bab v-vi iroh
TRANSCRIPT
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Bojonegara pada bulan
April-Mei 2012. Jumlah ibu yang mempunyai balita di wilayah Puskesmas
Bojonegara yaitu 3.066 orang, dengan jumlah sample 97 orang. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling. yang kemudian
dilakukan wawancara berdasarkan kuesioner yang telah disediakan untuk
mengukur tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang tumbuh
kembang balita di wilayah Pusakesmas Bojonegara pada bulan April-Mei 2012.
5.1.1 Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Tumbuh
Kembang
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Ibu yang Mempunyai Balita Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan Tentang Tumbuh Kembang Balita di Wilayah
Puskesmas Bojonegara Periode April-Mei 2012
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase
Baik 27 27,8
Cukup 30 30,9
Kurang 40 41,3
Jumlah 97 100
Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa ibu yang
mempunyai balita di wilayah Puskesmas Bojonegara mayoritas memiliki
tingkat pengetahuan kurang tentang tumbuh kembang balita sebanyak
40 orang (41,3 %), ibu yang mempunyai pengetahuan cukup yaitu 30
orang (30,9 %) dan ibu yang memiliki pengetahuan baik yaitu 27 orang
(27,8 %) dari 97 responden.
29
5.1.2 Tingkat pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita tentang Tumbuh
Kembang Balita Berdasarkan Umur
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita
Tentang Tumbuh Kembang Balita Berdasarkan Umur di di Wilayah
Puskesmas Bojonegara Periode April-Mei 2012
Umur Frekuensi Persentase
≤ 20 25 25,8
21 – 30 41 42,3
≥ 31 31 31,9
Jumlah 97 100
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa ibu yang mempunyai
balita di wilayah Puskesmas Bojonegara mayoritas masuk kedalam
kelompok umur 21–30 tahun yaitu 41 orang (42,3%), kelompok umur
yang lebih dari sama dengan 31 tahun yaitu 31 orang (31,9%) dan pada
kelompok umur yang kurang dari sama dengan 20 tahun yaitu 25 orang
( 25,8%) dari 97 responden.
30
5.1.3 Tingkat pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita tentang Tumbuh
Kembang Balita Berdasarkan Paritas
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Tingkat pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita
tentang Tumbuh Kembang Balita Berdasarkan Paritas di di wilayah
Puskesmas Bojonegara Periode April-Mei 2012
Paritas Frekuensi Persentase
1 38 39,2
2-3 30 30,9
>4 29 29,9
Jumlah 97 100
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu
yang mempunyai balita di wilayah Puskesmas Bojonegara yang
memiliki anak 1 orang yaitu 38 orang (39,2%), yang mempunyai anak
2-3 orang yaitu 30 orang (30,9%) sedangkan ibu yang memiliki anak 4
atau lebih dari 4 orang yaitu 29 orang (29,9%) dari 97 responden.
31
5.1.4 Tingkat pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita tentang Tumbuh
Kembang Balita Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Tingkat pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita
tentang Tumbuh Kembang Balita Berdasarkan Pendidikan di
wilayah Puskesmas Bojonegara Periode April-Mei 2012
Pendidikan Frekuensi Persentase
≤ SD 42 43,3
SMP 30 30,9
≥ SMA 25 25,8
Jumlah 97 100
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu
yang mempunyai balita di wilayah Puskesmas Bojonegara memiliki
tingkat pendidikan kurang dari SD atau SD yaitu 42 orang (43,3 %),
sedangkan yang memiliki pendidikan SMP yaitu 30 orang (30,9%), dan
sebagian kecil yang memiliki pendidikan lebih dari SMA atau SMA yaitu
25 orang (25,8%) dari 97 responden.
32
5.1.5 Tingkat pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita tentang Tumbuh
Kembang Balita Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Tingkat pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita
tentang Tumbuh Kembang Balita Berdasarkan Pekerjaan di
wilayah Puskesmas Bojonegara Periode April-Mei 2012
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Bekerja 37 38,1
Tidak Bekerja 60 61,9
Jumlah 97 100
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu
yang mempunyai balita di wilayah Puskesmas Bojonegara yang tidak
bekerja yaitu 60 orang (61,9%), sedangkan yang memiliki pekerjaan
atau bekerja yaitu 37 orang (38,1 %) dari 97 responden.
33
5.1.6 Tingkat Pengetahuan dengan umur
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi jumlah dan presentase Ibu yang Mempunyai Balita
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Tumbuh Kembang Balita
dengan Umur di Wilayah Puskesmas Bojonegara
Periode April-Mei 2012
Umur
Tingkat Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup KurangF %
F % F % F %
≤20 4 16 9 36 12 48 25 100
21–30 15 36,6 12 29,3 14 34,1 41 100
≥ 31 8 25,8 9 29,0 14 45,2 31 100
Jumlah 27 27,8 30 30,9 40 41,3 97 100
Berdasarkan tabel 5.6 di atas dapat diketahui bahwa ibu yang
mempunyai balita yang memiliki umur kurang dari 20 tahun dan
mayoritas memiliki tingkat pengetahuan kurang yaitu 12 orang (48%),
yang berpengetahuan cukup yaitu 9 orang (36%) dan yang
berpengetahuan baik yaitu 4 orang (16%) dari 25 responden.
Ibu yang mempunyai balita yang memiliki umur antara 21–30
tahun dan mayoritas memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak
15 orang (36,6%), yang berpengetahuan kurang yaitu 14 orang (34,1%)
dan yang berpengetahuan cukup yaitu 12 orang (29,3%) dari 41
responden.
Sedangkan ibu yang mempunyai balita yang memiliki umur lebih
dari atau sama dengan 31 tahun mayoritas memiliki pengetahuan
kurang yaitu 14 orang (45,2%), yang berpengetahuan cukup yaitu 9
orang (29,0%), dan yang berpengetahuan baik yaitu 8 orang (25,8%)
dari 31 responden.
34
5.1.7 Tingkat Pengetahuan dengan Paritas
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi jumlah dan presentase Ibu yang Mempunyai Balita
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Tumbuh Kembang Balita
dengan Paritas di Puskesmas Bojonegara Periode April-Mei 2012
Paritas
Tingkat Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup KurangF %
F % F % F %
1 7 18,4 11 29,0 20 52,6 38 100
2-3 12 40 10 33,3 8 26,7 30 100
> 4 8 27,6 9 31,0 12 41,4 29 100
Jumlah 27 27,8 30 30,9 40 41,3 97 100
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu
yang mempunyai balita dengan paritas 1 orang mayoritas memiliki
tingkat pengetahuan yang kurang yaitu 20 orang (52,6%), yang
berpengetahuan cukup 11 orang (29,0%), dan yang berpengetahuan
baik yaitu 7 orang (18,4%) dari 38 responden.
Ibu yang mempunyai balita dengan paritas 2-3 orang mayoritas
memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu 12 orang (40%), yang
berpengetahuan cukup yaitu 10 orang (33,3%), dan yang
berpengetahuan kurang yaitu 8 orang (26,7%) dari 30 responden.
Sedangkan ibu yang mempunyai balita yang memiliki paritas lebih
dari atau sama dengan 4 orang mayoritas memiliki tingkat pengetahuan
kurang yaitu 12 orang (41,4%), yang berpengetahuan cukup 9 orang
(31,0%), sedangkan yang berpengetahuan baik yaitu 8 orang (27,6%)
dari 29 responden.
35
5.1.8 Tingkat Pengetahuan dengan Pendidikan
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi jumlah dan presentase Ibu yang Mempunyai Balita
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Tumbuh Kembang Balita
dengan Pendidikan di Puskesmas Bojonegara
Periode April-Mei 2012
Pendidikan
Tingkat Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup KurangF %
F % F % F %
≤ SD 8 19,1 10 23,8 24 57,1 42 100
SMP 9 30 11 36,7 10 33,3 30 100
≥ SMA 10 40 9 36 6 24 25 100
Jumlah 27 27,8 30 30,9 40 41,3 97 100
Berdasarkan tabel 5.8 di atas dapat diketahui bahwa ibu yang
mempunyai balita yang memiliki tingkat pendidikan kurang dari sama
dengan SD mayoritas memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
24 orang (57,1%), yang berpengetahuan cukup yaitu 10 orang (23,8%),
dan yang berpengetahuan baik yaitu 8 orang (19,1%) dari 42
responden.
Ibu yang mempunyai balita yang memiliki tingkat pendidikan SMP
mayoritas memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu 11 orang (36,7%),
yang berpengetahuan kurang yaitu 10 orang (33,3%), dan yang
berpengetahuan baik yaitu 9 orang (30%) dari 30 responden.
Sedangkan ibu yang mempunyai balita yang memiliki tingkat
pendidikan SMA atau lebih mayoritas memiliki tingkat pengetahuan baik
yaitu 10 orang (40%), yang berpengetahuan cukup yaitu 9 orang (36%),
dan yang berpengetahuan kurang yaitu 6 orang (24%) dari 25
responden.
36
5.1.9 Tingkat Pengetahuan dengan pekerjaan
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi jumlah dan presentase Ibu yang Mempunyai Balita
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Tumbuh Kembang Balita
dengan Pekerjaan di Wilayah Puskesmas Bojonegara
Periode April-Mei 2012
Pekerjaan
Tingkat Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup KurangF %
F % F % F %
Bekerja 13 35,2 15 40,5 9 24,3 37 100
Tidak Bekerja 14 23,3 15 25 31 51,7 60 100
Jumlah 27 27,8 30 30,9 40 41,3 97 100
Berdasarkan table 5.9 dapat diketahui bahwa ibu yang mempunyai
balita yang bekerja mayoritas memiliki pengetahuan cukup yaitu 15
orang (40,5%), yang berpengetahuan baik yaitu 13 orang (35,2%) dan
yang berpengetahuan kurang yaitu 9 orang (24,3%) dari 37 responden.
Sedangkan ibu balita yang tidak bekerja mayoritas mempunyai
pengetahuan yang kurang yaitu 31 orang (51,7%), yang
berpengetahuan cukup yaitu 15 orang (25%) dan yang mempunyai
pengetahuan baik yaitu sebanyak 14 orang (23,3%) dari 60 responden.
37
5.2 Pembahasan
5.2.1 Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita tentang Tumbuh
Kembang di Wilayah Puskesmas Bojonegara
Berdasarkan tabel 5.1 dari 97 ibu yang mempunyai balita yang
menjadi responden di wilayah Puskesmas bojonegara memiliki
pengetahuan kurang yaitu (41,3%). Ibu yang memiliki pengetahuan
cukup yaitu (30,9%), dan ibu yang mempunyai pengetahuan baik
tentang tumbuh kembang balita yaitu (27,8%). Hal ini menunjukkan
bahwa ibu yang mempunyai balita di wilayah puskesmas bojonegara
masih memiliki pengetahuan yang rendah.
Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
dikemukakan oleh Sri Paryani 2008 yaitu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah usia, pendidikan, pengalaman, pekerjaan,
informasi, dan lingkungan. Dengan bertambahnya usia seseorang
maka tingkat pengetahuan akan berkembang sesuai dengan
pengetahuan yang didapat.
Adapun tentang pendidikan, pendidikan seseorang sangat
mempengaruhi cara pandangnya terhadap diri dan lingkungannya,
sehingga akan berbeda sikap orang yang berpendidikan tinggi dan
berpendidikan rendah. Faktor pendidikan seseorang sangat
menentukan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah untuk
menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki. Demikian pula dengan sebaliknya pendidikan yang kurang
akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
pengetahuan yang baru didapatkan.
Pengalaman adalah suatu cara untuk memperoleh suatu
pengetahuan. Misalnya paritas, semakin tinggi paritas maka akan
semakin tinggi pula pengetahuan yang didapat seseorang tentang
tumbuh kembang balita.
38
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara
tidak langsung. Seseorang yang berkerja, pengetahuannya akan lebih
luas dari pada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja
seseorang akan banyak mempunyai informasi dan pengalaman.
Berdasakan hal tesebut bahwa penyebab dari kurangnya
pengetahuan yang di dapat oleh responden adalah kurang memahami
informasi yang telah diberikan atau tidak mengerti, maka dari itu
petugas kesehatan mencari tahu, apa penyebab kurangnya
pengetahuan yang didapat oleh responden dengan cara menjelaskan
dengan bahasa yang dimengerti oleh responden tersebut, dan selalu
mengadakan penyuluhan. Sebaiknya responden juga harus tahu dan
mengerti dengan informasi atau penyuluhan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan dengan cara bertanya bila ada yang tidak mengerti, dengan
cara itu responden bisa paham apa saja dampak yang akan terjadi
pada tumbuh kembang balita tersebut.
5.2.2 Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita tentang Tumbuh
Kembang Berdasarkan Umur
Berdasarkan tabel 5.6 di atas dapat diketahui bahwa memiliki
umur ≤20 tahun dan ≥31 tahun mayoritas memiliki tingkat pengetahuan
kurang yaitu 12 orang (48%) dan 14 orang (45,2%). Ibu yang
mempunyai balita yang memiliki umur antara 21–30 tahun mayoritas
memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 15 orang (36,6%).
Dari table 5.6 dapat diketahui bahwa hanya pada kelompok umur 21–
30 tahun mempunyai proporsi terbesar, sedangkan pada umur ≤20
tahun dan ≥31 tahun tidak terdapat perdedaan proporsi tingkat
pengetahuan.
Berdasarkan teori Notoatmodjo (2010) yaitu dengan
bertambahnya usia seseorang maka tingkat pengetahuan akan
berkembang sesuai dengan pengetahuan yang didapat, Usia yang
39
dianggap optimal dalam memahami dan mengambil keputusan adalah
diatas 20 tahun, karena usia 20 tahun cenderung mendorong terjadinya
kebimbangan dalam memahami dan mengambil keputusan. Usia 21-30
tahun, usia ini pun berpengaruh terhadap pola pikir ibu yang berusia
tahun menunjukan kematangan emosi yang stabil sehingga dapat
mengambil keputusan dengan cukup baik.
Berdasarkan hal tersebut tidak sesuai dengan teori dimana
pengetahuan yang seharusnya lebih baik itu pada usia lebih dari 31
tahun akan tetapi dari hasil penelitian didapatkan pada usia tersebut
mempunyai mempunyai tingkat pengetahuan kurang, hal itu
disebabkan karena responden terlalu sibuk dengan pekerjaan. Oleh
karena itu responden tidak banyak tahu tentang tumbuh kembang
balitanya. Sebaiknya bagi petugas kesehatan sering-sering
memberikan konseling kepada responden agar pengetahuannya lebih
baik dan paham akan informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan.
Maka dari itu responden usia 20 tahun dan lebih dari 31 tahun
sebaiknya mendapat informasi yang lebih baik dengan cara selalu
konseling ke tenaga kesehatan dan paham yang disampaikan oleh
petugas kesehatan.
5.2.3 Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita tentang Tumbuh
Kembang Berdasarkan Paritas
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu
yang mempunyai balita dengan paritas 1 orang dan ≥ 4 orang yang
mayoritas memiliki tingkat pengetahuan kurang yaitu 20 orang (52,6%)
dan 12 orang (41,4%). Ibu yang mempunyai balita dengan paritas 2-3
orang mayoritas memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu 12 orang
(40%). Dari table tersebut dapat diketahui bahwa hanya pada kelompok
paritas 2-3 orang yang mempunyai proporsi, sedangkan pada paritas 1
orang dan paritas ≥4orang tidak terdapat perdedaan proporsi tingkat
pengetahuan.
40
Berdasarkan teori Notoatmodjo (2010) Pada ibu multipara
cenderung lebih untuk mempelajari sesuatu sehingga pengetahuan
yang lebih baik jika dibandingkan dengan ibu yang paritas rendah.
Teori yang dikemukakan oleh Sarwono (2007) yaitu pada ibu
primipara cenderung untuk lebih mempelajari sesuatu sehingga
pengetahuan lebih baik jika dibandingkan dengan ibu dengan paritas
yang lebih tinggi seperti multipara (paritas 2-3) dan grande multipara
(paritas ≥4).
Berdasarkan hasil penelitian pada ibu balita yang memiliki paritas 2-
3 memiliki pengetahuan yang baik tentang tumbuh kembang hal ini
sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010). Hal ini terjadi karena ibu yang
mempunyai anak 2-3 lebih cenderung ingin mempelajari tentang
tumbuh kembang anaknya dan sering mengikuti penyuluhan tentang
tumbuh kembang balita. Tetapi berdasarkan penelitian, ibu yang
mempunyai anak lebih dari 4 anak memiliki pengetahuan yang kurang
tentang tumbuh kembang balita, hal ini tidak sesuai dengan teori
Sarwono (2007). Hal ini terjadi karena ibu balita yang memiliki anak
lebih dari 4 terlalu sibuk di rumah untuk mengurusi anaknya yang
banyak sehingga ibu kurang mendapatkan informasi tentang tumbuh
kembang balitanya.
Sebaiknya bagi tenaga kesehatan harus dapat memberikan
informasi yang dapat dimengerti oleh responden dan responden paham
akan informasi yang telah diberikan dan mampu mengulang informasi
yang sudah didapat dari tenaga kesehatan. Sebaiknya responden pun
selalu konseling dengan petugas kesehatan agar tahu apa saja tentang
tumbuh kembang balitanya.
41
5.2.3 Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita tentang Tumbuh
Kembang Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan tabel 5.8 di atas dapat diketahui bahwa ibu yang
mempunyai balita yang memiliki tingkat pendidikan SD atau kurang dari
SD mayoritas memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu 24 orang
(57,1%). Ibu yang mempunyai balita yang memiliki tingkat pendidikan
SMP mayoritas memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu 11 orang
(36,7%). Sedangkan ibu yang mempunyai balita mayoritas memiliki
tingkat pendidikan SMA atau lebih yang berpengetahuan baik yaitu 10
orang (40%). Pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan karena pendidikan mempengaruhi proses belajar.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo
(2005) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan manusia semakin
meningkat pula pengetahuan dan keterampilannya. Faktor pendidikan
seseorang sangat menentukan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
mudah untuk menerima informasi, sehingga semakin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Demikian pula dengan sebaliknya
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap pengetahuan yang dimilikinya.
Dari hasil penelitian tersebut ibu yang berpendidikan tinggi akan
lebih baik pengetahuannya dibandingkan dengan ibu yang yang
berpendidikan rendah. Hal ini dikarenakan jika pendidikan ibu lebih
tinggi maka pengetahuan yang ibu peroleh akan lebih banyak
dibandingkan dengan pendidikan ibu yang rendah. Apabila pendidikan
seseorang rendah maka hal ini akan menunjukan kualitas sumber daya
manusia yang rendah dan akan merugikan secara individu
Berdasarkan hal tersebut yang berpengetahuan kurang yaitu harus
tetap menggali pengetahuan tentang tumbuh kembang balitanya mulai
dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain. Untuk yang
42
berpengetahuan cukup yaitu harus tetap mencari informasi untuk
menambah pengetahuan yang sudah didapat untuk menambah
pengetahuan yang dimiliki. Sedangkan untuk yang berpengetahuan
baik yaitu harus tetap mencari informasi untuk menanbah pengetahuan
agar pengetahuan ibu tetap baik. Sebaiknya bagi tenaga kesehatan
harus diperhatikan pengetahuan responden dan selalu sering
mengadakan penyuluhan atau memberikan konseling dengan kata-kata
atau bahasa yang bisa dimengerti atau melalui gambar, agar
pengetahuan responden lebih baik dan paham yang dengan informasi
yang diberikan. Sebaiknya responden selalu bertanya bila yang
disampaikan oleh tenaga kesehatan kurang dimengerti oleh responden,
dengan cara itu sedikit-sedikit responden akan paham dengan
pentingnya pengetahuan tentang tumbuh kembang pada balita.
5.2.4 Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita tentang Tumbuh
Kembang Balita Berdasarkan pekerjaan ibu
Berdasarkan table 5.9 dapat diketahui bahwa ibu yang
mempunyai balita yang bekerja mempunyai pengetahuan baik yaitu 13
orang (35,2%) dari 37 responden. Sedangkan ibu balita yang tidak
bekerja mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu 31 orang dari 60
responden.
Hal ini sesuai dengan teori Siti Paryani (2008) yang mengemukakan
bahwa Seseorang yang berkerja, pengetahuannya akan lebih luas dari
pada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja seseorang
akan banyak mempunyai informasi dan pengalaman. Lingkungan
pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Hal ini dikarenakan responden yang bekerja akan lebih banyak
mendapatkan informasi tidak hanya dari lingkungan sekitar akan tetapi
dari pengalaaman responden yang bekerja baik itu pengalaman sendiri
43
maupun pengalaman orang lain. Sedangkan responden yang tidak
bekerja biasanya hanya mendapatkan informasi dari lingkungan sekitar.
Pada responden yang berpengetahuan kurang yaitu harus tetap
mencari informasi dan mendengarkan setiap kali tenaga kesehatan
memberikan penyuluhan untuk menambah pengetahuan yang sudah
dimiliki. Untuk responden yang bekerja yaitu harus tetap mencari
informasi untuk menambah pengetahuannya. Sedangkan pada tenaga
kesehatan untuk mensosialisasikan tentang pentingnya pemantauan
pada pertumbuhan dan perkembangan balita, melalui penyuluhan-
penyuluhan, konseling atau Tanya jawab.
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu yang
mempunyai balita di wilayah Puskesmas Bojonegara pada bulan April-Mei
2012 mengenai tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
tumbuh kembang balita, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
6.1.1 Proporsi tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
tumbuh kembang balita yang berpengetahuan kurang sebanyak 40
orang (41,3%) dari 97 responden.
6.1.2 Proporsi tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
tumbuh kembang balita yang kurang terdapat pada kelompok umur ≤20
tahun yaitu sebanyak 12 orang (48%) dari 25 responden.
6.1.3 Proporsi tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
tumbuh kembang balita dengan paritas 1 orang yang mempunyai
pengetahuan kurang yaitu 20 orang (52,6%) dari 38 responden,
6.1.4 Proporsi tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
tumbuh kembang balita yang mempunyai pendidikan ≤SD mayoritas
memiliki pengetahuan kurang yaitu 24 orang (57,1%) dari 42
responden.
6.1.5 Proporsi tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
tumbuh kembang balita yang berpengetahuan kurang pada ibu yang
tidak bekerja yaitu 31 orang (51,7%) dari 60 responden.
45
6.2 Saran
6.2.1 Bagi responden
Disarankan pada ibu-ibu agar dapat meningkatkan pengetahuan
tentang tumbuh kembang balita sehingga kelainan tumbuh kembang
balita pada anak tidak terjadi.
6.2.2 Bagi petugas kesehatan
Sebagai tenaga kesehatan, maka harus lebih mensosialisasikan
pentingnya tumbuh kembang balita, melalui penyuluhan–penyuluhan,
konseling, Tanya jawab, harus memperhatikan pengetahuan responden
yang masih kurang dan selalu sering mengadakan penyuluhan atau
memberikan konseling dengan kata-kata atau bahasa yang bisa
dimengerti atau melalui gambar, agar pengetahuan responden lebih
baik dan paham yang dengan informasi yang diberikan.
6.2.3 Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang tumbuh
kembang balita, sehingga dapat melakukan penelitian yang lebih baik
tentang tumbuh kembang balita.
6.2.4 Bagi institusi
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi referensi atau bahan
pustaka serta diharapkan dapat memberikan pembekalan materi
tentang tumbuh kembang balita sehingga mahasiswa dapat melakukan
penelitian dengan baik.
46