bab vi.docx

Upload: baiq-eliez-rizky-a

Post on 10-Mar-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

75

BAB VI PEMBAHASAN Dalam bab ini akan membahas tentang hasil yang telah didapatkan pada penelitian tentang hubungan antara locus of control dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa S1-Keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Pembahasan ini meliputi gambaran locus of control pada mahasiswa, gambaran motivasi berprestasi pada mahasiswa, keterbatasan penelitian dan implikasi keperawatan dalam penelitian ini. 6.1 Gambaran Locus Of Control pada Mahasiswa S1-Keperawatan Dari hasil penelitian diketahui bahwa locus of control pada mahasiswa S1-Keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang didapatkan hasil tabulasi data yang menunjukkan locus of control mahasiswa didominasi oleh internal locus of control yakni 126 orang dari 177 orang responden penelitian. Internal locus of control merupakan suatu keyakinan bahwa hasil yang diperolehnya ditentukan oleh faktor-faktor dalam dirinya. Hal ini dikarenakan mahasiswa lebih mempercayai dan menyakini bahwa keberhasilan maupun kegagalan yang dialami mahasiswa merupakan tanggung jawab dari diri mereka sendiri. Penelitian Rahmanto (2009) menunjukkan bahwa internal locus of control berhubungan dengan kematangan karir siswa. Menurut lachman (2001), individu dengan internal locus of control, mempunyai usaha yang lebih besar untuk memperoleh informasi dari lingkungannya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2007), yang menyatakan bahwa mahasiswa yang memiliki internal locus of control mempunyai motivasi berprestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki eksternal locus of control.Berdasarkan tabulasi kuesioner, pada faktor internal dari locus of control mendominasi jawaban pertanyaan dimana mahasiswa mempercayai untuk memperoleh apa yang diinginkan, seseorang harus bekerja keras untuk memperolehnya.Hal ini terjadi karena mahasiswa akan cenderung untuk bekerja keras dalam perkuliahan dengan mengasah kemampuan yang dimiliki. Hal ini didukung oleh pendapat Robbin (2007) yang menyatakan bahwa kemampuan merupakan kapasitas individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Locus of control yang lebih mengutamakan kemampuan akan lebih banyak berdampak positif pada prestasi seseorang, hal ini dimungkinkan karena locus of control yang berfokus pada kemampuan dipengaruhi oleh minat mahasiswa yang akan berdampak pada kontrol perilaku yang ditunjukkan mahasiswa. Selain itu usaha juga dapat memberikan hal yang positif bagi mahasiswa karena dengan usaha akan ada sikap optimis mahasiswa dan pantang menyerah untuk mencapai tujuan.Sedangkan mahasiswa yang mempunyai eksternal locus of control yakni 45 mahasiswa mereka mempercayai bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka karena alasan-alasan yang tidak ada hubunganya dengan tingkah laku individu yang disebabkan faktor dari luar dirinya. Eksternal locus of control dalam penelitian ini terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor powerful other dan faktor chance. Powerful other adalah keyakinan seseorang bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya ditentukkan terutama oleh orang lain yang berkuasa. Sedangkan faktor chance adalah keyakinan seseorang bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya ditentukkan terutama oleh nasib, peluang, dan keberuntungan (Levenson 1972, dalam Azwar, 1999). Berdasarkan tabulasi kuesioner dari ekternal locus of contorol faktor yang mendominasi adalah faktor powerful other, dimana dalam kehidupan mahasiswa sebagian besar ditentukkan oleh orang lain yang berkuasa. Sedangkan 6 mahasiswa memiliki internal locus of control dan eksternal locus of control, hal ini disebabkan karena skala locus of control bersifat kontinum, sehingga setiap individu memiliki keduanya pada sisi yang berlainan, dimana adakalanya seseorang mempunyai internal locus of control dan adakalanya kecenderungan eksternal locus of control.Mahasiswa dengan eksternal locus of control lebih cenderung bergantung pada orang lain dan lebih banyak mencari situasi yang menguntungkan bagi dirinya sendiri dalam setiap peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya. Menurunt Kritner dan Kinichi(2001), individu yang memiliki eksternal locus of control menganggap bahwa keberhasilan yang dicapai dikontrol oleh keadaan sekitarnya. Menurut Kucukkaragoz (dalam Rana, 2011) mengatakan individu dengan eksternal locus of control percaya bahwa peristiwa-peristiwa dalam kehidupan mereka tidak dapat diprediksikan dan dikendalikan. Mahasiswa dengan eksternal locus of control akan menunjukkan sikap bahwa individu tidak mempunyai kendali atas setiap keadaan. Hal ini didukung oleh penelitian Tektonika (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara eksternal locus of control dengan proktasi akademik siswa SMA Muhammadiyah 2 yogyakarta. Individu yang memiliki eksternal locus of control mempunyai sifat mudah cemas, depresi, dan lainnya. Hal ini menyebabkan indvidu dengan eksternal locus of control kemungkinan besar mengalami frustasi karena mudah tertekan dan kurang berhasil. Menurut Rotter (dalam Musaheri, 2013), menyatakan bahwa individu yang memiliki eksternal locus of control akan berhubungan dengan sifat pasif dan ketidakberdayaan dalam menghadapi lingkungan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Astiningsih (2010), yang menyatakan bahwa mahasiswa program B PSIK FK UGM yang memiliki eksternal locus of control lebih cenderung mengalami depresi.

6.2 Gambaran Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa S1-Keperawatan Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar dari responden memiliki motivasi berprestasi dengan kategori sedang dan memiliki rentang nilai (95-