Download - BAB V JKN.docx
![Page 1: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB V MASALAH KESEHATAN
5.1 Identifikasi Masalah
Pada makalah ini didapatkan beberapa masalah dalam pelaksanaan JKN di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2013, antara lain yaitu:
1. Petugas penanggung jawab BPJS kesulitan dalam melakukan klaim melalui
internet (input)
2. Jaringan internet yang digunakan untuk proses memasukkan data lambat
(input)
3. Belum ada juklak dan juknis tentang penggunaan dana BPJS oleh puskesmas
sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (input)
4. Dana BPJS yang diklaim sejak tanggal 1 januari 2014 sampai 30 maret 2014
oleh Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi belum turun sampai saat ini (proses)
5. Tingkat kepesertaan BPJS yang masih rendah di wilayah kerja Puskesmas
Putri Ayu Kota Jambi tahun 2014 (output)
6. Tidak semua masyarakat fakir, miskin dan tidak mampu terdaftar sebagai
peserta BPJS (output)
7. Tidak semua masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu tahu bahwa
menjadi peserta BPJS adalah wajib bagi semua masyarakat Indonesia (output)
Dari hasil curah pendapat didapatkan beberapa masalah dalam pelaksanaan
posyandu lansia. Setelah dilakukan pembahasan, masalah yang sama digabung
maka masalah yang diambil yaitu :
1. Tingkat kepesertaan BPJS yang masih rendah di wilayah kerja Puskesmas
Putri Ayu Kota Jambi (outcome).
2. Tidak semua masyarakat fakir, miskin dan tidak mampu terdaftar sebagai
peserta BPJS (output).
1
![Page 2: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/2.jpg)
3. Tidak semua masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu tahu
bahwa menjadi peserta BPJS adalah wajib bagi semua masyarakat
Indonesia (output)
5.1.1 Pembuktian Masalah dengan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data maka didapatkan masalah;
1. Tingkat kepesertaan BPJS yang masih rendah di wilayah kerja Puskesmas
Putri Ayu Kota Jambi (outcome).
Dari data BPJS penduduk di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu yang
terdaftar sebagai peserta JKN dari di bulan januari adalah 16.148 orang
(42,23% dari jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesma Putri Ayu),
bulan februari 16.546 orang (44,29% dari jumlah penduduk di wilayah
kerja Puskesma Putri Ayu), dan bulan maret adalah 16.877 orang (45,18%
dari jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesma Putri Ayu).
Pencapaian nasional saat ini adalah 72% penduduk terdaftar sebagai
peserta asuransi kesehatan. Dan ditargetkan bahwa seluruh penduduk
Indonesia menjadi peserta BPJS pada Tanggal 1 januari 2019
2. Tidak semua masyarakat fakir, miskin dan tidak mampu terdaftar sebagai
peserta BPJS (output).
Dalam peraturan presiden no 12 tahun 2013 pasal 1 ayat 3 dinyatakan
bahwa “penerima bantuan iuran jaminan kesehatan yang selanjutnya
disebut PBI jaminan kesehatan adalah fakir miskin dan orang tidak mampu
sebagai peserta jaminan kesehatan.
Dalam peraturan presiden no 12 tahun 2013 pasal 6 tentang kepesertaan
jaminan kesehatan:
1.Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib dan dilakukan secara
bertahap sehingga mencakup seluruh penduduk.
2. tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebagai berikut:
a) Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014,paling sedikit meliputi :
PBI jaminan kesehatan.
2
![Page 3: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/3.jpg)
Anggota TNI/pegawai negri sipil dilingkungan kementerian
pertahanan dan keluarganya.
Anggota POLRI/pegawai negri sipil dilingkungan POLRI dan
keluarganya
Peserta asuransi kesehatan persero (PERSERO) dan peserta
jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSOTEK) dan keluarganya.
b) Tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai
peserta BPJS kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.
3. Sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan posyandu yang kurang
memadai; meja, kursi, alat-alat pengukur gula darah, Hb dan peralatan
lainnya.
Berdasarkan pengamatan saat kegiatan posyandu lansia, tidak ada lima
meja dan lansianya termasuk petugas puskesmas duduk tidak ada kursi,
kenudian alat pemeriksaan dinyatakan petugas yang masih kurang baik
alat maupun reagens stik.
4. Kurangnya jumlah posyandu lansia di kelurahan dibandingkan dengan
jumlah penduduk lansia satu kelurahan .
Dapat dilihat dari data sasaran posyandu satu kelurahan mencapai 2726
lansia, yang bila dilakukan pelayanan dalam satu hari posyandu, tidak
mungkin terlaksana, demikian juga kelurahan lain yaitu kelurahan
Rajawali, dengan jumlah sasaran 1735 lansia, kelurahan Kasang jumlah
sasaran lansia 1156 dan kelurahan Kasang Jaya 1350, kelurahan Sijenjang
dengan jumlah lansia 690. Selain jumlah lansia akses ke posyandu cukup
jauh bagi lansia.
5.1.2 Pernyataan Masalah
3
![Page 4: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/4.jpg)
Dari beberapa masalah diatas, diambil empat masalah yang sesuai dengan hasil data yang didapatkan, yaitu:
1. Jumlah kunjungan lansia ke posyandu lansia di wilayah kerja
Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi selalu mengalami
peningkatan dan penurunan setiap bulan pada tahun 2012
Jumlah kunjungan lansia ke posyandu lansia di wilayah kerja
Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi bulan Januari
sebanyak 193, Februari 180, Maret 171,April 201, Mei 180, Juni 169,
Juli 268, Agustus 317, September dan Oktober 301, November 211,
Desember 77 jiwa pada tahun 2012
2. Cakupan keberhasilan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas
Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi tahun 2012, belum mencapai
target
Cakupan keberhasilan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas
Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi tahun 2012 hanya 17,1 %,
seharusnya mencapai target lebih dari 50%
3. Sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan posyandu yang
kurang memadai; meja, kursi, alat-alat pengukur gula darah, Hb,
protein urin
Sarana dan prasarana melakukan kegiatan posyandu lansia di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Pinang Jambi tahun 2012 belum ada meja,
kursi di posyandu dan hanya terdapat 1 alat pengukur gula darah, Hb
yang ada di Puskesmas, seharusnya tiap posyandu minimal terdapat 4
meja, 10 kursi, dan 1 alat pengukur gula darah, protein urin, Hb khusus
untuk posyandu yang kualitasnya baik.
4. Kurangnya jumlah posyandu lansia di kelurahan dibandingkan dengan
jumlah penduduk lansia satu kelurahan
4
![Page 5: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/5.jpg)
Hanya terdapat 5 posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Inpres
5/74 Tanjung Pinang pada tahun 2012 untuk 5 kelurahan dibandingkan
dengan jumlah penduduk lansia terbanyak pada satu kelurahan
Tanjung Pinang sebanyak 2726 lansia.
5.2 Penentuan Prioritas Masalah
Tabel 5.1 MCUA Prioritas Masalah
NO Kriteria Pengaruh terhadap masyara kat
Pengaruh terhadap pasien
Kemampuan teknologi dan SDM yang dimiliki
Komitmen politik
Jumlah Peringkat
Bobot 5 4 3 21. Jumlah kunjungan
lansia di posyandu wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi selalu mengalami naik-turun setiap bulan
N 7 5 5 8
86 IVBN 35 20 15 16
5
![Page 6: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/6.jpg)
2 Cakupan keberhasilan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang tahun 2012 hanya 17,1%, belum mencapai target 50%
N 9 8 8 9
119 IBN 45 32 24 18
3 Sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan posyandu yang kurang memadai; meja, kursi, alat-alat pengukur gula darah, Hb
N 6 6 6 5
92 IIIBN 30 24 18 10
4 Hanya ada 5 posyandu lansia untuk 5 kelurahan yang dibandingkan dengan jumlah lansia terbanyak pada satu kelurahan Tanjung Pinang 2726 jiwa
N 8 7 7 7
103 IIBN 40 28 21 14
Keterangan:
B= Bobot, N = Nilai, BN = Bobot x nilai, Skor (S) Bobot ditentukan 1-5, Nilai ditentukan 1-10
Untuk menentukan prioritas masalah, digunakan metode MCUA (Multiple
Criteria Utility Assesment). Tabel 5.1 Penentuan prioritas masalah dengan MCUA
menggambarkan pengaruh kesehatan masyarakat terhadap jumlah kunjungan
pelayanan kesehatan lansia yang naik turun bahkan kurang dari 50% mendapat
nilai 8 dengan bobot 5, sehingga BN = 40, sedangkan terhadap cakupan
keberhasilan mendapat nilai 9 sehingga BN = 45. Pengaruh terhadap pasien
dengan kunjungan naik turun dan masih rendah <50% mendapat nilai 7 dan
bobot 4 maka BN = 28, dan terhadap cakupan keberhasilan mendapat nilai 8
dengan BN = 36. Kemampuan tehnologi SDM terhadap kunjungan naik turun
terhadap kunjungan yang naik turun mendapat nilai 6 dengan bobot nilai 3, BN =
18 dan terhadap cakupan keberhasilan mendapat nilai 7, BN = 21. Komitmen
politik terhadap naik turunnnya kunjungan posyandu lansia mendapat nilai 5
6
![Page 7: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/7.jpg)
dengan bobot 2, BN = 10 dan terhadap cakupan keberhasilan posyandu rendah
dengan nilai 6, BN = 12.
Dari hasil penentuan prioritas dengan menggunakan tabel MCUA diatas, maka prioritas masalah sesuai dengan skor penilaian adalah sebagai berikut :
1. Cakupan keberhasilan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Inpres 5/74
Tanjung Pinang Kota Jambi tahun 2012 hanya 17,1 %, seharusnya mencapai
target lebih dari 50%. (Skor 119)
2. Hanya terdapat 5 posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Inpres 5/74
Tanjung Pinang pada tahun 2012 untuk 5 kelurahan dibandingkan dengan jumlah
penduduk lansia terbanyak pada satu kelurahan Tanjung Pinang sebanyak 2726
lansia. (Skor 103)
3. Sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan posyandu yang kurang
memadai; meja, kursi, alat pengukur gula darah, kolesterol dan peralatan lainnya,
dengan skor 92
4. Jumlah kunjungan lansia di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Inpres
5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi selalu mengalami naik-turun setiap bulan,
dengan skor 86
Tabel 5.2 PAHO Prioritas Masalah
NO Masalah M S V C TOTAL1 Jumlah kunjungan lansia di
posyandu wilayah kerja Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi selalu mengalami naik-turun setiap bulan
4 5 4 6 480
2 Cakupan keberhasilan posyandu lansia di wilayah kerjaPuskesmas Tanjung Pinang tahun 2012 hanya 17,1%, belum mencapai target lebih dari 50%
6 8 4 8 1536
3 Sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan posyandu yang kurang memadai; meja, kursi, alat-alat pengukur gula
5 6 5 5 750
7
![Page 8: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/8.jpg)
darah, kolesterol dan peralatan lainnya
4 Hanya ada 5 posyandu lansia di 5 kelurahan dibandingkan dengan jumlah penduduk lansia satu kelurahan 2726 jiwa
6 8 3 7 1008
Dari urutan prioritas masalah yang didapat dari tabel PAHO adalah Cakupan
keberhasilan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung
Pinang tahun 2012 hanya 17,1 %, belum mencapai target 50%.
5.3 Mencari Akar Penyebab Masalah
Untuk menanggulangi suatu masalah, tentunya harus diketahui terlebih dahulu
sebab terjadinya masalah tersebut. Pada makalah ini, untuk mencari penyebab
masalah dapat ditentukan dengan menggunakan diagram alur atau diagram tulang
ikan (Fish bone).
tidak
ya
8
Kader Posyandu Lansia Pelatihan Kader Posyandu
Penyuluhan kepada warga wil. Kerja Puskesmas Tanjung Pinang
Lansia ke posyandu
Meja 1: PendaftaranMeja 2: Penimbangan,pengukuran TB, perhitungan IMT (pencatatan)Meja 3: Pemeriksaan dan pengobatan sederhana (TD,gula darah, Hb, pemberian vitamin)Meja 4: Konseling (kesehatan, gizi, kesejahteraan)Meja 5: Memberi informasi dan melakukan kegiatan sosial (PMT)
Mandiri; Dana sehat
Penyediaan sarana prasarana
Kunjungan rumah
Kerjasama Lintas Sektoral
![Page 9: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/9.jpg)
Kurangnya pengetahuan kader tentang posyandu mandiri
Sarana dan prasarana kurang memadai
Pelayanan posyandu tidak optimal
Minat lansia ke posyandu kurang
Kurangnya partisipasi dan peran serta masyarakat
Jumlah kunjungan tidak sesuai sasaran
Gambar 5.1 Diagram Alur
Material/Dana Manusia
9
Cakupan keberhasilan posyandu lansia di wil.krj Pusk.Tanjung Pinang Kota Jambi tahun 2012 hanya 17,1%, blm mencapai target 50%
Peran kader kurang aktif dan jumlah kader yang terbatas
Kurangnya kerja sama dgn Kelurahan, RT & toma
Kurangnya penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat
Kurangnya pelatihan dan pembinaan kader
lansia tdk berkunjung ke posy
Tidak dilakukan kunjungan rumah
Kader krg aktif
Pelaksanaan posy. sistem 5 meja tdk diterapkan dgn baik
Tidak ada pembagian tugas antar kader
Dana operasional yang kurang menunjang
Meja 1: PendaftaranMeja 2: Penimbangan,pengukuran TB, perhitungan IMT (pencatatan)Meja 3: Pemeriksaan dan pengobatan sederhana (TD,gula darah, Hb, pemberian vitamin)Meja 4: Konseling (kesehatan, gizi, kesejahteraan)Meja 5: Memberi informasi dan melakukan kegiatan sosial (PMT)
Lansia Pulang
![Page 10: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/10.jpg)
Lingkungan Proses
Gambar 5.2 Diagram Tulang Ikan
Tabel 5.3 Input Fishbone
Kekuatan Kelemahan
Man Kader ada 5 orang
Tersedianya koordinator
pelaksana posyandu
Kurangnya kerjasama dengan
lintas sektoral ;Kelurahan dan
RT dan tokoh masyarakat
Kurangnya penyuluhan dan
sosialisasi kepada masyarakat
Kurangnya partisipasi dan
peran serta masyarakat
Kurangnya pelatihan dan
pembinaan kader
10
Lokasi atau tempat tinggal (rumah warga) kurang mendukung
Akses ke posyandu kurang mendukung
Tdk ada lokakarya kinerja posy.
Kader krg aktif
Kurangnya kerja sama dengan lintas sektoral
Jumlah Kader terbatas dengan wilayah sasaran yang luas
Tdk dilakukan pelacakan lansia yg tdk datang
![Page 11: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/11.jpg)
Money Tersedianya dana untuk
pelaksanaan posyandu
Dana operasional yang kurang
menunjang
Material Sarana dan prasarana ada,
seperti meja, kursi,
tensimeter, alat periksa
gula darah, kolesterol dan
lain-lain
Sarana dan prasarana belum
lengkap kurang memadai, baik
kuantitas maupun kualitas
seperti meja, kursi,tensimeter,
alat periksa gula darah,
kolesterol dan lain-lain
Machine Kerjasama dengan Lintas
Sektoral yang saling
mendukung untuk dapat
menentukan lokasi atau
tempat tinggal (rumah
warga) sebagai tempat
dilakukannya kegiatan
posyandu
Lokasi atau tempat tinggal
(rumah warga) kurang
mendukung
Akses pelayanan posyandu
yang kurang mendukung
Method Kegiatan posyandu ada Tidak adanya lokarya kinerja
posyandu
Pelatihan, pembinaan, dan
bimbingan teknis yang tidak
dilaksanakan secara rutin kepada
seluruh kader, baik kader lama
atau pun kader baru
Pelaksanaan kegiatan posyandu
belum menerapkan sistem 5 meja
sehingga tidak ada pembagian
tugas antara kader, yang
menyebabkan beberapa kader
tidak hadir sewaktu kegiatan
posyandu dan pelayanan
11
![Page 12: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/12.jpg)
posyandu menjadi tidak optimal
5.4 Identifikasi Penyebab masalah dan penyebab masalah yang dominan
Dari diagram tulang ikan telah ditemukan beberapa penyebab masalah yang
paling mungkin setelah dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab. Dari
akar penyebab tersebut, dicari penyebab yang paling dominan, artinya dengan
menanggulangi penyebab yang paling dominan, sebagian besar masalah sudah
dapat dipecahkan.
Sesuai dengan diagram tulang ikan diatas, penyebab yang paling mungkin
yang telah dibuktikan dengan data dan menjadi akar penyebab masalah adalah:
Pada Lingkungan Lokasi atau tempat tinggal warga kurang memadai
Akses ke posyandu yang kurang mendukung
Pada Proses Tidak adanya lokakarya kinerja posyandu
Kerjasama lintas sektoral (Kelurahan dan RT) dan tokoh masyarakat kurang mendukung
Pada Input Kurangnya penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat
Dana operasional yang kurang menunjang
Dengan kerjasama yang baik antara Puskesmas dengan lintas sektoral
(Kelurahan dan RT) dan tokoh masyarakat setempat di masing-masing Kelurahan
di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang maka dapat dilakukan pendekatan
kepada masyarakat melalui tokoh-tokoh masyarakat yang ada, sehingga setiap
warga dan masyarakat lainnya dapat ikut berpatisipasi dan turut serta dalam
kegiatan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yaitu posyandu
yang kegiatannya dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
12
![Page 13: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/13.jpg)
masyarakat. Dengan demikian penyebab keempat, kelima, dan keenam dengan
sendirinya akan terpecahkan.
Dengan adanya kerjasama yang baik dengan Dinas Kesehatan Kota Jambi,
Puskesmas dapat mengajukan usulan mengenai dana operasional posyandu untuk
kader posyandu setiap bulannya agar dapat menunjang kegiatan posyandu secara
rutin, maka akan mempengaruhi jumlah kader aktif dan peran serta masyarakat
dalam membudidayakan kegiatan posyandu setiap bulan.
Kegiatan inovatif, belum ada untuk menunjang kegiatan posyandu lansia
karena keterbatasan pengetahuan kader dan peran lintas sektoral yang belum
maksimal misalnya dari pertanian memberikan penyuluhan pertanian, atau lintas
sektor lain yang memberikan peluang usaha sesuai kemampuan masyarakat lansia
sehingga masyarakat menjadi sejahtera.
Dengan demikian, penyebab yang dominan yaitu:
Akses ke posyandu lansia yang kurang mendukung
BAB VI
PEMECAHAN MASALAH, PRIORITAS DAN USULAN KEGIATAN
UNTUK PEMECAHAN MASALAH
6.1 Alternatif – Alternatif Pemecahan Masalah
Tabel 6.1 Alternatif – Alternatif Pemecahan Masalah
Masalah Penyebab Alternatif pemecahan masalah
Cakupan keberhasilan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Inpres 5/74
Akses ke posyandu lansia yang kurang mendukung.
-Penambahan posyandu lansia baru /kader /sarana di masing-masing kelurahan dan membuat
13
![Page 14: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/14.jpg)
Tanjung Pinang Kota Jambi 2012
posyandu terintegrasi dimana pada saat kegiatan posyandu Balita ada kegiatan posyandu lansia
- Menambah sarana prasarana berkualitas bagi posyandu lansia yang sudah ada
- Meningkatkan kerjasama lintas sektoral baik untuk kesejahteraan lansia ataupun penggalangan dana sesuai kebutuhan posyandu
1.2 Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih
Tabel 6.2 MCUA untuk menentukan prioritas pemecahan masalah
NO Kriteria
Cara
Bobot
Penambahan posyandu lansia baru /kader /sarana di masing-masing kelurahan dengan membuat posyandu terintegrasi 3 Generasi
Menambah sarana prasarana berkualitas bagi posyandu lansia yang sudah ada
Meningkatkan kerjasama lintas sektoral baik untuk kesejahteraan lansia ataupun penggalangan dana sesuai kebutuhan posyandu
14
![Page 15: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/15.jpg)
N BN N BN N BN
1 Dapat memecah kan masalah dengan sempurna
5 10 50 8 40 9 45
2 Murah nya biaya
4 9 36 7 28 8 32
3 Mudah dilaksanakan
3 8 24 7 21 7 21
4 Waktu nya singkat
1 8 8 8 8 8 8
JUMLAH 118 97 106PERINGKAT
I III II
Keterangan :
B= bobot, N =nilai, BN = Bobot x Nilai = Skor (S)
Bobot ditentukan 1-5, Nilai ditentukan 1-10
Berdasarkan hasil MCUA diatas, urutan prioritas pemecahan masalahnya adalah:
1. Penambahan posyandu lansia baru /kader /sarana di masing-masing
kelurahan dengan membuat posyandu terintegrasi.
2. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral baik untuk kesejahteraan lansia
ataupun penggalangan dana sesuai kebutuhan posyandu
3. Menambah sarana prasarana berkualitas bagi posyandu lansia yang sudah
ada
6.3 Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Dalam Pemecahan Masalah
1. Faktor-faktor pendukung
15
![Page 16: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/16.jpg)
a. Dukungan Dinas Kesehatan dan kepala Puskesmas dalam pembinaan
serta pelaksanaan posyandu lansia
b. Tersedianya petugas puskesmas untuk pelaksanaan posyandu lansia
2. Faktor-faktor penghambat
a. Kurangnya maksimal kerjasama lintas sektoral
b. Kurangnya dana dalam penyediaan sarana prasarana posyandu lansia
Adapun upaya untuk mengantisipasi faktor penghambat yaitu dengan
merencanakan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat
Desa atau Kelurahan (MMD) bersama tenaga kecamatan dan desa setempat,
masyarakat kelurahan / tokoh masyarakat, kader melakukan SMD dengan cara
Fokus Grup Diskusi (FGD) mengenai posyandu lansia dan melaksanakan MMD
bagaimana menambah posyandu lansia dan membuat posyandu terintegrasi, dan
merekrut kader serta penyediaan sarana berkualitas dan mencari donatur yang
tidak mengikat. Kemudian berkoordinasi dengan Puskesmas untuk membuat
jadwal kegiatan posyandu lansia terintegrasi dan pembinaan ke posyandu.
Puskesmas merencanakan kegiatan pelatihan kader posyandu lansia yang baru
terbentuk. Selanjutnya dilakukan pengawasan terhadap kegiatan posyandu lansia
oleh kepala puskesmas.
6.4 Rencana Usulan Kegiatan Pemecahan Masalah Yang Terpilih
Tabel.6.3 Penyusunan Rencana Kegiatan Pemecahan Masalah
16
![Page 17: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/17.jpg)
17
Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Dana Target
Melakukan pendekatan lintas sektor tingkat kecamatan, termasuk LSM, LPM
Meng informasikan dan menjelaskan peranannya dalam rangka pembentukan posy.lansia baru
Masyarakat Lansia
1 minggu
Camat Kecamatan
Terjalin hubungan / kerjasama yang baik untuk membentuk posyandu lansia baru
Melakukan SMD
Mengenal masalah dan faktor penghambat dalam pembentukan posyandu baru
Masyarakat Lansia
1 minggu
Lurah Kelurahan/ sumbangan
Peningkatan cakupan keberhasilan posyandu dari madya menjadi purnama /mandiri.
Melakukan MMD
Mencapai kesepakatan tentang upaya yang akan dilaksanakan
Masyarakat Lansia
1 minggu
Lurah Kelurahan/ Sumbangan
Peningkatan cakupan keberhasilan posyandu dari madya menjadi purnama /mandiri.
-Menambah jumlah kader yang dapat berperan aktif di posyandu lansia serta melakukan pembinaan
Meningktkan keefektifan terbentuknya posyandu lansia baru
Masyarakat lansia
1 bulan Masyarakatpetugas kesehatan dan Lintas sektoral terkait
BOK Peningkatan cakupan keberhasilan posyandu dari madya menjadi purnama /mandiri
-Mencari donatur-Membuat jadwal kegiatan posyandu lansia yang terkoordinasi dengan petugas puskesmas
Meningktkan keefektifan terbentuknya posyandu lansia baru
Masyarakat lansia
1 bulan Kader berkoor dinasi dengan petugas puskemas
Tanpa biaya
Peningkatan cakupan keberhasilan posyandu dari madya menjadi purnama /mandiri
![Page 18: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/18.jpg)
6.5 Moitoring dan Evaluasi
6.5.1 Monitoring Kegiatan
Tabel 6.4 Monitoring Kegiatan
Kegiatan Indikator Standar Hasil Keterangan
Melakukan SMD/MMD untuk pembentukan posyandu lansia baru yang terintegrasi
Bertambahnya posyandu lansia yang terintegrasi
Semua posyandu balita ada posyandu lansia
Cakupan keberhasilan posyandu lansia meningkat
Target Posyandu Mandiri purnama tercapai
6.5.2 Evaluasi Kegiatan
Kegiatan ini menunjukkan sejauh mana kegiatan yang dilaksanakan dapat
memecahkan masalah.
Tabel 6.5 Evaluasi Kegiatan
Kegiatan Indikator Awal Akhir Efektifitas Keterangan
Cakupan keberhasilan posyandu lansia wil.kerja puskesmas Tanjung Pinang Jambi 2012
50 % 20% 50% 50%-20% = 30%
Cukup efektif
BAB VII
PENUTUP
7.1 Simpulan
18
![Page 19: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/19.jpg)
1. Data lansia yang berkunjung ke posyandu lansia di wilayah kerja
Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi tahun 2012 < 50 %
sehingga cakupan keberhasilan posyandu lansia masih dalam klasifikasi
madya dan belum ada yang mandiri,
2. Prioritas masalah adalah cakupan keberhasilan pemantauan kesehatan
lansia di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung
Pinang Kota Jambi tahun 2012 yang belum mencapai target 50%.
3. Penyebab masalah yaitu Akses yang kurang mendukung lansia untuk
datang ke posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota
Jambi.
4. Pemecahan masalah yaitu masyarakat kelurahan, tokoh masyarakat, lintas
sektoral terkait melakukan SMD/MMD untuk membentuk posyandu lansia
yang terintegrasi di posyandu balita yang sudah ada dan melengkapi sarana
prasarana berkualitas termasuk kader posyandu lansia yang aktif, sehingga
semua posyandu lansia yang dibina meningkat lebih baik dari posyandu
lansia madya menjadi posyandu purnama mandiri.
7.2 `Saran
1. Kepala Puskesmas dan petugas puskesmas dapat memotivasi dan
memonitor kegiatan posyandu lansia yang baru dan sudah terbentuk di
wilayah kerja tersebut setiap bulan dan memberikan pelatihan kepada kader
yang baru dan lama serta memacu kader untuk mandiri dan membuat kegiatan
inovatif contohnya membuat barang bekas menjadi berguna dan bisa menjadi
penunjang kegiatan posyandu dan kesejahteraan masyarakat lansia.
Puskesmas juga bisa memacu posyandu lansia dengan melakukan lomba
posyandu, sebagai reward.
2. Bagi masyarakat kelurahan, kader agar lebih proaktif untuk pelaksanaan
kegiatan posyandu lansia.
19
![Page 20: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/20.jpg)
3. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dengan semua pihak terkait, yaitu
dengan Dinas sosial, Departemen agama, Dinas pertanian, Pemerintah, LSM
untuk penggalangan dana dalam pelaksanaan kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sistem Kesehatan Nasional.
Jakarta; 2009
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pembangunan Nasional
20
![Page 21: BAB V JKN.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf94e1550346f57ba50d76/html5/thumbnails/21.jpg)
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lansia
4. Komisi Nasional Lanjut Usia. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut
Usia. Jakarta; 2010
5. Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi. Profil Puskesmas Tanjung Pinang
Kota Jambi tahun 2012. Jambi: Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi;
2012.
6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Umum Pengelolaan
Posyandu Lansia. Jakarta; 2011
7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pembinaan
Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta; 2005
8. Peraturan Pemerintah RI No 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut usia.
9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengelolaan
Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut. Jakarta; 2003
10. Suhaartini/AY/PD/Petunjuk Teknis Kegiatan Pos Pelayanan Terpadu
(posyandu) Melalui PNPM Mandiri Pedesaan, Kesehatan masyarakat
/2009.
21