bab2
TRANSCRIPT
2.2 Jenis-Jenis Permen
Menurut Slater (1986), permen dapat dibedakan menjadi 3 golongan berdasarkan
tekstur yaitu:
1. Permen keras
Permen keras memiliki tekstur yang keras dan dikunyah tidak menjadi lunak. Pemen keras
dibuat dari gula pasir, sirup glukosa, air, flavor dan pewarna.
2. Permen renyah
Permen renyah sama dengan permen keras tetapi renyah karena mengandung lemak. Permen
renyah dibuat dari gula atau glukosa, sirup glukosa, air, flavor, lemak nabati dan
pewarna.Minyak nabati didapat dari coklat, kopi dan lain-lain.
3. Permen lunak
Permen lunak memiliki tekstur lunak dan diperoleh dari proses pemasakan dan dengan suhu
relatif rendah. Permen lunak terdiri dari karamel dan toffee. Permen lunak dibuat dari sirup
glukosa, gula hasil sulingan (refined sugar) dan atau gula merah, lemak nabati, garam dan
susu berlemak (full cream milk).
Sedangkan penggolongan candy menurut Melanie De Proft (1979), dalam bukunya
yang berjudul The Family Home Cook Book, bahwa candy itu dapat di bagi menjadi 2 jenis, yaitu
:
1. Crystaline candy adalah jenis candy yang mempunyai kristal banyak dan bila dimakan terasa
lembut, candy yang termasuk ke dalam crystalin yang dapat dijual dalam usaha candy
contohnya adalah fondant, fudge, panocha, nougat, divinity, yupy, bon-bon dan praline.
2. NonCrystaline Candy adalah jenis candy yang apabila dipecahkan tidak memiliki kristal dan
pada umumnya keras. Produk candy yang dapat dijual dalam usaha candy termasuk ke
dalam candy non crystaline contohnya yaitu caramel, toffee, peanut, brittle, lollipops, candy
delights. Relaxa, kopiko dan fox.
Berikut merupakan tabeljenis-jenis permen berdasarkan permen kristalin dan non
kristalin.
Tabel 1. Jenis-jenis Permen
Tekstur Contoh
Permen yang mengkristal
- Kristal besar Rock candy
- Kristal kecil Fondant, Fudge
Permen yang tidak mengkristal
- Hard candy Szor balls, Butterscoth
- Brittles Peanut brittle
- Chewy candy Caramel, Taffy
- Gummy candy Marshmallow, Jellies, Gumdrops
Sumber : Potter (1986).
3.3 Rock Candy
Rock candy adalah permen gula sederhana berbentuk kristal besar yang dibuat melalui
proses kristalisasi. Rock candy sering disebut permen kristal besar. Permen ini merupakan salah
satu permen yang paling murni, karena hanya berbahan dasar sukrosa.Rock candy dapat dibuat
dengan berbagai macam rasa dengan penambahan perisai yang diinginkan serta warna yang
menarik.
Karakteristik rock candy adalah berbentuk gumpalan-gumpalan batu kristal jernih dan
berwarna-warni yang mengelompok jadi satu dan dihiasi dengan batang pegangan seperti
lollipop. Permen ini memiliki warna seperti kilauan batu permata (kerlap-kerlip).Rock candy
mengalami kristalisasi secara alami sehingga bentuk dan ukurannya bervariasi. Jika
dikonsumsi/dijilat terus menerus, maka warnanya akan semakin jernih seperti batu permata yang
indah (bening).
3.4 Faktor yang memengaruhi Mutu Permen
Faktor-faktor yang memengaruhi mutu permen adalah:
1. Kadar air
Kandungan air dalam bahan pangan ikut menentukan acceptability, kesegaran, dan daya
tahan bahan itu.Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat
memengaruhi penampakan, tekstur, serta citarasa makanan (Winarno, 2002).
Kandungan air dalam bahan makanan memengaruhi daya tahan bahan makanan
terhadap serangan mikoorganisme yang dinyatakan dengan aw yaitu jumlah air bebas yang dapat
digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Air tipe ini mudah diuapkan dan dapat
dimanfaatkan untuk pertumbuhan mikrobia dan medium bagi berlangsungnya reaksi-reaksi
kimia (Winarno, 2002).
2. Kristalisasi
Pengaturan kristalisasi sangat penting dalam pembuatan permen untuk menghasilkan
tekstur yang diinginkan.Kristalisasi dalam produk permen dapat mengurangi penampakan yang
jernih seperti kaca dan membentuk masa yang kabur.Kekurangan ini disebut graining dan
mengakibatkan penampilan yang kurang memuaskan dan terasa kasar di lidah. Kristalisasi akan
terjadi secara spontan tetapi dapat dicegah dengan menggunakan bahan-bahan termasuk sirup
glukosa dan gula invert (Honig, 1963).
3.Suhu
Suhu berhubungan erat degan daya larut gula dalam pembuatan permen.Daya larut gula
dalam berbagai suhu dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Suhu dan Daya Larut Gula
Suhu (oC) Daya larut (%)
20 67,1
50 72,4
100 84,1
2.5 Sukrosa Bahan Utama Pembuatan Permen
Sukrosa adalah oligosakarida yang mempunyai peran penting dalam pengolahan
makanan dan banyak terdapat pada tebu. Untuk industri-industri makanan biasa digunakan
sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar, dan dalam jumlah yang banyak dipergunakan
dalam bentuk cairan sukrosa (sirup). Pada pembuatan sirup, gula pasir (sukrosa) dilarutkan
dalam air dan dipanaskan, sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa, yang
disebut gula invert (Winarno, 2004).
Sukrosa juga dikenal dengan gula meja, terdapat terutama dalam gula tebu. Hidrolisis
sukrosa menghasilkan D-glukosa dan D-fruktosa yang sama banyak. Sukrosa sangat mudah larut
pada rentang suhu yang lebar. Sifat ini menjadikan sukrosa bahan yang sangat baik untuk sirup
dan makanan lain yang mengandung gula (deMan, 1989).
Penambahan sukrosa dalam pembuatan produk makanan berfungsi untuk memberikan
rasa manis, dan dapat pula sebagai pengawet, yaitu dalam konsentrasi tinggi menghambat
pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menurunkan aktivitas air dari bahan pangan.
Faktor utama yang mempengaruhi mutu sukrosa adalah pemanasan. Penggunaan teknik
konsentrasi hampa udara dalam proses penggilingan dan pemurnian mengurangi inversi sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa, juga mengurangi pembentukan warna gelap oleh proses
karamelisasi. Inversi sukrosa menyebabkan berkurangnya hasil dan kadar air yang tinggi pada
produk akhir (Buckle, et al., 1987).
Intensitas rasa manis menunjukkan kekuatan atau tingkat kadar kemanisan suatu bahan
pemanis. Intensitas rasa manis berkaitan dengan nilai relatif rasa manis yang sama maupun yang
berbeda antara masing-masing bahan pemanis. Masing-masing pemanis berbeda kemampuannya
untuk merangsang indera perasa. Kekuatan rasa manis yang ditimbulkan oleh bahan pemanis
dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah suhu dan sifat mediumnya (cair atau
padat). Nilai intensitas rasa manis biasanya diukur dengan membandingkannya dengan
kemanisan sukrosa 100% (Cahyadi, 2009).
Penggunaan sukrosa dalam pembuatan rock candy umumnya sebanyak 50-70 % dari
berat total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar sukrosa akan meningkatkan
kekentalannya. Untuk pembuatan hard candy dapat digunakan sukrosa dalam bentuk granular
atau gula cair.Agar dihasilkan permen dengan kejernihan yang baik atau penampakan mirip air,
dibutuhkan gula dengan tingkat kemurnian yang tinggi dan rendah kandungan abunya.
Buckle, et al. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
deMan, M. J. 1989. Kimia Makanan. Penerjemah : K. Padmawinata. Bandung : ITB-Press.
Honig, P. 1963. Principles of Sugar Technology Vol III. New York : Elsevier Publishing.
Company.
Melanie de Proft. 1979. The Family Home Cook Book. USA : Lexicon Publishing.
Slater, C.A. 1986. Chocolate and Sugar Confectionary, Jams and Jellies.Herschdoerfer.SM.
Edisi-3.London :Academic Press.
Winarno, F.G., 2002. Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Winarno F.G. 2004.Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama.