bab v analisis a. perbedaan kaifiyat sembahyang hajat...

18
67 BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat dalam 3 Teks Teks yang diteliti oleh peneliti dijelaskan dalam deskripsi merupakan teks yang tidak berjudul hanya menerangkan bahwa teks ini membahas masalah salat hajat dan doa-doa saja. Setelah dilakukan pembacaan ditemukan pada bagian awal teks disebutkan bawha teks ini bab Kaifiyat Sembahyang Hajat. Bab ini kaifiyah sembahyang hajat apabila dapat seorang suatu kesukaran yang tiada dapat dihilangkan akan dia. Seperti papa atau hutang kelu kesah sebab di sakit manusia akan dia atau ada hajat yang lain daripadanya” (Kaifiyat Sembahyang Hajat:21) Berdasarkan aturan dalam pemberian judul, teks ini di beri judul Kaifiyat Sembahyang Hajat seperti yang terdapat pada bagian awal teks. Kaifiyat merupakan bahasa Arab yang artinya tata cara yang baik. Kaifiyat merupakan bentuk lain dari kata Kaifiyah yang artinya keadaan menurut sifatnya; 2 sifat (tabiat) yang asli yang memiliki bentuk jamak Kaifiyat as-shalah yaitu tata cara menjalankan salat (Kamus Pengetahuan Islam Lengkap, 2014). Di teks tertulis kafiyat yang mengalangi kesalah penyalinan yang dilakukan oleh penyalin. Kata tersebut dianggap sebagai suatu kesalahan penulisan yang dilakukan oleh penyalin karena kata kafiyat itu dalam bahasa Arab tidak ditemukan. Jika kita kaitkan dengan isi teks, arti yang tepat adalah Kaifiyat. tertulis kafiyat

Upload: vuonghanh

Post on 02-Mar-2019

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

67

BAB V

ANALISIS

A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat dalam 3 Teks

Teks yang diteliti oleh peneliti dijelaskan dalam deskripsi merupakan teks

yang tidak berjudul hanya menerangkan bahwa teks ini membahas masalah salat

hajat dan doa-doa saja. Setelah dilakukan pembacaan ditemukan pada bagian awal

teks disebutkan bawha teks ini bab Kaifiyat Sembahyang Hajat.

“Bab ini kaifiyah sembahyang hajat apabila dapat seorang suatu

kesukaran yang tiada dapat dihilangkan akan dia. Seperti papa atau

hutang kelu kesah sebab di sakit manusia akan dia atau ada hajat yang

lain daripadanya” (Kaifiyat Sembahyang Hajat:21)

Berdasarkan aturan dalam pemberian judul, teks ini di beri judul Kaifiyat

Sembahyang Hajat seperti yang terdapat pada bagian awal teks.

Kaifiyat merupakan bahasa Arab yang artinya tata cara yang baik. Kaifiyat

merupakan bentuk lain dari kata Kaifiyah yang artinya keadaan menurut sifatnya;

2 sifat (tabiat) yang asli yang memiliki bentuk jamak Kaifiyat as-shalah yaitu tata

cara menjalankan salat (Kamus Pengetahuan Islam Lengkap, 2014).

Di teks tertulis kafiyat yang mengalangi kesalah penyalinan yang

dilakukan oleh penyalin. Kata tersebut dianggap sebagai suatu kesalahan

penulisan yang dilakukan oleh penyalin karena kata kafiyat itu dalam bahasa Arab

tidak ditemukan. Jika kita kaitkan dengan isi teks, arti yang tepat adalah Kaifiyat.

tertulis kafiyat

Page 2: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

68

Sembahyang adalah (1) salat; (2) permohonan (doa) kepada Tuhan (KBBI,

2008:1259), sedangkan arti kata sembahyang menurut Kamus Bahasa Melayu

Nusantara adalah (1) perbuatan menyembah Allah (salat), (2) (bagi orang bukan

Islam) permohonan kepada Tuhan, doa.

Penyalinan kata sembahyang yang terdapat dalam teks Kaifiyat

Sembahyang Hajat dari halaman awal hingga akhir tetap sama. Tidak ditemukan

kesalahan penyalinan dalam penulisan kata Sembahyang.

tertulis sembahyang

Arti Hajat adalah (1) maksud; keinginan; kehendak; (2) kebutuhan atau

keperluan; (3) selamatan; (4) kotoran (KBBI, 2008: 473). Sedangkan arti kata

hajat menurut Kamus Bahasa Melayu Nusantara adalah (1) keinginan, kehendak,

maksud, niat, tujuan; (2) keperluan, sesuatu yang diperlukan.

tertulis hajat

Pengertian di atas dapat diartikan bahwa arti kata Kaifiyat adalah tata cara,

sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya dengan

salat; sedangkan arti dari hajat adalah keinginan. Jadi, Kaifiat Sembahyang Hajat

adalah tata cara untuk memohon keinginan agar terkabul, dalam teks ini tata cara

yang dilakukan adalah tata cara mengerjakan salat hajat.

B. Perbedaan Tata cara Pelaksanaan Salat Sunah Hajat dalam 3 Teks

Tata cara yang dilakukan dalam melaksanakan salat sunah Hajat tidaklah

berbeda dengan pelaksanaan salat wajib ataupun salat sunah lain yaitu diawali

Page 3: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

69

dengan niat kemudian takbiratul ikhram hingga salam, yang membedakan

hanyalah niat yang dibaca serta doa yang dibaca setelah salam.

Teks Kaifiyat Sembahyang Hajat yang diteliti oleh peneliti terdapat tiga

variasi teks yang memiliki tema yang sama yaitu mengenai tata cara salat Hajat.

Ketiga variasi tersebut merupakan bagian dari teks Kaifiyat Sembahayang Hajat

yang mengalami proses penyalinan vertikal dan horisontal sehingga menjadikan

teks Kaifiyat Sembahayang Hajat sebagai teks yang komplek dan tidak dapat

dianggap sebagai naskah jamak.

1. Niat

Saat mengerjakan salat, niat salat disyaratkan untuk menyebutkan salat

yang akan dikerjakannya di dalam hati, baik salat wajib (Zuhur, Asar, Jumat),

salat witir, salat sunah maupun salat yang lainnya dan untuk membedakan yang

satu dengan yang lainnya. Adapun niat salat hajat yang ditulis dalam teks ini.

a. Teks A

“Inilah lafadz niatnya usholli sunnatan hajati arba’ata raka’atin

lillahi tāla allahu akbar. Kusembahyangkan sunat hajat empat

rekaat karena Allah ta’ala…” (Kaifiyat Sembahyang Hajat:21)

Niat yang terdapat pada teks A ini terbaca dalam bahasa Arab dan diikuti

dengan terjemahannya dalam bahasa Melayu

b. Teks B

Pada teks B awalan teks langsung menyebutkan tentang sembahyang hajat

dan kemudian membaca niat melaksanakan salat sunah hajat.

“Inilah sembahyang hajat itu ushalli sunnata alhajati arba’a

raka’atin mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala Allahu akbar…” (Kaifiyat

Sembahyang Hajat:28)

Page 4: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

70

Dari kutipan diatas diketahui bahwa teks B langsung menjelaskan tentang

sembahyang hajat yang diawali dengan niat yang artinya “Aku berniat salat sunah

hajat empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala Allah maha besar”.

Dijelaskan dalam teks B ini sembahyang hajat ini dilakukan dengan menghadap

ke kiblat seperti yang diucapkan dalam niat.

c. Teks C

Pada teks C ini sebelum melaksanakan salat hajat yang dilakukan pertama

adalah dengan bersuci terlebih dahulu. Dalam teks ini dijelaskan dengan mandi

dan memakai kain yang suci atau bersih. Setelah itu melaksanakan salat hajat

dengan membaca niat.

“Demikian takbirnya ushalli sunnatal hajati ‘arba’a raka’atan

mustaqbilal qiblati ‘ada’an lillahi ta’ala allahu akbar/ ushalli lillahi

ta’ala ‘arba’ rekaati solawat qada’ul hajati misaraj halit

taqilahAllahu akbar” (Kaifiyat Sembahayang Hajat:29)

Dari kutipan di atas tidak hanya ada satu bacaan niat, tetapi juga ada dua

bacaan niat melaksanakan salat hajat. Kedua bacaan niat dalam teks C ini dibaca

saat melakukan takbir.

1) Ushalli sunnatal hajatin arba’a raka’atan mustaqbilal qiblati ‘ada`an

lillahi ta`ala allahuakbar

Artinya:

“Aku berniat salat sunah hajat empat rakaat karena Allah Taala Allah

maha besar.”

2) Ushalli lillahi ta`ala `arba` rekaatan solawat qada`a`l-hajati

mutawajihanalai Taqilah Allahu akbar

Artinya:

Page 5: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

71

“Aku berniat empat rakaat salat untuk meminta hajat menghadap kiblat

karena Allah Taala.”

Berdasarkan ketiga bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiganya

memiliki perbedaan dalam penyalinan pembacaan niat. Pada teks A disebutkan

pembacaan dengan bahasa Arab yang kemudian disertai dengan terjemahan. Pada

teks B hanya menyebutkan niat dalam bahasa Arab saja. Sedangkan, pada teks C

disebutkan pembacaan niat dalam dua versi dan dalam ketiga versi ini sama-sama

melaksanakan salat hajat sebanyak empat rakaat. Pembacaan niat dalam

mengerjakan salat hajat dalam ilmu fikih juga dilakukan. Akan tetapi, hanya

menyebutkan dua rakaat saja dalam setiap membaca niat. Meskipun begitu salat

hajat dapat dikerjakan dari dua hingga duabelas rakaat dan dapat membaca niat

dalam versi manapun seperti dalam teks Kaifiyat Sembahyang Hajat.

2. Rakaat Pertama

a. Teks A

Bacaan yang dibaca pada rakaat pertama pada teks A ini adalah Qs.

Ghafir ayat 44. Setelah membaca Qs. Ghafir ayat 44 kemudian dilanjutkan

untuk membaca Al-Ikhlas, Ayat Kursi dan Al-Qadr sebanyak tiga kali

dimasing-masing rakaat.

“…dibaca pada rakaat yang pertama kemudian daripada wa

ufawwidu// amrī ilallāhi innallāha basīrun bil`ibādi {dan tersebut

dalam hadits dibaca kemudian daripada memaca ayat yang empat

ditambah memaca qul huwallah huahad tiga kali dan ayat kursi

tiga kali dan inna anzalnahu fii lailatul qadr sepuluh pada tiap-tiap

rekaat dibaca yang demikian itu} tiga kali…” (Kaifiyah Sembahayang

Hajat:22)

Dijelaskan dalam teks A bahwa pada rakaat pertama dengan membaca

potongan ayat Qs.Ghafir:44 “wa ufawwidu amrī ilallāhi innallāha basīrun

Page 6: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

72

bil`ibādi” yang artinya “Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan

kepada kamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya” dan dibaca

sebanyak tiga kali. Dalam hadis setelah itu membaca Al-Ikhlas, Ayat Kursi

dan Al-Qard sebanyak tiga kali. Disebutkan pula bacaan surat-surat itu juga

dibaca pada rakaat selanjutnya pula.

b. Teks B

Teks B ini memiliki tata cara yang sama dengan tata cara salat hajat pada

Teks A hanya saja yang membedakan adalah bacaan surat yang dibaca.

Diawali dengan membaca Al-Fatihah, Ayat Kursi, Al-Ikhlas satu kali, Al-Falak

satu kali, An-Nas satu kali dan setelah itu membaca Qs-Ghafir ayat 44.

“Inilah sembahyang hajat itu ushalli sunnata alhajati arba’a

raka’atin mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala Allahu akbar. Setelah itu

memaca akan fatihah dan ayat dan ayat kursi yaitu Allahu lailaha

i-illa huwa hayyu qoyyumu la ta’khu dzuhu sinatu walanaum

lahu mafi samawati wama fiardhi man dzalladi yas fa’indahu ila

bi idnih ya lamumaa baina aidihim wamaa khalfahum wa laa

yuhituuna bi syaiin min ilmihi ilaa bimasyaa wa si’a

kursiyyussamawati wal ardhi walaa yaudhuhu hifdhuhumaa wa

huwa l-aliyyul adzimi. Dan memaca qulhu Allahu i-ahad sekali

dan qul a’u dzubirobi/ i-ilfolaq dan qul a’udzubirobinnas sekali”

(Kaifiyat Sembahyang Hajat: 28).

“Setelah itu memaca wa ufawwidlu amrī ilallāhi innallaha bashīrun

bil `ibadi”(Kaifiyat Sembahyang Hajat: 28).

Jika pada teks A rakaat pertama membaca Qs. Ghafir:44 terlebih dahulu

kemudian membaca Al-Ikhlas, Ayat Kursi dan lain-lain. Sedangkan pada teks

B ini sebelum membaca Qs.Ghafir:44 diawali dengan membaca Al-Fatihah

yang menurut tata cara dalam salat juga membaca Al-Fatihah, setelah itu

dilanjutkan dengan membaca Ayat Kursi, Al-Ikhlas, Al-Falak, An-Nas

kemudian setelah itu baru membaca Qs.Ghafir ayat 44.

Page 7: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

73

c. Teks C

Rakaat pertama dalam teks C, tata cara yang dilakukan sama dengan teks

A dan teks B yang membedakan hanyalah bacaan surat yang dibaca saja. Jika

teks A langsung membaca Qs. Ghafir:44 kemudian membaca Ayat Kursi, Al-

Ikhlas dan lain-lain. Teks B yang diawali dengan bacaan Fatihah, Ayat Kursi,

Al-Ikhlas dan lain-lain. Sedangkan, pada bagian teks C ini bacaan yang dibaca

adalah Fatihah dan juga Qs. Ghafir:44.

“Maka dibaca pada rekaat yang pertama kemudian daripada

fatihah wa ufawwidlu amrī ilallāhi innallāha bashīrun bil `ibād”

(Kaifiyat Sembahyang Hajat:29)

Berdasarkan ketiga variasi teks tersebut dapat disimpulkan bahwa tata

cara pelaksanaan salat hajat pada rakaat pertama ini memiliki perbedaan.

Perbedaan antar ketiganya antara lain rakaat pertama tidak ada bacaan Fatihah

sedangkan pada teks B dan C diawali dengan membaca Fatihah. Pada teks A

dan B membaca surat-surat pendek dan ayat kursi meskipun urutan dari

bacaannya berbeda. Pada teks C tidak membaca surat-surat pendek maupun

ayat kursi. Setelah Fatihah dilanjutkan dengan membaca Qs. Ghafir:44.

Bacaan surat yang dibaca sama-sama membaca Qs. Ghafir:44. Berdasarkan

ilmu fikih tata cara pelaksanaan salah hajat sama dengan salat yang lain,

bacannya juga sama yaitu diawali dengan membaca Fatihah yang dilanjutkan

dengan surat pendek. Itu merupakan syarat sah mengerjakan salat.

3. Rakaat Kedua

a. Teks A

Page 8: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

74

Pada rakaat yang kedua, surat yang dibaca adalah potongan Qs. Asy-Syuro

ayat 53 sebanyak tiga kali.

“Dibaca pada rakaat yang kedua alā ilallāhi tashīrul umūr tiga

kali…” (Kaifiyat Sembahayang Hajat:22)

Artinya.

“(Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada

dilangit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-

lah kembali semua urusan.”

b. Teks B

Bacaan surat yang dibaca pada rakaat yang kedua ini sama dengan yang

dibaca pada rakaat yang pertama, yaitu Al-Fatihah, Ayat Kursi, Al-Ikhlas, Al-

Falak dan An-Nas. Akan tetapi, bacaan surat yang dibaca pada rakaat kedua

tidak seperti bacaan surat pada rakaat pertama yaitu Qs. Ghafir:44 dan juga

bukan surat yang dibaca pada bagian A rakaat kedua yaitu Qs. Asy-Syuro:53.

Bacaan surat yang dibaca pada rakaat yang kedua ini adalah Qs. Ash-Shaff

ayat 13.

“Dan memaca pada rekaat yang kedua seperti yang dibaca pada

rekaat yang pertama juwa. Tetapi pada akhirnya memaca nashrun

minallāhi wa fathun qarīb wa basyyiril mu`minīn…” (Kaifiyat

Sembahyang Hajat:28)

c. Teks C

Page 9: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

75

Rakaat kedua dalam teks C, tata cara yang dilakukan sama dengan teks A

dan B yang membedakan hanyalah bacaan surat yang dibaca saja. Jika bagian

A langsung membaca Qs. Ash-Syuro: 53 kemudian membaca Ayat Kursi, Al-

Ikhlas dan lain-lain. Teks B yang diawali dengan bacaan Fatihah, Ayat Kursi,

Al-Ikhlas dan lain-lain dilanjutkan membaca Qs. Ash-Shaff:13. Sedangkan,

pada teks C ini bacaan yang dibaca adalah Fatihah dan juga Qs. Ash-Syuro:53

dan tidak diikuti dengan bacaan surat pendek yang lainnya.

“Maka dibaca pada rekaat yang pertama kemudian daripada

fatihahwa ufawwidlu amrī ilallāhi innallāha bashīrun bil `ibād.

Dan pada rekaat yang kedua laillallah // kemudian daripada

fatihahalā ilallāhi tashīrul umūr…” (Kaifiyat Sembahyang Hajat:

29-30)

Berdasarkan ketiga variasi teks tersebut dapat disimpulkan bahwa tata

cara pelaksanaan salat hajat pada rakaat kedua ini memiliki perbedaan.

Perbedaan antar ketiganya antara lain rakaat pertama tidak ada bacaan Fatihah

sedangkan pada teks B dan C diawali dengan membaca Fatihah. Pada teks A

dan B membaca surat-surat pendek dan ayat kursi sama seperti rakaat pertama.

Pada teks C tidak membaca surat-surat pendek maupun ayat kursi. Setelah

Fatihah dilanjutkan dengan membaca Qs. Asy-Syura:53. Akan tetapi, bacaan

surat yang dibaca pada teks B berbeda dengan teks A maupun C. teks B tidak

membaca Qs. Asy-Syura:53 melainkan membaca Qs. Ash-Shaf:13.

Berdasarkan ilmu fikih tata cara pelaksanaan salah hajat sama dengan salat

yang lain, bacannya juga sama yaitu diawali dengan membaca Fatihah yang

dilanjutkan dengan surat pendek.

4. Rakaat Ketiga

a. Teks A

Page 10: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

76

Pada rakaat ketiga membaca potongan QS. Ash-Shaff ayat 13. Akan

tetapi, tidak dijelaskan berapa banyak QS. Ash-Shaff harus dibaca.

“Dan dibaca pada rekaat yang ketiga kemudian daripadanya

nashrun minallāhi wa fathun qarīb wa basyyiril mu`minīn.”

(Kaifiyat Sembahyang Hajat:22)

Artinya.

“Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu)

pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya).

Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang

beriman.”

b. Teks B

Pada teks B tidak ada penjelasan mengenai bacaan pada rakaat yang

ketiga.

c. Teks C

Rakaat ketiga dalam teks C, tata cara yang dilakukan sama dengan teks A

dan B yang membedakan hanyalah bacaan surat yang dibaca saja. Jika teks A

langsung Qs. Ash-Shaff:13 kemudian membaca Ayat Kursi, Al-Ikhlas dan lain-

lain. Pada teks B tidak dijelaskan ayat yang dibaca. Pada teks C bacaan yang

dibaca adalah Fatihah dan juga Qs. Ash-Shaff:13 dan tidak dilanjutkan dengan

membaca ayat-ayat yang lainnya.

“Dan pada rekaat yang kedua laillallah // kemudian daripada

fatihahalā ilallāhi tashīrul umūr. Dan pada rekaat yang ketiga

kemudiannya pada fatihah nashrun minallāhi wa fathun qorīb

wa basyyiril mu`minīn…”(Kaifiyat Sembahayang Hajat:30)

Page 11: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

77

Berdasarkan ketiga variasi teks tersebut dapat disimpulkan bahwa tata

cara pelaksanaan salat hajat pada rakaat ketiga ini memiliki perbedaan.

Perbedaan antar ketiganya antara lain rakaat ketiga tetap tidak ada bacaan

Fatihah sedangkan pada teks C diawali dengan membaca Fatihah dan tidak

membaca surat-surat pendek maupun ayat kursi. Pada teks A dan C bacaan

surat yang dibaca sama-sama membaca Qs. Ash-Shaf:13. Sedangkan pada

bagian B tidak ditemukan penyalinan mengenai bacaan yang dibaca pada

rakaat ketiga. Berdasarkan ilmu fikih tata cara pelaksanaan salah hajat sama

dengan salat yang lain, bacannya juga sama yaitu diawali dengan membaca

Fatihah yang dilanjutkan dengan surat pendek.

5. Rakaat keempat

a. Teks A

Pada rakaat yang keempat ini membaca QS. Al-Fath ayat 1. Seperti pada

rakaat ketiga, tidak dijelaskan berapa banyak QS. Al-Fath harus dibaca saat

mengerjakan salat hajat.

“Dan dibaca pada saat rekaat yang keempat kemudian

daripadanya innāfatahnā laka fatha mubīnā apabila sudah

memberi salam.” (Kaifiyat Sembahyang Hajat:22)

Artinya “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan

yang nyata.”

b. Teks B

Page 12: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

78

Teks B ini menjelaskan bacaan yang dibaca pada rakaat yang keempat.

Pada rakaat keempat bacaan yang dibaca adalah Qs. Al-Fath ayat 1. Bacaan

sebelumnya sama seperti bacaan yang dibaca pada rakaat yang pertaama dan

kedua, yaitu Al-Fatihah, Ayat Kursi, Al-Ikhlas, Al-Falak, dan juga An-Nas.

Setelah itu baru membaca QS. Al-Fath ayat 1.

“Dan memaca pada rekaat yang keempat seperti yang dibaca

pada rekaat yang pertama juwa. Tetapi pada akhirnya memaca

innāfatahnā laka fathan mubīnā.” (Kaifiyat Sembahyang Hajat:

28)

c. Teks C

Rakaat keempat dalam teks C tata cara yang dilakukan sama dengan teks

A dan B yang membedakan hanyalah bacaan surat yang dibaca saja. Jika teks

A langsung Qs. Al-Fath:1 kemudian membaca Ayat Kursi, Al-Ikhlas dan lain-

lain. Teks B yang diawali dengan bacaan Fatihah, Ayat Kursi, Al-Ikhlas dan

lain-lain kemudian dilajutkan dengan membaca Qs. Al-Fath:1. Sedangkan,

pada teks C ini bacaan yang dibaca adalah Fatihah dan juga Qs. Al-Fath:1 dan

tidak dilanjutkan dengan membaca bacaan ayat lainnya.

“Dan pada rekaat yang ketiga kemudiannya pada fatihah nashrun

minallāhi wa fathun qorīb wa basyyiril mu`minīn. Dan pada rekaat

yang keempat kemudian daripada fatihah innā fatahnā laka

fathan mubīnā.” (Kaifiyat Sembahyang Hajat:I30)

Berdasarkan ketiga variasi teks tersebut dapat disimpulkan bahwa tata

cara pelaksanaan salat hajat pada rakaat keempat ini memiliki perbedaan.

Perbedaan antar ketiganya antara lain rakaat keempat ini teks A tidak ada

bacaan Fatihah sedangkan pada teks B dan C diawali dengan membaca

Page 13: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

79

Fatihah. Bacaan surat yang dibaca pada rakaat keempat ini pada teks A, B dan

C sama yaitu membaca Qs. Al-Fath:1. Berdasarkan ilmu fikih tata cara

pelaksanaan salah hajat sama dengan salat yang lain, bacannya juga sama

yaitu diawali dengan membaca Fatihah yang dilanjutkan dengan surat pendek.

6. Salam dan salawat

a. Teks A

Teks A menjelaskan salat hajat dikerjakan sebanyak empat rakaat dengan

satu salam. Seperti yang telah diuraikan pada awal teks, setelah selesai

mengerjakan empat rakaat kemudian salam.

“Dan dibaca pada saat rekaat yang keempat kemudian daripadanya

innāfatahnā laka fatha mubīnā apabila sudah memberi salam.

Maka memaca ghufronaka rabbana wa ilaikal mashīr seratus kali

dan salawat seratus kali dan yaa lathif seratus kali.” (Kaifiyat

Sembahyang Hajat:22)

Seusai mengerjakan salat hajat yang diakhiri dengan salam kemudian

dalam teks A membaca zikir sebanyak seratus kali dan juga salawat seratus

kali.

“Maka memaca ghufronaka rabbana wa ilaikal mashīr seratus

kali dan solawat seratus kali dan yaa lathif seratus kali.”

(Kaifiyat Sembahyang Hajat:22)

b. Teks B

Setelah selesai mengerjakan salat hajat setelah itu salam lalu sujud. Dalam

sujudnya tidak lupa membaca salawat dan zikir sebanyak seratus kali.

“Setelah itu sudah memberi salam maka sujud ia maka memaca

dalam sujudnya itu ghufronaka rabbana wa ilaikal mashiir

Page 14: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

80

seratus kali dan salawat seratus kali dan ya latif seratus kali.

Setelah itu di pohonkan kepada Allah ta’ala barang yang

dikehendakinya. Setelah itu mengucap robbana taqabbal minna

innaka anta ssami’u// ‘ul ‘alimu seratus kali dan memaca ya mujib

seratus kali dan solawat pula seratus kali. Supaya diterimanya akan

doanya dan memaca lakhaula i-walaquata i-ilabillahi-al’ali i-

ala’dthim i-al’ali i-ala’dthim wallahu ‘alam bishowab tamat.”

(Kaifiyat Sembahyang Hajat:28-29)

c. Teks C

Setelah selesai itu salam dan dilanjutkan dengan membaca zikir

ghufronaka robbana wa ilaika i-mashir. Dilanjutkan dengan sujud. Selama

sujud yang pertama meminta ampun kepada Allah Swt. yang kedua

mengucapkan hajat (keinginan) yang dikehendakinya. Setelah selesai dalam

sujudnya dilanjukan dengan membaca doa kepada Allah dan mengucap zikir

sebanyak seratus kali.

“Sudah memberi salam maka dibaca seratus kali ghufronaka

robbana wa ilaika i-mashir. Maka sujud ia dipinta barang yang

kehendaknya. Dalam sujudnya yang pertama minta ampun kepada

Allah ta’ala daripada segala dosanya. Setelah itu maka dipinta

barang kehendaknya. Maka bangkit ia daripada sujud lalu

diangkatkan tangan keduanya. Maka dipinta doa kepada Allah

ta’ala dan lagi pula dibaca astagfirulloh al`adhim wa atubu ilaih

dalam sujud seratus kali niscaya dikabulkan Allah ta’ala doanya

dan dipintanya itu wa Allahu i-a’lam. Tama.” (Kaifiyat

Sembahyang Hajat:30)

Berdasarkan ketiga variasi tesebut dapat disimpulkan bahwa setelah

salam dilanjutkan dengan membaca salawat sebanyak 100x. Dalam ilmu fikih

sebelum membaca salawat dianjurkan untuk membaca istighfar terlebih

dahulu sebanyak 100x kemudian dilanjutkan dengan membaca salawat.

7. Zikir, sujud dan mengucap hajat

a. Teks A

Page 15: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

81

Setelah itu dilanjutkan dengan sujud dengan tetap mengucap salawat

dalam sujudnya.

“Kemudian sujud ia dengan menghadap hanya kepada Allah ta’ala

dan merendahkan diri serta khusyu’ dan hudlur. Maka megucap

salawat pula dalam sujudnya sekedar kuwasa dan megucap

istighfar sekedar kuwasa.” (Kaifiyat Sembahayang Hajat:22)

Pada kutipan dijelaskan bahwa dalam sujudnya haruslah khusyu` dan tetap

membaca salawat dalam sujudnya. Selain itu juga membaca istighfar sebanyak-

banyaknya.

Setelah itu barulah memohonkan hajat (keinginan) yang dia kehendaki.

Akan tetapi, tidak lupa pula dalam memohon tetap membaca solawat dan juga

zikir, berharap Allah Swt. Mengabulkan hajat (keinginan)nya.

“Maka memohonkan barang suatu hajat yang dikehendakinya

setelah itu maka mengucap solawat pula dan mengucap yā mujib

dan mengucap robana taqabal minna innaka anta samiul alim

niscaya dipenuhkan Allah ta’ala hajatnya insha Allah ta’ala tama.”

(Kaifiyat Sembahyang Hajat:22)

Dari kutipan diatas, bagian A ini diakhiri dengan megucap hajat (keinginan)

dan juga salawat serta zikir kepada Allah Swt.

b. Teks B

Zikir yang dibaca adalah ghufronaka rabbana wa ilaikal mashiir. Bacaan

zikir itu dibaca sebanyak seratus kali. Setelah itu membaca salawat sebanyak

seratus kali dan yā latif sebanyak seratus kali.

“Setelah itu sudah memberi salam maka sujud ia maka memaca

dalam sujudnya itu ghufronaka rabbana wa ilaikal mashiir

seratus kali dan solawat seratus kali dan ya latif seratus kali.

Setelah itu di pohonkan kepada Allah ta’ala barang yang

dikehendakinya. Setelah itu mengucap robbana taqabbal minna

innaka anta ssami’u// ‘ul ‘alimu seratus kali dan memaca ya mujib

seratus kali dan solawat pula seratus kali. Supaya diterimanya akan

Page 16: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

82

doanya/ dan memaca lakhaula i-walaquata i-ilabillahi-al’ali i-

ala’dthim- i-al’ali i-ala’dthim wallahu ‘alambishowab tamat.”

(Kaifiyat Sembahyang Hajat:28-29)

Setelah itu memohonkan keinginan yang dikehendaki dan setelah itu

membaca robbana taqabbal minna innaka anta ssami’u// ‘ul ‘alimu, ya mujib

seratus kali dan salawat seratus kali. Agar keinginannya diterima maka

membaca lakhaula i-walaquata i-ilabillahi-al’ali i-ala’dthim- i-al’ali i-

ala’dthim wallahu ‘alambishowab.

c. Teks C

Setelah selesai itu salam dan dilanjutkan dengan membaca zikir

ghufronaka robbana wa ilaika i-mashir. Dilanjutkan dengan sujud. Selama

sujud yang pertama meminta ampun keapada Allah Swt. yang kedua

mengucapkan hajat (keinginan) yang dikehendakinya. Setelah selesai dalam

sujudnya dilanjukan dengan membaca doa kepada Allah dan mengucap zikir

sebanyak seratus kali.

“Sudah memberi salam maka dibaca seratus kali ghufronaka

robbana wa ilaika i-mashir. Maka sujud ia dipinta barang yang

kehendaknya. Dalam sujudnya yang pertama minta ampun kepada

Allah ta’ala daripada segala dosanya. Setelah itu maka dipinta

barang kehendaknya. Maka bangkit ia daripada sujud lalu

diangkatkan tangan keduanya. Maka dipinta doa kepada Allah

ta’ala dan lagi pula dibaca astagfirulloh al`adhim wa atubu ilaih

dalam sujud seratus kali niscaya dikabulkan Allah ta’ala doanya

dan dipintanya itu wa Allahu i-a’lam. Tama.” (Kaifiyat

Sembahyang Hajat:30)

Berdasarkan ketiga variasi tersebut sama-sama setelah salam berzikir

kemudian mengucapkan hajat (keinginan) yang dia kehendaki. Akan tetapi

ada beberapa bagian yang mengatakan mengucap hajat dalam keadaan

Page 17: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

83

bersujud. Sedangkan dalam ilmu fikih dijelaskan pengucapan hajat

dilakukan dengan duduk yang khusyuk dan setelah itu membaca doa. Akan

tetapi dari ketiga variasi tersebut tidak ada penjelasan setelah mengucap

hajat harus membaca doa.

C. Perbedaan Waktu Pelaksanaan Salat Sunah Hajat dalam 3 Teks

Waktu pelasanaan salat hajat dapat dikerjakan pada saat siang atau malam

hari, namun yang lebih utama bila dikerjakan pada malam hari yaitu pada

sepertiga malam yang terakhir atau setelah melakukan salat wajib (Imam Bashori

Assayuthi, 1998:101). Akan tetapi, teks Kaifiyat Sembahyang Hajat ini ketiganya

menerangkan waktu yang berbeda, yaitu:

1. Teks A. Menjelaskan bahwa salat hajat lebih baik jika dikerjakan pada

malam jumat waktu magrib (setelah malam). Salat hajat itu sendiri

dinamai sembahyang kun fayakun dan dikerjakan sebanyak empat

rakaat dengan satu salam.

“Maka sembahyanglah empat rekaat dengan satu salam dan

dinamai akan sembahyang kun fayakun. Dan yang terafdol

di sembahyangkan pada malam jumat waktu magrib apabila

lalulah saat malam.”(Kaifiyat Sembahayang Hajat: 21)

2. Teks B. Teks B ini tidak menerangkan waktu yang baik serta banyak

rakaat yang harus dikerjakan saat melaksanakan salat hajat. Hanya saja

dalam teks dua ini langsung menerangkan tata cara melakukan salat

hajat dan surat-surat yang dibaca pada tiap rakaat.

3. Teks C. Menjelaskan bahawa salat hajat yang dikerjakan oleh segala

ulama (orang) dinamai sembahayang kun fayakun. Sembahyang ini

Page 18: BAB V ANALISIS A. Perbedaan Kaifiyat Sembahyang Hajat ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210058_bab5.pdf · sembahyang adalah permohonan (doa), jika orang Islam melakukannya

84

dikerjakan pada malam jumat setelah magrib. Akan tetapi, sebelum

mengerjakan sembahyang (salat) hajat ini dalam teks ini menerangkan

bahwa diperintahkan untuk mandi dan memakai kain yang bersih

terlebih dahulu. Teks ini juga menerangkan bahwa sembahyang hajat

ini dilakukan apabila seseorang yang sedang mengalami masalah baik

kesenangan atau kesukaran atau hal lainnya.

“…Demikian perinya pertama mandi ia dan memakai kain

yang suci ... Maka ia sembahyang empat rekaat satu salam.

Pada malam Jumat apabila lalulah waktu magrib qadar

setengah jam pada malam itu maka sembahyanglah ia…”

(Kaifiyat Sembahyang Hajat: 29)

Ketiga variasi teks yang terdapat pada bagian pengantar bacaan dapat

dibedakan bahwa pada teks A menjelaskan tentang waktu dan jumlah rakaat

serta tujuan dari salat hajat itu. Sama seperti teks A, pada teks C juga

menerangkan waktu, jumlah rakaat serta tujuan dari mengerjakan salat hajat

tersebut. Akan tetapi, sebelumnya diterangkan untuk mandi dan memakai kain

terlebih dahulu. Sedangkan untuk teks B tidak dijelaskan mengenai waktu,

jumlah dan tujuan melakukan salat hajat tersebut.

Berdasarkan ilmu fikih waktu yang baik untuk mengerjakan salat hajat

adalah pada malam hari dan jumlah rakaatnya dari dua hingga duabelas rakaat.

Berbeda pada teks C yang mengharuskan mandi dan memakain kain suci, pada

ilmu fikih tidak menerangkan itu hanya saja sebelum mengerjakan salat

terlebih dahulu untuk bersuci yaitu dengan berwudu.