bab vi.doc

4
BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH 6.1. Analisa Selama berlangsungnya proses produksi pada Pabrik Gula Sei Semayang Perkebunan Nusantara II telah terjadi proses pelepasan sejumlah material dan energi yang biasa disebut sisa hasil produksi berupa waste pada stasiun kerja masakan nira. Material yang terbuang berupa kadar uap panas dari bahan baku berupa air dari kotoran nira yakni sebanyak 1.500 kg dari keseluruhan 60.000 kg air nira yang diolah dalam proses masakan. Angka ini menunjukkan bahwa air nira memiliki persentase tingkat kemurnian sebesar 97,5%, sedangkan selisih energi panas yang terlepas antara sebelum pemasakan dan sesudah pemasakan ialah sebesar 254182,26 kJ. Banyaknya nira yang terbuang dalam bentuk uap panas ini dipengaruhi oleh kualitas raw sugar yang diproses. Buruknya kualitas raw VI-1

Upload: kis

Post on 17-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB VI.doc

BAB VI

ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisa

Selama berlangsungnya proses produksi pada Pabrik Gula Sei Semayang

Perkebunan Nusantara II telah terjadi proses pelepasan sejumlah material dan

energi yang biasa disebut sisa hasil produksi berupa waste pada stasiun kerja

masakan nira.

Material yang terbuang berupa kadar uap panas dari bahan baku berupa air

dari kotoran nira yakni sebanyak 1.500 kg dari keseluruhan 60.000 kg air nira

yang diolah dalam proses masakan. Angka ini menunjukkan bahwa air nira

memiliki persentase tingkat kemurnian sebesar 97,5%, sedangkan selisih energi

panas yang terlepas antara sebelum pemasakan dan sesudah pemasakan ialah

sebesar 254182,26 kJ. Banyaknya nira yang terbuang dalam bentuk uap panas ini

dipengaruhi oleh kualitas raw sugar yang diproses. Buruknya kualitas raw sugar

yang diproses menyebabkan kadar air yang ada pada nira banyak berubah wujud

menjadi air kondensat dan gas ammonia yang dapat menutup permukaan mesin

pemanas pada pemasakan nira sehingga proses pemasakan dapat berlangsung

lebih lama.

Jadwal jam kerja di Pabrik Gula Sei Semayang PT.Perkebunan Nusantara

II adalah 24 jam setiap harinya. Stasiun pemasakan sendiri membutuhkan waktu

proses selama 10 jam dengan waktu pemanasan mesin selama 30 menit. Lamanya

VI-1

Page 2: BAB VI.doc

VI-2

waktu pemanasan mesin ini mempengaruhi temperatur udara kering dalam proses

masakan nira.

6.2. Evaluasi

Pengendalian kesetimbangan material dan energi perlu dilakukan untuk

mengevaluasi beberapa faktor yang mempengaruhi proses pemasakan nira, faktor-

faktor tersebut meliputi:

1. Faktor Mesin

Pada perusahaan ini dijumpai beberapa mesin yang sudah memerlukan

perawatan khusus karena sudah lama beroperasi. Keadaan ini menyebabkan

kualitas kinerja dari mesin berjalan kurang baik dengan adanya beberapa

kotoran seperti kerak nira, debu pada ruang pemasakan nira sehingga proses

pemasakan nira untuk mendapatkan gula yang lebih banyak belum dapat

dimaksimalkan. Lamanya waktu pemanasan mesin yang diakibatkan oleh

usia mesin yang tua juga menjadi permasalahan dalam proses pemasakan

mesin terlebih untuk meningkatkan temperatur udara kering pada boiler dan

mesin masakan yang mempengaruhi banyak tidaknya uap panas nira yang

terbuang.

2. Faktor air nira

Air nira mengalami proses pemurnian dimana pada salah satu proses terdapat

proses pengendapan kotoran pada nira. Pengendapan kotoran nira ini belum

dapat terjadi secara sempurna dikarenakan jumlah mesin

Page 3: BAB VI.doc

VI-3

pengendap/defekator hanya berjumlah satu unit. Hal ini menyebabkan

kotoran pada nira tidak dapat mengendap.

Faktor-faktor di atas merupakan hal yang sangat penting untuk diamati dan

diperbaiki agar peningkatan efisiensi dan kualitas kerja pada proses masakan

pabrik Gula Sei Semayang PT. Perkebunan Nusantara II dapat terwujud.