bab viii.docx
TRANSCRIPT
7/17/2019 BAB VIII.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-viiidocx-568d2667c0cec 1/4
BAB VIII
PREPARASI FOSIL
VIII.1 Dasar Teori
Preparasi adalah suatu proses untuk mengubah contoh batuan yang telah
dipilih pada saat sampling menjadi bahan yang siap untuk dianalisis dengan
menggunakan. Proses ini pada umumnya bertujuan untuk memisahkan mikrofosil
yang terdapat dalam batuan dari material-material lempung (matrik) yangmenyelimutinya.
Untuk setiap jenis mikrofosil, mempunyai teknik preparasi tersendiri. Polusi,
terkontaminasi dan kesalahan dalam prosedur maupun kekeliruan pada pemberian
label, harus tetap menjadi perhatian agar mendapatkan hasil optimum.
VIII.2 Langkah Kerja
Beberapa contoh teknik preparasi untuk foraminifera & ostracoda, nannoplankton dan
pollen dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut !) Foraminifera kecil & Ostracoda
Untuk mengambil foraminifra kecil dan "stracoda, maka perlu dilakukan preparasi
dengan metoda residu. #etoda ini biasanya dipergunakan pada batuan sedimen
klastik halus-sedang, seperti lempung, serpih, lanau, batupasir gampingan dan
sebagainya.
$aranya adalah sebagai berikut, yaitu
!. %mbil !'' '' gram sedimen kering.
*. %pabila sedimen tersebut keras agak keras, maka harus dipecah secara
perlahan dengan menumbuknya mempergunakan lalu besi+porselen.
. setelah agak halus, maka sedimen tersebut dimasukkan ke dalam mangkok
dan dilarutkan dengan *"* (!' !) secukupnya untulk memisahkan
mikrofosil dalam batuan tersebut dari matriks (lempung) yang melingkupinya.
45
7/17/2019 BAB VIII.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-viiidocx-568d2667c0cec 2/4
46
/. Biarkan selama *- jam hingga tidak ada lagi reaksi yang terjadi.
. 0etelah tidak terjadi reaksi, kemudian seluruh residu tersebut dicuci dengan
air yang deras diatas saringan yang berukuran dari atas ke ba1ah adalah '-
2'-!'' mesh.
3. 4esidu yang tertinggal pada saringan 2' & !'' mesh, diambil dan kemudian
dikeringkan didalam o5en ( 3'' $).
6. 0etelah kering, residu tersebut dikemas dalam plastik residu dan diberi label
sesuai dengan nomor sampel yang dipreparasi.2. 0ampel siap dideterminasi.
2) Foraminifera besar
Biasanya foraminifera besar terdapat pada batugamping + batu gamping pasiran yang
mempunyai kekerasan tinggi. 7engan demikian untuk menganalisanya dilakukan
dengan mempergunakan sayatan tipis. Prosedurnya adalah sebagai berikut
!. $ontoh batuan yang akan dianalisis disayat terlebih dahulu dengan mesin
penyayat + gurinda. %rah sayatan diusahakan memotong struktur tubuh
foraminifera besar yang ada didalamnya.
*. 0etelah mendapatkan arah sayatan yang dimaksud, contoh tersebut ditipiskan
pada kedua sisinya.
. Poleskan salah satu sisi contoh tersebut dengan mempergunakan bahan abrasif
(karbondum) dan air./. 0etelah itu, tempel sisi tersebut pada objektif gelas (ukuran internasional / 8
' mm) dengan mempergunakan 9anada Balsam.
. :ipiskan kembali sisi lainnya hingga contoh tersebut menjadi transparan dan
biasanya ketebalan sekitar '-' ;m.
3. 0etelah ketebalan yang dimaksud tercapai, teteskan 9anada Balsam
secukupnya dan kemudian ditutup dengan “cover glass”. Beri label.
6. 0ampel siap dideterminasi
Deskripsi dan I!s"rasi
Berdasarkan obser5asi yang dilakukan pada mikrofosil, baik sifat fisik
maupun kenampakan optiknya dapat direkam dalam suatu deskripsi terinci yang bila
perlu dilengkapi dengan gambar ilustrasi ataupun fotografi. 7eskripsi sangat penting
7/17/2019 BAB VIII.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-viiidocx-568d2667c0cec 3/4
47
karena merupakan dasar untuk mengambil keputusan tentang penamaan mikrofosil
yang bersangkutan.
0ementara itu, gambar dan ilustrasi yang baik harus dapat menjelaskan
berbagai sifat khas tertentu dari mikrofosil itu. <uga, setiap gambar ilustrasi harus
selalu dilengkapi dengan skala ataupun ukuran perbesarannya.
Pena#aan
:ahap selanjutnya setelah tahap deskripsi dan ilustrasi adalah menenrukan nama
(determinasi) mikrofosil. Penamaan ini menganut asas penamaan berganda atau
binominal. 0ejak $h. de =inne mengusulkan penamaan binominal, peraturan
penamaan suatu ta8on menjadi lebih teratur, praktis, dan dipakai secara internasional.
Penulisan nama binominal mempergunakan nama =atin yang ditulis miring tanpa
garis ba1ah, menunjukkan nama genus dari spesies yang bersangkutan, sedangkan
nama kedua seluruhnya huruf kecil, menunjukkan nama spesien itu sendiri. Pada
umumnya, setelah nama genus-spesies itu, ditambahkan lagi nama orang yang
menemukan spesies tersebut.
0elanjutnya, dengan dipisahkan dengan tanda koma dituliskan tahun publikasi
pertama yang membahas spesies tersenut.
$ontoh >lobigerina bulloides d?"4B@>A, !2*3
(genus) (spesies) (penemu) (:hn.Publikasi)
<ika nama penemu dituliskan dalam tanda kurung ( ), ini merupakan bah1a
nama spesies tersebut bukan dia yang menemukannya, yang bersangkutan hanya
mengatribusikan nama spesies pada genus lain yang menurutnya lebih tepat.
$ontohnya >lobotruncana ele5ata (B4":CDA), !E/- berarti spesies ele5ata telah
dipublikasikan sebelumnya oleh orang lain sebagai bagian dari genus 4otalia.