersebutlah yang kemudian dilampirkan debitur dalam mengajukan

permohonan kredit.

2. Permohonan dan Prakarsa Kredit

a. Pada tahap permohonan kredit calon debitur KUR Mikro mengajukan permohonan

secara tertulis kepada pihak BRI Unit Kota Baturaja. Calon debitur KUR datang ke

kantor BRI Unit Kota Baturaja, kemudian dengan dibantu oleh Customer Service,

calon debitur KUR mengisi formulir pendaftaran atau formulir pengajuan

permohonan KUR yang sudah disediakan pihak bank, yang kemudian

ditandatangani oleh pemohon.

Calon debitur kredit usaha rakyat diharuskan memenuhi persyaratan dan ketentuan

yang telah ditetapkan dalam hal pengajuan KUR Mikro. Sebagaimana termuat

didalam Nota – Facsimile No : B. 113 – MKR/KPM/07/2010 perihal persyaratan

KUR Mikro dan Surat Edaran BRI Nose : S. 09 – DIR/ ADK/ 03/2010 tentang

Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro terkait persyaratan dan ketentuan umum calon

debitur KUR Mikro.

Page 16: Bab4 Fix.11.39 Idel

49

b. Bagi usaha baru, minimal usaha telah berjalan selama 6 bulan, berdasarkan atas

hasil pemeriksaan (on the spot) yang dilakukan Mantri dan dituangkan dalam

Formulir KUR Mikro.

c. Pada prinsipnya pelayana KUR Mikro ini berdasarkan asas domisili tempat tinggal.

Namun demikian, apabila calon nasabah tidak berdomosili di wilayah BRI Unit,

maka BRI Unit yang berada di wilayah domisili tempat usaha calon debitur

diperbolehkan memberikan KUR Mikro dengan memperhatikan :

1) Kepastian asal domisili yang di buktikan dengan menyerahkan fotocopy KTP

atau kartu identitas lainnya tempat asal yang masih berlaku dan dicocokan

dengan aslinya.

2) PKL di BRI Unit harus melakukan konfirmasi dengan BRI Unit di wilayah kerja

tempat tinggal calon debitur, misalnya mengenai informasi pinjaman maupun

kepastian alamat domisili tempat tinggal calon debitur.

d. Proses pendaftaran dan mengisian formulir pada dasarnya dilakukan oleh Deskman

atau petugas yang ditunjuk. Namun demikian untuk mempermudah dan

mempercepat pelayanan, Mantri dapat membantu pendaftaran atau pengisian

formulir tersebut pada saat melakukan kunjungan di lapangan. Formulir yang telah

diisi tersebut selanjutnya tetap diserahkan ke Deskman atau petugas yang ditunjuk

untuk dimulai proses kelengkapan administrasi.

e. Pada prinsipnya pelaksanaan pelayanan KUR Mikro mengacu kepada skim

Kupedes umum, tetapi dengan beberapa ketentuan dan persyaratan yang lebih

Page 17: Bab4 Fix.11.39 Idel

50

ringan yang di sesuaikan dengan kondisi atau pola usaha skala mikro dalam rangka

memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan.

4. Analisis Kredit

Analisis Kredit dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan debitur atau terjamin

membayar kembali kreditnya kepada bank. Analisis kredit harus menggambarkan

konsep hubungan total calon debitur yang mencakup penilaian atas watak,

kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha calon debitur dan penilaian terhadap

sumber pelunasan kredit yang dititikberatkan pada hasil usaha yang dilakukan calon

debitur, Laporan Keuangan calon debitur merupakan salah satu data pokok mutlak

dalam hal analisis, serta penyajian evaluasi aspek perkreditan dengan tujuan untuk

melindungi bank atas risiko kerugian yang ditimbulkan yaitu tidak dilunasinya kredit.

Selanjutnya hasil analisis diatas dituangkan dalam formulir KUR Mikro, formulir

tersebut digunakan pihak bank sebagai dasar pertimbangan bagi Pemutus dalam

memberikan putusan kredit.

5. Agunan

Menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Burhanuddin, S.E. sebagai

Kaunit PT. BRI Unit Kota Baturaja sehubungan dengan pemberian KUR Mikro,

bahwa yang menjadi agunan disini hanya berupa agunan pokok kredit, yaitu proyek

yang dibiayai. Agunan tambahan seperti tanah, bangunan, atau kendaraan seperti

yang selama ini selalu dipersyaratkan oleh pihak perbankan bukanlah suatu keharusan

bagi seorang nasabah KUR Mikro untuk dapat memperoleh fasilitas kredit.

Page 18: Bab4 Fix.11.39 Idel

51

6. Type, Stuktur dan Syarat Kredit

Mengenai type, struktur dan syarat kredit disesuaikan dengan jenis kredit. Jenis kredit

dapat berupa kredit investasi ataupun kredit modal kerja, selanjutnya dengan

mengetahui jenis kredit yang diajukan calon debitur KUR Mikro, maka selanjutnya

barulah disesuaikan type dan struktur kredit tersebut yang terdiri dari plafon, suku

bunga, penggunaan dan jangka waktu.

7. Kewenangan Memutus Kredit

Pada tahap ini, calon debitur akan memperoleh keputusan kredit yang berisi

persetujuan akan adanya pemberian KUR Mikro sesuai permohonan yang

diajukannya. Keputusan persetujuan permohonan kredit berupa mengabulkan

sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur.

Pihak PT. BRI Unit Kota Baturaja akan memberitahukan kepada calon debitur untuk

mengkonfirmasi kembali beberapa hari menurut hari yang telah ditentukan oleh pihak

bank setelah pengajuan permohonan kredit. Biasanya pemberian putusan dilakukan

3-5 hari setelah pendaftaran permohonan KUR. Pada BRI Unit Kota Baturaja

sebelum pemberian putusan kredit, pihak bank wajib meneliti dan memastikan bahwa

dokumen-dokumen yang berkaitan atau yang mendukung pemberian keputusan kredit

masih berlaku lengkap, sah, dan berkekuatan hukum.

Setiap pejabat yang terlibat dalam kebijakan persetujuan kredit harus mampu

memastikan hal-hal berikut:

Page 19: Bab4 Fix.11.39 Idel

52

1) Setiap kredit yang diberikan telah sesuai dengan prinsip perkreditan yang sehat

dan ketentuan perbankan lainnya;

2) Pemberian kredit telah sesuai dan didasarkan pada analisis kredit yang jujur,

objektif, cermat, dan seksama serta independent;

3) Adanya keyakinan bahwa kredit akan mampu dilunasi oleh debitur.

d. Tahap Pencairan Kredit/Akad Kredit. (formulir)

Setiap proses pencairan kredit harus terjamin asas aman, terarah, dan produktif dan

dilaksanakan apabila syarat yang ditetapkan dalam perjanjian kredit telah dipenuhi

oleh pemohon kredit. Setelah semua persyaratan terpenuhi dan pemberian kredit

diikat oleh perjanjian kredit maka debitur dapat mengambil dana pinjaman yang telah

dimohonkan kepada bagian teller BRI Unit Kota Baturaja.

Tahap pencairan kredit meliputi beberapa tahapan, yaitu :

1. tahap persiapan pencairan

2. penandatangan perjanjian pencairan kredit

3. fiat bayar dan pembayaran pencairan kredit.

Adapun penjelasan mengenai langkah-langkah pada tahap akad kredit

adalah sebagai berikut :

1) Persiapan Pencairan

Page 20: Bab4 Fix.11.39 Idel

53

Setelah Surat Keterangan Permohonan Pinjam (SKPP) diputus, Costumer Services

mencatatnya pada register dan segera mempersiapkan pencairan sebagai berikut :

a. Memberitahukan pada calon debitur bahwa permohonan KURnya telah

mendapat persetujuan atau putusan dan kepastian tanggal pencairannya.

b. Menyiapkan Surat Pengakuan Hutang.

c. Mengisi kuitansi pencairan KUR

2) Penandatanganan Perjanjian Pencairan KUR

Berkas atau kelengkapan pencairan disini adalah Surat Pengakuan Hutang, sebelum

penandatanganan berkas pencairan kredit usaha rakyat, Customer Service harus

memastikan bahwa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pencairan kredit

usaha rakyat telah ditandatangani oleh debitur sebagai bukti persetujuan debitur.

Setelah itu, Customer Service meminta debitur untuk membaca dan memahami surat

pengakuan hutang (SPH) dan menandatangani SPH tersebut selanjutnya diserahkan

pada kepala unit untuk diperiksa. Untuk menjaga keamanan dan melaksanakan

prinsip kehati-hatian maka Custumer Service mencocokkan tanda tangan dengan

tanda tangan debitur pada waktu pendaftaran, kemudian menyerahkan semua berkas

kepada Kepala Unit untuk di fiat bayar.

3) Fiat Bayar

Kepala Unit memeriksa berkas tentang kebenaran dan kelengkapan pengisian berkas

kredit usaha rakyat untuk dicocokkan dengan syarat yang disebutkan dalam putusan

Page 21: Bab4 Fix.11.39 Idel

54

kredit, setelah yakin maka kepala unit membubuhkan tanda tangan sebagai

persetujuan fiat bayar. Setelah selesai, kwitansi diserahkan pada teller dan berkas

diserahkan pada customer service.

4) Pembayaran Pencairan KUR tanpa Jaminan

Pembayaran pencairan kredit usaha rakyat kepada debitur dilakukan oleh teller

berdasarkan kwitansi yang diterima dari kepala unit dengan terlebih dahulu meneliti

keabsahan kwitansi. Apabila terjadi keterlambatan pencairan dana kredit usaha

rakyat, disebabkan oleh banyaknya peminat yang hendak menjadi calon debitur kredit

usaha rakyat, mengingat jumlah tenaga yang menangani kredit usaha rakyat tidak

sebanding dengan jumlah peminat kredit usaha rakyat. Lamanya proses pencairan

dana disebabkan pula oleh penerapan asas kehati-hatian dalam menyalurkan dananya

dan tetap berpegang teguh pada lima prinsip dalam penilaian kondisi nasabah atau

sering disebut dengan the five of credit analysis.

Sehubungan dengan tahap proses pelaksanaan KUR Mikro pada PT. BRI Unit Kota

Baturaja terdapat kesesuaian peraturan Surat Edaran BRI tersebut dengan ketentuan

yang termuat didalam Kep Men Nomor : KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang

Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan KUR, yaitu dalam hal :

1. Agunan

a. Agunan Pokok

Dalam hal agunan, yang menjadi agunan pokok disini adalah objek atau usaha

yang dibiayai, sebagaimana yang termuat didalam Bab II huruf D tentang Agunan

Page 22: Bab4 Fix.11.39 Idel

55

dan Pengikatan, yang mana yang menjadi agunan pokok dalam pemberian kredit

KUR ini adalah Kelayakan usaha dan objek yang dibiayai.

b. Agunan Tambahan

Dalam hal agunan tambahan menurut Bab II huruf D tentang Agunan dan

Pengingatan sepenuhnya diserahkan pada ketentuan masing-masing bank

Pelaksana, termasuk dalam hal pengikatan dilakukan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku pada Bank Pelaksana. Adapun ketentuan yang dibuat oleh PT. BRI

dalam hal agunan tambahan mengacu pada Surat Edaran BRI Nose : S.

09-DIR/ADK/03/2010 Perihal KUR MIKRO, yaitu dalam hal agunan tambahan,

seperti tanah, bangunan dan kendaraan, tidak wajib untuk dipenuhi dan apabila

diberikan maka terhadap agunan tersebut tidak dilakukan pengikatan.

2. Type, Struktur dan Syarat Kredit

Sehubungan dengan type, struktur dan syarat kredit disesuaikan dengan jenis

kredit. Untuk jenis Kredit yaitu KUR Mikro baik tujuan pengunaan untuk investasi

ataupun untuk modal kerja, Type dan struktur kredit terdiri dari plafon, suku

bunga, penggunaan dan jangka waktu.

1) Dalam hal kredit jenis KUR Mikro syarat pengajuan plafon kredit di tentukan

maksimal Rp. 5.000.000,- Namun dengan dikeluarkanya Nota Facsimile No.

B.146-MKR/KPM/10/2010 dan Surat Direktur UMKM

No.B.487-DIR/PPG/09/2010 tanggal 21 September 2010 tentang pelayanan

Page 23: Bab4 Fix.11.39 Idel

56

KUR Mikro dinyatakan nilai plafon KUR Mikro meningkat hingga Rp.

20.000.000,-.

Hal ini membuktikan batas maksimul kredit KUR Mikro yang diberikan oleh

pihak PT. BRI Unit Kota Baturaja telah sesuai dengan batas maksimum plafon

KUR Mikro berdasarkan Kep Men Nomor : KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010

tentang Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan KUR dalam Bab I

Pengertian Umum Angka 16, yaitu :

“ KUR Mikro adalah KUR dengan plafond sampai dengan Rp.

20.000.000 yang dikenakan suku bunga kredit/margin pembiayaan,

maksimal sebesar/setara 22% efektif per tahun."

2) Dalam hal penggunaan kredit dan jangka waktu, KUR Mikro ini dapat

diberikan untuk keperluan modal kerja atau investasi, dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. Kredit Modal Kerja, jangka waktu maksimal 3 tahun.

b. Kredit Investasi, jangka waktu maksimal 5 tahun.

Sehubungan dengan ketentuan yang diberlakukan ini dapat dilihat kesesuaian

Peraturan Kep Men Nomor : KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar

Operasional dan Prosedur Pelaksanaan KUR dengan ketentuan yang

diberlakukan didalam pelaksanaan pemberian kredit KUR Mikro pada PT. BRI

Unit Kota Baturaja, sebagaimana termuat dalam Bab II huruf E angka 1 yang

Page 24: Bab4 Fix.11.39 Idel

57

mengatur mengenai Jangka Waktu pemberian kredit dimana untuk kredit

investasi jangka waktu ditetapkan maksimal 3 tahun dan untuk kredit modal

kerja jangka waktu maksimal ditetapkan 5 tahun.

3) Suku bunga untuk jenis KUR Mikro disesuaikan dengan jangka waktu kredit.

Untuk jenis KUR Mikro semula ditetapkan suku bunga sebesar 24% per tahun.

Namun berdasarkan Surat Divisi Bisnis Mikro Kanpus BRI Nomor : B.219-

MKR/KPM/10/2010 tentang Juklak Perbaikan Suku Bunga KUR Mikro suku

bunga untuk jenis KUR Mikro yang semula 24% per tahun menjadi 22% efektif

per tahun.

Dari ketentuan ini dapat dilihat kesesuaian Peraturan Kep Men Nomor : KEP-

20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur

Pelaksanaan KUR dengan ketentuan yang diberlakukan didalam pelaksanaan

pemberian kredit KUR Mikro pada PT. BRI Unit Kota Baturaja, hal ini dapat

dilihat berdasarkan Peraturan Kep Men Nomor : KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010

tentang Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan KUR dalam Bab I

Pengertian Umum, Angka 16 :

“KUR Mikro adalah KUR dengan plafond sampai dengan Rp.

20.000.000 yang dikenakan suku bunga kredit/margin pembiayaan,

maksimal sebesar/setara 22% efektif per tahun.”

Page 25: Bab4 Fix.11.39 Idel

58

Tahap pencairan kredit hanya dapat dilakukan apabila semua persyaratan tersebut

telah terpenuhi dan tahapan-tahapan prosedur tersebut telah terlewati sehingga apabila

telah dinilai nasabah tersebut layak, maka pihak PT. BRI Unit Kota Baturaja

berkewajiban untuk memberikan kredit kepada debitur sesuai dengan permohonan

kreditnya dan pihak debitur mempunyai kewajiban untuk mengembalikan kredit

beserta bunganya dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama.

B. Hak dan Kewajiban Debitur dan Kreditur dalam pelaksanaan pemberian

KUR tanpa jaminan oleh PT. BRI Unit Kota Baturaja

Setelah tahapan persyaratan dan prosedur pemberian kredit KUR terlewati barulah

ada kesepakatan kedua belah pihak untuk mengadakan hubungan hukum, sebagai

bentuk kesepakatan tersebut maka dibuatlah perjanjian KUR yang diberi judul SPH

KUR Mikro.

Perjanjian KUR Mikro merupakan perjanjian standar yang telah dibakukan oleh pihak

PT. BRI Unit Kota Baturaja yang berlaku untuk semua calon debitur KUR yang

mengajukan permohonan kredit, yang mana format dan isi perjanjian telah ditentukan

oleh pihak kreditur yaitu PT. BRI Unit Kota Baturaja, untuk itu setiap calon debitur

diminta membaca, memahami, dan meneliti isi perjanjian tersebut, jika setuju pihak

debitur hanya diminta untuk menandatanginya. Sebagai suatu perjanjian, maka

Page 26: Bab4 Fix.11.39 Idel

59

perjanjian tersebut haruslah memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian, sebagaimana

diatur didalam Pasal 1320 KUHPdt, yang mencakup :

1. Ada persetujuan kehendak antara para pihak yang membuat perjanjian.

Subjek hukum perjanjian KUR adalah calon debitur KUR sebagai peminjam dan PT.

BRI Unit Kota Baturaja sebagai kreditur. PT. BRI Unit Kota Baturaja sebagai subjek

hukum yang berbentuk persero merupakan badab hukum sedangkan debitur adalah

para pengusaha kecil yang merupakan orang pribadi. Sebagai perjanjian baku,

walaupun format dan isinya telah ditentukan dan disediakan oleh pihak kreditur,

namun sebelum perjanjian ditandatangani oleh kedua belah pihak, pihak debitur

diminta untuk membaca dan meneliti serta memahami isi perjanjian tersebut. Jika

debitur setuju barulah perjanjian tersebut ditandatangani, sehingga dengan

penandatangan baik dari pihak calon debitur KUR maupun dari PT. BRI Unit Kota

Bauraja telah membuktikan bahwa telah terdapat kesepakatan antar kedua belah pihak

yang membuat perjanjian.

2. Ada kecakapan para pihak untuk membuat perjanjian

Pada saat Perjanjian KUR dibuat, para pihak dikatakan cakap atau layak untuk

melakukan perbuatan hukum apabila debitur dan kreditur telah memenuhi syarat-

syarat dan prosedur yang telah ditentukan dalam proses pemberian kredit. Kreditur

disini, yaitu PT BRI Unit Kota Baturaja sejak Undang-Undang Nomor 21 tentang

Bank Rakyat Indonesia telah berwenang dan layak melakukan tugas bank pada

umumnya, sedangkan untuk debitur pihak bank melihat dari kelengkapan syarat

Page 27: Bab4 Fix.11.39 Idel

60

administratif calon debitur yang harusnya telah berumur 21 tahun atau sudah

menikah, sehingga dengan demikian syarat cakap perjanjian telah terpenuhi.

3. Ada sesuatu hal tertentu atau objek tertentu

Objek perjanjian KUR adalah kredit atau sejumlah uang yang jumlahnya ditentukan

melalui kesepakatan kedua belah pihak, yang mana uang yang dikeluarkan oleh

kreditur harus digunakan sesuai dengan tujuan dari pemberian kredit, yaitu untuk

sepenuhnya digunakan untuk keperluan usaha calon debitur agar dapat berkembang

dan maju.

4. Klausa yang halal

Klausa yang halal adalah prestasi dalam perjanjian yang melahirkan perikatan yang

wajib dilakukan atau dipenuhi oleh para pihak. Pasal 1335 KUH Perdata menyatakan

bahwa suatu perjanjian tanpa sebab atau perjanjian yang telah dibuat karena sesuatu

sebab yang palsu atau terlarang, tidak mempunyai kekuatan, dengan sebab ini

dimaksudkan tiada lain dari pada isi perjanjian. Jadi, yang dimaksudkan dengan sebab

atau causa dari suatu perjanjian adalah isi perjanjian itu sendiri.

Klausa yang halal dalam perjanjian kredit antara PT. BRI Unit Kota Baturaja dengan

debitur KUR adalah kewajiban debitur KUR untuk membayar hutang kreditnya

beserta bunga sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan yang mana didalam

perjanjian termuat bahwa uang kredit tersebut harus digunakan debitur dengan

sebagaimana tujuan awal pengunaan kredit yang mana tujuan awal didalam

Page 28: Bab4 Fix.11.39 Idel

61

pemberian kredit KUR adalah untuk keperluan usaha debitur sebagaimana termuat

dalam Pasal 1 dan dipertegas dalam Pasal 9 angka 2.

Perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak melahirkan hak dan

kewajiban bagi para pembuatnya, hak dan kewajiban lahir dari perbuatan hukum

antara PT. BRI Unit Kota Baturaja dengan debitur KUR. Kewajiban adalah suatu

keharusan yang dilakukan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain dengan

pembebanan sanksi jika lalai atau dilalaikan. Sedangkan hak adalah sesuatu yang

diperoleh dari pihak lain dengan kewenangan menuntut jika tidak dipenuhi oleh pihak

lainya itu (Abdulkadir Muhammad, 1990: 32).

Hak dan kewajiban pokok para pihak dalam pelaksanaan pemberian KUR di atur pula

di dalam Bab I huruf E Pengertian Umum Kep Men Nomor :

KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur

Pelaksanaan

KUR, Angka 1:

“ Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

pelaksana dengan debitur KUR yang mewajibkan debitur KUR untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. “

Sehubungan dengan pengertian kredit yang termuat didalam Kep Men Nomor : KEP-

20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan

KUR tersebut dapat diketahui yang menjadi kewajiban pokok seorang debitur KUR

Page 29: Bab4 Fix.11.39 Idel

62

adalah mengembalikan uang kredit yang dipinjamnya dalam jangka waktu tertentu

sesuai dengan kesepakan yang disertai dengan pembayaran bunga, dan sebaliknya

dari kewajiban debitur KUR tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi

kewajiban pihak kreditur yaitu PT. BRI Unit Kota Baturaja adalah memberikan

fasilitas kredit kepada debitur KUR.

Sehingga dari kewajiban tersebut, maka hak debitur dan kreditur yang muncul bagi

pihak PT. BRI Unit Kota Baturaja selaku kreditur, yaitu menerima pelunasan hutang

dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan dengan mendapatkan bunga,

sedangkan yang menjadi hak debitur yaitu menerima fasilitas kredit yang diberikan

oleh kreditur yaitu pihak PT. BRI Unit Kota Baturaja.

Ketentuan mengenai hak dan kewajiban tersebut lebih lanjut dituangkan di dalam

perjanjian kredit dan pengaturan masing-masing bank pelaksana KUR dan untuk

pengaturan yang berkenaan mengenai hak dan kewajiban pada PT. BRI Unit Kota

Baturaja diatur di dalam form perjanjian KUR yang diberi judul Surat Pengakuan

Hutang (SPH), SE .Nose : S.09-DIR/ADK/03/2010 SPH KUR MIKRO dan PPK

URB yang menjadi pedoman BRI dalam memberikan layanan kredit bagi para

nasabahnya.

Sehubungan dengan pengertian kredit berdasarkan Pengertian Umum Kep Men

Nomor : KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur

Pelaksanaan KUR, Bab I Angka 1 yang telah diuraikan diatas, maka kredit

merupakan kesepakatan antara PT. BRI Unit Kota Baturaja selaku Kreditur dengan

Page 30: Bab4 Fix.11.39 Idel

63

pihak Debitur KUR, kesepakatan tersebut dibuat dalam bentuk perjanjian tertulis

yang mencakup hak dan kewajiban masing masing pihak termasuk pengaturan jangka

waktu pengembalian kredit dan ketentuan bunga.

Adapun yang menjadi hak dan kewajiban para pihak dalam pemberian kredit KUR

Mikro lebih rinci pada PT. BRI Unit Kota Baturaja dapat dilihat dalam form

Perjanjian KUR yang diberi judul Surat Pengakuan Hutang (SPH), Surat Edaran Nose

: S.09-DIR/ADK/03/2010 (SPH KUR MIKRO). Surat Pengakuan Hutang tersebut

berlaku bagi seluruh BRI Unit yang berada di seluruh pelosok negara Republik

Indonesia yang memberikan pelayanan KUR. Didalam SPH tersebut dapat dilihat

yang menjadi kewajiban debitur dan menjadi hak pihak bank dalam memberikan

fasilitas kredit.

1. Kewajiban penerima kredit/debitur KUR

Kewajiban penerima kredit/debitur KUR dalam pelaksanaan kredit KUR pada PT.

BRI Unit Kota Baturaja adalah sebagai berikut :

1) Membayar kembali kredit baik pokok pinjaman maupun beserta bunga

menurut jangka waktu yang telah ditetapkan sebagaimana tertulis dalam

perjanjian, terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Surat Pengakuan Hutang

dan harus dilunasi keseluruhanya sebelum tanggal sebagaimana termuat dalam

perjanjian (Pasal 2)

2) Membayar bea matrai yang timbul sehubungan dengan pemberian pinjaman

(Pasal 4)

Page 31: Bab4 Fix.11.39 Idel

64

3) Debitur berkewajiban mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh bank

dalam hal untuk setiap waktu dapat dimintakan keterangan dan dilakukan

pemeriksaan baik yang dilakukan sendiri oleh pihak bank ataupun dilakukan

oleh pihak lain yang ditunjuk oleh bank kepada debitur dan/atau perusahaan

(Pasal 8)

4) Debitur wajib memberikan keterangan yang sebenar-benarnya mengenai

keterangan-keterangan yang diperlukan oleh pihak bank dan wajib tunduk

kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh bank terutama

mengenai kebijakan pemberian pinjaman (Pasal 9 Angka 1)

5) Menjamin kepastian kegunaan kredit tersebut agar dipergunakan untuk

keperluan-keperluan sebagaimana keperluan awal peminjaman kredit yang

mana terlebih dahulu dicantumkan penggunaan kredit pada pasal 1 dan tidak

diperkenankan untuk keperluan lain (Pasal 9 Angka 2)

6) Membayar seluruh pinjaman dengan seketika dan sekaligus lunas berupa

pokok, bunga, tambahan bunga, denda, biaya-biaya dan kewajiban lainya yang

mungkin timbul bilamana pinjaman tersebut diketahui bank digunakan untuk

keperluan lain diluar perjanjian (Pasal 9 Angka 3).

7) Membayar seluruh pokok pinjaman beserta bunga, denda, dan ongkos-ongkos

sampai pinjaman dinyatakan lunas oleh bank (Pasal 9 Angka 6).

Page 32: Bab4 Fix.11.39 Idel

65

2. Hak PT. BRI Unit Kota Baturaja/Kreditur

1) Menerima pembayaran dari pihak debitur dalam jangka waktu yang telah

ditetapkan sesuai perjanjian termasuk mendapatkan bunga dengan ketentuan

sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pihak bank (Pasal 2)

2) Untuk kepentingan bank, dalam hal antisipasai terjadinya wanprestasi

bilamana tidak dilunasinya kredit oleh debitur KUR pihak bank dapat

menjaminkan pinjaman kredit ini kepada Perusahaan Penjamin (Pasal 6)

3) Bank berhak baik dilakukan sendiri atau dilakukan oleh pihak lain yang

ditunjuk bank meminta keterangan dan melakukan pemeriksaan yang

diperlukan kepada debitur KUR dan/atau perusahaan (Pasal 8)

4) Bank berhak untuk memeriksa penggunaan pinjaman tersebut apakah telah

sesuai dengan keterangna yang telah diterima pihak bank,sebagaimana

termuat dalam SPH KUR Mikro pasal 1 (Pasal 9 ayat 2)

5) Bilamana pinjaman digunakan untuk keperluan lain, maka bank berhak untuk

seketika menagih pinjamannya, tanpa menunda-nunda lagi untuk pembayaran

seluruh pinjamanya berupa pokok, bunga, tambahan bunga, denda, biaya-

biaya dan kewajiban lainya yang mungkin timbul, dengan seketika dan

sekaligus lunas (Pasal 9 ayat 3)

Sedang pengaturan mengenai hak debitur dan kewajiban PT. BRI Unit Kota Baturaja

lebih rinci tidak diatur didalam form perjanjian KUR. Berdasarkan keterangan

Penyelian Pemasaran Bisnis PT. BRI Unit Kota Baturaja, yang menjadi Hak debitur

Page 33: Bab4 Fix.11.39 Idel

66

dan kewajiban pihak PT. BRI Unit Kota Baturaja lebih lanjut dijelaskan pada

Dokumen BRI yang diberi judul PPK URB hak dan kewajiban tersebut, yaitu :

3. Hak penerima kredit/debitur KUR

Debitur diwajibkan untuk mematuhi semua aturan yang telah dicantumkan dalam

formulir pengajuan permohonan kredit dan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh

pihak bank. Semua kewajiban tersebut harus dipatuhi oleh pihak debitur agar ia dapat

memperoleh haknya. Hak debitur termuat di dalam PPK URB yang menjadi pedoman

bagi BRI dalam memberikan layanan fasilitas kredit.

Adapun yang menjadi hak-hak bagi pihak debitur KUR tersebut, yaitu :

1. Menerima kredit atau pinjaman dari kreditur.

2. Dapat menikmati fasilitas kredit dengan tenang.

3. Dapat memohon bimbingan dan tuntunan maupun petunjuk apabila penerima kredit

(debitur) mengalami kesulitan dalam mengelola bantuan kredit yang diterimanya.

Sehingga tujuan memperoleh kredit tersebut akan tercapai sesuai dengan yang

diharapkan.

4. Kewajiban pihak Kreditur/PT. BRI Unit Kota Baturaja

Hak debitur tersebut tidak tertulis pada form perjanjian KUR Mikro tetapi sudah

merupakan kewajiban dari pihak PT. BRI Unit Kota Baturaja untuk memberikan

layanan tersebut yang memang harus dilaksanakan berdasarkan pada PPK URB yang

Page 34: Bab4 Fix.11.39 Idel

67

menjadi pedoman bagi bank BRI dalam memberikan fasilitas kredit. Adapun yang

menjadi kewajiban bagi pihak PT. BRI Unit Kota Baturaja tersebut, yaitu:

1. Memberikan kredit yang di pinjam oleh debitur sesuai dengan kesepakatan.

2. Memberikan bimbingan yaitu memberikan arahan kepada nasabah pada bidang-

bidang yang kurang dimengerti sehingga usaha nasabah tersebut dapat berkembang

dan tujuan akhir dari pemberian fasilitas KUR tersebut dapat tercapai.

3. Memberikan pembinaan, yang mencakup pembinaan secara administratif dan

pembinaan secara langsung di lapangan. Pembinaan secara administratif pada

dasarnya merupakan pembinaan dibelakang meja, yang didasarkan pada laporan-

laporan atau surat menyurat secara aktif/pasif. Pembinaan di lapangan dilakukan

dengan mengadakan kunjungan ketempat debitur secara langsung dengan maksud

untuk mengamati manajemen perusahaan agar terpelihara dengan baik dan

membantu mencari jalan keluar dalam hal debitur mengalami masalah.

4. Serta petunjuk kepada penerima kredit (nasabah) terutama dalam hal yang

menyangkut manajemen dan pemasaran.

Dengan adanya pengaturan yang jelas menganai hak dan kewajiban debitur KUR

dengan pihak BRI tersebut maka kewajiban dan hak para pihak dalam perjanjian

KUR diharapkan dapat berjalan seimbang.

Page 35: Bab4 Fix.11.39 Idel

68

C. Proses pengalihan risiko KUR dan prosedur klaim oleh PT. BRI Unit Kota

Baturaja kepada Lembaga Penjamin Kredit (PT. Askrindo)

Berakhirnya perjanjian kredit KUR sesuai dengan jangka waktu atau tenggang waktu

perjanjian kredit, sebagaimana yang tertulis dalam kolom tanggal jatuh tempo.

Namun dalam pelaksaan pemberian kredit jenis KUR ini dapat pula berakhir dengan

tidak dibayarkanya pinjaman oleh nasabah kepada kreditur yang disebut dengan

wanprestasi.

1. Pelunasan hutang oleh debitur (prestasi)

Pembayaran hutang yang dilakukan oleh debitur berupa pelunasan hutang kredit

kepada PT. BRI Unit Kota Baturaja yang mana hal tersebut merupakan kewajiban

debitur sebagaimana tertuang didalam perjanjian. Pelunasan pinjaman ini

dilakukan dengan cara mencicil pinjaman setiap bulan dengan jumlah yang telah

ditetapkan beserta pembayaran bunga kepada debitur yang ditetapkan flat setiap

bulanya sampai masa pelunasan berakhir sebagaimana termuat di dalam perjanjian

2. Wanprestasi

Berakhirnya perjanjian KUR dapat pula terjadi akibat debitur melakukan

wanprestasi. Adapun bentuk wanprestasi yang dilakukan oleh debitur dalam

perjanjian KUR ini adalah :

a. Debitur tidak melaksanakan pembayaran angsuran atau terjadi penunggakan

angsuran yang dilakukan oleh debitur secara berturut-turut sampai dengan 180

hari/6 bulan.

Page 36: Bab4 Fix.11.39 Idel

69

b. Perjanjian kredit jatuh tempo dan debitur tidak melaksanakan kewajibanya yaitu

berupa pembayaran pelunasan kredit.

Hal diatas dianggap sebagai bentuk wanprestasi debitur terhadap kreditur di dalam

perjanian KUR. Debitur tidak memenuhi prestasi seperti yang telah dituliskan di

dalam perjanjian KUR sebagaimana tertulis didalam Pasal 2 Perjanjian KUR

bahwa pokok pinjaman beserta bunganya harus dibayar sesuai dengan jangka

waktu yang telah ditetapkan dan angsuran harus dibayarkan pada setiap bulannya

pada tanggal tertentu sebagaimana termuat dalam perjanjian.

KUR merupakan program kredit pemerintah yang dibuat dengan adanya

mekanisme penjaminan oleh Lembaga Penjamin Kredit milik pemerintah, yaitu

PT. Askrindo yang mana didalam pelaksanaan pemberian KUR ini pihak PT. BRI

Unit Kota Baturaja telah terlebih dahulu mengadakan perjanjian kerjasama dengan

PT. Askrindo untuk menjaminan kredit KUR, sehingga apabila debitur wanprestasi

yaitu tidak dapat melunasi hutang kreditnya sebagaimana dengan yang

diperjanjikan pihak PT. BRI Unit Kota Baturaja dapat mengajukan klaim kepada

perusahaan penjamin untuk mendapatkan pengantian pembayaran kredit dengan

berbagai ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Apabila dalam praktiknya terjadi wanprestasi oleh debitur yaitu debitur yang

bersangkutan tidak melaksanakan pembayaran angsuranya secara berturut-turut

selama 180 hari/6bulan yang mana pada masa ini usaha debitur dianggap masuk

kolektibilitas diragukan menurut ketentuan Bank Indonesia, atau sampai dengan

Page 37: Bab4 Fix.11.39 Idel

70

tanggal jatuh tempo tidak melaksanakan pembayaran pelunasan, dengan kata lain

tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagaimana yang telah ditentukan di

dalam perjanjian.

Sehubungan dengan hal tersebut PT. BRI Unit Kota Baturaja dapat mengajukan

klaim kepada Lembaga Penjamin Kredit yaitu PT. Askrindo sebesar 70% hingga

80% pelunasan kredit, dengan ketentuan setiap kredit yang diberikan telah sesuai

dengan prinsip perkreditan yang sehat, didasarkan pada analisis kredit yang jujur,

objektif, cermat, seksama serta independent, dan untuk debitur tersebut telah ada

upaya penagihan yang terus menerus yang dilakukan oleh PT. BRI Unit Kota

Baturaja yang dibuktikan dengan Laporan Kunjungan Nasabah (LKN) dan/ atau

Surat Peringatan terhadap debitur.

Adapun proses pengalihan risiko KUR kepada Lembaga Penjamin Kredit (PT.

Askrindo) dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Proses Pengalihan risiko KUR

3

4

1 2 5

PT.BRI Unit Kota Baturaja

Debitur KUR

Departemen Keuangan

(IJP dana APBN)

PT.ASKRINDO

Page 38: Bab4 Fix.11.39 Idel

71

Penjelasan

1. Calon debitur KUR mengajukan permohonan kredit kepada PT. BRI Unit Kota

Baturaja. Pihak Bank kemudian melakukan penilaian secara individual terhadap calon

debitur KUR yang mana penilaian tersebut didasarkan pada analisa bank dengan

menggunakan prinsip 5C yaitu :

a) Watak (character) hal ini untuk mengetahui tingkat kejujuran dan itikad baik dari

calon debitur. Oleh karena itu debitur yang hanya bersedia melunasi hutangnya

dengan paksa sulit untuk melunasi kredit, sehingga watak calon debitur

merupakan salah satu faktor yang turut menentukan disetujui atau tidaknya

permohonan kredit.

b) Kemampuan (capacity) calon debitur dalam mengembangkan usahanya serta

kesanggupanya menggunakan kredit yang diberikan, sehingga dapat diketahui

kemampuan membayar kembali apabila permohonan kreditnya diterima.

c) Modal (capital) adalah jumlah modal calon debitur yang telah tersedia sebelum

memperoleh kredit dari PT. BRI Unit Kota Baturaja. Semakin besar jumlah

modal yang ditanamkan calon debitur ke dalam usaha yang dibiayai dengan

kredit, semakin menunjukkan keseriusan calon debitur dalam menjalankan

usahanya. Hal ini akan mempengaruhi keputusan pihak PT. BRI Unit Kota

Baturaja dalam menentukan disetujui atau tidaknya suatu permohonan kredit.

d) Jaminan (collateral) yang diberikan oleh calon debitur pada umumnya adalah

agunan tambahan seperti sertifikat tanah yang umumnya selalu saja dimintakan

Page 39: Bab4 Fix.11.39 Idel

72

pihak perbankan, namun untuk pemberian kredit jenis KUR Mikro yang menjadi

jaminan disini hanyalah usaha yang dibiayain, sehingga selanjutnya yang

menjadi penilaian perbankan dalam hal pemberian kredit adalah kelayakan atau

produktifitas usaha yang dibiayai.

e) Kondisi (condition) hal ini untuk melihat situasi ekonomi pada waktu dan jangka

waktu tertentu kredit tersebut diberikan pihak PT. BRI Unit Kota Baturaja

kepada debiturnya. Kondisi ekonomi ini juga mencakup kebijakan pemerintah

yang juga memiliki dampak terhadap perekonomian yang pada giliranya akan

mempengaruhi sektor usaha debitur.

Setelah dilakukan penilaian terhadap ke 5prinsip tersebut PT.BRI Unit Kota Baturaja

kemudian melihat apakah calon debitur tersebut telah mendapatkan fasilitas kredit

program pemerintah lain atau dalam waktu bersamaan mengajukan permohonan atau

telah melakukan permohonan kredit lainnya kepada bank. Hal ini sebagaimana

termuat didalam Bab II Pelaksanaan KUR huruf A ketentuan Umum Kep Men Nomor

: KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur

Pelaksanaan KUR yang memuat persyaratan umum bagi debitur KUR untuk dapat

menerima fasilitas KUR.

2. Setelah melihat unsur-unsur diatas tersebut pihak calon debitur harus memenuhi

persyaratan dan ketentuan lain yang telah ditetapkan oleh pihak PT.BRI Unit Kota

Baturaja. Adapun semua persyaratan dan ketentuan tersebut terdiri dari syarat

administratif, persyaratan umum calon debitur, dan persyaratan lain yang lebih rinci

Page 40: Bab4 Fix.11.39 Idel

73

yang dibuat pihak PT.BRI Unit Kota Baturaja berdasarkan Kep Men Nomor : KEP-

20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan

KUR, karena setelah semua persyaratan dan ketentuan tersebut terpenuhi, dan

prosedur pemberian kredit telah terlewati barulah ada realisasi pemberian kredit oleh

pihak PT. BRI Unit Kota Baturaja.

Apabila dinilai usaha tersebut layak, maka debitur KUR mengisi dan menandatangani

Surat Pengakuan Hutang (SPH) KUR Mikro sebagai bentuk kesepakatan tertulis

antara pihak PT.BRI Unit Pasar tugu Bandar Lampung dengan debitur KUR.

3. Menurut Bab II Pelaksanaan KUR huruf A Ketentuan umum Kep Men Nomor :

KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur

Pelaksanaan KUR menyatakan sumber dana KUR adalah 100% berasal dari dana

bank pelaksana yaitu pihak PT. BRI Unit Kota Baturaja, untuk itu guna melindungi

bank atas resiko yang mungkin ditimbulkan dalam hal tidak dikembalikannya kredit

tersebut oleh debitur KUR, pihak PT.BRI Pasar Unit Kota Baturaja mengajukan

permohonan penjaminan kepada PT.Asuransi Kredit Indonesia sebesar 80% untuk

sektor pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, industri kecil dan sebesar 70%

untuk sektor lainnya dari plafon kredit yang diberikan.

4. Selanjutnya dengan melihat analisa bank terhadap kelayakan usaha tersebut PT.

Askrindo mengeluarkan persetujuan penjaminan dengan menerbitkan sertifikat

penjaminan, yang berisi daftar nama debitur yang telah dijamin kreditnya, sertifikat

Page 41: Bab4 Fix.11.39 Idel

74

tersebut sebagai bukti penjaminan PT. Askrindo atas kredit yang disalurkan PT.BRI

Unit Kota Baturaja terhadap nama-nama debitur yang dijamin tersebut.

5. Salinan sertifikat penjaminan tersebut selanjutnya oleh PT. Askrindo dimintakan

imbal jasa penjaminan yang ditujukan kepada Departemen Keuangan yang mana

imbal jasa penjaminan bersumber dari dana APBN.

2. Prosedur Pengajuan Klaim oleh PT. BRI Unit Kota Baturaja kepada

Lembaga Penjamin Kredit (PT. Askrindo)

Prosedur pengajuan klaim oleh PT. BRI Unit Kota Baturaja kepada perusahaan

penjamin mengacu pada Surat Edaran BRI Surat Edaran BRI Nose : S. 09 –

DIR/ADK/03/2010 Perihal KUR MIKRO. Berdasarkan Surat Edaran tersebut, maka

yang menjadi prosedur pengajuan klaim kepada LPK, diuraikan sebagai berikut :

a. Hak klaim

Timbulnya hak klaim atau pencairan penjaminan akan timbul apabila debitur KUR

atau terjamin tidak dapat melunasi kredit pada saat fasilitas kredit bersangkutan

masuk dalam kolektibilitas kredit diragukan sesuai ketentuan Bank Indonesia atau

Perjanjian Kredit jatuh tempo.

Sehubungan dengan ketentuan tersebut terdapat kesesuaian peraturan antara

persyaratan klaim yang diatur dalam Surat Edaran BRI tersebut dengan Bab II huruf

H tentang Ketentuan Penjaminan Kep Men Nomor : KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010

Page 42: Bab4 Fix.11.39 Idel

75

tentang Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan KUR, angka 1 menyebutkan

syarat dapat diajukannya klaim kepada perusahaan Penjamin, yaitu :

a) Perjanjian kredit jatuh tempo dan Debitur KUR tidak melunasi kewajiban

pengembalian pinjaman.

Pelaksanaan pemberian KUR Mikro dibuat dengan perjanjian kredit yang

memuat tanggal pengembalian kredit yang mewajibkan debitur untuk

mengembalikan pinjaman kredit tersebut sesuai waktu yang telah ditetapkan

sebagaimana tertulis dalam perjanjian kredit KUR Mikro yang diberi nama SPH

KUR Mikro, apabila lewat jangka waktu debitur KUR tersebut tidak

melaksanakan kewajibanya untuk melunasi pinjaman kredit tersebut maka pihak

PT. BRI Unit Kota Baturaja dapat mengajukan klaim kepada LPK, hal ini

dilakukan setelah adanya upaya penagihan yang terus menerus oleh pihak PT.

BRI Unit Kota Baturaja yang dibuktikan dengan Laporan Kunjungan Nasabah

(LKN) dan atau Surat Peringatan atau Penagihan.

b) KUR yang bersangkutan dalam kolektibilitas kredit 4 (diragukan) sesuai

ketentuan Bank Indonesia. Keterangan mengenai kriteria suatu usaha menurut

ketentuan BI dijelaskan di dalam Pasal 10 Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif Direksi Bank Indonesia, Direksi No.

31/147/KEP/DIR, sebagaimana berikut :

a. Lancar

Page 43: Bab4 Fix.11.39 Idel

76

Perusahaan tempat penyertaan Bank memperoleh laba dan tidak mengalami

kerugian kumulatif berdasarkan laporan keuangan tahun buku terakhir yang

telah diaudit ;

b. Kurang Lancar

Perusahaan tempat penyertaan Bank mengalami kerugian sampai dengan 25%

dari modal perusahaan berdasarkan laporan keuangan tahun buku terakhir yang

telah diaudit ;

c. Diragukan

Perusahaan tempat penyertaan Bank mengalami kerugian lebih dari 25% sampai

dengan 50% dari modal perusahaan berdasarkan laporan keuangan tahun buku

terakhir yang telah diaudit ;

d. Macet

Perusahaan tempat penyertaan Bank mengalami kerugian lebih dari 50% dari

modal perusahaan berdasarkan laporan keuangan tahun buku terakhir yang telah

diaudit.

c) Keadaan insolvent :

1) Debitur dinyatakan pailit oleh Pengadilan yang berwenang,

2) Debitur dikenakan likuidasi berdasarkan keputusan Pengadilan yang

berwenang dan untuk itu telah ditunjuk likuidator,

3) Debitur diletakkan dibawah pengampuan.

Page 44: Bab4 Fix.11.39 Idel

77

Sehubungan dengan ketentuan ini, dalam hal keadaan insolvent di dalam

pelaksanaanya khusus untuk jenis KUR Mikro tidak perlu diputuskan oleh

pengadilan yang berwenang, sehingga penilaian suatu usaha dinyatakan pailit

diserahkan sepenuhnya kepada analisa bank.

2. Tata Cara Pengajuan klaim

a) Sebelum mengajukan klaim atau pencairan penjaminan, pada saat kredit mulai

bermasalah Kanca maupun Kancapen BRI berkewajiban melakukan upaya

penagihan yang di buktikan dengan Laporan Kunjungan Nasaba (LKN) dan

atau Surat Peringatan atau Penagihan.

b) Surat pengajuan klaim atau pencairan penjaminan dilampiri dengan :

1. Copy Perjanjian Kredit beserta addendumnya

2. Copy rekening koran 6 bulan terakhir

3. Copy identitas dan legalitas usaha

4. Copy MAK

5. Copy Laporan Kunjungan Nasabah (LKN)

6. Surat Keterangan atau pernyataan dari yang berwajib bila debitur atau

terjamin melarikan diri atau meninggal dunia atau pindah tempat.

c) Kanca penjamin berkewajiban menginformasikan kepada Kanca/Kancapen BRI,

apabila lampiran-lampiran surat pengajuan klaim/pencairan penjaminan belum

diterima secara lengkap paling lambat 10 hari kerja sejak surat pengajuan

klaim/pencairan penjaminan diterima.

Page 45: Bab4 Fix.11.39 Idel

78

d) Kanca/Kancapem BRI harus memenuhi kekurangan lampiran sebagaimana yang

dimaksud paling lambat 20 hari kalender sejak tanggal surat pemberitahuan dari

Kanca Penjamin.

3. Keputusan Klaim atau Pencairan Penjaminan

a) Penjamin memberikan keputusan atas Klaim/Pencairan Penjaminan yang

diajukan oleh Kanca/Kancapem BRI dalam waktu paling lambat 15 hari

kalender terhitung sejak berkas pengajuan pencairan penjaminan diterima

secara lengkap oleh Kanca Penjamin.

b) Bila dipandang perlu oleh Kanca Penjamin, secara sendiri-sendiri atau

bersama-sama, Kanca Penjamin dengan Kanca/Kancapen BRI dapat

melakukan penyelesaian klaim/pencairan penjaminan.

c) Dalam hal pengajuan klaim/pencairan penjaminan diputuskan disetujui maka

Kanca Penjamin menyampaikan Surat Persetujuan Klaim/pencairan

penjaminan kepada Kanca/Kancapen BRI yang memuat :

1) Jumlah klaim/pencairan penjaminan yang diajukan oleh Kanca/Kancapen

BRI.

2) Jumlah klaim/pencairan penjaminan yang akan dibayar oleh Kanca

Penjamin.

3) Jumlah kewajiban atau risiko yang ditanggung oleh BRI.

Page 46: Bab4 Fix.11.39 Idel

79

d) Sejak klaim atau pencairan penjaminan dibayar oleh Kanca Penjamin, maka

klaim atau pencairan pejaminan tersebut secara hukum beralih menjadi piutang

subrogasi Kanca Penjaminan.

Sehubungan dengan ketentuan subrogasi diatur didalam Bab II huruf H Ketentuan

Umum Kep Men Nomor : KEP-20/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar

Operasional dan Prosedur Pelaksanaan KUR, Angka 4 butir a menyatakan :

“Klaim yang telah dibayar oleh Perusahaan Penjamin kepada Bank pelaksana

tidak membebaskan debitur dari kewajibanya untuk melunasi

kredit/pembiayaan.”

Berkenaan dengan ketentuan subrogasi tersebut lebih lanjut dijelaskan dari hasil

wawancara pada PT. Askrindo Cabang Bandar Lampung, Pak Wahid Choiron

Akbar bagian klaim dan subrogasi, yang mana dijelaskan bahwa di dalam

pelaksanaan pemberian kredit KUR ini, penarikan subrogasi tetap menjadi tugas

bank pelaksana PT BRI Unit Kota Baturaja, dengan pembagian recovery dari hasil

tagihan tersebut diadakan pembagian secara proporsional, yaitu 70% hingga 80%

untuk Perusahaan Penjamin PT Askrindo dan sisanya 20% hingga 30%

ditanggung oleh bank pelaksana PT BRI Unit Kota Baturaja.