bab v jkn.docx

29
BAB V MASALAH KESEHATAN 5.1 Identifikasi Masalah Pada makalah ini didapatkan beberapa masalah dalam pelaksanaan JKN di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2013, antara lain yaitu: 1. Petugas penanggung jawab BPJS kesulitan dalam melakukan klaim melalui internet (input) 2. Jaringan internet yang digunakan untuk proses memasukkan data lambat (input) 3. Belum ada juklak dan juknis tentang penggunaan dana BPJS oleh puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (input) 4. Dana BPJS yang diklaim sejak tanggal 1 januari 2014 sampai 30 maret 2014 oleh Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi belum turun sampai saat ini (proses) 5. Tingkat kepesertaan BPJS yang masih rendah di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2014 (output) 6. Tidak semua masyarakat fakir, miskin dan tidak mampu terdaftar sebagai peserta BPJS (output) 7. Tidak semua masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu tahu bahwa menjadi peserta BPJS adalah wajib bagi semua masyarakat Indonesia (output) 1

Upload: khoirul-mp

Post on 27-Dec-2015

65 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V JKN.docx

BAB V MASALAH KESEHATAN

5.1 Identifikasi Masalah

Pada makalah ini didapatkan beberapa masalah dalam pelaksanaan JKN di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2013, antara lain yaitu:

1. Petugas penanggung jawab BPJS kesulitan dalam melakukan klaim melalui

internet (input)

2. Jaringan internet yang digunakan untuk proses memasukkan data lambat

(input)

3. Belum ada juklak dan juknis tentang penggunaan dana BPJS oleh puskesmas

sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (input)

4. Dana BPJS yang diklaim sejak tanggal 1 januari 2014 sampai 30 maret 2014

oleh Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi belum turun sampai saat ini (proses)

5. Tingkat kepesertaan BPJS yang masih rendah di wilayah kerja Puskesmas

Putri Ayu Kota Jambi tahun 2014 (output)

6. Tidak semua masyarakat fakir, miskin dan tidak mampu terdaftar sebagai

peserta BPJS (output)

7. Tidak semua masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu tahu bahwa

menjadi peserta BPJS adalah wajib bagi semua masyarakat Indonesia (output)

Dari hasil curah pendapat didapatkan beberapa masalah dalam pelaksanaan

posyandu lansia. Setelah dilakukan pembahasan, masalah yang sama digabung

maka masalah yang diambil yaitu :

1. Tingkat kepesertaan BPJS yang masih rendah di wilayah kerja Puskesmas

Putri Ayu Kota Jambi (outcome).

2. Tidak semua masyarakat fakir, miskin dan tidak mampu terdaftar sebagai

peserta BPJS (output).

1

Page 2: BAB V JKN.docx

3. Tidak semua masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu tahu

bahwa menjadi peserta BPJS adalah wajib bagi semua masyarakat

Indonesia (output)

5.1.1 Pembuktian Masalah dengan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data maka didapatkan masalah;

1. Tingkat kepesertaan BPJS yang masih rendah di wilayah kerja Puskesmas

Putri Ayu Kota Jambi (outcome).

Dari data BPJS penduduk di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu yang

terdaftar sebagai peserta JKN dari di bulan januari adalah 16.148 orang

(42,23% dari jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesma Putri Ayu),

bulan februari 16.546 orang (44,29% dari jumlah penduduk di wilayah

kerja Puskesma Putri Ayu), dan bulan maret adalah 16.877 orang (45,18%

dari jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesma Putri Ayu).

Pencapaian nasional saat ini adalah 72% penduduk terdaftar sebagai

peserta asuransi kesehatan. Dan ditargetkan bahwa seluruh penduduk

Indonesia menjadi peserta BPJS pada Tanggal 1 januari 2019

2. Tidak semua masyarakat fakir, miskin dan tidak mampu terdaftar sebagai

peserta BPJS (output).

Dalam peraturan presiden no 12 tahun 2013 pasal 1 ayat 3 dinyatakan

bahwa “penerima bantuan iuran jaminan kesehatan yang selanjutnya

disebut PBI jaminan kesehatan adalah fakir miskin dan orang tidak mampu

sebagai peserta jaminan kesehatan.

Dalam peraturan presiden no 12 tahun 2013 pasal 6 tentang kepesertaan

jaminan kesehatan:

1.Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib dan dilakukan secara

bertahap sehingga mencakup seluruh penduduk.

2. tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebagai berikut:

a) Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014,paling sedikit meliputi :

PBI jaminan kesehatan.

2

Page 3: BAB V JKN.docx

Anggota TNI/pegawai negri sipil dilingkungan kementerian

pertahanan dan keluarganya.

Anggota POLRI/pegawai negri sipil dilingkungan POLRI dan

keluarganya

Peserta asuransi kesehatan persero (PERSERO) dan peserta

jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSOTEK) dan keluarganya.

b) Tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai

peserta BPJS kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.

3. Sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan posyandu yang kurang

memadai; meja, kursi, alat-alat pengukur gula darah, Hb dan peralatan

lainnya.

Berdasarkan pengamatan saat kegiatan posyandu lansia, tidak ada lima

meja dan lansianya termasuk petugas puskesmas duduk tidak ada kursi,

kenudian alat pemeriksaan dinyatakan petugas yang masih kurang baik

alat maupun reagens stik.

4. Kurangnya jumlah posyandu lansia di kelurahan dibandingkan dengan

jumlah penduduk lansia satu kelurahan .

Dapat dilihat dari data sasaran posyandu satu kelurahan mencapai 2726

lansia, yang bila dilakukan pelayanan dalam satu hari posyandu, tidak

mungkin terlaksana, demikian juga kelurahan lain yaitu kelurahan

Rajawali, dengan jumlah sasaran 1735 lansia, kelurahan Kasang jumlah

sasaran lansia 1156 dan kelurahan Kasang Jaya 1350, kelurahan Sijenjang

dengan jumlah lansia 690. Selain jumlah lansia akses ke posyandu cukup

jauh bagi lansia.

5.1.2 Pernyataan Masalah

3

Page 4: BAB V JKN.docx

Dari beberapa masalah diatas, diambil empat masalah yang sesuai dengan hasil data yang didapatkan, yaitu:

1. Jumlah kunjungan lansia ke posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi selalu mengalami

peningkatan dan penurunan setiap bulan pada tahun 2012

Jumlah kunjungan lansia ke posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi bulan Januari

sebanyak 193, Februari 180, Maret 171,April 201, Mei 180, Juni 169,

Juli 268, Agustus 317, September dan Oktober 301, November 211,

Desember 77 jiwa pada tahun 2012

2. Cakupan keberhasilan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas

Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi tahun 2012, belum mencapai

target

Cakupan keberhasilan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas

Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi tahun 2012 hanya 17,1 %,

seharusnya mencapai target lebih dari 50%

3. Sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan posyandu yang

kurang memadai; meja, kursi, alat-alat pengukur gula darah, Hb,

protein urin

Sarana dan prasarana melakukan kegiatan posyandu lansia di wilayah

kerja Puskesmas Tanjung Pinang Jambi tahun 2012 belum ada meja,

kursi di posyandu dan hanya terdapat 1 alat pengukur gula darah, Hb

yang ada di Puskesmas, seharusnya tiap posyandu minimal terdapat 4

meja, 10 kursi, dan 1 alat pengukur gula darah, protein urin, Hb khusus

untuk posyandu yang kualitasnya baik.

4. Kurangnya jumlah posyandu lansia di kelurahan dibandingkan dengan

jumlah penduduk lansia satu kelurahan

4

Page 5: BAB V JKN.docx

Hanya terdapat 5 posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Inpres

5/74 Tanjung Pinang pada tahun 2012 untuk 5 kelurahan dibandingkan

dengan jumlah penduduk lansia terbanyak pada satu kelurahan

Tanjung Pinang sebanyak 2726 lansia.

5.2 Penentuan Prioritas Masalah

Tabel 5.1 MCUA Prioritas Masalah

NO Kriteria Pengaruh terhadap masyara kat

Pengaruh terhadap pasien

Kemampuan teknologi dan SDM yang dimiliki

Komitmen politik

Jumlah Peringkat

Bobot 5 4 3 21. Jumlah kunjungan

lansia di posyandu wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi selalu mengalami naik-turun setiap bulan

N 7 5 5 8

86 IVBN 35 20 15 16

5

Page 6: BAB V JKN.docx

2 Cakupan keberhasilan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang tahun 2012 hanya 17,1%, belum mencapai target 50%

N 9 8 8 9

119 IBN 45 32 24 18

3 Sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan posyandu yang kurang memadai; meja, kursi, alat-alat pengukur gula darah, Hb

N 6 6 6 5

92 IIIBN 30 24 18 10

4 Hanya ada 5 posyandu lansia untuk 5 kelurahan yang dibandingkan dengan jumlah lansia terbanyak pada satu kelurahan Tanjung Pinang 2726 jiwa

N 8 7 7 7

103 IIBN 40 28 21 14

Keterangan:

B= Bobot, N = Nilai, BN = Bobot x nilai, Skor (S) Bobot ditentukan 1-5, Nilai ditentukan 1-10

Untuk menentukan prioritas masalah, digunakan metode MCUA (Multiple

Criteria Utility Assesment). Tabel 5.1 Penentuan prioritas masalah dengan MCUA

menggambarkan pengaruh kesehatan masyarakat terhadap jumlah kunjungan

pelayanan kesehatan lansia yang naik turun bahkan kurang dari 50% mendapat

nilai 8 dengan bobot 5, sehingga BN = 40, sedangkan terhadap cakupan

keberhasilan mendapat nilai 9 sehingga BN = 45. Pengaruh terhadap pasien

dengan kunjungan naik turun dan masih rendah <50% mendapat nilai 7 dan

bobot 4 maka BN = 28, dan terhadap cakupan keberhasilan mendapat nilai 8

dengan BN = 36. Kemampuan tehnologi SDM terhadap kunjungan naik turun

terhadap kunjungan yang naik turun mendapat nilai 6 dengan bobot nilai 3, BN =

18 dan terhadap cakupan keberhasilan mendapat nilai 7, BN = 21. Komitmen

politik terhadap naik turunnnya kunjungan posyandu lansia mendapat nilai 5

6

Page 7: BAB V JKN.docx

dengan bobot 2, BN = 10 dan terhadap cakupan keberhasilan posyandu rendah

dengan nilai 6, BN = 12.

Dari hasil penentuan prioritas dengan menggunakan tabel MCUA diatas, maka prioritas masalah sesuai dengan skor penilaian adalah sebagai berikut :

1. Cakupan keberhasilan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Inpres 5/74

Tanjung Pinang Kota Jambi tahun 2012 hanya 17,1 %, seharusnya mencapai

target lebih dari 50%. (Skor 119)

2. Hanya terdapat 5 posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Inpres 5/74

Tanjung Pinang pada tahun 2012 untuk 5 kelurahan dibandingkan dengan jumlah

penduduk lansia terbanyak pada satu kelurahan Tanjung Pinang sebanyak 2726

lansia. (Skor 103)

3. Sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan posyandu yang kurang

memadai; meja, kursi, alat pengukur gula darah, kolesterol dan peralatan lainnya,

dengan skor 92

4. Jumlah kunjungan lansia di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Inpres

5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi selalu mengalami naik-turun setiap bulan,

dengan skor 86

Tabel 5.2 PAHO Prioritas Masalah

NO Masalah M S V C TOTAL1 Jumlah kunjungan lansia di

posyandu wilayah kerja Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi selalu mengalami naik-turun setiap bulan

4 5 4 6 480

2 Cakupan keberhasilan posyandu lansia di wilayah kerjaPuskesmas Tanjung Pinang tahun 2012 hanya 17,1%, belum mencapai target lebih dari 50%

6 8 4 8 1536

3 Sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan posyandu yang kurang memadai; meja, kursi, alat-alat pengukur gula

5 6 5 5 750

7

Page 8: BAB V JKN.docx

darah, kolesterol dan peralatan lainnya

4 Hanya ada 5 posyandu lansia di 5 kelurahan dibandingkan dengan jumlah penduduk lansia satu kelurahan 2726 jiwa

6 8 3 7 1008

Dari urutan prioritas masalah yang didapat dari tabel PAHO adalah Cakupan

keberhasilan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung

Pinang tahun 2012 hanya 17,1 %, belum mencapai target 50%.

5.3 Mencari Akar Penyebab Masalah

Untuk menanggulangi suatu masalah, tentunya harus diketahui terlebih dahulu

sebab terjadinya masalah tersebut. Pada makalah ini, untuk mencari penyebab

masalah dapat ditentukan dengan menggunakan diagram alur atau diagram tulang

ikan (Fish bone).

tidak

ya

8

Kader Posyandu Lansia Pelatihan Kader Posyandu

Penyuluhan kepada warga wil. Kerja Puskesmas Tanjung Pinang

Lansia ke posyandu

Meja 1: PendaftaranMeja 2: Penimbangan,pengukuran TB, perhitungan IMT (pencatatan)Meja 3: Pemeriksaan dan pengobatan sederhana (TD,gula darah, Hb, pemberian vitamin)Meja 4: Konseling (kesehatan, gizi, kesejahteraan)Meja 5: Memberi informasi dan melakukan kegiatan sosial (PMT)

Mandiri; Dana sehat

Penyediaan sarana prasarana

Kunjungan rumah

Kerjasama Lintas Sektoral

Page 9: BAB V JKN.docx

Kurangnya pengetahuan kader tentang posyandu mandiri

Sarana dan prasarana kurang memadai

Pelayanan posyandu tidak optimal

Minat lansia ke posyandu kurang

Kurangnya partisipasi dan peran serta masyarakat

Jumlah kunjungan tidak sesuai sasaran

Gambar 5.1 Diagram Alur

Material/Dana Manusia

9

Cakupan keberhasilan posyandu lansia di wil.krj Pusk.Tanjung Pinang Kota Jambi tahun 2012 hanya 17,1%, blm mencapai target 50%

Peran kader kurang aktif dan jumlah kader yang terbatas

Kurangnya kerja sama dgn Kelurahan, RT & toma

Kurangnya penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat

Kurangnya pelatihan dan pembinaan kader

lansia tdk berkunjung ke posy

Tidak dilakukan kunjungan rumah

Kader krg aktif

Pelaksanaan posy. sistem 5 meja tdk diterapkan dgn baik

Tidak ada pembagian tugas antar kader

Dana operasional yang kurang menunjang

Meja 1: PendaftaranMeja 2: Penimbangan,pengukuran TB, perhitungan IMT (pencatatan)Meja 3: Pemeriksaan dan pengobatan sederhana (TD,gula darah, Hb, pemberian vitamin)Meja 4: Konseling (kesehatan, gizi, kesejahteraan)Meja 5: Memberi informasi dan melakukan kegiatan sosial (PMT)

Lansia Pulang

Page 10: BAB V JKN.docx

Lingkungan Proses

Gambar 5.2 Diagram Tulang Ikan

Tabel 5.3 Input Fishbone

Kekuatan Kelemahan

Man Kader ada 5 orang

Tersedianya koordinator

pelaksana posyandu

Kurangnya kerjasama dengan

lintas sektoral ;Kelurahan dan

RT dan tokoh masyarakat

Kurangnya penyuluhan dan

sosialisasi kepada masyarakat

Kurangnya partisipasi dan

peran serta masyarakat

Kurangnya pelatihan dan

pembinaan kader

10

Lokasi atau tempat tinggal (rumah warga) kurang mendukung

Akses ke posyandu kurang mendukung

Tdk ada lokakarya kinerja posy.

Kader krg aktif

Kurangnya kerja sama dengan lintas sektoral

Jumlah Kader terbatas dengan wilayah sasaran yang luas

Tdk dilakukan pelacakan lansia yg tdk datang

Page 11: BAB V JKN.docx

Money Tersedianya dana untuk

pelaksanaan posyandu

Dana operasional yang kurang

menunjang

Material Sarana dan prasarana ada,

seperti meja, kursi,

tensimeter, alat periksa

gula darah, kolesterol dan

lain-lain

Sarana dan prasarana belum

lengkap kurang memadai, baik

kuantitas maupun kualitas

seperti meja, kursi,tensimeter,

alat periksa gula darah,

kolesterol dan lain-lain

Machine Kerjasama dengan Lintas

Sektoral yang saling

mendukung untuk dapat

menentukan lokasi atau

tempat tinggal (rumah

warga) sebagai tempat

dilakukannya kegiatan

posyandu

Lokasi atau tempat tinggal

(rumah warga) kurang

mendukung

Akses pelayanan posyandu

yang kurang mendukung

Method Kegiatan posyandu ada Tidak adanya lokarya kinerja

posyandu

Pelatihan, pembinaan, dan

bimbingan teknis yang tidak

dilaksanakan secara rutin kepada

seluruh kader, baik kader lama

atau pun kader baru

Pelaksanaan kegiatan posyandu

belum menerapkan sistem 5 meja

sehingga tidak ada pembagian

tugas antara kader, yang

menyebabkan beberapa kader

tidak hadir sewaktu kegiatan

posyandu dan pelayanan

11

Page 12: BAB V JKN.docx

posyandu menjadi tidak optimal

5.4 Identifikasi Penyebab masalah dan penyebab masalah yang dominan

Dari diagram tulang ikan telah ditemukan beberapa penyebab masalah yang

paling mungkin setelah dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab. Dari

akar penyebab tersebut, dicari penyebab yang paling dominan, artinya dengan

menanggulangi penyebab yang paling dominan, sebagian besar masalah sudah

dapat dipecahkan.

Sesuai dengan diagram tulang ikan diatas, penyebab yang paling mungkin

yang telah dibuktikan dengan data dan menjadi akar penyebab masalah adalah:

Pada Lingkungan Lokasi atau tempat tinggal warga kurang memadai

Akses ke posyandu yang kurang mendukung

Pada Proses Tidak adanya lokakarya kinerja posyandu

Kerjasama lintas sektoral (Kelurahan dan RT) dan tokoh masyarakat kurang mendukung

Pada Input Kurangnya penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat

Dana operasional yang kurang menunjang

Dengan kerjasama yang baik antara Puskesmas dengan lintas sektoral

(Kelurahan dan RT) dan tokoh masyarakat setempat di masing-masing Kelurahan

di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang maka dapat dilakukan pendekatan

kepada masyarakat melalui tokoh-tokoh masyarakat yang ada, sehingga setiap

warga dan masyarakat lainnya dapat ikut berpatisipasi dan turut serta dalam

kegiatan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yaitu posyandu

yang kegiatannya dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama

12

Page 13: BAB V JKN.docx

masyarakat. Dengan demikian penyebab keempat, kelima, dan keenam dengan

sendirinya akan terpecahkan.

Dengan adanya kerjasama yang baik dengan Dinas Kesehatan Kota Jambi,

Puskesmas dapat mengajukan usulan mengenai dana operasional posyandu untuk

kader posyandu setiap bulannya agar dapat menunjang kegiatan posyandu secara

rutin, maka akan mempengaruhi jumlah kader aktif dan peran serta masyarakat

dalam membudidayakan kegiatan posyandu setiap bulan.

Kegiatan inovatif, belum ada untuk menunjang kegiatan posyandu lansia

karena keterbatasan pengetahuan kader dan peran lintas sektoral yang belum

maksimal misalnya dari pertanian memberikan penyuluhan pertanian, atau lintas

sektor lain yang memberikan peluang usaha sesuai kemampuan masyarakat lansia

sehingga masyarakat menjadi sejahtera.

Dengan demikian, penyebab yang dominan yaitu:

Akses ke posyandu lansia yang kurang mendukung

BAB VI

PEMECAHAN MASALAH, PRIORITAS DAN USULAN KEGIATAN

UNTUK PEMECAHAN MASALAH

6.1 Alternatif – Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 6.1 Alternatif – Alternatif Pemecahan Masalah

Masalah Penyebab Alternatif pemecahan masalah

Cakupan keberhasilan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Inpres 5/74

Akses ke posyandu lansia yang kurang mendukung.

-Penambahan posyandu lansia baru /kader /sarana di masing-masing kelurahan dan membuat

13

Page 14: BAB V JKN.docx

Tanjung Pinang Kota Jambi 2012

posyandu terintegrasi dimana pada saat kegiatan posyandu Balita ada kegiatan posyandu lansia

- Menambah sarana prasarana berkualitas bagi posyandu lansia yang sudah ada

- Meningkatkan kerjasama lintas sektoral baik untuk kesejahteraan lansia ataupun penggalangan dana sesuai kebutuhan posyandu

1.2 Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih

Tabel 6.2 MCUA untuk menentukan prioritas pemecahan masalah

NO Kriteria

Cara

Bobot

Penambahan posyandu lansia baru /kader /sarana di masing-masing kelurahan dengan membuat posyandu terintegrasi 3 Generasi

Menambah sarana prasarana berkualitas bagi posyandu lansia yang sudah ada

Meningkatkan kerjasama lintas sektoral baik untuk kesejahteraan lansia ataupun penggalangan dana sesuai kebutuhan posyandu

14

Page 15: BAB V JKN.docx

N BN N BN N BN

1 Dapat memecah kan masalah dengan sempurna

5 10 50 8 40 9 45

2 Murah nya biaya

4 9 36 7 28 8 32

3 Mudah dilaksanakan

3 8 24 7 21 7 21

4 Waktu nya singkat

1 8 8 8 8 8 8

JUMLAH 118 97 106PERINGKAT

I III II

Keterangan :

B= bobot, N =nilai, BN = Bobot x Nilai = Skor (S)

Bobot ditentukan 1-5, Nilai ditentukan 1-10

Berdasarkan hasil MCUA diatas, urutan prioritas pemecahan masalahnya adalah:

1. Penambahan posyandu lansia baru /kader /sarana di masing-masing

kelurahan dengan membuat posyandu terintegrasi.

2. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral baik untuk kesejahteraan lansia

ataupun penggalangan dana sesuai kebutuhan posyandu

3. Menambah sarana prasarana berkualitas bagi posyandu lansia yang sudah

ada

6.3 Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Dalam Pemecahan Masalah

1. Faktor-faktor pendukung

15

Page 16: BAB V JKN.docx

a. Dukungan Dinas Kesehatan dan kepala Puskesmas dalam pembinaan

serta pelaksanaan posyandu lansia

b. Tersedianya petugas puskesmas untuk pelaksanaan posyandu lansia

2. Faktor-faktor penghambat

a. Kurangnya maksimal kerjasama lintas sektoral

b. Kurangnya dana dalam penyediaan sarana prasarana posyandu lansia

Adapun upaya untuk mengantisipasi faktor penghambat yaitu dengan

merencanakan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat

Desa atau Kelurahan (MMD) bersama tenaga kecamatan dan desa setempat,

masyarakat kelurahan / tokoh masyarakat, kader melakukan SMD dengan cara

Fokus Grup Diskusi (FGD) mengenai posyandu lansia dan melaksanakan MMD

bagaimana menambah posyandu lansia dan membuat posyandu terintegrasi, dan

merekrut kader serta penyediaan sarana berkualitas dan mencari donatur yang

tidak mengikat. Kemudian berkoordinasi dengan Puskesmas untuk membuat

jadwal kegiatan posyandu lansia terintegrasi dan pembinaan ke posyandu.

Puskesmas merencanakan kegiatan pelatihan kader posyandu lansia yang baru

terbentuk. Selanjutnya dilakukan pengawasan terhadap kegiatan posyandu lansia

oleh kepala puskesmas.

6.4 Rencana Usulan Kegiatan Pemecahan Masalah Yang Terpilih

Tabel.6.3 Penyusunan Rencana Kegiatan Pemecahan Masalah

16

Page 17: BAB V JKN.docx

17

Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Dana Target

Melakukan pendekatan lintas sektor tingkat kecamatan, termasuk LSM, LPM

Meng informasikan dan menjelaskan peranannya dalam rangka pembentukan posy.lansia baru

Masyarakat Lansia

1 minggu

Camat Kecamatan

Terjalin hubungan / kerjasama yang baik untuk membentuk posyandu lansia baru

Melakukan SMD

Mengenal masalah dan faktor penghambat dalam pembentukan posyandu baru

Masyarakat Lansia

1 minggu

Lurah Kelurahan/ sumbangan

Peningkatan cakupan keberhasilan posyandu dari madya menjadi purnama /mandiri.

Melakukan MMD

Mencapai kesepakatan tentang upaya yang akan dilaksanakan

Masyarakat Lansia

1 minggu

Lurah Kelurahan/ Sumbangan

Peningkatan cakupan keberhasilan posyandu dari madya menjadi purnama /mandiri.

-Menambah jumlah kader yang dapat berperan aktif di posyandu lansia serta melakukan pembinaan

Meningktkan keefektifan terbentuknya posyandu lansia baru

Masyarakat lansia

1 bulan Masyarakatpetugas kesehatan dan Lintas sektoral terkait

BOK Peningkatan cakupan keberhasilan posyandu dari madya menjadi purnama /mandiri

-Mencari donatur-Membuat jadwal kegiatan posyandu lansia yang terkoordinasi dengan petugas puskesmas

Meningktkan keefektifan terbentuknya posyandu lansia baru

Masyarakat lansia

1 bulan Kader berkoor dinasi dengan petugas puskemas

Tanpa biaya

Peningkatan cakupan keberhasilan posyandu dari madya menjadi purnama /mandiri

Page 18: BAB V JKN.docx

6.5 Moitoring dan Evaluasi

6.5.1 Monitoring Kegiatan

Tabel 6.4 Monitoring Kegiatan

Kegiatan Indikator Standar Hasil Keterangan

Melakukan SMD/MMD untuk pembentukan posyandu lansia baru yang terintegrasi

Bertambahnya posyandu lansia yang terintegrasi

Semua posyandu balita ada posyandu lansia

Cakupan keberhasilan posyandu lansia meningkat

Target Posyandu Mandiri purnama tercapai

6.5.2 Evaluasi Kegiatan

Kegiatan ini menunjukkan sejauh mana kegiatan yang dilaksanakan dapat

memecahkan masalah.

Tabel 6.5 Evaluasi Kegiatan

Kegiatan Indikator Awal Akhir Efektifitas Keterangan

Cakupan keberhasilan posyandu lansia wil.kerja puskesmas Tanjung Pinang Jambi 2012

50 % 20% 50% 50%-20% = 30%

Cukup efektif

BAB VII

PENUTUP

7.1 Simpulan

18

Page 19: BAB V JKN.docx

1. Data lansia yang berkunjung ke posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi tahun 2012 < 50 %

sehingga cakupan keberhasilan posyandu lansia masih dalam klasifikasi

madya dan belum ada yang mandiri,

2. Prioritas masalah adalah cakupan keberhasilan pemantauan kesehatan

lansia di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung

Pinang Kota Jambi tahun 2012 yang belum mencapai target 50%.

3. Penyebab masalah yaitu Akses yang kurang mendukung lansia untuk

datang ke posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota

Jambi.

4. Pemecahan masalah yaitu masyarakat kelurahan, tokoh masyarakat, lintas

sektoral terkait melakukan SMD/MMD untuk membentuk posyandu lansia

yang terintegrasi di posyandu balita yang sudah ada dan melengkapi sarana

prasarana berkualitas termasuk kader posyandu lansia yang aktif, sehingga

semua posyandu lansia yang dibina meningkat lebih baik dari posyandu

lansia madya menjadi posyandu purnama mandiri.

7.2 `Saran

1. Kepala Puskesmas dan petugas puskesmas dapat memotivasi dan

memonitor kegiatan posyandu lansia yang baru dan sudah terbentuk di

wilayah kerja tersebut setiap bulan dan memberikan pelatihan kepada kader

yang baru dan lama serta memacu kader untuk mandiri dan membuat kegiatan

inovatif contohnya membuat barang bekas menjadi berguna dan bisa menjadi

penunjang kegiatan posyandu dan kesejahteraan masyarakat lansia.

Puskesmas juga bisa memacu posyandu lansia dengan melakukan lomba

posyandu, sebagai reward.

2. Bagi masyarakat kelurahan, kader agar lebih proaktif untuk pelaksanaan

kegiatan posyandu lansia.

19

Page 20: BAB V JKN.docx

3. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dengan semua pihak terkait, yaitu

dengan Dinas sosial, Departemen agama, Dinas pertanian, Pemerintah, LSM

untuk penggalangan dana dalam pelaksanaan kegiatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sistem Kesehatan Nasional.

Jakarta; 2009

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pembangunan Nasional

20

Page 21: BAB V JKN.docx

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang

Kesejahteraan Lansia

4. Komisi Nasional Lanjut Usia. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut

Usia. Jakarta; 2010

5. Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi. Profil Puskesmas Tanjung Pinang

Kota Jambi tahun 2012. Jambi: Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi;

2012.

6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Umum Pengelolaan

Posyandu Lansia. Jakarta; 2011

7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pembinaan

Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta; 2005

8. Peraturan Pemerintah RI No 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut usia.

9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengelolaan

Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut. Jakarta; 2003

10. Suhaartini/AY/PD/Petunjuk Teknis Kegiatan Pos Pelayanan Terpadu

(posyandu) Melalui PNPM Mandiri Pedesaan, Kesehatan masyarakat

/2009.

21